booklet katulistiwa 7_neww[1]

22
1 KATULISTIWA 7 1.1. Latar Belakang Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan target yang ditujukan untuk pembangunan global di masa mendatang. SDGs menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama yang akan berjalan hingga akhir tahun 2015 ini. SDGs dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable Development yang dilangsungkan di Rio De Janiero pada Juni 2012. Proposal SDGs yang telah diusulkan mengandung 17 tujuan dengan 169 target yang melingkupi hal-hal terkait isu pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Isu-isu ini berupa penghapusan kemiskinan dan kelaparan, peningkatan kesehatan dan pendidikan, pemberdayaan kota yang berkelanjutan, perang melawan perubahan iklim, dan perlindungan laut dan kemaritiman. SDGs lahir karena adanya berbagai permasalahan dalam MDGs (Millennium Development Goals). Semenjak pertama dicanangkan, pencapaian atas sejumlah target secara global MDGs dirasa masih sangat lamban bahkan dibeberapa kawasan tertentu seperti Sub Sahara Afrika dikawatirkan beberapa target tidak akan pernah tercapai. Banyak pihak menilai bahwa KTT Rio+20 dapat dijadikan momentum politis untuk menyepakati perlunya SDGs ditetapkan sebagai agenda global paska MDGs. Lebih dari itu diusulkan pula agar SDGs sebaiknya mencakup seluruh negara bukan hanya untuk negara berkembang saja sebagaimana MDGs. Sebagai sebuah negara berkembang yang ikut andil dalam pembangunan dunia, Indonesia membutuhkan banyak hal untuk mewujudkan program SDGs. Indonesia dikaruniai sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang unggul berikut keragaman dan kearifan budaya yang menyertainya. Pembangunan Indonesia dalam pengimplementasian SDGs seyogyanya memperhatikan tiga pilar penting yakni manusia, alam, dan kebudayaan sehingga pembangunan Indonsia lebih berkelanjutan dan memiliki makna yang lebih. Berdasarkan latar belakang tersebut, Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (LSME) Universitas Brawijaya, sebagai Lembaga Otonom di bidang penelitian dan penalaran mengajak seluruh mahasiswa S1 atau Diploma dari seluruh Indonesia

Upload: zuhratullailidz

Post on 07-Aug-2015

119 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

KATULISTIWA 7

1.1. Latar Belakang

Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan

target yang ditujukan untuk pembangunan global di masa mendatang. SDGs

menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals), sebuah program yang

memiliki maksud dan tujuan yang sama yang akan berjalan hingga akhir tahun 2015 ini.

SDGs dibahas secara formal pada United Nations Conference on Sustainable

Development yang dilangsungkan di Rio De Janiero pada Juni 2012.

Proposal SDGs yang telah diusulkan mengandung 17 tujuan dengan 169 target

yang melingkupi hal-hal terkait isu pembangunan berkelanjutan atau sustainable

development. Isu-isu ini berupa penghapusan kemiskinan dan kelaparan, peningkatan

kesehatan dan pendidikan, pemberdayaan kota yang berkelanjutan, perang melawan

perubahan iklim, dan perlindungan laut dan kemaritiman.

SDGs lahir karena adanya berbagai permasalahan dalam MDGs (Millennium

Development Goals). Semenjak pertama dicanangkan, pencapaian atas sejumlah target

secara global MDGs dirasa masih sangat lamban bahkan dibeberapa kawasan tertentu

seperti Sub Sahara Afrika dikawatirkan beberapa target tidak akan pernah tercapai.

Banyak pihak menilai bahwa KTT Rio+20 dapat dijadikan momentum politis untuk

menyepakati perlunya SDGs ditetapkan sebagai agenda global paska MDGs. Lebih dari

itu diusulkan pula agar SDGs sebaiknya mencakup seluruh negara bukan hanya untuk

negara berkembang saja sebagaimana MDGs.

Sebagai sebuah negara berkembang yang ikut andil dalam pembangunan dunia,

Indonesia membutuhkan banyak hal untuk mewujudkan program SDGs. Indonesia

dikaruniai sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang unggul

berikut keragaman dan kearifan budaya yang menyertainya. Pembangunan Indonesia

dalam pengimplementasian SDGs seyogyanya memperhatikan tiga pilar penting yakni

manusia, alam, dan kebudayaan sehingga pembangunan Indonsia lebih berkelanjutan

dan memiliki makna yang lebih.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan

Bisnis (LSME) Universitas Brawijaya, sebagai Lembaga Otonom di bidang penelitian

dan penalaran mengajak seluruh mahasiswa S1 atau Diploma dari seluruh Indonesia

2

untuk berkontribusi dalam pengimplementasian SDGs melalui gagasan-gagasan yang

tertuang dalam penulisan karya tulis ilmiah.

1.2. Tema dan Subtema Kepenulisan

Dalam acara Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional (Katulistiwa)

ke tujuh tahun ini, kompetisi ini mengusung tema kepenulisan “Implementasi United

Nations Sustainable Development Goals melalui Inovasi Sumber Daya Fisik,

Manusia, dan Budaya Khas Indonesia” dengan 11 (sebelas) subtema yang akan

dijelaskan di bawah ini:

1. Peningkatan Kualitas dan Keberlanjutan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Bercita Rasa Lokal yang Berdaya Saing Global.

Salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi adalah

dengan meningkatkan jumlah wirausaha baru di dalam negeri melalui Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM). Perkembangan UMKM di Indonesia sangat pesat.

Banyak wirausahawan yang sudah mendirikan UMKM yang mempunyai ide kreatif dan

inovatif dalam mengolah sumber daya alam asli Indonesia menjadi produk-produk

unggul dan unik yang belum pernah ada sebelumnya. Barang yang mereka produksi pun

beragam, mulai dari mebel hingga sarung ponsel.

Namun, selama ini UMKM yang ada di Indonesia masih kurang berkualitas dan

kurang mengedepankan cita rasa lokal asli Indonesia untuk dijadikan sebagai ide produk

utama dalam usaha kecil dan menengah. Indonesia sebenarnya mempunyai sumber daya

alam yang melimpah serta kebudayaan yang beraneka ragam. Banyak potensi lokal khas

wilayah Indonesia yang masih utuh dan belum tergali yang dapat dijadikan sebagai

suatu produk dengan cita rasa lokal yang khas dan unik yang dapat dikembangkan.

Sehingga peningkatan kualitas dan keberlanjutan usaha mikro kecil dan menengah yang

bercita rasa lokal sangat dibutuhkan agar usaha kecil dan menengah yang ada di

Indonesia dapat berkembag dari waktu ke waktu serta mampu bersaing dengan negara

lain dalam dunia global.

3

2. Social Law Maker Resolution Berbasis Konsolidasi Hukum Adat, Lokal, dan

Negara sebagai Bentuk Supremasi Hukum Indonesia.

Penegakan hukum di suatu negara sangatlah penting, karena akan menciptakan

masyarakat yang kondusif dan tenang. Supremasi hukum sendiri adalah upaya untuk

memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral,

artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa

kecuali. Upaya penegakan hukum ada kaitannya dengan tercapainya supremasi hukum.

Penegakan hukum yang dilakukan dengan baik dan efektif merupakan salah satu tolak

ukur untuk keberhasilan suatu negara

Selama ini masih banyak kasus hukum di Indonesia yang “masih tajam ke bawah

dan tumpul ke atas”. Sehingga sampai saat ini impian untuk menegakkan keadilan di

bidang hukum belum terwujud sepenuhnya. Padahal hukum itu adalah kekuatan yang

menentukan kehidupan, bukan ditentukan atau dapat diatur sesuai keinginan individu

yang berkuasa.

Oleh karena itu, social law maker resolution dapat dijadikan sebagai sebuah

resolusi inovatif yang berupa konsolidasi antar tiga hukum utama di Indonesia, yaitu

hukum adat, hukum lokal, dan hukum Negara. Keselarasan antara ketiga bentuk hukum

ini sangat dibutuhkan untuk mencapai supremasi hukum sebagai upaya mengangkat

harkat dan martabat bangsa terutama dalam memberikan keadilan hukum terhadap

warganya.

3. Green Economy dan Kehadiran Individu Bangsa dalam Mewujudkan

Keberlanjutan Perekonomian dengan Energi Terbarukan.

Perekonomian Indonesia telah lama mendapatkan tuntutan pengelolaan yang

bersifat sustainable namun tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Pada

beberapa waktu silam, konsep “Perekonomian Hijau” atau green economy yang telah

ada dijadikan sebagai salah satu upaya dalam pengimplementasian perekonomian yang

berasakan kesadaran lingkungan di Indonesia. Perekonomian hijau mengedepankan

keselarasan alam dan tidak terlalu mengeksploitasi input atau faktor produksi yang

biasa dipakai dalam kegiatan perekonomian.

Konsep perekonomian yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan ini dapat

dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan sistem perekonomian yang ramah

4

lingkungan. Namun, kualitas sumber daya manusia Indonesia masih menjadi kendala

dalam penerapan green economy ini. Pengembangan dan kehadiran individu bangsa

yang berkualitas merupakan agenda wajib pembangunan perekonomian yang

berkelanjutan jika negara menginginkan kemajuan.

4. “The Enlightening Futuristic City”, Sebuah Tata Kota Modern Bercorak

Manusia, Alam, dan Budaya Luhur Nusantara.

Alam, manusia, dan aktivitas masyarakat dalam tatanan kehidupan modern dunia

memerlukan suatu sinergi yang baik untuk mendukung pembangunan yang

berkelanjutan, yaitu pembangunan yang mengedepankan konsep ramah lingkungan dan

tetap menjaga keseimbangan ekologi. Hal ini dikarenakan semakin rusaknya kondisi

alam kita. Padahal, alam merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, utamanya bagi

manusia.

Sebuah sinergi yang baik antara alam, manusia, dan aktivitas masyarakat dapat

dituangkan dalam tata kota yang baik. Kehidupan yang selaras dengan alam merupakan

dambaan bagi kita semua yang tidak menginginkan lagi adanya kerusakan ekologi di

sana-sini. Di Indonesia selama ini, pengembangan konsep tata yang seperti itu masih

belum ada. Padahal, tata kota tersebut dapat dikembangkan dengan mengedepankan

keserasian alam dan keragaman budaya luhur setempat berikut manusia yang berada di

dalamnya. Apabila hal ini dikembangkan, bukan tidak mungkin tata kota seperti ini

menjadi suatu keunikan dalam kehidupan dan ranah pembangunan berkelanjutan di

nusantara.

5. Sinergitas Pemerintah, Komunitas, dan Individu dalam Penciptaan Perbaikan

Kualitas Kesehatan Masyarakat yang Berwawasan Lingkungan.

Selama ini kualitas kesehatan masyarakat sudah mengalami kemajuan. Namun,

tidak sedikit dari kemajuan tersebut yang kurang memperhatikan dampak yang

ditimbulkan. Berbagai teknologi canggih telah diciptakan untuk meningkatkan kualitas

kesehatan, baik berupa produk, sarana prasarana, maupun alat kesehatan.

Meskipun teknologi tersebut sangat membantu masyarakat, namun tetap harus

dipertimbangkan dampak yang ditimbulkan dari adanya teknologi tersebut. Kualitas

kesehatan masyarakat harus diimbangi dengan kualitas lingkungan. Hal ini berarti perlu

5

adanya perbaikan kualitas kesehatan masyarakat yang berwawasan lingkungan.

Sinergitas antara pemerintah, komunitas, dan individu sangat dibutuhkan dalam

mengimplementasikan program ini.

6. Peningkatan Nilai Tambah Pertanian Indonesia dalam Penciptaan Industri

Agraris yang Berdaulat dan Berkelanjutan.

Indonesia adalah negara agraris, dimana sebagian besar wilayahnya adalah

pertanian. Indonesia dikatakan berdaulat pangan bila masyarakatnya mampu

memproduksi bahan pangan berkualitas dalam jumlah sama atau lebih besar daripada

kebutuhan nasional secara berkelanjutan. Selain itu, setiap warga negara di seluruh

wilayah NKRI harus mampu mendapatkan sejumlah bahan pangan yang dibutuhkan

sesuai dengan daya belinya. Hal ini didasarkan oleh rendahnya daya beli masyarakat

terhadap kebutuhan pangan sehari-hari.

Untuk mengimpelentasikan hal tersebut, penciptaan industri agraris sangat berperan

dalam hal ini. Prosedur-prosedur mengenai peningkatan nilai tambah pertanian

Indonesia wajib dilakukan agar kebutuhan pangan dapat bersaing di kancah

internasional sekaligus tumbuh dan berkontribusi aktif bagi swasembada pangan

nasional. Dengan begitu, pertanian Indonesia akan memiliki nilai tambah tersendiri

karena telah menciptakan industri agraris yang berdaulat dan berkelanjutan.

7. Bioeconomy System: Sebuah Perekonomian Kelautan Baru sebagai

Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Pesisir.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah

daratatan 1,9 juta km2 , wilayah laut sekitar 5,8 juta km2 , jumlah pulau 17.508 buah

dengan panjang garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yaitu 81.000 km.

Dengan kondisi ini membuat Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan laut

yang sangat besar. Pada beberapa negara kepulauan Indonesia memiliki sumber daya

perikanan yang potensial untuk dikelola secara berkelanjutan. Namun sejauh ini aspek

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan belum berjalan efektif dan terkontrol.

Nelayan umumnya berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya

dengan berusaha memperoleh tangkapan sebanyak-banyaknya tanpa

memperhitungkapan aspek berkelanjutan. Di sisi lain dengan keterbatasan sumber daya

6

manusia, modal, serta rendahnya akses informasi karena keterbatasan penguasaan

teknologi oleh masyarakat pesisir menyebabkan mereka hidup di bawah garis

kemiskinan.

Dengan demikian, pembangunan harus direncanakan secara terintegrasi dalam

semua aspek dan dapat mengoptimalkan sumber daya alam lokal sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, serta dapat mengurangi tingkat

kerentanan masyarakat miskin. Untuk itu, dibutuhkan suatu inovasi baru yang dapat

memberikan kemudahan bagi masyarakat pesisir.

8. Eksistensi Perempuan sebagai Tulang Punggung Bangsa terhadap

Keberlanjutan Pembangunan Manusia, Lingkungan, dan Kebudayaan

Nasional

Perempuan di Indonesia telah mencapai masa kejayaannya. Emansipasi dan

kesetaraan gender telah ramai digaungkan. Perempuan Indonesia kini dapat menjadi apa

yang mereka inginkan tanpa harus dikekang oleh pihak lain. Peran perempuan Indonesia

pada zaman globalisasi ini telah merambah ke segala aspek kehidupan, bahkan ke hal-

hal yang biasa dikapitalisasi pria sekalipun.

Namun, peran perempuan Indonesia dalam pembangunan di segenap aspek negara

masih juga dirasakan kurang. Jika kesetaraan telah dikumandangkan, seharusnya para

perempuan lebih cakap dan meningkatkan peranannya. Perempuan sebagai ibu dan

tulang punngung bangsa dengan cinta kasih dan perjuangannya dalam lingkungan yang

lebih kecil, misalnya keluarga, perlu ditumbuhkan agar lebih kontributif dalam

pembangunan negara yang berkelanjutan, termasuk melalui pemberdayaan sumber daya

manusia Indonesia berikut kebudayaan yang menyertainya. Sehingga pembangunan

tersebut dapat meningkatkan kemajuan manusia-manusia Indonesia di kancah

internasional.

9. Ekonomi Politik, Sebuah Sarana Strategi Peningkatan Daya Saing Indonesia

di Kancah Internasional

Ekonomi dan politik merupakan dua hal yang berbeda arti dan makna. Namun

dalam perkembangan dunia, kedua kata tersebut menjadi hal yang berkaitan dan saling

mempengaruhi. Tindakan politik tidak terbebas dari kepentingan ekonomi dan sebuah

7

kebijakan ekonomi tidak terlepas pula dari kepentingan politik. Kedua hal ini berkaitan

dengan kegiatan maupun keputusan yang dilakukan Pemerintah dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat atau rakyatnya sesuai dengan tujuan

dan ideologi negara.

Ekonomi dan politik menjadi kunci atau patokan dasar dalam kesiapan suatu

Negara dalam bersaing di dunia internasional. Kolaborasi keduanya memiliki

keterkaitan yang erat dengan faktor-faktor produksi, keuangan, dan perdagangan dengan

kebijakan pemerintah seperti dalam dibidang moneter, fiskal dan komersial. Oleh

karena itu, Negara Indonesia diharapkan memiliki sistem perekonomian dan politik

yang baik, sehingga mampu bersaing dengan negara kapitalis yang sangat mendukung

pasar bebas. Ekonomi dan politik dapat menjadi sebuah sarana yang strategis bagi

Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain di seluruh dunia.

10. Konservasi Flora dan Fauna Negara sebagai Kesadaran Umum Manusia

Indonesia dalam Mendukung Keserasian Ekologi.

Dewasa ini dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup, di negara

Indonesia telah diberlakukan satu kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan

hidup. Kebijakan ini merupakan suatu upaya sadar dan terencana yang memadukan

lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup masa

kini dan generasi masa depan. Adapun pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya

terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan,

pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup.

Sebagai manusia yang bijak, seharusnya dapat ikut andil dalam pelestarian flora

dan fauna mengingat banyaknya kerusakan yang terjadi akibat tingginya tingkat

eksploitasi. Oleh karena itu, kesadaran sebagai aktor yang paling berperan dalam

menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang

dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan

makhluk hidup lainnya dapat berkelanjutan.

8

11. Sistem Pendidikan Etnik-Kultural sebagai Basis Kegiatan Pembelajaran

Efektif dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang

Berkepribadian Pancasila.

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini mengalami penurunan kualitas yang

diakibatkan oleh nilai-nilai amoral yang terjadi. Misalnya, kejahatan seksual dan

kekerasan fisik yang terjadi di bangku sekolah. Hal ini tidak terlepas dari sistem

pendidikan yang kurang tepat dan efektif pada para siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan

stimulus-stimulus unik yang mendukung kehidupan belajar.

Dalam kaitannya dengan pembangunan karakter yang telah ada sejak dahulu, karakter

manusia Indonesia sejak dini perlu diperhatikan pertumbuhannya. Hal ini termasuk

menyadarkan identitas etnis dan keluhuran budaya sebagai bakal benih kehidupan

manusia Indonesia. Budaya dan kearifan lokal yang tumbuh mengiringi manusia

Indonesia dapat menjadi salah satu sarana pembelajaran yang unik dalam menempa

kualitas SDM Indonesia. Selain itu, banyaknya keragaman di Nusantara yang diikat

dalam hakikat Pancasila dapat menjadi alat yang ampuh dalam proses pembangunan

berkelanjutan manusia Indonesia yang berbudi luhur dan berwawasan nusantara.

1.3. Hadiah

Juara I :Rp 3.500.000 + trophy + sertifikat

Juara II :RP 2.500.000 + trophy + sertifikat

Juara III :Rp 2.000.000 + trophy + sertifikat

Best Speaker :Rp 500.000 + trophy + sertifikat

1.4. Prosedur Pendaftaran

Pendaftaran dibuka mulai 17 Maret 2015 dengan cara:

1. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 100.000/ judul karya tulis ditransfer

melalui rekening panitia KATULISTIWA 7 atas nama Rina Qurrotul Aini di

nomor (BRI) 3298-01-018710-53-6.

2. Mengisi formulir pendaftaran dan menggunggah softcopy karya tulis (format

pdf. dengan ukuran file maksimal 2 MB) pada blog resmi KATULISTIWA 7

(www.katulistiwa7-febub.com).

9

3. Karya Tulis beserta kelengkapan lainnya* dikirim ke sekretariat LSME secara

kolektif oleh masing- masing peserta dan diterima panitia selambat-

lambatnya 20 April 2015 dengan memberi kode KATULISTIWA 7 pada sudut

kiri atas amplop ke alamat panitia.

Alamat:

KATULISTIWA 7 - Sekretariat LSME

Gedung Kemahasiswaan lt. 1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jalan M. T. Haryono 175, Malang, 75145

*Berkas yang dikirim meliputi:

1. Karya tulis dalam bentuk hardcopy sebanyak 4 eksemplar;

2. Pas foto berwarna terbaru ukuran 3x4cm sebanyak @ 1 lembar;

3. Fotocopy Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sebanyak @ 2 lembar;

Fotocopy bukti setor biaya pendaftaran sebanyak 2 lembar.

1.5. Ketentuan Umum

- Peserta Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional (KATULISTIWA 7

tahun 2015) ini adalah mahasiswa aktif Diploma maupun Strata 1 dari seluruh

perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.

- Peserta adalah perorangan atau tim yang beranggotakan maksimal tiga orang

mahasiswa yang dapat berasal dari fakultas/departemen yang berbeda namun

masih dalam satu perguruan tinggi.

- Tiap peserta diperbolehkan mengirim lebih dari satu karya tulis sesuai dengan

tema yang telah ditentukan dan harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

panitia. Aturan penulisan dapat dilihat dan/atau di-download melalui blog resmi

KATULISTIWA 7.

- Karya tulis berupa harus berupa gagasan, belum pernah dikompetisikan dan

belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun.

10

1.6. Periode Penulisan dan Pengumpulan

1) Formulir pendaftarandapat di-download di blog resmi KATULISTIWA 7

katulistiwa7-febub.com mulai tanggal 17 Maret 2015.

2) Batas akhir penerimaan karyatulis oleh panitia paling lambat 20 April 2015.

3) Pengumuman finalis dilakukan tanggal 17 Mei 2015 melalui blog resmi

KATULISTIWA 7 yaitu katulistiwa7-febub.comdan jejaring sosial lainnya dan

selanjutnya akan dihubungi oleh panitia.

4) Panitia akan memilih 12 karya tulis sebagai finalis yang akan dipresentasikan

pada Sabtu, 30 Mei 2015 di Aula Gedung Perpustakaan Universitas Brawijaya

Malang.

1.7. Peraturan Penulisan Karya Tulis – KATULISTIWA 7

A. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

a. Halaman judul*

1) Judul diketik dengan huruf besar (kapital), hendaknya ekspresif, sesuai

dan tepat dengan masalah yang ditulis dan tidak membuka peluang untuk

penafsiran ganda

2) Logo perguruan tinggi

3) Nama dan NIM penulis ditulis dengan jelas

4) PerguruanTinggi dan kota asal ditulis dengan jelas

5) Tahun penulisan

6) Halaman judul menggunakan kertas HVS A4 putih

b. Lembar Pengesahan*

1) Lembar pengesahan memuat Judul, Ketua Kelompok dan anggota

kelompok dengan menunjukkan identitas: Nama Lengkap, NIM, Jurusan,

dan Perguruan Tinggi. Selain itu memuat identitas dosen pembimbing,

meliputi Nama Lengkap, Gelar, dan NIP.

2) Lembar pengesahan ditandatangani oleh Ketua Kelompok, Dosen

Pembimbing dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (apabila peserta

yang terdiri atas mahasiswa dari fakultas yang berbeda, maka tanda tangan

11

dari Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dapat diwakilkan oleh fakultas

dari salah satu mahasiswa).

3) Lembar pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan.

4) Lembar pernyataan keaslian dan belum pernah dilombakan atau

dipublikasikan dan melampirkan materai.

*lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh format halaman judul dan lembar

pengesahan

c. Kata Pengantar dari penulis

d. Daftar isi dan daftar lain yang diperlukan seperti daftar gambar, daftar tabel,

dan daftar lampiran.

e. Abstrak karya tulis disusun maksimal 1 halaman yang mencerminkan isi

keseluruhan karya tulis, mulai dari latar belakang, tujuan, telaah pustaka

yang mendukung, metode penulisan, analisis dan sintesis, simpulan dan

saran, key word

2. Bagian Inti

a. Pendahuluan

Bagian Pendahuluan berisi hal-hal sebagai berikut:

1) Perumusan masalah yang mencakup latar belakang tentang alasan

mengangkat masalah tersebut menjadi karya tulis (dilengkapi dengan

data atau informasi yang mendukung) dan penjelasan tentang makna

penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah;

2) Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan.

b. Telaah Pustaka

1) Uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang

relevan dengan masalah yang dikaji;

2) Uraian mengenai pendapat terdahulu yang berkaitan dengan masalah

yang dikaji;

3) Uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan.

12

c. Metode Penulisan

Penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan menguraikan secara

cermat teknik pengumpulan data dan/atau informasi, pengolahan data

dan/atau informasi, serta analisis-sintesis.

d. Analisis dan Sintesis

1) Analisis permasalahan didasarkan pada data dan/atau informasi serta

telaah pustaka.

2) Sintesis untuk menghasilkan alternatif model pemecahan masalah atau

gagasan yang kreatif.

e. Simpulan dan Saran

1) Simpulan harus konsisten dengan analisis permasalahan dan menjawab

tujuan.

2) Saran disampaikan secara spesifik sejalan dengan implikasi kebijakan.

3. Bagian Akhir

a. Daftar Pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat

dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan. Penulisan daftar

pustaka untuk buku dimulai dengan menulis nama pengarang, tahun

penerbitan, judul buku, tempat terbit, dan nama penerbit.

Penulisandaftarpustakauntukjurnaldimulaidengannamapenulis, tahun,

judultulisan, namajurnal, volume dan nomor halaman. Penulisan daftar

pustaka yang diperoleh dari internet ditulis alamat blog-nya.

b. Daftar Riwayat Hidup (biodata atau curriculum vitae) peserta minimal

mencakup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, karya-karya ilmiah

yang pernah dibuat, penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah

diraih, dan photo.

c. Lampiran (jika diperlukan)berisi seperti: foto/dukumentasi, data dan

informasi lainnya yang mendukung isi tulisan.

13

B. Persyaratan Penulisan

1. Naskah, mulai dari Pendahuluan sampai dengan Simpulan dan Saran, ditulis

minimal 20 dan maksimal 25 halaman.

2. Jumlah halaman yang tidak sesuai dengan ketentuan jumlah halaman tersebut

dapat mengurangi penilaian.

3. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia baku dengan tata bahasa dan

ejaan yang disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan

istilah yang mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti: tdk, tsb,

yg, dgn, dll., sbb.

4. Karya Tulis dijilid menggunakan mika bening, rangkap 4.

C. Petunjuk Teknis Penulisan dan Pengetikan

1. Penulisan Huruf

Naskah diketik pada kertas A4 dengan 1,5 spasi dan menggunakan jenis dan

ukuran huruf “Times New Roman 12”, kecuali untuk abstrak diketik 1 spasi.

2. Tata Letak

Batas pengetikan:samping kiri 4 cm, samping kanan 3 cm, batas atas 3 cm, batas

bawah 3 cm

3. Jarak pengetikan, Bab, Sub-bab dan perinciannya

a. Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, Sub-bab dan kalimat di

bawahnya 1,5 spasi.

b. Judul Bab diketik di tengah-tengah dengan huruf besar dari tepi atas tanpa

digarisbawahi.

c. Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata

ditulis dengan huruf besar (huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti

yang, dari, dan.

d. Judul anak Sub bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indensi 1 (satu)

cm yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan

huruf besar (huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti yang, dari,

dan.

e. Jika masih ada subjudul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti

14

pada butir (3) di atas, lalu diikuti oleh kalimat berikutnya.

4. Pengetikan Kalimat

Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 2 spasi.

Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik 1 spasi menjorok ke

dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.

5. Penomoran Halaman

a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota

kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan

diketik sebelah kanan bawah (i, ii, iii, dan seterusnya).

b. Bagian tubuh/pokok sampai dengan bagian penutup memakai angka arab dan

diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas (1,2,3,

dan seterusnya).

c. Nomor halaman pertama dari tiap Bab tidak ditulis tetapi tetap

diperhitungkan.

6. Kebahasaan

a. Huruf Miring (Italic)

Huruf miring digunakan untuk menulis beberapa hal sebagai berikut :

1) Kata dan ungkapan asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa

2) Tetapan dan pengubah yang tidak diketahui dalam matematika

3) Kata atau istilah yang diperkenalkan untuk diskusi khusus

4) Kata atau frase yang diberikan penekanan

5) Judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam tubuh tulisan

6) Nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas dan forma makhluk

b. Huruf Kapital

1) Digunakan untuk huruf pertama pada awal kalimat

2) Setiap kata dalam judul, kecuali kata tugas yang tidak terletak pada

posisi awal

3) Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, tarikh, peristiwa

sejarah, lembaga, jabatan, gelar dan pangkat yang diikuti nama orang

atau tempat.

15

4) Nama-nama geografi, tetapi bukan nama geografi yang digunakan

sebagai jenis (misal: badak sumatera).

5) Penulisan nama orang pada hukum, dalil, uji, teori dan metode.

c. Huruf Tebal

Huruf tebal digunakan untuk judul atau tajuk (heading).

7. Tata Bahasa

a. Fungsi tata bahasa digunakan dengan taat asas dan tegas, sehingga subyek

dan predikat harus selalu ada.

b. Penggunaan ejaan dan istilah resmi.

c. Bahasa yang digunakan bersih dari unsur dialek daerah, variasi bahasa

Indonesia, dan bahasa asing yang belum dianggap sebagai unsur bahasa

Indonesia, kecuali untuk istilah bidang ilmu tertentu.

8. Tanda Baca

a. Tanda Titik (.)

Digunakan pada akhir kalimat, pada singkatan tertentu, sebagai pemisah

bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

b. Tanda Koma (,)

Digunakan untuk memisahkan angka desimal, pemisah unsur-unsur dalam

suatu deret, untuk memisahkan unsur-unsur sisteksis dalam kalimat.

c. Tanda Titik Koma (;)

Digunakan untuk memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam

deret yang sudah mengandung tanda baca lain.

d. Tanda Titik Dua (:)

Digunakan untuk menandakan pengutipan yang panjang, angka

perbandingan, memisahkan nomor jilid dan halaman daftar pustaka.

e. Tanda Tanya (?)

Digunakan pada akhir pertanyaan langsung, untuk menunjukkan keragu-

raguan dalam suatu pernyataan.

f. Tanda Hubung (-)

Digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan menghubungkan

dua kata yang sama.

16

g. Tanda Kurung ((...))

Digunakan mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan

bagian integral pokok pembicaraan.

h. Tanda Petik (“...”)

Digunakan untuk petikan atau kutipan pembicaraan langsung, istilah yang

kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

i. Tanda Garis Miring (/)

Digunakan untuk menggantikan tanda bagian atau menunjukkan bilangan

pecahan.

9. Penulisan Tabel dan Gambar

a. Tabel

1) Judul tabel merupakan kalimat pernyataan secara ringkas yang berdiri

sendiri dan dapat menerangkan arti tabel

2) Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan diawali huruf kapital tanpa

diakhiri dengan tanda titik

3) Setiap tabel yang ada harus dirujuk atau dibahas di dalam kalimat

4) Catatan kaki pada tabel merupakan simbol non numerik seperti *, † dan

‡.. petunjuk catatan kaki diletakkan pada bagian tabel yang

memerlukan informasi tambahan tersebut.

b. Gambar

1) Judul gambar dapat berupa satu kalimat atau lebih.

2) Judul gambar diletakkan di bawah gambar dan diawali oleh huruf

kapital serta diakhiri dengan tanda titik.

3) Setiap gambar biasanya mempunyai simbol. Untuk itu, setiap simbol

harus diberikan keterangan. Ukuran simbol dan keterangannya harus

proporsional dengan ukuran gambar dan dapat dibaca dengan jelas.

4) Setiap gambar yang terdapat dalam tulisan harus dirujuk di dalam teks.

10.Penyusunan Daftar Pustaka

a. Teladan umum untuk jurnal sebagai panduan yang biasanya mutakhir

17

Nama tahun. Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama jurnal:

nomor volume (nomor terbitan): halaman.

1) Satu Pengarang

Koske R.E. 1989. Scutellospora arenicola and Glomus trimurales: two

new species in the Endogonaceae. Mycologia 81:927-933.

2) Dua Pengarang

Maginn, J.L. dan D.L Tuttle. 1990. Managing Invesment Portofolios: A

Dynamic Process. 2nd ed. Gorham and Lamont Publisher. Boston.

3) Lebih dari Dua Pengarang

Bloomberg, D.J., S. Lemay, and J.B. Hanna. 2002. Logistics. Pearson

International. New Jersey.

4) Setiap Terbitan Dimulai dengan Halaman Baru

Eliel, E.L. 1976. Stereochemistry Science LeBel and van’t Hoff: bagian

Chemistry 49(3):8-13.

b. Organisasi sebagai pengarang

Badan Pusat Statistik (BPS). 2002. Statistik Potensi Desa Propinsi Banten.

BPS. Jakarta.

c. Teladan umum untuk buku

Nama Pengarang. Tahun Terbit. Judul Buku. Tempat terbit; Nama Penerbit.

1) Buku Terjemahan

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van Der,

Penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. Terjemahan dari: De

Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.

2) Buku dengan Editor

Gilman, A.G., T.W. Rall, dan A.S. Nies., P. Taylor, Editor. 1990. The

Pharmacological Basis of Therapeutics. Pergamon. New York.

d. Prosiding

Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Di dalam: Nama editor. Judul

publikasi atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya; tempat pertemuan,

tanggal pertemuan. Tempat terbit: nama penerbit. Halaman artikel.

Meyer, B. Dan K. Herman. 1985. Formaldehyde Release from Pressed

Wood Products. Di dalam: Turoski, Editor. Formaldehyde: Analyical

18

Chemistry and Toxicology. Proceedings of the Symposium at the 187th

Meeting on the American Chemical Society. St. Louis, 8-13 April 1984.

Washington: American Chemical Societies. Halaman 101-116.

e. Skripsi/tesis/desertasi

Nama pengarang. Tahun terbit. Judul. Tempat institusi: Nama institusi

yang menganugerahkan gelar.

f. Paten

Nama penemu paten; lembaga pemegang paten. Tanggal publikasi

(permintaan) paten [tanggal bulan tahun]. Nama barang atau proses yang

dipatenkan. Nomor paten.

g. Surat kabar

Nama pengarang. Tanggal bulan tahun terbit. Judul. Nama surat kabar;

Nomor halaman (nomor kolom).

1) Tulisan/berita dalam surat kabar (dengan nama pengarang) Pitunov, B.

13 Desember, 2002. Sekolah Unggulan ataukah Sekolah

Pengunggulan? Majapahit Pos, hlm. 4 & 11.

2) Tulisan/berita dalam surat kabar (tanpa nama pengarang)

Jawa Pos. 22 April, 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri, Jawa

Pos, hlm. 3.

h. Publikasi elektronik

Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Namajurnal [tipe media]

volume (nomor):halaman. Ketersediaan. [Tanggal, bulan dan tahunakses]

Hsu, Y.H. dan K.Y. To. 2000. Cloning of a cDNA (Accession No.

AF183891) Encoding Type II S-Adenosyl-L-Methionine Synthetase from

Petunia Hybrida. Plant Phsiol. 122:1457.

Hamilton, J.D. 2000. Programming CGI 101.

<http://www.cgi.com/class/intro.html [18 Oktober 2000].

19

FORMAT HALAMAN JUDUL

Kertas HVS warna putih, ukuran A-4 maksimal 80gr

KATULISTIWA 7

JUDUL KARYA TULIS

………………………………………………………………………………

Diusulkan oleh:

_______________ (Nama Ketua Kelompok)

_______________ (Nama-nama Anggota Kelompok)

_______________ Penulisan Nama Ketua maupun Anggota harus

_______________ menyertakan NIM dan tahun angkatan

20

NAMA PERGURUAN TINGGI

KOTA

TAHUN

FORMAT LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa

Nasional (KATULISTIWA) 7 tahun 2015.

Judul Karya Tulis : ......................................................................

Ketua kelompok

a. Nama Lengkap :

b. NIM :

c. Jurusan :

d. Perguruan Tinggi :

Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap :

b. NIM :

c. Jurusan :

d. Perguruan Tinggi :

a. Nama Lengkap :

b. NIM :

c. Jurusan :

d. Perguruan Tinggi :

Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar :

b. NIP :

__________, ______________

Menyetujui

21

Mengetahui,

Pembantu Dekan Kemahasiswaan

(__________________________)

NIP.

FORMAT SURAT PERNYATAAN KETUA TIM

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Ketua :

Tempat, Tanggal Lahir :

Fakultas :

Universitas :

Nama Anggota 1 :

Tempat, Tanggal Lahir :

Fakultas :

Universitas :

Nama Anggota 2 :

DosenPembimbing

(_________________________)

NIP.

Ketua Kelompok

(_________________________)

NIM.

22

Tempat, Tanggal Lahir :

Fakultas :

Universitas :

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul :

“.................................................

..................................................................”

Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari

karya tulis orang lain serta belum pernah dilombakan dan dipublikasikan dalam bentuk

apapun.

Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima

sanksi yang ditetapkan oleh panitia KATULISTIWA 7 berupa diskualifikasi dari

kompetisi.

Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan bila

mana diperlukan.

Tempat, tgl, bln,thn

Ketua Kelompok

Nama Lengkap

NIM.