biopsi

28
Biopsi Biopsi Dan Pemeriksaan Dan Pemeriksaan Histopatologi Histopatologi Febryanti P Sari

Upload: cahaya

Post on 03-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ttg biposi

TRANSCRIPT

  • Biopsi Dan Pemeriksaan HistopatologiFebryanti P Sari

  • DEFINISILukito P; Soemitro M.P; Lokarjana L. Penuntun Diagnostik dan Tindaan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: Sagung Seto. 2010.

  • TUJUANLukito PF. Petunjuk Diagnosis dan Tindakan Terapi Tumor Ganas. Bandung. 2009Oncology. Basic Principles. Schwartz 9th ed,.2010. p466

  • Jaringan yang diambil harus masih hidup dan dipertahankan (dengan fiksasi yang baik) sampai pada pemeriksaan di bawah mikroskop.

    Jaringan yang diambil haruslah bukan yang nekrosis.

    Agar sampel jaringan tidak menjadi nekrosis perlu segera dimasukkan ke dalam cairan fiksasi, sehingga gambaran mikroskopisnya masih seperti jaringan tersebut masih hidup.

    Hindari daerah-daerah yang terinfeksi, karena jaringan dari daerah tersebut penuh dengan sel-sel radang, sehingga bisa mengganggu pemeriksaan histopatologis.Petunjuk Khusus Penatalaksanaan BiopsiLukito P; Soemitro M.P; Lokarjana L. Penuntun Diagnostik dan Tindakan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: Sagung Seto. 2010.

  • Hindari melakukan trauma luas, karena manipulasi jaringan akan melebarkan daerah kontaminasi sel tumor yang akan mempersulit penutupan luka.

    Hindari anastesi infiltrasi, sehingga bila mungkin sebaiknya dengan anastesi regional atau anastesi umum .

    7.Surat pengantar preparat ke laboratorium patologi harus jelas & lengkap, juga harus dicantumkan diagnosis banding yang diperkirakan.Lukito P; Soemitro M.P; Lokarjana L. Penuntun Diagnostik dan Tindakan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: Sagung Seto. 2010.

  • PRINSIP-PRINSIP ONKOLOGI PADA PEMBEDAHANJangan memakai anestesi infiltrasi;Jangan menekan massa tumor;Jangan menarik-narik preparat;Jaringan sekitar tumor yang diikutsertakan dengan preparat yang diangkat harus setebal mungkin;Daerah kelanjar diangkat dalam satu preparat dengan tumor primernya (en bloc);Bekas biopsi atau bekas operasi sebelumnya yang tidak radikal atau bekas pungsi jangan dibuka kembali atau diinsisi, jangan disinggung-singgung;Permukaan tumor yang berulkus/ tempat dimana tumor telah mencapai permukaan harus ditutup atau dikoagulasi agar daerah operasi tidak terkontaminasi.*Lukito P; Soemitro M.P; Lokarjana L. Penuntun Diagnostik dan Tindaan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: Sagung Seto. 2010.

  • Menggunakan jarum halus dipandu ke dalam massa tumor aspirasi sel dan fragmen jaringan disebarkan ke atas gelas objek fiksasi diperiksa.Kelebihan:MudahLebih nyamanAtraumatikRelatif amanMurahKekurangan:Kurang interpretatifSensitivitas 80-90%Contoh: FNAB massa payudara dapat membuat diagnosis keganasan, tapi tidak dapat membedakan tumor invasif/noninvasif

  • 2. Core Needle Biopsy

    Insisi kecil insersi jarum 14 16 G dalam posisi tertutup jarum dibuka trokar bagian dalam masuk ke tumor bagian luar didorong massa tumor masuk ke trokar formalinAnestesi lokal, tanpa jahitanInsersi 4 6 kali untuk memperoleh jumlah yg cukup

  • Incisional biopsyExcisional biopsy

  • 3. Biopsi Insisi

    Devita. Cancer &Principle of Oncology. 8th ed

  • Biopsi Eksisi

  • 5. Biopsi tekan (punch biopsy)Untuk mengambil sampel dari rash kulit atau massa yang kecil (Full thickness)Menghasilkan potongan kulit berbentuk silindris.Scar minimal

  • Untuk biopsi tulang rawan atau sumsum tulangSampel diambil dari tulang spina iliaka superior posterior.Anestesi alat ditusukkan ke tulang digergaji (ditekan & diputar-putar) disedot dikeluarkan diperiksa di laboratorium PA.Pemeriksaan harus diproses dengan dekalsifikasi, kalau tidak hanya kelihatan keping-keping tulang saja Trephine BiopsyLukito P; Soemitro M.P; Lokarjana L. Penuntun Diagnostik dan Tindaan Terapi Tumor Ganas. Jakarta: Sagung Seto. 2010.

  • KOMPLIKASI

  • METODE DIAGNOSIS PATOLOGI TUMORPotongan blok parafinPotongan beku (frozen section/vriescoup)Diagnostik sitologikTeknik sitokimiaTeknik imunohistokimiaDiagnostik mikroskopik elektronautopsi

  • BLOK PARAFIN VS POTONG BEKU

  • TEKNIK IMUNOHISTOKIMIA (IHC)

    Prinsip IHC: reaksi antigen-antibodi menggunakan reaksi antibodi yang sudah diketahui bereaksi dengan antigen targetterbentuk kompleks antigen-antibodi. kompleks ditampilkan dengan warna dibuktikan keberadaan antigen target tsb.(PR, ER, HER2Neu)

  • Dilihat dengan mata telanjang:bentuk dan morfologi tumor, warna, adanya nekrotik, adanya perdarahan. konsistensinya, rapuh atau tidak, ukuran tumorPembacaan Gambaran Makroskopis

  • Pembacaan Gambaran Mikroskopis

    Gambaran morfologiJinakGanasJaringanTersusunTidak tersusunArsitekturMirip jaringan asalKurang/tidak mirip dengan jaringan asalPerubahan sekunderJarang atau tidak adaNekrosis, perdarahanSelBerdiferensiasi baikBerdeferensiasi burukUkuran, bentukSeragamPleomorfikIntiSerupa dengan normalAtipikUkuran, bentukRegulerIregulerKromatinTersebar merataNukleolusTidak jelasMenonjol, banyakMitosisSedikitBanyak, ireguler

  • PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIPemeriksaan makroskopisDeskripsi spesimen dilihat dengan mata telanjange.g. : Jaringan dari maksila dextra, ukuran 2X1,5X1 cm, bentuk tidak beraturan, putih kecoklatan kenyal, pada irisan tampak massa padat putih batas tidak tegas diameter 1,5 cmPemeriksaan mikroskopisDeskripsi temuan dibawah mikroskop e.g. : Sediaan terdiri dari jaringan fibrokolagen , inti dalam batas normal. Diantaranya tampak trabekula tulang immature berbentuk C shape (Chinese figure like). Tidak tampak tanda tanda ganasDiagnosisKesimpulan dari penilaian makroskopis dan mikroskopis e.g. : Fibrous dysplasia a/r maksila dextra

  • STAGINGT1, T2, T3, & T4 N0, N1, N2, & N3 M0 and M1 Stadium 0 - IV

  • KLASIFIKASI TNMBerdasarkan pemeriksaan 3 komponen, yaitu :T: Ekstensi Tumor PrimerN: Ada/tidaknya pembesaran dan penyebaran Kelenjar Getah Bening regionalM: Ada/tidaknya Metastasis jauhPenambahan angka pada ketiga komponen diatas melambangkan ekstensi dari suatu keganasan yaitu : T0, T1, T2, T3, T4, N0, N1, N2, N3, M0, M1

  • GRADINGTingkat keganasan berdasarkan diferensiasi sel tumor dan jumlah mitosis didalam tumor. Diklasifikasikan menjadi grade I, II, III, atau IV meningkatnya anaplasia. The American Joint Committee on Cancer recommends the following guidelines for grading tumors:

    Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology. 8th Ed. 2006. Wb Saunders Elsevier Inc.

    GradeGXGrade cannot be assessed (Undetermined grade)G1Well-differentiated (Low grade)G2Moderately differentiated (intermediate grade)G3Poorly differentiated (high grade)G4Undifferentiated (High grade)

  • TERIMA KASIH

    *******