bahaya liberalisasi jaminan sosial (motif busuk uu sjsn & uu bpjs) oleh

40
BAHAYA LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh Hizbut Tahrir Indonesia

Upload: jadon

Post on 24-Feb-2016

171 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAHAYA LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh Hizbut Tahrir Indonesia. Berdasarkan UU SJSN dan UU BPJS : Yang dimaksud dengan Jaminan Sosial itu adalah Asuransi Sosial - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

BAHAYA LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL

(MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS)

OlehHizbut Tahrir Indonesia

Page 2: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

KAPITALISME

PENDIDIKAN : UU No. 20/2003 (Sisdiknas)

UU No. 9/2009 (BHP)

EKONOMI : UU No. 22/ 2001 ( MIGAS)

UU No. 23/2010 (MINERBA)UU No. 7/2004 (SDA)

KESEHATAAN :UU No.40/2004 : SJSNUU No. 24/2011 : BPJS

LAIN 2 :UU PP

Berdasarkan UU SJSN dan UU BPJS :1. Yang dimaksud dengan Jaminan Sosial itu adalah Asuransi Sosial2. Jaminan Sosial menjadi ” Komoditas / Barang Dagangan” yang

diperjualbelikan (Komersialisasi Layanan Publik)3. Kebijakan Sistem Ekonomi Kapitalis utk melengkapi Swastanisasi

(Liberalisasi) di Bidang Sosial : Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan.

FAKTA JAMINAN SOSIAL

Page 3: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

REGULASI LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL(UU SJSN)

Pasal 1Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:1. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.2. Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib

yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.

Pasal 4Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsipa. kegotong-royongan;

Penjelasan :prinsip gotong royong yaitu peserta yang mampu (membantu) kepada peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Jadi jelas undang-undang ini justru ingin melepaskan tanggung jawab Negara terhadap jaminan sosial atau kesehatan.

Page 4: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

REGULASI LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL

BAB VKEPESERTAAN DAN IURAN

Pasal 13(1) Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya

sebagai peserta kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti.

Pasal 14

(1) Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada Badan Penyelenggara jaminan sosial.

(2) Penerima bantuan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.

Page 5: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PASAL-PASAL MAUT SJSNNo. Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Pasal 1 ayat 3 : Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran…

Katanya Jaminan Sosial tapi teryata Asuransi yang mewajibkan setiap individu rakyat membayar Premi

2. Pasal 3Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya

Bohong ! yang sebenarnya terjadi adalah pemalakan oleh Swasta (Perusahaan Asuransi) yang didukung penuh oleh Pemerintah.

3 Pasal 4Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsipa. kegotong-royongan;

Bahasanya manis sesuai dengan istilah “gotong royong “ tapi esensinya Negara berlepas tangan atau tidak bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.

4. Pasal 17(1) Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu.

Inilah bentuk asuransi bukan jaminan, maka setiap orang bahkan bayi yang baru lahir wajib bayar (lebih kejam dari pada Pajak)

Page 6: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PASAL-PASAL MAUT SJSNNo. Pasal Interprestasi dan Dampak5. Pasal 22

( (2) Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.

Sudah bayar Premi, masih ada kemungkinan diminta bayar lagi.

6. Pasal 24(1) Besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.

Pasien masih ada kemungkinan nombok walupun sudah membayar premi !!!

7 Pasal 26Jenis-jenis pelayanan yang tidak dijamin Badan Penyelenggara Jaminan Sosial akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden.

Ada celah untuk berlepas diri dari BPJS untuk tidak memenuhi kewajiban (Klaim)

8. Pasal 47(1) Dana Jaminan Sosial wajib dikelola dan dikembangkan oleh BPJS secara optimal dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, …….

Dana Iuran bisa di Investasikan dan ini sangat berpeluang mengalami kerugian, maka kalau rugi pasti nasabah (rakyat) yang dirugikan !

Page 7: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

• Terjadi pengalihan tanggungjawab negara kepada individu atau rakyat melalui iuran . • Semua Rakyat Wajib membayar Iuran Asuransi Sosial• Yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang teregister atau tercatat membayar iuran. • Jaminan sosial tersebut hanya bersifat parsial yaitu misalnya jaminan kesehatan tapi tidak memberikan Jaminan kepada rakyat dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya sandang, pangan dan papan.• Rakyat didzolimi dan dirugikan

DAMPAK DARI UU SJSN

Page 8: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

BANTUAN ADB• Asia Development Bank (ADB) tahun 2006 yang bertajuk “Financial

Governance and Social Security Reform Program (FGSSR). Dalam dokumen tersebut antara lain disebutkan: “ADB Technical Assistance was provided to help develop the SJSN in line with key policies and priorities established by the drafting team and other agencies.” (Bantuan Teknis dari ADB telah disiapkan untuk membantu mengembangkan SJSN yang sejalan dengan sejumlah kebijakan kunci dan prioritas yang dibuat oleh tim penyusun dan lembaga lain). Nilai bantuan program FGSSR ini sendiri sebesar US$ 250 juta atau Rp 2,25 triliun (kurs 9.000/US$).

Sumber: ADB

KETERLIBATAN ASING

Page 9: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

KETERLIBATAN ILO• ILO Jakarta yang hampir tidak terdengar kiprahnya di bidang jaminan sosial

selama 7 tahun terakhir pasca pengesahan UU SJSN, kini bangkit membantu pemerintah Indonesia dan para pemangkunya dengan mengusung isu “social security and social protection floor”- perlindungan sosial universal untuk seluruh penduduk

Sumber: ADB

Page 10: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

KETERLIBATAN WORLD BANK

• Dari pertemuan ILO tersebut, terungkap pula bahwa World Bank Jakarta tengah mempersiapkan skenario implementasi program jaminan pensiun SJSN. Mitchell Winner, pakar jaminan pensiun World Bank Jakarta, menyampaikan desain reformasi program jaminan pensiun dan perluasan kepesertaan jaminan pensiun

Sumber: ADB

Page 11: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

REGULASI LIBERALISASI BADAN PENGELOLA (UU BPJS)

Page 12: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

REGULASI LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL

Page 13: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

REGULASI LIBERALISASI JAMINAN SOSIAL

Page 14: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PASAL-PASAL MAUT BPJSNo. Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Pasal 1 ayat 6Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.

Yang tidak membayar Iuran sudah pasti tidak akan mendapatkan pelayanan jaminan social.

2. Pasal 3BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.

Yang benar tujuannya untuk mencari keuntungan dari penderitaan rakyat yang difalak melalui “ iuran premi “

3 Pasal 7(1) BPJS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah

badan hukum publik berdasarkan Undang-Undang ini.Badan Hukum Publik adalah bahasa lain dari Swastanisasi Pengelolaan Jaminan Sosial atau asuransi yang selama ini di kelola BUMN. Badan Hukum Publik juga digunakan dulu untuk beberapa universitas yang disebut dengan BHMN yang akhirnya dibatalkan oleh MK.

4. Pasal 10Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, BPJS bertugas untuk:a. melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta;b. memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta dan

Pemberi Kerja;c. menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah;d. mengelola Dana Jaminan Sosial untuk

kepentinganPeserta;

Akan terkumpul dana yang cukup besar dan itu dikelola oleh swasta (perusahaan asuransi baik lokal maupun asing dalam bentuk reasuransi yang sudah menunggu perusahaan asuransi dari eropa ), kalau asumsi premi terrendah yg wajib dibayar Rp.20.000 per bulan per orang dengan jumlah penduduk 240 jutaan akan terkumpul dana sekitar 4,8 Trilyun per bulan, maka wajar ADB dan World Bank berani membiayai agar UU BPJS ini disahkan dengan dana Rp. 2,25 Trilyun.

Page 15: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PASAL-PASAL MAUT BPJSNo. Pasal Interprestasi dan Dampak

5. Pasal 11Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, BPJS berwenang untuk:a. menagih pembayaran Iuran;b. menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi

jangka pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;

c. melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan social nasional;

d. membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah; mengenakan sanksi administrative kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang tidak memenuhi kewajibannya;

Penagihan pembayaran iuran bersifat memaksa dan yang telat bayar didenda 1 % dan bisa kerja sama dengan Pemerintah utk meminta mereka yg tidak membayar premi (iuran) tidak mendapat pelayanan kepentingan public seperti bikin Akta dll.Penempatan Investasi dalam bentuk surat-surat berharga sangat rentan terkena krisis (inilah yang sekarang terjadi di eropa), akhirany rakyat menjadi korban.

6. Pasal 14Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial.

Inilah pemaksaan dan kejahatannya sebenarnya melebihi Kewajiban membayar pajak, karena semua orang wajib membayar premi asuransi.

Page 16: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PASAL-PASAL MAUT BPJSNo. Pasal Interprestasi dan Dampak

7. Pasal 17(1) Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang tidak

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dan setiap orang yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:a. teguran tertulis;b. denda; dan/atauc. tidak mendapat pelayanan public.

Inilah bentuk pemaksaan yg sangat dzolim

8. Pasal 24(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Direksi berwenang untuk:f. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling

banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dengan persetujuan Dewan Pengawas;

g. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) sampai dengan Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) dengan persetujuan Presiden; dan

h. melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp500.000.000.000,00 (lima ratus miliar rupiah) dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Sangat mudah untuk mengkorupsi dana ini utk tujuan dan kepentingan pribadi direksi, Dewan Pengawas, Presiden dan DPR

Page 17: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PASAL-PASAL MAUT BPJSNo. Pasal Interprestasi dan Dampak

9. Pasal 41(1) Aset BPJS bersumber dari: a. modal awal dari Pemerintah, yang

merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham;

b. hasil pengalihan aset Badan Usaha Milik Negara yang menyelenggarakan program jaminan sosial;

c. hasil pengembangan aset BPJS;d. dana operasional yang diambil dari Dana

Jaminan Sosial; dan/ataue. sumber lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BPJS dengan mudahnya mendapatkan dana ratusan trilyun dari BUMN yg selama ini mengurusi masalah asuransi seperti Jamsostek, Taspen, Askes, dan Asabri.

10. Pasal 47BPJS tidak dapat dipailitkan berdasarkan ketentuanperundangan-undangan mengenai kepailitan.

Ini yang lucu, BPJS bisa menghindar atas kewajibannya membayar utang-utangnya baik kepada nasabah atau pihak ke 3 .

Page 18: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

• Ini bentuk lain dari memprivatisasi (menswastakan) jaminan sosial berkedok Wali Amanah dan atau Badan Hukum Publik.

• BPJS akan menerapkan prinsip bisnis dalam pelayanan kesehatan.

• Pemerintah menyerahkan pengelolaan dana jaminan sosila kepada Swasta baik lokal maupun asing sehinga mereka bisa mengekploitasi dana dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui dana APBN untuk kepentingannya.

• Rawan penyalahgunaan dan Korupsi• Pemerintah Dzolim dan Rakyat dirugikan

DAMPAK DARI UU BPJS

Page 19: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

IMPLEMENTASI SJSN DAN BPJS PP 101/2012 (PBI)

No. Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Pasal 2(1) Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri dan/atau pimpinan lembaga terkait.(2) Kriteria Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagilembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik untuk melakukan pendataan.

Berdasarkan beberapa Informasi mereka yang masuk kategori Miskin adalah yang berpenghasilan Dibawah Rp. 233.000 per bulan

2. . Pasal 4Data Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang telah diverifikasi dan divalidasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sebelum ditetapkan sebagai data terpadu oleh Menteri, dikoordinasikan terlebih dahulu dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan menteri dan/atau pimpinan lembagaterkait.

• Berdasarkan Ajuan Tim POKJA BPJS oarng msikin yang diusulkan Pada tahun 2014 sebanyak 96 juta dan Yang disetujui MENKEU sebanyak 86 juta rakyat. • Sementara selama ini orang miskin yang diakui oleh pemerintah berdasarkan data BPS sebanyak 31 jutaan • Ada Apa ?

Page 20: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

IMPLEMENTASI SJSN DAN BPJS PERPRES NO. 12/2013

No.

Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Pasal 1Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:(2) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.

Badan Hukum yang diamantkan dalam UU BPJS adalah Badan Hukum Publik, dengan Badan Hukum Publik saja walaupun katanya orientasinya non profit tapi tetap saja pada pelaksanaan nuansa komersialisasi tidak bisa di hindarkan seperti BHP Pendidikan Tinggi, Apalagi kalau bukan hukum Publik. Seperti PT maka Orientasi Profit menjadi tujuan Utama.

Page 21: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

IMPLEMENTASI SJSN DAN BPJS PERPRES NO. 12/2013

No.

Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Besaran IuranPasal 16

(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah.

(2) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.

(3) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan peserta bukan Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran Iuran Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Presiden.

• Berdasarkan Usulan TIM POKJA BPJS pada tahun 2014 dana Iuran untuk kelas 3 yang diusulkan sebesar RP. 22.500 per orang tapi yang disetuji MENKEU hanya sebesar Rp. 15.500 berarti peserta PBI tetap harus membayar sebesar Rp. 7.000 per orang per bulan. •Semakin Jelas menunjukkan kebohongan Jaminan Sosial

Page 22: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

IMPLEMENTASI SJSN DAN BPJS PERPRES NO. 12/2013

No. Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Pasal 17(1) Pemberi Kerja wajib membayar Iuran

Jaminan Kesehatan seluruh Peserta yang menjadi tanggung

jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS

Kesehatan.(4) Keterlambatan pembayaran Iuran

Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.

• Bagi yang telat kena Denda dan jika tidak membayar tidak akan mendapat pelayanan.

Page 23: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

IMPLEMENTASI SJSN DAN BPJS PERPRES NO. 12/2013

No. Pasal Interprestasi dan Dampak

1. Pasal 25Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:a. pelayanan kesehatan yang dilakukan

tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;

g. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah;

• Birokrasi yg kadang2 berbelit membuat sulit untuk mendapatkan pelayan kesehatan bagi PBI • Sangat mudah bagi BPJS untuk menolak kewajiban memberikan jaminan kesehatan dengan alasan Kejadian Luar Biasa misalnya Bencana Demam Berdarah ini tdk ditanggung BPJS alias bayar sendiri…

Page 24: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

• Semakin menunjukkan bahwa Jaminan Sosial itu bohong.• Rakyat Miskin yang katanya ditangung pemerintah tetapi

tetap harus membayar sebesar Rp. 7.000 (yaitu selisih Premi kelas 3 Rp. 22.500 di kurangan dana yang mampu ditanggung pemerintah hanya Rp. 15.500)

• Dana yang ditanggung oleh Pemerintah sifatnya Subsidi yang setiap saat bisa di hapus sehingga suatu saat rakyat miskin harus membayar penuh.

• Sumber Korupsi baru dalam penentuan jumlah orang miskin, misalnya tahun 2014 orang miskin yang akan menerima bantuan sebanyak 86 juta tapi selama ini pemerintah melalui BPS menyatakan orang miskin sekitar 31 juta.

DAMPAK DARI PP DAN PERPRES

Page 25: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

• Menurut Ikatan Dokter Indonesia Iuran sebesar Rp. 22.500 itu dinilai belum mencukupi nilai keekonomian pelayanan kesehatan. Hal itu dikhawatirkan bisa menurunkan mutu layanan medis karena tidak cukup untuk membiayai tenaga medis, obat-obatan, investasi, dan biaya lain. Ikatan Dokter Indonesia mengusulkan, besaran iuran setidaknya Rp 60.000 per orang per bulan.

• Selain membebani rakyat, sistem pelayanan kesehatan tersebut bersifat diskriminatif sebab yang ditanggung oleh pemerintah hanyalah orang miskin saja. Sementara yang dianggap mampu harus membayar sendiri. Tragisnya lagi, pelayanan kesehatan terhadap rakyat dibedakan berdasarkan status ekonomi dan jabatannya.

DAMPAK DARI PP DAN PERPRES

Page 26: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PANDANGAN ISLAM TENTANG ASURANSI DAN JAMINAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Page 27: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PANDANGAN ISLAM - ASURANSIHukum syara’ dalam hal asuransi ini adalah haram. Hal itu:1. Asuransi ini bukan tabarru’ (ta’awun/tolong menolong) tapi

pertangunggan dan transaksi bisnis. Jadi asuransi ini tidak boleh dibahas berdasarkan asas sebagai tabarru’.

2. Asuransi ini adalah pertanggungan (dhamân) dari perusahaan asuransi yang terbentuk dari orang-orang yang berserikat terhadap partisipan yang mengalami kejadian.

Karena itu syarat-syarat pertangungan (adh-dhamân) di dalam Islam wajib diterapkan terhadapnya:

a. Di sana wajib ada hak yang wajib ditunaikan yang berada di dalam tanggungan.

b. Di sana harus tidak ada kompensasi. Yakni penanggung tidak mengambil kompensasi baik disebut keuntungan atau surplus atau partisipasi (premi)

Page 28: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PANDANGAN ISLAM - ASURANSI

3. Asuransi atau Takaful itu Akad Bisnis ( Muamalah), maka harus memenuhi syarat akad Muamalah :

a. Tidak boleh ada unsur Riba, Judi dan Kedzoliman. b. Akad syirkah harus merupakan akad yang syar’i dengan

memenuhi syarat-syarat syirkah di dalam Islam : (1) Harus ada Pihak Pemodal dan Pengelola yang syah menurut syara’. (2) ada ijab dan qabul dari kedua belah pihak utk melakukan muamalah ekonomi/bisnis. Perusahaan Asuransi maupun takaful semuanya berbentuk Perseroan Terbatas ( PT) yang tidak memenuhi syarat-syarat syirkah yang benar.

c. Obyek transaksi harus pada barang dan jasa tidak boleh yg ditransaksikan itu “ Janji”.

Page 29: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

JAMINAN ISLAM TERHADAP

KESEJAHTERAN RAKYAT

Page 30: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

Politik Ekonomi Islam

Menjamin Pemenuhan semua kebutuhan primer

Membantu Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekunder/ tersiernya

Individu(Barang)

Masyarakat(Jasa)

Page 31: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

Tatacara Pemenuhan Kebutuhan Primer (Per Individu/Barang)

Mewajibkan semua laki-laki yang mampu bekerja

Anak-anaknya serta ahli warisnya

Baitul Maal wajib memenuhinya

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Page 32: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

1

Tatacara Pemenuhan Kebutuhan Primer (Masyarakat/Jasa)

Mewajibkan negara untuk menyediakan layanan pendidikan,

kesehatan dan keamanan sebagaimana yang dibutuhkan rakyat dg. dana yang tersedia

Jika negara tidak mempunyai dana, maka negara bisa mengambil dharibah dari kaum Muslim yang mampu.

Tahap 1 Tahap 2

Page 33: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

Politik Ekonomi Islam

Menjamin Pemenuhan semua kebutuhan primer

KEBIJAKAN KEUANGAN NEGARA

Membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekunder/ tersiernya

PENDAPATAN BELANJA

Page 34: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

POLITIK EKONOMI ISLAM

KEPEMILIKANINDIVIDU KEPEMILIKAN

UMUM

KEPEMILIKANNEGARA

SELURUH HARTA KEKAYAAN

MEKANISME PASAR SYARI’AH DIKELOLA

OLEH NEGARA

DIKELOLA OLEH NEGARA

BAITUL MAL (APBN):1. SEKTOR KEPEMILIKAN INDIVIDU2. SEKTOR KEPEMILIKAN UMUM3. SEKTOR KEPEMILIKAN NEGARA

KEBUTUHAN POKOKINDIVIDU: SANDANG, PANGAN,

PAPAN

KEBUTUHAN POKOKMASYARAKAT: PENDIDIKAN,

KESEHATAN, KEAMANAN

MEMBANGUN INDUSTRI BERAT, INFRASTRUKTUR, BELANJA

NEGARA

ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH

Page 35: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

NEGARA

Baitul Mal

• Lembaga tempat menghimpun harta baik pendapatan maupun belanjannya

• Bersifat Sentralisasi

Page 36: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

ف�ي شركاء� المس�لمون والكإل� الماء� ف�ي ثالث�

حرام وثمنه ار والن“Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal; air, padang rumput, dan api, dan harganya haram”.[HR. Imam Ibnu Majah]

سمعت قال عامر بن عقبة عنعليه ه الل صلى ه الل رسولة الجن يدخل ال يقول م وسل

ار العش يعني مكس صاحبdari Uqbah bin Amir dia berkata, "Saya

mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk surga, yaitu pemungut pajak ilegal (secara tidak benar).".[HR. Imam Ahmad]

KEBIJAKAN PENDAPATAN

Page 37: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

Pemasukan bagi baitul mal adalah harta yang dibolehkan oleh Allah SWT bagi kaum muslimin untuk menjadi sumber pendapatan negara

No Jenis Pemasukan1 Anfal, Ghanimah, Fai dan Khumus

2 Kharaj

3 Jizyah

4 Harta Kepemilikan Umum5 Harta Milik Negara yang berupa tanah, bangunan, sarana umum

dan pendapatannya6 Harta ‘Usyur

7 Harta tidak sah dari penguasa dan pegawai negara, harta hasil kerja yang tidak dijinkan syara’, serta harta yang diperoleh dari hasil tindakan curang lainnya.

8 Khumus barang temuan dan barang tambang

9 Harta yang tidak ada ahli warisnya

10 Harta orang-orang murtad

11 Pajak (dharibah)12 Harta Zakat,

Page 38: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh
Page 39: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

PENUTUP• Liberalisasi (swastanisasi) pelayanan publik (Kesehatan, pendidikan dan Keamanan)

di negeri ini berpangkal dari sistem ekonomi kapitalisme yang menjadi pijakan pemerintah. Dalam sistem ini peran negara diminimalkan dalam kegiatan ekonomi dan hanya diposisikan sebagi regulator. Dengan demikian peluang swasta khususnya asing akan semakin besar dalam menguasai perekonomian negeri ini. Allah swt mengingatkan :

ه للكافرين على المؤمنين سبيال; ولن يجعل الل “Dan Allah tidak memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-

orang beriman.” (QS: An-Nisa: 141)

• Dalam Pandangan Islam Jaminan Kesejahteraan khususnya Pendidikan, Kesehatan dan Keamanan rakyat baik buruh maupun rakyat biasa berada di tangan pemerintah secara langsung bukan tanggung jawab Pengusaha tidak juga dibebankan kepada Individu.

• Oleh karena itu, tidak ada cara lain untuk membebaskan rakyat dari sistem Kapitalisme yang terbukti menyengsarakan ini kecuali menerapkan sistem syariah dibawah Khilafah Islamiyyah, sebuah sistem yang bersumber dari Aqidah Islam dan mengatur seluruh urusan masyarakat termasuk jaminan kesejahteraannya.

Page 40: BAHAYA LIBERALISASI   JAMINAN SOSIAL  (MOTIF BUSUK UU SJSN & UU BPJS) Oleh

Membawa Berkah Bagi Semua