blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/makalah-klhs.docx · web viewupaya-upaya...

34
Tugas Makalah Implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Diajukan Dalam Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Seminar Isu Lingkungan yang dibina oleh : DR.MUCHAMMAD ROZIKIN, MAP Oleh Muhammad Aprian Jailani 135030101111008 Shelvy Mayandika 135030101111005 Zona Prayogo 135030101111099 Jurusan Ilmu Administrasi Publik

Upload: hoangdang

Post on 28-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Tugas Makalah

Implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Diajukan Dalam Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Seminar Isu Lingkungan yang dibina oleh

DRMUCHAMMAD ROZIKIN MAP

Oleh

Muhammad Aprian Jailani 135030101111008Shelvy Mayandika 135030101111005Zona Prayogo 135030101111099

Jurusan Ilmu Administrasi PublikFakultas Ilmu Administrasi

Universitas BrawijayaMalang

2016BAB I

LATAR BELAKANG

11Latar Belakang

Lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih menunjukan penurunan

kondisi seperti terjadinya pencemaran kerusakan lingkungan penurunan

ketersediaan dibandingkan kebutuhan sumber daya alam maupun bencana

lingkungan Hal ini merupakan indikasi bahwa aspek lingkungan hidup belum

sepenuhnya diperhatikan dalam perencanaan pembangunan Selama ini proses

pembangunan yang diformulasikan dalam kebijakan rencana danatau program

(KRP) dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan secara optimal

Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui

berbagai instrument seperti antara lain AMDAL dipandang belum menyelesaikan

berabagai persoalan lingkungan hidup secara optimal mengingat berbagai

persoalan lingkungan hidup berada pada tataran kebijkan rencana danatau

program Memperhatikan hal tersebut penggunaan SDA harus selaras serasi dan

seimbang dengan fungsi lingkungan hidup Sebagai konsekuesinya kebijakan

rencana danatau program pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan

hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan

Seiring dengan semakin meningkatnya masalah lingkugan hidup diseluruh

pelosok dunia langkah-langkah pencegahan timbulnya dampak negative terhadap

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi semakin mendesak

untuk diatasi Penanggulanganya dan pengendalian dampak negative terhadap

lingkungan hidup serta isu keberlanjutan lingkungan hidup terasa tidak cukup dan

kurang efektif jika dilakukan pada saat kegiatan telah memasuki masa operasi dan

sepenuhnya hanya mengandalkan pendekatan tekhnologi Menyikapi situasi

tersebut salah satu langkah yang dtempuh adala Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) ini dimaksudkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan

yang muncul Kerusakan sumber daya alam dan pencemarann lingkungan akan

lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi kebijakan rencana dan program

(KRP) telah dipertinbangkan asalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap

keberlanjutan

Sejak tahun 1990-an di dunia internasional telah berkembang Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (Selanjutnya di singkat KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) KLHS merupakan penyempurnaan dari AMDAL

sebagai instrument lingkungan hidup yang sudah ada sebelumnya Jika AMDAL

hanya hadir pada tingkat proyek maka KLHS ada pada Kebijakan Rencana dan

atau Program (KRP) pembangunan KLHS menjadi semakin penting kehadiranyya

ketika tujuan ketujuh dari MDGs yakni terjaminya keberlanjutan lingkungan hidup

menetapkan salah satu target penting yang hendak dicapai yakni terintegrasinya

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan rencana dan program

serta berkurangnya kerusakan sumber daya alam Penetapan target ini telah

menyebabkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) semakin banyak diadopsi

oleh berbagai Negara maju dan berkembang

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang

memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan

kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005

yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling

terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan

dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara

lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan

keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan

antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat

berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap

proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang

disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan

pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan

telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana

tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap

proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan

mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap

pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses

awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari

tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada

tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam

hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)

memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah

tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah

(RTRW)rdquo

12Rumusan Masalah

121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap

Rencana Tata Ruang Wilayah

122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana

Tata Ruang Wilayah

13Tujuan

131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang

Wilayah

132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah

BAB II

KAJIAN TEORI

21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS

yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya

alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di

masa mendatang yaitu

ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)

keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau

evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-

nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan

KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk

dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan

hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan

mengintergrasikan nilai-nilai KLHS

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

2016BAB I

LATAR BELAKANG

11Latar Belakang

Lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih menunjukan penurunan

kondisi seperti terjadinya pencemaran kerusakan lingkungan penurunan

ketersediaan dibandingkan kebutuhan sumber daya alam maupun bencana

lingkungan Hal ini merupakan indikasi bahwa aspek lingkungan hidup belum

sepenuhnya diperhatikan dalam perencanaan pembangunan Selama ini proses

pembangunan yang diformulasikan dalam kebijakan rencana danatau program

(KRP) dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan secara optimal

Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui

berbagai instrument seperti antara lain AMDAL dipandang belum menyelesaikan

berabagai persoalan lingkungan hidup secara optimal mengingat berbagai

persoalan lingkungan hidup berada pada tataran kebijkan rencana danatau

program Memperhatikan hal tersebut penggunaan SDA harus selaras serasi dan

seimbang dengan fungsi lingkungan hidup Sebagai konsekuesinya kebijakan

rencana danatau program pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan

hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan

Seiring dengan semakin meningkatnya masalah lingkugan hidup diseluruh

pelosok dunia langkah-langkah pencegahan timbulnya dampak negative terhadap

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi semakin mendesak

untuk diatasi Penanggulanganya dan pengendalian dampak negative terhadap

lingkungan hidup serta isu keberlanjutan lingkungan hidup terasa tidak cukup dan

kurang efektif jika dilakukan pada saat kegiatan telah memasuki masa operasi dan

sepenuhnya hanya mengandalkan pendekatan tekhnologi Menyikapi situasi

tersebut salah satu langkah yang dtempuh adala Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) ini dimaksudkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan

yang muncul Kerusakan sumber daya alam dan pencemarann lingkungan akan

lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi kebijakan rencana dan program

(KRP) telah dipertinbangkan asalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap

keberlanjutan

Sejak tahun 1990-an di dunia internasional telah berkembang Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (Selanjutnya di singkat KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) KLHS merupakan penyempurnaan dari AMDAL

sebagai instrument lingkungan hidup yang sudah ada sebelumnya Jika AMDAL

hanya hadir pada tingkat proyek maka KLHS ada pada Kebijakan Rencana dan

atau Program (KRP) pembangunan KLHS menjadi semakin penting kehadiranyya

ketika tujuan ketujuh dari MDGs yakni terjaminya keberlanjutan lingkungan hidup

menetapkan salah satu target penting yang hendak dicapai yakni terintegrasinya

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan rencana dan program

serta berkurangnya kerusakan sumber daya alam Penetapan target ini telah

menyebabkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) semakin banyak diadopsi

oleh berbagai Negara maju dan berkembang

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang

memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan

kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005

yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling

terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan

dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara

lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan

keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan

antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat

berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap

proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang

disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan

pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan

telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana

tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap

proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan

mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap

pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses

awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari

tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada

tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam

hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)

memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah

tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah

(RTRW)rdquo

12Rumusan Masalah

121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap

Rencana Tata Ruang Wilayah

122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana

Tata Ruang Wilayah

13Tujuan

131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang

Wilayah

132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah

BAB II

KAJIAN TEORI

21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS

yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya

alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di

masa mendatang yaitu

ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)

keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau

evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-

nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan

KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk

dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan

hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan

mengintergrasikan nilai-nilai KLHS

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi semakin mendesak

untuk diatasi Penanggulanganya dan pengendalian dampak negative terhadap

lingkungan hidup serta isu keberlanjutan lingkungan hidup terasa tidak cukup dan

kurang efektif jika dilakukan pada saat kegiatan telah memasuki masa operasi dan

sepenuhnya hanya mengandalkan pendekatan tekhnologi Menyikapi situasi

tersebut salah satu langkah yang dtempuh adala Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) ini dimaksudkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan

yang muncul Kerusakan sumber daya alam dan pencemarann lingkungan akan

lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi kebijakan rencana dan program

(KRP) telah dipertinbangkan asalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap

keberlanjutan

Sejak tahun 1990-an di dunia internasional telah berkembang Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (Selanjutnya di singkat KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) KLHS merupakan penyempurnaan dari AMDAL

sebagai instrument lingkungan hidup yang sudah ada sebelumnya Jika AMDAL

hanya hadir pada tingkat proyek maka KLHS ada pada Kebijakan Rencana dan

atau Program (KRP) pembangunan KLHS menjadi semakin penting kehadiranyya

ketika tujuan ketujuh dari MDGs yakni terjaminya keberlanjutan lingkungan hidup

menetapkan salah satu target penting yang hendak dicapai yakni terintegrasinya

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan rencana dan program

serta berkurangnya kerusakan sumber daya alam Penetapan target ini telah

menyebabkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) semakin banyak diadopsi

oleh berbagai Negara maju dan berkembang

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang

memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan

kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005

yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling

terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan

dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara

lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan

keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan

antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat

berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap

proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang

disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan

pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan

telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana

tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap

proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan

mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap

pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses

awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari

tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada

tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam

hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)

memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah

tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah

(RTRW)rdquo

12Rumusan Masalah

121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap

Rencana Tata Ruang Wilayah

122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana

Tata Ruang Wilayah

13Tujuan

131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang

Wilayah

132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah

BAB II

KAJIAN TEORI

21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS

yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya

alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di

masa mendatang yaitu

ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)

keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau

evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-

nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan

KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk

dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan

hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan

mengintergrasikan nilai-nilai KLHS

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang

memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan

kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005

yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling

terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan

dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara

lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan

keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan

antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat

berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap

proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang

disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan

pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan

telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana

tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap

proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan

mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap

pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses

awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari

tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada

tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam

hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)

memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah

tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah

(RTRW)rdquo

12Rumusan Masalah

121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap

Rencana Tata Ruang Wilayah

122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana

Tata Ruang Wilayah

13Tujuan

131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang

Wilayah

132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah

BAB II

KAJIAN TEORI

21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS

yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya

alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di

masa mendatang yaitu

ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)

keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau

evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-

nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan

KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk

dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan

hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan

mengintergrasikan nilai-nilai KLHS

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari

tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada

tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam

hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)

memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah

tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah

(RTRW)rdquo

12Rumusan Masalah

121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap

Rencana Tata Ruang Wilayah

122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana

Tata Ruang Wilayah

13Tujuan

131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang

Wilayah

132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah

BAB II

KAJIAN TEORI

21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS

yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya

alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di

masa mendatang yaitu

ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)

keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau

evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-

nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan

KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk

dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan

hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan

mengintergrasikan nilai-nilai KLHS

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

BAB II

KAJIAN TEORI

21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS

yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya

alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di

masa mendatang yaitu

ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)

keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau

evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-

nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu

wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan

KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan

sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk

dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan

hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan

mengintergrasikan nilai-nilai KLHS

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program

yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan

aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip

atau nilai-nilai dari KLHS yaitu

1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan

keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu

unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable

biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector

antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka

KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat

dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat

pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi

satu sama lain

2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS

dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh

nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social

ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara

pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-

forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak

menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS

Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan

hidup

3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar

melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang

tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat

tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-

sumber alam atau modal atau pengetahuan

Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-

undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib

membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau

kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur

sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS

JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH

Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka

bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada

4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu

1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

HidupAMDAL (EIA-Mainframe)

KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah

prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap

lingkungan hidup

2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup

(Environmental Appraisal)

KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji

kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan

sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan

hidup

3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated

Assessment Sustainability Appraisal)

Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan

untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya

merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup

4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya

Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan

Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)

KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)

dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan

penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi

spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan

pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau

KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan

sumberdaya alam

Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk

kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki

dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu

yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku

pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk

KRP tata ruang

24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)

Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas

dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi

dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut

merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas

perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan

ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang

dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana

tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan

Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain

berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik

antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi

masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin

timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi

perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat

dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana

longsor terjadi

Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat

hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional

hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen

tata ruang tersebut adalah

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen

rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara

Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam

penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran

RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing

provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada

wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk

dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya

Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan

penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota

Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota

Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum

Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen

detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam

menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang

Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)

serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran

detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah

kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan

dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis

dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup

mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku

pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan

Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan

fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya

diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan

infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh

RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh

23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun

tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan

merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan

internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus

berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu

keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi

maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik

atau biasa di sebut publik opinion

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun

program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul

permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga

berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian

kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan

program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan

perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan

program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan

logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan

yang berwawasan lingkungan

Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak

diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah

mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan

alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati

didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia

beroperasi

Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga

bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau

prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

BAB III

PEMBAHASAN

31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW

menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan

persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga

dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip

pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan

kesejahteraan masyarakat

KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi

RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan

agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan

ekonomi

Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme

pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi

lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk

pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan

pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak

akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS

bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat

diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan

dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga

mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun

mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan

keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan

program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam

perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing

hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk

meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan

tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku

kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah

administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan

wilayah

Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi

terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah

sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu

membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai

ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah

prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal

tersebut

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )

Sumber setyabudi2016

Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP

yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang

lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang

bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social

ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan

hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan

pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan

KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI

UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP

OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan

Prinsp SD

RTRW

KLHS

RPJP

PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN

3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif

MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)

Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN

RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib

KLHS tanpa proses penapisan

Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM

KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan

Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup

strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam

UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam

merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada

RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut

merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan

berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat

dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk

mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang

memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang

mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif

Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS

yaitu Sebagai berikut

Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW

Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan

pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan

diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana

Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah

daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah

Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang

berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka

penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin

terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan

untuk menjelaskan hal tersebut

Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan

industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung

tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 22: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang

memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar

sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya

Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting

lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait

erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program

pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah

degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan

atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar

perencanaan pembangunan

Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic

Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya

pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi

Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor

Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan

parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan

penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas

wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen

pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami

adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan

kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan

Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses

pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 23: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai

suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses

pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle

process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang

BAB IV

PENUTUP

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 24: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

41 KESIMPULAN

KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah

pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah

untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan

program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan

pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)

untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)

menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib

didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS

merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun

pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan

yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan

dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi

pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan

hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016

Page 25: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/MAKALAH-KLHS.docx · Web viewUpaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui berbagai instrument seperti

Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016

ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016

Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016

Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016

Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016

Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016

Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)

httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-

dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016

Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016

Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016