broncho pneumonia lagi

12
LAPORAN PENDAHULUAN BRONCHO PNEUMONIA A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Bronchopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada bronchus dan parencym paru. Bronchopneumonia adalah keradangan pada paru-paru dimana peradangan tidak saja terjadi pada jaringan paru-paru tetapi juga pada bronchioli, biasanya atas selama beberapa hari. 2. Etiologi Pada umumnya broncho pneumoni ini disebabkan oleh bebeapa kuman seperti a. Bakteri : Pneumokokus, streptokokus, staflokokus, mycoplasma. b. Virus : Virus respiratoris, virus adeno, virus influenza. c. Jamur : Kandida, histoplasma. d. Protozoa : Pneumolistis karini e. Bahan kimia : Keracunan minyak tanah, bensin dan sebagainya 3. Patofisiologi Sistem pertahanan normal Organisme masuk melalui jalan nafas Broncho pnemoni (Panas tinggi, gelisah, dispnew, takipneu, dan nafas dangkal cuping hidung, batuk kering kemudian produktif ) Retensi mukus Infeksi paru Eksudat intra alveolus Gg pertukaran gas O2 menurun hipervent ilasi terganggu Gg bersihan jalan nfas Sesak Sesak Perubaha n pola nafas Gg keseimbangan cairan elektrolit Gangguan rasa nyaman Intoleran si aktivitas Gangguan istirahat tidur

Upload: zieraf-arek-oblo

Post on 06-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

lp broncho pneumonia

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONCHO PNEUMONIA

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Bronchopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada bronchus dan parencym paru.

Bronchopneumonia adalah keradangan pada paru-paru dimana peradangan tidak saja terjadi pada jaringan paru-paru tetapi juga pada bronchioli, biasanya atas selama beberapa hari.

2. Etiologi

Pada umumnya broncho pneumoni ini disebabkan oleh bebeapa kuman seperti

a. Bakteri : Pneumokokus, streptokokus, staflokokus, mycoplasma.

b. Virus : Virus respiratoris, virus adeno, virus influenza.

c. Jamur : Kandida, histoplasma.

d. Protozoa : Pneumolistis karini

e. Bahan kimia : Keracunan minyak tanah, bensin dan sebagainya

3. Patofisiologi

4. Gejala Klinis

Broncho pneumonia biasanya didahului oleh infeksi teraktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu badan naik mendadak sampai 40 derajat celsius dan kadng-kadang disertai kejang demam yang tinggi Px gelisah, sesak dan cyanosiss ekundder hidung dan mulut. Pernafasan cuping hidung kadang-kadang disertai muntah dan diare, batuk mula-mula kering kemudian menjadi produktif.

4. Pemeriksaan fisik

Retraksi intercostal

Perkusi mungkin redup

Suara nafas menurun atau bronchial

Rales halus nyaring (khas) pada pemulaan

5. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

Leeukositosis (18 40.000)

LED meningkat

b. X foto thorax

6. Diagnosis banding

Bronchiolitis

Eksaserbasi bronchioktasis

Payah jantung

Aspirasi benda asing

Abses paru

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk pneumomi ini bergantung pada penyebab, sesuai dengan yang ditentukan oleh permeriksaan sputum dan mencakup :

a. Antibiotik, terutama untuk pneumoni bakterialis, pneumoni lain dapat diobati dengan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi.

b. Istirahat

c. Hidrasi untuk membantu mengencerkan sekret

d. Teknik-teknik pernafasan untuk meningkatkan vertikasi alveolus dan mengurangi resiko atetetaksis

e. Juga diberikan obat-obat yang spesifik untuk mikro organismi yang diidentifikasi dari biakan sputum.

8. Komplikasi

a. Abses paru

b. Empiema

c. Perdarahan paru

d. Afelektasis

e. Sepsis

f. Gagal nafas

g. Meningitis

h. Artritis

B. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

Indentitas Kx

Pada umumnya Broncho Peneumonia terjadi pada anak usia (1 bulan- 2 tahun) bayi (balita) tetapi dapat juga terjadi pada usia dewasa maupun lanjut usia. Broncho Peneumonia menyerang semua jenis kelamn baik lakilaki maupun perempuan.

Keluhan utama

Pada umumnya suhu badan klien tinggi (39 40 0C), adanya pernafasan yang cepat atau sesak dan kadang disertai kejang.

Riwayat kesehatan

1. Riwayat penyakit sekarang

Mula-mula batuk kering kemudian menjadi produktif, timbul panas yang mendadak tinggi kadang-kadang disertai nyeri dada. Pada kondisi ini klien akan gelisah.

2. Riwayat penyakit dahulu

Penurunan daya tahan tubuh atau penyakit yang pernah diderita terutam penyakit yang sama dalam keluarga, kebiasaan hidup, dan pola makan yang kurang sehat.

3. Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit yang sama dalam keluarga, kebiasaan hidup dan pola makan yang kurang sehat

b. Pola fungsi kesehatan

1. Pola nutrisi dan metabolisme

Pada makan dan minum pada Px cenderung menurun, karena sesak dan batuk.

2. Pola istirahat dan tidur

Kx mengalami gangguan pada tidur karena batuk dan sesak yang diderita / dialami Px.

3. Pola aktivitas dan latihan

Kx tidak bisa beraktivitas karena sesak dan batuknya.

c. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Kx lemah, suhu tinggi (39 40 0C). Pernafasan cepat dan dangkal (sesak nafas), batuk, adanya sianosis. Dapat juga pasien mengalami kegelisah akibat penyakit yang diderita.

b. Kulit, rambut, kuku

Turgor kulitnya menurun, rambut normal, kuku bisa cyanosis atau pucat.

c. Kepala dan leher

Biasanya pada kasus Broncho pneumoni kepala dan laher tidak mengalami gangguan.

d. Mata

Mata tampak cowong karena kurang cairan akibat takipnea.

e. Telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan

Telinga normal, pernafasan cuping hidung, adanya cyanosis, mukosa mulut kering, dan sulit menelan.

f. Dada dan thorak

Pada dada ada pergerakan retraksi intercostal, adanya ronchi dan weezing pada sisi yang sakit.

g. Abdomen

Terjadi keluhan dinding abdomen dan adanya pembesaran hepar dan nyeri tekan.

h. Ektremitas

Kekuatan otot cenderung melemah, akral dingin, pucat.

i. Integumen

Kulit kering, turgor menurun.

d. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium

LED meningkat

HB cenderung tetap / menurun

Analisa Gas Darah : asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi CO2

b. Radiologi

Tampak gambaran konsolidasi radang yang bersifat difus atau berupa bercak yang mengikut sertakan alveoli secara tersebar.

2. Diagnosa keperawatan

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan denga penumpukan sekret

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan

3. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubunga dengan kurangnya informasi

Kx selanjutnya dibuat rencana tindakan

Masing-masing diagnosa keperawatan

a. Diagnosa keperawatan I

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan denga penumpukan sekret

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif dalam waktu 1 x 24 jam

KH : RR dalam batas normal

Suara nafas bersih dan sama secara bilateral

Sputum dapat dikeluarkan

Tidak ditemukan batuk, pernafasan cuping hidung,

Cyanosis (-) retraksi (-)

Rontgen dada bersih

Rencana tindakan :

a. Kaji frekuensi dan irama pernafasan, pengembangan dinding dada

R : Mengetahui pola nafas, irama serta kedalaman nafas klien

b. Bantu klien untuk melakukan fisioterapi nafas

R : Memudahkan expansi maksimum paru-paru atau jalan nafas lebih kecil

c. Berikan nebulizer 10 15 menit

R : Rangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanis

d. Lakukan sucsion bila perlu

R : Mengeluarkan sekret yang ada didalam hidung

e. Kolaburasi dengan tim medis

R : Tepat dalam pemberian terapi dan oksigen

b. Diagnosa keperawatan II

Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan intake cairan

Tujuan : Px akan menunjukkan volume cairan yang adekuat

KH : Intake cairan adekut

Tidak adanya muntah

Suhu tubuh 36,5 37,2 0C

Turgor kembali cepat

Rencana tindakan :

a. Pertahankan secara akurat intake dan output

R : Mengetahui apakah intake dan output klien seimbang atau tidak

b. Observasi TTV tiap 4 jam sekali

R : Mengetahui perkembangan klien

c. Ajarkan pada keluarga klien pengetahuan tentang cairan

R : Menetahui dalam mempertahankan keseimbangan cairan

d. Berikan dan ciptakan situasi yang nyaman pada klien

R : Agar klien merasa lebih tenana dan rileks

e. Kolaburasi dengan tim medis

R : Tepat dalam pemberian terapi

3. Pelaksanaan

Merupakan realiasasi dari rencana tindakan keperawatan. Dalam fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan validasi (penyerahan) rencana keperawatan, menulis dan mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawwtan dan pengumpulan data.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat dan anggota kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Marlyn E. Donges. Rencana Asuhan Keperwatan Edisi III buku Kedokteran EGC Jakarta 2000

H . M Syaifullah Noer dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Balai penerbit FK UI Jakarta 1996.

Gangguan rasa nyaman

Intoleransi aktivitas

Gangguan istirahat tidur

Gg keseimbangan cairan elektrolit

Perubahan pola nafas

Sesak

Sesak

Gg bersihan jalan nfas

terganggu

hiperventilasi

O2 menurun

Gg pertukaran gas

Eksudat intra alveolus

Infeksi paru

Retensi mukus

(Panas tinggi, gelisah, dispnew, takipneu, dan nafas dangkal cuping hidung, batuk kering kemudian produktif )

Broncho pnemoni

Organisme masuk melalui jalan nafas

Sistem pertahanan normal