biro pbj prov. jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · created date: 8/5/2019...

11
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TI]VIUR NOtvloR 188i 314 /KPTS/O1312019 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROV]NSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIIVIUR, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayal (2) Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 138 Tahun 2018 tentang PenyelenggaraanDukunganPengadaanBarang/Jasapada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, perlu menetapkan Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang Kode Etik Penyelenggara Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur; 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan(LembaranNegaraRepublik lndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 523a\; 2,Undang-UndangNomor23Tahun2ol4tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun2olsNomor53,TambahanLembaranNegaraRepublik lndonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2O1O tentang Disiplin PegawaiNegerisipil(LembaranNegaraRepubliklndonesiaTahun 2O1O Nomor T4,Fambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5135); 4.PeraturanPresidenNomorl6TahunzolstentangPengadaan Barang/JasaPemerintah(LembaranNegaraRepubliklndonesia Itlengingat Tahun 2018 Nomor 33); peraturan [/lenteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2018 tentang PembentukanUnitKerjaPengadaanBarang/JasadiLingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupateniKota; 6 Peraturan 5

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

GUBERNUR JAWA TIMUR

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TI]VIUR

NOtvloR 188i 314 /KPTS/O1312019

TENTANG

KODE ETIK PENYELENGGARA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH PROV]NSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIIVIUR,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayal (2) Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor 138 Tahun 2018 tentang

PenyelenggaraanDukunganPengadaanBarang/JasapadaPemerintah Provinsi Jawa Timur, perlu menetapkan Keputusan

Gubernur Jawa Timur tentang Kode Etik Penyelenggara Pengadaan

Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

PeraturanPerundang-undangan(LembaranNegaraRepubliklndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik lndonesia Nomor 523a\;

2,Undang-UndangNomor23Tahun2ol4tentangPemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor

244, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia

Tahun2olsNomor53,TambahanLembaranNegaraRepubliklndonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2O1O tentang Disiplin

PegawaiNegerisipil(LembaranNegaraRepubliklndonesiaTahun2O1O Nomor T4,Fambahan Lembaran Negara Republik lndonesia

Nomor 5135);

4.PeraturanPresidenNomorl6TahunzolstentangPengadaanBarang/JasaPemerintah(LembaranNegaraRepubliklndonesia

Itlengingat

Tahun 2018 Nomor 33);peraturan [/lenteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2018 tentang

PembentukanUnitKerjaPengadaanBarang/JasadiLingkungan

Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupateniKota;

6 Peraturan

5

Page 2: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

-2-

[t/lenetapkan

KESATU

KEDUA

6. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Nomor 14

Tahun 2018 tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa;

7. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 138 Tahun 2018 tentang

Penyelenggaraan Dukungan Pengadaan Pengadaan Barang/Jasa

Pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

TUETVIUTUSKAN

Kode Etik Penyelenggara Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana tercantum dalam

Lampiran.

Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU berisi

ketentuan tentang kewajiban, larangan, pembentukan majelis

pertimbangan kode etik dan prosedur penegakan kode etik.

Penyelengggara Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud

dalam Diktum KESATU, wajib bersikap dan berkomitmen mematuhi

ketentuan Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA.

Ditetapkan di SurabaYa

pada tanggal 11 Juli 2019

TITUUR

NLAAR PARAWAN SA

KETIGA

KEETVIPAT Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

LAIUPIRAN

Page 3: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TITMUR

NOtvlOR : 188/ 314 /KPTS101312019

TANGGAL : 11 JULI 2019

KODE ETIK PENYELENGGARA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN

PETUERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governmenf), maka personil yang

terlibat dalam pengadaan barang/jasa harus bersih, jujur dan bekerja sesuai dengan

tugas dan kewenangan serta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, dan

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Gubernur Jawa Timur

Nomor 138 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Dukungan Pengadaan Barang/Jasa

pada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa

perlu kode etik yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Dalam proses pengadaan barang/jasa, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun

21lStentang Pengadaan Barang/Jasa, Pemerintah telah menetapkan etika pengadaan

untuk mengatur perilaku penyelenggara pengadaan barang/jasa, dalam melaksanakan

etika pengadaan barang/jasa perlu ditetapkan Kode Etik Penyelenggara Pengadaan

Barang/Jasa.

Kode Etik tersebut merupakan suatu sistem norma, nilai serta aturan

profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan kewajiban yang harus

dilaksanakan dan larangan yang harus ditinggalkan, majelis pertimbangan kode etik

dan prosedur Penegakan kode etik.

Kode etik penyelenggara pengadaan perlu ditetapkan untuk menegakkan

integritas, kehormatan dan martabat penyelengara pengadaan barang/jasa.

penyelenggara pengadaan merupakan profesi yang rentan mendapatkan tekanan dari

berbagai pihak baik secara internal maupun eksternal. Pihak-pihak yang memberikan

tekanan tersebut mempengaruhi integritas dan profesionalitas penyelenggara

pengadaan dalam mengambil keputusan. Hal ini akan berpotensi pada pengambilan

keputusan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan prosedur dalam pengadaan

barang/jasa pemerintah. Sehingga perlunya penyelenggara pengadaan memahami

kewajiban dan larangan dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, dan perlunya

dibentuk majelis pertimbangan kode etik untuk melaksanakan prosedur penegakan

kode etik.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksudpenetapan Kode Etik dimaksudkan sebagai pedoman professional individu

penyelenggarapengadaanbarang/jasayangbertanggungjawabdalammelaksanakan tugas dan kegiatan pemilihan penyedia barang/jasa, perencanaan,

pengelolaan kontrak, pemeriksaan hasil pekerjaan dan layanan penyelesaian

sengketa kontrak pengadaan barang/jasa pemerintah, bimbingan teknis'

pendampingan dan/atau konsultasi penyusunan rencana persiapan pengadaan dan/

atau pengelolaan kontrak dan jasa lain yang terkait'

2. Tuiuan

Page 4: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

-2-

2. Tujuan

Kode Etik bertujuan agar penyelengara pengadaan barang/jasa melaksanakan

antara lain:

a. menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan

dan profesionalisme sumber daya manusia;

b. bersikap jujur dan adil serta tidak memihak dalam melayani pemberi tugas,

kerabat kerja, klien dan masyarakat secara taat asas;

c. berjuang dan meningkatkan kompetensi dan martabat profesi ahli pengadaan;

d. menggunakan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku dalam pelaksanaan

tugas dan pengambilan keputusan secara terbuka, transparan, efisien, efektif,

adil, persaingan sehat, akuntabel dan kredibel untuk kepentingan dan

kesejahteraan masyarakat;

e. melakukan kegiatan pengadaan barang / jasa sesuai peraturan, kaidah,

kompetensi dan kewenangan;

f . memberi pendapat dan mengeluarkan pernyataan publik secara obyektif, jujur,

akuntabel dan kredibel;g bekerja untuk Pemerintah Daerah, pemberi kerja, klien dan masyarakat secara

profesional, patuh dan taat asas serta menghindari konflik kepentingan;

h. membangun reputasi professional penyelengara pengadaan barang/jasa

berdasarkan prestasi dan bersaing secara adil dan sehat; dan

i. menegakkan kehormatan, integritas dan martabat profesi penyelengara

pengadaan barang/jasa serta tidak kompromi terhadap korupsi, kolusi dan

nepotisme.

C. PENGERTIAN

Di dalam Keputusan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:

1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.

2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.

3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur.

5. Biro Administasi Pembangunan yang selanjutnya disebut Biro adalah Biro

Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur.

6. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur.

7. Bagian pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Bagian Pengadaan

adalah Bagian pengadaan Barang/Jasa Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat

Daerah Provinsi Jawa Timur.

B. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan

Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Perangkat Daerah yang

dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah provinsi yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah

terima hasil pekerjaan.

Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang

selanjutnya disingkat UKPBJ adalah Bagian Pengadaan Barang/Jasa yang menjadi

pusat keunggulan Pengadaan Barang/Jasa dan bertindak sebagaiAgen Pengadaan'

I

10. Penyelenqqara

Page 5: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

-3-

10. Penyelenggara Pengadaan Barang/Jasa adalah Pengguna Anggaran, Kuasa

Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan, Pejabat

Penerima Hasil Pekerjaan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pokja Pemilihan, stafpendukung dan Pembantu Pelaksana Kegiatan yang mengelola pengadaan

barang/jasa pada UKPBJ Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

11. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang

kewenangan penggunaan anggaran Perangkat Daerah.

12. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah Pejabat yang

diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan Pengguna Anggaran dalam

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah.

13. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat dengan PPK adalah pejabat

yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau

melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran Anggaran Pendapatan

Belanja Negara/ Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi.

14. Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/ pejabat fungsional/personel yang

bertugas melaksanakan pengadaan langsung, penunjukan langsung, dan/atau

e-purchasing.'15. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PjPHP adalah pejabat

administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas memeriksa administrasi hasil

pekerjaan pengadaan barang/jasa.

16. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang

bertugas memeriksa administasri hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa.

17. Pengelola pengadaan barang/jasa adalah Pejabat Fungsional yang diberi tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang

untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.

18. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan adalah sumber

daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan

Penyedia Barang/Jasa.

19. Staf pendukung adalah Staf Biro yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil/Calon

pegawai Negeri Sipil yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan dukungan dan/atau

penunjang pengadaan barang/jasa.

20. pembantu pelaksana kegiatan adalah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

dan/ atau pegawai tidak tetap dengan perjanjian kerja pada Biro yang dibutuhkan

dalam penyelenggaraan d ukungan dan/atau penunjang pen gadaan barang/jasa.

21. Kode Etik penyelenggara Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kode

Etik adalah norma perilaku penyelenggara pengadaan barang/jasa'

22. l,Aajelis Pertimbangan Kode Etik penyelenggara Pengadaan Barang/Jasa Daerah

yang selanjutnya disebut Majelis Pertimbangan Kode Etik adalah tt/ajelis yang

bertugas menilai norma perilaku penyelenggara pengadaan barang/jasa'

D. KEWAJIBANPenyelenggara pengadaan barang/jasa wajib melaksanakan Kode Etik yang terdiri

atas:

melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai

sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;a

b. bekerja

Page 6: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

4

b. bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumenpengadaan yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinyapenyimpangan dalam pengadaan barang/jasa;

c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat

terjadinya persaingan tidak sehat;d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai

dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang

terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan

barang/jasa;f. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan

negara dalam pengadaan barang/jasa;g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan

tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung

atau tidak langsung merugikan negara;

h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau

menerima hadiah, imbalan, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun

yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa;

i. cermat dalam bertindak dan mengambil keputusan,j. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

k. patuh kepada perintah yang sah, wajar dan memiliki dasar hukum yang tidak

bertentangan dengan peraturan perundangan;

l. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan

kepentingan;

m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan dan/atau kewenangan yang dimiliki;

n. tidak menyimpang dari standar operasional prosedur yang telah ditetapkan;

o. Proaktif dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggungjawabnya; dan

p tanggap/responsif dalam menyelesaikan persamalahan pengadaan barang/jasa.

E. LARANGANPenyelenggara pengadaan barang/jasa dalam melaksanakan Kode Etik dilarang:

a. meminta dan/atau menerima imbalan dalam bentuk apapun dari penyedia

barang/jasa, kuasa atau wakilnya baik langsung maupun tidak langsung atau

perusahaan yang mempunyai afiliasi dengan penyedia barang/jasa;

b. memberikan fakta, data dan informasi yang tidak benar dan/atau segala sesuatu

yang belum pasti atau diPutuskan;

c. menggunakan fasilitas/sarana kantor untuk kepentingan pribadi, kelompok

dan/atau pihak lain;

d. melakukan negosiasi, pertemuan dan/atau pembicaraan dengan penyedia

barang/jasa, kuasa atau wakilnya baik langsung maupun tidak langsung atau

perusahaan yang mempunyai afiliasi dengan penyedia barang/jasa di luar kantor

baik dalam jam kerja maupun di luar jam kerja;

e, melaksanakan proses pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang disl<riminatif/pilih

kasih;

f. melakukan

Page 7: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

-5-

f. melakukan pertemuan dengan penyedia barang/jasa yang sedang mengikuti

proses tender kecuali hal-hal yang diperbolehkan berdasarkan peraturan

pengadaan barang/jasa yaitu penjelasan lapangan, klarifikasi teknis/ lapangan,

pembuktian kualifikasi, negosiasi teknis danl atau harga dan hal lain yang

diperbolehkan;g melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme dengan pihak perangkat daerah dalam

pelaksanaan pengadaan barang/Jasa;

h. mengucapkan perkataan yang tidak etis dan bersifat melecehkan kepada penyedia

barang/jasa, kuasa atau wakilnya baik langsung maupun tidak langsung atau

perusahaan yang mempunyai afiliasi dengan Penyedia Barang/Jasa atau

masyarakat;i. melakukan intervensi dan penyalahgunaan wewenang secara langsung maupun

tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa; danj. saling melakukan intervensi dan penyalahgunaan wewenang secara langsung

maupun tidak langsung antar penyelenggara pengadaan barang/jasa.

F. MAJELIS KODE ETIK

1. KedudukanMajelis Pertimbangan Kode Etik bersifat adhoc sebagai komite pengawas perilaku

penyelenggara pengadaan barang/jasa berkedudukan di bawah dan bertanggung

jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

2. TugasIr/ajelis Pertimbangan Kode Etik mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

perilaku penyelenggara pengadaan barang/jasa berdasarkan kode etik.

3. KewenanganDalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam nomor 2, It/ajelis

Pertimbangan Kode Etik berwenang untuk:

a. melaksanakan pengawasan langsung terhadap perilaku penyelenggara

pengadaan barang/jasa ;

b. menerima pengaduan/keluhan dari Penyedia Barang/Jasa, UKPBJ dan

jajarannya, OPD dan/atau masyarakat;

c. mengumpulkan dan/atau mencari tahu fakta, data dan/atau informasi terkait

pengaduan/keluhan Yang diterima;

d. mengolah dan/atau menganalisa pengaduan/keluhan yang diterima;

e. melaksanakan pemanggilan terhadap penyelenggara pengadaan barang/jasa dan

pihak terkait seperti pelapor dan saksi;

f . melaksanakan pemeriksaan atas pengaduan/keluhan yang diterima;

g. menilai adalatau tidaknya pelanggaran kode etik oleh penyelenggara pengadaan

barang/jasa baik yang dilaporkan oleh penyedia barangliasa, kuasa atau wakilnya

baik langsung maupun tidak langsung atau perusahaan yang mempunyai afiliasi

dengan penyedia barang/jasa atau masyarakat dan/atau yang dipertanyakan oleh

penyelenggara pengadaan barang/jasa;

h mengusulkan pemberian sanksi atas pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh

penyelenggara pengadaan barang/jasa untuk ditetapkan oleh Gubernur atau

pejabat yang diberikan kewenangan untuk memberikan hukuman bagi

penyelenggara pengadaan barang/jasa; dan

i. melaporkan

Page 8: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

I

-6-

i. melaporkan tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya kepada Gubernur melalui

Sekretaris Daerah.Laporan ltlajelis Pertimbangan Kode Etik kepada Gubernur sebagaimana dimaksudpada huruf i mengenai orang pribadi penyelenggara pengadaan barang/jasa bersifatrahasia.

4. Tanggung JawabDalam melaksanakan tugas dan kewenangannya, lvlajelis Pertimbangan Kode Etik

bertanggung jawab atas:

a. terlaksananya pengawasan perilaku penyelenggara pengadaan barang/jasa

berdasarkan Kode Etik;

b. tenuujudnya transparansi dan akuntabilitas penyelesaian pengaduan atas perilaku

penyelenggara pengadaan barang/jasa; dan

c. terlaksananya penerapan Kode Etik pada setiap pelaksanaan tugas seluruhpenyelenggara pengadaan barang/jasa.

5. Personel dan SekretariatSusunan personel, masa tugas, pengangkatan, pemberhentian dan honorarium serta

sekretariat [\Iajelis Pertimbangan Kode Etik akan ditetapkan dalam Keputusan

Gubernur.

G. PROSEDUR PENEGAKAN KODE ETIK

1. Pemeriksaan Atas Dasar Pengaduan

a. Laporan pengaduan terhadap adanya dugaan pelanggaran kode etik harus

memuat:

1) identitas pengadu berupa Kartu Tanda Penduduk;

2) laporan pengaduan ditandatangani oleh pengadu; dan

3) bukti pelanggaran kode etik.

b. Pemeriksaan atas dasar pengaduan dari masyarakat, laporan Perangkat

Daerah, media massa, dan/atau pihak lain di luar Unit Kerja Pengadaan

Barang/Jasa dilakukan dengan mekanisme:

1) sekretariat tMajelis Pertimbangan Kode Etik menyusun telaahan atas

pengaduan yang diterima dan menyampaikannya kepada Ketua tt/ajelis;

2) ketua Majelis Pertimbangan Kode Etik mengadakan rapat yang

dipersiapkan oleh Sekretariat untuk membahas pengaduan;

3) rapat tt/ajelis Pertimbangan Kode Etik membahas dan membuat

kesimpulan apakah pengaduan layak atau tidak layak ditindaklanjuti

dengan pemeriksaan;

4) apabila tidak layak proses penanganan pengaduan dihentikan dan

diberikan penjelasan tertulis yang patut kepada pihak pengadu;

5) apabila layak proses penanganan pengaduan ditindaklanjuti dengan

pemeriksaan oleh sidang lVlajelis Pertimbangan Kode Etik, dengan :

a) Pemeriksaan laPoran;

b) Pemeriksaan bukti; dan

c) pemanggilan Pihak.

6) sesuai

Page 9: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

7

6) sesuai dengan hasil pemeriksaan dan bukti yang ada, tt/ajelis

Pertimbangan Kode Etik memutuskan dan menetapkan ada atau tidak

pelanggaran terhadap Kode Etik;

7) apabila diputuskan dan ditetapkan bahwa telah terjadi pelanggaran

terhadap Kode Etik, maka dalam putusannya Majelis Pertimbangan

Kode Etik harus mencantumkan hukuman disiplin yang diberikan

kepada pejabat penyelenggara pengadaan barang/jasa yang

melanggar;8) Keputusan tt/ajelis Pertimbangan Kode Etik dilaporkan kepada

Gubernur dengan tembusan kepada Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah

dan Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah untuk diambil keputusan; dan

9) Gubernur atau pejabat yang ditunjuk menetapkan pemberian hukuman

berdasarkan Keputusan tvlajelis Pertimbangan Kode Etik.

c. Hukuman sebagaimana dimaksud pada angka 7) berupa :

1) Hukuman untuk melakukan permintaan maaf secara tertulis kepada

pimpinan penyelenggara pengadaan barang/jasa; dan/ atau

2) Hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 2), dikenakan

berdasarkan tingkat pelanggaran Kode Etik dan tidak bersifat kumulatif

hukuman.

2. Pemeriksaan Atas Dasar Temuan

a. Pemeriksaan atas dasar temuan dilakukan oleh tvlajelis Pertimbangan Kode Etik

dan/atau hasil temuan lembaga pemeriksa yang dibentuk dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dengan mekanisme:

1) ketua [\Iajelis Pertimbangan Kode Etik mengadakan rapat yang dipersiapkan

oleh Sekretariat [\Iajelis Pertimbangan Kode Etik untuk membahas hasil

temuan;

Z) rapat l\Iajelis Pertimbangan Kode Etik membahas dan membuat kesimpulan

apakah hasil temuan layak atau tidak layak ditindaklanjuti dengan

pemeriksaan;

3) apabila tidak layak proses penanganan hasil temuan dihentikan dan

diberikan penjelasan tertulis yang patut kepada pihak pengadu;

4) apabila layak proses penanganan hasil temuan ditindaklanjuti dengan

pemeriksaan oleh sidang tt/ajelis Pertimbangan Kode Etik dengan:

a) pemeriksaan laPoran;

b) Pemeriksaan bukti; dan

c) pemanggilan Para Pihak.5) sesuai dengan hasil pemeriksaan dan bukti yang ada Majelis Pertimbangan

Kode Etik memutuskan dan menetapkan ada atau tidak pelanggaran

terhadaP Kode Etik;

6) apabila diputuskan dan ditetapkan bahwa telah tejadi pelanggaran terhadap

Kode Etik maka dalam putusannya lVlajelis Pertimbangan Kode Etik harus

mencantumkan hukuman disiplin yang diberikan kepada penyelenggara

pengadaan barang/jasa yang melanggar;

7) Keputusan

Page 10: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

a

-8-

7) Keputusan tMajelis Pertimbangan Kode Etik dilaporkan kepada Gubernurdengan tembusan kepada Wakil Gubernur, Sekretaris Daerah dan AsistenPerekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat SekretariatDaerah untuk diambil keputusan; dan

8) Gubernur atau pejabat yang ditunjuk menetapkan pemberian hukuman

berdasarkan putusan tMajelis Pertimbangan Kode Etik.

b. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada angka 6) mengikuti ketentuanpada klausul H.1.c

c. Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada huruf b dikenakan berdasarkan

tingkat pelanggaran Kode Etik.

3. Mekanisme PemanggilanPemanggilan para pihak yang diduga melakukan pelanggaran kode etik memenuhi

mekanisme.a. tMajelis Pertimbangan Kode Etik memanggil secara tertulis para pihak yang

diduga melakukan pelanggaran kode etik untuk dilakukan pemeriksaan;

b. pemanggilan oleh tt/ajelis Pertimbangan Kode Etik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah diterimanya laporan

pengaduan/temuan;

c. dalam hal pihak yang dipanggil tidak hadir tanpa alasan yang sah pada tanggal

pemeriksaan yang ditentukan, pemanggilan kedua dilakukan paling lama 7(tujuh) hari kerja sejak hari ketidakhadiran pada pemanggilan pertama;

d. apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam surat pemanggilan

kedua, pihak yang dipanggil tetap tidak hadir dianggap telah melanggar kode

etik; dan

e. dalam hal terjadi pelanggaran Kode Etik sebagaimana dimaksud pada huruf d,

tr/ajelis Pertimbangan Kode Etik melaporkan kepada Gubernur sesuai

mekanisme penanganan pelanggaran kode etik.

H. PEMBIAYAANPembiayaan kegiatan tr/ajelis Pertimbangan Kode Etik dibebankan pada Anggaran dan

Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur.

I. KETENTUAN LAIN - LAIN

Bagi personel yang menjabat sebagai Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, maka Kode

Etik yang diterapkan mengikuti Kode Etik Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa yang ditetapkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

A TI[/UR

R PARAWANSA

s\,

*

EB il

4

SALINAN

Page 11: Biro PBJ Prov. Jatimp2bj.jatimprov.go.id/web/sudo/uploads/file/... · Created Date: 8/5/2019 2:19:18 PM

-9-

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada:

Yth. : 1. Sdr. [Vlenteri Dalam Negeri di Jakarta.2. Sdr Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah di Jakarta.

3. Sdr. lnspektur Provinsi Jawa Timur di Sidoarjo.4. Sdr. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur

di Surabaya.5. Sdr Kepala Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

Timur di Surabaya.