blok 13 skenario 3 pbl5 yan lewis

20
Promosi Kesehatan A. Definisi Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (cit, Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi

Upload: yan-lewis-pawis

Post on 02-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Promosi Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

Promosi Kesehatan

A. Definisi

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang

bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha

untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan

promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan

yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal,

mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi

lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program

kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat

sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (cit, Notoatmodjo,

2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan

intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk

memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan

kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu

mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau

mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).

B. Visi

Visi dari promosi kesehatan, sesuai dengan Visi Pembangunan Kesehatan Indonesia

yaitu UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, adalah “Meningkatnya kemampuan masyarakat

Page 2: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya dari segi fisik, mental, dan sosial

sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.”

C. Misi

1. Advokat (advocate)

Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan.

2. Menjembatani (mediate)

Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan

kesehatan.

3. Memampukan (enable)

Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri.

D. Level Promosi Kesehatan

1. Individu

Fokus pada informasi, modeling, pendidikan, training

Meningkatkan pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan praktek untuk perilaku

tertentu

2. Organisasi

Fokus pada perubahan organisasi

Konsultasi, perubahan kebijakan organisasi, mendorong praktek anggota yang

lebih sehat

3. Aksi Lingkungan dan Perubahan Sosial

Fokus pada perubahan lingkungan dan sosial

Untuk perubahan organisasi/redistribusi sumber daya

4. Advokasi publik

Fokus pada legislatif, anggaran, dan institusional yang mempengaruhi level

individu, organisasi, dan sosial.

E. Strategi dan sasaran promosi kesehatan

Strategi promosi kesehatan menurut WHO (1984):

1. Advokasi (advocacy)

Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan.

2. Dukungan sosial (social support)

Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat.

Page 3: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya.

Strategi promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986):

1. Kebijakan berwawasan kesehatan

2. Lingkungan yang mendukung

3. Reorientasi pelayanan kesehatan

4. Keterampilan individu

5. Gerakan masyarakat

Strategi Sasaran Hasil Tatanan

Advokasi

Sasaran tersier:

DPRD, Kepala

Daerah

Kebijakan:

Berwawasan

Kesehatan Rumah tangga

Institusi

Pendidikan

Tempat kerja

Tempat umum

Sarana kesehatan

Dukungan Sosial

Sasaran sekunder:

Tokoh masyarakat,

PKK, Kader

Kemitraan dan

Opini

Pemberdayaan

Masyarakat

Sasaran primer:

- Individu

- Unit kerja

Gerakan Masyarakat

Mandiri

Page 4: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

F. Ruang lingkup promosi kesehatan

Ruang lingkup promosi kesehatan didasarkan pada 2 dimensi, yaitu:

1. Dimensi Aspek Sasaran Pelayanan Kesehatan

a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif

Sasaran: Kelompok orang sehat.

Tujuan: Agar kelompok tersebut mampu meningkatkan kesehatannya.

b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif

Sasaran: Kelompok orang sehat dan kelompok high risk (ibu hamil, bayi, dll).

Tujuan: Mencegah kelompok tersebut agar tidak jatuh sakit.

c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif

Sasaran: Para penderita penyakit, terutama penyakit kronis (DM, hipertensi).

Page 5: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

Tujuan: Mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah.

d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif

Sasaran: Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu

penyakit.

Tujuan: Agar mereka dapat segera pulih kembali kesehatannya dan untuk

mengurangi kecacatan seminimal mungkin.

2. Dimensi Tempat Pelaksanaan atau Tatanan (Setting)

a. Tatanan RT

b. Tatanan Sekolah

c. Tatanan Tempat Kerja

d. Tatanan Tempat Umum

e. Tatanan Institusi Pelayanan Kesehatan

G. Metode

Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode promosi atau pendidikan individual,

kelompok dan massa (publik).

1. Metode Promosi Individual (Perorangan)

Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk

membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada

suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi

akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus

toxoid (TT) karena baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan.

Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu

hamil segera imunisasi, ia harus didekati secara perorangan. Perorangan di sini tidak

hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga

kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.

Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai

masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku

baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya

maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatan ini, antara lain:

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

Page 6: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

Dengan cara ini, kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya

klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan

menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

b. Wawancara (interview)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum

menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang

akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila

belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Promosi Kelompok

Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal daro sasaran. Untuk kelompok yang besar

metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu metode akan

tergantung pula besarnya sasaran pendidikan.

1. Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan

itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara

lain ceramah dan seminar.

a. Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun

rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode

ceramah antara lain:

Persiapan:

1. Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasaai

materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus

mempersiapkan diri.

2. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi

kalau disusun dengan diagram atau skema.

3. Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah

singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.

Page 7: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

Pelaksanaan:

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila

penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai

sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-

ragu dan gelisah.

2. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

3. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.

4. Berdiri di depan (di pertengahan), seyogyanya tidak duduk.

5. Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.

b. Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi)

dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

2. Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara

lain:

a. Diskusi Kelompok

Dalam suatu kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas

berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur

sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling

memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi

empat. Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak

menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus

merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok

mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.

Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan

pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus

sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup

Page 8: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian

rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak

menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

b. Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok.

Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompk. Bedanya, pada

permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan

kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah

pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan

ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta

mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari siapapun. Baru

setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat

mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

c. Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan

kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang

5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap

mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya

sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.

d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz

group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak

sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan

masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan

kembali dan dicari kesimpulannya.

e. Memainkan Peranan (Role Play)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai

dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan

anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka

memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-

hari dalam melaksanakan tugas.

Page 9: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

f. Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk

permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis

seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk

arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain,

dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

3. Metode Promosi Kesehatan Massa

Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai untuk

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang

paling tepat ialah pendekatan massa. Oleh karena sasaran promosi ini bersifat

umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka

pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian

rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya

digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap

suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan

perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap

perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk

pendekatan massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau

melalui media massa.

Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa ini, antara lain:

a. Ceramah umum (public speaking)

Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional,

Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan

massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB

juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.

b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik,

baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi

kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan

lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga

merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.

Page 10: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel

maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit

adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.

e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan

sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh :

billboard “Ayo ke Posyandu.”

H. Media Promosi Kesehatan

Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan

atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,

elektronika, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya

yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.

Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan

yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat

mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya perilaku

yang positif.

a) Tujuan Media Promosi Kesehatan

Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam

pelaksanaan Promosi Kesehatan antara lain adalah:

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Dapat memperjelas informasi.

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Mengurangi komunikasi verbalistik.

f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.

g. Memperlancar komunikasi, dan lain-lain.

b) Penggolongan Media Promosi Kesehatan

Penggolongan media promosi kesehatan ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara

lain:

1) Berdasarkan bentuk umum penggunaannya:

Berdasarkan penggunaan media promosi dalam rangka promosi kesehatan,

dibedakan menjadi:

Page 11: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

a. Bahan bacaan: modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin,

dan sebagainya.

b. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan, slide, film,

dan seterusnya.

2) Berdasarkan cara produksi:

Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:

a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media

cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam

tata warna. Adapun macam-macamnya adalah:

1. Poster,

2. Leaflet,

3. Brosur,

4. Majalah,

5. Surat kabar,

6. Lembar balik,

7. Stiker,

8. Pamflet, dan sebagainya.

b. Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan

didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun

macam-macam media tersebut adalah:

1. TV,

2. Radio,

3. Film,

4. Video film,

5. Cassette,

6. CD,

7. VCD, dan sebagainya.

Kelebihan dan kekurangan media elektronik.

1) Kelebihannya:

Sudah dikenal masyarakat

Mengikutsertakan semua pancaindera

Lebih mudah dipahami

Page 12: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak

Bertatap muka

Penyajian dapat dikendalikan

Jangkauan relatif lebih besar

Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.

2) Kelemahannya:

Biaya lebih tinggi

Sedikit rumit

Perlu listrik

Perlu alat canggih untuk produksinya

Perlu persiapan matang

Peralatan selalu berkembang dan berubah

Perlu keterampilan penyimpanan

Perlu terampil dalam pengoperasian

c. Media luar ruang, yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara

umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya

1. Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di

perjalanan.

2. Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat

di atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu

tempat strategis agar dapat dilihat oleh semua orang.

3. Pameran

4. Banner

5. TV layar lebar.

Kelebihan dan kelemahan media luar ruang:

1) Kelebihannya:

Sebagai informasi umum dan hiburan

Mengikutsertakan semua pancaindera

Lebih mudah dipahami

Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak

Bertatap muka

Penyajian dapat dikendalikan

Page 13: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

Jangkauan relatif lebih besar

2) Kelemahannya:

Biaya lebih tinggi

Sedikit rumit

Ada yang memerlukan listrik

Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya

Perlu persiapan matang

Peralatan selalu berkembang dan berubah

Perlu keterampilan penyimpanan

Perlu keterampilan dalam pengoperasian

Daftar Pustaka

Anonymus. Promosi Kesehatan. [Online].

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20152/4/Chapter%20II.pdf (Diakses

tanggal 17 September 2013)

DepKes RI, 2000. Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta

Green, Lawrence W. Marshall W. Kreuter, 2000. HEALTH PROMOTION PLANNING. An

Educational and Environmental Approach, 2nd edition. Mayfiled Publishing Company:

London.

Kairupan, Tara. et al, 2009. Metode dan Media Promosi Kesehatan. [Online].

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/76308269?

Page 14: Blok 13 Skenario 3 Pbl5 Yan Lewis

extension=pdf&ft=1379495600&lt=1379499210&user_id=57707524&uahk=g7Gp1U7V

VmK1kGBqjRwQxyPetDU (Diakses tanggal 17 September 2013)

Purwaningsih. Konsep Promosi Kesehatan. [Online]

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/promosi%20kesehatan2.pdf (Diakses tanggal 17

September 2013)

WHO, Pan American Health Organization, 1996. Health Promotion: An Anthology. Pan

American Sanitary Bureau, Regional Office of the WHO. Washington, D.C.20037: USA.