bisnis spekulatif
TRANSCRIPT
![Page 1: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Bisnis Spekulatif
Ditilik dari etimologinya, istilah spekulatif dalam bahasa Indonesia ini berasal
dari kata dalam Bahasa Inggris, yaitu speculative, yang juga berasal dari suatu kata
dalam Bahasa Latin, yaitu speculari, yang berarti melihat kedepan. Di negara-negara
Barat itu sendiri, bisnis spekulatif dapat diartikan sebagai bisnis yang
memperdagangkan barang/ komoditi yang tidak ada atau belum ada, dengan kata lain,
pelaku bisnis berspekulasi mengenai harga komoditi tersebut di masa mendatang.
Di Indonesia ini sendiri, arti bisnis spekulatif adalah lebih luas, yaitu semua
bisnis yang memiliki hasil yang tidak pasti. Dengan kata lain, pelaku bisnis harus
berspekulasi untuk melakukan bisnisnya. Bukan hanya itu, bisnis spekulatif di
Indonesia juga mencakup money game dan investasi dengan bunga diatas dari yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Bisnis yang satu ini juga termasuk bisnis yang diminati oleh para pebisnis
muda yang ingin memulai bisnis tanpa modal atau modal yang sangat kecil. Ada
banyak jenis usaha spekulatif yang bisa dipilih sebagai usaha sampingan atau usaha
coba-coba. Bisnis ini biasanya diminati oleh para pelajar universitas yang ingin
mendapat penghasilan tambahan untuk uang jajan atau sebagai modal untuk memulai
suatu usaha. Walaupun bisnis ini termasuk dalam kategori tidak pasti, namun banyak
sekali lahan pekerjaan dalan jenis usaha ini dan banyak peminatnya.
Bisnis Spekulatif ini juga banya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang
ingin mempunyai penghasilan sendiri walaupun penghasilan dari usaha sampingan ini
relatif kecil bila dibandingkan dengan usaha riil lainnya. Ada banyak contoh usaha di
bidang bisnis ini. Sebagai contoh yang popular adalah peluang usaha yang banyak
terfapat di internet. Sering kita temui slogan usaha seperti “cari duit di internet” atau
yang lain yang dapat menarik minat terutama anak muda yang menghabiskan waktu
dengan browsing internet.
Bisnis ini mencakup bisnis yang meminta anggotanya untuk membayar
sejumlah uang sebelum dapat mulai bekerja. Namun, banyak juga bisnis di internet
1
![Page 2: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/2.jpg)
yang tidak mengharuskan anggotanya untuk membayar sejumlah uang, sepereti bisnis
islami yaitu bisnis dalam bidan pejualan.
Dalam menjalankan bisnis-bisnis yang tidak pasti yang telah disebutkan di atas,
harus jelas mempunyai tujuan dalam menjalankan bisnis tersebut. Jika hanya ingin
coba-coba, maka tidak perlu meluangkan waktu untuk menjalankannya, namun jika
ingin mendapatkan penghasilan dari bisnis ini, maka harus memperhatikan strategi
bisnis yang akan dijalankan. Namun, kita juga jangan berharap banyak pada Bisnis
Spekulatif.
Ciri-ciri bisnis spekulatif:
1. Memiliki hasil yang tidak pasti dan susah ditebak
2. Memperdagangkan sesuatu yang tidak ada atau belum ada
3. Money game
4. Menjanjikan keuntungan yang besar tanpa perlu berusaha
5. Mewajibkan pelaku bisnis / investor untuk membayar dimuka
6. Keuntungan yang bersifat flat
7. Perdagangan structured product
1.2 Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Spekulatif
Kelebihan bisnis spekulatif adalah:
1. Memungkinkan pebisnis untuk meraih keuntungan besar dengan sedikit usaha dan
modal
2. Melalui perdagangan spekulatif pada komoditi, harga pasaran dapat terkontrol
pada level tertentu, ketika panen berlebih dan harga turun, spekulan akan
memborong komoditas tersebut, sehingga harga menjadi lebih tinggi dan
menguntungkan petaninya, ketika harga komoditi tersebut menjadi sangat tinggi,
spekulan akan menjual komoditas tersebut secara besar-besaran sehingga
menurunkan harga pasaran ke level yang lebih terjangkau bagi masyarakat
2
![Page 3: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/3.jpg)
Kekurangan bisnis spekulatif:
1. Susah ditebak, sehingga pebisnis yang kurang familiar dengan berspekulatif dapat
rugi besar. Mungkin saja setelah spekulan membeli suatu komoditas dalam jumlah
banyak, harga pasaran komoditas tersebut masih saja merosot.
2. Sering merupakan selubung atas money game yang bertujuan untuk menyedot
uang investornya.
3. Spekulasi terhadap komoditas dapat menyebabkan menggembungnya ekonomi,
dimana volume perdagangan terlihat besar walau pada kenyataannya tidak seperti
itu. Para pengamat ekonomi mengatakan bahkan salah satu penyebab naiknya
harga minyak dunia adalah karena penggembungan ini.
3
![Page 4: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
DETEKSI BISNIS SPEKULATIF PADA PERBANKAN
Produk berbau spekulatif kini banyak diperdagangkan industri perbankan
nasional. Sebagian besar produk berasal dari luar negeri. Kebanyakan produk-produk
itu menggunakan mata uang asing, khususnya dolar. Transaksinya diduga mencapai
miliaran dolar. Lewat Surat Edaran Nomor 10/42/DPD, Bank Indonesia melarang bank
memperdagangkan investasi yang termasuk dalam structured product ini.Yang
dimaksud structured product adalah produk yang dikeluarkan bank yang merupakan
kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta asing terhadap mata uang
rupiah,untuk tujuan mendapatkan tambahan income (return enhancement), yang dapat
mendorong transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah untuk tujuan spekulatif,
dan dapat menimbulkan ketidakstabilan nilai rupiah. Bank Indonesia dan Badan
Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan telah membentuk tim yang akan
menyelidiki produk-produk spekulatif yang banyak ditawarkan kepada investor awam.
Padahal, kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom, produk
yang kebanyakan tanpa underlying itu hanya bisa dipahami pemain-pemain canggih.
"Pemain yangtidak canggih akan bingung," kata Miranda. Berikut adalah jenis dan
bagaimana aturan main produk-produk spekulatif itu.Dual Currency Deposit
Dual Currency Deposit (DCD) merupakan deposito jangka pendek yang di
dalamnya terdapat kemungkinan terjadi konversi antara valuta asing dengan mata uang
rupiah, yang bunganya dihubungkan dengan pergerakan kurs dari dua mata uang
tersebut. Pada saat jatuh tempo, nasabah akan menerima pokok dan bunga dalam mata
uang penempatan deposito atau dalam mata uang pasangannya, tergantung mana yang
lebih lemah dibandingkan dengan kurs konversi yang disetujui.
Jumlah deposito: Rp 1 miliar
Mata uang deposito: Rupiah
Mata uang pasangan: US$
Tenor: 1 bulan
Bunga: 15 persen/annual
Strike level: 11.000
Pada saat jatuh tempo, Nasabah akan menerima pokok dan bunga dalam mata
uang yang lebih lemah.
4
![Page 5: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/5.jpg)
Skenario 1: Jika Kurs spot < strike: 11.000
Kurs Spot: 10.000
Mata uang yang diterima: US$
Jumlah yang diterima: Rp 1 miliar + (Rp 1 miliar * 15% * 30/360) =
Rp 1.0125 miliar/12000 = US$ 101.250
Skenario 2: jika kurs spot > strike: 11.000
Kurs spot: 12.000
Mata uang yang diterima: Rp
Jumlah yang diterima: Rp 1 miliar + (Rp 1 miliar * 15% * 30/360) =
Rp 1.0125 miliar.
Bank yang menawarkan produk ini dan menjadi favorit nasabahnya adalah
HSBC.
1.3 Callable Forward
Callable forward adalah instrumen investasi yang dilakukan nasabah dengan
melakukan kombinasi transaksi forward dan option, misalnya nasabah long forward
and short call option, dengan harapan untuk memperoleh harga yang lebih baik dari
harga pasar.
Nasabah melakukan kontrak forward dan option selama 3 bulan dengan bank,
dengan total 12 (dua belas) kontrak option, sejak 1 Desember 2008 sampai dengan 16
Februari 2009, dengan rincian sebagai berikut:
Volume: US$ 5 juta
Kurs Spot Rate: 12.000
Nasabah melakukan kontrak forward 3 bulan dengan cara melakukan :
buy call option: strike price = 12.300
sell put option: strike price = 12.300
Akibat dari pembelian valuta asing yang dilakukan melalui transaksi callable
forward ini, nasabah memperoleh keuntungan transaksi sebesar Rp 19,5 miliar atau
sekitar US$ 1,5 juta, dari yang seharusnya hanya Rp 3,5 miliar atau ekuivalen US$ 270
ribu dengan rincian:
Rupiah terus mengalami pelemahan, di mana spot price pada 16 Februari
2009 mencapai Rp 13.000/US$
5
![Page 6: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada saat kurs melemah, yang terjadi adalah Nasabah akan meng-exercise call
option-nya sehingga nasabah dapat membeli diharga Rp 12.300, namun
membiarkan put optionnya worthless, sehingga nasabah menjual pada harga
pasar.
Kurs konversi yang digunakan juga dapat berbeda-beda tergantung kesepakatan
nasabah dengan bank.
1.4 Knock Out Forward Weekly Accumulator
Produk ini juga menciptakan artifisial demand dolar yang tinggi. Selain itu juga
akan semakin menguntungkan bank jika dolar terus menguat. Sementara nasabah tidak
bisa untuk membatalkan kontrak. Sebaliknya jika dolar yang melemah sampai dibawah
nilai kontrak dalam jangka waktu tertentu bank mempunyai hak untuk membatalkan
kontrak.
Contoh kontrak accumulator:
Spot rate: 9.400
Selling rate: US$ 1=Rp 9.650
Knock out rate: US$ 1=Rp 9.000
National ammount: US$ 250 ribu.
Transaksi: 1 tahun (52 kali transaksi)
Berdasarkan kontrak tersebut berarti:
Apabila spot rate US$/Rp pada ficing expiry date berada di atas Rp 9.000,
tetapi dibawah Rp 9.650, pihak pertama harus menjual kepada pihak kedua
(bank) US$ 250 ribu dengan menerima rupiah dengan rate US$ 1=Rp 9.650
Apabila spot rate US$/Rp berada pada atau di atas Rp 9.650, pihak pertama
harus menjual kepada pihak kedua (bank) US$ 500 dengan tetap menerima
rupiah dengan rate US$ 1=Rp 9.650
Apabila spot rate US$/IDR berada pada atau dibawah Rp 9.000, maka tidak ada
transaksi pada tanggal tersebut (knock out) dan pihak pertama menjual US$
pada harga pasar.
BAB III
PENUTUP
6
![Page 7: bisnis spekulatif](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081821/55cf9bac550346d033a6f564/html5/thumbnails/7.jpg)
1.1 Kesimpulan
Di negara-negara Barat itu sendiri, bisnis spekulatif dapat diartikan sebagai
bisnis yang memperdagangkan barang/ komoditi yang tidak ada atau belum ada,
dengan kata lain, pelaku bisnis berspekulasi mengenai harga komoditi tersebut di masa
mendatang. Di Indonesia ini sendiri, arti bisnis spekulatif adalah lebih luas, yaitu
semua bisnis yang memiliki hasil yang tidak pasti.
Produk berbau spekulatif kini banyak diperdagangkan industri perbankan
nasional. Sebagian besar produk berasal dari luar negeri. Kebanyakan produk-produk
itu menggunakan mata uang asing, khususnya dolar. Bank Indonesia melarang bank
memperdagangkan investasi yang termasuk dalam structured product ini.
Structured product adalah produk yang dikeluarkan bank yang merupakan
kombinasi suatu aset dengan derivatif dari mata uang valuta asing terhadap mata uang
rupiah,untuk tujuan mendapatkan tambahan income (return enhancement), yang dapat
mendorong transaksi pembelian valuta asing terhadap rupiah untuk tujuan spekulatif,
dan dapat menimbulkan ketidakstabilan nilai rupiah. Bank Indonesia dan Badan
Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan telah membentuk tim yang akan
menyelidiki produk-produk spekulatif yang banyak ditawarkan kepada investor awam.
1.2 Saran
1. Deteksi terhadap bisnis Spekulatif pada Perbankan ini masih sangat sederhana,
perlu adanya analisis yang lebih mendalam untuk mencapai ketepatan yang
maksimal.
2. Dalam menjalankan bisnis-bisnis yang tidak pasti yang telah disebutkan di atas,
harus jelas mempunyai tujuan dalam menjalankan bisnis tersebut. Jika hanya ingin
coba-coba, maka tidak perlu meluangkan waktu untuk menjalankannya, namun
jika ingin mendapatkan penghasilan dari bisnis ini, maka harus memperhatikan
strategi bisnis yang akan dijalankan.
7