blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/bagusfia/files/2016/03/makalah-klhs.docx · web viewupaya-upaya...
TRANSCRIPT
Tugas Makalah
Implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Diajukan Dalam Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Seminar Isu Lingkungan yang dibina oleh
DRMUCHAMMAD ROZIKIN MAP
Oleh
Muhammad Aprian Jailani 135030101111008Shelvy Mayandika 135030101111005Zona Prayogo 135030101111099
Jurusan Ilmu Administrasi PublikFakultas Ilmu Administrasi
Universitas BrawijayaMalang
2016BAB I
LATAR BELAKANG
11Latar Belakang
Lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih menunjukan penurunan
kondisi seperti terjadinya pencemaran kerusakan lingkungan penurunan
ketersediaan dibandingkan kebutuhan sumber daya alam maupun bencana
lingkungan Hal ini merupakan indikasi bahwa aspek lingkungan hidup belum
sepenuhnya diperhatikan dalam perencanaan pembangunan Selama ini proses
pembangunan yang diformulasikan dalam kebijakan rencana danatau program
(KRP) dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan secara optimal
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui
berbagai instrument seperti antara lain AMDAL dipandang belum menyelesaikan
berabagai persoalan lingkungan hidup secara optimal mengingat berbagai
persoalan lingkungan hidup berada pada tataran kebijkan rencana danatau
program Memperhatikan hal tersebut penggunaan SDA harus selaras serasi dan
seimbang dengan fungsi lingkungan hidup Sebagai konsekuesinya kebijakan
rencana danatau program pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan
hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan
Seiring dengan semakin meningkatnya masalah lingkugan hidup diseluruh
pelosok dunia langkah-langkah pencegahan timbulnya dampak negative terhadap
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi semakin mendesak
untuk diatasi Penanggulanganya dan pengendalian dampak negative terhadap
lingkungan hidup serta isu keberlanjutan lingkungan hidup terasa tidak cukup dan
kurang efektif jika dilakukan pada saat kegiatan telah memasuki masa operasi dan
sepenuhnya hanya mengandalkan pendekatan tekhnologi Menyikapi situasi
tersebut salah satu langkah yang dtempuh adala Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) ini dimaksudkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul Kerusakan sumber daya alam dan pencemarann lingkungan akan
lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi kebijakan rencana dan program
(KRP) telah dipertinbangkan asalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap
keberlanjutan
Sejak tahun 1990-an di dunia internasional telah berkembang Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (Selanjutnya di singkat KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) KLHS merupakan penyempurnaan dari AMDAL
sebagai instrument lingkungan hidup yang sudah ada sebelumnya Jika AMDAL
hanya hadir pada tingkat proyek maka KLHS ada pada Kebijakan Rencana dan
atau Program (KRP) pembangunan KLHS menjadi semakin penting kehadiranyya
ketika tujuan ketujuh dari MDGs yakni terjaminya keberlanjutan lingkungan hidup
menetapkan salah satu target penting yang hendak dicapai yakni terintegrasinya
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan rencana dan program
serta berkurangnya kerusakan sumber daya alam Penetapan target ini telah
menyebabkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) semakin banyak diadopsi
oleh berbagai Negara maju dan berkembang
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan
kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005
yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling
terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan
dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara
lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan
keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan
antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat
berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap
proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang
disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan
pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan
telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana
tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan
mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap
pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses
awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari
tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada
tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam
hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)
memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah
tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah
(RTRW)rdquo
12Rumusan Masalah
121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap
Rencana Tata Ruang Wilayah
122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah
13Tujuan
131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah
132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah
BAB II
KAJIAN TEORI
21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS
yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya
alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di
masa mendatang yaitu
ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)
keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-
nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan
KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk
dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan
hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan
mengintergrasikan nilai-nilai KLHS
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
2016BAB I
LATAR BELAKANG
11Latar Belakang
Lingkungan hidup di Indonesia saat ini masih menunjukan penurunan
kondisi seperti terjadinya pencemaran kerusakan lingkungan penurunan
ketersediaan dibandingkan kebutuhan sumber daya alam maupun bencana
lingkungan Hal ini merupakan indikasi bahwa aspek lingkungan hidup belum
sepenuhnya diperhatikan dalam perencanaan pembangunan Selama ini proses
pembangunan yang diformulasikan dalam kebijakan rencana danatau program
(KRP) dipandang kurang mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan secara optimal
Upaya-upaya pengelolaan lingkungan pada tataran kegiatan proyek melalui
berbagai instrument seperti antara lain AMDAL dipandang belum menyelesaikan
berabagai persoalan lingkungan hidup secara optimal mengingat berbagai
persoalan lingkungan hidup berada pada tataran kebijkan rencana danatau
program Memperhatikan hal tersebut penggunaan SDA harus selaras serasi dan
seimbang dengan fungsi lingkungan hidup Sebagai konsekuesinya kebijakan
rencana danatau program pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan
hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan
Seiring dengan semakin meningkatnya masalah lingkugan hidup diseluruh
pelosok dunia langkah-langkah pencegahan timbulnya dampak negative terhadap
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi semakin mendesak
untuk diatasi Penanggulanganya dan pengendalian dampak negative terhadap
lingkungan hidup serta isu keberlanjutan lingkungan hidup terasa tidak cukup dan
kurang efektif jika dilakukan pada saat kegiatan telah memasuki masa operasi dan
sepenuhnya hanya mengandalkan pendekatan tekhnologi Menyikapi situasi
tersebut salah satu langkah yang dtempuh adala Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) ini dimaksudkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul Kerusakan sumber daya alam dan pencemarann lingkungan akan
lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi kebijakan rencana dan program
(KRP) telah dipertinbangkan asalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap
keberlanjutan
Sejak tahun 1990-an di dunia internasional telah berkembang Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (Selanjutnya di singkat KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) KLHS merupakan penyempurnaan dari AMDAL
sebagai instrument lingkungan hidup yang sudah ada sebelumnya Jika AMDAL
hanya hadir pada tingkat proyek maka KLHS ada pada Kebijakan Rencana dan
atau Program (KRP) pembangunan KLHS menjadi semakin penting kehadiranyya
ketika tujuan ketujuh dari MDGs yakni terjaminya keberlanjutan lingkungan hidup
menetapkan salah satu target penting yang hendak dicapai yakni terintegrasinya
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan rencana dan program
serta berkurangnya kerusakan sumber daya alam Penetapan target ini telah
menyebabkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) semakin banyak diadopsi
oleh berbagai Negara maju dan berkembang
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan
kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005
yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling
terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan
dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara
lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan
keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan
antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat
berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap
proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang
disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan
pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan
telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana
tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan
mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap
pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses
awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari
tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada
tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam
hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)
memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah
tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah
(RTRW)rdquo
12Rumusan Masalah
121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap
Rencana Tata Ruang Wilayah
122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah
13Tujuan
131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah
132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah
BAB II
KAJIAN TEORI
21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS
yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya
alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di
masa mendatang yaitu
ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)
keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-
nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan
KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk
dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan
hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan
mengintergrasikan nilai-nilai KLHS
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi semakin mendesak
untuk diatasi Penanggulanganya dan pengendalian dampak negative terhadap
lingkungan hidup serta isu keberlanjutan lingkungan hidup terasa tidak cukup dan
kurang efektif jika dilakukan pada saat kegiatan telah memasuki masa operasi dan
sepenuhnya hanya mengandalkan pendekatan tekhnologi Menyikapi situasi
tersebut salah satu langkah yang dtempuh adala Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) ini dimaksudkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul Kerusakan sumber daya alam dan pencemarann lingkungan akan
lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi kebijakan rencana dan program
(KRP) telah dipertinbangkan asalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap
keberlanjutan
Sejak tahun 1990-an di dunia internasional telah berkembang Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (Selanjutnya di singkat KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) KLHS merupakan penyempurnaan dari AMDAL
sebagai instrument lingkungan hidup yang sudah ada sebelumnya Jika AMDAL
hanya hadir pada tingkat proyek maka KLHS ada pada Kebijakan Rencana dan
atau Program (KRP) pembangunan KLHS menjadi semakin penting kehadiranyya
ketika tujuan ketujuh dari MDGs yakni terjaminya keberlanjutan lingkungan hidup
menetapkan salah satu target penting yang hendak dicapai yakni terintegrasinya
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan rencana dan program
serta berkurangnya kerusakan sumber daya alam Penetapan target ini telah
menyebabkan kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) semakin banyak diadopsi
oleh berbagai Negara maju dan berkembang
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan
kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005
yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling
terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan
dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara
lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan
keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan
antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat
berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap
proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang
disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan
pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan
telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana
tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan
mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap
pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses
awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari
tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada
tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam
hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)
memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah
tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah
(RTRW)rdquo
12Rumusan Masalah
121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap
Rencana Tata Ruang Wilayah
122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah
13Tujuan
131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah
132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah
BAB II
KAJIAN TEORI
21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS
yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya
alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di
masa mendatang yaitu
ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)
keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-
nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan
KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk
dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan
hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan
mengintergrasikan nilai-nilai KLHS
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunnan untuk menjamin keutuhan lingkungan serta keselamatan
kemampuan kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan Dokumen- dokumen PBB terutama dokumen hasil World Summit 2005
yang menyebutkan tiga pilar pendukung pembangunan berkelanjutan yang saling
terkait yakni lingkungan sosial dan ekonomi Keseimbangan antara lingkungan
dengan sosial akan menghasilkan ketahanan hidup keseimbangan antara
lingkungan dengan ekonomi akan menjamin kehidupan terus berlangsung dan
keseimbangan antara sosial dan ekonomi akan meberikan keadilan Keseimbangan
antara lingkungan hidup sosial dan ekonomi akan menjamin ketahanan hidup dapat
berlangsung terus menerus secara adil Mengutamakan lingkungan dalam setiap
proses pembangunan akan memberikan jaminan yang pasti dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan Kebijakan Rencana dan Program (KRP) yang
disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) harus mengintegrasikan
pembangunan berkelanjutan untuk mencegahmengurangi dampak negatif
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Untuk konteks Indonesia pengarustamaan pembangunan berkelanjutan
telah ditetapkan sebagai landasan operasional pembangunan sebagaimana
tercantum dalam RPJP dan RPJM Nasional dan Rencana Tata Ruangnya Setiap
proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan pembangunan diharuskan
mengandung kepentingan pelestarian lingkungan hidup Perhatian terhadap
pelestarian lingkungan hidup idealnya sudah muncul dan ditempatkan sejak proses
awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari
tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada
tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam
hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)
memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah
tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah
(RTRW)rdquo
12Rumusan Masalah
121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap
Rencana Tata Ruang Wilayah
122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah
13Tujuan
131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah
132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah
BAB II
KAJIAN TEORI
21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS
yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya
alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di
masa mendatang yaitu
ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)
keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-
nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan
KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk
dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan
hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan
mengintergrasikan nilai-nilai KLHS
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
awal perumusan strategi hingga pelaksanaan pembangunan Konsekuensi dari
tuntutan ini adalah hadirnya instrument pengkajian terhadap lingkungan hidup pada
tataran strategis setara dengan strategi pembangunan itu sendiri Sehingga dalam
hal ini filosofi dari bagaimana kajian lingkungan hidups strategis (KLHS)
memberikan implikasi atau berpengaruh terhadap RTRW Nasional serta sudah
tercantum dalam RPJP maka penulis mengangkat judul ldquoImplikasi Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap Rencana Tata ruang Wilayah
(RTRW)rdquo
12Rumusan Masalah
121 Bagaimana implikasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terhdap
Rencana Tata Ruang Wilayah
122 Alasan pentingnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah
13Tujuan
131 Mengetahui bagaimana implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah
132 Pentingnya Kajian Lingkungan hidup Strategis dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah
BAB II
KAJIAN TEORI
21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS
yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya
alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di
masa mendatang yaitu
ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)
keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-
nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan
KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk
dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan
hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan
mengintergrasikan nilai-nilai KLHS
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
BAB II
KAJIAN TEORI
21 Pengertian Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2007) memberikan definisi KLHS
yang dipandang sesuai untuk Indonesia dengan memperhatikan kondisi sumberdaya
alam lingkungan hidup sosial ekonomi politik serta kapasitas SDM dan institusi di
masa mendatang yaitu
ldquoSuatu proses sistematis untuk mengevaluasi pengaruh lingkungan dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategisrdquo
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program KLHS ialah keterkaita (interdependence) keseimbangan (equilibrium)
keadilan (justice) Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan dalam penyusunan atau
evaluasi RTRW Mekanisme pelaksanaan KLHS ialah (1) pengkajianevaluasi nilai-
nilai KLHS dan pengaruhdampak KRP terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah (2) perumusan alternatif penyempurnaan KRP (3) rekomendasi perbaikan
KRP yang mengintegrasikan nilai-nilai KLHS dalam Raperda RTRW Kerusakan
sumber daya alam dan pencemaran lingkungan akan lebih efektif dan efisien untuk
dicegah bila sejak proses formulasi KRP telah dipertimbangkan masalah lingkungan
hidup dan ancaman terhadap pembangunan berkelanjutan dengan
mengintergrasikan nilai-nilai KLHS
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
Tujuan KLHS hakikatnya adalah lahirnya kebijakan rencana dan program
yang melalui proses partisipasi transparan dan akuntabel dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan Hal ini tercermin dalam prinsip-prinsip
atau nilai-nilai dari KLHS yaitu
1 Keterkaitan (Interdependeucy) digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar dalam penyelenggaraan KLHS mempertimbangkan
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain antara satu
unsure dengan unsure lain atau satu variable biofisik dengan variable
biologi atau keterkaitan dengan local dan global keterkaitan antar sector
antar daerah dan seterusnya Dengan membangun pertautan tersebut maka
KLHS dapat diselenggarakan secara komfregensif Artinya dapat
dikalkulasikan seperti antar wilayah antar sector antar tingkat
pemerintahan dan antar pemangku kepentingan yang saling mempengaruhi
satu sama lain
2 Keseimbangan (equilibrium digunakan sebagai nilai penting dalam KLHS
dengan maksud agar penyelenggaraan senantiasa dijiwai atau dipandu oleh
nilai-nilai keseimbangan seperti keseimbangan antar kepentingan social
ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup Keseimbangan antara
pembangunan pusat dan daerah dan lain sebagainya Implikasinya forum-
forum untuk identifikasi dan pemetaan kedalam kepentigan para pihak
menjadi salah satu proses metode yang penting digunakan dalam KLHS
Dapat dikalkulasikan bahwa dalam nilai keseimbangan tersebut adanya
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
keseimbangan antara ntara kepentingan ekonomi sosial budaya lingkungan
hidup
3 Keadilan (justice) digunakan sebagai nilai penting dengan maksud agar
melalui KLHS dapat dihasilkan kerbijakan rencana danatau program yang
tidak mengakibatkan marginalisasi sekelompokgolongan masyarakat
tertentu karena adanya pembatasan akses dan control terhadap sumber-
sumber alam atau modal atau pengetahuan
Secara formal landasan implementasi KLHS tercantum dalam Undang-
undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 15 ayat 1 menegaskan ldquoPemerintah dan pemerintah daerah wajib
membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah danatau
kebijakan rencana danatau programrdquo Pedoman penyusunan KLHS sudah diatur
sebelum undang-undang tersebut disahkan melalui Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS
JENIS-JENIS PENDEKATAN KLHS DALAM PENATA RUANG WILAYAH
Jenis-jenis pendekatan KLHS dalam penataan ruang dibentuk oleh kerangka
bekerja dan metodologi berpikirnya Berdasarkan literatur terkait sampai saat ini ada
4 (empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang yaitu
1 KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
HidupAMDAL (EIA-Mainframe)
KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL baik dari segi langkah-langkah
prosedur bekerjanya maupun metodologi berpikirnya yaitu mendasarkan telaah
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
pada efek dan dampak yang di1048991mbulkan RTRW atau KRP tata ruang terhadap
lingkungan hidup
2 KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
KLHS yang memiliki pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai uji
kebijakan untuk menjamin keberlanjutan lingkungan hidup sehingga bisa diterapkan
sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut pandang aspek lingkungan
hidup
3 KLHS sebagai Kajian TerpaduPenilaian Keberlanjutan (Integrated
Assessment Sustainability Appraisal)
Pendekatan ini menempatkan posisinya sebagai bagian dari uji kebijakan
untuk menjamin keberlanjutan secara holis1048991k sehingga sudut pandangnya
merupakan paduan kepen1048991ngan aspek sosial ekonomi dan lingkungan hidup
4 KLHS sebagai pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya
Alam (Sustainable Natural Resource Management) atau Pengelolaan
Berkelanjutan Sumberdaya (Sustainable Resource Management)
KLHS diaplikasikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan a)
dilaksanakan sebagai bagian yang tidak terlepas dari hirarki sistem perencanaan
penggunaan lahan dan sumberdaya alam atau b) sebagai bagian dari strategi
spesifik pengelolaan sumberdaya alam Model a) menekankan pertimbangan
pertimbangan kondisi sumberdaya alam sebagai dasar dari substansi RTRW atau
KRP tata ruang sementara model b) menekankan penegasan fungsi RTRW atau
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
KRP tata ruang sebagai acuan aturan pemanfaatan dan perlindungan cadangan
sumberdaya alam
Aplikasi-aplikasi pendekatan diatas dapat diterapkan dalam berbagai bentuk
kombinasi baik dari segi cara maupun metoda telaahnya sesuai dengan 1) hirarki
dan jenis KRP tata ruang atau RTRW yang akan dihasilkanditelaah 2) lingkup isu
yang menjadi fokus 3) kapasitas ins1048991tusi dan sumberdaya manusia selaku
pelaksana dan pengguna KLHS serta 4) kemauan politisi pemanfaatan KLHS untuk
KRP tata ruang
24 Pengertian Rencana Tata Ruang Kewilayahan (RTRW)
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas
dan memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang pemanfaatan
ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa fungsi yang
dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen rencana
tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen perizinan pembangunan
Dokumen tata ruang sebagai produk dari kegiatan perencanaan ruang selain
berfungsi untuk mengefektifkan pemanfaatan ruang dan mencegah terjadinya konflik
antar-fungsi dalam proses pemanfaatan ruang juga ditujukan untuk melindungi
masyarakat sebagai pengguna ruang dari bahaya-bahaya lingkungan yang mungkin
timbul akibat pengembangan fungsi ruang pada lokasi yang tidak sesuai peruntukan
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
Sebagai contoh dokumen rencana tata ruang menetapkan ruang dengan fungsi
perlindungan bencana pada lahan rawan longsor dengan tujuan agar masyarakat
dan aktivitas yang mereka kembangkan tidak menjadi korban apabila bencana
longsor terjadi
Dalam praktik penyusunan ruang di Indonesia dokumen tata ruang bersifat
hirarkis Mulai dari dokumen yang bersifat makro yang berlaku pada level nasional
hingga dokumen detil yang hanya berlaku pada kawasan tertentu saja Dokumen
tata ruang tersebut adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan dokumen
rencana ruang yang mengatur peruntukan fungsi pada seluruh wilayah negara
Indonesia Dokumen ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan kabupatenkota
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) merupakan penjabaran
RTRWN pada masing-masing provinsi Dokumen ini berlaku pada masing-masing
provinsi yang diaturnya sebagai contoh RTRW Provinsi Aceh hanya berlaku pada
wilayah hukum Provinsi Aceh Selanjutnya dokumen ini dijabarkan dalam bentuk
dokumen RTRW KabupatenKota dan dokumen detil lainnya
Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota (RTRWK) merupakan
penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP pada level kabupatenkota
Dokumen ini berlaku pada masing-masing wilayah administratif kabupatenkota
Sebagai contoh RTRW Kabupaten Aceh Utara hanya berlaku pada wilayah hukum
Kabupaten Aceh Utara RTRWK selanjutnya diterjemahkan dalam bentuk dokumen
detil ruang untuk kawasan-kawasan tertentu Dalam pelaksanaan pembangunan
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
dokumen RTRWK merupakan acuan bagi pemerintah kabupatenkota dalam
menerbitkan Izin Prinsip dan Izin Lokasi bagi investormasyarakat pengguna ruang
Rencana Detil Ruang dalam bentuk Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan penjabaran
detil dari dokumen RTRWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupatenkota dalam menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan
dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis
dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup
mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku
pada wilayah yang lebih makro Sebagai contoh RTRWN menetapkan kawasan
Lhokseumawe dan sekitarnya sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan
fungsi utama untuk pengembangan kegiatan industri Kebijakan ini selanjutnya
diterjemahkan secara detil melalui pengalokasian fungsi ruang dan pengembangan
infrastruktur pendukung kegiatan industri di dalam dokumen RTRW Provinsi Aceh
RTRW Kabupaten Aceh Utara dan RDTR Kawasan Perkotaan Krueng Geukueh
23 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun
tidak di lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan bersama dan
merupakan bagian dari keputusan pemerintah itu sendiri Dalam kepustakaan
internasional biasa di sebut public policy Kebijakan publik ini akan tetap terus
berlangsung selagi pemerintah suatu negara masih ada untuk mengatur suatu
keidupan bersama Berdasarkan yang tertuang dalam konsep demokarasi modern
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
kebijakan dari pemerintah atau negara bukan hanya berisi tentang argumentasi
maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka namun opini dari publik
atau biasa di sebut publik opinion
Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan namun
program dan rencana serta peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permasalahan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup belum juga
berakhir atau bisa di katakan tetap terjadi Sehubungan dengan hal demikian
kementrian Lingkungan Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan
program serta rencana yang ada Dalam menyusun kebijakan ini digunakan
perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS) terhadap kebijakan rencana dan
program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup Secara substansial KLS merupakan suatu upaya sistematis dan
logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan
yang berwawasan lingkungan
Kebijakan lingkungan adalah setiap tindakan yang sengaja diambil (atau tidak
diambil) untuk mengelola kegiatan manusia dengan maksud untuk mencegah
mengurangi atau mengurangi efek yang merugikan pada sumber daya alam dan
alam Kebijakan lingkungan adalah sebuah pernyataan sikap yang disepakati
didokumentasikan dari sebuah perusahaan terhadap lingkungan di mana ia
beroperasi
Kebijakan lingkungan mengacu pada dimensi ekologis (ekosistem) tetapi juga
bisa memperhitungkan dimensi sosial (kualitas hidup) dan dimensi ekonomi
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
(manajemen sumber daya) Kebijakan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau
prinsip yang ditetapkan atau diusulkan oleh pihak bisnis pemerintah atau individu
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
BAB III
PEMBAHASAN
31 Implikasinya KLHS terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam substansi RTRW
menjadi sangat penting sehingga penetapan RTRW tidak akan menimbulkan
persoalan baru baik secara ekonomi sosial budaya dan lingkungan sehingga
dapat mengakomodir semua kepentingan dengan prinsip berkelanjutan Prinsip
pengamanan dalam KLHS menjadikan RTRW mempunyai jiwa sosial budaya
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan untuk menjaga dan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat
KLHS akan mampu memperbaiki mutu dan proses formulasi substansi
RTRW memfasilitasi proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup dengan tujuan sosial dan
ekonomi
Dengan demikian pelaksanaan KLHS dilaksanakan dengan mekanisme
pengkajian pengaruh kebijakan rencana danatau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan rencana danatau program dan rekomendasi perbaikan untuk
pengambilan keputusan kebijakan rencana danatau program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan
KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi pembangunan namun dengan
pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang dilakukan tersebut tidak
akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan KLHS
bermanfaat untuk menunjang sebuah kebijakan agar kebijakan tersebut dapat
diterapkan dalam jangka panjang serta bukan kebijakan yang hanya bisa diterapkan
dalam jangka pendek karena berdampak besar terhadap lingkungan sehingga
mempunyai implikasi atau pengaruh terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun
mengarahkan dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan
keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan rencana dan
program (KRP) Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan Oleh karena
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam
perencanaan tata ruang maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing
hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk
meningkatkan efektivitas pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya menciptakan
tata pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan yang strategis dan partisipatif kerjasama lintas batas wilayah
administrasi serta memperkuat pendekatan kesatuan ekosistem dalam satuan
wilayah
Pelaksanaan KLHS dapat dilakukan pada saat penyusunan atau evaluasi
terhadap RTRW RPJP RPJM danatau KRP Tiga jenis sifat pengaruh KLHS ialah
sebagai instrumental transformatif dan sebagai substansi Tipologi ini membantu
membedakan pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai
ragam RTRW termasuk bentuk aplikasinya baik dari sudut langkah-langkah
prosedural maupun teknik dan metodologinya Berikut penjelasan dari maksud hal
tersebut
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
Gambar 11 ( Pengaruh KLHS terhadap RTRW )
Sumber setyabudi2016
Dengan mengaplikasikan keterkaitan dalam KLHS diharapkan dapat dihasilkan KRP
yang mempertimbangkan keterkaitan antar sektor wilayah dan global-lokal Pada arah yang
lebih mikro yakni proses KLHS keterkaitan juga mengandung makna dihasilkan KLHS yang
bersifat holistic berkat adanya keterkaitan analisis antar fisik-kimiabiologi dan social
ekonomi Sehingga dengan adanya dasar tersebut tentunya setiap lembaga lingkungan
hidup daerah maupun pusat akan melakukan penyusunan KLHS untuk mengintegrasikan
pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan
KLHS untuk RTRW maupun RPJPD atau RPMD
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGANSOSIAL BUDAYAEKONOMI
UU 32 TAHUN 2009 PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN aLINGKUNGAN HIDUP
OUTPUT (HASIL)Mengintegrasikan
Prinsp SD
RTRW
KLHS
RPJP
PRINSIPNILAI 1KETERKAITAN2KESEIMBANGAN3 KEADILAN
3 Jenis Sifat Pengaruh KLHS 1 Instrument2 Transformatif3Subtantif
MISAL KERANGKA KERJA KLHS NTUK REVISI RTRW (KLHS DENGAN KERANGKA DASAR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL)
Menurut Atiek Koesrijanti dkk (Dalam Lepa dkk2011) bahwa RTRWN
RPJPN RPJMN RTRW PropinsiKabupatenKota RPJPD dan RPJMD ialah wajib
KLHS tanpa proses penapisan
Gambar 12 Struktur RTRWltRPJPlt dan RPJM
KONSTRUKSI BERPIKIR PENULIS
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
Dalam UU 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan ingkungan
Hidup tela diatur tentang pembangunan berkelanjutan dan kajian lingkungan Hidup
strategis (KLHS) sehingga dalam implementasinya KLHS telah diwajibkan dalam
UU tersebut baik untuk pemerintah pusat maupun tingkat daerah dalam
merumuskan atau membuat rencana pembangunan tidak terlepas kaitanya pada
RTRW dan RPJP Nasional maupun daerah Dalam penerapan dari KLHS tersebut
merupakan mengintegrasikan secara comprehensive prinsip pembangunan
berkelanjutan sehingga dalam penerannya mengurangi resiko dari efek atau akibat
dari RTRWRPJP yang telah formulasikan Dalam kerangka kerja KLHS untuk
mengkaji RTRW dengan konsep Kebijakan program danatau rencan yang
memperhatikan nilai-nilai dari KLHS disamping itu ada 3 jenis sifat yang
mempengaruhi RTRW yaitu (1) Instrumental (2) Transformatif dann (3) Subtantif
Seperti misa dalam hal ini KLHS mengkaji RTRW dari salah satu pendekatan KLHS
yaitu Sebagai berikut
Gambar 13 Kerangka Kerja KLHS Untuk Revisi RTRW (Pendekatan KLHS DENGAN KERANGKA DASAR
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPAMDAL
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
32 Alasan Pentingnya KLHS terhadap RTRW
Alasan pentingnya KLHS bagi RTRW tidak jauh berbeda dengan pembasan
pertama keterkaitan dengan pengaruhnya namun disini penulis memberikan
diskripsi umum tentang pentingnya kajian lingkungan hidup strategis bagi Rencana
Tata Ruang Wilayah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat 1) Pemerintah dan pemerintah
daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat 1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah
Mengingat KLHS dilakukan untuk mengevaluasi RTRW yang
berimplikasi adanya proyek-proyek dan rencana pembangunan spesifik maka
penggunaan peta (untuk menguraikan dampak atau konflik yang mungkin
terjadi antara usulan pembangunan dan lingkungan hidup) direkomendasikan
untuk menjelaskan hal tersebut
Degradasi lingkungan hidup akibat kegiatan penambangan perkebunan
industry ataupun lainnya yang berdampak negatif yang terjadi di Bangka Belitung
tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan parsial Penyelesaian degradasi
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
lingkungan memerlukan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang
memungkinkan penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang lintas wilayah antar
sektor dan lembaga serta sekuensial sifatnya
Selain pentingnya instrumen pendekatan komprehensif tersebut hal penting
lain yang harus difahami adalah bahwa degradasi kualitas lingkungan hidup terkait
erat dengan masalah perumusan kebijakan rencana danatau program
pembangunan yang tidak ramah lingkungan Dengan kata lain sumber masalah
degradasi kualitas lingkungan hidup berawal dari proses pengambilan keputusan
atau proses perencanaan yang kurang memikirkan aspek lingkungan sebagai dasar
perencanaan pembangunan
Pemanfaatan Kajian Lingkungan Hidup Stratejik (KLHS) atau Strategic
Environmental Assessment (SEA) sebagai instrumen pendukung untuk terwujudnya
pembangunan berkelanjutan makin penting mempertimbangkan bahwa degradasi
Lingkungan Hidup (LH) umumnya bersifat kausalitas lintas wilayah dan antar sektor
Kemerosotan kualitas LH tersebut tidak dapat diselesaikan melalui pendekatan
parsial la memerlukan instrumen pengelolaan LH yang memungkinkan
penyelesaian masalah yang bersifat berjenjang (dari pusat ke daerah) lintas
wilayah antar sektorlembaga dan sekuensial sifatnya Selain pentingnya instrumen
pendekatan komprehensif tersebut di atas hal penting lain yang harus difahami
adalah bahwa degradasi kualitas LH terkait erat dengan masalah perumusan
kebijakan rencana danatau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan
Dengan kata lain sumber masalah degradasi kualitas LH berawal dari proses
pengambilan keputusan Oleh karena itu upaya penanggulangan degradasi kualitas
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
LH harus dimulai dari proses pengambilan keputusan pembangunan pula Sebagai
suatu instrumen pengelolaan LH implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making cycle
process) dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata ruang
BAB IV
PENUTUP
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
41 KESIMPULAN
KLHS merupakan salah satu instrument untuk mencegah
pencemarankerusakan lingkungan hidup yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan rencana dan
program Hal ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 ayat (1)Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis(KLHS)
untuk memastikan bahwaprinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah serta pasal 19 ayat (1)
menyatakan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS Sehingga sudah sangat jelas bahwa penyusunan KLHS
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemerintah maupun
pemerintah daerah Penyusunan ini dimaksudkan untuk mengamankan kebijakan
yang dilandaskan pada kebijakan lingkungan yang berkelanjutan KLHS diperlukan
dalam upaya penetapan RTRW yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi
pengaruh atau konsekuensi dari RTRW yang telah disusun terhadap lingkungan
hidup sebagai upaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016
Anonim2016rdquokajian klhs sebagai solusi daya dukung wilayahrdquo Melalui (Online) httpwwwmenlhgoidklhs-kajian-klhs-sebagai-solusi-daya-dukung-wilayah diunduh pada tanggal 16 maret 2016
ardhy 2011 Kebijakan Lingkungan Melalui (online) httpardhysatrioblogspotcoid201110kebijakan-lingkunganhtml diakses pada14 Maret 2016
Anonim 2016 Melalui (Online) httpppejawacomekoplasa79_klhs_dki_jakartahtmlsthashPidNv9tldpuf didunduh pada tanggal 15 maret 2016
Brontowiyono widodo dkk 2010 ldquoldquoKlhs Untuk Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutanrdquo Melalui (Online) didunduh pada tanggal 14 Maret 2016
Firdaus 2014 httpmedialingkungancomindexphpnewsopinipentingnya-kajian-lingkungan-hidup-strategis-klhs-dalam-perencanaan-tata-ruang dinduh pada tanggal 15 maret 2016
Lepa Alexa dkk 2011ldquoLingkungan Hidup Strategis Terhadap Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2011-2030rdquo Melalui (Online) didundu pada tanggal 14 Maret 2016
Nasir2013 ldquoPengertian Fungsi dan hirarki rencana tata ruangrdquo Melalui (Online)
httpacehutarapenataanruangblogspotcoid201303pengertian-fungsi-
dan-hirarki-rencanahtml diunduh pada tanggal 18 maret 2016
Setyabudi Bambang 2016 ldquoKajian Lingkungan Hidup Strategis [Klhs] Sebagai Kerangka Berfikir Dalam Perencanaan Tata Ruang WilayahldquoMelalui (Online)HttpPenataanruangPuGoIdBulletinUploadData_ArtikelKajian20lingkungan20hidup20strategis20sebagai20kerangka20berfikir20dalam20perencanaan20tata20ruang20wilayah-IrBambang20setyabudiMurpPdf Diunduh Pada Tanggal 15 Maret 2016
Supianto2013 ldquoPetingnya KLHS terhdap RTRWrdquo Melalui (Online) httpwwwpenataanruangcomtata-ruangpentingnya-klhs-dalam-rtrw diunduh pada tanggal 15 maret 2016