bpjs uu
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 BPJS UU
1/10
1
BPJS : Badan Privat isasi Jaminan Sos ial dan Komersial isasi
Layanan Kesehatan.
Setiap orang mempu nyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan
yang opt imal( UU 23 tahun 1992 tetang Kesehatan, Bab III, pasal 4).
Bunyi UU ini telah menyiratkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapat
layanan kesehatan yang paling baik secara menyeluruh.
Kesehatan mempunyai aspek dan ruang lingkup yang luas, karena menyangkut soal
kesejateraan jasmani, rohani dan sosial
Dalam UU 23 tahun 1992 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Kesehatanadalah
keadaan sejahtera dari badan, j iwa, dan sosial yang memungkin kan setiap orang hidu pprod ukti f secara sosial dan ekonom is
Sedangkan menurut menurutOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan
bahwa pengertian Kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan
Dari pengertian ini sangat jelas bahwa terpenuhinya hak kesehatan ditandai apabila rakyat
sudah sejahtera baik secara ekonomi maupun sosial. Lalu bagaimana mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal?
Dalam UU No.23 tahun 1992 bab V pasal 10, ditegaskan:
Untuk m ewujudk an derajat kesehatan yang optim al bagi masyarakat, diselenggarakan
upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, pening katan kesehatan (prom otif),
pencegahan penyakit (preventi f) , penyembuhan penyakit (kurat i f) , dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
Penegasan ini berdampak luas, tidak hanya sebatas penyembuhan (kuratif) yang cenderung
dilakukan oleh asuransi-asuransi kesehatan di Indonesia saat ini. Tapi juga menyoal
pemeliharaan dan pencegahan penyakit (preventif) yang tidak terlepas dari kesehatan
lingkungan (bebas dari pencemaran), sterilisasi bahan makanan, standar Gizi, air bersih dll.
Jadi, semua Asuransi Kesehatan ataupun badan-badan penyelenggara jaminan kesehatan
seharusnya memberi layanan secara comprehensive (menyeluruh) dan optimal.
Bagaimana dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial( BPJS)
A. Awal pengagasan BPJS.
UU BPJS adalah turunan dari UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN). Konsep SJSN di Indonesia merupakan bagian dari Konsesus Whasington yang
dibuat negara-negara Kapitalis dalam menghadapi ancaman krisis dalam bentuk Program
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/ -
7/21/2019 BPJS UU
2/10
2
Penyesuaian Struktural atau Structural Adjustment Program(SAP) yang dimplementasikan IMF
dan Pemerintahan Indonesia dalam bentuk Letter Of Intent (LoI) untuk mengatasi krisis .
Melaui lembaga keuangan Intensional IMF, negara-negara penerima bantuan harus
mengimplementasikan Isi dari Konsensus Washington yang mengatur 10 hal. Secara singkat
isinya sebagai berikut: (1) disiplin fiskal; (2) prioritas pengeluaran publik; (3) reformasipemungutan pajak; (4) liberalisasi finansial; (5) kebijakan luar negeri yang mendorong
persaingan; (6) liberalisasi perdagangan; (7) mendorong kompetisi antara perusahaan asing
dan domestik untuk menciptakan efisiensi; (8) mendorong privatisasi; (9) mendorong iklim
deregulasi; (10) pemerintah melindungi hak kekayaan intelektual.
Secara garis besar isi Konsensus Washington ini mengatur 3 hal yaitu: liberalisasi, deregulasi,
dan privatisasi untuk memastikan kelanggengan negara-negara kapitalis itu sendiri. Maka
dapat dipastikan bahwa seluruh program turunan dari Konsensus Washington akan
menyengsarakan rakyat, seperti swastanisasi dan komersialisasi layanan pendidikan, UU
Penanaman Modal Asing (PMA), UU Migas, UU Minerba, UU SDA yang semuanya menjarah
seluruh milik rakyat.
Pada tahun 2002, IMF lewat program Asian Development Bank (ADB) memberikan pinjamanpada Indonesia sebesar US $ 250 juta, untuk program Financial Governance and socialsecurity program (FGSSR) atau program Tata Kelola Keuangan dan Reformasi JaminanSosial. ADB menggagasi dan mendorong pemerintah Indonesia membuat UU tentang jaminansosial yang merupakan bagian dari paket reformasi jaminan sosial dan keuangan pemerintah.Ini terlihat dalam dokument Asian Development Bank (ADB) yang bertajuk FinancialGovernance and social security program (FGSSR)sbb:
Dalam dokument ini juga disebutkan ADB Techni cal Assistance was provided to help develop
the SJSN in l ine with key policies and pr ior iti es established by the draf ting team and other
agenciesatau Bantuan Tekni s dari ADB telah disiapkan untuk membantu mengembangkan
SJSN yang sejalan dengan sejumlah kebij akan kunci dan priori tas yang dibuat oleh tim
http://1.bp.blogspot.com/-QM4-sX00ed0/TuDnQyHxvHI/AAAAAAAAAEs/nOjgCxqTS9s/s1600/1.jpg -
7/21/2019 BPJS UU
3/10
3
penyusun dan lembaga lain. Dalam Dokumen Tahap I FGSSR disebutkan : Untuk
mengembangkan sistem jaminan sosial , Phase I akan (i) mengalihkan institusi terkait dengan
pelaksanaan asuransi sosial wajib dan program sosial dibawah pengawasan otoritas jasa
keuangan (ii) menigkatkatkan tata kelola dan pengawasan system asuransi sosial yang wajib dan
system jaminan sosial yang ada.Untuk mengawasi penggunaan uang pinjaman, IMF juga mendorong terbentuknya Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yaitu badan yang memegang otoritas bidang pengawasan jasa
keuangan. OJK bersifat independent (selft regulation) yang mengambil alih tugas Bank
Indonesia (BI). OJK memiliki otoritas memeriksa dan menjatuhkan sanksi terhadap lembaga
keuangan bank maupun bukan bank termasuk lembaga asuransi:
Akhirnya pada tahun 2004 ditetapkan UU SJSN dan tahun 2011 dibentuklah BPJS sebagaibadan penyelenggara. Jadi munculnya UU SJSN dan BPJS adalah kepentingan KapitalisInternasioan lewat ADB sebagai pengagas. Dan ini salah satu persyaratan untuk memberipinjaman untuk privatisasi Jaminan Sosial dan Komersialisasi Layanan Kesehatan danlayanan sosial lainnya dengan dalih Keadilan Sosial. Padahal ini hanya memperpanjang nafasdari sistem kapitalis itu sendiri dan menutupi penjarahan rakyat yang dilakukan.
B. Bagaimana imp lementasi UU BPJS???
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah diberlakukan sejak 1 Januari 2014 untuktahap pertama dan tahap berikutnya paling lambat 1 Januari 2019, semua rakyat Indonesia
ditargetkan sudah terdaftar sebagai peserta BPJS sesuai dengan aturan dalam Perpres No.12 /
2013 tanggal 1 Januari 2013, tentang pelaksanaan jaminan kesehatan secara bertahap.
Sedangkan peserta Penerima Bantuan Iuran diatur PP No.101/2012. Kedua peraturan ini
merupakan implementasi dari pelaksanaan UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dan sebagai penyelenggara dibentuklah Badan Penyelengara Jaminan Sosial
(BPJS) dengan legalitas UU Nomer 24 Tahun 2011. Hal ini merupakan pengalihan tanggung
jawab negara dalam masalah jaminan sosial dan layanan kesehatan. BPJS ini memiliki 5
Program yaitu:
Jaminan K esehatan
Jaminan Kecelakaan Kerja
Jaminan hari Tua
Jaminan Pensiun
Jaminan Kematian
http://2.bp.blogspot.com/-sifdnZUyJmI/TuDnTYEv3VI/AAAAAAAAAE0/ANvfCHyR9Yc/s1600/4.jpg -
7/21/2019 BPJS UU
4/10
4
Penyelenggaraanya jaminan sosial dan layanan kesehatan oleh BPJS sangat jauh dari
pelayanan Kesehatan yang sesungguhnya yang sudah diatur dalam UU ( UU 23 tahun 1992
tetang Kesehatan. Ini bisa dilihat dari beberapa hal diantaranya :
I.Pada tahap : Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Promotif)Dalam UU BPJS tidak ada mengatur program-program pemberdayaan masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti pendidikan atau penyuluhan ke
masyarakat.
II. Tahap Pencegahan (Preventif).
Tidak ada mengatur program-program tentang bagaimana agar masyarakat tidak
mengalami sakit. Misalnya Peninjauan seluruh kebijakan negara yang berdampak buruk
bagi kesehatan masyarakat misalnya Izin-izin perusahaan yang merusak lingkungan baik
fisik maupun non fisik yang mendukung suasana yang kondusif bagi masyarakat, Izin
Industri makanan di luar standard Kesehatan, tidak mengatur bagaimana tanggung jawab
BPJS jika terjadi perampasan perusahaan atas milik rakyat ( contoh penggusuran dan
perampasan lahan masyarakat) yang memiskinkan masyarakat baik secara ekonomi dan
sosial yang pasti berujung pada gangguan kesehatan jiwa maupun fisik.
Tidak memberikan jaminan dalam pemenuhan semua kebutuhan pokok individu baik
berupa barang (papan, sandang dan pangan) maupun berupa jasa (kesehatan, pendidikan
dan keamanan.
Tidak ada mengatur program antisipasi terjadinya bencana penyakit (wabah).BPJS diberi
wewenang mengembangkan aset BPJS (Uang iuran peserta) Pasal 41. Namuan BPJS tidak
ada menegaskan kriteria bentuk dan sifat usaha yang akan dikembangkan. Kemungkinan
yang terjadi akan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan perusak lingkungan,
penggusur rumah rakyat dll yang berakhir dengan pemiskinan dan menimbulkan penyakit
bagi masyarakat.
III. Tahap Pengobatan (Kuratif)
Jaminan Kesehatan cenderung hanya diberikan kepada orang-orang tertentu, misalnya
pensiunan pegawai negara, karyawan swasta yang mengikuti iuran jaminan sosial atau
asuransi dan orang miskin yang teregistrasi untuk mendapat bantuan dari negara. Bagi
mereka yang tidak terdaftar, jaminan tersebut tidak akan mereka dapatkan. Sementara
indikator kemiskinan sering tidak tepat sasaran pada objek penerima bantuan.Jamianan Kesehatann yang diberikan bersifat parsial hanya pada kebutuhan tertentu, yaitu
tahap tindakan kuratif.
BPJS tidak manusiawi, cenderung berperan ketika kondisi normal. Ini bisa dilihat dari point-
point yang tidak ditanggung BPJS diantaranya : korban bencana alam dan bencana
penyakit (wabah). Bencana adalah sebuah peristiwa yang terjadi dimana manusia tidak
-
7/21/2019 BPJS UU
5/10
5
mampu mengatasinya dan bisa terjadi korban materi, jiwa maupun fisik. Untuk hal inilah
sebenarmya orang rela masuk peserta BPJS.Disaat manus ia tidak mampu m engatasi
persoalan yang terjadi sesungguh nya di saat ini lah manusia bu tuh bantu an. Tapi
juster u d isaat ben can a ter jad i, BPJS berperan jad i pen onton s ambil m em in ta iu ran
pada korban-korban bencana, baik k arena bencana alam maupu n p enyakit .Negara dan Menteri Kesehatan melegalkan mal praktekyang bisa mengancam nyawa
orang lain : karena BPJS tidak menggung korban mal praktek. Isi salah satu point yang
tidak ditanggulangi menyakiti diri sendiri, pengobatan komplementer, alternatif, chiropractic
yang belum terbukti efektif, pengobatan dan tindakan medis yang bersifat
eksperimental.
Padahal seluruh tenaga kesehatan, lembaga penyelenggara layanan kesehatan, dan juga
institusi penyelenggara pendidikan di bidang kesehatan dibawah pengawasan Menteri
Kesehatan tapi Meneteri Kesehatan justeru tidak mau bertanggungjawab atas kesalahan
mal praktek oleh tenaga medis.
Prinsip gotong royong yang dianut BPJS adalah bentuk pelepasan tanggungjawab negara
terhadap hak kesehatan bagi warganegara (Peserta yang mampu (membantu) kepada
peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh).
Pelayanan BPJS juga tidak berbeda dengan asuransi-asuransi dan secara teknis pelayanan
Hal ini ditegaskan oleh UU 40/2004 pasal 19 ayat 1 yang berbunyi : Jaminan kesehatan
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas. Kemudian Pasal 29, 35, 39, dan 43 menyebutkan secara jelas bahwa jaminan sosisal
itu diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial. .
BPJS memberi sanksi pada peserta yang tidak membayar iyuran tapi UU BPJS tidak
mengatur sanksi bagi BPJS sebagai penyelenggara jika pelayanan kesehatan tidak
maksimal atau melanggar ketentuan yang diatur dalam UU BPJS.
Berikut ini penjelasan tentang pasal-pasal yang ada dalam UU SJSN dan BPJS yang patut
harus diperhatikan dan diwaspadai rakyat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
PASAL PASAL yang patut harus dicermati dan diwaspadai dari UU SJSNNo. Uraian isi Pasal Interprestasi dan Dampaknya
1 Pasal 3Sistem Jaminan Sosial Nasional
bertujuan untuk memberikan jaminanterpenuhinyakebutuhan dasar hidup yang layakbagi setiap peserta dan/atau anggotakeluarganya.
Dalam UU BPJS sebagai implementasi SJSN
tidak ada mengatur soal pemenuhan kebutuhandasar yang layak. Justeru BPJS mengaturbagaimana menagih iuran kepada peserta yangsebenarnya belum mampu memenuhi kebutuhanhidup layak. Contoh: BPJS memaksa perusahaanmemotong iuran gaji pekerja walapun gajinyabelum memenuhi UMP sebagai standarisasi upah
-
7/21/2019 BPJS UU
6/10
6
layak hidup, belum hidup layak. Jika tidak, akandidenda atau dipenjara.
3 Pasal 4Sistem Jaminan Sosial Nasionaldiselenggarakan berdasarkan pada
prinsipa. kegotong-royongan;
Gotong Royong dalam hal ini, hakekatnyaNegara lepas tangan atau tidak bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan rakyat.
4 Pasal 17(1) Setiap peserta wajib membayariuran yang besarnya ditetapkanberdasarkan persentase dari upahatau suatu jumlah nominal tertentu.
Jadi sangat jelas bahwa SJSN bentuk asuransiyang memaksa setiap warga negara jadi peserta,adi bukan jaminan sosial sebagai tanggungjawabnegara. Dan setiap orang bahkan bayi yang barulahir wajib bayar. Ini pemerasan rakyat bertopengaminan sosial.
Pasal 19Jaminan kesehatan diselenggarakansecara nasional berdasarkan prinsipasuransi sosial dan prinsip ekuitas
Mempertegas bahwa SJSN adalah bersifatAsuransi yang diwajibkan.
Prinsip Asuransi adalah bisnis, yaitu menarikuang iuran sebagai jaminan sebagai pesertabisnis pasif, dan peserta hanya dapat manfaatuangnya ketika dia sakit, tua, atau meninggal.
Jadi UU SJSN tidak akan mungkin ada jaminansosial, ini adalah langkah reformasi pajak turunandari Konsensus Washington
Pasal 22 ayat 1
Manfaat jaminan kesehatan bersifatpelayanan perseorangan berupapelayanan kesehatan yangmencakup pelayanan promotif,preventif, kuratif, dan rehabilitatif,termasuk obat dan bahan medishabis pakai yang diperlukan.
Tidak benar.buktinya dalam UU ini tidak
mengatur garis-garis besar Program yang bersifatpromotif dan preventif yang meningkatkankesehatan. Lebih banyak mengatur soal teknis ditahapan kuratif, teknis penarikan iuran dan sanksibagi peserta
Pasal 22( (2) Untuk jenis pelayanan yangdapat menimbulkan penyalahgunaanpelayanan, peserta dikenakan urunbiaya.
Penyalahgunaan pelayanan (berarti pihak BPJSsebagai penyelenggara/pelayan dan seluruhinstitusi yang bekejasama dengan BPJS).1. Mereka yang melakukan penyalahgunaan, tapi
peserta ikut menanggungnya, Ini jelas tidak adil
2. Sudah bayar Premi, masih ada kemungkinandiminta bayar lagi.6 Pasal 24
(1) Besarnya pembayaran kepadafasilitas kesehatan untuk setiapwilayah ditetapkan berdasarkankesepakatan antara BadanPenyelenggara Jaminan Sosial dan
Jadi jenis fasilitas dan jumlah pembayaran yangditanggung tergantung selera BPJS, bukanberdasarkan kebutuhan pengobatan pasien.
Ini juga masih ada kemungkinan pasiennombok walupun sudah membayar premi !!!
-
7/21/2019 BPJS UU
7/10
7
asosiasi fasilitas kesehatan diwilayah tersebut.
7 Pasal 26Jenis-jenis pelayanan yang tidakdijamin Badan PenyelenggaraJaminan Sosial akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Presiden.
Indikator : BPJS ingin memperkuat tindakanpelepasan tanggungjawabnya terhadap beberapaenis layanan sosial dengan Perpres
8 Pasal 47(1) Dana Jaminan Sosial wajibdikelola dan dikembangkan olehBadan Penyelenggara jaminan Sosialsecara optimal denganmempertimbangkan aspek likuiditas,solvabilitas, kehati-hatian, keamanandana, dan hasil yang memadai.
1. Investasikan tidak selalu untung, jugaberpeluang mengalami kerugian, jika rugi pastinasabah (rakyat) yang dirugikan.
2. Dalam UU SJSN tidak mengatur bentukpertanggungjawabannya/sansksi jika Investasimengalami kerugian.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan
UU Nomer 24 Tahun 2011, yang merupakan amanat dari UU No 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). BPJS akan menjadi lembaga superbodyyang
memiliki kewenangan luar biasa di negara ini untuk menjarah uang rakyat.
Tabel 2
PASAL PASAL yang patut harus dicermati dan diwaspadai dari UU BPJS
No. Uraian isi Pasal Interprestasi dan Dampaknya
1. Pasal 1 ayat 4
Peserta adalah setiap orang, termasukorang asing yang bekerja paling singkat6 (enam) bulan di Indonesia, yang telahmembayar iuran.
Tidak membayar Iuran sudah pasti tidak akanmendapatkan pelayanan jaminan sosial.Bagimana jika tidak mampu bayar iyuran tapitidak terdaftar sebagai orang miskin ataubantuan atau data yang tidak objektif?
2 Pasal 2BPJS menyelenggarakan sistem jaminansosial nasionalberdasarkan asas:a.kemanusiaan;b.manfaat; danc.keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
BPJS cenderung berperan ketika kondisinormal. Ini bisa dilihat dari point-point yangtidak ditanggung diantaranya : korbanbencana alam dan bencana penyakit(wabah), disaat masyarakat tidak mampumengatasi kejadian atau situasi
3 Pasal 3BPJS bertujuan untuk mewujudkanterselenggaranya pemberian jaminanterpenuhinya kebutuhan dasar hidupyang layak bagi setiap Peserta dan/atauanggota keluarganya.
Jaminan Sosial hanya topeng, yang pastitujuannya mencari keuntungan denganmemeras rakyat lewat iuran wajib.
Dalam UU BPJS sebagai implementasiSJSN tidak ada mengatur soal pemenuhankebutuhan dasar yang layak. Justeru BPJSmengatur bagaimana menagih iuran
-
7/21/2019 BPJS UU
8/10
8
kepada peserta yang sebenarnya belummampu memenuhi kebutuhan hidup layak.Contoh: BPJS memaksa perusahaanmemotong iuran gaji pekerja walaupungajinya belum memenuhi UMP sebagaistandarisasi upah layak hidup, belum hidup
layak. Jika tidak, akan didenda ataudipenjara.
4 Pasal 4 point-Bersifat nirlaba
-Kepesertaan bersifat wajib
Bersifat Nirlaba tapi kenapa diatur soalinvestasi?
Dalam UU SJSN sudah ditegaskan bahwaSJSN bersifat asuransi tapi kenapa dalamimplementasi (UU BPJS) ada pemaksaan?
5 Pasal 7(1) BPJS sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 adalah badan hukumpublik berdasarkan Undang-Undang ini.
Badan Hukum Publik adalah bahasa lain
dari Legalitas Privatisasi Pengelolaan
Jaminan Sosial atau asuransi yang selama
ini di kelola BUMN.
Pasal 10Dalam melaksanakan fungsisebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,BPJS bertugas untuk:a. melakukan dan/atau menerimapendaftaran Peserta;b. memungut dan mengumpulkan Iurandari Peserta dan Pemberi Kerja;c. menerima Bantuan Iuran dariPemerintah;d. mengelola Dana Jaminan Sosial untukkepentingan Peserta;
Dana yang cukup besar, dengan penduduk240 jutaan akan terkumpul dana sekitar4,8 trilyun/bulan, ini alasan menjadi ADBkenapa berani membiayai prosespembuatan dan pengesahan UU BPJSdengan dana Rp. 2,25 Trilyun.
Dengan ketersediaan dana 4,8trilyun/bulan, maka ada jaminanpengembalian utang Indonesia pada pihakasing.
Menguras rakyat untuk Memastikanketersediaan dana dan kekayaan yangharus diserap oleh Kapitalis di Indonesialewat liberalisasi perdagaangan.
Pasal 11b. menempatkan Dana Jaminan Sosialuntuk investasi jangka pendek dan
jangka panjang denganmempertimbangkan aspek likuiditas,solvabilitas, kehati-hatian, keamanandana, dan hasil yang memadai;
Penempatan Investasi dalam bentuk surat-surat berharga sangat rentan terkena krisisatau resiko kerugian akhirnya rakyatmenjadi korban.
Pasal 13 point b
Mengembangkan aset Dana JaminanSosial dan aset BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta;
Tidak mengatur kriteria umum jenis usaha
pengembangan aset. Misalanyausaha/perusahaan yang tidakmencemari/merusak lingkungan karena iniakan berdampak pada kesehatanmasyarakat. Ini harus diatur sebagaitidakan preventif menjaga kesehatan.
Tidak diatur dengan jelas sanksi ataskesalahan jika usaha pengembangan
-
7/21/2019 BPJS UU
9/10
9
merugi.Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asingyang bekerja paling singkat 6 (enam)bulan di Indonesia, wajib menjadiPeserta program Jaminan Sosial.
Pemaksaan atas penggunaan BPJSsebagai layanan kesehatan
Ini bentuk pemaksaan pajak sesuai perintah Konsensus Washington yaitu : reformasipemungutan pajak. Hanya saja lebih kejamdari pajak karena anak bayi juga sudahditagih pajak.
Bedanya BPJS lebih buruk daripembayaran pajak dan asuransi, karenaanak bayi juga wajib membayar premiasuransi.
Pasal 17 point 2(1)Pemberi Kerja selain penyelenggaranegara yang tidak melaksanakanketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dansetiap orang yang tidak melaksanakanketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 dikenai sanksi administratif.(2) Sanksi administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa:a. teguran tertulis;b. denda; dan/atauc. tidak mendapat pelayanan publik.
Sanksi administratif : Tidak mendapatpelayanan publik, cakupannya luas. Adakemungkinan terkait dengan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti penerangan, airbahkan pembuatan surat-surat penting dll.
Pasal 24(3) Dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (2),Direksi berwenang untuk:
f. melakukan pemindahtanganan asettetap BPJS paling banyakRp100.000.000.000,00 (seratus miliarrupiah) dengan persetujuan DewanPengawas;g. melakukan pemindahtanganan asettetap BPJS lebih dariRp100.000.000.000,00 (seratus miliarrupiah) sampai denganRp500.000.000.000,00 (lima ratus miliarrupiah) dengan persetujuan Presiden;dan
h. melakukan pemindahtanganan asettetap BPJS lebih dariRp500.000.000.000,00 (lima ratus miliarrupiah) dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Berpeluang terjadinya korupsi dana untuktujuan dan kepentingan bisnis direksi, DewanPengawas, Presiden dan DPR
Pasal 41(1) Aset BPJS bersumber dari: BPJS dimodali negara tapi negara tidak
-
7/21/2019 BPJS UU
10/10
10
a. modal awal dari Pemerintah, yangmerupakan kekayaan negara yangdipisahkan dan tidak terbagi atas saham;b. hasil pengalihan aset Badan UsahaMilik Negara yang menyelenggarakanprogram jaminan sosial;
c. hasil pengembangan aset BPJS;d. dana operasional yang diambil dariDana Jaminan Sosial; dan/ataue. sumber lain yang sah sesuai denganperaturan perundang-undangan.
memiliki saham, jadi keuntungansepenuhnya di BPJS. Sementara layananyang didapat peserta (rakyat) tidak bisaoptimal.
BPJS dengan mudah telah mendapatkandana ratusan trilyun dari BUMN yg selama
ini mengurusi masalah asuransi sepertiJamsostek, Taspen, Askes, dan Asabriyang jauh pelayanannya lebih baik..
Pasal 41 ayat 2.bAset BPJS dapat digunakan:b.biaya pengadaan barang dan jasayang digunakan untuk mendukungoperasional penyelenggaraan JaminanSosial;
Dengan dan 4 trilyun/bulan, harusnya BPJSsudah memiliki program pembagunan RSPemerintah tambahan secara bertahap disetiap propinsi bahkan kabupaten diIndonesia.
Pasal 47BPJS tidak dapat dipailitkan berdasarkanketentuan perundangan-undanganmengenai kepailitan.
Menciptakan peluang bagi penyelenggaraBPJS bisa menghindar atas kewajibannyamembayar utang-utangnya baik kepadanasabah atau pihak ke 3 atas kesalahanpengelolaan dana/aset.
Sangat jelas bahw a BPJS adalah suatu Badan Privatisasi Jaminan Sos ial,
melakukan komersial isasi layanan kesehatan, bersi fat asuransi yang memaksa
kepesertaan dan akhirny a hanya membawa kesengsaraan bagi rakyat, maka
sangat layak BPJS harus dibubarkan..!!!!!
Daftar Pustaka :
UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
www.rockinews.com/2012/05/adb-di-bal ik-uu-sjsn-dan-uu-bpjs.html