biostratigrafi dengan pithecanthropus

16
21 BAB 3. BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS Penemuan fosil Pithecanthropus diyakini telah menjawab evolusi terjadinya manusia modern (manusia masa kini). “Binatang” Homo sapiens, termasuk family Hominidae (menurut serie Catarrhini), sub ordo Anthropoidea, ordo Primata. Keluarga paling dekat dalam konteks evolusi yang termasuk family Samiidae, adalah man-like anthropoid ape. Termasuk diantaranya jenis ape, adalah gibbon, orang utan, gorilla, dan chimpanzee. Dua yang tersebut terakhir lebih mirip dengan manusia. Penemuan fosil ape, manusia purba pada umumnya terpisah-pisah tempatnya dan sebagian-sebagian. Cephalon (tengkorak) terpsah dengan femur (tulang paha), kadang- kadang gigi sudah terpisah dengan tengkorak. Gambar 3.1. Beberapa jenis tengkorak Pithecanthropus Timbul pertanyaan, mengapa dapat terjadi demikian ?. Dengan rekonstruksi, anthropologist mampu menggambarkan bentuk “asli” dari manusia purba, seperti yang anda lihal di Musem Sangiran, Jawa Tengah. Fosil Chimpanze yang berumur Miocene pernah ditemukan di Kenya, Afrika, kemudian dikenal sebagai Proconsul. Sifat monkey terlihat pada ukuran dan bentuk tulang tangan, tengkorak (=skull) dan otak (=brain)., namun sifat hominid tampak pada ukuran dan bentuk permukaan kepala (=face), tulang rahang dan gigi. Hasil

Upload: marchel-monoarfa

Post on 15-Aug-2015

74 views

Category:

Science


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

21

BAB 3. BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

Penemuan fosil Pithecanthropus diyakini telah menjawab evolusi terjadinya manusia modern (manusia masa kini). “Binatang” Homo sapiens, termasuk family Hominidae (menurut serie Catarrhini), sub ordo Anthropoidea, ordo Primata. Keluarga paling dekat dalam konteks evolusi yang termasuk family Samiidae, adalah man-like anthropoid ape. Termasuk diantaranya jenis ape, adalah gibbon, orang utan, gorilla, dan chimpanzee. Dua yang tersebut terakhir lebih mirip dengan manusia. Penemuan fosil ape, manusia purba pada umumnya terpisah-pisah tempatnya dan sebagian-sebagian. Cephalon (tengkorak) terpsah dengan femur (tulang paha), kadang-kadang gigi sudah terpisah dengan tengkorak.

Gambar 3.1. Beberapa jenis tengkorak PithecanthropusTimbul pertanyaan, mengapa dapat terjadi demikian ?. Dengan rekonstruksi, anthropologist mampu menggambarkan bentuk “asli” dari manusia purba, seperti yang anda lihal di Musem Sangiran, Jawa Tengah.Fosil Chimpanze yang berumur Miocene pernah ditemukan di Kenya, Afrika, kemudian dikenal sebagai Proconsul. Sifat monkey terlihat pada ukuran dan bentuk tulang tangan, tengkorak (=skull) dan otak (=brain)., namun sifat hominid tampak pada ukuran dan bentuk permukaan kepala (=face), tulang rahang dan gigi. Hasil penelitian menunjukan: banyaknya volume otak akan berperan dalam membuat kecerdikan seseorang. Orang yang volume otaknya besar mempunyai tingkat kecerdikan tinggi, walaupun demikian perlu diingat “kepala yang besar” belum tentu mempunyai volume otak yang besar pula.

Penelitian yang dilakukan oleh Lewis (1934) di Siwalik, India menemukan species purba, yang kemudian disebut Ramapitheus. Sat ini timbul pertanyaan, apakah Ramapitheus merupakan nenek moyang manusia yang paling tua ? Dugaan bahwa Ramapitheus merupakan bentukan primitive Australipithecus sampaisekarang masih dipercaya

Page 2: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

22

Gambar 3.2. Bagian Pithecanthropus yang pernah ditemukan

Para ahli paleoanthropologi telah melakukan rekonstruksi kehidupan manusia purba dengan “imaginasi” sebagai berikut:

Gambar 3.3. Pithecanthropus laki-laki lebih besar dibandingkan dengan yang perempuan

Page 3: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

23

Gambar 3.4. Mereka juga membentuk komunitas

Mereka juga sudah mengenal alat-alat yang umumnya dibuat dari jaman batu. Oleh sebab itu masa Pithecanthropus sering disebut sebagai jaman batu. Peralatan tersebut antara lain:

Gambar 3.5. Peralatan milik Pithecanthropus

3.1 EVOLUSI MANUSIA PURBAAustralopithecus yang diyakini merupakan bentuk penghubung antara manusia dan ape, ditemukan pada endapan Pleistocene di Afrika Selatan oleh Dart (1924). Penelitian dan penemuan yang dilakukan antara 1961 hingga 1063 memberikan kesimpulan sementara Australipithecus meruapakan manusia purba yang paling primitive dan yang paling tuaPerhatikan gambar rekonstruksi tengkorak Pithecantropus erectus (gbr.kiri), fosil tengkorak Pithecanthropus erectus Von Koenigwald (gbr.kanan) yang ditemukan di Sangiran.

Gambar 3.6. Manusia purba di Indonesia (gbr.kiri), Evolusi manusia purba (gbr.kanan)

Page 4: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

24

Gambar 3.7. Evolusi manusia purba di Indonesia

Gambar 3.8. Penemuan tengkorak manusia purba

Gambar 3.9. Rekonstruksi tengkorak Pithecanthropus erectus (gbr.kiri), fosil tengkorak Pithecanthropus erectus Von Koenigwald (gbr.kanan)

Page 5: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

25

Gambar 3.10. Tengkorak manusia purba di Museum Sangiran (gbr.kiri), penemuan fosil manusia purba yang berumur 3500 tahun (gbr.kanan) di Ceruk Ujung Krajan

Gambar 3.11. Tengkorak manusia purba yang relatif masih utuh

Gambar 3.12. Tengkorak manusia purba (gbr.kiri), tengkorak dan tulang kaki Pithecanthropus erectus (gbr.kanan).

Page 6: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

26

Gambar 3.13. Manusia purba yang ditemukan di Afrika Selatan (gbr.kiri), manusia purba yang ditemukan di Yunani (gbr.kanan)

Gambar 3.14. Homo soloensis (gbr.kiri), rekonstruksi kehidupan manusia purba (gbr.kanan).

Tengkorak (skull) Pithecanthropus yang pernah ditemukan di beberapa negara antara lain:

Gambar 3.15. Homo erectus (Pithecanthropus) sangiran VII (gbr.kiri), P.modjokertensis (gbr.tengah), P.robustus (gbr.kanan).

Page 7: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

27

Gambar 3.16. P. schedel (gbr.kiri), Pithecanthropus skull VIII (gbr.tengah), Homo erectus (Pithecanthropus) pekinenis (gbr.kiri).

Gambar 3.17 Homo erectus sangiran skull 17 (gbr.kiri), Pithecanthropusas known Java man (gbr.tengah), Homo erectus

pekinensis =Peking man (gbr.kanan).

Gambar 3.18. Pithecanthropus vedda (gbr.kiri), P.rudolfensis (gbr.tengah), Neanderthal (gbr.kanan).

Para pioner geologist yang telah mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan antara lain:

Page 8: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

28

Gambar 3.19. Eugene Dubois (gbr.kiri), Gustav Heinrich Ralph (GHR) von Koenigwald (gr.tengah), Reiout Willem (RW) van Bemmelen (gbr.kanan).

Von Koenigwald salah seorang pionir geologi yang mengkhususkan diri pada fosil Pithecanthropus telah berhasil menyusun biostratigrafi seperti berikut:

Tabel 3.1. Biostratigrafi berdasarkan Pithecanthropus (Von Koenigswald (1940)U.Pleistocene (Ngandong fauna)

Homo soloensis Oppenoorth

M.Pleistocene (Trinil fauna) Pithecanthropus paleojavanicus V.K; Pithecanthropus dubuis v.K; Pithecanthropus modjokertensis V.K (cf.P.robustus Weidenreich)

Disamping mencermati fosil Pithecanthropus, telah pula dipelajari populasi fosil vertebrata dengan hasil sebagai berikut:

3.2. BIOSTRATIGRAFI BERDASARKAN FOSIL VERTEBRATABagaimana dengan binatang vertebrata ?Penelitian fosil vertebrata yang telah berhasil dikompilasi oleh Von Koenigswald (1940) diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kumpulan fauna

Umur Tempat dan kumpulan faunaHolocene SampungU.Pleistocene NgandongM.Pleistocene Notopuro beds (no fauna Trinil)L.Pleistocene DjetisU.Pliocene KaliglagahM.Pliocene Tjidjulang

Page 9: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

29

Kumpulan fauna itu disimpulkan sebagai berikut:

Tabel 3.3. Biostratigrafi berdasarkan Vertebrata (Von Koenigwald, 1949)

Tipe Asosiasi fauna

Kaliglagah fauna, tersingkap di Tegal, Jawa Barat (U.Pliocene)

Sebagai fosil indeks: Mastodon bumiajuensis, dalam bentuk geraham atas. Terdapat pula fosil: Stegodon; Elephas cf.planiformis; Sus stremmi; Mintiacus; Cervus stehlini; Bos sp, Hippopotamus simplex; Crocodiles dan Giant tortoise

Djetis fauna, tersingkap di daerah Mojokerto dan sekitarnya, Jawa Timur (L.Pleistocene)

Sebagai fosil indeks: Felis; Epimachachairodus; Lutra; Megayon;Ursus; Hyaena; Hippopotamus koenigswaldi; Pigs; Deer (Cervus zwaani,C.problematicus); Antelope (Antelope modjokertensis, Antelope saatensis); Bos; Leptobos; Rhinoceras sondaicus; Rhioceras kendengensis; Tapirus; Nestroritherium; Stegodon; Elepas sp; Crypto mastodon; Manis paleojavanica; Monkeys; Gibbons dan large orang (Pongo); Giant Megathropus, Pithecanthropus

Ngandong fauna, tersingkap di endapan terrace di Ngawi Utara dan Barat (U.Pleistocene)

Antelope sudah punah. Dijumpai Hippopotamus; Stegodon; Elephas,banyak Cervus hippolaphus. Fosil indeks antara lain: Axis deer; Cervus palaeojavanicus;Sus terhaari, primitive Neantherthal Man Homo soloensis.

Sampung, Ponorogo, Jawa Timur Elephas sumatrensis; Cervus eldi; Felis rebiginosa; Neofelis nebulosa

Disamping itu terdapat pula berbagai binatang purba, yang sebagian besar telah punah. Binatang purba tersebut antara lain seperti tercantum pada gambar berikut:

Berbagai binatang purba yang telah berhasil ditemukan fosilnya antara lain:

Page 10: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

30

Gambar 3.20. Mammoth (gbr.kiri), Triceratops (gbr.kanan)

Gambar 3.21. Brontosaurus (gbr.kiri), kerangka Brontosaurus (gbr.kanan)

Gambar 3.22. Apatosaurus (gbr.kiri), Kerangka Dinosurus (gbr.kanan)

Page 11: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

31

Gambar 3.23. Ceratosaurus (gbr.kiri), Tyranosaurus (gbr.kanan)

Gambar 3.24. Styracosaurus (gbr.kiri), rokonstruksi kerangka gajah (gbr.kanan)

Gambar 3.25. Fosil burung Sinisauropteryx (gbr.kiri), rekonstruksi Archaeopteryx (gbr.kanan)

Page 12: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

32

Gambar 3.26. Veloceraptor (gbr.kiri), rekonstruksi Elasmotherium (gbr.kanan).

Gambar 3.27. Fosil gajah purba (gbr.kiri) , dan fosil kerbau purba (gbr.kanan).

Gambar 3.28. Stegodon (gbr.kiri), fosil geraham gajah (gbr.kanan)

Page 13: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

33

Gambar 3.29. Gading gajah purba (gbr.kiri), ekskavasi fosil gajah purba (gbr.kanan)

Bagaimana dengan fosil Tumbuhan ?

Page 14: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

34

Tabel 3.4. Biostratigrafi flora vs jaman

Tabel 3.5. Stratigrafi flora

Page 15: BIOSTRATIGRAFI DENGAN PITHECANTHROPUS

35

Timbul pertanyaan

Flora dapat tersebar ke seluruh dunia dengan media angin, yang menyebarkan spora maupun biji. Oleh sebab itu mungkinkah kita menyusun biostratigrafi berdasarkan fosil flora untuk daerah setempat?

Catatan kerja