bronko pneumonia

4
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39-40 0 C dan mingkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung. Kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium awal sukar membuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung, dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Pada bronkopneumonia hasil pemeriksaan fisis tergantung daripada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi hanya terdengar suara ronki basah nyaring dan halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronki terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2 – 3 minggu (FKUI, 2007). Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru. Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering bronkopneumonia pada bayi dan anak adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza (Rahajoe, 2010).

Upload: saya-diloo

Post on 15-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sedikit info tentang penyakit bronkopneumonia pada anak

TRANSCRIPT

Page 1: Bronko Pneumonia

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama

beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39-400C dan mingkin disertai kejang

karena demam yang tinggi. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung

dan sianosis sekitar mulut dan hidung. Kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya

tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari,

mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium awal sukar membuat diagnosis

dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping

hidung, dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan kemungkinan pneumonia.

Pada bronkopneumonia hasil pemeriksaan fisis tergantung daripada luas daerah yang terkena.

Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi hanya terdengar suara

ronki basah nyaring dan halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu

(konfluens) mungkin pada perkusi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi ronki terdengar

lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2 – 3 minggu (FKUI,

2007).

Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan,

merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru. Bronkopneumonia

lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka

masih belum berkembang dengan baik. Tercatat bakteri sebagai penyebab tersering

bronkopneumonia pada bayi dan anak adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus

influenza (Rahajoe, 2010).

Manifestasi klinis

Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas

anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinis yang kadang –

kadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnistik invasif,

etiologi noninfeksi yang relatif lebih sering, dan faktor patogenesis. Disamping itu, kelompok

usia pada anak merupakan faktor penting yang menyebabkan karakteristik penyakit berbeda-

beda, sehingga perlu dipertimbangkan dalam tatalaksana pneumonia.

Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi,

tetapi secara umum adalah sebagai berikut :

- Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu

makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, adatu diare, kadang-kadang

ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner

Page 2: Bronko Pneumonia

- Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas

cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis.

Diagnosis etiologik berdasarkan pemeriksaan mikrobiologis dan/atau serologik

merupakan dasar terapi yang optimal. Akan tetapi, penemuan bakteri penyebab tidak

selalu mudah karena memerlukan laboratorium penunjang yang memadai. Oleh karena

itu, pneumonia pada anak umumnya didiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis yang

menunjukkan keterlibatan sistem respiratori, serta gambaran radiologis. Prediktor yang

paling kuat adanya pneumonia adalah demam, napas cuping hidung, retraksi, ronki, dan

suara napas melemah.

Berikut ni klasifikasi pneumonia (Rahajoe,2013) :

Bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun.

1. Pneumonia berat

- Bila ada sesak napas.

- Harus dirawat dan diberikan antibiotik.

2. Pneumonia

- Bila ada sesak napas

- Ada napas cepat dengan laju napas :

a. >50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun

b. >40 x/menit untuk anan usia 1-5 tahun.

- Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral.

3. Bukan Pneumonia

- Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas

- Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan

simptomatis seperti penurun panas.

Bayi beusia dibawah 2 tahun.

Pada bayi dibawah 2 bulan, perjalanan penyakitnya lebih bervariasi, mudah terjadi

komplikasi, dan sering menyebabkan kematian.

Klasifikasi pneumonia pada kelompok anak usia ini adalah :

Page 3: Bronko Pneumonia

1. Pneumonia.

- Bila ada napas cepat (>60x/menit) atau sesak napas

- Harus dirawat dan diberikan antibiotik

2. Bukan pneumonia

- Tidak ada napas cepat atau sesak napas.

- Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatik.

(Rahajoe, 2013)

DAFTAR PUSTAKA

Rahajoe N., Supriyatno B., Setyanto D. 2013. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi

Pertama. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Staf Pengajar FKUI, 2007. Buku kuliah Ilmu kesehatan anak edisi 2. Bagian kesehatan anak

universitas indonesia. Infomedia Jakarta.