bobby aditya darmawan-teknik metalurgi-universitas sultan ageng tirtayasa

16
PEMBUATAN PELLET BESI MENGGUNAKAN PASIR BESI DAN LIMBAH SLUDGE SCALE RESEARCH OF METALLURGY (ROM ) PAPER COMPETITION Oleh BOBBY ADITYA DARMAWAN 3334110021 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON - BANTEN 2013

Upload: mohamad-fajar-ramadhan

Post on 13-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fdjymstmdt

TRANSCRIPT

  • PEMBUATAN PELLET BESI MENGGUNAKAN PASIR BESI

    DAN LIMBAH SLUDGE SCALE

    RESEARCH OF METALLURGY (ROM )

    PAPER COMPETITION

    Oleh

    BOBBY ADITYA DARMAWAN

    3334110021

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

    CILEGON - BANTEN

    2013

  • ABSTRAK

    Salah satu upaya dalam mengurangi limbah yang dihasilkan dalam

    pembuatan baja di Indonesia adalah mencari alternatif dalam penggunaan

    penggunaan kembali (recycle) suatu limbah agar jumlah yang dihasilkan

    dapat berkurang. Selain itu, dengan kekayaan sumber daya alam di

    Indonesia yang berlimpah, maka perlu dilakukan optimalisasi terhadap

    sumber daya alam yang ada. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah

    dengan membuat pelet besi dengan berbahan baku lokal serta dengan

    adanya pemakaian kembali limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan

    baja. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan preparasi terhadap

    bahan baku (pasir besi, batu bara dan batu kapur) serta dengan melakukan

    pemisahan oli dari sludge scale yang kemudian dimixing dan dilanjutkan

    dengan proses pelletizing atau pembuatan pelet besi. Berdasarkan pada

    studi literatur, maka perlu dilakukan suatu proses benefisiasi untuk

    meningkatkan kadar mineral berharganya dengan alat magnetik separator.

    Maka berdasarkan karakteristik oli pada umumnya, oli yang dihasilkan oli

    sludge scale mampu dijadikan binder pada pembuatan pelet besi serta

    pengoptimalisasi sumber daya alam lokal dapat dijadikan bahan baku

    dalam pembuatan pelet besi.

    Kata kunci : sludge scale, pelet besi, pelletizing, binder, oli.

    ii

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL....i

    ABSTRAKii

    DAFTAR ISIiii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah...1

    1.2 Tujuan...1

    1.3 Rumusan masalah.2

    BAB II TEORI DASAR

    2.1 Pasir Besi..3

    2.2 Pelletizing.3

    2.3 Pelletizing.....4

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Diagram Alir.6

    3.1 Alat dan bahan..7

    3.3 Prosedur8

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pembahasan10

    BAB V PENUTUP

    DAFTAR PUSTAKA

    iii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang

    berlimpah, namun kekayaan alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal,

    Provinsi Banten sendiri dilihat dari segi pertambangan memiliki sumber daya

    alam yang sebagian telah dimanfaatkan oleh pihak swasta maupun masyarakat,

    namun beberapa potensi lain seperti besi, andesit, batu apung dan tras belum dapat

    dimanfaatkan secara optimal.

    Pembuatan baja di Indonesia yang memiliki tujuan untuk memajukan

    perekonomian negara tentunya memiliki efek dari pembuatan baja tersebut. Salah

    satu limbah yang dihasilkan adalah sludge scale. Negara-negara maju seperti

    Amerika dan Jepang mengatakan bahwa limbah sludge scale yang dihasilkan pada

    pembuatan baja dikategorikan sebagai limbah khusus dan bukan merupakan

    limbah B3 (Suwargana, 2010).

    Sludge scale yang dihasilkan pada industri baja di Indonesia ini mencapai

    800.000 ton/tahun dengan produksi baja yang hanya mencapai 4 juta ton/tahun.

    Tentunya angka tersebut harus dikurangi mengingat semakin bertambahnya

    jumlah baja yang diproduksi tiap tahunnya.

    Salah satu pemikiran untuk pemanfaatan dari sludge scale ini adalah dengan

    membuat pellet besi yang menggunakan binder dari oli yang terkandung pada

    sludge scale. Dengan pemanfaatan sludge scale ini tentunya akan membantu

    dalam mengurangi limbah yang dihasilkan pada industri pembuatan baja yang ada

    di Indonesia.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Memanfaatkan limbah sludge scale yang dihasilkan pada industri pembuatan

    baja di Indonesia;

  • 2. Mengetahui proses pembuatan pellet besi dengan menggunakan pasir besi dan

    binder dari sludge scale;

    3. Memanfaatkan bahan baku lokal yang ada di Indonesia.

    1.3 Rumusan Masalah

    Untuk mengurangi limbah yang dihasilkan pada industri pembuatan baja

    maka harus ditemukan upaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut yang

    tentunya dengan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang limbah yang

    dihasilkan dalam pembuatan baja tersebut, selain itu kekayaan Indonesia yang

    berlimpah dilihat dari segi sumber daya alam, maka harus dimanfaatkan secara

    optimal untuk kemajuan Negara Indonesia.

    2

  • BAB II

    TEORI DASAR

    2.1 Pasir Besi

    Besi merupakan bahan baku yang dibutuhkan oleh berbagai industri mulai

    dari industri peralatan rumah tangga, hingga industri skala pabrik, misalnya

    pembuatan konstruksi. Berdasarkan PERMEN ESDM No. 07/2012 tentang

    peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian

    mineral diharapkan Indonesia mampu mengolah sumber daya alam yang dimiliki

    untuk dapat diolah menjadi bahan siap pakai, sehingga kebutuhan dalam negeri

    mampu tercapai tanpa bergantung kepada Negara lain, terutama dalam produksi

    besi baja. Salah satu sumber bijih besi lokal adalah pasir besi yang terdapat di

    wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten. Cadangan pasir besi Pandeglang

    mencapai angka 7 juta ton, selain itu, kandungan Fe total dalam pasir besi

    sekitar 35% - 43% (Distamben Pandeglang, Banten. 2006)

    2.2 Sludge Scale

    Sludge scale dihasilkan dari Blast Furnace, Basic Oxygen Furnace dan dari

    proses Rolling. Scale yang dihasilkan pada proses Rolling mengandung Fe yang

    berbentuk elemen dan juga 3 tipe besi oksida, antara lain adalah Wustite, Hematit

    dan Magnetit. Selain itu scale ini juga mengandung oli, lemak dan butiran halus

    padat. Produksi sludge di Amerika dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

  • Gambar 1. Produksi scale di Amerika (ITP steel, 2001)

    Di Amerika limbah sludge scale yang dihasilkan dari proses Rolling belum

    dimanfaatkan. Oleh karena itu, oli yang terkandung dalam scale ini harus

    dimanfaatkan dengan optimal yang salah satunya adalah dengan menjadikannya

    sebagai binder dalam proses pembuatan pellet besi.

    2.3 Pelletizing

    Pelletizing merupakan proses aglomerasi bijih besi yang dijadikan bola-bola.

    pelletizing menggunakan tambahan binder untuk mengikat bahan-bahan yang

    dicampur seperti bijih besi, batu kapur dan reduktornya. Binder yang dicampurkan

    dengan jumlah tertentu, produk yang dihasilkan disebut sebagai green pellet (pelet

    basah) kemudian pelet tersebut dibakar agar menjadi keras.

    Pelet yang dihasilkan perlu memiliki porositas yang cukup agar

    memungkinkan gas reduksi kontak dengan pelet pada bagian dalam. porositas dan

    ukuran pelet dapat berperan dalam menentukan keberhasilan proses reduksi pelet

    besi.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi green pellet adalah air dan binder.

    Keberhasilan dalam membuat pelet adalah bagaimana pelet tersebut dibentuk

    menjadi bola-bola. (Meyer, 1980)

    4

  • Air menjadi salah satu yang paling penting dalam pembuatan pelet, air dapat

    mempengaruhi kekuatan pelet yang dihasilkan. Air yang ditambahkan harus

    cukup dan tidak berlebihan, ketika air yang diberikan terlalu banyak maka pelet

    akan memiliki kekuatan yang kecil dan lengket, sedangkan jika air yang diberikan

    terlalu sedikit maka akan sulit saat pembentukan bola-bola pelet.

    Binder adalah pengikat antar partikel halus bijih besi yang berfungsi dalam

    meningkatkan sifat pelet, baik dalam kondisi basah, kering dan pembakaran, sifat

    yang ditingkatkan adalah sifat mekanik, yaitu kuat tekan pelet. Binder dibedakan

    menjadi 2 macam, yaitu binder organik dan an-organik. Salah satu contoh binder

    organik adalah molase dan boraks, sedangkan an-organik adalah bentonit. Dalam

    karya tulis ini, binder yang digunakan adalah oli yang dihasilkan dari sludge

    scale, oli memiliki karakteristik lengket, dengan adanya karakteristik seperti ini,

    maka oli ini dapat berperan dalam pengikatan partikel halus bijih besi dan bahan

    baku lain.

    Salah satu binder yang banyak digunakan adalah bentonit. Bentonit

    merupakan hasil endapan hasil aktivitas vulkanik jatuhan dengan ukuran yang

    sangat halus yang kemudian mengalami proses pengerjaan oleh air dan

    terendapkan kembali di daerah lain, kemungkinan pada lingkungan laut dalam.

    Namun, penggunaan bentonit perlu dibatasi karena mengandung SiO2 yang

    bersifat sebagai pengotor.

    Setelah dibentuk bola-bola, green pellet tidak dapat langsung digunakan

    untuk proses metalurgi maupun pengangkutan disebabkan kuat tekan yang masih

    rendah dan belum memenuhi standar. Untuk itu, maka pelet harus dilakukan

    proses Indurasi Termal yang terdiri atas drying, preheating, firing dan cooling.

    Drying merupakan proses penghilangan air didalam green pellet dengan cara

    menguap, preheating merupakan proses yang dilakukan setelah proses drying

    pada temperatur 400-1200oC. Sedangkan firing merupakan proses yang

    mendorong penguatan lebih lanjut pada pelet besi, temperatur yang digunakan

    1200-1300oC. Proses yang terakhir merupakan proses cooling yaitu dengan

    penurunan temperatur secara perlahan sampai temperatur tertentu untuk

    menghindari shock thermal.

    5

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Diagram Alir

    Dalam karya tulis ini, metode yang digunakan digambarkan dalam diagram

    alir berikut:

    Gambar 2. Diagram Alir Percobaan

    Kesimpulan

    Peletisasi

    Mixing

    Literatur Data Pengamatan

    Preparasi material

    Peremukan

    Penggerusan

    Pengayakan

    Pemisahan

    Pasir besi

    Batu bara

    Batu

    kapur

    Sludge Scale

  • 3.2 Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pelet dari sludge scale ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Crusher

    2. Rod mill

    3. Screen (ayakan)

    4. Sludge separator

    5. Tangki oli

    6. Timbangan

    7. Disc Pelletizer

    8. Muffle Furnace

    Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

    1. Pasir besi yang berasal dari kabupaten Pandeglang, komposisi yang

    dimiliki adalah sebagai berikut:

    Tabel 1. Komposisi pasir besi

    2. Sludge scale dari proses rolling, komposisinya sesuai dengan Tabel 2

    Komposisi Kadar (%)

    Fe total 43,3

    TiO2 34,8

    SiO2 4,25

    Al2O3 0,50

    7

  • Tabel 2. Komposisi kimia sludge scale

    3. Batu bara dari Bayah dengan komposisi sebagai berikut:

    Tabel 3. Komposisi batu bara

    4. Batu kapur

    5. Air

    3.3 Prosedur

    Dalam karya tulis ini, prosedur penelitiannya adalah:

    1. Preparasi bahan baku dengan proses crushing dan grinding. proses

    crushing dengan melakukan peremukan bahan baku seperti batu kapur dan

    batu bara agar lebih energi lebih efisien pada proses selanjutnya. Lalu,

    dilakukan proses grinding menggunakan rod mill untuk digerus, setelah

    Parameter Hasil (% berat)

    Fe total 64,86

    Fe2O3

    FeO

    CaO

    MgO

    SiO2

    52,86

    35,56

    0,67

    0,70

    0,91

    Oli 4,51

    H2O 0,55

    Komposisi Kandungan (%)

    Fixed Carbon 50,03 %

    VM 43,14 %

    Ash 3,85 %

    Sulphur Total 0,35 %

    Moisture 2,98 %

    8

  • bahan baku digerus, selanjutnya dilakukan pengayakan selama 5 menit

    sehingga didapat pasir besi, batu bara dan batu kapur dengan ukuran -

    100#;

    2. Pengambilan oli dari sludge scale dengan menggunakan sludge separator

    yang akan digunakan sebagai binder;

    3. Menentukan basis perhitungan pada proses mixing dengan menentukan

    berat total campuran, dalam karya tulis ini digunakan 100 gr;

    4. Menimbang bahan baku yang akan di mixing;

    5. Melakukan proses mixing, yaitu pencampuran bahan baku (pasir besi, batu

    bara dan batu kapur) yang telah dihaluskan dengan binder yang

    digunakan;

    6. Melakukan pencampuran dan pengadukan antara campuran tersebut

    dengan air;

    7. Pembentukan pelet dengan menggunakan disc pelletizer, dengan ukuran

    yang akan dibentuk dengan diameter 9-16 mm sesuai dengan standar pelet

    besi;

    8. Setelah dibentuk bola-bola, maka dilanjutkan dengan proses firing pada T

    1200oC selama 70 menit.

    9

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pembahasan

    Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, jika dilakukan suatu proses

    benefisiasi atau peningkatan kadar dari Fe pada pasir besi yang didapatkan dari

    Pandeglang, maka metode yang digunakan adalah dengan magnetik separator atau

    pemisahan yang dilakukan berdasarkan suseptibility magnet. Pada penelitian yang

    dilakukan oleh Purwono pada tahun 2008 tentang benefisiasi pasir besi, bahwa

    dengan menggunakan intensitas sebesar 600 Gauss, maka kadar Fe dari pasir besi

    yang semula berkadar 34,2% dapat meningkat menjadi 41,1118% , maka jika

    dilakukan recovery dengan menambahkan intensitas magnetiknya, tentu saja akan

    meningkatkan kadar dari Fe yang terkandung dalam pasir besi tersebut. Pada

    karya tulis ini, bahan yang digunakan adalah pasir besi yang berasal dari

    pandeglang yang memiliki komposisi seperti yang tertera pada Tabel 1. Maka

    untuk meningkatkan kadar Fe yang terkandung dalam pasir besi dari Pandeglang,

    maka digunakan metode seperti yang telah dibahas diatas.

    Proses pemisahan oli dari sludge scale dengan menggunakan prinsip dari

    gaya sentrifugal menggunakan alat sludge separator, alat ini mampu mengekstrak

    oli yang terkandung didalam sludge scale. hingga saat ini penulis belum

    mengetahui kandungan oli pada sludge scale. Namun, jika berdasarkan pada

    karakteristik dari oli, maka oli ini mampu dijadikan sebagai binder karena

    memiliki karakteristik lengket.

    Menurut Oriza, 2011 binder bentonit memiliki kualitas kekuatan yang lebih

    baik dibandingkan dengan molase dan dekstrin, hal itu membuktikan bahwa kuat

    tekan suatu pelet sangat dipengaruhi oleh jenis binder yang digunakan. Oli

    merupakan suatu zat an-organik sehingga jika dikaitkan dengan jenis binder

    seperti yang telah dilakukan oleh Oriza Sativa, maka pelet dengan binder oli ini

    akan memiliki kualitas kuat tekan yang lebih baik dibandingkan dengan molase

    atau binder organic lainnya.

  • Selain itu, dengan peningkatan waktu firing maka nilai kuat tekan akan

    semakin meningkat karena terbentuknya slag bond pada pelet, slag bond berasal

    dari rekasi oksida yang terkandung didalam pelet yang membentuk fasa mullite,

    fasa inilah yang membentuk ikatan butir partikel yang kuat, dan pelet yang telah

    mengalami firing akan menjadi keras bukan hanya karena terbentuknya slag bond

    tetapi karena adanya pertumbuhan kristal pelet. Namun meningkatnya kuat tekan

    pelet, maka akan semakin menurunkan porositas pelet sehingga reducibility pelet

    akan semakin susah. Reducibility menggambarkan kekuatan pelet besi untuk

    melepaskan oksigen dalam suatu proses reduksi menggunakan proses pereduksi.

    Bentonit dan oli yang dihasilkan dalam sludge scale memiliki kesamaan

    dalam hal jenisnya, yang keduanya merupakan binder an-organik, maka bentonit

    dapat digantikan dengan oli tersebut. Massa campuran antara binder yang

    digunakan pada penelitian Oriza sebesar 5 % (dari 100 gr), ini merupakan

    komposisi binder yang ideal agar mendapatkan nilai kuat tekan yang telah

    memenuhi standar kekuatan pelet, sesuai dengan standar ISO TC 102/SC 3 DP

    4700, dengan jumlah 4,51% oli yang dihasilkan selama proses rolling, maka

    jumlah oli ini mampu untuk menggantikan bentonit sebagai binder.

    Dengan dijadikannya oli ini sebagai binder dan penggunaan bahan baku lokal

    sebagai pembuatan pelet besi, maka dapat dikatakan bahwa produk ini lebih

    hemat dari segi produksi, karena bahan-bahan yang digunakan bersumber dari

    dalam negeri, dan salah satu bahannya merupakan limbah yang didaur ulang.

    11

  • BAB V

    PENUTUP

    Demikianlah karya tulis ini dibuat yang didasarkan pada studi literatur.

    setelah dilakukan pembahasan mengenai pemanfaatan limbah sludge scale

    sekaligus pemanfaatan sumber daya alam lokal, maka dapat disimpulkan:

    1. Limbah sludge scale harus dilakukan recycle agar mengurangi jumlah

    limbah yang dihasilkan tiap tahunnya;

    2. Salah satu alternatif untuk memanfaatkan limbah tersebut adalah

    dengan menjadikan Oli yang terkandung didalam sludge scale

    dijadikan binder dalam pembuatan pelet besi;

    3. Sumber daya alam lokal yang ada di Indonesia harus dimanfaatkan

    sebagai pelet besi untuk memenuhi kebutuhan baja di dalam negeri.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Dinas Pertambangan Kabupaten Pandeglang. (online:

    http://www.pandeglangkab.go.id/ )

    Ginting I dan Sufiandi D. Penelitian Pembuatan Pelet Pasir Besi Titan Tegal

    Beleud Sukabumi Selatan. Metalurgi, Volume 22, No.2, Desember 2007.

    ITP Steel. Iron Unit Recycling Roadmap chapter 3.2001.

    Martin. dkk. Obtainment of Sponge Iron by Reduction of a Steelmaking by-

    product. konferensi daur ulang material dan eco energy. Madrid.2009.

    Meyer, Kurt. Pelletizing of Iron Ores. Springer-Verlag Berlin Heidel and Verlag

    Stahleissen. Dusseldorf. 1980.

    Sativa, Oriza. Karakterisasi Pelet Bijih Besi Merangin Jambi berdasarkan

    Kekuatan Tekan, Persen Porositas dan Reduksibiltas. Skripsi (Tidak

    dipublikasikan)

    Tim Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral/ Pusat Sumber Daya Geologi.

    PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI PASIR BESI, 2005.

    Wicaksono, Herman Sandy. Analisis Ukuran Partikel Campuran (Pasir Besi,

    Batubara dan CaO) dan Lama Penyinaran Gelombang Mikro Pada Reduksi

    Besi Oksida. Jurnal Teknik Material dan Metalurgi. Institut Teknologi

    Sepuluh Nopember Surabaya. 2011.

    Wijaya, Ardi. dkk. Pemanfaatan Oli Bekasi Sebagai Bahan Baku Pembuatan

    Bahan Bakar Cair (BBC) dengan Metode Catalytic Cracking menggunakan

    Katalis Mordenite. Universitas Diponegoro Semarang. 2008.