bpom dan lppm
TRANSCRIPT
A. Pendahuluan
Keamanan pangan penting dalam menjamin pangan yang aman dan layak
dikonsumsi. Suplai pangan yang aman tidak hanya melindungi kesehatan masyarakat
Indonesia, tetapi juga meningkatkan kualitas generasi muda kita dengan pangan yang
aman dan layak dikonsumsi. Indonesia telah mempunyai standar nasional yang berkaitan
dengan keamanan pangan, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar ini diantaranya
memuat bagaimana memproduksi bahan pangan yang benar, bagaimana mengukur
cemaran, dan menyajikan batas maksimum cemaran yang diperkenankan. Standar ini
diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan produk pangan Indonesia.
Mengkonsumsi produk pangan bermutu lebih menjamin keamanan pangan. Standar
mutu pangan yang dikeluarkan oleh SNI dapat membantu konsumen untuk menentukan
mutu produk pangan yang akan dibelinya. Standar mutu bahan pangan merupakan
pedoman yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya pemilihan bahan
pangan atau menghasilkan bahan pangan berdaya saing tinggi. Indonesia telah memiliki
standar mutu, yaitu standar yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional Indonesia
atau SNI.
Pangan yang bermutu dan aman dapat dihasilkan dari dapur rumah tangga maupun
industri pangan. Dapat dikatakan bahwa industri pangan merupakan salah satu faktor
penentu beredarnya pangan yang memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah
ditetapakan oleh pemerintah. Pemerintah juga telah melakukan sederetan usaha atau
langkah pengendalian kontaminan pangan melalui inspeksi, registrasi, analisa produk
akhir untuk menentukan apakah produk yang dihasilkan oleh suatu industri pangan
merupakan produk yang aman dikonsumsi.
Untuk melindungi masyarakat dari produk pangan olahan yang berbahaya,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
masalah keamanan pangan. Instansi pemerintah yang bertugas dan bertanggung jawab
terhadap peredaran produk pangan olahan diseluruh Indonesia adalah Badan Pengawasan
Obat dan Makanan (BPOM). Menanggapi hal-hal tersebut maka paraktikum Teknik
Pengujian Mutu hasil Perikanan memilih mengambil tempat kunjungan di Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan dan Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil
Perikanan Yogyakarta.
B. Pembahasan
Praktikum Teknik pengujian Mutu Hasil Perikanan acara Kunjungan Lembaga
dilaksanakan pada 2 tempat berbeda yaitu BBPOM dan LPPMHP. BBPOM merupakan
singkatan dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan, sedangkan LPPMHP
singkatan dari Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Keduanya
terletak di provinsi DIY, namun BBPOM beralamatkan di Jl. Tompeyan Tegalrejo,
Yogyakarta, sedangkan LPPMHP di Jl. Sagan III/4. Meskipun letaknya berjauhan, kedua
organisasi ini mempunyai tugas utama yang sama yaitu mengawasi keamanan pangan
yang ada. Perbedaannya terletak pada jenis produk yang diawasi, pada LPPMHP lebih
berfokus pada hasil-hasil perikanan dan organisasi ini bergerak langsung dibawah Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. BBPOM juga mengawasi
keamanan suatu produk, namun produk yang harus diawasi oleh BPOM tidak sefokus dari
LPPMHP, BBPOM harus mengawasi semua obat dan makanan yang beredar di
Yogyakarta, dan merupakan instansi pemerintah yang bekerja dibawah BBPOM pusat.
LPPMHP berada di bawah pengawasan langsung dari Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertugas memonitoring produk perikanan atau
dengan cara pengambilan sampel pada suatu pasar tradisional dan pasar modern seperti
supermarket maupun swalayan. Lembaga ini melakukan pengujian, pengawasan dan
melakukan pembinaan suatu mutu produk perikanan khusus di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. BBPOM juga mengawasi keamanan suatu produk, namun produk yang harus
diawasi oleh BBPOM tidak sefokus dari LPPMHP, BBPOM harus mengawasi semua obat
dan makanan yang beredar di Yogyakarta, dan merupakan instansi pemerintah yang
bekerja dibawah BBPOM pusat.
. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan POM RI No: HK.04.01.21.11.10.10509
Tahun 2010, visi dan misi lembaga yang berstatus instansi pemerintah adalah sebagai
berikut :
a. Visi :
Menjadi institusi pengawas obat dan makanan yang inovatif, kredibel dan diakui
secara internasional untuk melindungi masyarakat.
b. Misi :
1. Melakukan pengawasan pre-market dan post-market berstandar internasional
2. Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten
3. Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini
4. Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari obat dan makanan
yang berisiko terhadap kesehatan
5. Membangun organisasi pembelajar (learning organization)
Kedua instansi ini mempunyai kegiatan yang yang notabene sama yaitu melakukan
pengawasan dan pengujian terhadap produk makanan. Pada LPPMHP ruang lingkupnya
lebih sempit yaitu monitoring/ pengambilan sampel, melakukan pengujian, dan melakukan
pembinaan dan pengawasan mutu terhadap semua produk perikanan yang tersebar di
Yogyakarta, pengujian yang dilakukan antara lain uji organoleptik dengan panelis kurang
lebih 6 orang, uji formalin dengan cara formaldehid test yang harus dilakukan di
laboratorium dan uji Fraser yang biasanya langsung di lapangan, Uji Mikrobiologi seperti
ALT, E.coli, Salmonella, Staphylococcus. BBPOM sendiri mempunyai tugas yang serupa,
hanya saja karena produk yang diawasi lebih banyak jenisnya, maka kegiatan yang
diakukan cenderung lebih banyak.
Struktur organisasi BBPOM adalah sebagai berikut (Arifah, 2010) :
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan
Pusat Riset Obat dan Makanan Pusat Informasi
Obat dan Makanan
1. Biro Perencanaan dan Keuangan2. Biro Kerjasama Luar Negeri3. Biro Hukum dan Humas4. Biro Umum
Inspektorat
Deputi IIBidang Pengawasan OT, Kosmetik, dan Produk
Deputi IIIBidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Deputi I Bidang Pengawasan Produk
1. Direktorat Penilaian Obat dan Produk Biologi
2. Direktorat Penilaian Alkes, Produk Diagnostik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
3. Direktorat Standardisasi Produk Terapetik
4. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Produk Terapetik
5. Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
1. Direktorat Penilaian OT, Suplemen Makanan dan Kosmetik
2. Direktorat Standardisasi OT, Kosmetik dan Produk Komplimen
3. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi OT, Kosmetik dan Produk Komplimen
4. Direktorat Obat Asli Indonesia
1. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan
2. Direktorat Standardisasi Produk Pangan
3. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Produk Pangan
4. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
5. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya
Unit Pelaksana Teknis BPOM BBPOM Seluruh Indonesia
1. Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotik, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk
Komplimen
Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program
serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium,
pengujian dan penilaian mutu di bidang produk terapetik, narkotika, obat tradisional,
kosmetik dan produk komplemen.
2. Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya
Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan dan
bahan berbahaya.
3. Bidang Pengujian Mikrobiologi
Bidang Pengujian Mikrobiologi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan
secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu secara mikrobiologi.
4. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan
Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pemeriksaan
setempat, pengambilan contoh untuk pengujian dan pemeriksaan sarana produksi,
distribusi dan instansi kesehatan serta penyidikan kasus pelanggaran hukum di bidang
produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,
kosmetika, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya. Dalam melaksanakan
tugas, Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana dan program pemeriksaan dan penyidikan obat dan makanan.
2) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan sarana
produksi, distribusi dan instansi kesehatan di bidang produk terapetik, narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik dan produk komplimen.
3) Pelaksanaan Pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan sarana
produksi dan distribusi di bidang pangan dan bahan berbahaya.
4) Pelaksanaan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum
5) Evaluasi dan penyusunan laporan pemeriksaan dan penyidikan obat dan makanan.
Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan terdiri dari :
1) Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas melakukan pemeriksaan setempat,
pengambilan contoh untuk pengujian, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi
produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,
kosmetik, produk komplimen, pangan dan bahan berbahaya.
2) Seksi Penyidikan, mampunyai tugas melakukan penyidikan terhadap kasus
pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplimen, pangan dan bahan
berbahaya.
5. Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu dan layanan
informasi konsumen.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana dan program sertifikasi produk dan layanan informasi
konsumen.
2) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu.
3) Pelaksanaan layanan informasi untuk konsumen.
4) Evaluasi dan penyusunan laporan sertifikasi produk dan layanan informasi
konsumen
Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen terdiri dari :
1) Seksi Sertifikasi, mempunyai tugas melakukan sertifikasi produk, sarana produksi
dan distribusi tertentu.
2) Seksi Layanan Informasi Konsumen, mempunyai tugas melakukan informasi
konsumen.
6. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan
administrasi di Lingkungan Balai Besar POM di Yogyakarta.
Struktur organisasi LPPMHP (Laboratorium Pembinaan daan Pengujian Mutu
Hasil Perikanan) adalah sebagai berikut :
Sampel yang diuji di LPPMHP Yogyakarta didapat dengan beberapa cara, yaitu
melakukan sampling dalam rangka post market (dipa), swasta (registrasi, penelitian, mutu
produk), kasus khusus (pemeriksaan&penyidikan), kepolisian (keracunan, tindak pidana),
dan pihak ke-3 (dinkes). Pengambilan sampel tidak tentu bisa 1 minggu sekali, 2 minggu
sekali, bahkan sebulan sekali. Pengujian sampel oleh lembaga ini yaitu terdapat 2 metode,
yaitu metode pengujian lapangan maupun metode pengujian di laboratorium dengan
membawa sampel dari pasar maupun supermarket. Namun ada juga para pengusaha di
bidang perikanan membawa sampelnya untuk di uji di laboratorium LPPMHP dan
biasanya untuk mendapatkan sertifikat mutu. Pengujian mutu diuji sesuai jenis pengujian
yang diminta. LPPMHP menyediakan tarif harga untuk organoleptik harganya Rp
7.500,-/sampel, pengujian E.coli harganya Rp 36.000,-/sampel, pengujian ALT harganya
Rp 22.500,-/sampel, pengujian ET harganya Rp 10.000,-/sampel, dan pengujian Vibrio sp.
dan Salmonella sp. harganya masing – masing Rp 45.000,-/sampel. Sampel-sampel yang
diujikan di BPOM diperoleh dari hasil sampling bidang pemeriksaan dan penyidikan,
pihak swasta, kepolisian, instansi lain, kasus keracunan dan hidangan tamu untuk negara
VVIP/VIP.
Struktur organisasi dari BBPOM lebih kompleks dibandingkan dengan struktur
organisasi LPPMHP. Hal ini tentunya BBPOM mempunyai tenaga kerja yang lebih
banyak dibandingkan LPPMHP. Jumlah tenaga kerja di BBPOM sebanyak 117 orang,
sebagian besar karyawan mempunyai background apoteker, namun juga didapat tenaga
kerja lulsam D3, S1, S2, SAA/SMF, SMA/SMK dan lain-lain. Sebanyak 32 orang menjadi
KEPALA LPPMHPManajer Mutu
MANAJER MUTU MANAJER TEKNIS
PENYELIAORGANOLEP
TIK
ANALIS
PENYELIA MIKROBIOLO
GI
ANALIS
MANAJER UMUM
PPC
tenaga di bidang Teranokoko, 17 orang di bidang pangan, 12 orang di bidang
mikrobiologi, 17 orang di bidang pemeriksaan dan penyidikan, 10 orang di bidang
sertifikasi dan layanan informasi konsumen, dan 27 orang di bidang tata usaha. Di
LPPMHP kebanyakan seorang pekerja merangkap beberapa pekerjaan sekaligus, hal ini
dikarenakan uji yang dilakukan tidak sebanyak dari BBPOM dan struktur organisasi dari
LPPMHP yang masih sederhana.
Kedua instansi rutin mengambil sampel secara mendadak ke pasaran, baik pasar
tradisional maupun ke modern. Hal ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya.
Pengambilan sampel ini bila nantinya ditemukan ada kandungan zat-zat berbahaya pada
produk tersebut, maka akan dilakukan peringatan kemudian penghimbauan terutama
kepada pedagang-pedagang kecil. Perbedaanya terletak pada otoritas yang dimiliki,
BPOM berhak mencabut izin beredar suatu produk pada suatu perusahaan bila tidak sesuai
dengan GMP dan standar yang ada, BBPOM akan melakukan pengawasan sebelum
proses, pada saat proses, dan setelah produk tersebut dijual di pasaran, LPPMHP hanya
melakukan pengujian tehadap produk yang sudah jadi. Kinerja BPOM dan LPPMHP
sudah rutin terjadwal setiap tahunnya, sehingga sebenarnya walaupun kedua instansi ini
selalu sibuk menguji sampel-sampel produk yang ada di pasaran.
Standar yang digunakan oleh LPPMHP ini dalam pengujian laboratorium hanyalah
SNI 19-17025-2005 tentang pengujian laboratorium. Namun untuk BPOM sendiri telah
mendapatkan sertifikasi juga mendapat sertifikasi dari ISO 9001:2008. Pengujian mutu
produk, LPPMHP dapat bekerja sama dengan BBPOM, dinas perindustrian dan
perdagangan, PPNS, dinas kesehatan maupun dari pihak LPPMHP saja. LPPMHP hanya
dapat melakukan pengujian dan pembinaan, tidak dapat melakukan penarikan bila sampel
tidak ada di SNI, namun lembaga BBPOM dapat memberi teguran bila terdapat produk
yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan atau GMP yang tidak terpenuhi dan
dapat melakukan pencabutan ijin. BBPOM melakukan bersama – sama dengan instansi
pemerintahan lain seperti pihak berwenang.
Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa secara
keseluruhan struktur organisasi dari BBPOM lebih baik dari LPPMHP, karena manajemen
pembagian tugas lebih jelas dan merata setiap bagiannya. BBPOM lebih banyak menyerap
tenaga kerja ahli dibandingkan dari LPPMHP, kebanyakan tenaga kerja yang ada di
BBPOM mempunyai kualifikasi yang baik dan pekerjaan spesifik sehingga lebih fokus
pada bidang yang sesuai personalnya. Di LPPHMP meskipun digunakan tenaga kerja ahli,
namun pekerjaannya kurang spesifik, sehingga sering kali ada beberapa pekerjaan
terbengkalai karena sebagian besar tenaga ahlinya banyak yang bekerja merangkap 2
bidang pekerjaan.
Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa secara
keseluruhan struktur organisasi dari BBPOM lebih baik dari LPPMHP, hal ini dikarenakan
pembagian tugas yang lebih jelas dan merata setiap bagiannya. Hal ini tentunya
menyebabkan duplikasi pekerjaan pada tenaga kerjanya akibatnya kemungkinan terjadi
kesalahan pada pekerjaan.
C. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. LPPMHP memiliki tugas dan fungsi yaitu mengawasi produk hasil perikanan baik
segar maupun olahan dan organisasi ini bergerak langsung dibawah Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. BBPOM juga mengawasi keamanan suatu produk, namun produk yang harus diawasi
oleh BPOM tidak sefokus dari LPPMHP, BBPOM harus mengawasi semua obat dan
makanan yang beredar di Yogyakarta, dan merupakan instansi pemerintah yang
bekerja dibawah BBPOM pusat
B. Saran
Praktikan seharusnya dapat praktek secara langsung terhadap pengujian yang dilakukan
tidak hanya sekedar mendengarkan pemaparan dari pembicara.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah, I. N. 2010. Tugas Akhir Magang di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan ;
Analisis Mikrobiologi pada Makanan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.