blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/oseanografi-g-arqi-eka... · web viewbeberapa sifat...

21
TUGAS OSEANOGRAFI KIMIA LAUT NAMA : ARQI EKA PRADANA NIM : 115080201111007 KELAS : G

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

TUGAS OSEANOGRAFIKIMIA LAUT

NAMA : ARQI EKA PRADANA

NIM : 115080201111007

KELAS : G

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air laut merupakan campuran dari : 96,5% air murni dan3,5% material

lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-

partikel tak terlarut (Alifah, 2011).

Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan

organik dan partikel-partikel tak terlarut. Beberapadanau garamdi daratan dan

beberapa lautanmemiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai

contoh,Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%. Walaupun kebanyakan air laut

di dunia memilikikadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan

garamnya. Yang palingtawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk

Bothnia, keduanya bagian dariLaut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di

mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit

masukan air dari sungai-sungai. Kadar garam di beberapa danau dapat lebih tinggi

lagi (Andika, 2012).

Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti:

densitas,kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksim

um) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas,

daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang s

angatditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik

(konduktivitas)dan tekanan osmosis. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air

laut adalah klorida(55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium

(1%), potasium (1%) dansisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida,

asam borak, strontium danflorida. (Andika, 2012).

Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat,

gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di

laut dalam. Zat-zat kimia yang terbentuk dari berbagai proses pelapukan itu lama-

lama akan terdekomposisi dan mengendap menjadi sedimen di dasar laut (Andika,

2012).

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

Dua zat mancolok dalam laut adalah air dan garam.salinitas air laut

menyatakan jumlah garam dalam jumlah air tertentu. Salinitas didefinisikan sebagai :

jumlah (garam) zat yang terlarut dalam 1 kg air laut, di mana dianggap semua

karbonat telah diubah menjadi oksida, kemudian brom dan jod diganti oleh khlor dan

semua bahan organik telah dioksidasi secara sempurna. Satuan dari salinitas adalah

gram per kilogram atau bagian per seribu. Knudsen (1902) memperkenalkan konsep

air normal di mana konsentrasi khlornya diketahui. Jumlah konsentrasi khlor (garam)

yang terdapat dalam 1 kg air laut berdasarkan anggapan bahwa semua brom dan jod

telah diganti oleh khlor. Dari percobaan ditemukan hubungan empiris antara salinitas

(S) dengan khlorinitas (Cl) (John, 2001).

Istilah lain dari khloronitas adalah kholositas yang didefinisikan dengan cara

seperti khlorositas. Khlorositas didefinisikan sebagai : jumlah semua khlor (garam)

yang terdapat dalam 1 liter air laut pada temperatur 200C dengan anggapanbahwa

semua brom dan jod telah diganti khlor. Khlorositas biasanya 2 0/0 sampai 3 0/0

lebih besar daripada khoronitas karena 1 liter air laut mempunyai massa lebih besar

dari 1 liter air tawar (Nova, 2011).

Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang diajukan untuk makalah oseanografi

mengenai kimia laut :

1. Apa yang dimaksud kimia laut ?

2. Apakah yang dimaksud siklus karbon dan siklus fosfor di laut ?

3. Jelaskan mengenai pH, CO2, dan Nitrogen ?

Tujuan

Berikut ini adalah tujuan yang diharapkan dari makalah oseanografi mengenai

kimia laut :

1. Untuk mengetahi apa yang di maksud kimia laut

2. Untuk mengetahui siklus karbon dan siklus fosfor di laut

3. Untuk mengetahui apa yang di maksud pH, CO2, dan Nitrogen

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

PEMBAHASAN

Kimia Laut

Bagian penting dari gambaran oseanografi suatu perairan laut adalah deskripsi

dari penyebaran atau distribusi secara spasial maupun temporal dari parameter

temperature dan salinitas. Pengamatan temperature dan salinitas ini merupakan

parameter yang tidak dapat ditinggalkan dalam  hamper setiap penelitian di laut. Hal

ini karena berbagai aspek distribusi parameter seperti: gas, reaksi kimia, dan proses

biologi, kesemuanya merupakan fungsi dari temperatur, sehingga temperatur ini

menjadi suatu variabel yang menentukan. Sedangkan salinitas adlah faktor penting

bagi penyebaran organisme perairan laut. Dalam ekologi, aspek nyata salinitas

seringkali dinyatakan dalam range nilai harian, mingguan atau musiman dan salinitas

range ini berbeda di setiap perairan. Pada sisi lain arus mempunyai pengaruh

substansial terhadap struktur vertikal dari temperatur dan berakibat pada stratifikasi

perairan terutama pola penggambaran gradien vertikal dan horisontal dari temperatur.

Gelombang laut permukaan juga berpotensi mempengaruhi struktur temperatur dalam

kolom air suatu perairan (Lee & Prichard, 1996). Musim di wilayah perairan

Indonesia juga menjadi faktor dominan untuk penelitian oseanografi, karena

berpengaruh nyata terhadap distribusi setiap parameter oaseanografi. Perubahan

musim ini dapat mengakibatkan perubahan pola distribusi temperatur, salinitas

maupun arus (Dewi, 2008).

Seperti diketahui air laut asin rasanya karena mengandung garam. Menurut

teori zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing,

yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar

laut. Bersama gas-gas ini terlarut pula hasil-hasil kikisan kerak bumi dan bersama-

sama garam-garam ini terembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap

sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak berubah sepanjang

masa. Artinya kita tidak menjumpai bahwa air laut makin lama makin asin (Dewi,

2008).

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

Zat-zatyang membentuk garam, yang kadarnya diukur dengan istilah salilitas

dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1. Konstituen utama : Cl, Na, SO4, dan Mg

2. Gas terlarut : CO2, N2, dan O2

3. Unsur hara : Si, N dan P

4. Unsur runut : I, Fe, Mn, Pb, dan Hg.

Kontituen utama merupakan 99,7% dari seluuruh zat terlarut dalamair laut.

Sedangkan sisanya 0,3% terdiri dari ketiga kelompok zat lainnya. Meskipun

kelompok zat terakhir ini sangat kecil prosentasenya, mereka banyak menentukan

kehidupan di laut. Sebaliknya kepekan zat-zat ini banyak ditentukan oleh aktivitas

kehidupan di laut (Romimohtator, 2001).

Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (densitas,

kompresibilitas, titik beku, temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa

tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (vikositas, daya serap cahaya)

tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan

oleh jumlah garam di laut adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan

osmosis (Bowden, 1980).

Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di

darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal di laut

dalam(Romimohtator, 2001).

Salinitas secara ideal merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman per kilo

gram air laut. Salinitas dapat didefinisikan sebagai berat garam dalam gram per kilo

gram air laut. Salinitas biasanya dinyatakan denganatuan ‰ (per mil, gram per liter)

(Nontji, 1986). Pada kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga

salinitas dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuruan konduktivitas. Di daerah sub

polar rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap

kedalaman. Di daerah subtropis salinitas di permukaan lebih besar daripada di

kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500-1000

meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap

kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

dibandingkan di kedalaman akibat tingginya presipitasi(curah hujan) (Romimohtator,

2001).

Salinitas di daerah perairan pesisir cenderung berfluktuasi dan dipengaruhi

topografi, pasang surut, serta jumlah air tawar yang masuk. Pasang surut dapat

menyebabkan terjadinya perubahan salinitas karena terjadinya pengenceran misalnya

karena pengaruh aliran sungai salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah

penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi (Cox et al, 1993).

Menurut Lyman dan Fleming dalam Cox et al (1993) bahwa garam yang

terkanding di dalam air laut itu terdiri dari :

NaCl = 68,1 %

HgCl2 = 14,4 %

NaSO4 = 11,4 %

CaCl2 = 3,2 %

KCl = 3,9 %

NaHCO3 = 0,6 %

KBr = 0,3 %

Lain-lain = 0,1 %

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan

antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa

jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum

diketahui).

Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan

oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial

(biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti

karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut

hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan

karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika,

geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon

terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini

mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer (Juniarti et al, 2009).

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

Siklus Karbon dan Siklus Fosfor

Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang

masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik

siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah

kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau

reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida

(Jansen, 2004).

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara

biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi

memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).

Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur

pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya

termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon

tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati

dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan

karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika,

geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon

terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini

mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer (Hughton, 2005).

Siklus karbon dimulai dengan dilepaskannya CO2 oleh berbagai macam

sumber seperti:

  Pengilangan minyak bumi.

  Asap pabrik dan kendaraan bermotor.

  Peristiwa alam seperti minyak bumi.

  Organisme laut

  Aktivitas manusia, hewan, dan tumbuhan

Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ

di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran

batubara, dan asap pabrik (Darmadi, 2010).

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis

dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan

untuk berespirasi (Hughton, 2005).

Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk

batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang

juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan

atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air

membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat

adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka

sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2

yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah

seimbang dengan jumlah C02 di air (Darmadi, 2010).

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada

tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). 

Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer

(pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau

air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak

terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk

fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan

diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus (Titha, 2009).

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik

(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).

Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup

membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber

energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam

pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen

atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan

dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan

pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk

sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut

dalam air tanah (Effendi, 2003).

Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora

mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan

fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di

dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan. Fosfor

merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk

energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat

melimpah di kerak . Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur utama di dalam

proses fotosintesis (Effendi, 2003).

Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya berdasarkan

rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa berat persen fostor

dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5).

Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti

diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen (Ca(H2PO4)2).

Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan

pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk,

sedangkan sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak (Hutagalung,

1997).

Fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan

fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL

(triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5. Sebagian besar fosfat

komersial yang berasal dari mineral apatit (Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)) adalah kalsium

_uo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros).

Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 _H2O),

dan milisit (Na,K)CaAl6(PO4)4(OH)9_3H2O). Apatit memiliki struktur kristal

heksagonal dan biasanya dalam bentuk kristal panjang prismatik. Sifat _sik yang

dimilikinya: warna putih atau putih kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak, berat

jenis 3,15 .3,20, dan kekerasan 5. Apatit merupakan mineral asesori dari semua jenis

batuan.beku, sedimen, dan metamorf. Ini juga ditemukan pada pegmatite dan urat-

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

urat hidrotermal. Selain sebagai bahan pupuk, mineral apatit yang transparan dan

berwarna bagus biasanya digunakan untuk batu permata (Seandy, 2010).

Siklus fosfor sangat mudah terganggu oleh kultivasi tanah yang intensif.

Fosfor masuk ke laut melalui sungai. Pelapukan kontinen dari materi kerak bumi,

yang mengandung rata-rata 0,1% P2O4 merupakan sumber utama dari fosfor sungai

(Sanusi, 2006).

Pengertian pH, CO2, dan Nitrogen

Secara rinci perputaran campuran organik –P yang ditunjukkan di permukaan

air secara garis besar tidak diketahui. Sepenuhnya adalah larutan inorganik fosfor

seperti hasil ionisasi pada H3PO4

                                    H3PO4 .....................................    H+ + H2PO4

                                    H3PO4 .....................................    H+ + HPO42-

                                    H3PO4 .....................................    H+ + PO43-

Pecahan pada bentuk ini dibatasi oleh pH dan komposisi pada air. Ionisasi

konstan untuk tiga tahap penguraian dapat didefinikan sebagai :

                                    K1= [H+] [H2PO4] [H3PO4]

                                    K2 = [H+] [HPO42-] [H2PO4

-]

                                    K3 =  [H+] [PO33-] [HPO4

2-]

Pehitungan persen pada beragam bentuk fosfat di H2O, NaCl, air laut, seperti

sebuah fungsi pada pH. Di laut dalam ion fosfat bentuknya lebih penting (50% pada

P= 1000 bar atau 10.000 m ). H2PO4- bebas adalah lebih besar dengan persentase

49%, MgPO4-, 46%, dan 5% CaHPO4. Sementara  PO4

3- 27% seperti  MgPO4- dan

73% seperti CaPO4 (Effendi,2003).

Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar

dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan

karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air.

Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat

berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling

dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari

atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk:

CO2 + H2O ⇌ H2CO3 (Sanusi, 2006)

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia.

Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion

hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH:

H2CO3 ⇌ H+ + HCO3− (Sanusi, 2006).

Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir,

yang takarannya mencapai 78 persen volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit

bumi dan perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang komplek, tetapi hal ini

tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air (Ergimuhammandur,

2010).

Pada umumnya derivat nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi,

tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai

polutan di lingkungan. Dapat terjadi perubahan global di lingkunganoleh adanya

interaksi antara nitrogen oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan

pemupukan (fertilization treatment) yang berlebihan (Ergimuhammandur, 2010).

Pengetahuan senyawa dan kandungan N di laut sangat penting untuk

diketahui, hal ini mempunyai hubungan erat dengan kehidupan biota laut,dan

berkaitan dengan nutrient untuk biota laut. Secara alamiah perkembangan konsentrasi

dari nutrient sangat tergantungan dari hubungan antara kedalaman laut dan stok

fitoplankton beserta aktivitasnya. Studi yang dilakukan di Guinea, Atlantic bagian

timur menemukan adanya korelasi antara naiknya turunnya konsentrasi NO3- dengan

kedalaman laut dan produksi fitoplankton (Herbland dan Voituriesa, 1979). Pada laut

yangdalam Zn akan menjadi faktor pembuat masalah dalam hubungan antara

kandungan oksigen dan klorofil, oleh karena itu sangat menentukan “batas

kandungan nitrat” (nitracline) (Longhurst, 1988), mengingat kandungan N dalam air

senentiasaa berbentuk ion nitrat dan ion ammonium (Ergimuhammandur, 2010).

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang di dapat dari makalah oseanografi mengenai kimia laut

adalah sebagai berikut:

1. Air laut merupakan campuran dari : 96,5% air murni dan3,5% material

lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan

partikel-partikel tak terlarut

2. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat,

gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal

vents) di laut dalam

3. Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara

biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi

4. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada

tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah)

5. Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar

dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa

ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya

di dalam air

Saran

Seharusnya tugasseperti ini lebih diberikan waktu yang lama agar supaya

lebih baik dan maksimal hasil yang diharapkan.

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/arqi/files/2012/10/Oseanografi-G-Arqi-Eka... · Web viewBeberapa sifat (viskositas, daya serapcahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas

DAFTAR PUSTAKA

Cox, D.R., Lee, R.S., M.L. and Nalty, C.R. Sydney deepwater Outfalls Environmental

Monitoring Progamme: Post commissioning Phase-Sydney harbour Entrance

Model Verification Experiment. Australian water and Coastal Studies Pty

Ltd,1993.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius

Hutagalung, Horas P, Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode Analisis

Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia.

Janzen, H. H. (2004). Carbon cycling in earth systems—a soil science perspective.

In Agriculture, ecosystems and environment, 104, 399 – 417.

Houghton, R. A. (2005). The contemporary carbon cycle. Pages 473-513 in W. H.

Schlesinger, editor. Biogeochemistry. Elsevier Science.

Romimohtator, Kasijan, Sri Juwana.2001.Biologi Laut.Jakarta: Djambatan

Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan

Lingkungan. Institut Pertanian  Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi

Kelautan

Taty, alfiyah. 2011. Fisik – kimia laut. http://tatyalfiah.wordpress.com.Di akses

tanggal 29 Maret 2012 pukul 20.00 WIB