biopsy ginjal

Upload: neny-kurnia-w

Post on 06-Mar-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

BIOPSY GINJALA. PengertianBiopsi ginjal ialah sutu prosedur yang dapat membantu menegakan diagnosis penatalaksanaan dan prognosis penderita penyakit ginjal. Teknik brus biopsy akan menghasilkan informasi informasi yang spesipik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menujukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya melainkan artefak. Pertama tama di lakukan pemeriksaan sistoskopik kemudian di pasang kateter uretra melalui kateter tersebut. Kelainan yang di curigai di sikat maju mundur secara teratur untuk mendapatkan sel sel dan fragment jaringan permukaan untuk pemeriksaan analisis histology.Setelah prosedur pemeriksaan selesai dilakukan, pemberian cairan infuse dapat di lakukan untuk membersihkan ginjal dan membantu mencegah terbentuknya bekuan darah. Urin dapat mengandung darah ( yang biasanya akan jernih dalam waktu 24 48 jam )akibat perembesan pada bagian atau tempat penyikatan. Kolik renal pasca operatif kadang kadang terjadi dan responsip terhadap pemberian freparat analgetik.Biopsy ginjal di lakukan dengan memasukan jarum biopsy melalui kulit ke dalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsy terbuka melalui luka insisi yang kecil di daeraah pinggang. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan spesiment bagi pemeriksaan mikroskopik electron serta imunofluoresen khususnya bagi penyakit glomelurus. Sebelum biopsy dilakukan pemeriksaan koagulasi perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi setiap resiko terjadinya perdarahan pasca biopsy.B. ProsedurPasien di puasakan selama 6 8 jam sebelum pemeriksaan set infuse di pasang. Specimen urin di simpan dan di kumpulkan untuk di bandingkan dengan specimen pasca biopsy. Jika akan di lakukan biopsy jarum, pasien di beritahukan agar menahan napas ( untuk mencegah gerakan ginjal ) ketika jarum biopsy di tusukan.Pasien yang sudah dalam keadaan sedasi di letakan dalam posisi berbaring telungkup dengan bantal pasir di letakan di bawah perut. Kulit pada lokasi biopsy di infiltrasi dengan prefarat anastesi local. Jarum biopsy tepat di tusukan sebelah dalam kapsul ginjal tepat pada kuadrat ginjal sebelah luar. Lokasi ginjal dapat si pastikan melalui fluoroskopi atau ultrasound dengan menggunakan teknik khusus. Pada biosi terbuka di lakukan insisi yang kecil di daerah ginjal sehinggan ginjal dapat di lihat secara langsung.C. Penatalksanaan Keperawatan Pasca BiopsiSesudah specimen biosi di peroleh tempat biopsy di tekan. Pasien di biarkan dalam posisi berbaring telungkup sesaat sesudah biopsy dan kemudian di haruskan tirah baring selama 24 jam untuk mengurangi resiko perdarahan.Kondisi pasien dipantau dengan ketat untuk mendeteksi kemungkianan hematuria yang dapat terjadi segera setelah biopsy. Ginjal merupakan organ yang vaskuler, dan kurang lebih seperempat dari curah jantung beredar melalui ginjal dalam sekitar satu menit. Pelintasan jarum biopsy akan menusuk kapsu ginjal dan perdarahan dapat terjadi dalam rongga perirenal. Biasanya perdarahan akan berhenti dengan sendirinya meskipun dalam ruangan in dapat terjadi akumulasi darah dengan jumlah yang besar tanpa tanda tanda yang jelas sampai terlihat kolaps kardiovaskular.- Untuk mendeteksi dini tanda tanda perdarahan tanda tanda vital harus di amati setiap 5 hingga 15 menit sekali selama satu jam pertama dan kemudian dengan frekuensi yang semakin di kurangi sesuai indikasi.- Tanda tanda dan gejala yang cenderung kea rah perdarahan mencakup kenaikan atau penurunan tekanan darah, takikardia, anoreksia, muntah dan timbulnya gangguan rasa nyaman dan rasa pegal serta nyeri tumpul di daerah abdomen.- Setiap keluhan nyeri pada punggung dan bahu atau di suria harus segera di laporkan.Nyeri di daerah pinggang dapat terjadi meskipun biasa menggambarkan perdarahan yang terjadi dalam otot dari pada di sekitar ginjal. Nyeri kolik yang serupa dengan kolik ureter dapat dapat timbul apabila di temukan bekuan dalam urter yang dapat menimbulkan nyeri pinggang yang tajam, serta menjalar hingga ke lipat paha.Semua urine yang di eliminasi pasien di inspeksi untuk menemukan bukti adanya perdarahan dan membandingkanya dengan specimen pra biopsy dan sempel urin yang di keluarkan sebelumnya. Jika perdarahan tetap terjadi seperti yang termanispestasi melalui hematom yang semakin membesar maka palpasi dan manipulasi abdomen harus di hindari.Nilai hematokrit dan hemoglobin di ukur dalam waktu 8 jam untuk mengkaji setiap perubahan nilai yang menurun dapat menunjukan perubahan. Biasanya asupan cairan di pertahankan pada jumlah 3000 ml per hari kecuali apabila pasien menderita insufisiensi ginjal. Bila terjadi perdarahan, pasien di siapkan untuk menjalani terapi komponen darah dan intervensi bedah untuk mengendalikan hemoragi yang yang memerlukan tindakan drainase atau kadang kadang nefrektomi ( pengangkatan ginjal ).Hemoragi yang tertunda dapat terjadi beberapa hari setelah biopsy. Karena itu, pasien di instruksikan untuk tida melakukan aktivitas yang berlebihan, olah raga atu mengangkat beban yang berat selama paling sedikit 2 minggu. Dokter atau rumah sakit harus di beri tahu jika terdapat tanda dan gejala seperti berikut : nyeri pinggang, hematuria, pusing dan rasa ingin pingsan, denyut nadi yang cepat atau tanda tanda dan gejala lain yang menunjukan adanya perdarahan.

KUB nephrolithiasis (batu ginjal), vesicolithiasis (batu vesica urinari), nefritis (radang ginjal), cystitis (radang vesica urinari), ureterolithiasis (batu ureter), tumor, hipertrofi prostat.Persiapan BNO-IVP meliputi : Pemeriksaan ureum kreatinin (ureum Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum pemeriksaan untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringan Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok untuk menghindari gangguan udara usus saat pemeriksaan\ Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk mendistensikan lambung dan gas Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement (klisma) Skin test subkutan untuk memastikan bahwa penderita tidak alergi terhadap penggunaan kontras

Persiapan sebelum pemeriksaan Dalam persiapan pemeriksaan ini biasanya dokter akan menjelaskan bagaimana pasien mempersiapkan diri terlebih dahulu. Beberapa persiapan akan dilakukan sebelum pemeriksaan yaitu :a. Pasien mungkin akan diminta untuk tidak makan atau minum setelah tengah malam pada malam hari sebelum pemeriksaan. Pasien mungkin juga diminta untuk mengambil pencahar ringan (baik dalam bentuk cair atau pil) malam sebelum prosedur.b. Pasien harus memberitahu dokter tentang obat yang dipakai dan jika pasien mempunyai alergi, terutama untuk bahan iodinated kontras atau cairan infus. Juga menginformasikan kepada dokter mengenai penyakit atau kondisi medis lainnya. c. Pasien diminta melepas pakaian dan memakai sebuah baju selama pemeriksaan. pasien juga diminta untuk melepas perhiasan, dan setiap benda atau pakaian yang mungkin terganggu dengan x-ray foto. d. Perempuan harus memberitahu dokter atau teknisi x-ray jika ada kemungkinan bahwa mereka hamil, karena radiasi dari x-ray dapat mengganggu janin. Jika x-ray sangat diperlukan, tindakan pencegahan akan diambil untuk meminimalkan radiasi terhadap janin.

Endourologi (prosedur endoskopi urologi)

1. Pemeriksaan sistoskopimerupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung kemih. Alat sistokop, yang dimasukan melalui uretra ke dalam kandung kemih, memiliki system lensa optis yang sudah ada pada alat itu sendiri sehingga akan meemberikan gambar kandung kemih yang diperbesar dan terang. Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara lengkap selain visualisasi orifisium uretra dan uretra pars prostatika. Kateter uretra yang halus dapat dimasukan melalui sistoskop sehingga ureterdan pelvis ginjal dapat dikaji. Sistoskop juga memungkinkanahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut. Alat forceps dapat dimasukkan melalui sistoskop untuk keperluan biopsi. Batu dapat dikeluarkan dari uretra, kandung kemih dan ureter melalui sistoskop. Alat endoskop dimasukkan dengan melihatnya secara langsung. Uretra dan kandunng kemih diinspeksi. Larutan irigasi steril disemprotkan untuk menimbulkan distensi kandung kemih dan membilas keluar semua bekuan darah sehinngga visualisasi menjadi lebih baik. Penggunaan cahaya denngan intensitas tinggi dan lensa yang bisa ditukar-tukar memungkinkan visualisasi yang sangat baik serta memudahkan pembuatan gambar-gambar yang diam dan yang bergerak dari struktur ini. Sebelum melaksanakan prosedur pemeriksaan dapat diberikan preparat sedativ. Anestesi topical local disemprotkan kedalam uretra sebelum ahli urologi memasukkan alat sistoskop. Pemberian diazepam (valium) intravena bersama dengan preparat anestesi topical uretra dapat diberikan. Sebagai alternative lain dapat dilakukan anestesi spinal atau umum.Setelah menjalani pemeriksaan sistoskopik, kadang-kadang penderita kelainan patologik obstruktif mengalami retensi urin sebagai akibat dari edema yang disebabkan oleh instrumentasi. Penderita hyperplasia prostat harus dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan retensi urin. Pasien yang menjalani instrumentasi traktus urinarus (yaitu, sistoskopi) perlu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda dan gejala infeksi urinarius. Edema uretra yang terjadi sekunder akibat trauma local dapat menyumbat aliran urin, oleh karena itu pemantauan akan adanya tanda-tanda dan gejala obstruksi pada pasien juga perlu dilakukan.

2. Brush biopsy ginjal dan uretraTeknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak. Pertama-tama dilakukan pemeriksaan sistoskopik. Kemudian dipasang kateter uretra yang di ikuti oleh tindakan memasukkan alat sikat khusus (biopsy brush) melalui kateter tersebut. Kelainan yang dicurigai disikat maju mundur secara teratur untuk mendapatkan sel-sel dan fragmen jaringan permukaan untuk pemeriksaan analisis histology. Setelah prosedur pemeriksaan selesai dilakukan, pemberian cairan infus dapat dilakukan untuk membersihkan ginjal dan mencegah pembentukan bekuan darah. Urin dapat mengandung darah (yang biasanya menjadi jernih dalam waktu 24-48 jam) akibat perembesan pada tempat penyikatan.

3. Endoskopi renal (nefroskopi)Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis ginjal, mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakan diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.

4. Biopsi ginjalBopsi ginjal dilakukan dengan menusukan jarum biopsi melalui kulit kedalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil didaerah pinggang. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik electron serta imunofluoresen, khususnya bagi penyakit glomerulus.Sebelum biopsi dilakukan, pemeriksan koagulasi perlu dilakukan lebih dahulu untuk mengidentifikasi setiap resiko terjadinya perdarahan pascabiopsi.Prosedur, pasien dipuasakan selama 6 hingga 8 jam sebelum pemeriksaan. Set infuse dipasang. Spesimen urin dikumpulkan dan disimpan untuk dibandingkan dengan specimen pascabiopsi. Jika akan dilakukan biopsi jarum pasien diberitahukan agar menahan nafas ketika jarum biopsi ditusukan. Pasien yang sudah dalam keadaan sedasi di tempatkan dalam posisi berbaring telungkup dengan bantal pasir diletakan dibawah perut. Kulit pada lokasi biopsy diinfiltrasi denngan preparat anestesi local. Lokasi jarum dapat dipastikan melalui fluuoroskopi atau ultrasound dengan menggunakan teknik khusus. Pada biopsi terbuka dilakukan insisi yang kecil didaerah ginjal dapat dilihat secara langsung.

5. Pemeriksaan radio isotopMerupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu prosesfisiologik normal dan tidak memerlukan persiapan pasien yang khusus. Preparat radiofarmaseutikal disuntikan intravena. Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang ditempatkan disebelah posterior ginjal sementara pasien berada dalam posisi telentang,telungkup atau duduk. Gambar yang dihasilkan (yang disebut pemindai) menunjukan distribusi preparat radiofarmaseutikal didalam ginjal.Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat berguna untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk. Pemeriksaan pemindai hippurate memberikan informasi tentang fungsi ginjal.

6. Pengukuran urodinamikPengukuran urodinamik menghasilkan berbagai pemeriksaan fisiologik dan structural untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih serta uretra dengan mengukur :a. Kecepatan aliran urinb. Tekanan kandung kemih pada saat buang air kecil dan saat istirahatc. Resitensi uretra internald. Kontras serta relaksasi kandung kemihTekanan abdominal , kandung kemih serta detrusor, aktivitas sfingter, inervasi kandung kemih, tonus otot dan reflex sacrum dikaji. Berikut ini merupakan pengukuran urodinamik yang paling sering dilakukan :e. Uroflometri (kecepatan aliran) merupakan rekaman volume urin yang mengalir melalui ureter per satuan waktu (ml/s)f. Sistometrogram merupakan rekaman grafik tekanan dalam kadung kemih (intra vesikal) pada berbagai fase pengisian dan pengosongan kandung kemih untukmengkaji fungsinya. Selama prosedur pemeriksaan dilakukan, jumlah cairan yang dimasukan dan dikeluarkandari kandung kemih disamping rasa penuh pada kandung kemih dan keinginan untuk buang air kecil harus dicatat. Kemudian semua hasil ini dibandingkandengan tekanan yang diukur dalam kandung kemih selama pengisian kandung kemih dan berkemih. Pertama-tama pasien diminta untuk berkemih, dan dokter mengamati lamanya waktu yang diperlukan untuk memulai, ukuran, kekuatan serta kontinuitas aliran urin, dan derajat mengajan serta adanya hesitancy. Kateterretensi dimasukan melalui uretra kedalam kandung kemih. Volume sisa diukur dan kateter tersebut dibiarkan pada tempatnya. Kateter uretral dihubungkan dengan manometer air, dan larutan steril dibiarkan mengalir kedalam kandung kemih dengan kecepatan biasanya 1 ml/s. pasien memberitahukan dokter pada saat terasa ingin buang air kecil, dan pada saat kandung kemih terasa penuh. Derajat pengisian kandung kemih pada kedua situasi ini dicatat. Tekanan diatas tingkat nol pada simfisis pubis diukur, dan tekanan serta volume dalam kandung kemih diukur serta dicatat.g. Profil tekanan uretra mengukur resitensi uretra disepanjang uretra. Gas dan cairan dimasukkan melalui sebuah kateter yang ditarik keluar sambil mengukur tekanan disepanjang dinding uretra.h. Sistouretrogram memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang dapat dilakukandengn penyntikan retrograd atau dengan mengeliminasi media kontras.i. Pada voiding cystourethogram, kandung kemih diisi dengan media kontras dan pasien berkemih sementara foto-foto spot dibuang dpengn cepat. Ada tidaknnya refluks vesikouretral atau kelainan congenital pada traktus urinarius inferior dapat diperlihatkan. Voidingcystourethrogram juga digunakan untuk menyelidiki kesulitan dalam pengosongan kandung empedu dan inkontinensia.j. Elektromiografi meliputi penempatan elektroda dalam otot dasar panggul dan fingter ani untuk mengevaluasi fungsi neuromuskuler traktus urinarius inferior.