library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-1... · web viewbeberapa...

84
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basisdata 2.1.1 Pengertian Basisdata Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basisdata dapat diartikan menjadi satu tempat besar untuk penyimpanan data yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan pengguna. Bukan sebagai file yang tidak berhubungan dan redundan, melainkan seluruh data terintegrasi dengan jumlah minimum duplikasi. Basisdata tidak lagi dimiliki oleh satu departemen, melainkan menjadi sumber daya perusahaan yang terbagi. Pendekatan basisdata memisahkan struktur data dari program aplikasi serta menyimpan datanya pada basisdata. Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), basisdata adalah kumpulan data yang saling berelasi. Dengan data, berarti fakta yang diketahui dapat disimpan dan memiliki makna implisit. Contohnya, nama, nomor telepon, serta alamat dan data-data lainnya. Data tersebut mungkin telah dicatat dalam sebuah buku alamat, atau menyimpannya dalam sebuah hard disk , menggunakan sebuah personal komputer dan software seperti Microsoft Access atau Microsoft Excel. Ini adalah sebuah kumpulan data yang 9

Upload: others

Post on 28-Feb-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Basisdata

2.1.1 Pengertian Basisdata

Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basisdata dapat

diartikan menjadi satu tempat besar untuk penyimpanan data yang

dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak departemen dan

pengguna. Bukan sebagai file yang tidak berhubungan dan redundan,

melainkan seluruh data terintegrasi dengan jumlah minimum

duplikasi. Basisdata tidak lagi dimiliki oleh satu departemen,

melainkan menjadi sumber daya perusahaan yang terbagi. Pendekatan

basisdata memisahkan struktur data dari program aplikasi serta

menyimpan datanya pada basisdata. 

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:4), basisdata adalah

kumpulan data yang saling berelasi. Dengan data, berarti fakta yang

diketahui dapat disimpan dan memiliki makna implisit. Contohnya,

nama, nomor telepon, serta alamat dan data-data lainnya. Data

tersebut mungkin telah dicatat dalam sebuah buku alamat, atau

menyimpannya dalam sebuah hard disk, menggunakan sebuah

personal komputer dan software seperti Microsoft Access atau

Microsoft Excel. Ini adalah sebuah kumpulan data yang berelasi

dengan sebuah arti yang implisit yang disebut sebuah basisdata.

Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa basisdata

adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan dan terintegrasi

yang mana dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.1.2 Sistem Basisdata

Sistem basisdata adalah kumpulan program aplikasi yang

berinteraksi dengan basisdata bersama dengan Database Management

System (DBMS) dan basisdata itu sendiri (Connolly dan Begg,

2010:54).

9

10

2.1.3 Sistem Manajemen Basisdata

Berdasarkan pendapat Connolly dan Begg (2010:66), Sistem

Manajemen Basisdata atau Database Management System (DBMS)

adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk

mendefinisi, membuat, memelihara, dan mengendalikan akses ke

basisdata.

Dapat disimpulkan bahwa DBMS merupakan sebuah software

yang digunakan untuk menciptakan, memelihara, memasukan,

memanipulasi, mengubah, menghapus serta memudahkan pengguna

untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Komponen-komponen utama dalam lingkungan DBMS terdiri

dari (Connolly dan Begg, 2010:68-71):

1. Hardware

Hardware dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi.

Hardware dapat berupa personal computer (PC), mainframe atau

jaringan komputer.

2. Software

Komponen software terdiri dari software DBMS itu sendiri

dan program aplikasi, termasuk software jaringan jika DBMS

digunakan melalui sebuah jaringan.

3. Data

Data mungkin merupakan komponen terpenting dari

lingkungan DBMS. Data berperan sebagai suatu jembatan diantara

komponen mesin dan manusia.

4. Prosedur

Prosedur menunjuk pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan

yang mengatur rancangan dan penggunaan basisdata. Pengguna

sistem dan pegawai yang mengatur basisdata membutuhkan

prosedur yang terdokumentasi mengenai bagaimana cara untuk

menggunakan dan menjalankan sistem.

5. Orang (People)

Komponen terakhir adalah orang yang terlibat dengan sistem,

seperti Data Administrator (DA), Database Administrator (DBA),

11

database designer, application developer dan pengguna akhir (end-

user).

Menurut Connolly dan Begg (2010:77-79), keuntungan-

keuntungan sistem manajemen basisdata yaitu:

1. Mengontrol duplikasi data

Basisdata dapat mengurangi duplikasi data yang terjadi, tetapi

tidak semua duplikasi data dapat dihilangkan, melainkan hanya

dapat dikontrol. Hal ini dikarenakan terkadang duplikasi data tetap

dibutuhkan meningkatkan kemampuan.

2. Data yang konsisten

Basisdata dengan menghilangkan atau mengontrol duplikasi

data yang akan mengurangi resiko tidak konsistennya dari data

yang mungkin terjadi.

3. Data yang sama lebih memiliki banyak informasi

Basisdata dengan adanya integrasi data operasional maka

memungkinkan bagi sebuah organisasi mendapatkan tambahan

informasi data yang sama.

4. Penggunaan data bersama-sama

Biasanya file dimiliki oleh seseorang atau departemen yang

menggunakannya. Sebaliknya, suatu basisdata dimiliki oleh

organisasi secara keseluruhan dan dapat diakses kepada pengguna

yang memiliki hak akses.

5. Meningkatkan integrasi data

Integritas data memiliki arti dari konsisten dan keabsahan dari

data yang disimpan. Integritas biasanya menegaskan arti dari kata

constraint, yang merupakan aturan yang tidak dapat dilanggar

oleh pemakai basisdata.

6. Meningkatkan keamanan data

Kemananan basisdata adalah perlindungan basisdata dari

pengguna yang tidak berhak. Tanpa langkah keamanan yang

cocok, integrasi membuat data lebih rentan daripada sistem

berbasis file. Namun, integrasi mengizinkan DBA, untuk

menetapkan keamanan basisdata, dan DBMS melakukannya. Hal

ini dapat dilakukan dengan menggunakan username dan password

12

untuk mengidentifikasikan orang yang berwenang untuk

menggunakan basisdata. Akses pengguna yang berwenang pada

basisdata mungkin dibatasi oleh jenis operasi seperti pengambilan,

penambahan, pemodifikisian, dan penghapusan.

7. Penetapan standarisasi

Integrasi mengizinkan DBA untuk menetapkan dan DBMS

melakukan standarisasi yang dibutuhkan. Standar ini termasuk

standar departemen, organisasi, nasional, atau internasional

standar untuk format data, untuk memfasilitasi pertukaran data

antar sistem, ketetapan penamaan, standarisasi dokumentasi,

prosedur update, dan aturan pengaksesan.

8. Skala ekonomi

Penggabungan organisasi operasional data ke dalam satu

basisdata dan membuat sebuah set aplikasi yang bekerja pada satu

sumber data dapat menghemat biaya. Dalam hal ini, anggaran

yang biasanya dialokasikan tiap departemen untuk

mengembangkan dan mememlihara sistem berbasis file dapat

digabungkan.

9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan

Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan yang

mungkin bertentangan dengan kebutuhan pengguna lain. Karena

basisdata berada di bawah kontrol DBA, DBA dapat membuat

keputusan tentang penggunaan desain dan operasional dari

basisdata yang menyediakan penggunaan sumber daya terbaik dari

organisasi secara keseluruhan.

10. Meningkatkan kemampuan akses dan respon data

Dengan pengintegrasian data yang melintas batasan

departemen dapat secara langsung diakses oleh pengguna akhir.

Banyak DBMS menyediakan fasilitas query atau pembuat laporan

yang memungkinkan pengguna untuk menanyakan pertanyaan

khusus dan untuk mendapatkan informasi secara cepat dari

terminalnya, tanpa membutuhkan programmer untuk membuat

program yang menghasilkan informasi dari basisdata.

13

11. Meningkatkan produktivitas

DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang biasanya

programmer harus tulis di aplikasi berbasis file. Perlengkapan dari

fungsi-fungsi ini memungkinkan programmer untuk

berkonsentrasi pada fungsi-fungsi khusus yang dibutuhkan

pengguna tanpa harus khawatir tentang detail implementasi.

Hasilnya meningkatkan produktivitas programmer dan

mengurangi waktu pengembangan.

12. Meningkatkan pemeliharaan dengan data yang bebas

DBMS memisahkan data dengan aplikasi, sehingga membuat

aplikasi tidak harus terpengaruh oleh perubahan data.

13. Meningkatkan concurrency

Dalam beberapa sistem berbasis file, bila dua atau lebih

pengguna dapat mengakses file yang sama secara bersamaan,

kemungkinan pengaksesan tersebut akan saling mempengaruhi,

mengakibatkan kehilangan informasi dan integritas.

14. Meningkatkan layanan backup dan recovery

Banyak sistem berbasis file melakukan pengamanan data

terhadap gangguan pada sistem atau program aplikasi oleh

pengguna. Caranya adalah dengan membuat backup data.

Sebaliknya, DBMS menyediakan fasilitas untuk meminimalisasi

pemrosesan yang hilang akibat kegagalan.

Menurut Conolly dan Begg (2010:80-81) kerugian sistem

manajemen basisdata yaitu:

1. Kompleksitas

Fungsionalitas yang diharapkan dari sistem manajemen

basisdata yaitu membuat sistem manajemen basisdata menjadi

software yang sangat kompleks. Pengguna sistem manajemen

basisdata harus memahami dengan baik setiap fungsi dari sistem

manajemen basisdata untuk mendapatkan keuntungan maksimum

dari sistem manajemen basisdata tersebut. Ketidakpahaman atas

sistem dapat menyebabkan pengambilan keputusan perancangan

yang buruk akan mengakibatkan dampak serius pada organisasi.

14

2. Ukuran

Kompleksitas dan fungsional yang baik membuat sistem

manajemen basisdata menjadi sebuah software yang berukuran

sangat besar dan membutuhkan disk space yang sangat besar serta

jumlah memori yang besar agar dapat dijalankan se-efisien

mungkin.

3. Biaya DBMS

Biaya DBMS sangat bervariasi tergantung dari lingkungan dan

fungsi yang disediakan termasuk biaya pemeliharaan.

4. Biaya perangkat keras tambahan

Kebutuhan disk storage untuk sistem manajemen basisdata dan

database menyebabkan kemungkinan untuk membeli storage

tambahan. Selain itu, untuk mendapatkan kemampuan yang

diinginkan, dibutuhkan perangkat keras yang cepat dan baik tapi

mahal.

5. Biaya konversi

Pada beberapa situasi, biaya yang dibutuhkan untuk mengubah

aplikasi agar dapat berjalan pada sistem menejemen basisdata

yang baru dapat jauh lebih mahal dari biaya perangkat keras

tambahan. Biaya tersebut juga termasuk biaya latihan pegawai

untuk menggunakan sistem yang baru, dan mungkin juga biaya

pegawai spesialis untuk membantu konversi dan pelaksanaan

sistem.

6. Kinerja

Secara khusus, sistem berbasis file ditulis untuk aplikasi yang

spesifik. Sebagai hasilnya, kinerja secara umum sangat baik.

Namun, DBMS ditulis untuk menjadi lebih umum, untuk

memenuhi banyak aplikasi, bukan hanya satu.

7. Dampak yang tinggi atas kegagalan

Sentralisasi sumber daya meningkatkan kerentanan dari

sistem. Karena semua pengguna dan aplikasi bergantung pada

ketersediaan DBMS, kegagalan komponen tertentu dapat

membuat operasi berhenti.

15

2.1.4 Structured Query Language

Menurut Connolly dan Begg (2010:184), Structure Query

Language (SQL) adalah contoh dari transform-oriented language,

atau bahasa yang dirancang dengan menggunakan hubungan untuk

mengubah input ke output yang diperlukan. SQL mempunyai 2

komponen utama yaitu Data Definition Language (DDL) dan Data

Manipulation Language (DML).

Menurut Elmasri dan Navathe (2004:208), SQL adalah bahasa

database yang komprehensif. Memiliki pernyataan untuk definisi

data, query, dan update, baik DDL dan DML. Memiliki fasilitas untuk

mendefinisikan view pada basisdata dan menentukan transaction

controls. Memiliki aturan untuk menggabungkan pernyataan SQL ke

dalam bahasa pemrograman untuk tujuan umum seperti Java atau

COBOL atau C / C + +.

2.1.4.1 Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language (DDL) adalah suatu bahasa

yang mengizinkan Database Adminstrator (DBA) atau

pengguna untuk menjelaskan dan memberi nama suatu

entitas, atribut, dan relasi data yang dibutuhkan untuk

aplikasi, bersama dengan beberapa intergritas data yang

diasosiasikan dan batasan keamanan data (Connolly dan

Begg, 2010:92).

Data Definition Language (DDL) digunakan oleh

Database Adminstrator (DBA) dan database designer untuk

mendefinisikan skema konseptual dan internal. DBMS

mempunyai kompiler DDL yang berfungsi untuk memproses

laporan DDL untuk mengidentifikasi deskripsi skema

konstruksi dan untuk menyimpan deskripsi skema dalam

katalog DBMS (Elmasri dan Navathe, 2004:32).

Fungsi-fungsi yang terdapat di dalam DDL adalah

(Connolly dan Begg, 2010:236):

CREATE : untuk membuat obyek dalam basisdata.

ALTER : untuk memodifikasi obyek dalam basisdata.

16

DROP : untuk menghapus obyek dalam basisdata.

2.1.4.2 Data Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Language (DML) merupakan

bahasa yang diberikan oleh DBMS untuk manipulasi

basisdata setelah skema basisdata disusun dan diisi dengan

data. Manipulasi bisa termasuk pengambilan, penyisipan,

penghapusan dan modifikasi data (Elmasri dan Navathe,

2004:32).

Data Manipulation Language adalah suatu bahasa

yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung

manipulasi data yang berada pada basisdata (Connolly dan

Begg, 2010:92).

DML terbagi atas (Connolly dan Begg, 2010:93):

Procedural DML

Bahasa yang memungkinkan user (umumnya

programmer) untuk memberi instruksi kepada sistem

mengenai data yang dibutuhkan dan cara

pemanggilannya. Artinya user harus menjelaskan operasi

pengaksesan data yang akan digunakan menggunakan

prosedur yang ada untuk mendapatkan informasi yang

dibutuhkan.

Non Procedural DML

Bahasa yang memungkinkan user untuk menentukan

data yang dibutuhkan dengan menyebutkan

spesisfikasinya tanpa menspesifikasikan bagaimana cara

mendapatkannya.

Fungsi – fungsi yang terdapat dalam DML adalah

(Connolly dan Begg, 2010:188):

SELECT : untuk mengambil data dari basisdata.

INSERT : untuk menambahkan data ke dalam basisdata.

UPDATE : untuk memodifikasi basisdata.

DELETE : untuk menghapus data dari basisdata.

2.1.5 Fourth Generation Language

17

Menurut Connolly dan Begg (2010:94), Fourth-Generation

Language (4GLs) adalah bahasa pemrograman yang lebih cepat atau

lebih pendek. Sebuah operasi data yang membutuhkan ratusan baris

kode dalam bahasa generasi ketiga (Third-Generation Language

(3GL)), contohnya yaitu COBOL, dibuat dalam baris yang lebih

singkat pada 4GL.

Menurut Connolly dan Begg (2010:94), 4GL meliputi:

1. Presentation language, seperti bahasa query dan laporan

generator.

2. Speciality language, seperti spreadsheet dan bahasa basisdata.

3. Application generator yang mendefinisikan, menambah,

memodifikasi, dan mengambil data dari basisdata untuk

membangun aplikasi.

4. Bahasa tingkat tinggi yang digunakan untuk menghasilkan kode

aplikasi.

2.1.6 Siklus Hidup Aplikasi Basisdata

Basisdata merupakan komponen mendasar suatu sistem

informasi, dimana pengembangan atau pemakaiannya harus dilihat

dari perpektif yang lebih luas berdasarkan kebutuhan organisasi.

Dalam aplikasi sistem basisdata diperlukan tahapan-tahapan

terstruktur yang harus diikuti yang dinamakan dengan Siklus Hidup

Aplikasi Basisdata (Database Application Lifecycle) atau disingkat

dengan DBLC, yang digambarkan seperti berikut ini:

18

Gambar 2.1 Siklus Hidup Aplikasi Basisdata

Sumber: Connolly dan Begg, 2010:314

2.1.6.1 Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010:313), perancangan

basisdata (database planning) adalah kegiatan pengaturan

yang memungkinkan tahap-tahap dalam aplikasi basisdata

dapat diwujudkan secara efisien dan seefektif mungkin.

Perencanaan basisdata harus terintegrasi dengan

keseluruhan strategi sistem informasi dan organisasi. Ada 3

hal utama yang berkaitan dengan strategi sistem informasi,

yaitu:

19

1. Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan

penentuan kebutuhan sistem informasi berikutnya.

2. Evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan

kelebihan dan kelemahan yang ada saat ini.

3. Penilaian dari kesempatan-kesempatan teknologi

informasi yang mungkin menghasilkan keuntungan

kompetitif.

Metodologi yang digunakan untuk mengatasi hal di atas

yaitu:

1. Mission Statement dari proyek basisdata. Mission

statement ini menjelaskan tujuan utama basisdata, juga

membantu menjelaskan tujuan proyek basisdata, dan

menyediakan maksud yang lebih jelas dalam pembuatan

aplikasi basisdata secara efektif dan menjadi tujuan dari

proyek basisdata ini diharapkan dapat lebih memfokuskan

pekerjaan pada tahap selanjutnya (Connolly dan Begg,

2010:313).

2. Mission Objective. Selain merumuskan tujuan dari sebuah

proyek basisdata, harus diperhatikan juga mengenai tugas

apa saja yang harus didukung oleh basisdata tersebut.

Setiap mission objective akan menjelaskan tugas tertentu

yang harus didukung oleh basisdata, dengan asumsi jika

basisdata mendukung mission objective, maka mission

statement juga akan sesuai (Connolly dan Begg,

2010:315).

2.1.6.2 System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2010:316),

pendefinisian sistem (system definition) menggambarkan

ruang lingkup dan batasan aplikasi basisdata dan sudut

pandang dari pengguna utama. Hal ini sangat penting

dilakukan dalam proses perancangan basisdata agar lebih

terfokus pada proyek basisdata yang dibuat.

20

2.1.6.3 Requirement Collection and Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2010:316), dalam tahap

ini dilakukan proses pengumpulan dan analisa informasi

tentang bagian organisasi yang akan didukung oleh aplikasi

basisdata, dan menggunakan informasi ini untuk

mendefinisikan kebutuhan pengguna terhadap sistem yang

baru.

Menurut Connolly dan Begg (2010:344), suatu proses

resmi dalam menggunakan teknik-teknik sepeti wawancara

atau kuisioner untuk mengumpulkan fakta-fakta tentang

sistem dan kebutuhan-kebutuhannya dengan teknik fact-

finding. Ada lima kegiatan yang dipakai dalam teknik ini,

yaitu :

Memeriksa dokumentasi

Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat

diperoleh dengan memeriksa dokumen-dokumen,

formulir, laporan, dan dokumentasi lainnya yang

berkaitan dengan sistem yang sedang berjalan.

Wawancara

Wawancara merupakan cara yang paling umum

dipakai. Digunakan untuk mengumpulkan informasi

secara langsung melalui tatap muka dengan individu yang

berkaitan. Beberapa tujuan dari teknik ini adalah

mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa kebenaran fakta

yang ada dan mengklarifikasinya, mengidentifikasikan

kebutuhan-kebutuhan, dan mengumpulkan ide-ide

pendapat.

Observasi

Sangat berguna apabila kita menemukan kejanggalan

analisa data dari metode yang telah dilakukan sebelumnya

dengan berpartisipasi secara langsung untuk mendapatkan

gambaran langsung dari sistem yang berjalan.

21

Penelitian

Mencari referensi seperti jurnal, buku, dan melalui

internet yang memiliki pemecah atas masalah serupa

dengan masalah yang sedang dihadapi.

Kuesioner

Kuesioner adalah dokumen dengan tujuan khusus yang

memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari banyak

orang sambil menjaga kontrol terhadap tanggapan yang

diberikan. Ada 2 tipe pertanyaan yang dapat ditanyakan

dalam kuesioner, yaitu format bebas dan format pasti.

Format bebas memungkinkan responden lebih bebas

dalam memberikan jawaban. Sedangkan format pasti

menyediakan pilihan jawaban yang harus dipilih

responden.

2.1.6.4 Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:320), Database

Design adalah proses pembuatan design untuk database yang

akan membantu operasional perusahaan dan target tujuannya.

Tujuan desain basisdata adalah:

Menggambarkan relasi data antara data yang dibutuhkan

oleh aplikasi dan user view.

Menyediakan model data yang mendukung seluruh

transaksi yang diperlukan.

Menspesifikasikan desain dengan struktur yang sesuai

dengan kebutuhan sistem.

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam

mendesain basisdata, yaitu:

1. Top-Down

Diawali dengan membuat data model. Pendekatan top-

down dapat diilustrasikan menggunakan entity-

relationship (ER) model yang high level, kemudian

mengidentifikasikan entity, dan relationship antar entity

22

organisasi. Pendekatan ini sesuai bagi basisdata yang

kompleks.

2. Bottom-Up

Dimulai dari level dasar attribute (property entity dan

relationship), menganalisa hubungan antar attribute,

mengelompokkannya dalam suatu relasi yang

menggambarkan tipe entity dan relasi antara entity.

Pendekatan ini sesuai bagi basisdata dengan jumlah

attribute yang sedikit.

3. Inside-Out

Mirip seperti pendekatan bottom-up, perbedaannya

adalah pada tahap awal mengidentifikasi major entity lalu

menguraikannya menjadi entity-entity relasi dan attribute-

attribute yang berhubungan dengan major entity.

4. Mixed

Menggunakan pendekatan bottom up dan top down.

Tahapan-tahapan dalam desain basisdata adalah:

1. Conceptual Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan

basisdata konseptual (conceptual database design) adalah

suatu proses membangun sebuah model dari data yang

digunakan oleh perusahaan, independen dari semua

pertimbangan fisikal.

2. Logical Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan

basisdata logikal (logical database design) adalah suatu

proses membangun sebuah model dari data yang

digunakan oleh perusahaan berdasarkan data model yang

spesifik tetapi independen dari DBMS tertentu dan

pertimbangan fisik lainnya.

3. Physical Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan

basisdata fisikal (physical database design) adalah suatu

23

proses memproduksi sebuah deskripsi implementasi pada

penyimpanan sekunder; menjelaskan relasi-relasi dasar,

organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk

mencapai akses yang efisien terhadap data.

2.1.6.5 DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2010:325-326), DBMS

selection adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat untuk

mendukung sistem basisdata. Langkah-langkah utama untuk

memilih suatu DBMS:

1. Mendefinisikan terminologi studi referensi

2. Mendaftar dua atau tiga produk

3. Evaluasi produk

4. Rekomendasi pilihan dan laporan produk

2.1.6.6 Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:329-331),

application design adalah desain user interface dan program

aplikasi yang menggunakan dan memproses basisdata.

Perancangan basisdata dan aplikasi merupakan

aktivitas paralel yang meliputi dua aktivitas penting, yaitu:

1. Transaction Design

Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi

yang dilakukan oleh user tunggal atau program aplikasi,

yang mengakses atau merubah isi dari basisdata.

Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan

dan memuat keterangan karakteristik high level dari

suatu transaksi yang dibutuhkan pada basisdata. Terdapat

tiga tipe transaksi, yaitu:

Retrieval transaction

Digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data untuk

ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu

laporan.

24

Update transaction

Digunakan untuk menambahkan record baru,

menghapus record lama, atau memodifikasi record

yang sudah ada dalam database.

Mixed Transaction

Meliputi pemanggilan dan perubahan data.

2. User Interface Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:331-333),

terdapat beberapa langkah dalam membuat rancangan

anatarmuka yang baik bagi aplikasi yaitu:

Judul yang sesuai arti.

Instruksi yang konprehensif.

Pengelompokan logikal dan fields yang berurutan.

Tampilan layout form atau report menarik.

Label field yang dikenal.

Singkatan dan istilah yang konsisten.

Penggunaan warna yang konsisten.

Batasan dan ruang yang terlihat bagi field data-

entry.

Pergerakan kursor yang baik.

Perbaikan kesalahan bagi karakter individu dan

keseluruhan field.

Pesan kesalahan dimunculkan untuk data yang

salah.

Penandaan field optional yang jelas.

Penjelasan untuk setiap field dapat dibaca dengan

jelas.

Pemberian suatu tanda jika proses telah selesai.

2.1.6.7 Prototyping

25

Menurut Connolly dan Begg (2010:333), prototyping

adalah membangun sebuah model kerja dari sistem basisdata.

Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah sebagai

berikut:

Mengidentifikasi fitur dari sistem berjalan dengan baik

atau tidak.

Memberikan perbaikan atau penambahan fitur baru.

Mengklarifikasi kebutuhan pengguna.

Mengevaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan

terjadi) dari rancangan sistem khusus.

Dalam membuat prototype, terdapat dua macam strategi

prototyping yang digunakan, yaitu:

Requirements Prototyping

Requirements Prototyping menggunakan prototype

untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi basisdata yang

diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka

prototype akan dibuang.

Evolutionary Prototyping

Evolutionary Prototyping digunakan untuk tujuan yang

sama dengan requirements prototyping. Perbedaannya,

prototype tidak dibuang tetapi dengan pengembangan

lanjutan menjadi aplikasi basisdata yang digunakan.

2.1.6.8 Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2010:333-334),

implementasi merupakan realisasi fisikal dari basisdata dan

perancangan aplikasi. Implementasi basisdata dapat diperoleh

dengan menggunakan DDL dari Database Management

System (DBMS) yang terpilih atau Graphical User Interface

(GUI).

2.1.6.9 Data Conversation and Loading

26

Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data

conversion loading adalah mentransfer data yang ada ke

dalam basisdata baru dan mengkonversi setiap aplikasi yang

ada untuk dijalankan pada basisdata baru. Tahapan ini

dibutuhkan ketika sistem basisdata baru menggantikan sistem

yang lama.

2.1.6.10 Testing

Menurut Connolly dan Begg (2010:334), testing adalah

suatu proses eksekusi program aplikasi yang bertujuan untuk

menemukan kesalahan. Pengujian hanya akan terlihat jika

terjadi kesalahan pada software.

2.1.6.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2010:335),

operational maintenance adalah proses pengawasan dan

pemeliharaan sistem basisdata setelah melakukan instalasi.

Pada langkah sebelumnya, sistem basisdata telah

diimplementasikan dan diuji sepenuhnya. Sekarang sistem

memasuki langkah pemeliharaan yang melibatkan aktivitas-

aktivitas berikut:

Pengawasan peforma sistem, jika performa menurun

maka memerlukan perbaikan atau pengaturan ulang

basisdata.

Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi basisdata (jika

diperlukan).

2.1.7 Entity-Relationship Modeling

Menurut Connolly dan Begg (2010:371), entity relationship

modeling adalah pendekatan top-down pada perancangan basisdata

yang dimulai dengan identifikasi data penting yang disebut entitas dan

relasi antara data yang harus digambarkan pada model. Selanjutnya

ditambahkan detail seperti informasi yang ingin disimpan mengenai

27

entitas dan relasi yang disebut atribut dan batasan – batasan lain pada

entitas, relasi, dan atribut.

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model

untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basisdata berdasarkan

objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan relasi.

2.1.7.1 Entity Types

Menurut Connolly dan Begg (2010:372), tipe entitas

(entity types) adalah sekumpulan objek yang memiliki

properti yang sama, yang diidentifikasikan di dalam

organisasi karena keberadaannya yang bebas (independent

existence).

Tipe entitas terbagi menjadi dua, yaitu:

Tipe Entitas Kuat (Strong Entity)

Tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung

pada tipe entitas lainnya (Connolly dan Begg, 2010:383).

Tipe Entitas Lemah (Weak Entity)

Tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada tipe

entitas lainnya (Connolly dan Begg, 2010:383).

2.1.7.2 Relationship Types

Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship

types adalah sekumpulan hubungan antar tipe entitas yang

memiliki arti.

2.1.7.3 Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:379), attribute

adalah properti dari suatu entitas atau relationship type yang

berfungsi untuk mendeskripsikan karakteristik dari entitas

tersebut. Setiap atribut menyimpan nilai yang menjelaskan

setiap entity occurrence dan menggambarkan bagian utama

dari data yang disimpan dalam basisdata.

28

Attribute Domain adalah himpunan nilai yang

diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Terdiri atas

(Connolly dan Begg, 2010:379-380):

Simple Attribute

Yaitu atribut yang terdiri atas satu komponen

tunggal dengan keberadaan yang independen dan tidak

dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

Composite Attribute

Yaitu atribut yang terdiri atas beberapa komponen,

dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan

yang independen. Contohnya attribute address yang

terdiri atas street, city, postcode.

Single-Valued Attribute

Yaitu attribute yang mempunyai nilai tunggal

untuk setiap kejadian. Contohnya entitas branch

memiliki satu nilai untuk atribut branchNo pada setiap

kejadian.

Multi-Valued Attribute

Yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai

untuk setiap kejadian. Contohnya entitas branch

memiliki beberapa nilai atribut telpNo pada setiap

kejadian.

Derived Attribute

Yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan

dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus

berasal dari satu entitas.

Contohnya lama pinjaman dihasilkan dari

perhitungan mulai pinjam dikurangi tanggal

pengembalian, perhitungan bunga tabungan dari jumlah

saldo dan lamanya dana mengendap ditabungan.

2.1.7.4 Keys

29

Tipe-tipe keys yaitu:

Candidate key

Minimal atribut-atribut yang secara unik

mengidentifikasikan setiap kejadian dari tipe entitas

(Connolly dan Begg, 2010:381).

Primary key

Kunci kandidat yang dipilih untuk mengidentifikasikan

setiap kejadian dari suatu tipe entitas secara unik

(Connolly dan Begg, 2010:381).

Composite key

Kunci kandidat yang terdiri dari dua atribut atau lebih

(Connolly dan Begg, 2010:382).

Alternate key

Alternate key adalah candidate key yang tidak terpilih

menjadi primary key (Connolly dan Begg, 2010:151).

Foreign key

Foreign key adalah sebuah atribut atau himpunan

atribut dalam satu relasi yang cocok dengan candidate key

dari hubungan yang sama (Connolly dan Begg,

2010:151).

2.1.7.5 Structural Constraints

Menurut Connolly dan Begg (2010:385), ada 3

structural constraint, yaitu:

1. Multiplicity

Yaitu jumlah (atau jangkauan) dari kejadian yang

mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke

satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui

suatu relasi.

Derajat relasi yang paling umum adalah binary

relationship. Beberapa macam binary relationship, yaitu:

One-to-one (1:1) Relationship

30

Setiap relationship menggambarkan hubungan

antara sebuah entity occurrence pada entitas yang

satu dengan sebuah entity occurrence pada entitas

lainnya yang ikut serta dalam relationship tersebut.

Gambar 2.2 One-to-one (1:1) Relationship

Sumber: Connolly dan Begg (2010:386)

One-to-many (1:*) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan

antara sebuah entity occurrence pada entitas yang

satu dengan satu atau lebih entity occurrence pada

entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship

tersebut.

31

Gambar 2.3 One-to-many (1:*) Relationship

Sumber: Connolly dan Begg (2010:387)

Many-to-many (*:*) Relationship

Setiap relationship menggambarkan hubungan

antara satu atau lebih entity occurrence pada entitas

yang satu dengan satu atau lebih entity occurrence

pada entitas lainnya yang ikut serta dalam relationship

tersebut.

32

Gambar 2.4 Many-to-many (*:*) Relationship

Sumber: Connolly dan Begg (2010:388)

2. Cardinality

Menggambarkan jumlah maksimum dari

kemungkinan hubungan yang terjadi untuk entitas yang

berpartisipasi dalam tipe hubungan yang diberikan.

Gambar 2.5 Cardinality

Sumber: Connolly dan Begg (2010:390)

3. Participation

Menjelaskan apakah semua entitas yang terjadi

dilibatkan dalam hubungan tertentu (disebut mandatory

participation) atau hanya beberapa entitas saja (disebut

optional participation).

2.1.8 Metodologi Perancangan Basisdata

Menurut Connolly dan Begg (2010:466), metodologi

perancangan basisdata merupakan pendekatan terstruktur yang

33

menggunakan bantuan prosedur, teknik, tools, dan dokumentasi untuk

mendukung dan memfasilitasi proses perancangan basisdata.

Metodologi perancangan basisdata terbagi atas tiga tahap

perancangan yaitu perancangan konseptual, perancangan logikal, dan

perancangan fisikal.

2.1.8.1 Perancangan Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan

basisdata konseptual (conceptual database design) adalah

suatu proses membangun sebuah model dari data yang

digunakan oleh perusahaan dan independen dari semua

pertimbangan fisikal.

Menurut Connolly dan Begg (2010:471-485), langkah-

langkah dalam membangun model data konseptual yaitu:

Langkah 1: Membangun Model Data Konseptual

Tujuannya untuk memecah rancangan menjadi tugas-

tugas yang dapat diatur dengan memeriksa sudut pandang

yang berbeda dari pengguna di dalam suatu organisasi.

Langkah-langkah dalam metodologi perancangan

konseptual yaitu:

1.1 Identifikasi entitas

Langkah pertama dalam membangun model

data konseptual lokal adalah menentukan objek-objek

utama atau mengidentifikasikan entitas-entitas yang

diperlukan pengguna.

1.2 Identifikasi hubungan (relationship)

Mengidentifikasi hubungan-hubungan

(relationship) yang penting antara entitas-entitas yang

ditemukan pada tahap sebelumnya. Entity-relationship

Modelling digunakan untuk menggambarkan entitas

dan hubungannya. Dalam tahap ini juga ditentukan

batasan multiplicity dari relationship tersebut dan

pengecekan adanya fan atau chasm traps dalam model

34

tersebut. Setelah itu dilakukan dokumentasi

relationship.

Fan Traps terjadi dimana model yang

merepresentasikan suatu hubungan antar entitas,

tetapi alur relasinya memperlihatkan ambiguitas.

Chasm Traps terjadi dimana model

menggambarkan keadaan dari hubungan antara

entitas yang satu dengan yang lainnya, tetapi tidak

ada hubungan antara kedua emitas yang utama.

1.3 Identifikasi dan hubungkan atribut-atribut dengan

entitas atau hubungan (relationship)

Menghubungkan atribut-atribut dengan entitas

atau relationship yang tepat. Mengidentifikasikan

simple attribute, composite attribute, single-valued

attribute, multi-valued attribute dan derived attribute.

1.4 Menentukan domain atribut

Tujuannya untuk menentukan domain atribut

pada model data konseptual. Yang dimaksud wilayah

adalah sekumpulan nilai-nilai dimana suatu atribut

menggambarkan nilainya. Contoh nilai yang mungkin

untuk atribut Jenis Kelamin dari entitas Karyawan

adalah ‘M’ atau ‘F’, wilayah dari atribut ini adalah

single character string yang berisi nilai ‘M’ atau ‘F’.

Setelah itu, dilakukan dokumentasi domain atribut.

1.5 Menentukan atribut candidate, primary, dan

alternate key

Mengidentifikasi candidate key untuk tiap-tiap

entitas dan jika ada lebih dari suatu candidate key, pilih

salah satu untuk menjadi primary key dan lainnya

menjadi alternate key.

1.6 Mempertimbangkan penggunaan Enchanced

Modelling Concept (langkah opsional)

35

Mempertimbangkan penggunaan konsep

permodelan. seperti specialization, generalization,

aggregation dan composition.

Specialization, adalah proses memaksimalkan

perbedaan antara anggota entitas dengan

mengidentifikasi karakteristik yang membedakan

seluruh entitas.

Generalization, adalah proses meminimalkan

perbedaan antara entitas dengan mengidentifikasi

karakteristik yang sama dari masing-masing

entitas.

Aggregation, adalah mempresentasikan hubungan

‘has-a’ atau ‘is-part-of’ antara tipe-tipe entitas,

dimana salah satu adalah sebagai ‘whole’ dan yang

lainnya sebagai ‘part’.

Composition adalah bentuk agregasi yang khusus

yang mereperesentasikan hubungan antar entitas,

dimana terdapat strong ownership dan dalam

lingkup waktu yang bersamaan antara whole

dengan part.

1.7 Memeriksa model akan adanya redudansi

Memeriksa keberadaan redudansi dalam model.

Dilakukan pemeriksaan secara spesifik terhadap

hubungan one-to-one (1:1), menghilangkan hubungan

(relationship) yang redundan, dan mempertimbangkan

penggunaan dimensi waktu.

1.8 Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi

pengguna

Tujuannya untuk menjamin bahwa konseptual

data model mendukung kebutuhan transaksi. Dengan

menggunakan model yang telah divalidasi tersebut,

dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara

manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk

36

menjamin bahwa lokal konseptual data model

mendukung kebutuhan transaksi, yaitu:

Mendeskripsikan transaksi

Memeriksa seluruh informasi (entities,

relationship, dan attribute) yang diperlukan pada

setiap transaksi yang disediakan oleh model dengan

mendokumentasikan penggambaran dari tiap

kebutuhan transaksi.

Menggunakan transaksi pathways

Pendekatan kedua menggunakan jalur transaksi

pathways, pendekatan ini untuk memvalidasi

model atau data terhadap transaksi yang

dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur

yang digunakan oleh setiap transaksi langsung pada

diagaram ER.

1.9 Review model data konseptual dengan pengguna

Memeriksa model data konseptual dengan

pengguna sistem untuk memastikan bahwa model data

tersebut secara tepat menggambarkan transaksi dan

kebutuhan data secara nyata dalam perusahaan.

2.1.8.2 Perancangan Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan

basisdata logikal (logical database design) adalah suatu

proses membangun sebuah model dari data yang digunakan

oleh perusahaan berdasarkan data model yang spesifik tetapi

independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan fisik

lainnya.

Menurut Connolly dan Begg (2010:490-518),

langkah-langkah dalam membangun model data logikal

yaitu:

Langkah 2: Membangun Model Data Logikal

37

Tujuannya untuk membuat model data logikal lokal

dari model data konseptual lokal yang merepresentasikan

pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi model

tersebut untuk menjamin kebenaran strukturnya (dengan

menggunakan teknik normalisasi) dan menjamin bahwa

model tersebut mendukung kebutuhan transaksi. Pada

langkah kedua, tahapan-tahapannya adalah:

2.1 Membuat relasi untuk model data logikal

Membuat relasi dari model data konseptual

untuk mempresentasikan entitas, relationship, dan

atribut-atribut yang telah diidentifikasi.

2.2 Validasi relasi menggunakan normalisasi

Validasi relasi pada model data logikal

menggunakan teknik normalisasi. Tujuan langkah ini

adalah untuk memastikan tiap-tiap relasi setidaknya

berada dalam 3NF (Third Normal Form).

2.3 Validasi relasi terhadap transaksi pengguna

Tahap ini bertujuan untuk memastikan

hubungan dalam model data logikal mendukung

transaksi yang dibutuhkan. Dalam langkah ini akan

dilakukan operasi basisdata secara manual, bila semua

transaksi yang dibutuhkan dapat berjalan semestinya

maka model data logikal terhadap transaksi telah

divalidasi.

2.4 Memeriksa batasan-batasan intergritas (integrity

constraints)

Batas integritas (Integrity Constraint) adalah

batasan yang ditentukan untuk menghindari data

menjadi tidak konsisten. Tipe - tipe batasan integritas,

yaitu :

Required data

38

Beberapa atribut harus selalu berisi data yang

valid. Dengan kata lain, tidak boleh kosong (null).

Attribute domain constraint

Setiap atribut mempunyai domain, yaitu

kumpulan dari nilai-nilai yang memenuhi

persyaratan. Contohnya jenis kelamin diisi dengan

‘P’ atau ‘L’.

Multiplicity

Multiplicity menunjukan batasan yang

ditempatkan pada relasi-relasi antar data dalam

basisdata.

Entity integrity

Primary key dari suatu entitas tidak boleh

kosong (null).

Referential integrity

Jika suatu foreign key memiliki nilai, maka

nilai tersebut harus menunjuk ke sebuah baris yang

ada pada relasi ‘Parent’.

General constraint

Batasan yang berasal dari persyaratan-

persyaratan bisnis perusahaan. Kemudian

dokumentasi semua batasan-batasan integritas

(integrity constraint).

2.5 Review model data logikal dengan pengguna

Review model data logikal dengan pengguna

untuk memastikan bahwa pengguna menyetujui model

data logikal merupakan reprensentasi nyata terhadap

persyaratan data perusahaan.

2.6 Gabungan model data logikal menjadi model data

global (optional)

Metodologi perancangan logikal memudahkan

perancangan basisdata yang sederhana maupun

basisdata kompleks. Untuk membuat basisdata dengan

multiple user view, digunakan pendekatan integrasi

39

view. Pada tahap ini, model data-model data ini

digabungkan menjadi satu.

2.7 Memeriksa perkembangan dimasa depan

Menentukan apakah akan ada perubahan

penting yang mungkin dapat muncul terjadi dimasa

depan dan untuk menilai apakah model data logikal

dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

2.1.8.3 Perancangan Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2010:467), perancangan

basisdata fisikal (physical database design) adalah suatu

proses memproduksi sebuah deskripsi implementasi pada

penyimpanan sekunder; menjelaskan relasi-relasi dasar,

organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai

akses yang efisien terhadap data.

Menurut Connolly dan Begg (2010:525-528),

langkah-langkah dalam membangun model data fisikal yaitu:

Langkah 3: Menerjemahkan Model Data Logikal untuk

DBMS yang Ditargetkan

Tujuannya untuk menghasilkan skema basisdata

relasional dalam model data logikal global yang dapat

diimplementasikan ke DBMS. Pada langkah ketiga,

tahapan-tahapannya adalah:

3.1 Merancang relasi dasar

Menentukan bagaimana representasi relasi

dasar yang telah diidentifikasi pada model data logikal

global, agar dapat diimplementasikan pada DBMS

tujuan. Informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari

kamus data dan definisi dari relasi dideskripsikan

menggunakan database design language (DBDL).

3.2 Merancang representasi dari data turunan

Menentukan bagaimana representasi data

turunan yang ada pada model data logikal global, agar

dapat diimplementasikan pada DBMS tujuan. Atribut

40

yang mana nilainya didapatkan dari mengkaji nilai

atribut lain dinamakan derives atau calculated

attributes. Derived attribute seringkali tidak muncul

dalam perancangan basisdata logikal tetapi

didokumentasikan di dalam kamus data.

3.3 Merancang batasan-batasan umum (general

constraint)

Merancang batasan-batasan umum untuk

DBMS yang akan digunakan.

Langkah 4: Merancang organisasi file dan indeks

Tujuannya untuk menentukan organisasi file yang

optimal untuk menyimpan hubungan dasar dan indeks yang

diperlukan untuk mencapai kinerja agar dapat diterima, yang

artinya relasi dan tuple akan disimpan dalam penyimpanan

secondary. Pada langkah keempat, tahapan-tahapannya

adalah (Connolly dan Begg, 2010:529-541):

4.1 Menganalisa transaksi

Memahami fungsionalitas transaksi yang

dijalankan pada basisdata dan menganalisa transaksi-

transaksi yang penting.

4.2 Memilih organisasi file

Tujuan langkah ini adalah menentukan

organisasi file yang efisien untuk tiap-tiap relasi dasar

jika diperoleh DBMS yang akan digunakan.

4.3 Memilih organisasi index

Tujuan langkah ini untuk menentukan apakah

kegunaan index akan meningkatkan kinerja sistem.

Ada tiga jenis index yaitu:

Primary index, pengindexan dilakukan pada kolom

kunci (key field), yang diurutkan terlebih dahulu

secara sekuensial (Connolly dan Begg, 2010:535).

Clustering index, pengindeksan dilakukan pada

kolom bukan kunci (non-key field), yang sudah

41

diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom

bukan kunci itu disebut juga dengan clustering

attribute (Connolly dan Begg, 2010:535).

Secondary index, pengindeksan dilakukan pada

kolom yang tidak terurut didalam file data

(Connolly dan Begg, 2010:536).

4.4 Memperkirakan kebutuhan kapasitas disk

Memperkirakan besarnya ruang disk (disk space)

yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi

basisdata. Estimasi pemakaian disk tergantung pada

DBMS dan perangkat keras yang digunakan untuk

mendukung basisdata. Perkiraan ukuran dapat dilakukan

dengan mengukur besar data tiap baris dan jumlah baris

pada setiap relasi.

Langkah 5: Merancang View Pengguna

Merancang view pengguna yang telah diidentifikasi

selama tahap pengumpulan kebutuhan dan analisa pada

Siklus Hidup Aplikasi Basisdata (Connolly dan Begg,

2010:542).

Langkah 6: Merancang Mekanisme Keamanan

Merancang mekanisme keamanan untuk sistem

basisdata yang telah ditentukan oleh pengguna selama tahap

persyaratan dan pengumpulan kebutuhan pada Siklus Hidup

Aplikasi Basisdata (Connolly dan Begg, 2010:542).

2.1.9 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi adalah

sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah kumpulan dari relasi-relasi

dengan atribut-atribut yang diinginkan, yang berdasarkan kebutuhan-

kebutuhan data sebuah perusahaan.

Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasikan

kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi

42

kebutuhan perusahaan. Adapun karakteristik hubungan tersebut

mencakup:

Minimal jumlah atribut yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan perusahaan.

Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan mengenai

functional dependencies.

Minimal duplikasi untuk tiap atribut.

Tahapan normalisasi adalah sebagai berikut:

1. Unnormalized Form (UNF)

Sebuah table yang berisi satu atau lebih grup yang berulang.

Yang dimaksud berulang itu adalah atribut-atribut yang

multivalued (Connolly dan Begg, 2010:430).

2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu

nilai saja. Bentuk normal pertama ini, dicapai apabila setiap nilai

atribut adalah tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan

melakukan eliminasi terhadap terjadinya data ganda (repeating

groups). Pada kondisi normal pertama ini memungkinkan masih

terjadinya data rangkap (Connolly dan Begg, 2010:430).

3. Second Normal Form (2NF)

Suatu relasi yang terdapat dalam 1NF dan setiap atribut yang

bukan merupakan primary key bergantung sepenuhnya secara

fungsional terhadap primary key (Connolly dan Begg, 2010:434).

4. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relasi dalam bentuk normal pertama dan kedua serta

setiap atribut bukan key yang bergantung secara transitif kepada

bukan key juga. Bentuk normal ketiga adalah berdasarkan pada

konsep peralihan ketergantungan (transitive dependency)

(Connolly dan Begg, 2010:436).

5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Sebuah relasi dimana dalam setiap determinan adalah sebuah

candidate key (Connolly dan Begg, 2010:447).

6. Fourth Normal Form (4NF)

43

Sebuah relasi dalam 4NF jika dan hanya jika untuk setiap

ketergantungan non trivial multivalued A→B, A adalah candidate

key dari relasi (Connolly dan Begg, 2010:457).

7. Fifth Normal Form (5NF)

Suatu relasi dalam 5NF jika dan hanya jika untuk setiap

ketergantungan bergabung dalam relasi R, masing-masing proyeksi

termasuk candidate key dari relasi asli (Connolly dan Begg,

2010:458).

2.2 Pemahaman Obyek Studi

2.2.1 Siswa

“Siswa adalah murid, pelajar terutama pada tingkat sekolah

dasar dan menengah.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1077).

Tugas siswa antara lain belajar, mengerjakan ujian, mengerjakan

tugas, melihat jadwal pelajaran dan jadwal ujian.

2.2.1.1 Belajar

“Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:17).

2.2.1.2 Ujian

“Ujian adalah sesuatu yang dipakai untuk menguji

mutu sesuatu (kepandaian, kemampuan, hasil belajar).”

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:1237).

2.2.1.3 Jadwal

“Jadwal adalah pembagian waktu berdasarkan rencana

pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau

rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang

terperinci.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:449).

2.2.1.4 Nilai

“Nilai adalah angka kepandaian.” (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008:783).

44

2.2.1.5 Tugas

“Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang

ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab seseorang; pekerjaan yang dibebankan.” (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2005:1215).

2.2.2 Guru

“Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,

profesinya) mengajar.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:377).

Tugas guru antara lain mengajar materi pelajaran, menilai ulangan

atau ujian siswa dan menguji kemampuan siswa.

2.2.2.1 Mengajar

“Mengajar adalah memberi pelajaran; melatih.”

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:17).

2.2.2.2 Menilai

“Menilai adalah memperkirakan atau menentukan

nilainya; memberi nilai; memberi angka.” (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008:783). Menilai menjawab pertanyaan

tentang sebaik apa hasil atau pretasi belajar seorang peserta

didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan

naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

2.2.2.3 Menguji

“Menguji adalah memeriksa untuk mengetahui mutu

(kepandaian) sesuatu.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2008:1237).

2.2.3 Orangtua

“Orangtua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua,

orang-orang yang dihormati atau disegani.” (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2008:802). Tugas orangtua yaitu mengawasi anaknya.

45

“Mengawasi adalah melihat dan memperhatikan (tingkah laku

orang); mengamat-amati dan menjaga baik-baik; mengontrol.”

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:79).

2.2.4 Admin

Administrator atau admin adalah orang yang bertugas

mengurus hal-hal yang bersifat administratif. Istilah administrator

digunakan juga dalam jaringan komputer dan internet dimana

administrator atau sering disebut dengan istilah admin memiliki

wewenang dan peranan yang besar dalam mengendalikan suatu

jaringan komputer, baik lokal maupun internet. Admin yang dimaksud

dalam dunia jaringan komputer adalah seseorang atau sebuah tim

yang bertindak sebagai pengatur dalam suatu jaringan. Tugas admin

adalah mengatur sistem informasi SMA Bukit Sion.

“Mengatur adalah membuat (menyusun) sesuatu menjadi

teratur (rapi); menata; mengurus.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2008:75). Dalam hal ini admin mengatur jadwal seperti jadwal guru

mengajar, jadwal pelajaran siswa dan hal lain yang berkaitan dengan

sekolah.

2.3 Sistem Berbasis Web

Sistem informasi berbasis web adalah aplikasi atau layanan yang

berada dalam server dan dapat diakses dengan menggunakan penjelajah web

dan karenanya dapat diakses dari mana saja melalui internet (Turban et al,

2005:50).

2.3.1 Internet

Menurut Williams dan Sawyer (2006:64), internet adalah

jaringan yang sangat besar dari jaringan, menghubungkan jutaan

komputer via protokol, perangkat keras dan jalur komunikasi. Internet

merupakan infrastruktur yang tidak hanya mendukung web, tetapi

juga sistem komunikasi seperti e-mail, instant messaging, newsgroup

dan aktivitas lain.

46

2.3.2 WWW

“WWW (World Wide Web) adalah kumpulan web server dari

seluruh dunia yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk

digunakan bersama.” (Dipraja, 2013:9).

“World Wide Web (WWW), sering disingkat dengan web,

adalah suatu layanan di dalam jaringan internet yang berupa ruang

informasi. Dengan adanya web, user dapat memperoleh atau

menemukan informasi yang diinginkan dengan cara mengikuti link

(hyperlink) yang disediakan di dalam dokumen yang ditampilkan oleh

aplikasi web browser.” (Raharjo, 2011:2).

2.3.3 Web Server

“Web Server adalah sebuah komputer yang terdiri dari

perangkat keras dan perangkat lunak. Secara bentuk fisik dan cara

kerjanya, perangkat keras web server tidak berbeda dengan komputer

rumah atau PC, yang membedakan adalah kapasitas dan

kapabilitasnya. Perbedaan tersebut dikarenakan web server bekerja

sebagai penyedia layanan yang dapat diakses oleh banyak pengguna,

sehingga dibutuhkan kapasitas dan kapabilitas yang besar

dibandingkan PC. Dukungan perangkat lunak sangat dibutuhkan agar

web server dapat berjalan secara optimal. Setiap perangkat lunak web

server memiliki karakteristik dan teknologi yang digunakan untuk

mengatur kerja sistemnya.” (Sibero, 2013:11).

2.3.4 Web Browser

“Web browser adalah aplikasi perangkat lunak yang

digunakan untuk mengambil dan menyajikan sumber informasi web.”

(Sibero, 2013:12)

Browser juga bisa disebut sebagai jembatan antara pengguna

internet dengan internet, tanpa browser ini mustahil para pengguna

internet dapat memanfaatkan internet. Dengan menggunakan web

browser ini juga, para pengguna internet juga dapat mengakses dan

memanfaatkan berbagai informasi yang terdapat di internet dengan

47

mudah. Beberapa contoh browser yang terkenal: Microsoft Internet

Explorer, Netscape, Mosaic, Mozilla firefox, Google Chrome dan

Opera.

2.3.5 HTTP

Menurut Connolly (2010:1029), Hypertext Transfer Protocol

(HTTP) mendefinisikan bagaimana klien dan server berkomunikasi

dan juga merupakan sebuah protokol untuk mengirimkan informasi

antara server dan klien.

HTTP didasarkan pada paradigma permintaan-respon (request-

response). Transaksi HTTP terdiri dari mengikuti tahapan:

Koneksi (connection)

Klien membangun koneksi dengan web server.

Permintaan (request)

Klien mengirimkan pesan permintaan ke web server.

Respon (response)

Web server mengirimkan respon (misalnya, dokumen HTML)

ke klien.

Tutup (close)

Sambungan ditutup oleh web server.

2.3.6 URL

“URL adalah singkatan dari Uniform Resource Locator, yaitu

rangkaian karakter yang disusun berdasarkan aturan/standar tertentu,

yang digunakan untuk menunjukkan alamat suatu sumber (misal:

dokumen atau gambar) di internet. Untuk mengakses informasi yang

terdapat pada suatu situs web, kita perlu menuliskan url dari situs web

bersangkutan melalui aplikasi web browser.” (Raharjo, 2011:7-8)

Beberapa contoh URL antara lain http://google.com atau

http://yahoo.com.

2.4 IMK

Interaksi manusia dan komputer atau human computer interact adalah

disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi dan

48

implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia serta

studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya. Interaksi

manusia dan komputer berfokus pada perancangan dan evaluasi antarmuka

pemakai (user interface).

Menurut Charles S. Wasson (2006:111), interface adalah

fungsionalitas atau logika hubungan dan karakterisik fisikal yang dibutuhkan

untuk berada pada sebuah sistem atau batas entitas dengan lingkungan

operasinya yang memungkinkan entitas untuk menyediakan kemampuan

misi.

Shneiderman dan Plaisant (2010:88), mengemukakan 8 (delapan)

aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar yang baik untuk

merancang suatu user interface. Delapan aturan ini disebut dengan Eight

Golden Rules of Interface Design, yaitu:

1. Berusaha konsisten

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang

digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Menyediakan kebutuhan universal

Penyesuaian perbedaan kebutuhan dari berbagai user (tingkatan

kemahiran, kelompok umur, pengetahuan) seperti dengan menambahkan

penjelasan bagi pemula dan shortcut bagi user yang sudah lebih ahli

(expert).

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem

umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu

penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika

tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih

substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol

pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan

bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan

meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat

mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

49

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat

melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat

mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang

sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna

mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga

pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang

belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa

sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan

rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana

atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan

cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.5 Tools yang Digunakan

Dalam penulisan skripsi ini, adapun tools yang digunakan dalam

perancangan sistem basisdata dan aplikasi basisdata antara lain menggunakan

diagramming tools dan software tools, DBMS tools dan programming tools. 

2.5.1 Diagramming Tools

2.5.1.1 Flowchart

Saputra dan Agustin (2013:54) lebih spesifik

mengatakan bahwa, “Flowchart merupakan suatu diagram

yang menggambarkan alur kerja suatu system.”

Flowchart menolong analis dan programmer untuk

memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih

kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif

lain dalam pengoperasian. Flowchart biasanya mempermudah

50

penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu

dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

Terdapat dua model penulisan flowchart, yaitu :

1. System flowchart

Merupakan bagan atau diagram yang

memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari beberapa

file di dalam media tertentu. Melalui system flowchart jenis

media penyimpanan yang dipakai dalam pengolahan data

akan terlihat. Selain itu juga dapat menggambarkan file

yang dipakai sebagai input dan output.

System flowchart tidak digunakan untuk

menggambarkan urutan langkah dalam memecahkan

masalah melainkan hanya untuk menggambarkan prosedur

dalam sistem yang dibentuk.

2. Program flowchart

Merupakan bagan atau diagram yang

memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam suatu

program. Dua jenis metode penggambaran program

flowchart, yaitu :

a. Conceptual flowchart

Menggambarkan alur pemecahan masalah secara global.

b. Detail flowchart

Menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci.

Simbol-simbol yang digunakan dalam flowchart,

yaitu:

Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart

Simbol Keterangan

Simbol dokumen, digunakan untuk

menggambarkan semua jenis dokumen

yang merupakan formulir yang digunakan

untuk merekam data terjadinya suatu

51

transaksi.

Simbol dokumen dan tembusannya,

digunakan untuk menggambarkan

dokumen asli dan tembusannya. Nomor

lembar dokumen dicantumkan disudut kiri

atas.

Simbol berbagai dokumen, digunakan

untuk menggambarkan berbagai jenis

dokumen yang digabungkan bersama

dalam suatu paket. Namun dokumen

dituliskan di dalam masing-masing simbol

dan nomor lembar dokumen dicantumkan

di sudut kanan atas simbol dokumen yang

bersangkutan.

Simbol catatan, digunakan untuk

menggambarkan catatan akuntansi yang

digunakan untuk mencatat data yang

direkam sebelumnya didalam dokumen

atau formulir.

Simbol penghubung pada halaman yang

sama, digunakan untuk memungkinkan

aliran dokumen berhenti disuatu lokasi

pada halaman tertentu dan kembali berjalan

di lokasi lain pada halaman yang sama.

Simbol penghubung pada halaman yang

berbeda, digunakan untuk menunjukkan

kemana dan bagaimana bagan alir terkait

satu dengan lainnya. Nomor yang

tercantum di dalam symbol penghubung

menunjukkan bagaimana bagan alir yang

tercantum pada halaman tertentu terkait

dengan bagan alir yang tercantum pada

halaman lain.

52

Simbol kegiatan manual, digunakan untuk

menggambarkan kegiatan manual.

Simbol arsip sementara, digunakan untuk

menggambarkan arsip sementara yang

dokumennya akan diambil kembali dari

arsip tersebut dimasa yang akan dating

untuk keperluan pengolahan lebih lanjut

terhadap dokumen tersebut. Untuk

menunjukkan urutan pengarsipan dokumen

digunakan simbol berikut, yaitu A yang

berarti menurut abjad, N yang berarti

menurut nomor urut, dan T yang berarti

menurut tanggal (kronologis).

Simbol arsip permanen, digunakan untuk

menggambarkan arsip permanen yang tidak

akan diproses lagi.

Simbol mulai/berakhir (terminal),

digunakan untuk menggambarkan awal dan

akhir suatu sistem akuntansi.

Simbol keputusan, digunakan untuk

menggambarkan keputusan yang harus

dibuat dalam proses pengolahan data.

2.5.1.2 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007:317), Data Flow

Diagram (DFD) adalah sebuah proses model yang digunakan

untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan

kinerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem.

Saputra dan Agustin (2013:46) lebih spesifik

mengatakan bahwa, “Data Flow Diagram atau yang disingkat

DFD merupakan suatu diagram yang menggambarkan alir data

dalam suatu entitas ke sistem atau sistem ke entitas. DFD juga

53

dapat diartikan sebagai teknik grafis yang menggambarkan alir

data dan transformasi yang digunakan sebagai perjalanan data

dari input atau masukan menuju keluaran atau output.”

Tujuan DFD adalah sebagai berikut:

Memberikan indikasi mengenai bagaimana data

ditransformasi pada saat data bergerak melalui sistem.

Menggambarkan fungsi-fungsi dan sub fungsi yang

mentransformasi aliran data.

Tabel 2.2 Simbol-simbol Data Flow Diagram

Simbol Keterangan

Menggambarkan eksternal entitas

(terminal) dari sistem

Menggambarkan proses atau

pekerjaan yang harus diselesaikan

Menggambarkan aliran data atau

input/output dari dan menuju

proses

Menggambarkan penyimpanan

data atau biasa disebut basisdata

(data store). Penyimpanan data

dapat disamakan dengan seluruh

bagian dari entitas tunggal dalam

model data

Tingkatan DFD terdiri dari:

a. Diagram konteks (level 0)

Diagram konteks adalah diagram yang

menggambarkan satu lingkaran besar yang dapat mewakili

54

seluruh proses yang terdapat di dalam suatu sistem.

Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD.

b. Diagram nol (level 1)

Diagram nol adalah diagram yang digunakan untuk

menggambarkan tahapan proses yang ada pada diagram

konteks. Di dalam diagram ini memuat penyimpanan data.

c. Diagram Rinci (level 2)

Pada level ini merupakan diagram yang merincikan

diagram nol (level 1).

2.5.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007:271), Entity

Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang

menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas beserta

hubungan yang terbentuk antar data tersebut. ERD tidak

menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data,

menghapus data dan mengubah data. ERD merupakan suatu

alat utama pemodelan data dan membantu menggambarkan

data ke dalam entitas dan hubungan antar entitas.

ERD mempunyai tiga elemen dasar, yaitu:

1. Entitas

Entitas adalah sesuatu yang ada dalam sistem, baik

nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana

terdapat data. Ada dua macam entitas yaitu entitas kuat

dan entitas lemah. Entitas kuat merupakan entitas yang

tidak memiliki ketergantungan dengan entitas lainnya.

Sedangkan entitas lemah merupakan entitas yang

kemunculannya tergantung pada keberadaaan entitas lain

dalam suatu relasi.

2. Relasi atau hubungan

Hubungan alamiah yang terjadi antara entitas, menyangkut

dua komponen yang menyatakan ikatan yang terjadi, yaitu

cardinality dan participation.

3. Atribut

55

Atribut merupakan pendeskripsian kelompok data yang

mempunyai karakteristik yang sama (data yang

mendeskripsikan entitas dan relasi).

Tabel 2.3 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram

Simbol Keterangan

Entitas

Relasi

Penghubung atribut dengan entitas dan

relasi dengan entitas

Langkah-langkah untuk membuat ERD, yaitu:

1. Identifikasi entitas

Mengidentifikasi peran, kejadian, lokasi, hal abstrak

atau konsep yang datanya disimpan oleh end-user.

2. Menentukan relasi

Menentukan hubungan atau relasi antara sepasang

entitas menggunakan relationship matriks.

3. Menggambar kasar ERD

Menggambarkan entitas-entitas dan relasi diantara

entitas untuk menghubungkannya.

4. Menentukan cardinality

Menentukan cardinality (pemunculan suatu entitas di

entitas lainnya yang berhubungan).

56

5. Menentukan primary key

Mengidentifikasi atribut data yang secara unik

mengidentifikasi setiap entitas.

6. Menggambar ERD berdasarkan atribut kunci

Menggambarkan ERD beserta primary key di setiap

entitas.

7. Identifikasi atribut lainnya

Mengumpulkan informasi detail yang penting dalam

sistem yang sedang dikembangkan.

8. Memetakan atribut

Meletakkan atribut dalam satu entitas yang tepat serta

mencari atribut yang ada dalam relasi.

9. Menggambar ERD lengkap dengan atribut

Menggambarkan ERD dengan menyesuaikan ERD

pada langkah 6 dengan entitas atau relasi pada langkah 8.

10. Memeriksa hasil

Memeriksa ERD yang dihasilkan untuk mengetahui

ketepatan ERD dengan sistem.

2.5.1.4 State Transition Diagram (STD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007:635), State

Transition Diagram (STD) adalah sebuah alat yang digunakan

untuk menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat

terjadi selama sesi yang dapat digunakan oleh user.

Tabel 2.4 Komponen State Transition Diagram

Simbol Keterangan

Simbol state, merupakan kumpulan

keadaan atau atribut yang mencirikan

seseorang atau benda pada waktu atau

kondisi tertentu

Simbol transition state, merupakan

perubahan yang digambarkan dengan

57

simbol panah dan setiap panah diberi

label.

2.5.2 Software Tools

2.5.2.1 XAMPP

Sidik (2012:72-73) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“XAMPP merupakan paket server web PHP dan database

MySQL yang paling populer di kalangan pengembang web

dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya.

XAMPP termasuk paket server yang paling mudah untuk

digunakan sebagai paket untuk pengembangan aplikasi web.

XAMPP termasuk paket yang paling bagus updatenya,

sehingga paling baik dipilih untuk digunakan untuk

development atau pun untuk produksi.”

2.5.2.2 Adobe Dreamweaver

“Adobe Dreamweaver adalah aplikasi yang digunakan

sebagai HTML editor professional untuk mendesain web

secara visual. Aplikasi ini juga biasa disebut dengan istilah

WYSIWYG (What You See Is What You Get), yang berarti

anda tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk

membuat sebuah site dan dapat melihat hasil desainnya secara

langsung.” (Andi, 2013:2).

2.5.2.3 PhpMyAdmin

Nugroho (2013:71) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“phpMyAdmin adalah tools MySQL Client berlisensi

Freeware, phpMyAdmin harus dijalankan di sisi server web

(misalnya: Apache web server) dan pada komputer harus

tersedia PHP, karena berbasis web.”

Fitur dalam PhpMyAdmin mendukung banyak fitur

MySQL, antara lain:

58

Menelusuri dan drop basisdata (database), tabel,

pandangan (view), bidang (fields) dan indeks.

Membuat, menyalin, drop, dan mengubah nama basisdata,

tabel, kolom dan indeks.

Pemeliharaan server, basisdata dan tabel,

dengan server konfigurasi.

Melaksanakan, mengedit dan penunjuk pernyataan-SQL,

bahkan batch-queries

Mengelola pengguna MySQL dan hak istimewa.

Mengelola prosedur penyimpanan.

2.5.3 DMBS Tools

“MySQL atau dibaca “My Sekuel” dengan adalah suatu RDBMS

(Relational Database Management System) yaitu aplikasi sistem yang

menjalankan fungsi pengolahan data.” (Sibero, 2013:97).

2.5.4 Programming Tools

2.5.4.1 PHP

Kadir (2013:17) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“PHP adalah bahasa pemrograman yang ditujukan untuk

kepentingan pembuatan aplikasi web. Sebagai bahasa

pemrograman untuk web, PHP bukanlah satu-satunya, tetapi

termasuk yang paling populer.”

“PHP merupakan secara umum dikenal sebagai bahasa

pemograman script yang membuat dokumen HTML secara

on the fly yang dieksekusi di server web, dokumen HTML

yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML

yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor

HTML, dikenal juga sebagai bahasa pemograman server side.

Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs

web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat

dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat

menggunakan script PHP.” (Sidik, 2012:4).

“PHP merupakan salah satu aplikasi eksternal yang

bisa digunakan oleh server web, sehingga server web tidak

59

sekedar untuk memberikan layanan dokumen HTML saja;

tetapi bisa juga menjadi program yang menerima masukan

dari luar dan memberikan luaran yang berasal dari database

atau pun sumber data lainnya menjadi dokumen HTML.”

(Sidik, 2012:5).

Beberapa keunggulan penting PHP dibandingkan

dengan bahasa scripting lainnya adalah sebagai berikut:

1. PHP mendukung banyak sistem basisdata, seperti

MySQL, PostgreSQL, Oracle, Informix, Interbase, dan

lain-lain.

2. PHP bersifat cross platform, artinya dapat dipakai di

hampir semua web server seperti Apache, AOL Server,

dan Microsoft Internet Information Service. Selain itu ,

PHP juga dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi,

seperti LINUX, UNIX, maupun diberbagai versi dari

Microsoft Windows.

3. PHP adalah program yang bersifat open source sehingga

siapapun dapat mengubah maupun menambahkan fungsi-

fungsi baru secara bebas. Oleh karena itu, PHP memiliki

siklus hidup yang sangat singkat (selalu up to date)

mengikuti perkembangan teknologi internet.

2.5.4.2 HTML

Menurut Connolly dan Begg (2010:1031), HTML

(HyperText Markup Language) adalah sebuah sistem untuk

menandai sebuah dokumen agar sistem tersebut dapat

dipublikasikan di web. HTML mendefinisikan apa yang

secara umum ditransmisikan antara node yang ada di dalam

jaringan.

2.5.4.3 JavaScript

Kadir (2013:13) lebih spesifik mengatakan bahwa,

“JavaScript adalah sebuah bahasa pemrograman berbentuk

60

skrip yang dapat dipakai untuk mengakses elemen-elemen di

dokumen HTML.”

2.5.4.4 CSS

“Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah satu

bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa

komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih terstuktur

dan seragam. Pada umumnya CSS dipakai untuk memformat

tampilan halaman web yang dibuat dengan bahasa HTML dan

XHTML.” Ardhana (2013:108)

CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, warna

bagian tubuh pada teks, warna table, ukuran border, warna

border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar

paragraph, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah,

dan parameter lainnya. CSS adalah bahasa style sheet yang

digunakan untuk mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya

CSS memungkinkan untuk menampilkan halaman yang sama

dengan format yang berbeda.

2.6 Hasil Rancangan Sistem Basisdata yang Serupa

2.6.1 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data E-Learning Berbasis

Web pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik Ricci II

Universitas : Bina Nusantara

Penulis : Tania Liana, Joko Ngalimin

Tahun : 2012

Ruang lingkup:

1. Perancangan e-Learning berbasiskan web untuk membantu

proses kegiatan belajar mengajar pada SMA Katolik Ricci II.

2. Penelitian ini untuk melakukan perancangan terhadap

beberapa fitur e- Learning yang terdiri dari :

a. Fitur admin : beranda, lihat pengumuman, ganti password,

keuangan, data kelas, data guru, data siswa, jadwal

pelajaran, jadwal mengajar, materi, tugas, pesan, set

pengumuman, set informasi dan news flash.

61

b. Fitur kepala sekolah : beranda, lihat pengumuman, lihat

informasi, data siswa, data guru, ganti password, profil,

pesan, forum.

c. Fitur wali kelas : beranda, lihat pengumuman, lihat

informasi, ganti password, kehadiran siswa, data siswa,

profil, pesan, forum.

d. Fitur guru : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi,

ganti password, profil, my class, materi, tugas, jadwal

mengajar, input nilai, pesan, forum.

e. Fitur siswa : beranda, lihat pengumuman, lihat informasi,

data absen, ganti password, profil, my class, materi, tugas,

keuangan, jadwal pelajaran, nilai, pesan, forum.

3. Penelitian ini tidak membahas mengenai infrastruktur

jaringan, keamanan serta biaya yang dibutuhkan.

4. Sistem e-Learning ini dirancang dengan bagian terdiri atas 5

aktor, yaitu karyawan sebagai administrator, kepala sekolah,

wali kelas, guru dan siswa SMA Katolik Ricci II.

2.6.2 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data untuk Mendukung

Sistem Akademis Berbasis Web pada SMA Mardi Yuana Bogor

Universitas : Bina Nusantara

Penulis : Erwin Chandra, Wiwi Anggraini, Shelly Mulyadi

Tahun : 2013

Ruang lingkup:

1. Menganalisa dan merancang basisdata yang digunakan untuk

membangun website pada instansi pendidikan SMA Mardi Yuana

Bogor,

2. Pembuatan sistem akademis digunakan untuk mengetahui

pengumuman dan kegiatan sekolah, informasi data pribadi siswa,

informasi data pribadi guru, jadwal kegiatan belajar mengajar,

jadwal ujian siswa,nilai tugas dan raport siswa, absensi, dan forum

diskusi,

3. Penelitian ini untuk melakukan rancangan terhadap beberapa fitur

akademis yang terdiri dari :

62

a. Fitur admin : input pengumuman, pelanggaran,

ekstrakurikuler, ganti password, keuangan, data kelas, data

guru, data siswa, jadwal pelajaran, jadwal mengajar, mengatur

pengumuman, mengatur informasi dan news flash.

b. Fitur wali kelas : lihat pengumuman, ganti password, absensi

siswa, profile, pesan, melihat nilai siswa, memasukkan nilai

ekstrakurikuler, forum.

c. Fitur guru : lihat pengumuman, ganti password, profile, jadwal

mengajar, memasukkan nilai siswa mata pelajaran yang

diajarkan, forum.

d. Fitur siswa : lihat pengumuman, data absensi, ganti password,

profile, jadwal pelajaran, nilai, pesan, pelanggaran,

ekstrakurikuler, dan forum.

e. Fitur orang tua : melihat absensi anak, nilai anak, pelanggaran

anak, keuangan, dan pengumuman.

4. Pengguna yang menggunakan sistem akademis ini adalah guru

dan siswa dari SMA Mardi Yuana Bogor. Untuk guru terbagi

lagi menjadi tata usaha, wali kelas, guru mata pelajaran, dan

admin. Masing-masing pengguna akan mempunyai ID

Pengguna dan password yang berbeda untuk melakukan login,

5. Membatasi pengaksesan basisdata untuk masing-masing

pengguna.

2.6.3 Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data E-Learning pada

SMAN 47 Jakarta

Universitas : Bina Nusantara

Penulis : Ervin Febriansyah, Apriyatno Putra Ishak, Gita Tiara

Leo

Tahun : 2013

Ruang lingkup:

1. Merancang basis data untuk menunjang e-learning mencakup

siswa, guru, dan admin.

2. Rancangan dalam aplikasi e-learning ini berfokus pada sistem

pendukung kegiatan belajar mengajar pada SMAN 47 Jakarta.

63

3. Membatasi hak akses untuk pengguna tertentu.

4. Perancangan aplikasi e-learning ditujukan kepada siswa, guru, dan

admin sebagai penggunanya.

5. Perancangan terhadap beberapa fitur e-learning yang terdiri dari:

a. Fitur siswa : beranda, melihat pengumuman, ganti password,

profil, my class, materi, tugas, jadwal pelajaran, jadwal ujian,

melihat nilai, status keuangan, forum.

b. Fitur guru : beranda, melihat pengumuman, ganti password,

profil, my class, materi, tugas, input nilai, forum.

c. Fitur admin : beranda, ganti password, ganti pengumuman,

keuangan, data kelas, data guru, data siswa, jadwal ujian,

jadwal pelajaran, mengatur status keuangan.

64