bronko pneumonia
DESCRIPTION
Sedikit info tentang penyakit bronkopneumonia pada anakTRANSCRIPT
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39-400C dan mingkin disertai kejang
karena demam yang tinggi. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
dan sianosis sekitar mulut dan hidung. Kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya
tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari,
mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium awal sukar membuat diagnosis
dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping
hidung, dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan kemungkinan pneumonia.
Pada bronkopneumonia hasil pemeriksaan fisis tergantung daripada luas daerah yang terkena.
Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi hanya terdengar suara
ronki basah nyaring dan halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu
(konfluens) mungkin pada perkusi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronki terdengar
lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2 – 3 minggu (FKUI,
2007).
Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan,
merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru. Bronkopneumonia
lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka
masih belum berkembang dengan baik. Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering
bronkopneumonia pada bayi dan anak adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus
influenza (Rahajoe, 2010).
Manifestasi klinis
Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas
anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinis yang kadang –
kadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnistik invasif,
etiologi noninfeksi yang relatif lebih sering, dan faktor patogenesis. Disamping itu, kelompok
usia pada anak merupakan faktor penting yang menyebabkan karakteristik penyakit berbeda-
beda, sehingga perlu dipertimbangkan dalam tatalaksana pneumonia.
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi,
tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
- Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, adatu diare, kadang-kadang
ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner
- Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis.
Diagnosis etiologik berdasarkan pemeriksaan mikrobiologis dan/atau serologik
merupakan dasar terapi yang optimal. Akan tetapi, penemuan bakteri penyebab tidak
selalu mudah karena memerlukan laboratorium penunjang yang memadai. Oleh karena
itu, pneumonia pada anak umumnya didiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis yang
menunjukkan keterlibatan sistem respiratori, serta gambaran radiologis. Prediktor yang
paling kuat adanya pneumonia adalah demam, napas cuping hidung, retraksi, ronki, dan
suara napas melemah.
Berikut ni klasifikasi pneumonia (Rahajoe,2013) :
Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun.
1. Pneumonia berat
- Bila ada sesak napas.
- Harus dirawat dan diberikan antibiotik.
2. Pneumonia
- Bila ada sesak napas
- Ada napas cepat dengan laju napas :
a. >50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun
b. >40 x/menit untuk anan usia 1-5 tahun.
- Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral.
3. Bukan Pneumonia
- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan
simptomatis seperti penurun panas.
Bayi beusia dibawah 2 tahun.
Pada bayi dibawah 2 bulan, perjalanan penyakitnya lebih bervariasi, mudah terjadi
komplikasi, dan sering menyebabkan kematian.
Klasifikasi pneumonia pada kelompok anak usia ini adalah :
1. Pneumonia.
- Bila ada napas cepat (>60x/menit) atau sesak napas
- Harus dirawat dan diberikan antibiotik
2. Bukan pneumonia
- Tidak ada napas cepat atau sesak napas.
- Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatik.
(Rahajoe, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Rahajoe N., Supriyatno B., Setyanto D. 2013. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi
Pertama. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Staf Pengajar FKUI, 2007. Buku kuliah Ilmu kesehatan anak edisi 2. Bagian kesehatan anak
universitas indonesia. Infomedia Jakarta.