botani

Upload: rachmawati-afrida

Post on 31-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

woke

TRANSCRIPT

Jaringan Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan yang terdapat di dalam tubuh tumbuhan bermacam-macam. Bentuk sel penyusun jaringan disesuaikan dengan fungsi jaringan. Pengelompokan jenis jaringan dapat dilakukan berdasar: a) asalnya, b) sifatnya, c) fungsinya, serta d) jenis sel penyusunnya. Jaringan dapat berasal dari embrio, jaringan sebelumnya, atau jaringan lainnya. Jaringan dapat tumbuh dan berkembang sehingga ada jaringan yang sel penyusunnya masih dapat tumbuh dan berkembang, jaringan demikian disebut jaringan muda, sedangkan jaringan yang sudah tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan disebut jaringan dewasa atau jaringan permanen.Jaringan muda sel-sel penyusunnya terus membelah atau bersifat meristematik. Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi jaringan: dasar, penunjang, pengangkut, pelindung, meristem. Jaringan menurut asalnya, ada jaringan primer dan sekunder. Jaringan menurut sifatnya dibedakan menjadi jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan menurut asalnya Jaringan penyusun tubuh tumbuhan berasal dari embrio yang terdapat di dalam biji. Jaringan yang berasal dari embrio disebut jaringan primer. Embrio mengandung jaringan calon batang beserta calon daun dan akar yang akan membentuk organ-organ tersebut. Pertumbuhan pada tumbuhan disebabkan oleh pertumbuhan jaringan penyusun yang berasal dari embrio, pertumbuhan demikian dinamakan pertumbuhan primer. Sel-sel jaringan primer akan tumbuh dan berkembang mencapai ukuran tertentu dan dapat berfungsi secara maksimal menghasilkan jaringan dewasa. Jaringan dewasa tidak memiliki sifat meristematik sehingga tidak dapat membelah atau tumbuh lagi.Jaringan dewasa yang dalam keadaan tertentu dapat bersifat meristematik kembali membentuk meristem sekunder. Jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem sekunder disebut jaringan sekunder. Contoh jaringan sekunder: kambium, kambium intervasikuler, dan kambium gabus.

Meristem Meristem pada tumbuhan terdapat di daerah pucuk atau ujung daribatang, akar, dan daun. Meristem yang terdapat di antara kedua ujung disebut meristem interkalar. Meristem yang terletak di samping disebut meristem lateral. Meristem ujung batang membentuk daun dan memperpanjang batang, sedang meristem ujung akar akan memperpanjang akar. Meristem interkalar akan memperpanjang ruas batang dan meristem lateral (samping) yang biasa disebut kambium akan memperluas atau menambah diameter batang. Pertumbuhan memanjang baik akar atau batang dilakukan oleh meristem primer sedang pertumbuhan membesar dilakukan oleh meristem sekunder. Beberapa teori meristem dikemukakan beberapa ahli anatomi. Teori-teori tersebut meliputi teori: sel apikal, histogen, meristemdasar, dan tunika korpus. 1. Teori Sel Apikal Teori ini dikemukakan oleh Nageli.Teori ini mengatakan bahwa titik tumbuh terdiri dari satu sel yang berbentuk tetraeder , terdapat pada ujung dan letaknya terbalik. Bagian runcing di bawah dan bagian dasar terletak di atas. Sel yang berbentuk tetraeder tersebut membelah ke segala arah, membentuk banyak sel yang selanjutnya mengalami diferensiasi menjadi jaringan penyusun tubuh tumbuhan.

2. Teori Histogen Teori histogen dikemukakan oleh Hanstein, menyatakan bahwa meristem (titik tumbuh) terdiri dari 3 lapisan jaringan. Lapisan terluar disebut dermatogen, yang akan membentuk epidermis yang menyelubungi seluruh tubuh tumbuhan. Lapisan terdalam disebut plerome, yang akan membentuk stele. Stele berisi jaringan angkut dan jaringan lainnya. Lapisan di antara dermatogen dan plerome dinamakan periblem, yang akan membentuk korteks.

3. Teori Meristem Dasar Teori ini dikemukakan oleh Haberlandt. Teori meristem dasar menyatakan bahwa meristem terdiri dari 4 daerah, yaitu: promeristem yang akan membentuk meristem, prokambium yang akan membentuk jaringan berkas pengangkut, meristem dasar yang akan membentuk jaringan dasar sebagai pengisi seluruh tubuh tumbuhan, dan jaringan protoderm yang akan membentuk epidermis. Promeristem akan membelah membentuk jaringan yang tetap meristematik dan sebagian lagi menjadi jaringan dewasa. Prokambium akan membentuk jaringan xilem, floem, dan kambium. Protoderm akan membentuk epidermis dan derivatnya. Jaringan meristem dasar akan membentuk parenkima yang mengisi seluruh tubuh tumbuhan.

4. Teori Tunika Korpus Teori Tunika Korpus dikemukakan oleh Alexander Schmidt. Teori ini mengatakan bahwa meristerm terdiri dari 2 daerah yang disebut daerah tunika dan korpus. Tunika akan menghasilkan epidermis dan sebagian korteks, sedangkan korpus akan membentuk sebagian korteks dan stele. Korteks meliputi: parenkima korteks,jaringan penguat, dan lain-lain. Stele meliputi parenkima stele, xilem danfloem, serta empulur kalau ada. Jaringan Sederhana Jaringan sederhana hanya tersusun dari satu jenis saja. Contoh-contoh jaringan sederhana di antaranya jaringan dasar dan penguat. Jaringan sederhana hanya memiliki satu fungsi saja. 1. Jaringan Parenkima Parenkima merupakan jaringan yang mengisi seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan ini dapat mengalami dediferensiasi menjadi jaringan yang meristematik yang sel-selnya dapat membelah terus. Parenkima di sebut juga jaringan dasar atau jaringan pengisi. Jaringan ini dibentuk oleh meristem dasar (ground meristem) seperti yang dikemukakan oleh Haberlandt dalam teorinya yang disebut teori meristem dasar. Parenkima ada bermacam-macam fungsi tergantung bentuk sel penyusunnya. Sel-sel penyusun parenkima pada umumnya berdinding tipis, kaya sitoplasma, dan berorganel lengkap. Sel-sel parenkima dapat berbentuk: isodiametris, silindris, bintang, atau seperti tulang. Sel-sel parenkima dapat tersusun rapat atau membentuk ruang antar selyang kecil-kecil atau ruang antar sel yang luas. Parenkima yang tersusun dari sel-sel berbentuk bintang disebut parenkima bintang (aktinenkima). Parenkima yang tersusun dari sel-sel berbentuk isodiametris dan memiliki ruang antar sel kecil-kesil sehingga seperti spons disebut parenkima sponsa. Parenkima yang tersusun dari sel-sel berbentuk silindris dan tersusun rapat disebut parenkima tiang (palisade parenkima). Parenkima bintang seringkali memiliki ruang antar sel yang luas sehingga dapat digunakan untuk menyimpan udara. Parenkima yang memiliki ruang antar sel luas dinamakan aerenkima. Aerenkima umumnya terdapat pada pelepah daun terutama tumbuhan air, sehingga tumbuhan air dapat mengapung. Parenkima yang terdapat di dalam mesofil daun pada umumnya mengandung kloroplas sehingga menyebabkan daun berwarna hijau. Parenkima yang mengandung kloroplas disebut klorenkima. Fungsi dari klorenkima untuk berfotosintesis. Parenkima dapat juga mengandung pigmen-pigmen lain, seperti antosianin dan flavonoida, parenkima yang demikian umumnya terdapat pada mahkota bunga sehingga bunga berwarna-warni.

Parenkima ada juga yang berisi cadangan makanan yang berupa butir amilum, tetes minyak, minyak atsiri, lendir,protein (butir aleuron), parenkima tersebut dinamakan parenkima cadangan. Parenkima-parenkima ini biasanya terdapat dalam biji, umbi akar, umbi batang,buah, bunga, daun, dan batang. Berbagai kristal kalsium oksalat juga mungkin ditemukan pada sel-sel parenkima, demikian juga getah dihasilkan oleh parenkima yang berfungsi sebagai jaringan sekretori.

2. Jaringan Penguat Jaringan penguat disebut juga dengan stereom. Sel-sel penyusun jaringan ini dinding selnya memiliki penebalan. Penebalan dinding sel dapat tersusun dari selulosa, lignin, pektin. Jaringan penguat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu kolenkima dan sklerenkima. 1) Kolenkima Kolenkima biasanya terdapat di daerah permukaan batang, di bawah epidermis batang atau kosta, tangkai daun, tangkai bunga. Kolenkima terdapat pada organ yang masih mengalami pertumbuhan. Jaringan ini bersifat plastis dan sel penyusunnya hidup. Penebalan dinding sel penyusunnya tidak merata. Kolenkima dapat berupa lingkaran yang utuh atau berkelompok terputus-putus. Penebalan dinding sel dapat terjadi pada sudut-sudut sel yang demikian itu dinamakan kolenkima sudut atau anguler. Kolenkima lameler memiliki penebalan pada dinding luar dan dinding dalamnya berkesinambungan antara sel yang berbatasan sehingga berbentuk seperti pita kolenkima lakuner, dinding sel penyusunnya menebal pada daerah yang berbatasan pada ruang antar sel. Tumbuhan yang termasuk dalam Family Apocynaceae, seperti Alamanda, Nerium oleander memiliki kolenkima yang sel penyusunnya menebal di seluruh bagian sehingga lumen tampak bulat dan dikelilingi penebalan berbentuk cincin. Kolenkima yang demikian dinamakan kolenkima annuler atau cincin. Penelitian yang pernah dilakukan Murwani, dkk (1995) menunjukkan bahwa dalam satu tumbuhan dapat ditemukan 3 bentuk kolenkima yaitu kolenkima lakuner, lameler, dan anguler. Kolenkima dapat berubah menjadi meristematik kembali membentuk felogen.

2) Sklerenkima Jaringan penguat yang terdapat di dalam organ-organ yang masih tumbuh tetapi terutama di organ yang sudah tidak mengalami pertumbuhan, di sekeliling berkas pengangkut dan pada batang monokotil atau pada akar dikotil. Penebalan dinding sel sklerenkima berupa selulosa dan lignin. Sel-sel sklerenkima umumnya sudah mati. Jaringan tersebut bersifat elastis . Bentuk sel penyusun sklerenkima ada 2 macam yaitu sel serabut dan sel batu. Sklerenkima yang berbentuk serabut disebut sklerenkima dan yang berbentuk batu disebut sklereida. Serabut sklerenkima ada yang pendek dan ada yang panjang, sehingga tumbuhan yang banyak mengandung serabut sklerenkima digunakan sebagai tanaman serat. Contoh-contoh tanaman serat di antaranya rosella, rami, Agave,kelapa. Sklereida yang berbentuk silindris dengan dinding tebal disebut makrosklereida yang terdapat pada kulit biji kacang-kacangan. Osteosklereida, penebalan dinding selnya berbentuk seperti tulang, dinding bagian dalam dan luar tipis sedangkan dinding samping tebal. Osteosklereida pada umumnya terdapat pada kulit biji Pisum sativum. Trikosklereida berbentuk seperti rambut, kedua ujungnya runcing, terdapat di antara sel-sel aerenkima, alat pengampung enceng gondok (Eichornia crassipes).Asterosklereida memiliki bentuk sel yang berlengan, terdapat pada daun teh (Camellia sinensis).

Jaringan Kompleks Jaringan kompleks tersusun lebih dari satu jenis sel dan memiliki fungsi lebih dari satu. Sebagai contoh jaringan kompleks adalah jaringan pengangkut dan jaringan pelindung. 1) Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut terdiri dari 2 macam , yaitu xilem dan floem. a. Xilem Jaringan yang mengangkut air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya dari akar menuju daun disebut xilem. Xilem terdiri dari beberapa macam sel, yaitu sel parenkimaxilem, serabut xilem, sel buluh trakea,dan trakeida. Sel buluh trakea dan trakeida disebut unsur vassal. Sel parenkimaxilem bertugas memberi makan sel buluh. Sel serabut sklerenkima berfungsi sebagai penguat. Sel trakea dan trakeida berfungsi sebagai jalan atau saluran pengangkut air.

Sel-sel trakeadan trakeida memiliki penebalan dinding dengan berbagai pola. Bentuk penebalan dapat berupa cincin, sehingga buluhnya disebut buluh cincin; penebalan buluh juga dapat berbentuk spiral, jala, noktah. Nama buluh disesuaikan dengan penebalan dinding selnya. Penebalan dinding trakea dan trakeida terdiri darilignin, sehingga sebagai pengangkut, xilem juga berfungsi sebagai penguat.Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki trakea.

b) Floem Floem berfungsi untuk mengangkut makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem juga tersusun dari jenis sel seperti: parenkima floem, serabut sklerenkima, buluh tapis, dan sel pengiring. Sel pengiring diduga sebagai pemberi makan pada buluh tapis dan penutup luka. Serabut sklerenkima juga berfungsi sebagai penguat. Pada umumnya serabut sklerenkima pada floem bersifat lentur sering disebut dengan libiform. Buluh tapis memiliki penebalan dinding yang tidak merata, antar buluh memiliki noktah-noktah. Floem selalu terdapat bersamaan dengan xilem, sehingga selain sebagai pengangkut juga berfungsi sebagai penguat. Unsur-unsur penyusun floem disebut sebagai unsur kribal. Tumbuhan yang termasuk kelompok Gymnospermae tidak memiliki sel pengiring, peran sel pengiring digantikan oleh sel albuminus. Satu sel buluh tapis dapat didampingi lebih dari satu sel pengiring. Sel pengiring masih memiliki inti dan bersifat hidup.

Tipe-Tipe Berkas Pengangkut Xilem dan floem selalu bersama -sama membentuk suatu berkas yang dinamakan berkas pengangkut. Berbagai berkas pengangkut ditemukan pada berbagai organ dan kelompok tumbuhan seperti monokotil dan dikotil. Berkas pengangkut ditemukan berkesinambungan mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tipe berkas pengangkut pada akar baik dikotil dan monokotil disebut tipe radial karena letak xilem dan floem berganti-ganti ke arah pusat.

Berkas pengangkut pada batang monokotil berbeda dengan batang dikotil. Berkas pengangkut pada batang monokotil disebut tipe kolateral tertutup, karena floem berada di sebelah luar xilem dan tidak dibatasi oleh kambium. Oleh karena itu, batang monokotil pembesaran ke sampingnya lambat. Berkas pengangkut pada dikotil memiliki letak xilem dan floem sama seperti monokotil, tetapi di antara xilem dan floem terdapat kambium. Adanya kambium pada dikotil menyebabkan letak xilem primer dan floemprimer akan berjauhan setelah kambium membentuk xilem sekunder dan floem sekunder. Tipe berkas pengangkut pada dikotil disebut kolateral terbuka.

Pada Cucurbitaceae atau berkas pengangkut di costa Nerium oleander memiliki penyimpangan tipe berkas pengangkut (anomali) karena terdapat 2 floem, yaitu floem luar dan floem dalam yang dipisahkan oleh xilem dan kambium. Antara floem luar dengan xilem terdapat kambium, sedang antara xilem dengan floem terdapat kambium penghubung. Penyimpangan yang lain terjadi jika floem mengelilingi xilem atau sebaliknya.Tipe berkas pengangkut yang demikian disebut tipe konsentris. Tipe konsentris amfivasal terjadi bila floem dikelilingi xilem, sebaliknya jika xilem dikelilingi floem disebut konsentris amfikribal. Contoh konsentris amfivasal terdapat padabatang Aloe, contoh tipe konsentris amfikribal terdapat pada filamentum Lilium.

Sistem Jaringan

Sistem jaringan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki satu fungsi. Sistem jaringan pada tumbuhan terdiri dari 3 sistem, yaitu: pelindung (epidermis dan derivatnya), kulit (kortek), dan silinder pusat (stele). Epidermis tersusun dari sel-sel yang dinding luarnya dilapisi kutikula, susunan selnya rapat sehingga dapat mencegah penguapan yang berlebihan. Sel-sel epidermis ada yang membentuk tonjolan-tonjolan ke luar yang pendek atau panjang, dan membentuk celah yang diapit oleh sel penutup. Celah beserta sel penutup tadi dinamakan stoma. Semua derivat epidermis berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh tumbuhan sehingga sistemnya disebut dengan sistem jaringan pelindung. Epidermis pada tumbuhan yang termasuk Poaceae dan Cyperaceae membentuk sel yang susunannya seperti kipas, yang disebut dengan sel kipas. Sistem jaringan teridri dari: sistem jaringan pelindung (epidermis), sistem jaringan kulit (korteks), dan sistem jaringan silinder pusat (stele). 1) Derivat epidermis yang berbentuk tonjolan Tonjolan yang pendek pada umumnya tidak dibatasi oleh sekat dan berbentuk setengah bola disebut papilla. Papila pada umumnya terdapat pada epidermis dan mahkota bunga sehingga apabila diraba akan teras seperti beludru. Tonjolan yang panjang umumnya dibatasi oleh sekat disebut trikoma. Trikoma ada yang hanya terdiri dari satu sel panjang, ada pula yang terdiri dari beberapa sel membentuk satu deretan (uniseriate) atau beberapa deretan (multiseriate). Trikoma yang demikian disebut rambut penutup. Fungsi trikoma ini untuk mencegah penguapan. Trikoma ada yang membentuk kelenjar di bagian ujungnya seperti trikoma yang terdapat pada daun Nicotiana tabacum sehingga daun tembakau menghasilkan nikotin, yang jika digunakan dalam jumlah sedikit akan menimbulkan rasa segar, tetapi dalam jumlah banyak nikotin berfungsi sebagai depresan. Pembentukan kelenjar mungkin terjadi pada bagian basal seperti pada trikoma daun Artocarpuscommunis, Fleeorga interrupta yang jika tersentuh akan mengeluarkan suatu zat asam formiat sehingga menimbulkan rasa gatal dan pedih. Trikoma yang demikian dinamakan trikoma glanduler (kelenjar). Trikoma glanduler pada umumnya digunakan untuk perlindungan terhadap serangan makhluk lain. Trikoma glanduler ada yang berbentuk sisik dengan satu sel tangkai tangkai dan sel kepala yang berjumlah: 2, 4, 6, atau 8. Contoh trikoma demikian terdapat pada tanaman Ortosiphon stamineus, Mentha piperita, Baileria sp. (landep), dan lain-lain. Trikoma glanduler pada Mentha menghasilkan mentol.

Tonjolan epidermis yang diikuti oleh jaringan didalamnya disebut emergensia. Contoh dari emergensia adalah duri pada jeruk dan cabang akar. 2) Stoma Stoma merupakan derivat epidermis yang berbentuk celah diapit oleh dua sel penutup. Sel tetangga adalah sel epidermis yang berbatasan langsung dengan sel penutup. Sel penutup biasanya berbentuk ginjal, tetapi pada Poaceae dan Cyperaceae ditemukan sel penutup berbentuk halter.

Stoma pada dikotil, menurut Metcalfe dan Chalk dibagi menjadi lima macam. Pembagian ini didasarkan pada jumlah sel tetangga yang mengelilingi sel penutup. Pembagian stomata menurut Metcalfe dan Chalk meliputi: parasitik, diasitik, anomositik, dan anisositik. a. Parasitik Stoma tipe parasitik memiliki sel penutup berbentuk ginjal dikelilingi 2 sel tetangga yang memiliki posos panjang sejajar dengan panjang sel penutup atau stoma. Contoh stoma tipe ini dimiliki oleh Family Rubiaceae.

b. Diasitik Stoma tipe diasitik memiliki sel penutup berbentuk ginjal dikelilingi 2 sel tetangga yang memiliki posos tegak lurus dengan panjang sel penutup atau stoma. Contoh stomatipe ini dimiliki oleh Orthosiphonstamineus.

c. Anisositik Stoma tipe anisositik memiliki sel penutup berbentuk ginjal dikelilingi 1 sel tetangga, salah satu sel tetangga berukuran lebih kecil atau lebih besar dari dua sel tetangga lainnya. Contoh stoma tipeini dimiliki oleh Nicotiana tabacum.

c. Anomositik Stoma tipe anomositik memiliki sel penutup berbentuk ginjal. Sel tetangga stoma tipe anomositik tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis atau dapat dikatakan tidak memiliki sel tetangga. Contoh stoma tipe ini dimiliki oleh Cucurbita sp.

Sel penutup stoma biasanya memiliki kloroplas sehingga dapat berfotosintesis. Arah membuka sel penutup stoma dengan penebalan dinding sel penutup tidak merata dapat sejajar,tegak lurus, atau miring terhadap permukaan sel epidermis. Stoma dapat dikelompokkan berdasarkan letak porus terhadap permukaan epidermis. Stomata yang memiliki porus sejajar dengan permukaan epidermis disebut faneropor sedangkan stoma yang memiliki letak porus di bawah permukaan epidermis disebut kriptopor. Tipe stomata pada monokotil biasanya dikelilingi 4, 6, 8 sel tetangga. Jika dikelilingi oleh 4 sel tetangga disebut tetrasitik. Stoma berfungsi sebagai jalan keluar-masuknya udara saat fotosintesis dan bernafas. Jumlah stomata per-mm pada setiap jenis tanaman berbeda sehingga penghitungan indeks stomata dapat digunakan sebagai ciri tambahan untuk identifikasi tanaman. Indeks stomata adalah persentase perbandingan antara jumlah stomata dengan jumlah stomata yang ditambah jumlah sel epidermis pada satuan luas 1 mm 2 yang dikalikan dengan angka 100. Indeks stomata dihitung dengan rumus:

QUOTE keterangan I: indeks stomata S: jumlah stomata E: jumlah sel epidermis. Sistem Jaringan Kulit (Korteks) Sistem jaringan korteks tersusun atas berbagai macam jaringan yang meliputi: jaringan dasar, jaringan penguat, jaringan sekretorik (kalau ada),dan endodermis. Jaringan penguat dapat terdiri dari kolenkima, sklerenkima, atau kombinasi antara kolenkima dan sklerenkima. Endodermis pada umumnya terdiri dari selapis sel dan bersifat parenkimatis. Jika mengalami penebalan mula-mula terjadi pada dinding radial diikuti dinding dalam sehingga penebalan berbentuk U. Endodermis dapat terdiri lebih dari 1 lapis dan tersusun dari sel batu seperti yang terjadi pada korteks Cinamomumburmani. Sel-sel lendir terdapat pada batang Hibiscus rosasinensis, sel damar pada Pinus merkusii, sel minyak atsiri pada rimpang Zingiber officinalis, sel getah pada batang Euphorbia sp. Silinder Pusat (Stele) Sistem jaringan stele terdiri dari perisikel yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel parenkimatis yang bersifat hidup, kemudian jaringan angkutxilem dan floem, dan empulur (jika ada). Jaringan angkut terdiri dari xilem danfloem. Jaringan angkut pada dikotil terdapat kambium dan pada monokotil tidakterdapat kemabium. Pada silinder pusat beberapa tanaman memiliki jaringan sekretori. Tipe stele ada bermacam-macam. Tipe stele didasarkan pada tipeberkas pengangkut dan jaringan penyusun yang lain. Tipe stele meliputiprotostele, eustele, diktiostele, ataktostele, dan aktinostele. 1) Protostele Protostele merupakan tipe stele yang paling sederhana, karena di dalam stele hanya berisi berkas pengangkut saja. Protostele terdapat pada akar yang belum mengalami pertumbuhan sekunder. Aktinostele merupakan contoh stele yang termasuk dalam protostele. Tipe aktinostele memiliki tipe berkas pengangkut radial. Di dalam berkas pengangkut radial letak jari-jari xilem bergantian dengan jari-jari floem. Dalam tipe berkas pengangkut radial, jari-jari xilem tampak seperti lengan suatu bintang sehingga tipe stele yang memiliki berkas pengangkut demikian disebut aktinostele.

2. Eustele Eustele umumnya terdapat pada batang dikotil. Empulur terdapat di bagian paling tengah dari eustele. Empulur di kelilingi oleh berkas pengangkut yang tersusun melingkar. Di antara berkas pengangkut ditemukan jaringan parenkima. Eustele biasanya memiliki tipe berkas pengangkut kolateral terbuka.

3. Diktiostele Diktiostele memiliki susunan yang sama dengan eustele, hanya tipe berkas pengangkut pada diktiostele memiliki tipe konsentris.

4. Ataktostele Ataktostele terdapat pada batang monokotil. Berkas pengangkut pada ataktostele terletak tersebar dan tidak teratur dan umumnya bertipe kolateral tertutup.