bk ajar rekayasa fondasi iii
DESCRIPTION
aaaaTRANSCRIPT
REKAYASA FONDASI III
Oleh : Setyanto
( Digunakan di lingkungan sendiri , sebagai buku ajar mata kuliah Rekayasa Fondasi III )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANFAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMPUNG2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Buku Ajar : REKAYASA FONDASI III
Mata Kuliah terkait : Rekayasa Fondasi III
Kode Mata Kuliah : SPL 413
Fakultas : Teknik
Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Nama Penulis : Setyanto
N I P : 195508301984031001
Bandar Lampung, 10 Nopember 2010
Ketua Jurusan Penyusun
Ir.Syukur Sebayang , MT Ir. Setyanto, MTNIP.195003091986031001 NIP. 195508301984031001
MengetahuiDekan Fakultas Teknik
Dr. Ir.Lusmelia Afriani, DEA.NIP 196505101993032008
2
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL …………………………………………… iHALAMAN PENGESAHAN …………………………………… 2KATA PENGANTAR …………………………………………… 3DAFTAR ISI …………………………………………………… 4DAFTAR TABEL ……………………………………………………DAFTAR GAMBAR / GRAFIK ……………………………………
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………… 5 A. Latar Belakang …………………………………………… 5 B. Kaitan Buku Ajar dengan Mata Kuliah …………………… 5
BAB II. FONDASI MESIN …………………………………… 6
A. Macam-macam tipe fondasi mesin…………………………… 6 B. Persyaratan umum fondasi mesin………………………………7 C. Kriteria dimensi …………………………………………… 8 D. Teori getaran……………………………………………… 10 E. Gerak harmonik……………………………………………… 11 F. Getaran fondasi …………………………………… 15
CONTOH – CONTOH SOAL …………………………………… 27DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 55INDEX ……………………………………………………………LAMPIRAN ……………………………………………………………
3
KATA PENGANTAR
Sesuai dengan perkembangan global yang dialami dunia, termasuk dunia konstruksi, maka tidak jarang terjadi persaingan juga dalam dunia perancangan maupun pelaksanaan konstruksi. Dalam mengimbangi persaingan tersebut diperlukan nilai-nilai tambah yang cukup memadahi bagi semua pelaksana, khususnya para ahli dibidang teknik sipil, yang pada dasarnya mendapatkan bekal dari bangku kuliah . mengingat kondisi yang demikian penulis berminat untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa / i sesuai dengan bidang geoteknik yang ditekuni.
Penulisan buku ajar Rekayasa Fondasi III ini merupakan lanjutan dari buku ajar Rekayasa Fondasi I dan Rekayasa Fondasi II yang sudah pernah diterbitkan. Rekayasa fondasi I mengulas fondasi dangkal dan dinding penahan tanah, rekayasa fondasi II mengulas fondasi dalam dan konstruksi turap, sedangkan Rekayasa fondasi III intinya merupakan rekayasa fondasi advance / lanjutan , yang mempelajari fondasi – fondasi khusus bagi bangunan-bangunan tertentu, misalnya fondasi yang menahan beban dinamis / fondasi mesin.Dengan adanya penulisan buku ajar Rekayasa Fondasi III ini , diharapkan para mahasiswa dapat lebih memahami cara-cara perancangan fondasi yang menahan beban dinamis dan mampu melakukan desain bagi konstruksi-konstruksi yang menahan beban dinamis, serta dapat mengimplementasikan dalam aplikasi dilapangan.
Materi pokok yang dimuat dalam buku ajar Rekayasa Fondasi III ini, pada dasarnya memuat materi fondasi mesin , yang dilengkapi dengan dasar-dasar teori , cara-cara perancangan, serta aplikasi pelaksanaan dilapangan, yang dilengkapi dengan contoh contoh penyelesaian soal .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan buku ajar ini, khususnya peer group Geoteknik. Segala kritik dan saran dari segenap pemerhati dan pembaca buku ajar ini diterima dengan senang hati, demi perbaikan – perbaikan edisi berikutnya.
Salam dari penulis , Selamat membaca………….
4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perancangan Fondasi mesin menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks
dibandingkan dengan fondasi yang harus menyangga beban statik.
Pada fondasi mesin, perancang harus juga mempertirnbangkan beban dinamis
disamping beban statis.
Perancang harus mengetahui bagaimana cara beban di transmisikan dari mesin,
disamping juga harus tahu problem yang timbul akibat perilaku dinamika dari fondasi
dan tanah fondasi.
B. Kaitan Buku Ajar dengan Mata Kuliah
Buku ajar Rekayasa Fondasi III ini dibuat sebagai panduan belajar bagi mahasiswa
dalam mendalami teori-teori dasar dalam perencanaan fondasi mesin .
Sebelum mendalami teori dasar perencanaan fondasi yang menahan beban dinamis ,
seyogyanya mahasiswa sudah mendalami teori-teori perancangan fondasi dangkal
maupun teori perancangan fondasi dalam, yang sudah diberikan pada semester – semester
sebelumnya, juga sebaiknya sudah mengikuti mata kuliah Dinamika Tanah, supaya
pemahaman lebih cepat dimengerti.
5
BAB II. FONDASI MESIN
A. Macam-macam tipe Fondasi Mesin
Pembagian type dari fondasi mesin dapat dibedakan dalam . tiga cara
klasifikasi,dijalankan masing-masing cara klasifikasi mempunyai type-type nya sendiri.
Ketiga cara klasifikasi tersebut adalah :
1. Klasifikasi fondasi didasarkan atas gaya yaitu bekerja.
a. Yang memproduksi gaya lentur /tumbuk (impact, forces), misal gaya tumbuk,
gaya tekan, roket.
b. Yang memproduksi gaya periodik, misal : kompresor.
c. Mesin-mesin dengan kecepatan tinggi, misal : turbines, rotary compressor-.
d. Mesintambahan pada fondasimesin, misal: mesin pompa.
2. Klasifikasi fondasi didasarkan atas bentuk strukturnya.
a. Fondasi type blok, terdiri dari dudukan blok beton dimana mesin akan diletakkan.
b. Fondasi type box (kotak) atau kaison, terdiri dari blok beton yang berlubang
tengahnya dan menahan mesin diatasnya.
c. Fondasi type dinding, terdiri dari sepanjang dinding menahan mesin diatasnya.
d. Fondasi type rangka, terdiri dari kolom vertikal yang menatian konstruksi rangka
horizontal diatasnya dimana mesin akan diletakkan.
Dengan melihat produksi gaya yang terdapat, pada mesin yaitu :
6
- gaya impuls.
- gaya periodik.
Maka type blok digunakan bila mesin memproduksi gaya impuls dan gaya periodik
dengan kecepatan rendah, sedar\g untuk kecepatan tinggi dan berotasi digunakan type
rangka. Untuk beberapa mesin yang menginduksi gaya dinamika kecil dapat langsung
diangker pada lantai tanpa fondasi khusus.
3. Klasifikasi fondasi didasarkan atas frekuensi operasi mesin, maka mesin dapat. dibagi
dalam tiga kategori :
a. Frekuensi rendah sampai menengah 0 - 500 rpm
b. Frekuensi menengah sampai tinggi 500 - 1000 rpm
c. Frekuensi sangat tinggi > 1000 rpm
B. Persyaratan Umum dari Fondasi Mesin
1. Fondasi harus dapat menahan beban diataanyatanpa mengakibatkan keruntuhan geser
atau hancur.
2. Penurunan harus didalam batas yang diinginkan (diizinkan)
3. Kombinasi dari titik berat mesin dan fondasi sedapat mungkin pada garis vertikal
yang sama titik berat bidang dasar.
4. Tidak terjadi resonansisi, sehingga frekuensi natural sistem tanah Fondasi harus lebih
besar atau lebih kecil dibanding frekuensi pengoperasian mesin.
7
5. Amplitudo yang terjadi pada waktu kondisi pelayanan harus didalam batas yang
diinginkan Batas yang diinginkan biasanya diberikan oleh pabrik pembuat mesin.
6. Bagian rotating & reciprocating dari mesin, harus selalu dalam keadaan seimbang,
untuk mengurangi gaya-gaya atau moment yang tak seimbang.•
7. Apabila dimungkinkan, fondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga
mengijinkan perubahan berikut dari frekuensi natural dengan jalan dapat merubah
daerah dasar atau massa fondasi (dipilih mana, yang lebih memungkinkan).
Sedangkan dari sudut praktis, persyaratan yang harus dipenuhi:
1. Muka air tanah harus serendah mungkin dan kedalaman muka air tanah paling tidak
1/4 dari lebar fondasi diukur dari bidang-dasar fondasi. Batas ini merupakan batas
pengaruh propagasi vibrasi. Muka air tanah adalah konduktor yang baik terhadap
propagasi.
2. Fondasi mesin harus dipisahkan dari komponen bangunan yang berdekatan dengan
menggunakan expansion joint..
3. Setiap pipa uap atau udara panas yang ada dalam fondasi harus betul-betul diisolasi.
4. Fondasi harus dilindungi dari minyak mesin dengan cara memberikan lapisan acid
resisting (tahan asam), atau chemical treatment lainnya yang cocok.
5. Fondasi mesin harus diletakkan pada elevasi yang lebih rendah dibandingkan dengan
elevasi fondasi dari bangunan yang berdekatan
C. Kriteria Dimensi
Dimensi fondasi mesin biasanya ditentukan sehubungan dengan kebutuhan
pengoperasian mesin.
8
1. Dimensi secara umum, diberikan oleh pembuat mesin.
2. Apabila pemilihan dimensi ditugaskan kepada perancang maka dimensi minimum
yang dipilih mungkin dari fondasi harus memenuhi kriteria perancangan.
Untuk suatu dimensi fondasi dan kondisi tempat yang khusus, perancang harus yakin
bahwa amplitude gerak dan frekuensi natural dari sistern tanah fondasi dibawah kondisi
pengoperasian. Untuk perancangan yang baik syarat-syarat umum fondasi harus
diperlukan pula. Apabila ternyata syarat-syarat umum fondasi tidak dipenuhi maka
perancang menyarankan perubahan dimensi fondasi kepada pembuat mesin.
9
D. Teori Getaran
Umum
Masalah tentang getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang
berhubungan dengan gerak itu. Semua benda yang massa dan elastisitas mampu bergetar.
Jadi kebanyakan mesin dan rekayasa mengalami getaran sampai derajat tertentu, dan
rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.
Sistem yang berosilaisi secara luas dapat digolongkan sebagai linear atau tidak linier.
Untuk sistem linier prinsip super-posisi berlaku, dan teknik matematika yang ada untuk
nielaksanakan hal itu dikembangkan dengan baik. Sebaliknva, teknik untuk menganalisis
sistem tidak linier kurang dikenal, dan sukar digunakan. Tetapi pengetahuan tentang
sistem tidak linier dibutuhkan, sebab semua sistem cendorung menjadi tidak linier dengan
bertambahnya amplitudo osilasi.
Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu bebas dan paksa. Getaran bebas terjadi jika
sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent),
dan jika tidak ada gaya luar yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada
satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang
dibentuk .oleh distribusi massa dan kekakuannya.
Getaran yang terjadi karena rangsangan Saya luar disebut getaran paksa. Jika rangsangan
tersebut berosilasi, maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi pangsangan. Jika
frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansisi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada
10
struktur besar seperti jembatan,gedung atau sayap pesawat terbang, merupakan kejadian
menakutkan yang disebabkan resonansisi. Jadi, perhitungan frekuensi natural merupakan
hal penting yang utama dalam masalah getaran.
Semua sistem yang bergetar mengalami redaman sampai derajat tertentu karena energi
didisipasi oleh gesekan dan tahanan lain. Jika redaman itu kecil, maka pengaruhnya
sangat kecil pada frekuensi natural sistem, dan perhitungan frekuensi natural biasanya
dilaksanakan atas dasar tidak ada redaman. Sebaliknya redaman adalah penting sekali
untuk membatasi amplitudo osilasi pada waktu resonansisi.
E. Gerak Harmonik
Gerak osilasi dapat berulang secara teratur, seperti pada roda pengimbang sebuah arloji,
atau dapat juga sangat tidak teratur seperti misalnya pada gempa bumi. Jika gerak itu
berulang dalam selang waktu yang sama , maka gerak disebut, gerak periodik. Waktu
pengulangan tersebut disebut perioda osilasi, dan kebalikannya, F = 1 / , disebut
frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x (t) maka setiap gerak periodik
harus memenuhi hubungan (t)=x(t+)
Bentuk gerak periodik yang paling sederhana adalah gerak harmonik. Hal ini dapat
diperagakan dengan sebuah massa diantung pada sebuah pegas ringan, seperti terlihat
gambar 1. Jika massa tersebut dipindahkan dari posisi diamnya dan dilepaskan, maka
massa tersebut akan berosilasi naik turun. Dengan menempatkan suatu sumber cahaya
pada massa yang. berosilasi tersebut, maka geraknya dapat direkam pada suatu keping
film tertentu yang bergerak pada keceptan konstan
11
Gerak yang terekam pada film dapat dinyatakan dengan persamaan
X= A sin 2 (1)
Gambar 1. rekaman gerak harmonik
Dengan A adalah amplitudo, osilasi diukur dari posisi setimbang masa, dan adalah
periode. Gerak diulang pada t=
Gerak harmonik sering dinyatakan sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak melingkar
dengan kecepatan tetap kepada suaiu garis lurus, seperti terlihat, pada gambar 2. Dengan
kecepatan sudut garis op sebesar , perpindahan simpangan x dapat- ditulis sebagai
X = A sin (2)
Besaran biasanya diukur- dalam radian per-detik dan disebut frekuensi lingkaran.
Karena gerak berulang dalam 2 radian, maka didapat, hubungan
= (3)
Dengan dan f adalah perioda dan frekuensi gerak harmonik, berturut-turut biasanya
diukur dalam detik dan siklus perdetik.
Kecepatan dan percepatan gerak harmonik dapat diperoleh secara mudali dengan
differensiasi pers. 2. Dengan untuk turunannya, maka didapat.
12
Gambar 2.Gerak harmonik sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak pada lingkaran
Gambar 3. dalam gerak harmonik,kecepatan dan percepatan mendahului simpangan dengan /2 dan
Jadi kecepatan dan perCfpdLau juga harmonik dengan frekuensi osilasi yang sama. tetapi
mendahului simpangan, berturut-turut dengan n/2 dan n radian. Gambar 3. meriunjukan
balk perubahan terhadap waktu maupuri hubungan fasa vektor antara kecepatan dan
percepatan pada gerak harmonik. Peninjauan pers. 1 dan 5 menunjukkan bahwa
x = - w 2 x (6)
13
sehingga dalam gerak harmonik, percepatan adaiah dengan simpangan dan arahnya
menuju t-it.ik asal. Karena Hukurri Newton II untuk gerak menyatakan bahwa percepatan
sebanding dengan gaya, maka gerak har-monik dapat diharapkan pada sistem dengan
pegas linit;i- dengan gaya bervariasi
Ganbar 4 . Gambar 5 . vektor z dan konyugotnya z
14
F. Getaran Fondasi
Teori Half Space
Prinsip-prinsip dasar getaran fondasi yang didukung atau bertumpu pada medium elastis
dihahas dengan lebih luas. Medium elastis yang mendukung fondasi dianggap auatu
medium yang homogen, isotropis, dan semi-infinite. Secara umum, perilaku tanah
mempunyai penyimpanan yang cukup diperlu diperhitungkan dengan material yang
elastic; hanya pada tingkat,
tegangan yang rendah Slow strain levels perilaku tanah dapat, dianggap sebagai suatu
pendekatan yang cukup beralasan terhadap suatu material elastis. Bertolak dari hal
tersebut, teori-teori yang dikembangkan disini harus dipakai hanya untuk kasus-kasus
dimana Fondasi mengalami amplitudo getaran yang rendah.
1. GETARAN VERTICAL FONDASI LINGKARAN YANG BERTUMPU PADA
ELASTIC HALF SPACE
Pada tahun 1004, Lamb mempelajari masalah getarari gaya oscilasi tunggal yang
bekerja pada suatu titik diatas suatu permukaan elastic half space. Studi ini termasuk
juga kasus-kasus dimana gaya oscilasi bekerja dalam arah. vertikal dan kasus-kasus:
dlmaria gaya bekerja secara horizontal, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar- la, b. Hal ini secara umum disebut sebagai "Problems Boussiness
Dinamis".
Pada tahun 1936, Reissner menganalisa masalah getaran suatu bidang lingkaran
flekibel yang diberi beban sama.
15
GAMBAR 1 . Gaya oscilasi pada permukaan elastic half space
(uniformlyloaded flexible circular area yang bertumpu pada elastic hair space. Hal ini
dikerjakan dengan bantuan penyelesaian Lamb untuk beban titik. Berdasarkan analisa
Reissner, pergeseran vertikal dititik tengah bidang terbeban fleksibel (gambar 2a)
dapat diberikan oleh
z = (Qo eiwt/Gro ) ( f1 + if2)
Dimana
Qo = amplitude beban total yang bekerja pada suatu fondasi.
z = pergeseran periodik dipusat terbeban
= frekuensi lingkaran pemakaian beban.
ro = jari-jari bidang terbeban.
G = modulus geser tanah.
Q = Qo eiwt = beban total yang dieunakan dengan amplitudo pergeseran.
Qo
f1 , f2 = fungsi fungsi pergeseran.
16
GAMBAR 2 . (a) getaran bidang lingkaran terbeban seragam (b) fondasi lingkaran fleksibel yang disebabkan oleh getaran paksa
Misalkan suatu fondasi lingkaran fleksibel dengan berat W (massa = m = W / g)
yanng bertumpu pada elastic half space dan dipengaruhi getaran oleh suau gaya
dengan amplitudo Qo e i(wt+ ) seperti yang ditunjukkan gambar 2b. (catatan: adalah
perbedaan fase antara gaya rangsangan dan pergeseran fondasi). Dengan
menggunakan hubungan pergeseran yang diberikan dalam pers.(1.1) dan dengan
menyelesaikan persamaan keseimbangan gaya, reissner mendapatkan hubungan
berikut:
Az = ( Qo / Gro)Z
Dimana Az adalah amplitudo gerakan fondasi dan Z amplitudo tak terhitung (the
dimensionless amplitude).
Z =
17
Dimana perbandingan massa tak terhitung (dimensionless mass ratio):
b =
dan s adalah kecepatan gelombang geser dalam material elastis dimana fondasi
bertumpuk.
Kerja klasik reissner lebih lanjut dikembangkan oleh Quenlan(1953) dan sung (1953)
sebagi mana yang telah disebutkan sebelumnya, kerja reissner hanyaditunjukkan
untuk kasus fondasi lingkaran flexsibel dimana reaksi tanah seragam diseluruh bidang
( gambar 3a). Baik Quinlan dan sung mempelajari kasus fondasi lingkaran kaku
( rigid).penyebaran tekanan kontak ditunjukkan
GAMBAR 3 penyebaran tekanan kontak dibawah sebuah fondasi lingkaran dengan jari jari r+o+ : (a) penyebaran tekanan yang seragam : (b) penyebaran tekanan dibawah fondasi rigid : (c) penyebaran tekanan terbuka
Oleh gambar 3b, fondasi fleksibel ( gambar 3a ) dan jenis-jenis fondasi dimana
penyebaran tekanan kontak parabola,sebagaimana yang dintunjukkan dalam gambar
3c. Penyebaran tekanan kontak untuk ketiga jenis kasus tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:
18
untuk fondasi lingkaran fleksibel ( gambar 3 a):
q = untuk r ≤ ro
untuk fondasi lingkaran rigid ( gambar 3b)
q = untuk r ≤ ro
untuk fondasi dengan distribusi tekanan kontak parabola ( gambar 3c)
q = untuk r ≤ ro
Dimana q adalah tekanan kontak dengan jarak r yang diukur dari pusat fondasi
Quinlan hanya menyelesaikan persamaan ubtuk fondasi lingkaran rigid sedangkan
sung memberikan penyelesaian untuk ketiga kasus yang dijelaskan diatas. Oleh
karena kebanyakan fondasi adalah rigid ( gambar 3b), yang mana akan dibahas lebih
mendetail. Untuk fondasi rigid yang disebabkan oleh sebuah rangsangan (excitation)
gaya konstan Qoei( ), amplitudo gerakan dapat juga dapat diberikan dengan
hubungan yang sama yang diberikan oleh pers.(1.2)-(1.5). tetapi perlu dicatat bahwa
fungsi pergeseran f1,f2 berubah tergantung pada jenis fondasi.
Harga fi , f2 untuk fondasi fleksibel diberikan dalam tabel 1.sebagai rangkaian
kekuatan a0(0-1.5). tabel 2 memberikan harga f1 dan f2 untuk fondasi rigid sebagai
rangkaian kekuataan a0 gambar 4 memberikan hub.Z dengan a0 untuk berbagai harga
b untuk oscilator standar kaku ( poisson’s ratio = 0.25)
19
Getaran fondasi lingkaran oleh perputaran oscillator massa fondasi – fondasi, dalam
beberapa keadaan, dapat dipengaruhi oleh sebuah eksitasi frekuensi dependen
( frequency – dependent excitation ) terhadap eksitasi jenis gaya kontan yang dibahas
diatas. Gambar 5 menunjukan sebuh fondasi rigid yang dieksitasi oleh dua massa
yang berotasi.Amplitudo dari gaya oscillator luar dapat diberikan sebagai berikut:
Qo = 2 m e e z = m1 e 2
Dimana m1 adalah total massa yang berotasi dengan adalah frekuensi lingkaran
massa yang berotasi.
Untuk kondisi seperti itu, amplitudo getaran Az dapat diberikan hubungan dibawah
ini:
Az =
Dari pers.(1.5)
ao = ro
atau
2 = ao2G / (pro
2 )
Dengan mensubtitusikan pers.(1.11) kedalam (1.10), kita peroleh
Az =
Dimana
Z’ = a02
20
Gambar 5 memberikan suatu hubungan Z’ terhadap a0 untuk b=5,10,20, dan 40 (p =
0.25). catatan, bahwa kurva yang ditunjukan dalam gambar 4 dan 5 adalah kkurva
frekuensi – amplitudo. Dimana ao adalah frekuensi tak terukur (dimensionless
frequency). Gambar 6a menunjukn keadaan variasi Z’ dengan ao untuk berbagai jenis
disribusi tekanan kontak, yaitu sergam, rigid, dan parabola (untuk b = 5 ). Catatan
bahwa dengan pertambahan p. harga puncak Z’ menurun. Juga harga frekuensi non-
dimensi ao pada suatu nilai Z’ maksimum terjadi, menurun dengan pertambahan
poisson ratio.
Gambar 4 grafik Z terhadap ao untuk fondasi lingkaran [richart F.E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
21
Gambar 5 Variasi Z’ dengan ao untuk fondasi lingkaran kaku [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
Syarat/kondisi resonasi untuk getaran fondasi lingkaran kaku (rigid).
Dari kurva amplitudo frekkuensi dalam gambar 4 dan 5, kita dapat mengambil harga
ao untuk amplitudo maksimum (yaitu syarat resonasi) dan perbandingan massa b yang
bersesuaian sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar 7a. Harga ini dapat
dipetakan dalam benuk grfik seperti yang diunjukan gambar 7b (yaitu b terhadap ao
saat resonasi). Gambar 8 menunjukan peta yang sama (untuk p = 0,0.25, dan 0.5)
untuk gaya konstan dan oscilator massa yang berotasi.
22
Kemudian dengan menunjukan gambar 7a,kita dapat mengambil harga Z saat
resonasi dan b yang bersesuaian dan menggambarkannya dalam bentuk grafik seperti
yng dtunjukan gambar 7c. Gambar untuk gaya konstan dan oscilator ini ditunjukan
dalam gambar 9.
Gambar 6 (a) efek distribusi tekanan kontak pada variasi Z’ dengan a : (b) effek poisson ratio pada variasi Z’ dengan a ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873 ]
Gambar 8 dan 9 adalah bentuk–bentuk yang disukai untuk pemakaian didalam
merancang fondasi yang dipengaruhi getaran vertikal.
Design fondasi segi empat kaku(rigid)
Kurva-kurva design yang dikembangkan untuk oscilasi vertikal ditunjukan untuk
fundaasi rigid yang berbentuk lingkaran dalam rencana. Tetapi bila fondasi itu segi
empat didalam rencana dengan pajang L dan lebar B, kita harus mendapatkan jari-jari
23
equivalen (yang sama) untuk menggunakan kurva rancangan. Hal ini dapat dikerjakan
dengan menyamakan bidang fondasi yang ada.
GAMBAR 7 prosedur untuk menyiapkan grafik untuk b terhadap a dan b terhadap z untuk syarat resonasi getaran vertikal oscilasi gaya konstan
GAMBAR 8 Grafik perrbandingan massa b terhadap ao untuk kondisi resonasi oscilasi vertikal : ------massa yanng berotasi-----gaya konstan kaku [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 875]
24
GAMBAR 9 Grafik perbandingan massa dengan amplitudo non – dimensi saat resonasi oscilasi vertikal :---massa yang berotasi --- gaya konstan kaku [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873
dengan bidang llingkaran yang equivalen, jadi
nro2 = BL
atau
ro =
dimana ro adalah jari-jari lingkaran equivalen.
2. AMPLITUDO GETARAN VERTIKAL YANG DIIZINKAN
Sudah jelas bahwa tidaklah mungkin untuk menghilangkan getaran disekitar fondasi.
Tetapi suatu usaha dapat dilakukan utuk mengurangi masalah getaran sebesar
mungkin. Richart (1962) telah merangkum sebuah pedoman untuk amplitudo getaran
vertikal yang diizinkan untuk frekuensi getaran yang tertentu. Hal ini ditunjukan
dalam gambar 10. data yang diberikan merujuk pada amplitudo getaran maksimum
25
yang diizinkan. Ini dapat dikonversikan menjadi perceoatan maksimum yang
diizinkan yaitu
Percepatan maksimum = (pergeseran maksimum) 2
Sebagai contoh, dalam gambar 10, amplitudo pergeseran terbatas yang bekerja pada
frequensi 2000 cycles/menit (cpm) kurang – lebih 0.005 in.(0.127 mm). Jadi
percepepatan kerja maksimum untuk frekuensi 2000 cpm adalah (0.005 in)(2
.2000/60)2 = 219.3 in/det2 (5570 mm/det2)
GAMBAR 10 ampliltudo getaran vertikal yang diizinkan reither dan meisler (1931) getaran dalam keadaan tetap rauchs (1943) getaran dalam keadaan tetap crandell (1940) blasting (peledakan) catatan : 1 in 25.4 mm kaku [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 876]
26
3. BEBERAPA KOMENTAR TENTANG DESIGN FONDASI MESIN UNTUK
MENGHINDARI RESONASI
Dalam mendesign fondasi mesin aturan–aturan umum di bawah ini boleh diikuti
untuk menghindari kondisi resonasi yang mungkin timbul :
1. frekuensi resonasi funadasi sistem tanah harus kurang dari setengah frekuensi
yang bekerja untuk mesin – mesin kecepatan tinggi (yaitu yang bekerja dengan
frekuensi >1000 cpm). Untuk kasus ini,saat mulai atau berhenti,mesin akan segera
bergetar pada frekuensi rasionansi.
2. untuk mesin – mesin kecepatan rendah (>350-400 cpm). Frekuensi resonansisi
fondasi sistem tanah paling tidak harus dua kali frekuensi yang bekerja.
3. pada semua jenis fondasi, pertambahan berat mengurangi frekuensi resonansisi.
4. suatu pertambahan ro menambah frekuensi resonansisi fondasi.
5. suatu pertambahan yang modus geser tanah (sebagai contoh dengan adukan
encer/grouting ) menambah frekuensi resonansi fondasi.
Contoh soal 1
Suatu fondasi yang dipengaruhi oleh gaya konstan jenis oscilasi vertikal (constant
force type vertikal oscillation). Berat keseluruhan mesin dan blok fondasi yang ada W
= 150,000 lbs; = 115 lb / ft3; = 0.4;G=3000 lb / in2; amplitudo gaya oscilasi Qo =
1500 lbs ; frekuensi yang bekerja f = 180 cpm; dan fondasi dengan lebar ft dan
panjang :
a. tentukan frekuensi resonansisi .Check jika fres / foper > 2.
b. Tentukan amplitudo getaran saat resonansisi.
27
Penyelesaian :
a. frekuensi resonansisi
ini adalah fondasi segi empat, jadi jari – jari equivalen (pers.1.14)
ro =
mass ratio
b =
Dari gambar 8,bersesuaian dengan b=5.53 dan =0.4,
a0 = 0.8.
fres
b. amplitudo getaran.
Dari pers.(1.2)
AZ = (Q0 / Gro)Z
Untuk amplitudo getaran saat resonansisi, lihat gambar 9
Dengan b = 5.53,Z = 0.2 ; jadi
Az(res) =
= 0.00135 in.
28
Contoh Soal 2 :
Lihat gambar,menunjuka mesin torak silinder tunggal (single cylinder reciprocacting
engine). Data mesin yang diberikan sebagai berikut :
Kecepatan operasi = 1500 cpm ; batang penggerak (conneting rod)
= r2 =0.3m;engkol (crank) = r1 = 75 mm ; berat keseluruhan torak = 54 N ; berat
keseluruhan mesin = 14 kN. Gambar 11b menunjukan ukuran fondasi beton untuk
mesin. Keadaan tanah adalah sebagai berikut : y = 18.5 kN / m3; G = 18,000 kN / m2 ;
dan = 0.5.
GAMBAR 11
Hitunglah :
a. Gaya – gaya tak seimbang primer dan sekunder saat frekuensi kerja.
b. Frekuensi resonansi.
c. Amplitudo getaran saat resonansisi .
29
d. Amplitudo getaran saat frekuensi kerja.
Penyelesaian :
a. Gaya – gaya tak seimbang saat frekuensi kerja.
Persamaan untuk mendapatkan gaya – gaya tak seimbang maksimum primer dan
sekunder untuk mesin torak sillinder tunggal untuk diberikan dalam appendix
A.fundamentals of soil dynami cs Braja M Das.
Dari pers.(A -9) dan (A-10),
Primer = mres r1z =
= 10.19 kN
Sekunder =
r1 / r2 = 0.075/0.3=0.25
sekunder = (primer)r1/r2 = (10.19)0.25 = 2.55kN
b. frekuensi resonansi.
Dari pers.(1.14)
ro= m
30
Perbandingan massa b=m / pro3 ; Berat total w = berat fondasi + mesin ; adalah
23.58 kN / m3. jadi
W = (1.5 x 2.5 x 1.5) 23.58 + 18 = 146.64 kN.
b =
Dari gambar 8, untuk b=6.07,ao = 1.2 ;tetapi
ao=
fres =
= 17.07 cps= 1024 cpm
c. amplitudo saat resonansisi
Dari pers.(1.12)
Az = (m1 e/pro3)Z.
Pada 1500 cpm, total gaya tak seimbang = gaya primer + gaya sekunder = 10.19 +
2.55 = 12.74 kN.
Qo(1024 cpm ) = Qo(1500 cpn) ( 1024 / 1500)2=12.74(1024/1500)2=
= 5.94 kN.
Qo(1024 cpm )=m1 e 2= 5.94 kN.
31
Oleh karena itu,
M1 e = 5.94 / 2 =2 (1024)/60 = 107.23rad/sec
=5.94/(107.23)2
Dari gambar 9 untuk b = 6.07, Z’ = 0.18. dari sini
Az=
= 0.0378 mm
d. amplitudo saat frekuensi kerja
ao=
pada gambar 5 (untuk p = 0.25), dengan ekstrapolasi, untuk b = dan ao = 1.76,Z’
= 0.16 jadi
Az = [m1 e / (y/g)ro3 ]Z’
m1 e =
Az =
32
4. AYUNAN ROCKING FONDASI (ROCKING OSCILLATION OF
FOUNDATION)
Penyelesaian toeritis untuk fondasi yang dipengaruhi oleh oscilasi rocking telah
diberikan oleh Arnold (1955) dan bycroft (1956). Untuk fondasi-fondasi lingkaran
kaku (gambar 12), tekanan kontak dapat dijelaskan dengan persamaan dengan
q =
dimana My adalah momen luar yang bekerja pada fondasi (momen pada aksis y) dan
q adalah tekanan kontak pada sembarang. Yang didefinisikan sebagai titik a pada
rencana.
Gambar 12 rocking oscilasi fondasi lingkara kaku (rigid)
33
Kurva tangen ini dapat digunakan untuk memahami hubungan antara ao pada
amplitudo maksimum (keadaan resonansi) dan harga inersia ratio bi(gambar 13b).
GAMBAR 13 rocking oscilasi untuk fondasi lingkaran rigid = (a) grafik e’ terhadap ao [richart,FE Jr (1992).”Foundation vibration ,Transacitions, ASCE,127, Bag. 1 .Gbr.9.hal. 876.]
Untuk fondasi fondasi segi empat , kurva (gambar 13) dapat digunakan dengan
menentukan jari jari ro ( sebagaimana dalam pers.1.14 untuk getaran vertikal)
diperoleh denngan persamaan
ro
definisi B dan L diberikan dalam gmbar 14.
34
5. OSCILASI GESER FONDASI ( SLIDING OSCILLATION OF
FOUNDATION )
Arnold (1955) telah menemukan penyelesaian teoritis untuk oscilasi geser foundasi
lingkaran kaku (gambar 16) bekerja dengan gaya Q = Qoeiwt untuk jenis oscilasi ini .
Amplitudo getaran fondasi dapat dinyatakan sebgai berikkut :
Kasus I. Untuk Qo = konstan.
Ax = ( Qo / Gro)X
Dimana Ax adalah amplitudo oscilasi horizontal dan X adalah faktor amplitudo non-
dimensi. Variasi amplitude terhadap frekuensi ( untuk b = 2,4,10,20,40, dan 80).
Untuk oscilasi geser ditunjukan dalam gambar 17a. Patut dicatat bahwa semua ini
hanya untuk = o. Selubung yang digambar dalam kurva kkurva ini digunakan
untuk menunjukan hubungan antara frekuensi antara amplitudo maksimum ( keadaan
resonansi). Dan perbandingan massa (mass ration) b.kurva ini telah digunakan untuk
mendapatkan grafik b ( = m/pr03) terhadap a0 amplitudo personan seperti yang
ditunjukan dalam gambar 17b.
Contoh soal 3 :
Sebuah kompresor jenis piston/torak horizontal seperti yangditunjukan dalam gambar
15. Frekuensi kerja adalah 600 cpm. Amplitudo gaya tak seimbang horizontal
35
kompresor adalah 30 kN, dan menyababkan suatu gerakan rocking fondasi pada titik
0 ( lihat gambar 15b).momen inersia massa kompresor yang bekerja pada aksis b’
ob’(lihat gambar 15c) adalah 16 x 105 kg – mz.
Tentukan :
a. frekuensi resonansisi
b. amplitudo ascilasi rocking saat resonansisi
Penyelesaian :
Momen inersia blok fondasi dan kompresor yang berada pada aksis b’ ob’.
Io = (wblok / 3g) [ ( + 16 x 105 kg – m2
Anggaplah berat isi beton = 23.58 kN / m3 :
Wblok = (8x6x3)(23.58) = 3395.52 kN.
= 3395.52 x 103 N.
Io =
Perhitungan jari jari equivalen fondasi
ro =
36
GAMBAR 14 jari jari equifalent rigid segi empat : gerakan Rocking
GAMBAR 15
37
Perhitungan inersia ratio.
bi =
a. perhitungan frekuensi resonansi.
Dari gambar 13b,harga ao yang bersesuaian dengan bi = 3.07 adalah 0.86.
ao = wro
fres =
= 3.73 cps = 224 cpm.
b. perhitungan Amplitudo oscilasi saat Resonansisi.
Dari pers.(1.18),
e=(My / Gro3)e’
dari gambar 1.13a, untuk ao = 0.086, e’= 3.2
My(oper freq) = (gaya tak seimbang)x4
= 30 x 4 = 120 kN- m
Oleh karena itu
38
My (res)= 120 (res freq / oper freq)2
= 120 (224/600)2 = 6.72 kN- m
Dari sini,
e = [16.72/18,000(3.67)3]3.2 = 0.00006 rad.
Pada jarak 4 meter diatas titik 0 ampllitudo getaran sama dengan (0.00006)
(4)=0.00024 m = 0.24 mm.
GAMBAR 16 oscilasi geser fondasi lingkaran kaku
Kasus II.Qo = m1 e 2 (untuk kasus ini, gaya horizontal dibentuk oleh masing masing
massa oscilator eksentris dari massa me)
Ax = (m1e / pro3) x’
39
Gambar 17a menunujukan kurva selubung (envelope curve) x’ terhadap a0 untuk
keadaan resonansi (sama dengan kurva terselubung x terhadap ao untuk gaya konstan
ditunjukan dalam gambar 17a).
Variasi perbandingan massa b terhadap a0 untuk kondisi resonansi tergambar dalam
gambar 17b.
40
GAMBAR 17 slinding oscillation (ayunan geser ) : (a) faktor amplitudo terhadap a :---variasi X dengan ao Qo (konstan) saat resonasi , oscillasi massa eksentris (b) perbandingan massa b terhadap a kaku [ richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873 ]
41
6. OSCILASI PUNTIR / TORSI FONDASI (TORSIONAL OSCILLATION OF
FUNDATION)
Gambar 18a menunjukan fndasi lingkara jari jari ro yang dipengaruhi oleh sebush
momen putar T=Toeiwt pada sebuah aksis z- z. Reissner (1937) menyelesaikan masalah
oscilasi jenis ini dengan menganggap distribusu linear tekanan geser Tze (tekanan
geser nol pada pusat dan maksimum pada permukaan luar fondasi ) seperti gambar
18b. Hal ini mewakili kasus fondasi fleksibel. Pada tahun 1944 Reissner dan
Sagolimenyelesaikan masalah yang sama unuk kasus fondasi rigid dengan
mempertimbangkan variasi linear pergeseran dari pusat kepermukaan fondasi. Untuk
kasus
GAMBAR 18 oscilasi puntir (torsional) fondasi
42
Seperti ini, tekanan geser dapat diperoleh dengan ( gambar 18c)
Toe =( ¾ [Tr / ro3 untuk 0 < r < ro.
Untuk momen putar statis T sudut rotasi dapat dinyatakan dengan
a=(3/16Gro3)Tstat
untuk momen putar dinamis T = Toeiwt pada fondasi rigid,amplitude sudut rotasi dapat
diberikan oleh
a=(To/Gro3) ’
dimana ’ adalah factor amplitudo non- dimensi.
Variasi kurva amplitude terhadap frekuensi ( ’ terhadap ao) untuk fondasi rigid
dengan perbandingan massa bt = 2,5. dan 10 seperti yang ditunjukan dalam gambar
19a. Kurva selubung yang digambarkan dalam kurva ini untuk menerangkan
hubungan antara frekuensi saat resonansisi dan perbandingan massa bt. Kurva ini
telah digambarkan untuk menggambarkan grafik bt terhadap ao saat resonansisi
seperti yang diunjukan dlam gambar 1.19b.
Perbandingan massa untuk momen puntir bt didefinidikan sebagai berikut ,
bt = Jzz / pro5
dimana Jzz adalah momen inersia massa fondasi pada aksis 2-2 ( gambar 18a)
43
gambar 1.19 juga menunjukan kurva untuk ’ terhadap ao saat resonansisi untuk
fondasi fleksibel. Gambar 19b. Juga menunjukan grafik bt terhadap ao saat resonansisi
untuk fondasi lingkaran fleksibel.
Untuk fondasi segi empat dengan ukkuran B x L, jari jari equivalent diberikan oleh
Getaran puntir fondasi fondasi merupakan gerakan yang tidak berpasangan dan dari
ini dapat diperlukan secara terpisah dari sembarang gerakan vertikal. Poisson ratio
tidak mempengaruhi getaran puntir fondasi.
44
GAMBAR 19 karasteritik oscilasi puntir fondasi [richart F. E Jr (1962) ”fundation
vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
Contoh soal 4 :
Sebuah fondasi antena radar seperti ditunjukan gambar 20. untuk getaran torsional
(puntir) fondasi, harga yang diberikan :
To = 18 x 104 ft – lb karena inersia
To = 6 x 104 ft – lb karena angin
45
Momen inersia massa menara pada aksis 2-2 = 10 x 10 6 ft – lb – sec2,dan berat isi
beton yang digunakan dalam fondasi adalah 150 lb / ft3. Hitunglah :
a. frekuensi resonansi untuk arah puntir getaran (torsional modal of vibration)
b. penyimpangan sudut (angular deflection) saat resonansi
GAMBAR 20
Penyelesaian :
a. Frekuensi Resonansi. Jzz = Jzz ( menara) + Jzz(fondasi )
= 10 x 10 6 +
=10 x 10 6 +
=10 x 10 6 + 22.87 x 106 = 32.87 x 106 ft – lb – sec2
46
Dari pers.(1.27)
bt =
untuk mencari frekuensi resonal lihat gambar 1.19b. untuk b t = 0.985.ao
≈2.1(dengan ekstrapolasi ) untuk fondasi rigid. Jadi:
frekuensi resonansi =
=
b. penyimpangan sudut saat frekuensi resonansisi.
Dari gambar 19a,untuk ao = 2.1, ’ ≈ 0.5. dari sini
inert = ’ = 0.5
= 0.21 x 10-5 radJadi momen putar disebabkan oleh angina (To) harus dianggap sebagai momen
putar statis, dari pers.(1.25).
stat =
= 0.0263 x 10-5 rad
Saat resonansisi,total penyimpanan sudut adalah,
= inert+ stat= ( 0.21+0.0263)x10-5
= 0.2363 x 10 -5 rad = 0.135 x 10-3 deg
47
7. PERBANDINGAN PENGUJIAN GETARAN TELAPAK FONDASI DENGAN
TEORI
Richard dan whitman (1967) melakukan suatu study komprehensif mengenai dapat
dipakai tidaknya temuan temuan teoritis yang disajikan disini untuk problemproblem
lapangan yang aktual. Sembilan puluh empat hasil penujian lapangan skala besar
untuk telapak. Fondasi yang besar brdiameter 5 – 16 ft (1.52-4.88m) yang
dipengaruhi getaran vertikal telah di;aporkan oleh fry (1963) dari 94 hasil pengujian,
55 dilakukan di U.S.Army waterways experiment station, vicksburg missisipi.
Sisanya 39 dikerjakan di eglin adalah CL dan SP ( sistem klsifikasi tanah univiet).
Untuk pengujian pengujian ini gaya dinamis vertikal pada telapak fondasi yang
dihsilkan oleh ascilator ascilator massa yang berotasi. gambar 21 menunjukan suatu
perbandingan amplitudo getaran teoritis Az dengan hasil eksperiment yang diperoleh
untuk dua kakifondasi (base) dilapangan vicksburg. Perbandingan massa non- dimensi
b masin masing dari dua base ini adalah 5.2 dan 3.8. untuk base dengan b = 5.2, hasil
hasil eksperiment terletakdiantara kurva teori is dengan = 0.5 dan = 0.25. tetapi
untuk base dengan b = 3.8, kurva eksperiment hampir sama denngan kurva teoritis
dengan = 0.5. gambar 22 menunjukan suatu perbandingan harga harga teoritis dan
eksperimen ( dilaporkan oleh fry (dalam grafik)
48
GAMBAR 21 Oscilasi vertikal : perbandingan hasil hasil pengujian dan teori [richart F. E Jr (1962) ”49oundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
GAMBAR 22 Gerakan saat resonasi untuk eksitasi vertikal : perbandingan antara teori dan eksperiman .vikscburg aglin -------teori tanpa base rigid-------- teori parabola [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
49
GAMBAR 22 Gerakan saat resonasi untuk eksitasi vertikal : perbandingan antara teori dan eksperiman .vikscburg aglin -------teori tanpa base rigid-------- teori parabola [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
Non- dimensi Az m / m1e saat resonansisi terhadap b (m1 = total massa oscilator
oscilator yang berotasi). dengan cara yang sama, suatu perbandingan hasil hasil
percobaan dengan teori dalam grafik non- dimensi ao saat resonansisi terhadap b
ditunjukan dalam gambar 23. dari dua grafik ini dapat terlihat hasil hasil yanng
diperoleh ditempat vicksburg mengikuti kecerendungan umum seperti yang
ditunjukan oleh kurva teoritis elastis half space untuk base yang rigid. Tetapi sesuatu
sebaran ( scatter), yang memadai , disiapkan untuk pengujian yang dilakkukan
dilapangan eglin. Hal ini mungkin disebabkan oleh butiran pasir halus yang
ditemukan dilapangan dimana modulus geser berubah menurut kedalaman ( yaitu ,
tekanan bebas= confining pressure ). Anggapan anggapan pokok dari turunan teoritis
benda benda homogen, elastis,isotropis,sangat jauh berbeda dari pada keadaan
50
sesungguhnya dilapangan. Gambar 24 menunjukan ringkasan seluruh pengujian
oscilasi vertikal yng merupakan grafik dari Az(terhitung) / Az(terukur)VS Az2g
(yaitu percepatan non- dimensi, g = percepatan gravitasi). Patut dicatat bahwabila
percepatan non- dimensi mencapai 1, kemungkinan telapak melesat ledalam dan
berubah menjadi sebuah palu. Dalam berbagai hal, dalam masalah masalah design
sesungguhnya, sebuah fondasi mesin tidak diperkenankan percepatannya melebihi 0.3
g. Tetgapi unuk masalah dinamis dalam keadaan iini, persesuaian umum antara teori
dan percobaan cukup baik. Beberapa pengujian lapanngan skala besar telah
dikerjakan oleh U.S. Army waterways experiment station ( fry,1963) dinamakan
telapak telapak dipengaruhi oleh oscilasi puntir. Penggetar mekanik diciptakan untuk
menghasilkan momen putar murni pada suatu bidang horizontal. Gambar 25
menunjukan suatu grfik amplitudo tak terukur Jzz/ (m1e ) terhadap bt untuk
beberapa pengujian ini yanng bersesuian dengan keadaan terendah massa eksentris
pada suatu oksilator adalah ampllitudo gerakan puntir dan m1 dalah jumlah massa
yang beroscilasi ( untuk x lihat insert dalam gambar 25). Kurva kurva teoritis
dipetakan dalam gambar ini hanya sebagai perbandingan. Dapat dilihat bahwa
amplitudo getaran yang rendah, persesuaian antara teori.
51
GAMBAR 24 Gerakan saat resonasi untuk eksitasi vertikal : perbandingan antara teori dan eksperiman .vikscburg aglin [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
GAMBAR 25 Gerakan saat resonasi untuk eksitasi vertikal : perbandingan antara teori dan eksperiman .vikscburg aglin [richart F. E Jr (1962) ”fundation vibration ,”transaction, ASCE , 127 Part . I Fig 7 Hak 873]
Dengan hasil hasil yang diperoleh dilapangan adalah baik. Gerakan puntir yang
terbatas didalam semua kasus - kasus praktis adalah kurang lebih 0.1 mili ( 1 x 10 -4
in).
52
Oleh karena itu teori half space memberikan kepuasan didalam kebanyakan
pertimbangan design praktis. Perbandingan antara teori dan hasil hasil eksperimen
untuk pengujian telapak dlam arah rocking dan gelincir ( sillinding) telah disajikan
oleh richart dan whitman (1967). Penerimaannya tampak cukup baik.
53
Kesimpulan :
1. teori teori yang telah dikembangkan tersebut dimuka, hanya dipakai untuk
kasus kasus dimana fondasi mengalami amplitudo getaran yang rendah.
2. untuk perancang fondasi segi empat dapat diselesaikan dengan mencari
jari-jari equivalen dengan menggunakan rancangan (design) yang dikembangkan
pada oscilasi vertikal untuk fondasi rigid yang berbentuk lingkaran.
3. menghilangkan getaran disekitar fnudasi tidaklah mungkin, tetapi suatu
usaha dapat dilakukan untuk mengurangi masalah getaran sebesar mungkin, dimana
richart (1962) telah merangkum sebuah pedoman untuk amplitudo getaran vertikal
yang diizinkan untuk frekkuensi getaran yang tertentu.
4. dari perbandingan pengujian getaran telapak fondasi dengan teori yang
telah disajikan dalam bentuk grafik terlihat bahwa hasil hasil yang diperoleh
mengikuti kecenderungan umum seperti yang ditunjukan oleh kurva teoritis yang
diperoleh dari teori elatic helf space untuk base yang rigid. Oleh karena itu teori
elatic helf space memberikan kepuasan didalam kebanyakan pertimbangan design
praktis.
54
DAFTAR PUSTAKA
Das, B.M. (1983).Fundamentalis Of Soil Dynamics, elsevier science publishing Co, Inc, 52 vanderbilt avenue, New York, New York,10017
Richart ,F.E., Jr, hall, J.R., Jr.,and Woods,R.D (1970).
Vibrations of Soils and Foundations,Pretice-hall,Inc.,Englewood cliffs,New Jersey.
Pradoto , Suhardjito. (1991). Diklat Concrete Foundation Road Contruction and Drainage System.
Thomson , W. T.(1981) . Theory Of Vibration with Application, 2nd Edition , Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
55
56