bpjs dan sjsn

4
RESUME Disusun oleh : Dwi Djaka Leksana N I M : 0809010130 BPJS Sebagai Pelaksana Program Jaminan Sosial dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Sosial yang Efektif, Efisien, dan Non Diskriminatif Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu tujuan dibentuknya negara ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah memajukan kesejahteraan umum. Berarti, pemerintah harus bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil, berkelanjutan, dan tidak diskrimatif dalam arti semua rakyat Indonesia tanpa pandang bulu mempunyai hak yang sama memperolah hal tersebut. Semua itu diwujudkan dalam bentuk jaminan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pasal 28 H disebutkan bahwa “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagaimana manusia yang bermartabat”, dan Pasal 34 ayat 2 (amandemen keempat), bahwa “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Upload: wiwid-dwi-jaka-leksana

Post on 20-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

RESUMEDisusun oleh : Dwi Djaka LeksanaN I M : 0809010130

BPJS Sebagai Pelaksana Program Jaminan Sosial dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Sosial yang Efektif, Efisien, dan Non DiskriminatifSeperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu tujuan dibentuknya negara ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah memajukan kesejahteraan umum. Berarti, pemerintah harus bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil, berkelanjutan, dan tidak diskrimatif dalam arti semua rakyat Indonesia tanpa pandang bulu mempunyai hak yang sama memperolah hal tersebut. Semua itu diwujudkan dalam bentuk jaminan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pasal 28 H disebutkan bahwa Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagaimana manusia yang bermartabat, dan Pasal 34 ayat 2 (amandemen keempat), bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.Atas dasar semua itu, tercetuslah Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang ini dibentuk sebagai langkah awalan untuk mewujudkan sistem jaminan sosial di Indonesia. Namun, untuk mengimplementasikannya, diperlukan suatu badan penyelenggara yang bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional ini.Akhirnya, terbentuklah Peraturan Perundangan yang mengatur terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau disingkat BPJS yaitu UU No. 24 tahun 2011 pada 28 Oktober 2011 lalu. BPJS terdiri dari BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Adapun jenis jaminan sosial yang diatur dalam UU BPJS meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, jaminan pensiun ,dan jaminan kematian. Dengan adanya Badan ini diharapkan mampu terbentuk sistem jaminan sosial yang efektif, efisien, dan tidak diskriminatif.BPJS merupakan Badan hukum yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lain kecuali untuk hal yang tegas diatur dalam undang-undang terkait. Namun, bukan berarti pemerintah lepas tangan. BPJS dalam pelaksanaan tugasnya tetap memiliki hubungan kerja dengan pemerintah, DPR, dan BPK. Selain itu, badan ini memiliki tiga pilar yang dapat dikatakan juga sebagai bidang tugasnya, yang meliputi pilar bantuan sosial, pilar asuransi sosial, dan pilar tambahan untuk mereka yang menginginkan jaminan lebih besar dari jaminan kebutuhan standar hidup yang layak dan mereka mampu membeli jaminan tersebut.Sesuai kesepakatan, BPJS kesehatanlah yang akan dilaksanakan mulai 1 Januari 2014 mendatang. Tentu diperlukan peraturan pelaksana yang mengatur hal tersebut. Sesuai pasal 70 huruf (a) dalam UU BPJS bahwa Peraturan Presiden tentang jaminan kesehatan harus ditetapkan paling lama 25 November 2012 sebagai pedoman pelaksanaan BPJS kesehatan mendatang. Namun, faktanya sampai sekarang Rancangan PerPres sarat akan masalah, dari mulai tujuan, sistematika tidak logis hingga muatan materi yang bertentangan dengan UU SJSN/BPJS dan masih banyak masalah lainnya. Sedangkan 8 Peraturan Pemerintah untuk pelaksanaan teknis UU BPJS tersebut pun, belum ada satu pun yang disahkan. Padahal batas akhirnya tinggal 2 bulan lagi (12 November 2012).Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, tentu sudah menjadi kewajiban kita untuk mengawasi kinerja serta mengingatkan pemerintah untuk bergegas memperbaiki peraturan tersebut agar sesuai dengan UU SJSN/BPJS.Jadilah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang peduli, kritis, dan siap menjadi garda terdepan menuju Indonesia Sejahtera !!!