blepharitis

79
BLEFARITIS By: Wicaksono Harry 1. Identitas & analisis faktor resiko yang dimiliki Jenis kelamin : wanita dan pria sama banyaknya (bukan faktor resiko) Usia : semua usia dapat terkena (bukan faktor resiko) Alamat : bukan merupakan faktor resiko Pekerjaan : bukan merupakan faktor resiko Status perkawinan : bukan merupakan faktor resiko baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah untuk blefaritis Riwayat keluarga, kebiasaan dan pengobatan : bukan faktor resiko, namun perlu diperhatikan apabila pasien akhir-akhir ini sering terkena debu atau asap pada kelopak matanya kemungkinan blefaritis alergi. 2. Keluhan subjektif pasien yang jadi masalah dan hipotesis penyakit

Upload: denia-mariella-chantika

Post on 04-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

blepharitis

TRANSCRIPT

Page 1: blepharitis

BLEFARITIS

By: Wicaksono Harry

1. Identitas & analisis faktor resiko yang

dimiliki

Jenis kelamin: wanita dan pria sama banyaknya (bukan faktor resiko)

Usia: semua usia dapat terkena (bukan faktor resiko)

Alamat: bukan merupakan faktor resiko

Pekerjaan: bukan merupakan faktor resiko

Status perkawinan: bukan merupakan faktor resiko baik yang sudah

menikah maupun yang belum menikah untuk blefaritis

Riwayat keluarga, kebiasaan dan pengobatan: bukan faktor resiko,

namun perlu diperhatikan apabila pasien akhir-akhir ini sering terkena

debu atau asap pada kelopak matanya kemungkinan blefaritis alergi.

2. Keluhan subjektif pasien yang jadi

masalah dan hipotesis penyakit

Biasanya pasien akan datang dengan keluhan pedih, mata merah, gatal,

panas, dan adanya sisik/granulasi yang menempel pada bulu mata.

Keluhan lain yang dapat menyertai adalah adanya belek (kotoran mata)

di pagi hari, mata berair dan penglihatan kabur sementara.

3. Tanda-tanda objektif yang ditemukan

a. Pemeriksaan fisik

Status Generalis

KU : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan gizi : baik

Page 2: blepharitis

Tanda vital

Tekanan darah: biasanya normal, 120/80 mmHg

Menandakan bahwa tekanan darah pasien adalah normal,

dimana menurut JNC VII 2003 tekanan darah yang normal

adalah sistole kurang dari 120 dan diastole kurang dari 80

mmHg

Nadi: biasanya normal 80x/menit

Menandakan bahwa denyut nadi pasien dalam batas

normal,dimana denyut nadi yang normal adalah 60-100

x/menit

RR: biasanya normal, sekitar18x/menit

Menandakan bahwa pernafasan pasien normal, dimana

frekuensi pernapasan yang normal pada pria adalah 16-20

x/menit dan 14-18 x/menit untuk wanita. Tidak terdapat

retraksi, teratur, suara nafas vesikuler.

Suhu: afebris

Menandakan suhu tubuh pasien adalah normal, dimana

suhu tubuh normal antara 36,50C – 37,20C. Kepala

: normochepal

Rambut : Hitam, distribusi merata

Status Lokalis (Oftalmologi)

OD OSVisus 6/6

Tidak ada penurunan visus6/6Tidak ada penurunan visus

Page 3: blepharitis

Gerak bola mata

(normal ke segala arah)Kedudukan: ortoforia (kerja otot bola mata seimbang sehingga memungkinkan terjadinya fusi tanpa usaha apapun)

(normal ke segala arah)Kedudukan: ortoforia (kerja otot bola mata seimbang sehingga memungkinkan terjadinya fusi tanpa usaha apapun)

TIO n/p (normal/palpasi) 14-22 mmHg

n/p(normal/palpasi)14-22 mmHg

Palpebra Edema, hiperemis, secret (+) kering pada palpebra dan silia, folikel pada konjungtiva palpebra (+), pseudomembran (+), vesikel di kulit (-)

Edema, hiperemis, secret (+) kering pada palpebra dan silia, folikel pada konjungtiva palpebra (+), pseudomembran (+), vesikel di kulit (-)

Konjugtiva bulbi Kemotik (-), injeksi konjungtiva (-), subkonjungtiva bleeding (-)

Kemotik (-), injeksi konjungtiva (-), subkonjungtiva bleeding (-)

Kornea Jernih Jernih

COA dalam DalamIris/pupil Bulat, isokor, diameter 3

mm, refleks cahaya direk indirek +/+

Bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya direk indirek +/+

Lensa Jernih JernihVitreus Jernih jernihFundus Normal Normal

Efloresensi yang dapat ditemukan di kelopak mata:

Vesikel : gelembung berisi cairan serum, beratap berukuran kurang dari ½

cm garis tengah, dan mempunyai dasar, vesikel berisi darah

disebut vesikel hemorhagik.

Pustule : vesikel yang berisi nanah, bila nanah mengendap di bagian

bawah vesikel disebut vesikel hipopion.

Skuama : lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama dapat

Page 4: blepharitis

halus sebagai taburan tepung, maupun lapisan tebal dan luas

sebagai lembaran kertas. Dapat dibedakan, misalnya

pitiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-lapis),

iktiosiformis (seperti ikan), kutikular (tipis), lamellar (berlapis),

membranosa atau eksfoliative (lembaran-lembaran), dan

keratolitik (terdiri atas zat tanduk)

Krusta : cairan badan yang mengering. Dapat bercampur dengan jaringan

nekotik, maupun benda asing (kotoran, obat dan sebagainya).

Warnanya ada beberapa macam : kuning muda berasal dari

serum, kuning kehiauan berasal dari pus, dan kehitaman berasal

dari darah.

Hasil Pemeriksaan Fisik yang lain

No Penilaian Hasil Rujukan Interpretasi

1. THT Tidak ada kelainan Normal

2. Toraks (jantung) Ins : Iktus di ICS IV garis

midclavicular kiri

Per : redup

Aus : S1-S2 reguler,

bising(-), irama derap (-)

Normal

3. Toraks (paru) Ditemukan suara napas

vesikuler, (-) ronki, (-)

amforik

Normal

4. Abdomen: BU (+)

Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Normal

5. Ekstremitas Tidak edema Normal

b. Pemeriksaan penunjang

Page 5: blepharitis

Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap:

Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan

Hemoglobin (Hb) 13 g/dl 13 – 16 g/dl Kadar dalam batas

normal

Hematokrit (Ht) 36 % 36 – 40 % Kadar dalam batas

normal

Trombosit 200.000 /ul 150.000 –

450.000 /ul

Kadar dalam batas

normal

Leukosit 9000 /ul 5000 – 10.000 /ul Kadar dalam batas

normal, namun

pada beberapa

orang dapat terjadi

leukopeni

mengingat

etiologinya diduga

sebagai virus

Hitung Jenis/Diff.

Count

0/2/4/59/28/7 0-1/1-3/2-6/50-

70/20-40/2-8

Kadar dalam batas

normal, namun

perlu diingat pada

orang-orang

tertentu neutrofil

dapat meningkat

karena

penyebabnya

kemungkinan

adalah virus dan

eosinofil dapat juga

meningkat

Page 6: blepharitis

mengingat

etiologinya bisa

saja alergen

*waktu pas gw sp MTHT dr. husnun bilang kalo sebenernya tadinya

doi gak mau nglampirin hasil lab tapi krn disuruh nglampirin buat menuh-

menuhin checklist jadi dia lampirin tapi hasilnya normal semua

Pemeriksaan terhadap kerokan kelopak mata diperlukan untuk menentukan

jenis mikroorganisme (namun pemeriksaan jarang dilakukan pada kasus

blefaritis).

4. Identifikasi masalah dan diagnosis

Diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

- Edema: adanya dilatasi pembuluh darah => permeabilitas meningkat

=> cairan plasma keluar => edema

- Hiperemis: adanya dilatasi pembuluh darah

- Secret (+): sel goblet yang ikut meradang => lakrimasi banyak

sebabkan musin tidak berfungsi sehingga air mata tidak menempel

lama di epitel => kering pada palpebra dan silia

- Folikel pada konjungtiva palpebra (+): hyperplasia limfoid terutama

pada konjungtiva forniks karena infeksi

- Pseudomembran (+): adanya endapan sekret dan mudah diangkat.

Saat menuliskan suatu diagnosis blefaritis, maka penulisannya adalah

klasifikasi blefaritis dan disebutkan etiologinya, contoh : blefaritis

superfisial et causa streptococcus.

Masing-masing klasifikasinya terdapat pada bagian tinjauan pustaka.

5. Diagnosis banding

Jenis blefaritis yang lain apabila telah ditegakkan suatu jenis blefaritis,

namun perlu diingat apabila sudah ditegakkan diagnosis pasti (melalui

swab dengan pengerokan jaringan kelopak mata untuk memastikan

Page 7: blepharitis

etiologinya) maka tidak perlu lagi adanya diagnosis banding, diagnosis

banding disebutkan apabila diagnosis yang ditegakkan adalah diagnosis

kerja.

6. Tinjauan Pustaka

DEFINISI

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata yang disertai dengan

mata merah, gatal, panas, mata berair, mata kabur sementara yang

mengenai bola mata (Sidarta Ilyas, 2004).

             Blepharitis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena

terjadinya produksi minyak yang berlebihan yang berasal dari kelenjar

minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa produksi minyak bisa

menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat

kelopak mata yang juga sering didatangi bakteri (Dedeh Kurniasih,

2008).

       Blepharitis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang

sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak.

Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel

dan kelenjar rambut. Blepharitis ditandai dengan pembentukan minyak

berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan

lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal

ditemukan di kulit (www. human-medicine.blogspot.com).

Berdasarkan etiologi blefaritis dapat disebabkan oleh bakteri, virus,

jamur, parasit dan allergen.

1. Klasifikasi blefaritis yang disebabkan oleh bakteri

a.       Blepharitis superficial          

Bila infeksi terjadi di kelopak mata bagian superficial, biasanya

disebabkan oleh staphylococcus. Pengobatan yang terbaik adalah dengan

salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum

pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi

blepharitis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom

Page 8: blepharitis

untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang

biasanya menyertai blefaritis superfisial.

b.      Blepharitis seboroik             

Blepharitis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun),

dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah

sekret yang keluar dari kelenjar Meibom, air mata berbusa pada kantus

lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak

dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan

keropeng.

Blepharitis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar

penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan

dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan

kapas lidi hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom

ditekan dan dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat

timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi,

hordeolum dan madarosis.                          

c.       Blepharitis skuamosa

Blepharitis skuamosa adalah blepharitis yang disertai dengan adanya

skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak

terjadi luka pada kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama

yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada

orang yang berambut minyak. Blepharitis ini berjalan bersama dermatitik

seboroik.

Penyebab blepharitis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh

jamur. Pasien dengan blepharitis skuamosa akan terasa panas dan gatal.

Pada blepharitis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan

penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas

dari dasarnya mengakibatkan perdarahan.

Pengobatan blepharitis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi

kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai

dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi

Page 9: blepharitis

pada blepharitis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.

d.      Blepharitis ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blepharitis dengan tukak akibat

infeksi staphylococcus. Pada blepharitis ulseratif terdapat keropeng

berwarna kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang

yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata.

Pada blepharitis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan

keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit

bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam

dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada

blepharitis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau

basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat

staphylococcus. Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah

antibiotik sistemik dan diberi roboransia.

Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak

folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata,

hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan

terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat

trikiasis.                           

e.       Blepharitis angularis

Blepharitis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi

kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blepharitis angularis yang

mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga

dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi punctum lakrimal.

Blephariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya

bersifat rekuren. Blepharitis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin

dan Sengsulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut

mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

f.       Meibomianitis

Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan

Page 10: blepharitis

tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun

perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari

dalam berulang kali disertai antibiotik lokal. 

g. Hordeolum

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar yang terdapat pada

kelopak mata. Kuman yang merupakan penyebab hordeolum biasanya

adalah stafilokokus. Hordeolum secara histopatologik gambarannya

seperti abses. Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti

abses. Hordeolum ada dalam 2 bentuk yaitu hordeolum internum atau

yang disebut juga radang kelenjar meibom, dengan penonjolan terutama

ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum eksternum atau yang disebut

juga radang kelenjar zeiss atau moll, terdapat penonjolan terutama ke

daerah kulit kelopak atau keluar.

Hordeolum memberikan gejala radang pada kelopak mata seperti

bengkak, mengganjal dengan rasa sakit, merah, nyeri bila ditekan.

Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar dibanding

hordeolum eksternum: adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat

bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien

dengan hordeolum kelenjar preaurikel biasanya turut membesar. Sering

hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya. Untuk

mempercepat peradangan kelenjar ini dapat diberikan kompres hangat, 3

kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.

Pengobatan hordeolum adalah dengan antibiotika lokal dan sistemik.

Kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi

terbesar. Penyulit hordeolum adalah selulitis palpebra yang merupakan

radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan penyulit

yang lain adalah abses palpebra.

h. Kalazion

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang

tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan

infeksi ringan yang mengakibatkjan peradangan kronis kelenjar tersebut.

Page 11: blepharitis

Kalazion akan memberikan gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak

hiperemi, tidak ada nyeri tekan, dan adanya psudoptosis. Kelenjar

preaurikel tidak membesar. Kadang-kadang mengfakibatkan perubahan

bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi

pada mata tersebut. Kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya

akibat diabsorbsi dan sering untuk mengurangkan gejala dilakukan

ekskokleasi isi jaringan abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi

kalazion tersebut.

Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres hangat,

antibiotika setempat dan sistemik. Insisi dilakukan seperti ekskoriasi pada

hordeolum internum. Bila terjadi kalazion yang berulang kali sebaiknya

dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan

diagnosis dengan kemungkinan suatu keganasan.

2. Klasifikasi berdasarkan virus

a. Herpes zoster

Merupakan manifestasi infeksi virus herpes zoster pada ganglion gaseri

saraf trigeminus. Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan

terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata. Susunan persarafan

mempunyai sifat lateralisasi sehingga gejala tidak akan melampaui garis

median kepala. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia

lanjut.

Gejala yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena

dan badan berasa hangat. Pada kelopak akan terlihat vesikel dan infiltrate

pada kornea. Pengobatan biasanya tidak spesifik dan hanya simptomatik.

Penyulit yang dapat terjadi pada herpes zoster oftalmik adalah uveitis,

parese otot penggerak mata, glaucoma, dan neuritis optic.

b. Herpes simplex

Terdapat 2 tipe, yakni HSV 1 dan HSV 2, namun yang menyebabkan

blefaritis adalah HSV 1 karena hsv 2 penularannya melalui genital.

Gejalanya dapat berupa vesikel bergerombol yang dikelilingi eritema

pada kelopak mata dan dapat menyerang saraf trigeminus. Untuk

Page 12: blepharitis

pentalaksanaannya dapat diberikan asiklovir.

c. Vaksinia

Gejalanya ditandai dengan adanya pustule dengan indentasi di sentral.

Terapinya tidak spesifik

d. Moluskum contangiosum

Gejalanya adalah terdapat benjolan dengan gaung di sentral, biasanya

disertai dengan konjungtivitis. Terapinya tidak ada yang spesifik namun

terkadang diperlukan pembedahan (ekstirpasi) dan pemberian antibiotic

untuk mencegah infeksi sekunder.

3. Klasifikasi berdasarkan jamur

Infeksi jamur pada kelopak mata, (blefaromikosis) juga ditandai dengan

adanya alopesia, kulit bersisik, hyperemia pada kelopak mata. Jenis jamur

penyebabnya pada umumnya adalah mikrosporum sp atau trichofiton

mentagrofit. Untuk memastikan jamur mana perlu dilakukan pemeriksaan

mikroskopis di laboratorium dengan lampu wood atau membuat kultur

dalam agar sabourouds dekstrosa. Pemeriksaan mikroskopik terhadap

contoh biopsy diperlukan untuk mengetahui apakah mikosis sudah

merasuk ke dalam jaringan yang lebih dalam. Pada umumnya blefaritis

yang disebabkan oleh jamur terbagi:

- Infeksi superficial

Infeksi jamur pada kelopak superficial. Diterapi dengan griseofulvin 1-2

mg untuk epidermomikosis dan nistatin topical untuk kandida

- Infeksi jamur dalam

Infeksi jamur secara sistemik. Terapinya disesuaikan dengan etiologi

4. Parasit

Blefaritis yang disebabkan parasit memperlihatkan gejala yang mirip

dengan jamur yaitu alopesia (dalam berbagai derajat), pruritus dan

hyperemia. Dapat juga dilihat adanya lesi bersisik atau basah, dan

oedema. Parasit yang mungkin dapat ditemukan adalah demodex atau

sarcoptex. Dalam suatu laporan klinik pernah ditemukan cacing

strongyloides sp. Pernah juga dilaporkan adanya cacing jantung

Page 13: blepharitis

(dirofilaria immitis) sebagai penyebab blefarospasmus mengiringi

epifora, miosis, penonjolan kelopak mata ketiga (third eyelid), fotofobia

dan vaskularisasi pada sclera. Karena adanya reaksi-reaksi alergik sering

pula memperlihatkan tanda yang sama seperti oedema, hyperemia pada

kelopak mata.

Selain klasifikasi berdasarkan etilogi terdapat pula klasifikasi

berdasarkan lokasi:

- Blefaritis anterior: mengenai kelopak mata bagian luar depan

(tempat melekatnya bulu mata)

- Blefaritis posterior: mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian

kelopak mata yang bersentuhan dengan mata)

EPIDEMIOLOGI

Bisa terjadi pada semua usia dan daerah di Indonesia. Pada 5% dari total

jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%

berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata).

Insidensi blefaritis menurut WHO: blefaritis stafilokokus sering terjadi

pada wanita dengan usia rata-rata 42 tahun dan biasanya disertai dengan

mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi pada

pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada

33% kasus, sedangkan pada blefaritis meibomianitis juga umum terjadi

pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50 tahun dan disertai sindrom

mata kering

ETIOLOGI

Infeksi atau alergi yang biasanya berjalan kronik atau akibat disfungsi

kelenjar Meibom. Alergi dapat disebabkan debu, asap,bahan kimia

iritatif, atau bahan kosmetik.. Infeksi oleh bakteri disebabkan Stafilokok,

Streptococcus alpha/beta hemolyticus, Pneumokok, Pseudomonas,

Demodex folliculorum, hingga Pityrosporus ovale yang menyebabkan

blepharitis seroboik. Infeksi oleh virus disebabkan Herpes zoster, Herpes

Page 14: blepharitis

simpleks, Vaksinia dan Moluskum kontagiosum, sedangkan oleh jamur

dapat menyebabkan infeksi atau sistemik, dan parasit dapat disebabkan

pedikulosis.

ANATOMI

Struktur anatomi mata :

- Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata berupa

selubung berserabut putih dan relatif kuat

- Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata

dan bagian luar sklera.

- Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan

pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu

memfokuskan cahaya. Memiliki diameter sekitar 12 mm dan jari-jari

kelengkungan sekitar 8 mm.

- Lapisan koroid : lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh

darah dan suatu bahan pigmen, tidak menutupi kornea.

- Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.

- Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di

belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah

cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

- Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor

aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke

retina.

- Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian

belakang bola mata, berfungsi mengirimkan pesan visual melalui

saraf optikus ke otak. Retina terbagi menjadi 10 lapisan dan memiliki

reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan sel kerucut pada lapisan ke-

9.

- Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan

visual dari retina ke otak.

- Bintik buta : cakram optik yang merupakan bagian fovea dekat

Page 15: blepharitis

hidung, merupakan tempat percabangan serat saraf dan pembuluh

darah ke retina, tidak mengandung sel batang ataupun kerucut,

terletak pada region sekitar 13L – 18L.

- Humor aqueous : cairan jernih dan encer yang mengalir di antara

lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan

sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus

siliaris.

- Humor vitreous : gel transparan / cairan kental yang terdiri dari

bahan berbentuk serabut, terdapat di belakang lensa dan di depan

retina (mengisi segmen posterior mata).

Alat-alat Tambahan Mata

Alat-alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata

dan aparatus lakrimalis.

Alis

terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya

untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat.

Palpebra (Kelopak mata)

Palpebra merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di

depan bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata

bawah. Kelopak mata berfungsi melindungi mata dan berkedip untuk

Page 16: blepharitis

melicinkan dan membasahi mata.

Pada pinggir kelopak mata terdapat silia (bulu mata). Tarsus merupakan

bagian dari kelopak mata yang berlipat-lipat. Ruang antara ke-2 kelopak

disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan “melotot”

atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan

disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea

(minyak) dan sudorifera (keringat).

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta

mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di

depan kornea. Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk

melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan

mata.

Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di

bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva

tarsal.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian:

- Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat,

kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.

- Otot seperti : M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam

kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M.

Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M.

Levator palpebra berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau

membuka mata.

- Di dalam kelopak terdapak tarsus yang merupakan jaringan ikat

dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada

margo palpebra.

-   Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosa berasal dari rimaorbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

Aparatus lakrimalis (sistem saluran air mata).

Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior, melalui

duktus eksretorius masuk ke dalam sakus konjungtiva, melalui bagian

Page 17: blepharitis

depan bola mata terus ke sudut tengan bola mata ke dalam kanalis

lakrimalis mengalir ke duktus naso-lakrimalis terus ke meatus nasalis

inferior.

Otot mata

Otot mata merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari 8 buah otot, 6 buah

otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, 1 buah mengangkat

kelopak mata ke atas dan 1 buah untuk menutup kelopak mata.

a)    M. levator palpebrae superior inferior, fungsinya mengangkat

kelopak mata

b)    M. orbikularis okuli, fungsinya untuk menutup mata.

c)    M. rektus okuli medial, fungsinya menggerakkan mata kearah dalam

d) M. rektus okuli lateral, fungsinya menggerakkan mata kearah luar

e) M. rektus okuli superior, fungsinya menggerakkan mata ke atas

f)    M. rektus okuli inferior fungsinya untuk menggerakkan mata ke

bawah.

g)    M.obliquus okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke

bawah dan ke dalam

h) M.obliquus okuli superior, fungsinya menggerakkan bola mata ke

atas dan ke luar.

Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari

kelenjar Meibow. Kelenjar sebacea yang terletak pada akar bulu-bulu

mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Hordeolum

(bintit).

Apparatus lakrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis,

canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

HISTOLOGI MATA

Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica

fibrosa, tunica vasculosa, dan tunica nervosa.

- Tunica Vibrosa

Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang

Page 18: blepharitis

sangat kuat. Sklera berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada

lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan

berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian

memfokuskannya. Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan

air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan

dari debu.

Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu

sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola

mata.

- Tunica Vasculosa

Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari

depan ke belakang terdiri dari iris, corpus siliaris dan koroid. Koroid

merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan

ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Bagian

depan dari lapisan iris ini disebut pupil yang terletak di belakang

kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan

menyempitnya bagian ini. Saat masuk ke dalam suatu kamar yang

gelap gulita, maka mata akan berusaha melihat dengan melebarkan

pupil mata dengan bantuan nervus oftalmikus agar cahaya yang

masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian

sebaliknya jika berada pada ruangan yang terlalu terang maka mata

akan berusaha untuk menyempitkan mata karena silau untuk

mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan konstriksi.

Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang

dapat mengatur jumlah cahaya yang masuk. Di sebelah dalam pupil

terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebut muskulus

siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata,

yang selalu bekerja untuk memfokuskan penglihatan. Seseorang yang

melihat benda dengan jarak yang jauh tidak mengakibatkan otot lensa

mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak

yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena

Page 19: blepharitis

otot lensa harus menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal

sehingga dapat memfokuskan penglihatan pada benda-benda

tersebut.

Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi

caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan

Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan

bola mata

- Tunica Nervosa

Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak

pada bagian belakang koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam

dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan

pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang

berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar

100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat

pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). Sel-sel ini

berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada

sedikit cahaya.

Sel batang tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif

terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat

ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang

fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan

pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan

untuk penglihatan pada cahaya remang-remang. Sel kerucut atau

cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin

yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-

masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-

masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang

ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna

tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya

terang.

Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan

Page 20: blepharitis

melalui sinap ke neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang

akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf otak ke II (optikus)

yang menembus koroid dan sklera menuju otak. Bagian yang

menembus ini disebut dengan discus opticus/optic disc, dimana

discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut, maka

cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa

sehingga disebut dengan bintik buta.

Konjungtiva

Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel

epitel silinder bertingkat, superficial dan basal. Lapisan epitel

konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat

persambungan mukokutan pada tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel

epitel skuamosa. Sel-sel epitel superficial mengandung sel-sel goblet

bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet

ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata

diseluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada

sel-sel superficial dan di dekat linbus dapatmengandung pigmen.

Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superficial) dan

satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan

limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam

Page 21: blepharitis

folikel tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang

sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan

mengapa konjungtivitis inklusi pada neonatus bersifat papiler  bukan

folikuler dan mengapa kemudian menjadi folikuler. Lapisan fibrosa

tersusun dari jaringan penyambungyang melekat pada lempeng tarsus.

Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva.

Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata. Kelenjar air mata asesori

(kelenjar krause dan wolfring), yang struktur dan fungsinya mirip

kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar

krause berada di forniks atas, dan sedikit ada diforniks bawah. Kelenjar

wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.

Kornea

Merupakan 1/6 bagian anterior bola mata, jernih, transparan,

permukaannya halus, di tengah tebalnya 0,7-0,8 mm, sedangkan di tepi

1,1 mm, sedikit lebih tebal daripada sklera. Secara histologis terbagi

menjadi 5 lapisan yaitu:

Epitel kornea, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Terdiri atas

5-6 lapis sel-sel yang mempunyai daya regenerasi sanagat baik. Stratum

basale tampak gambaran mitosis, sel mengalami pergantian sekitar 7 hari.

Epitel kornea mendapat ujung bebas saraf sensoris N.V terbanyak

dibanding bagian mata lain sehingga sangat sensitif.

Membrana Bowman, lapisan homogen pucat. Terdiri atas fibrin kolagen

halus dan tidak terdapat sel atau serat elastin. Berfungsi memberi

stabilitas dan kekuatan kornea, tidak terdapat di limbus.

Stroma, merupakan 90 % tebal kornea, transparan, tersusun atas serat

kolagen sejajar yang saling menyilang. Sel dan seratnya terbenam dalam

substansi amorf glikoprotein yang bersifat metakromasi.

Membrana Descemet, strukturnya homogen terdiri atas serat kolagen

halus tersusun seperti jala.

Endotel kornea, epitel selapis gepeng membatasi permukaan dalam

kornea. Terdapat organel yang dapat bertranspor aktif dan sisntesis

Page 22: blepharitis

protein untuk sekresi.

Limbus kornea merupakan peralihan antara kornea dan sklera, lebarnya

sekitar 1mm. terdapat pembuluh darah dan limfe. Epitelnya tebal terdapat

10 lapis atau lebih dan menjadi kontinu dengan konjungtiva.

Lakrime

Dihasilkan oleh glandula lakrimalis dan glandula lakrimalis pelengkap

(kelenjar krause dan

wolfring).

Mengandung lisozim

dan laktoferin yang

bersifat bakterisid,

membentuk film air

mata prekorneal yang

terdiri dari 3 lapisan:

- Lapisan luar

terdiri dari lipid. Disekresi oleh Gl. Meibom dan Zeiss. Berfungsi

mencegah penguapan air mata.

- Lapisan tengah dari air. Disekresi oleh Gl. Lakrimalis, Krause dan

Wolfring. Berfungsi untuk suplai oksigen dan antibakteri.

- Lapisan dalam dari musin. Disekresi oleh sel goblet, kriptus Henle,

dan kelenjar Manz. Berfungsi mengubah permukaan epitel kornea dari

hidrofobik menjadi hidrofilik.

Palpebra

Bagian luar palpebra mempunyai gambaran histologik sama dengan kulit

tipis pada umumnya, sedangkan bagian dalam palpebra berupa epitel

berlapis silindris dengan sel goblet.

Dermis di ujung palpebra lebih padat dan mempunyai papil dermis yang

lebih tinggi. Di sini tumbuh rambut kasar yaitu bulu mata. Di belakang

dan di antara folikel-folikel bulu mata terdapat kelenjar apokrin (kelenjar

Page 23: blepharitis

Moll), dengan saluran keluarnya bermuara ke folikel rambut.

Di bawah dermis terdapat m. orbicularis oculi berupa jaringan otot skelet.

Otot skelet yang ada di belakang salurang kelenjar Meibom yaitu m.

siliaris Riolani.

Di bagian tengah palpebra terdapat jaringan ikat fibrosa merupakan

rangka kelopak mata disebut tarsus. Tarsus ini tebal di pangkal kelopak

mata, makin ke ujung semakin tipis. Dalam tarsus terdapat deretan

kelenjar sebasea yaitu kelenjar Meibom, muaranya ke satu saluran

keluar dan tidak berhubungan dengan folikel rambut. Epitel konjungtiva

makin ke pangkal makin tinggi dan di forniks terdapat lipatan mukosa.

FISIOLOGI

Mata adalah organ fotosensitif yang sangat berkembang dan rumit, yang

memungkinkan analisis cermat dari bentuk, intensitas cahaya, dan warna

yang dipantulkan objek. Mata terletak dalam struktur bertulang yang

protektif di tengkorak, yaitu rongga orbita. Setiap mata terdiri atas sebuah

bola mata fibrosa yang kuat untuk mempertahankan bentuknya, suatu

sistem lensa untuk memfokuskan bayangan, selapis sel fotosensitif, dan

suatu sistem sel dan saraf yang berfungsi mengumpulkan, memproses,

dan meneruskan informasi visual ke otak.

Tidak semua cahaya yang melewati kornea mencapai fotoreseptor peka

cahaya karena adanya iris, suatu otot polos tipis berpigmen yang

membentuk struktur seperti cincin di dalam aqueous humour. Lubang

bundar di bagian tengah iris tempat masuknya cahaya ke bagian dalam

mata adalah pupil. Iris mengandung dua kelompok jaringan otot polos,

satu sirkuler dan yang lain radial. Karena serat- serat otot memendek jika

berkontraksi, pupil mengecil apabila otot sirkuler berkontraksi yang

terjadi pada cahaya terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk

ke mata. Apabila otot radialis memendek, ukuran pupil meningkat yang

terjadi pada cahaya temaram untuk meningkatkan jumlah cahaya yang

Page 24: blepharitis

masuk.

Untuk membawa sumber cahaya jauh dan dekat terfokus di retina, harus

dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat. Kemampuan

menyesuaikan kekuatan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat

maupun jauh dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi.

Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.

Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan

koroid di sebelah anterior. Pada mata normal, otot siliaris melemas dan

lensa mendatar untuk penglihatan jauh, tetapi otot tersebut berkontraksi

untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk

penglihatan dekat. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot

siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis

menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.

Proses Visual Mata

Proses visual dimulai saat cahaya memasuki mata, terfokus pada retina

dan menghasilkan sebuah bayangan yang kecil dan terbalik. Ketika

dilatasi maksimal, pupil dapat dilalui cahaya sebanyak lima kali lebih

banyak dibandingkan ketika sedang konstriksi maksimal. Diameter pupil

ini sendiri diatur oleh dua elemen kontraktil pada iris yaitu papillary

constrictor yang terdiri dari otot-otot sirkuler dan papillary dilator yang

terdiri dari sel-sel epitelial kontraktil yang telah termodifikasi. Sel-sel

tersebut dikenal juga sebagai myoepithelial cells.

Jika sistem saraf simpatis teraktivasi, sel-sel ini berkontraksi dan

melebarkan pupil sehingga lebih banyak cahaya dapat memasuki mata.

Kontraksi dan dilatasi pupil terjadi pada kondisi dimana intensitas cahaya

berubah dan ketika kita memindahkan arah pandangan kita ke benda atau

objek yang dekat atau jauh. Pada tahap selanjutnya, setelah cahaya

memasuki mata, pembentukan bayangan pada retina bergantung pada

kemampuan refraksi mata.

Beberapa media refraksi mata yaitu kornea (n=1.38), aqueous humour

(n=1.33), dan lensa (n=1.40). Kornea merefraksi cahaya lebih banyak

Page 25: blepharitis

dibandingkan lensa. Lensa hanya berfungsi untuk menajamkan bayangan

yang ditangkap saat mata terfokus pada benda yang dekat dan jauh.

Setelah cahaya mengalami refraksi, melewati pupil dan mencapai retina,

tahap terakhir dalam proses visual adalah perubahan energi cahaya

menjadi aksi potensial yang dapat diteruskan ke korteks serebri. Proses

perubahan ini terjadi pada retina.

Retina memiliki dua komponen utama yakni pigmented retina dan

sensory retina. Pada pigmented retina, terdapat selapis sel-sel yang berisi

pigmen melanin yang bersama-sama dengan pigmen pada koroid

membentuk suatu matriks hitam yang mempertajam penglihatan dengan

mengurangi penyebaran cahaya dan mengisolasi fotoreseptor-

fotoreseptor yang ada. Pada sensory retina, terdapat tiga lapis neuron

yaitu lapisan fotoreseptor, bipolar dan ganglionic. Badan sel dari setiap

neuron ini dipisahkan oleh plexiform layer dimana neuron dari berbagai

lapisan bersatu. Lapisan pleksiform luar berada diantara lapisan sel

bipolar dan ganglionic sedangkan lapisan pleksiformis dalam terletak

diantara lapisan sel bipolar dan ganglionic.

Setelah aksi potensial dibentuk pada lapisan sensori retina, sinyal yang

terbentuk akan diteruskan ke nervus optikus, chiasma optikus, optic tract,

lateral geniculate dari thalamus, superior colliculi, dan korteks serebri.

Retina sebagai detektor cahaya

Retina mengubah bayangan cahaya menjadi impuls listrik saraf yang

dikirim ke otak. Penyerapan suatu foton cahaya oleh sebuah fotoreseptor

menimbulkan suatu reaksi fotokimia di fotoreseptor yang melalui suatu

cara akan memicu timbulnya sinyal listrik ke otak, yang disebut suatu

potensial aksi. Foton harus di atas energi minimum untuk dapat

menimbulkan reaksi.

Ada 2 tipe umum reseptor cahaya di retina, yaitu :

a.      Sel Kerucut

Jumlahnya sekitar 6,5 juta di masing-masing mata.

Page 26: blepharitis

Digunakan untuk penglihatan siang hari (fotopik).

Berguna untuk melihat detail halus dan mengenali beragam

warna.

Tersebar di seluruh retina, terutama di fovea sentralis.

Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar

550 nm pada region kuning hijau.

b.     Sel Batang

Jumlahnya sekitar 120 juta di masing-masing mata.

Digunakan untuk penglihatan malam hari (skotopik).

Berguna untuk penglihatan perifer.

Tidak tersebar merata di retina namun memiliki kepadatan

maksimum di sudut sekitar 20L.

Memiliki sensitivitas maksimum di panjang gelombang sekitar

510 nm pada region biru-hijau.

Pembedaan warna

Penglihatan warna terjadi melalui dua tingkatan proses, yaitu pada tingkat

reseptor sesuai dengan teori triwarna, sedangkan pada saraf optik dan di

luarnya sesuai dengan teori antagonis.

Teori triwarna menganggap bahwa pada retina terdapat 3 macam pigmen

yang mempunyai penyerapan maksimum terhadap warna biru, hijau, dan

merah pada spectrum. Pigmen-pigmen ini terdapat pada reseptor secara

terpisah yang masing-masing mengirimkan impuls-impuls yang dapat

dibedakan ke otak. Teori antagonis menganggap bahwa retina

mempunyai aktivitas yang lebih kompleks. Ada 6 macam tanggapan

retina yang terjadi dalam bentuk pasangan antagonistik. Rangsangan

yang menghasilkan setiap tanggapan tunggal dapat menekan kegiatan

anggota pasangan lain.

Ukuran sel batang dan kerucut yang begitu kecilnya, jika dikombinasikan

dengan indeks bias relatifnya yang tinggi menunjukkan bahwa sel batang

dan kerucut dapat bertindak sebagai pemandu gelombang optik, yang

secara selektif mentransmisikan energi hanya di dalam suatu pita

Page 27: blepharitis

gelombang karakteristik sempit bagi sel batang atau kerucut. Secara

teoritis, energi cahaya dalam suatu pemandu yang berupa serat

ditransmisikan dalam bermacam ragam yang karakteristik, artinya, ada

selektivitas warna dalam retina.

Pembiasan cahaya pada mata

Mata memiliki seperangkat komponen optik yang mampu membiaskan

sinar yang melaluinya. Komponen optik tersebut adalah sistem lensa,

terdiri atas kornea, anterior chamber (aquous humor), lensa, dan posterior

chamber (vitreous humor). Pembiasan sistem lensa bersifat konvergen

menuju ke retina. Konvergensi pembiasan sistem lensa menjamin tajam

pengihatan (visus) normal manusia.

Index bias

Konvergensi adalah proses pembiasan sinar yang memusat, dihasilkan

dari sebuah sistem lensa positif. Positif atau negatif merupakan ukuran

indeks bias (refraction index), yaitu rasio antara kecepatan rambat

cahaya melalui media hampa dibandingkan dengan kecepatan rambat

cahaya melalui media tertentu yang spesifik. Indeks bias dapat

diilustraikan melalui persamaan berikut :

n = c/v

dimana c adalah kecepatan rambat cahaya pada media hampa dan v

adalah kecepatan rambat cahaya pada media tertentu yang spesifik

Pembiasan terjadi ketika sinar melalui 2 atau lebih media dengan indeks

bias yang berbeda. Konvergensi terjadi bila sinar dari media yang

memiliki kerapatan molekul lebih rendah melalui media yang memiliki

kerapatan molekul yang lebih tinggi, sehingga diperoleh sinar hasil

pembiasan yang cenderung dibelokan menuju garis median. Divergensi

terjadi bila sinar dari media yang memiliki kerapatan molekul lebih

tinggi melalui media yang memiliki kerapatan molekul yang lebih

rendah, sehingga diperoleh sinar hasil pembiasan yang cenderung

menjauhi garis median. Data indeks bias setiap komponen sistem lensa

Page 28: blepharitis

dapat dilihat pada tabel berikut

]Setiap perubahan indeks bias yang terjadi baik itu asalnya dari luar

mata ataupun pada komponen sistem optik mata akan menyebabkan

kelainan pembiasan (refraksi). Gangguan pembiasan menyebabkan

sinar hasil refraksi tidak tepat pada retina, sehingga menyebabkan tajam

penglihatan (visus) mengalami penurunan. Contoh perubahan indeks

bias yang berasal dari luar mata adalah saat menyelam di dalam air.

Perlu diingat pembiasan cahaya adalah suatu proses pembelokan arah

rambat cahaya karena cahaya melewati 2 medium yang memiliki

kerapatan yang berbeda. Jadi, jika cahaya melewati air setelah itu udara,

System lensa N

Kornea 1,37

Aqueous

humor

1,33

Korteks lensa 1,38

Medulla lensa 1,41

Vitreous homor 1,33

Page 29: blepharitis

maka cahaya akan dibelokkan dengan sudut sesuai kerapatan

mediumnya. Pada proses pembiasan, cahaya akan dibelokkan menjauhi

garis normal jika melewati medium rapat ke renggang dan sebaliknya.

Pada mata juga terjadi pembiasan. Lensa mata akan membelokkan

cahaya yang masuk agar jatuh tepat di bintik kuning sehingga kita bisa

melihat sesuatu dengan jelas. Jika bayangan tidak jatuh tepat di bintik

kuning, maka kita tidak akan melihat sesuatu dengan jelas. Saat

menyelam di dalam air kerapatan mata akan hampir sama dengan

kerapatan air. Ini terjadi karena pada saat mata di dalam air, air masuk

ke dalam mata sehingga mata terisi oleh air. Dengan kerapatan yang

hampir sama, pembiasan/pembelokkan pun hampir tidak terjadi

sehingga cahaya tidak dibelokkan agar jatuh di bintik kuning. Sehingga

ini membuat mata tidak dapat melihat dengan jelas saat di dalam air.

Namun jika memakai kacamata selam/renang, air tidak akan masuk ke

mata sehingga kerapatan mata tidak akan berubah dan tidak akan sama

dengan kerapatan air. Ini membuat mata dapat melihat di dalam air

apabila memakai kacamata renang.

Sedangkan gangguan pembiasan cahaya yang asalnya dari dalam mata

yang dapat menyebabkan perubahan sistem optik mata antara lain:

xerophthalmia pada kornea, katarak pada korteks dan medulla lensa, dan

glaukoma pada anterior dan posterior chamber. Gangguan yang muncul

dapat berupa penambahan dan pengurangan konvergensi system lensa.

Refraksi mata

Sistem optik mata yang baik menyebabkan terkumpulnya sinar hasil

pembiasan pada retina. Posisi bintik kuning retina sendiri terletak pada

garis median dari system lensa mata. Bila sinar datang sejajar sumbu

utama akan dibelokan melalui jari-jari lensa, sedangkan bila sinar datang

melalui pusat kelengkungan lensa akan diteruskan dan bila sinar datang

dari arah selain itu akan dibelokan sejajar sumbu utama.

Kelainan refraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata

sehingga pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina (bintik kuning).

Page 30: blepharitis

Untuk memasukkan sinar atau bayangan benda ke mata diperlukan suatu

sistem optik. Diketahui bahwa bola mata mempunyai panjang kira-kira

2.0 cm. Untuk memfokuskan sinar ke retina diperlukan kekuatan 50.0

dioptri. Lensa berkekuatan 50.0 dioptri mempunyai titik api pada titik

2.0 cm.

Definisi dioptri adalah penyebar yang dalam bahasa Yunani nya adalah

diopter yang merupakan ukuran atau satuan kuat lensa atau cermin yang

besarnya sama dengan kebalikan dari jarak focus lensa atau cermin itu

dalam satuan dan dirumuskan

P = 1 / f

Keterangan :

f : jarak focus (m)

P : kuat lensa (m-1 = dioptri)

Misalnya sebuah lensa mempunyai jarak focus 20 sentimeter, maka kuat

lensa itu adalah 1 / 0,20 = 5 dioptri (D).

Pada mata yang tidak memerlukan alat bantu penglihatan (biasa disebut

mata normal) terdapat 2 sistem yang membiaskan sinar yang

menghasilkan kekuatan 50.0 dioptri. Kornea mata mempunyai kekuatan

80% atau 40 dioptri dan lensa mata berkekuatan 20% atau 10 dioptri.

Menurut Ilyas kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegas

tidak dibentuk pada retina. Pada kelainan refraksi terjadi

ketidakseimbangan sistem optik pada mata sehingga menghasilkan

bayangan yang kabur. Pada mata normal kornea dan lensa membelokkan

sinar pada titik fokus yang tepat pada sentral retina. Pada kelainan

refraksi, sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, akan tetapi dapat di

depan atau di belakang retina dan mungkin tidak terletak pada satu titik

yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia,

hipermetropia, dan astigmat.

Emetropia (mata normal) berasal dari kata Yunani, emetros, yang berarti

ukuran normal atau pembiasan sinar dalam mata dalam keseimbangan

wajar, dan opsis, yang berarti penglihatan. Mata emetropia akan

Page 31: blepharitis

mempunyai penglihatan normal, 6/6 atau 100%.

Ametropia (mata dengan kelainan refraksi) berasal dari bahasa Yunani;

ametros, yang berarti tidak seimbang/sebanding, dan opsis, adalah

penglihatan. Jadi ametropia adalah suatu keadaan mata dengan kelainan

refraksi dimana mata yang dalam keadaan tanpa akomodasi atau istirahat

memberikan bayangan sinar sejajar pada fokus yang tidak terletak pada

retina.

Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat dibanding bagian mata

lainnya. Lensa mata memegang peranan membiaskan sinar terutama

pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat.

Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea atau adanya

perubahan panjang bola mata maka sinar normal tidak dapat terfokus

pada makula. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa

miopia, hipermetropia, atau astigmat. Kelainan lain pada pembiasan

mata normal adalah gangguan perubahan kecembungan lensa akibat

berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi

dimana gangguan ini dapat terjadi pada usia lanjut yang disebut

presbiopia.

Bentuk-bentuk ametropia :

A. Miopia (rabun jauh)

Miopia atau biasa disebut sebagai rabun jauh diakibatkan berkurangnya

kemampuan untuk melihat jauh akan tetapi dapat melihat dekat dengan

jelas. Menurut Jenkins pada penderita miopia, titik fokus sinar yang

datang dari benda yang jauh jatuh di depan retina.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab terjadinya miopia :

1. faktor herediter atau keturunan

2. faktor lingkungan

3. faktor gizi

Menurut Ilyas, miopia pada anak dimasukkan ke dalam dua kelompok:

• kongenital, yang biasanya miopia tinggi

• developmental (perkembangan), yang biasanya terlihat pada anak

Page 32: blepharitis

berusia 7-10 tahun, tidak begitu berat dan lebih mudah ditangani.

Keduanya berjalan progresif dan memerlukan pemeriksaan kacamata

yang teratur. Sering terlihat pada anak miopianya berjalan progresif

yang mungkin disebabkan bekerja atau membaca dekat.

Miopia ditentukan dengan ukuran lensa negatif di dalam dioptri, dimana

1.00 dioptri merupakan kekuatan lensa yang memfokuskan sinar sejajar

pada jarak satu meter.

Klasifikasi beratnya miopia :

• miopia ringan <-2.00 dioptri

• miopia sedang -2.00 hingga -6.00 dioptri

• miopia berat -6.00 hingga -9.00 dioptri

• miopia sangat berat >-9.00 dioptri

Miopia dapat diobati dengan menggunakan lensa negatif atau biasa juga

disebut lensa konkaf/divergen.

B. Hipermetropia

Hipermetropia juga dikenal dengan istilah rabun dekat. Hipermetropia

lebih jarang dibandingkan dengan miopia. Penderita hipermetropia

mengalami kesulitan untuk melihat dekat akibat sukarnya lensa mata

berakomodasi. Dan biasanya keluhan akan semakin bertambah seiring

dengan bertambahnya usia yang diakibatkan melemahnya otot siliar

untuk berakomodasi dan berkurangnya kekenyalan lensa. Pada

hipermetropia, fokus bayangan jatuh dibelakang retina. Adapun bentuk

hipermetropia dimana penderita mengalami kelainan refraksi sehingga

memerlukan kacamata dengan lensa positif untuk melihat jauh, hal ini

disebut hipermetropia absolut. Untuk membantu penglihatan bagi

penderita hipermetropia digunakan lensa positif atau

konveks/konvergen.

C. Astigmat(Silinder)

Yang dimaksud dengan astigmat atau silinder disini adalah terdapatnya

variasi kelengkungan kornea atau lensa mata pada meridian yang

berbeda yang akan menyebabkan sinar tidak terfokus pada satu titik

Page 33: blepharitis

sehingga penderita tidak dapat melihat dengan fokus/berbayang

Astigmat merupakan akibat bentuk kornea yang oval seperti telur, makin

lonjong bentuk kornea makin tinggi astigmat mata tersebut.

Umumnya setiap orang mempunyai astigmat ringan. Astigmat bisa

bersifat diturunkan atau terjadi sejak lahir dan biasanya berjalan bersama

dengan miopia dan hipermetropia dan tidak banyak terjadi perubahan

selama hidup.

Menurut Ilyas seorang penderita astigmat biasanya akan memberikan

keluhan :

• Melihat ganda dengan satu atau kedua mata

• Melihat benda bulat menjadi lonjong

• Pada astigmat, penglihatan akan kabur untuk jauh maupun dekat

• Untuk melihat sering mengecilkan celah kelopak mata

• Sakit kepala

• Mata tegang atau pegal

• Mata cepat lelah

Satuan atau ukuran pada astigmat dinyatakan dengan silinder dapat

dengannotasi minus ataupun notasi plus. Dimana pada astigmat terdapat

axis yang menyatakan sudut sumbu garis yang menghubungkan titik

pertengahan pupil dengan titik nodus.

Kenaikan silinder berpengaruh juga terhadap besar pertumbuhan spheres

untuk miopia maupun astigmat. Misal kenaikan silinder sebesar -0.25

maka dapat berarti kenaikan spheres sebesar -0.25 dan notasi kenaikan

silinder menjadi +0.25 dengan axis ditambah atau dikurangi 90o. Hal ini

dapat terjadi karena adanya ekuivalensi silinder terhadap spheres.

Contoh : dalam resep didapat ukuran Sph -1.00 Cyl - 0.50 Axis 90o

(notasi silinder minus) maka akan sama dengan Sph -1.50 Cyl +0.50

Axis 180o (notasi silinder menjadi plus). Untuk koreksi astigmat

digunakan lensa silinder.

D. Presbiopia (mata tua)

Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia,

Page 34: blepharitis

dimana akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan

berkurang. Pada umumnya jika telah berada pada usia diatas 40 tahun

seseorang akan membutuhkan kacamata baca akibat telah terjadinya

presbiopia.

Untuk membantu kekurangan daya akomodasi pada presbiopia

dipergunakan lensa positif untuk menambah kekuatan lensa yang

berkurang sesuai usia. Menurut Ilyas pada pasien presbiopia diperlukan

kacamata baca atau adisi/penambahan untuk membca dekat yang

berkekuatan tertentu, biasanya :

• +1.00 dioptri untuk usia 40 tahun

• +1.50 dioptri untuk usia 45 tahun

• +2.00 dioptri untuk usia 50 tahun

• +2.50 dioptri untuk usia 55 tahun

• +3.00 dioptri untuk usia 60 tahun

Dikarenakan jarak baca biasanya adalah 33 cm, maka adisi +3.00 dioptri

adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang.

Suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang berbeda

antara mata kanan dan kiri disebut anisometropia.

Dioptri adalah ukuran kekuatan pembiasan sebuah lensa sebagai bagian

meter, dimana bila lensa memfokuskan sinar sejajar melalui lensa yang

berkekuatan 1.00 dioptri dibiaskan pada jarak 1 meter.

Kacamata

Terdapat berbagai alat dan cara untuk memperbaiki tajam penglihatan

seperti menggunakan kacamata, lensa kontak maupun bedah refraksi.

Seperti diketahui kacamata merupakan alat bantu penglihatan yang

paling banyak dipergunakan oleh karena perawatan yang lebih mudah

dan relatif lebih murah. Tetapi menggunakan kacamata juga terdapat

keluhan-keluhan seperti :

• kacamata tidak selalu bersih

• coating kacamata mengurangi kecerahan warna benda yang dilihat

Page 35: blepharitis

• mengubah wajah

• jika ukuran dioptri/spheres tinggi lensa tebal

• sering pegal pada pangkal hidung dan telinga

Lensa

Pada kacamata lensa merupakan bagian yang paling penting sebab lensa

itulah yang memberikan koreksi penglihatan. Lensa bekerja

membelokkan jalan sinar yang disebut pembiasan atau refraksi. Lensa

bersifat menyebarkan atau memusatkan sinar yang melaluinya.

Menurut Ilyas untuk membantu koreksi penglihatan lensa terdapat

beberapa jenis, yaitu :

- lensa negatif (lensa divergen atau lensa konkaf)

Lensa negatif dapat dengan permukaan plano konkaf, konkaf gand dan

konkaf konveks. Lensa ini tebal pada bagian perifer/tepi lensa dan pada

bagian sentral lebih tipis. Lensa ini digunakan untuk koreksi

miopia/rabun jauh.

- lensa postif (lensa konvergen atau lensa konveks)

Lensa positif dipergunakan untuk koreksi hipermetropia/rabun dekat.

Lensa ini kebalikan dari lensa negatif, dimana bagian perifer lebih tipis

dibandingkan bagian sentral.

lensa cylinder (silinder)

Lensa ini diperlukan untuk memperbaiki kelainan refraksi astigmat.

Lensa silinder mempunyai kekuatan maksimal pada satu sumbu. Sumbu

dari bagian yang melengkung disebut sebagai sumbu silinder atau biasa

disebut axis. Letak sumbu pada mata berkisar antara 0 hingga 180

derajat.

Berdasarkan bahannya lensa terdapat dua jenis yaitu lensa kaca dan

lensa plastik. Keuntungan dan kerugian lensa kaca dibandingkan dengan

lensa plastik :

a. Lensa kaca lebih mudah berembun dibandingkan lensa plastik;

b. Lensa kaca lebih mudah pecah dibandingkan lensa plastik;

Page 36: blepharitis

c. Lensa plastik lebih mudah tergores dibandingkan lensa kaca;

d. Lensa kaca lebih berat dibandingkan lensa plastik;

e. Lensa kaca lebih tipis dibandingkan lensa plastik.

Berdasarkan fokusnya lensa dibagi menjadi tiga yaitu :

- Lensa Single Vision (SV), atau lensa single focus yaitu lensa untuk

koreksi satu masalah penglihatan saja

- Lensa Bifocal/Bifocus , yaitu lensa yang dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat digunakan untuk koreksi dua masalah penglihatan

dimana lensa yang bagian atasnya untuk koreksi penglihatan jauh dan

bagian bawah untuk koreksi penglihatan dekat;

- Lensa Multifocus, biasa disebut juga lensa progressive, yaitu lensa

yang seperti bifocus akan tetapi tanpa batas garis dengan kekuatan

spheresnya bertambah perlahan dari atas hingga bawah, kelebihannya

selain dapat digunakan untuk melihat jauh dan dekat dapat pula

untuk melihat jarak menengah/sedang.

Spheres

Spheres adalah ukuran lensa yang ditulis pada resep untuk lensa koreksi

yang menyatakan bentuk lensa (negatif atau positif) dan besar koreksi

mata yang diperlukan dengan satuan dioptri.

Kepekaan dan ketajaman mata

Ada tiga macam ukuran kepekaan / ketajaman mata, yaitu :

1. Ambang kuantum

Ambang kuantum merupakan jumlah minimum foton yang diperlukan

untuk merangsang sebuah tanggapan sensor. Ambang kuantum ini

berperan untuk menentukan ketajaman penglihatan seseorang di tempat

gelap – seseorang dengan ambang kuantum yang baik, akan memiliki

penglihatan yang lebih baik di tempat gelap, artinya dengan sedikit foton

saja sudah mampu mengaktifkan sensor optikus (sel batang dan kerucut).

2. Ambang penerangan

Ambang penerangan merupakan ukuran kepekaan relatif mata terhadap

cahaya dengan aneka macam panjang gelombang. Penglihatan untuk

Page 37: blepharitis

adaptasi gelap disebut skotopik dan terang disebut fotopik.

3. Ketajaman

Ketajaman yang dimaksud merupakan ukuran ketajaman penglihatan dan

diukur dengan pemisahan sudut minimum terhadap dua buah objek dan

bukan satu. Batas terendah teoritis untuk resolusi dua buah titik cahaya

adalah sebesar 0,1 mrad, sedangkan pada kenyataannya, dengan

penglihatan paling tajam dan kondisi yang optimum manusia dapat

memisahkan sudut pemisahan sekitar 0,2 mrad.

Cacat mata

1. Miopia (penglihatan dekat)

Karakteristik : titik jauh kurang dari tak berhingga, bayangan

jatuh di depan retina.

Penyebab umum : bola mata panjang atau kornea terlalu

lengkung.

Diperbaiki dengan : lensa negatif / cekung / minus

2. Hipermetropia (penglihatan jauh)

Karakteristik : titik dekat lebih dari punctum proximum mata

normal, yaitu 25 cm, bayangan jatuh di belakang retina.

Penyebab umum : bola mata pendek atau kelengkungan kornea

kurang.

Diperbaiki dengan : lensa positif / cembung / plus.

3. Astigmatisme

Karakteristik : benda titik nampak bergaris-garis sedangkan benda

bergaris-garis dilihat baik hanya pada arah tertentu saja.

Penyebab umum : kelengkungan kornea tidak merata.

Diperbaiki dengan : lensa silindris atau lensa kontak keras.

4. Presbiopia (mata tua)

Karakteristik : titik dekat lebih dari 25 cm, titik jauh kurang dari

tak berhingga.

Penyebab umum : kurangnya akomodasi.

Page 38: blepharitis

Diperbaiki dengan : lensa bifokal atau trifokal.

4. Buta warna

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-

sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat

faktor genetis.

Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari

orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked,

karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak

membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara

penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat

istilah ‘pembawa sifat’ hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang

membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik

tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada

umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan

faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom

X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita

buta warna.

Sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih,

serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi

ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama

sel kerucut. 

Tajam Penglihatan

Tajam penglihatan merupakan padanan dari bahasa inggris "Visual

Acuity" yang didefinisikan sebagai buruk atau jelasnya penglihatan yang

bergantung pada tingkat kejelasan upaya pemfokusan di retina.

Ketajaman penglihatan merupakan kemampuan sistem penglihatan untuk

membedakan berbagai bentuk. Penglihatan yang optimal hanya dapat

Page 39: blepharitis

dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, stuktur mata yang

sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat.

Tajam penglihatan dapat dibagi lagi menjadi recognition acuity dan

resolution acuity. Recognition acuity adalah tajam penglihatan yang

berhubungan dengan detail dari huruf terkecil, angka ataupun bentuk

lainnya yang dapat dikenali. Resolution acuity adalah kemampuan mata

untuk mengenali dua titik ataupun benda yang mempunyai jarak sebagai

dua objek yang terpisah.

Jarak 6 meter menjadi standar pengukuran tajam penglihatan. Tes tajam

penglihatan (visus) dilakukan pada jarak 6 meter dari Snellen chart. Hasil

pemeriksaan visus normal adalah 6/6, artinya benda yang seharusnya

dapat dilihat dengan jelas pada jarak 6 meter, ternyata dapat dilihat

dengan jelas pada jarak 6 meter. Bila hasil pemeriksaan menyatakan visus

< 6/6, misal 4/6 atau 5/6, maka benda yang seharusnya dapat dilihat

dengan jelas pada jarak 6 meter, ternyata dapat dilihat dengan jelas pada

jarak 4 dan 5 meter.

Akomodasi

Benda yang terletak pada jarak kurang dari 6 meter, maka perlu ada

penambahan konvergensi lensa. Akomodasi mata merupakan upaya

penambahan konvergensi lensa agar mata tetap dapat melihat benda yang

jaraknya kurang dari 6 meter. Kemampuan akomodasi semakin

berkurang dengan bertambahnya umur. Hal ini terlihat dari ukuran titik

dekat pada setiap kelompok umur yang semakin bertambah. Titik dekat

adalah jarak terdekat benda dari mata yang masih dapat diidentifikasi

dengan jelas.

Akomodasi terjadi karena kontraksi dari m ciliaris yang memiliki origo

pada lensa dan insersi pada orbita. Kontraksi m ciliaris menarik orbita

mendekat ke media sehingga jarak superior dengan posterior orbita

berkurang. Secara tidak langsung hal ini menyebabkan tekanan pada

lensa mata ke arah medial, sehingga menyebabkan kelengkungan lensa

Page 40: blepharitis

(terutama posterior) bertambah cembung.

Akomodasi menyebabkan seakan-akan jarak benda bertambah, atau

menjauh karena bagian posterior lensa bertambah cembung ke dalam.

Selain jarak benda, jari-jari dan diameter lensa juga bertambah saat

akomodasi. Efek samping lain yang muncul saat akomodasi adalah

peningkatan tekanan chamber, terutama posterior. Hal inilah yang

menyebabkan munculnya rasa nyeri tumpul (kemeng), ditambah dengan

terbentuknya asam laktat dari kontraksi m ciliaris menyebabkan

akomodasi mata tak dapat dilakukan terlalu lama.

Pemeriksaan Tajam Penglihatan

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata.

Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab

kelainan mata yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan. Tajam

penglihatan perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan

mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan

dengan kartu Snellen dan bila penglihatan kurang maka tajam

penglihatan diukur dengan menentukan kemampuan melihat jumlah jari

(hitung jari), ataupun proyeksi sinar. Untuk besarnya kemampuan mata

membedakan bentuk dan rincian benda ditentukan dengan kemampuan

melihat benda terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu.

Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan

kacamata dan setiap mata diperiksa terpisah.

Mata yang tidak dapat membaca satu huruf pun pada kartu Snellen diuji

dengan cara menghitung jari. Jika tidak bisa menghitung jari, mata

tersebut mungkin masih dapat mendeteksi tangan yang digerakkan secara

vertikal atau horizontal. Tingkat penglihatan yang lebih rendah lagi

adalah kesanggupan mempersepsi cahaya. Mata yang tidak dapat

mempersepsi cahaya dianggap buta total.

Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau

kemampuan melihat seseorang, seperti:

- Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada

Page 41: blepharitis

jarak enam meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat

pada jarak enam meter.

- Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan

angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30.

- Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan

angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50.

- Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada

jarak enam meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat

pada jarak 60 meter.

- Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen

maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang

normal pada jarak 60 meter.

- Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang

diperlihatkan pada jarak tiga meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan

pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai dampai 1/60, yang

berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.

- Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan

pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat

gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya

dapat melihat lambaian tangan pada jarak satu meter berarti tajam

penglihatannya adalah 1/300.

- Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak

dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam

penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak

tidak berhingga.

- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka

dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta nol (Ilyas, 2009).

Nilai Tajam Penglihatan dalam Meter, Kaki dan Desimal

Snellen (6 meter) 20 kaki. Sistem Desimal

6/6. 20/20. 1.0

Page 42: blepharitis

5/6. 20/25. 0.8

6/9. 20/30. 0.7

5/9. 15/25. 0.6

6/12. 20/40. 0.5

5/12. 20/50. 0.4

6/18. 20/70. 0.3

6/60. 20/200. 0.1

Uji Lubang Kecil/pinhole

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah tajam penglihatan yang

kurang terjadi akibat kelainan refraksi atau kelainan organik media

penglihatan. Penderita duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6

meter. Penderita disuruh melihat huruf terkecil yang masih terlihat

dengan jelas. Kemudian pada mata tersebut ditaruh lempeng berlubang

kecil (pinhole atau lubang sebesar 0.75 mm). Bila terdapat perbaikan

tajam penglihatan dengan melihat melalui lubang kecil berarti terdapat

kelainan refraksi. Bila terjadi kemunduran tajam penglihatan berarti

terdapat gangguan pada media penglihatan. Mungkin saja ini diakibatkan

kekeruhan kornea, katarak, kekeruhan badan kaca, dan kelainan makula

lutea.

Uji Pengkabutan (Fogging Test)

Uji pemeriksaan astigmatisme dengan memakai prinsip mengistirahatkan

akomodasi dengan memakai lensa positif. Dengan mata istirahat pasien

disuruh melihat astigmatism dial (juring astigmatisme). Bila garis vertikal

yang terlihat jelas berarti garis ini telah terproyeksi baik pada retina

sehingga diperlukan koreksi bidang vertikal dengan memakai lensa

silinder negatif dengan sumbu 180 derajat. Penambahan kekuatan silinder

diberikan sampai garis pada juring astigmatisme terlihat sama jelasnya.

Uji Duokrom (Uji Keseimbangan Merah Biru)

Pada mata emetropia sinar merah dibiaskan di belakang retina sedang

sinar hijau di depan, demikian pula dengan mata yang telah dikoreksi

Page 43: blepharitis

dengan tepat. Penderita duduk dengan satu mata ditutup dan melihat pada

kartu merah hijau yang ada huruf diatasnya. Pada pasien diminta untuk

memberitahu huruf diatas warna yang tampak lebih jelas. Bila terlihat

huruf diatas hijau lebih jelas berarti mata hipermetropia, sedang pada

miopi akan lebih jelas huruf pada warna merah. Pada keadaan diatas

dilakukan koreksi sehingga huruf diatas warna hijau sama jelas dibanding

huruf diatas warna merah.

Uji Dominan Mata

Uji ini bertujuan untuk mengetahui mata dominan pada anak. Anak

diminta melihat pada satu titik atau benda jauh. Satu mata ditutup

kemudian mata yang lainnya. Bila mata yang dominan yang tertutup

maka anak tersebut akan menggerakkan kepalanya untuk melihat benda

yang matanya dominan.

Uji Crowding Phenomenon

Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ambliopia. Penderita diminta

membaca huruf kartu Snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu

persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien

disuruh melihat sebaris huruf yang sama. Bila terjadi penurunan tajam

penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut

adanya crowding phenomenon pada mata tersebut. Mata ini menderita

ambliopia.

Penurunan Tajam Penglihatan

Penurunan tajam penglihatan dapat disebabkan oleh berbagai faktor

seperti usia, kesehatan mata dan tubuh dan latar belakang pasien. Tajam

penglihatan cenderung menurun sesuai dengan meningkatnya usia

seseorang. Jenis kelamin bukan merupakan suatu faktor yang

mempengaruhi ketajaman penglihatan seseorang. Dari penelitian yang

dilakukan di Sumatera, Indonesia, didapat bahwa penyebab tertinggi

terjadinya low vision atau visual impairment adalah katarak, kelainan

refraksi yang tidak dikoreksi, amblyopia, Age-related Macular

Degeneration, Macular Hole, Optic Atrophy, dan trauma. Kelainan

Page 44: blepharitis

refraksi merupakan suatu kelainan mata yang herediter.

Pemeriksaan Pupil

Pupil harus tampak simetris (isokor), dan masing-masing harus diamati

ukuran, bentuk (bulat atau tidak teratur) dan reaksinya terhadap cahaya

dan akomodasi. Perhatikan juga ada atau tidaknya respons langsung dan

konsensual.

Pemeriksaan Motilitas Mata

Tujuan menguji motilitas mata adalah untuk mengevaluasi kesejajaran

kedua mata dan gerakannya, baik sendiri-sendiri (duksi) maupun

bersamaan (versi). Pemeriksaan motilitas mata dapat dilakukan melalui

uji kesejajaran yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu uji

kesejajaran binokular sederhana dan uji menutup (cover test); dan uji

gerak ekstraokular.

Uji kesejajaran binokular sederhana. Uji ini dilakukan dengan

meminta pasien melihat ke senter yang berjarak beberapa kaki. Akan

terlihat sebuah cahaya kecil yang merupakan pantulan pada setiap kornea,

yang dalam normalnya terletak dipusat masing-msaing pupil jika kedua

mata berpadu lurus. Jika posisi mata konvergen, sehingga salah satu mata

mengarah ke dalam (esotropia), maka pantulan cahaya akan berada di

sebelah temporal pupil mata tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika

posisi mata divergen, dimana salah satu mata mengaraj ke luar

(eksotropia), mka pantulan cahaya akan berada di sebelah nasl pupil mata

tersebut. Uji ini dapat dilakukan pada bayi dan anak .

Uji gerak ekstraokular.

Kedua mata psien diminta mengikuti objek ketika objek tersebut

digerakkan ke salah satu dari mepat arah pandangan utama. Diperhatikan

kecepatan, kelancaran, rentang jarak, dan simetri gerakan serta perlu

dicatat adanya ketiidakstabilan fiksasi. Uji ini juga dapat dilakukan

dengan salah satu mata tertutup (uji duksi atau rotasu monokular),

dimana mata yang lain mengikuti sasaran yang bergerak dalam semua

arah pandangan; lalu perhatikan apakaha ada pengurangan gerakan rotasi

Page 45: blepharitis

yang mengisyaratkan adnya keterbatasan dalam idang kerja otot yang

bersangkutan

Oftalmoskop

Perangkat ini dibagi atas 3 bagian

1. Atas

Bagian ini sering disebut sebagai Projector Head dan di sinilah lokasi dari

sumber sinar dan media okuler tersedia yang letaknya saling bertolak

belakang. Beberapa perusahaan memberikan bantalan di atas bagian

okuler (bagian paling atas) atau menyediakan asesoris tambahan berupa

plastik sepanjang kira-kira 5 cm yang berguna sebagai sandaran dahi agar

supaya pengaplikasiannya lebih mudah.

2. Sleeve atau lengan

Sleeve ini identik dengan pembentukan sinar yang anda inginkan. Berkas

sinar melebar dengan ketajaman sinar yang rendah disebut Sleeve Up,

sedangkan berkas sinar ramping (seperti asesoris stenopic slit pada trial

lens) dengan ketajaman sinar yang tinggi dikenal sebagai sleeve down.

Persis dibawah sleeve ada alat pemutar sudut dari berkas sinar yang pada

nantinya berkas sinar bisa tampil secara vertikal, horizontal dan miring

tergantung pada axis yang dibentuk oleh media mata pasien.

3. Battery

Bagian ini adalah tempat tangan anda menggengam retinoskop dan juga

pengaturan intensitas sinar yang ingin anda hasilkan. Patut digaris bawahi

sebaiknya intensitas sinar jangan terlalu tinggi dimana bila ini terjadi

pasien akan merasa silau dan pedih. Retinoskop digunakan sebagai salah

satu alternatif pemeriksaan obyektif

KRITERIA DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala (seperti yang sudah disebutkan

diatas) dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menegakkan diagnosis pasti

diperlukan swab kulit kelopak mata untuk menentukan etiologinya

apakah bakteri, jamur atau alergen

Page 46: blepharitis

PATOFISIOLOGI

Mata merah yang terjadi pada pasien diakibatkan karena adanya reaksi

inflamasi (iritatif) akibat adanya benda asing, sehingga dikeluarkan

mediator proinflamasi (seperti prostaglandin E2, prostasiklin) yang

mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah.

Jaras Nyeri

Zat-zat kimia dan rangsangan fisik (mekanik) dapat memicu terjadi

pruritus.Stimulasi terhadap ujung saraf bebas yang terletak di dekat junction

dermoepidermal yang bertanggung jawab untuk sensasi ini. Sinaps terjadi

di akar dorsal korda spinalis (substansia grisea), bersinaps dengan neuron

kedua yang menyeberang ke tengah, lalu menuju traktus spinotalamikus

kontralateral hingga berakhir di thalamus. Dari thalamus,terdapat neuron

ketiga yang meneruskan rangsang hingga ke pusat persepsi di korteks

serebri.

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

Dikeluarkannya mediator proinflamasi seperti prostaglandin e2 dan prostasiklin

Mata terasa pedih dan seperti kelilipan

hiperlakrimasi

Permeabilitas pembuluh darah meningkat dan cairan plasma keluar

Kelopak mata hiperemisEdema palpebra

Menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah

Kedua mata sering berair sebagai kompensasi tubuh untuk melawan benda asing sehingga diproduksi banyak air mata

Terjadinya hyperplasia limfoid lokal sebagai bentuk pertahanan tubuh

Page 47: blepharitis

Pasien tidak perlu dirawat inap, pasien diedukasi untuk tidak menggaruk

kelopak mata, memakai salep dengan teratur, dan yakinkan bahwa

penyakit ini dapat sembuh dengan pengobatan yang teratur.

Medikamentosa

Bersihkan dengan garam fisiologis hangat kemudian diberikan antibiotik

yang sesuai. Pada blepharitis sering diperlukan kompres hangat. Pada

infeksi ringan diberi antibiotik lokal sekali sehari pada kelopak dan

kompres basah dengan asam borat. Bila terjadi blepharitis menahun,

maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk

mengeluarkan nanah.

Pada blepharitis seboroik, kelopak harus dibersihkan dengan kapas lidi

hangat, soda bikarbonat, atau nitras argentin 1%. Dapat digunakan salep

sulfonamid untuk aksi ketoritiknya. Kompres hangat selama 5-10 menit,

tekan kelenjar Meibom dan bersihkan dengan sampo bayi. Diberikan

juga antibiotik lokal, prednisolon 0,125% dua kali sehari, dan antibiotik

sistemik, tetrasiklin 2 x 250 mg atau sesuai dengan hasil kultur.

Pengobatan pada infeksi virus bersifat simtomatik, antibiotik diberikan

bila terdapat infeksi sekunder.

Bila disebabkan jamur, infeksi superfisial diobati dengan griseofulvin

0,5-1 gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi dan diteruskan

sampai 1-2 minggu setelah gejala menurun. Bila disebabkan kandida

diberikan nistatin topikal 100.000 unit per gram.

Pada infeksi jamur sistemik, bila disebabkan Aktinomises atau Nokardia

diobati dengan sulfonamid, penisilin, atau antibiotikspektrum luas.

Amfoterisin B diberikan untuk histoplasmosis, sporotrikosis,

aspergilosis, dan lainnya, dimulai dengan 0,05-0,1 mg/kg Bb secara

intravena lambat selama 6-8 jam dalam dekstrosa 5%. Dosis dinaikkan

sampai 1 mg/kg BB, namun total tidak boleh dari 2 gram. Pengobatan

diberikan setiap hari selama 2-3 minggu atau sampai gejala berkurang.

Hati-hati karena toksik terhadap ginjal.

Pada blepharitis akibat alergi dapat diberikan steroid lokal atau sistemik,

Page 48: blepharitis

namun harus dicegah pemakaian lama. Untuk mengurangi gatal, berikan

antihistamin. 

KOMPLIKASI

- Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir

yang menutupi belakang kelopak dan bola mata yang disebabkan oleh

proses infeksi, iritasi, fisik atau respon alergi, ditandai dengan

hyperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan

banyak sekret purulen kental.

- Keratitis

Keratitis adalah peradangan pada kornea, yaitu jaringan di bagian depan

mata yang menutupi pupil dan iris. Keratitis dapat disebabkan oleh

cedera yang relatif kecil, seperti goresan kuku, atau pemakaian lensa

kontak yang terlalu lama yang dapat menular. Keratitis juga dapat

disertai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit.

Jika tidak diobati, atau jika infeksi semakin parah, keratitis dapat

mengakibatkan komplikasi serius yang secara permanen dapat merusak

penglihatan.

- Trikiasis

Trikiasis merupakan keadaan tumbuhnya bola mata kea rah dalam yang

akan menggosok-gosok jaringan bagian dalam seperti kornea dan

konjungtiva sehingga menimbulkan peradangan padanya. Mata akan

merasa kelilipan, dengan fotofobia dan lakrimasi. Pengobatan trikiasis

adalah dengan melakukan epilasi (mencabut bulu mata) disertai

kauterisasi dan bila disertai dengan entropion maka dilakukan tarsotomi

atau dibedah plastik.

- Madarosis

Madarosis adalah suatu keadaan estetik yang memperlihatkan adanya

kehilangan bulu mata (cillarymadarosis) atau alis mata

(superciliarymadarosis) yang permanen. Biasanya disebabkan oleh

Page 49: blepharitis

peradangan pada kelopak mata (blepharitis), tapi juga dapat disebabkan

oleh Trichotillomania, (gangguan psikis yang menyebabkan seseorang

terdorong untuk menarik rambutnya). Selain itu, kondisi ini diketahui

berhubungan dengan berbagai kelainan autoimun (alopecia areata,

lupus), kanker, efek samping obat-obatan, kelainan pada sistem endokrin

(hypothyroidism, hyperthyroidism) dan kelainan sistemik. Selain

masalah estetik yang mengganggu, Madarosis tidak menimbulkan rasa

sakit pada bagian fisik ataupun mengganggu fungsi dasar dari tubuh.

Untuk memperbaiki masalah estetik, rangsangan agar bulu-bulu tersebut

dapat tumbuh kembali dapat dilakukan dengan memakai obat-obatan

atau implan rambut.

PROGNOSIS

Ad Vitam: Ad Bonam

Seberat-beratnya blefaritis hingga terjadi komplikasi sekalipun tidak

akan menimbulkan kematian.

Ad Fungsionam: Ad Bonam

Dengan pengobatan yang benar sesuai etiologi dan segera fungsi

kelopak mata akan tetap berfungsi normal sebagaimana mestinya.

Ad Sanationam: Ad Bonam

Dengan menghindari faktor – faktor yang dapat menimbulkan blefaritis

maka prognosis kekambuhan pada pasien ini adalah ad bonam.