bpk ri perwakilan provinsi d.i.yogyakarta edisi...

8
(Jumat,23/5) -BPK RI Perwakilan Provinsi DIY menyerah- kan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi DIY Tahun Anggaran (TA) 2013. Acara penyerahan dilaksa- nakan dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD DIY. Penyerahan LHP BPK ini dilakukan untuk memenuhi amanat UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang menga- manatkan bahwa BPK harus menyerahkan LHP atas LKPD paling lambat dua bulan sejak diserahkannya LKPD (unaudited). Pemerintah Daerah DIY wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP dan memberikan jawa- ban/penjelasan tentang tindak lan- jut tersebut kepada BPK selambat- lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan ini diterima. Se- lain itu, kami mengharapkan DPRD DIY untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan melaku- kan pembahasan dan ikut men- dorong Pemerintah Daerah untuk melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan BPK. Sehingga fungsi pengawasan lem- baga perwakilan akan semakin ber- manfaat bagi terciptanya akunt- abilitas dan transparansi pengel- olaan keuangan daerah.” Demikian tegas Kepala Perwakilan, Sunarto merujuk pada UU Nomor 15 Tahun 2004. Lebih lanjut disampaikan bahwa Opini BPK atas LKPD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta TA 2013 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sunarto juga mewanti-wanti bahwa perlu disadari jika opini WTP bukanlah tujuan akhir dari pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara. Hal ini karena opini WTP tidaklah menjamin bahwa dalam pengelolaan dan pertanggungjawa- ban bebas dari kecurangan. Lebih jauh Kepala Perwakilan mengingatkan bahwa tercapainya opini WTP kali ini tidaklah menja- min bahwa tahun yang akan datang BPK juga memberikan opini WTP. Perubahan opini sangat dimung- kinkan terjadi, antara lain disebab- kan adanya kejadian baru dan/atau peraturan perundang-undangan baru yang mempengaruhi transaksi dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah. Selain itu, pe- rubahan opini juga dapat terjadi jika permasalahan yang telah ter- jadi pada tahun-tahun sebelumnya tidak diselesaikan sehingga terjadi lagi di masa depan dengan nilai dan lingkup yang lebih material, begitu- pun sebaliknya. LHP BPK ATAS LKPD PROVINSI DIY DISERAHKAN: ”WTP bukan tujuan akhir ” Penyerahan LHP DIY…………….1 Penyerahan LHP Kota/Kab…………..2 Konsinyering ……………..3 Ekspose Kejati & Kunjungan OJK……..4 Sosialisasi……………..5 Jepret angkringan………. 6 BPK Kita: “WTP kok tetap Korupsi?”….7 BPK Perwakilan DIY telah men- yerahkan LHP atas “pengelolaan dan tanggungjawab” keuangan daerah Ta- hun Anggaran 2013. Lima Pemda raih WTP dan satu Pemda masih berpredi- kat WDP. Opini WTP merupakan predikat terbaik dan dicita-citakan dari semua entitas. Selain sebagai ben- tuk pengakuan atas akuntabilitas pengelolaan keuangannya, predikat WTP juga akan menghadirkan reward” dari pemerintah pusat dalam bentuk Dana Insentif Daerah (DID) bagi pemda yang bersangkutan. Namun, khalayak seyogyanya mengerti bahwa predikat WTP bu- kanlah tujuan akhir dari pengelolaan dan tanggungjawab keuangan daerah. Selain opini tersebut dapat saja turun di masa yang akan datang, namun lebih jauh dari itu opini WTP tidak serta-merta menjamin Pemda bebas dari kecurangan, korupsi, serta kolusi. Untuk itu, kolom BPK KITA edisi ini akan mengambil tema “WTP Bukan Bebas korupsi”. Akhirnya, selamat menikmati berbagai sajian menu “angkringan”. Semoga sajian kami, akan memberi kontribusi demi terciptanya pengelolaan dan tanggungjawab keuangan yang trans- paran dan akuntabel!!!! BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI II /

Upload: dokhue

Post on 24-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

( J u m a t , 2 3 / 5 ) - B P K R I

Perwakilan Provinsi DIY menyerah-

kan Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD)

Provinsi DIY Tahun Anggaran (TA)

2013. Acara penyerahan dilaksa-

nakan dalam Sidang Paripurna

Istimewa DPRD DIY. Penyerahan

LHP BPK ini dilakukan untuk

memenuhi amanat UU Nomor 15

tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara yang menga-

manatkan bahwa BPK harus

menyerahkan LHP atas LKPD

paling lambat dua bulan sejak

diserahkannya LKPD (unaudited).

“Pemerintah Daerah DIY wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP dan memberikan jawa-ban/penjelasan tentang tindak lan-jut tersebut kepada BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan ini diterima. Se-lain itu, kami mengharapkan DPRD DIY untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan melaku-kan pembahasan dan ikut men-dorong Pemerintah Daerah untuk melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan BPK. Sehingga fungsi pengawasan lem-baga perwakilan akan semakin ber-manfaat bagi terciptanya akunt-abilitas dan transparansi pengel-olaan keuangan daerah.” Demikian

tegas Kepala Perwakilan, Sunarto

merujuk pada UU Nomor 15 Tahun

2004.

Lebih lanjut disampaikan bahwa

Opini BPK atas LKPD Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta TA

2013 adalah Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP). Sunarto juga

mewanti -wanti bahwa perlu

disadari jika opini WTP bukanlah

tujuan akhir dari pengelolaan dan

pertanggung jawaban keuangan

negara. Hal ini karena opini WTP

tidaklah menjamin bahwa dalam

pengelolaan dan pertanggungjawa-

ban bebas dari kecurangan.

Lebih jauh Kepala Perwakilan

mengingatkan bahwa tercapainya

opini WTP kali ini tidaklah menja-

min bahwa tahun yang akan datang

BPK juga memberikan opini WTP.

Perubahan opini sangat dimung-

kinkan terjadi, antara lain disebab-

kan adanya kejadian baru dan/atau

peraturan perundang-undangan

baru yang mempengaruhi transaksi

dan penyajian laporan keuangan

pemerintah daerah. Selain itu, pe-

rubahan opini juga dapat terjadi

jika permasalahan yang telah ter-

jadi pada tahun-tahun sebelumnya

tidak diselesaikan sehingga terjadi

lagi di masa depan dengan nilai dan

lingkup yang lebih material, begitu-

pun sebaliknya.

LHP BPK ATAS LKPD PROVINSI DIY DISERAHKAN:

”WTP bukan tujuan akhir ”

Penyerahan LHP DIY…………….1

Penyerahan LHP Kota/Kab…………..2

Konsinyering ……………..3

Ekspose Kejati & Kunjungan OJK……..4

Sosialisasi……………..5

Jepret angkringan………. 6

BPK Kita: “WTP kok tetap Korupsi?”….7

BPK Perwakilan DIY telah men-

yerahkan LHP atas “pengelolaan dan

tanggungjawab” keuangan daerah Ta-

hun Anggaran 2013. Lima Pemda raih

WTP dan satu Pemda masih berpredi-

kat WDP. Opini WTP merupakan

predikat terbaik dan dicita-citakan

dari semua entitas. Selain sebagai ben-

tuk pengakuan atas akuntabilitas

pengelolaan keuangannya, predikat

WTP juga akan menghadirkan

“reward” dari pemerintah pusat dalam

bentuk Dana Insentif Daerah (DID)

bagi pemda yang bersangkutan.

Namun, khalayak seyogyanya

mengerti bahwa predikat WTP bu-

kanlah tujuan akhir dari pengelolaan

dan tanggungjawab keuangan daerah.

Selain opini tersebut dapat saja turun

di masa yang akan datang, namun

lebih jauh dari itu opini WTP tidak

serta-merta menjamin Pemda bebas

dari kecurangan, korupsi, serta kolusi.

Untuk itu, kolom BPK KITA edisi ini

akan mengambil tema “WTP Bukan

Bebas korupsi”.

Akhirnya, selamat menikmati berbagai

sajian menu “angkringan”. Semoga

sajian kami, akan memberi kontribusi

demi terciptanya pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan yang trans-

paran dan akuntabel!!!!

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI II /

Page 2: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

Kamis (22/5) – BPK RI

Perwakilan Provinsi DIY menye-

rahkan Laporan Hasil Pemerik-

saan (LHP) atas Laporan Keuang

-an Pemerintah Daerah (LKPD)

Kota Yogyakarta, Kabupaten

Bantul, Kabupaten Kulon Progo,

Kabupaten Gunungkidul, dan

Kabupaten Sleman Tahun

Anggaran (TA) 2013 kepada

Ketua DPRD Kota/Kabupaten

masing-masing.

“BPK RI memberikan opini mengenai kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pertimbangan dalam pemberian opini atas Laporan Keuangan antara lain adalah kesesuaian dengan Standar Akuntans i Pemer intahan , kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta efektifitas sistem pengendalian intern.” demikian Kepala

Perwakilan, Sunarto mengawali

pidatonya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa

berdasarkan hasil pemeriksaan

BPK, disimpulkan bahwa untuk

tahun anggaran 2013 sebanyak

empat Kabupaten/Kota berhasil

memperoleh opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dengan

paragraf penjelas dan satu

Kabupaten masih memperoleh

opini Wajar Dengan Pengecualian

(WDP).

Kota Yogyakarta

Opini BPK atas Laporan

Keuangan Kota Yogyakarta TA

2013 adalah WTP dengan

paragraf penjelas. Penjelasan

yang perlu mendapat perhatian

oleh Pemerintah Kota Yogya-

karta adalah belum memasukkan

penerimaan dari pengelolaan

Education Hotel (Edotel) Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri

(SMK N) 4 dan SMK N 6 serta

Rumah Susun Sederhana Sewa

(Rusunawa) yang langsung

digunakan sebagai belanja.

Selain itu, masih terdapat aset

tetap hasil sensus yang tidak

dapat ditemukan fisiknya, belum

memasukan Piutang PBB

pelimpahan KPP Pratama yang

sudah diverifikasi; serta sedang

menghadapi gugatan perdata

terkait pemutusan kontrak

secara sepihak atas kerjasama

bangun Guna Serah (BOT).

Kabupaten Bantul

Opini BPK atas Laporan

Keuangan Kabupaten Bantul TA

2013 adalah WTP dengan

paragraf penjelas. Penjelasan

yang perlu mendapat perhatian

oleh Pemerintah Kabupaten

Bantul adalah masih adanya

dana Alokasi Dana Desa (ADD)

yang belum dipertanggung-

jawabkan, belum diilakukannya

verifikasi Piutang PBB Tahun

1994 s.d. 2012 dan belum

dilakukannya pencocokan data

Piutang PBB, serta Aset Tetap

belum seluruhnya disajikan

dengan informasi yang lengkap

dan jelas.

Kabupaten Kulon Progo

Opini BPK atas Laporan

Keuangan Kabupaten Kulon

Progo TA 2013 adalah WTP

dengan paragraf penjelas.

Penjelasan yang perlu mendapat

perhatian oleh Pemerintah

Kabupaten Kulon Progo adalah

adanya penambahan aset tetap

yang berasal dari rehab/renovasi/

pemeliharaan pada beberapa

sekolah yang tidak memenuhi

batas minimal kapitalisasi aset

tetap. Selain itu masih terdapat

buku perpustakaan sebanyak

6.584 eksemplar yang berasal

dari hibah belum dilakukan

penilaian dan belum dicatat

dalam Kartu Inventaris Barang.

Pemerintah Kabupaten Kulon

Progo juga belum sepenuhnya

menyajikan aset tak berwujud

yang terdapat di masing-masing

Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Juga ditemukan adanya aset lain

-lain yang dikategorikan sebagai

barang rusak berat, namun

masih dalam kondisi baik dan

rusak ringan.

Kabupaten Gunungkidul

Opini BPK atas Laporan

Keuangan Kabupaten Gunung-

kidul TA 2013 adalah WDP. Hal-

hal yang menjadi pengecualian

dan perlu mendapat perhatian

2

PENYERAHAN LHP BPK ATAS LKPD TA 2013:

”4 Kabupaten/Kota WTP dan 1 Kabupaten masih WDP”

Page 3: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

BPK RI Perwakilan

Provinsi DIY mengadakan

acara konsinyering penyusu-

nan Rencana Kerja Anggaran

(RKA) untuk Tahun Anggaran

2015. Kegiatan dilaksanakan

mulai tanggal 19 hingga 21

Mei 2014 di Hotel Santika

Yogyakarta. Kasubbag Keuan-

gan, Bustanul Arifin yang ber-

tindak sebagai ketua panitia

melaporkan bahwa tujuan

kegiatan ini adalah untuk me-

wujudkan rencana anggaran

yang terinte-

grasi dan

akuntabel, se-

hingga dapat

direalisasikan

secara optimal

dan tepat

waktu.

Kepala Per-

wakilan,

Sunarto yang

hadir langsung

membuka

acara mengharapkan bahwa

kegiatan ini harus dimanfaat-

kan sebaik-baiknya. “RKA ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kinerja Perwakilan DIY di masa de-pan.” Demikian tegasnya. Le-

bih lanjut Kepala Perwakilan

menegaskan bahwa keberhasi-

lan penyusunan RKA ini dapat

diukur dari peningkatan ca-

paian penyerapan anggaran

dari TA 2013 yang mencapai

94,04%.

KATA MUTIARA:

“Jangan pernah berhenti

melangkah karena be-

sarnya masalah yang

menghadang. Yakini

bahwa hadirnya masalah

itu merupakan awal

datangnya kreativitas.,

dan datangnya kreativi-

tas merupakan awal dari

solusi/kesuksesan” (NG)

secara khusus oleh Pemerintah

Kabupaten Gunung- kidul

adalah tidak melaksanakan

penatausahaan Aset Tetap

secara memadai yaitu temuan

terkait Aset Tetap belum

selesai ditindaklanjuti dan

beberapa Aset Tetap belum

dicatat dalam Buku Inventaris

(BI) dan Kartu Inventaris

Barang (KIB) serta penata-

usahaan Aset Tetap pada BI

dan KIB di beberapa Satuan

Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) tidak tertib.

Kabupaten Sleman

Opini BPK atas Laporan

Keuangan Kabupaten Sleman

TA 2013 adalah WTP dengan

paragraf penjelas. Penjelasan

yang perlu mendapat perha-

tian adalah Pemerintah Kabu-

paten Sleman belum menanda-

tangani BAST piutang PBB-P2

atas pelimpahan piutang PBB-

P2 sebelum tahun 2013 dari

Pemerintah Pusat kepada

Pemerintah Kabupaten Sleman

namun telah menerima

pendapatan dari pelimpahan

piutang PBB-P2 yang belum

diserahterimakan tersebut.

Mengakhiri pidatonya, Sunarto

kembali menegaskan bahwa

sesuai dengan pasal 20 UU No

15 Tahun 2004, Pemerintah

Kota/Kabupaten harus segera

menindaklanjuti rekomendasi

BPK selambat-lambatnya 60

hari setelah LHP diterima. Ia

juga berharap bahwa Hasil Pe-

meriksaan BPK ini bisa mem-

berikan dorongan dan motivasi

demi terwujudnya akuntabili

tas dan transparansi keuangan

Negara.

3

BPK RI Perwakilan Provinsi

DIY mengadakan acara konsinyering

penyusunan Laporan Hasil Pemerik-

saan (LHP) atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Tahun Anggaran

2013 (LKPD TA 2013). Kegiatan dilak-

sanakan mulai tanggal 12 hingga 16

Mei 2014 di Hotel LPP Garden Yogya-

karta. Kegiatan dibuka langsung oleh

Kepala Perwakilan, Sunarto dan dii-

kuti oleh seluruh tim pemeriksa LKPD

TA 2013.

Kepala Perwakilan berharap

bahwa kegiatan ini dapat dimanfaat-

kan seoptimal mungkin sehingga LHP

atas LKPD TA 2013 dapat diserahkan

sesuai batas waktu yang diamanatkan

undang undang. “Konsinyering ini menjadi kawah candradimuka bagi pemeriksa BPK DIY agar LHP atas LKPD TA 2013 dapat diserahkan te-pat pada waktunya.” Demikian tegas

Sunarto merujuk UU Nomor 15 tahun

2004.

KONSINYERING

PENYUSUNAN LHP

ATAS LKPD TA.2013

KONSINYERING PENYUSUNAN RKA

TA.2015

Page 4: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

Senin (26/5) BPK Perwakilan Provinsi

DIY (BPK DIY) menerima kunjungan

Otoritas Jasa Keuangan DIY (OJK DIY).

Rombongan OJK DIY yang dipimpin

Kepala Kantor, Dani Surya Sinaga diter-

ima Kepala Perwakilan BPK DIY,

Sunarto di Ruang Tamu Kepala Perwaki-

lan. Dani Surya Sinaga menyampaikan

bahwa berdasarkan UU Nomor 21 Tahun

2011, fungsi pengaturan dan pengawa-

san perbankan yang selama ini dilaku-

kan oleh Bank Indonesia, telah dialihkan

kepada OJK.

“OJK juga bertugas dalam edukasi dan

perlindungan konsumen, sehingga

masyarakat akan lebih yakin dalam ber-

investasi dan berhubungan dengan lem-

baga keuangan.” Demikian Dani Surya

Sinaga menambahkan. Di samping pen-

gaturan dan pengawasan Industri Jasa

Keuangan serta perlindungan konsumen

dan masyarakat, sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Lembaga Keuangan Mikro (LKM), OJK

diberikan mandat untuk melaksanakan

pembinaan, pengaturan dan pengawasan

Lembaga Keuangan Mikro di seluruh

penjuru Tanah Air mulai 2015. Kepala

Perwakilan berharap semoga kehadiran

OJK di DIY akan semakin mendorong

terciptanya pengelolaan keuangan ne-

gara/daerah yang transparan dan

akuntabel di wilayah Yogyakarta.

Yogyakarta (10/6) Dalam rangka memenuhi permintaan perhitun-

gan kerugian negara oleh Kejaksaan Negeri Yogyakarta, BPK

Perwakilan Provinsi DIY (BPK DIY) mengadakan acara ekspose

dugaan Penyimpangan Dana Hibah KONI Kota Yogyakarta TA

2011 Khususnya PBV

Yuso Kota Yogyakarta.

Ekspose dilakukan oleh

Tim Pidana Khusus Ke-

jaksaan Negeri Yogya-

karta di ruang sidang

Kantor Perwakilan. Acara

dipimpin langsung oleh Kepala

Perwakilan, Sunarto, Kepala Sub

Auditorat, Nugroho Heru Wibowo,

Kepala Sekretariat, Hardinah, Kasubbag SDM, Hukum, & Hu-

mas, Sandra Nursantie, para Ketua Tim Senior, Tim Pemeriksa

LKPD Kota Yogyakarta TA 2012, serta Tim Hukum BPK DIY.

Selanjutnya Tim Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Yogyakarta

menyampaikan pemaparan mengenai dugaan penyimpangan

Dana Hibah KONI Kota Yogyakarta TA 2011 Khususnya Per-

satuan Bola Volly Yuso Kota Yogyakarta. Mengakhiri pa-

parannya, tim ini berharap kepada BPK DIY untuk dapat mela-

kukan penghitungan kerugian negara/daerah terkait dugaan

korupsi tersebut. Menanggapi hal tersebut, Kepala Perwakilan

menyampaikan bahwa berdasarkan Petunjuk Teknis Pemerik-

saan Investigatif atas Indikasi Tindak Pidana Korupsi yang Men-

gakibatkan Kerugian Negara/Daerah, sebelum dilaksanakan pen-

ghitungan kerugian negara/daerah terlebih dahulu harus dibuat

telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan kepada BPK Pusat

dan dimintakan persetujuannya.

“Kami harapkan proses penelaahan tersebut telah didukung oleh

bukti-bukti yang kuat.” Demikian ucap Sunarto menegaskan.

Kepala Perwakilan meminta Kejaksaan Negeri Yogyakarta bahwa

pada saat Tim Penghitungan Kerugian Negara/Daerah melak-

sanakan tugasnya, diharapkan bukti pendukung telah lengkap.

Kepala Perwakilan juga menyarankan, bahwa untuk mengatasi

kesulitan dalam penyidikan, sebaiknya metode yang digunakan

adalah follow the money, bukan follow the man.

EKSPOSE DUGAAN KORUPSI

HIBAH KONI KOTA YOGYA

OJK DIY KUNJUNGI

BPK DIY

4

Page 5: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

5

12/6/2014. Anggota BPK hadiri Perte-

muan IAI, Hotel East Park

9/6/2014. Kepala Perwakilan hadiri

Pisah Sambut Kejati DIY

25/6/2014. Para pegawai mengikuti

Tarhib Ramadhan 1435 H 16/6/2014. Pembahasan Tindak Lanjut

Rekomendasi Hasil Pemeriksaan

17/4/2014. Kasubaud DIY menjadi na-

rasumber Diskusi HiMa UTY

8/5/2014.Silaturahim KSAD, Gubernur

dan tokoh masyarakat DIY.

16/4/2014.Kunjungan staf DPR RI di

Ruang Tamu Kepala Perwakilan.

8/5/2014. Kunjungan Persatuan

Koperasi Pegawai RI

Page 6: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

Yogyakarta (Rabu,

10/6) BPK Per-

wakilan Provinsi

DIY (BPK DIY)

mengadakan

Sosialisasi Pro-

gram Pencanan-

gan Tahun Penye-

lamatan Pengguna Narkoba.

Acara yang dilaksanakan di audi-

torium (lama) BPK DIY ini

dibuka oleh Kepala Perwakilan,

Sunarto dan diikuti oleh para pe-

jabat struktural, pejabat fungsional, serta seluruh pegawai di BPK

DIY dan Balai Diklat BPK di Yogyakarta. “Semoga kita, keluarga

dan lingkungan kita terhindar dari jerat Narkoba.” Demikian hara-

pan yang disampaikan Kepala Perwakilan dalam sambutannya.

“Angka kematian akibat over dosis tahun 2011 mencapai 211.000

orang.” Demikian ungkap Kepala Badan Narkotika Nasional

Provinsi DIY, Budiharso yang bertindak sebagai narasumber. Ia

menyampaikan bahwa angka tersebut terus meningkat, bahkan

diprediksi pada tahun 2015 jumlah pengguna narkoba di Indonesia

akan menembus angka 5,8 Juta orang. Hasil analisa dan penelitian

juga menunjukkan bahwa upaya penegakan hukum bagi para

pengguna narkoba justru menimbulkan masalah overload tahanan.

Selain itu, selepas dari tahanan, para pengguna tersebut bukannya

sembuh namun justru semakin pintar dan besar jaringannya.

BPK DIY TURUT CANANGKAN TAHUN

PENYELAMATAN PENGGUNA NARKOBA

Selasa (20/5) BPK Perwaki-

lan Provinsi DIY mengadakan

upacara bendera dalam rangka

memperingati Hari Kebangkitan

Nasional ke-106. Upacara

dipimpin langsung oleh Kepala

Perwakilan, Sunarto dan diikuti

oleh seluruh pejabat dan pegawai

di lingkungan BPK Perwakilan

dan Balai Diklat BPK di Yogya-

karta. Bertindak sebagai Koman-

dan Upacara adalah Sugeng

Sudiantoro, Ketua Tim Yunior

pada Sub Auditorat DIY.

“Sejalan dengan semangat

dan jiwa kebangkitan nasional

tersebut, maka peringatan Hari

Kebangkitan Nasional ke-106

tahun 2014 ini mengambil tema

Maknai Kebangkitan Nasional

Melalui Kerja Nyata Dalam Sua-

sana Keharmonisan Dan Kemaje-

mukan Bangsa.” Demikian

disampaikan Kepala Perwakilan

dalam amanatnya.

UPACARA HARKITNAS

6

(Rabu, 10/6) BPK Perwakilan

Provinsi DIY (BPK DIY) mengadakan

sosialisasi Program Pasca berlakunya

Badan Pelaksana Jaminan Sosial

(BPJS). Acara yang dilaksanakan di

auditorium (lama) BPK DIY ini dibuka

oleh Kepala Perwakilan, Sunarto dan

diikuti oleh para pejabat struktural,

pejabat fungsional, serta seluruh

pegawai di BPK DIY dan Balai Diklat

BPK di Yogyakarta. “Penjelasan yang

komprehensif tentang program BPJS

sangat diperlukan, karena sebagai

peserta ASKES PNS kami berharap

layanan BPJS akan lebih baik dari

ASKES.” Demikian sekilas sambutan

yang disampaikan Kepala Perwakilan.

“BPJS merupakan unifikasi

berbagai program asuransi,

diantaranya askes, jamkesda,

jamkesmas, JPK Jamsostek, Jaminan

TNI/Polri.” Demikian ungkap Kepala

Cabang BPJS DIY, Dr. Donni

Hendrawan. Sementara itu Kasubbag

SDM, Hukum, dan Humas, Sandra

Nursantie yang bertindak sebagai

moderator mengawali sesi diskusi

dengan menyampaikan harapan para

pegawai, bahwa layanan BPJS ini akan

lebih baik dan simpel daripada Askes.

“Jangan sampai unifikasi program ini

justru akan menurunkan grade

layanan Askes PNS dan disetarakan

dengan Jamkesda dan Jamkesmas.”

Demikian harapnya.

SOSIALISASI BPJS

Page 7: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

Masyarakat sering ber-

tanya, mengapa pada ke-

menterian tertentu terjadi

korupsi padahal laporan

keuangannya memperoleh

opini WTP dari BPK.

Demikian pula, opini WTP

dari BPK sering dijadikan

tameng oleh pihak tertentu

yang menyatakan bahwa di

kementerian atau lemba-

ganya tidak mungkin ada

korupsi karena BPK memberikan opini WTP atas

laporan keuangannya.

BPK perlu menjelaskan kepada masyarakat

atau para pemilik kepentingan (stakeholders). Dalam

menjalankan tugasnya, ada tiga jenis pemeriksaan

yang dilaksanakan oleh BPK. Yaitu, pemeriksaan

keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu.

Pemeriksaan keuangan dimaksudkan untuk

memberikan opini apakah laporan keuangan sudah

disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akun-

tansi Pemerintahan (SAP). Sementara, pemeriksaan

kinerja dimaksudkan untuk menilai apakah pelak-

sanaan suatu program atau kegiatan entitas sudah

ekonomis, efisien, dan efektif. Sedang, pemeriksaan

dengan tujuan tertentu (PDTT) adalah pemeriksaan

selain dua jenis tersebut, termasuk disini adalah pe-

meriksaan investigatif untuk mengungkap adanya

kecurangan (fraud) atau korupsi, pemeriksaan ling-

kungan, pemeriksaan atas pengendalian intern, dan

lain-lain.

BPK dapat memberikan empat jenis opini, yaitu

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP/unqualified opin-ion), Wajar Dengan Pengecualian (WDP/Qualified opinion), Tidak Memberikan Pendapat (TMT/

Disclaimer opinion) dan Tidak Wajar (TW/Adverse opinion).

Opini WTP diberikan dengan kriteria: sistem

pengendalian internal memadai dan tidak ada salah

saji yang material atas pos-pos laporan keuangan.

Secara keseluruhan laporan keuangan telah menyaji-

kan secara wajar sesuai dengan SAP.

Opini WDP diberikan dengan kriteria: sistem

pengendalian internal memadai, namun terdapat

salah saji yang material pada beberapa pos laporan

keuangan. Laporan keuangan dengan opini WDP

dapat diandalkan, tetapi pemilik kepentingan harus

memperhatikan beberapa permasalahan yang diung-

kapkan auditor atas pos yang dikecualikan tersebut

agar tidak mengalami kekeliruan dalam pengambi-

lan keputusan.

Opini TMP diberikan apabila terdapat suatu

nilai yang secara material tidak dapat diyakini audi-

tor karena ada pembatasan

lingkup pemeriksaan oleh

manajemen sehingga auditor tidak cukup bukti dan

atau sistem pengendalian intern yang sangat lemah.

Dalam kondisi demikian auditor tidak dapat menilai

kewajaran laporan keuangan. Misalnya, auditor ti-

dak diperbolehkan meminta data-data terkait pen-

jualan atau aktiva tetap, sehingga tidak dapat men-

getahui berapa jumlah penjualan dan pengadaan

aktiva tetapnya, serta apakah sudah dicatat dengan

benar sesuai dengan SAP. Dalam hal ini auditor ti-

dak bisa memberikan penilaian apakah laporan

keuangan WTP, WDP, atau TW.

Adapun opini TW diberikan jika system pengen-

dalian internal tidak memadai dan terdapat salah

saji pada banyak pos laporan keuangan yang mate-

rial. Dengan demikian secara keseluruhan laporan

keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan

SAP.

Keempat jenis opini yang bisa diberikan oleh

BPK tersebut dasar pertimbangan utamanya adalah

kewajaran penyajian pos-pos laporan keuangan se-

suai dengan SAP. Kewajaran disini bukan berarti

kebenaran atas suatu transaksi. Opini atas laporan

keuangan tidak mendasarkan kepada apakah pada

entitas tertentu terdapat korupsi atau tidak.

Jika misalnya dalam pemeriksaan ditemukan

proses pengadaan barang atau jasa yang menyim-

pang dari ketentuan, namun secara keuangan sudah

dilaporkan sesuai dengan SAP, maka laporan keuan-

gan bisa memperoleh opini WTP. Misalnya, entitas

membeli mobil seharga Rp10 miliar, sesuai aturan

harus dilaksanakan secara tender, namun entitas

tersebut melakukan penunjukan langsung, jelas ini

menyalahi aturan. Dalam laporan keuangan, entitas

melaporkan pembelian mobil tersebut senilai Rp10

miliar, kemudian mencatat mobil tersebut dalam pos

aktiva tetap. Penyajian laporan keuangan oleh enti-

tas atas pembelian mobil tersebut sudah sesuai den-

gan SAP meskipun proses pengadaannya tidak se-

suai dengan aturan.

Untuk menilai apakah pembelian mobil tersebut

sudah ekonomis, efisien, dan efektif, BPK bisa mela-

kukan pemeriksaan kinerja. Jika dari pemeriksaan

keuangan BPK sudah melihat ada indikasi penyim-

pangan terhadap aturan, BPK juga bisa melakukan

pemeriksaan investigatif untuk menilai apakah ada

korupsi disitu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

opini WTP tidak menjamin bahwa pada entitas yang

bersangkutan tidak ada korupsi. Karena pemerik-

saan laporan keuangan tidak ditujukan secara

khusus untuk mendeteksi adanya korupsi. Namun

demikian, BPK wajib mengungkapkan apabila mene-

mukan ketidakpatuhan atau ketidakpatutan baik

yang berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap

opini atas laporan keuangan. (Ref:Biro Humas & LN)

7

Page 8: BPK RI PERWAKILAN PROVINSI D.I.YOGYAKARTA EDISI IIyogyakarta.bpk.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Angkringan-edisi... · (SMK N) 4 dan SMK N 6 ... telaahan oleh BPK DIY untuk disampaikan

Pengarah : Sunarto, Penanggungjawab: Hardinah, Pemimpin redaksi: Sandra Nursantie,SH

Tim Redaksi: Wahyu Nurhayati, Nina Triningsih, Nurochman, Topan Santoso, Umi Friatiningsih, Wahyu Bagus D

Alamat Redaksi: :

Jl. HOS Cokroaminoto No.52 Yogyakarta………...www.yogyakarta.bpk.go.id…[email protected]

Kompas, 04/04/2014

“ B PK tambah auditor lingkungan

jadi 200 orang ” Selamat dan sukses….

semoga semakin profesional

Bernas, 30/05/2014

“ Pemkab Gunungkidul gagal (lagi)

raih WTP” Alon-alon waton kelakon…,

tetap semangat!!!!

Jawa Pos, 31/05/2014 “Siapa mengaudit BPK”

Jangan dikira kebal audit

ya!!!!

Tempo, 21/06/2014 “BPK turunkan opini atas 5

lembaga” Pelajaran buat yang lain,

“jangan cepat berpuas diri!!!!

Tempo, 2/06/2014

“Dugaan Jual Beli Opini Pemerik-

saan: Banyak Intervensi”

Tantangan untuk lebih inde-

pendent lagi di masa de-

pan!!!!

KILAS MEDIA

Redaksi menerima tulisan/artikel dari

segenap pembaca. Bagi setiap artikel

yang dimuat disediakan bingkisan

menarik.

Silahkan kirimkan karya anda ke:

Tim Publikasi Subbag SDM, Hukum, dan

Humas Perwakilan DIY;

Email : [email protected]

Hari ke tiga di bulan ramadhan, sepulang bekerja saya berjalan

menyusuri pinggir jalan Hos Cok-roaminoto. Sore itu, tak biasanya udara begitu segar, angin lembut menerpa wajah dan

rambutku.

Namun kenikmatan itu tak berlangsung lama, kehenin-ganku terusik dengan pemandangan seorang perempuan

tua berkerudung yang duduk di pinggir jalan. Tanpa sungkan ia melahap sebungkus nasi dan es the di tan-gannya. “Heeh, puasa-puasa begini seenaknya saja dia

makan,” gumamku.

Rasa penasaranku semakin menjadi ketika ia tak meng-gubrisnya dan … untuk kedua kalinya saya menelan

ludah menyaksikan pemandangan yang bisa dianggap tidak sopan dilakukan pada saat kebanyakan orang ten-

gah berpuasa.

“mmm …, ibu muslim bukan?” tanyaku ragu-ragu.

“Ya dik, saya muslim …” jawabnya terengah sambil terus mengunyah.

“Tapi kenapa ibu tidak puasa? Ibu tahu kan ini bulan ramadhan. Sebagai muslim seharusnya ibu berpuasa.

Kalau pun tidak berpuasa, setidaknya hormatilah orang yang berpuasa. Jadi ibu jangan seenaknya saja makan

di depan banyak orang yang berpuasa …” deras aliran kata keluar dari mulutku layaknya orang berceramah.

Perempuan berkerudung yang kutaksir berusia di atas empat puluh tahun itu menghentikan kunyahannya dan membiarkan sebagian nasi itu masih menyumpal mulutnya. Sesaat kemudian ia berusaha menelannya sambil memperhatikan wajah

garangku yang sejak tadi menghadap ke arahnya.

“Dua hari pertama puasa kemarin ibu sakit dan tidak bisa narik becak. Jujur saja dik, ibu memang tidak puasa hari ini karena tahu goreng ini makanan pertama ibu

sejak tiga hari ini.” Tanpa memberikan kesempatan ku untuk memotongnya,

“Tak perlu ajari ibu berpuasa, orang-orang seperti kami sudah tak asing lagi dengan puasa.” jelas perempuan itu.

“Maksud ibu?” mataku menerawang menunggu kalimat berikutnya.

“Dua hari pertama puasa, orang-orang berpuasa dengan sahur dan berbuka. Kami berpuasa tanpa sahur dan tanpa berbuka. Kebanyakan orang seperti adik berpuasa hanya sejak subuh hingga maghrib, sedangkan kami kadang harus tetap berpuasa

hingga keesokan harinya …”

“Jadi …” belum sempat kuteruskan kalimatku,

“Orang-orang berpuasa hanya di bulan ramadhan, padahal kami terus berpuasa tanpa peduli bulan ramadhan atau bukan …”

“Ibu sejak siang tadi bingung dik mau makan makanan ini, malu rasanya tidak ber-puasa. Bukannya ibu tidak menghormati orang yang berpuasa, tapi…” kalimatnya

terhenti.

Sungguh. Saya jadi menyesal telah menceramahinya tadi. Tidak semestinya saya bersikap demikian kepadanya. Seharusnya saya bisa melihat lebih ke dalam, betapa

ia pun harus menanggung malu untuk makan di saat orang-orang berpuasa demi mengganjal perut laparnya. Karena jika perutnya tak terganjal mungkin roda becak

ini pun tak kan berputar …

Ah, kini seharusnya saya yang harus merasa malu dengan puasa saya sendiri? Bu-kankah salah satu hikmah puasa adalah kepedulian? Tapi kenapa orang-orang yang

dekat dengan saya nampaknya luput dari perhatian dan kepedulian saya?

RENUNGAN…..!!!