blok23-skenario16-a9
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
1/29
Penyakit Kongenital RubellaKelompok A9:
Rendy Aprianus Santoso 102008020
Adatya S. P. Putuhena 102010253Allysa Desita M. P. 102011105
Alvivin 102011215
Rienaldi 102011238
Krisantus Desiderius Jebada 102011338Novia Chrystina 102011346
Mohammad Fajar 102011426
Vaisnvi Muthoovaloo 102011430
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
2/29
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
3/29
Anamnesis
Pada anamnesis pasien dilakukan alloanamnesis,meliputi identitas bayi, tanggal lahir, RPD, RPK.Beberapa pertanyaan yang harus ditanya:
Bagaimana riwayat kehamilan
Bagaimana imunisasi ibu dan anak
Bagaimana proses persalinan
Apakah bayi prematur Apakah terdapat gangguan bernapas
Apakah denyut jantung cepat
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
4/29
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain:
Pengukuran tumbuh kembang bayi
Newborn hearing screening Pemeriksaan mata
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
5/29
Newborn Hearing Screening Test
Behavioral observational audiometry (lahir-6bulan): Untuk
mengetahui seluruh sistem auditorik
Otoacoustic emission: Pemeriksaan OAE merupakan
pemeriksaan elektrofisiologis untuk menilai koklea
Auditory brainstem response: Pemeriksaan untuk menilai
sistem auditorik, bersifat obyektif, tidak invasif.
Ada 2 macam NST Universal NHS: Gold standart OAE dan AABR
Trgeted NHS: dipilih sesuai pertimbangan
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
6/29
Pemeriksaan Penunjang
CT scan tulang temporal
MRI bagian dalam telinga
CT-scan jantung
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
7/29
Diagnosis
Untuk diagnosis pada pasien bayi berusia 1 bulan ini,
tidak dapat ditegakkan karena tidak ada keluhan
yang diderita bayi, tetapi karena tujuan ibu datang
untuk memeriksa bayi karena ibu tersebut pernahmenderita rubella pada saat kehamilan, maka
kemungkinan terbesar adalah penyakit kongenital
yang disebabkan oleh congenital rubella syndrome.
Tetapi karena berhubungan dengan kasus THT, makasaya mengambil sensorineural hearing loss sebagai
diagnosis kerja dalam kasus ini.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
8/29
Diagnosis
Hearing loss: Hearing loss dapat terjadi akibatdari kelainan dari auricula, canalis auditorieksternal, telinga bagian tengah, telinga
bagian dalam. Hearing loss dapat dibagimenjadi dua, yaitu tuli konduktif dan tulisensorik. Kelainan pada auricula, canalisauditori eksterna, dan telinga bagian tengah
dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkankelainan pada bagian dalam telinga dapatmenyebabkan tuli sensorik.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
9/29
Diagnosis
Sensorineural hearing loss
SNHL atau tuli sensorik merupakan tipe dari hearing loss yang
terjadi di n. vestibulocochlearis (N.VIII), telinga bagian dalam,
atau pusat pendengaran di otak. Tuli sensorik dapat terjadisecara ringan, sedang, dan parah sampai menyebabkan tuli
total.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
10/29
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
11/29
Patofisiologi
Complete labirinthine aplasia: sangat jarang hanya 1% dari
kasus kongenital, ditandai dengan tidak utuhnya struktur
telinga bagian dalam, bisa unilateral atau bilateral
Cochlear aplasia: Tidak utuhnya bagian dari koklea karena
kegagalan perkembangan pada minggu ketiga kehamilan. 3%
dari seluruh kasus
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
12/29
Patofisiologi
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
13/29
Patofisiologi
Common cavity: kegagalan perkembangan minggu keempat,
dapat dilihat dari tidak ada pemisah antara vestibula dan
koklea
Type 1 incomplete partition: Pada gambaran CT dan MRI
koklea memiliki gambaran cystic, vestibula biasanya dilatasi
Cochlear hypoplasia
Type 2 incomplete partition: Tidak terbentuknya septum
interscalar, dapat juga ditemukan duktus endolymphe yang
besar.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
14/29
Patofisiologi
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
15/29
Etiologi
Congenital rubella syndrome
Rubella virus:
Family: togaviridaeGenuss:rubivirus
RNA single stranded, polaritas +, nucleocapsid
icosahedral
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
16/29
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
17/29
Epidemiologi
Congenital rubella syndrome dapat menyerang fetus yangsedang berkembang pada wanita hamil yang pernah terkenarubella, tergantung kapan wanita tersebut terkena. Jika infeksiterjadi dalam waktu 0-28 hari sebelum konsepsi, ada
kemungkinan 43% bayi akan terkena CRS. Jika infeksi terjadipada 0-12 minggu setelah konsepsi, ada kemungkinan 51%bayi lahir akan terkena CRS. Jika infeksi terjadi pada 13-26minggu setelah konsepsi, ada kemungkinan 26% bayi akanterkena CRS. Bayi tidak akan terkena CRS jika rubella
menyerang pada trimester ketiga atau 26-40 minggu setelahkonsepsi. Penyebab tersering dari SNHL adalah type IIincomplete partition. Anak dengan SNHL kemungkinan tidakterdiagnosa sampai mereka sekolah.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
18/29
Gejala Klinis
Bayi yang baru lahir dengan tuli sensori tidak
dapat menyadari suara yang keras disekitarnya
Bayi tidak merespon suara, bahkan tidak
merespon ketika diajak berbicara
Anak-anak seharusnya bisa mengucapkan satu
kata pada usia 15 bulan, dan kalimat pada usia
2 tahun, jika mereka tidak bisa hal tersebut
kemungkinan menderita tuli sensorik.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
19/29
Penatalaksanaan
Lebih dari 30 negara bagian di Amerika Serikat menganjurkan
screening pada bayi yang bari lahir, penatalaksanaan dengan
cepat dapat membuat bayi dengan penyakit ini dapat tumbuh
normal tanpa adanya hambatan, pada bayi dengan gangguan
pendengaran pengobatan harus dimulai pada usia enambulan.
Non medika mentosa:
Terapi berbicara
Mengajari bahasa isyarat
Operasi implant koklea
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
20/29
Differential Diagnosis
Katarak kongenital
PDA
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
21/29
Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah suatu penyakit katarak yangterjadi pada bayi yang baru lahir, katarak kongenitaldapat terjadi unilateral atau bilateral. Katarak kongenitalmerupakan 10% penyakit mata yang menyebabkanhilangnya penglihatan pada anak di dunia, denganprevalensi 1-6 kasus per 10.000 kelahiran. Penyakit inidapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antaralain:
Genetik: Down syndrome, lowe syndrome, hipoglikemi,
alport syndrome Infeksi: Toksoplasmosis, rubella, CMV, HSV
Ototoksik: kortikosteroid, radiasi
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
22/29
Pada bayi yang baru lahir diharuskan menjalani skrining mata, dengan
pemeriksaan sebagai berikut:
Red reflex: Baik dilakukan di ruangan yang gelap dan menggunakan
ophthalmoskop yang terang pada kedua mata dari jarak 1-2 kaki
Retinoskopi Test laboratorium: test urin, TORCH, VDRL, serum kalsium
Untuk penatalaksanaan katarak kongenital dapat melakukan operasi.
Semakin muda bayi tersebut menderita katarak, semakin urgen operasi
harus dilakukan karena dapat menyebabkan amblyopia. Katarak kongenital
unilateral harus dideteksi dan dihilangkan sebelum berumur 6 minggu,sedangkan katarak bilateral harus dihilangkan sebelum 10 minggu.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
23/29
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
24/29
PDA
PDA adalah kelainan kongenital yang terjadi pada jantungdimana duktus arteriosus gagal menutup setelah kelahiran.Manifestasi klinik pada awalnya tidak dapat dibedakan,tetapi pada tahun pertama kelahiran baru terlihat napascepat dan gagal tumbuh.
Manifestasi klinis dari PDA antara lain:
Takikardi
Dyspnea
Murmur
Cardiomegaly Pertumbuhan yang buruk
Cianosis
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
25/29
PDA
PDA dapat didiagnosis dengan menggunakan
EKG dan x-ray. Karena prostaglandin E1 yang
menyebabkan duktus paten, NSAID seperti
indometasin atau bentuk spesial ibuprofendapat digunakan untuk menutup duktus
arteriosus.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
26/29
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
27/29
Pencegahan
Penggunaan vaksin pada wanita usia
melahirkan dapat mencegah penularan
rubella, penggunaan vaksin sangat penting
terutama untuk mencegah terinfeksinyawanita yang sedang hamil dalam trimester
pertama, karema pada waktu tersebut
merupakan periode yang sangat vital dalamperkembangan fetus.
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
28/29
-
8/10/2019 blok23-skenario16-a9
29/29