tingkat kematangan gonad ikan kerling tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/bab i_v.pdf ·...

47
TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING (Tor tambroides) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBAK MEUREUBO KECAMATAN PANTE CEUREUMEN: PENDEKATAN HISTOLOGI SKRIPSI AGUSRIANA 10C10432041 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING(Tor tambroides) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBAK

MEUREUBO KECAMATAN PANTE CEUREUMEN:PENDEKATAN HISTOLOGI

SKRIPSI

AGUSRIANA10C10432041

PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

2014

Page 2: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING(Tor tambroides) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JAMBAK

MEUREUBO KECAMATAN PANTE CEUREUMEN:PENDEKATAN HISTOLOGI

HASIL PENELITIAN

AGUSRIANA10C10432041

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PerikananPada Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

2014

Page 3: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan

berkembang. Budidaya perikanan adalah salah satu sektor dalam bidang

perikanan selain penangkapan dan pengolahan. Budidaya perikanan merupakan

suatu kegiatan untuk memproduksi biota (organisme) perairan di dalam suatu

lingkungan terkontrol (Effendi, 2004).

Di Indonesia tidak sedikit hewan air tawar, payau dan laut yang dikenal

sebagai komoditas ekonomis penting. Usaha budidaya perikanan sebenarnya

sudah dikenal sejak lama sejalan dengan kegiatan penangkapan dan pengumpulan

dialam. Hanya saja usaha budidaya perikanan saat itu masih sangat sederhana,

namun saat ini dengan kemajuan teknologi sudah mulai dilakukan pengembangan

berbagai sistem budidaya yang kesemuanya itu untuk menunjang keberhasilan

budidaya (Khordi, 2003).

Ikan Kerling merupakan salah satu ikan liar yang hidup di sungai jambak

meureubo yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir

ikan ini menjadi perhatian para peneliti dan dimasa mendatang diharapkan

menjadi salah satu komoditi yang berkontribusi untuk meningkatkan produksi

akuakultur. Permintaan daging ikan Kerling terus meningkat, walaupun harganya

sangat mahal. Sebaliknya aspek budidayanya belum berhasil dan bahkan belum

banyak diteliti. Oleh karena itu tingkat eksploitasinya di alam terus meningkat

yang berakibat pada semakin kritisnya populasi di habitat aslinya. Kottelat (1993)

Page 4: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

2

dan Rupawan (1999) menyatakan bahwa ikan dari marga Tor termasuk jenis yang

terancam punah akibat penangkapan yang berlebihan dan kerusakan habitat

berupa penggundulan hutan.

Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan,

pada ikan gonad berada disamping kiri dan kanan gelembung renang, dibawah

vertebrae dan diatas saluran pencernaan. Jumlahnya sepasang dan menggantung

pada selaput mesorchia dan mesovaria yaitu tergantung pada bentuk tubuh dan

rongga tubuh individu ikan itu sendiri. Pada spesies ikan dari ordo Siluriformes

memiliki bentuk testes yang berbeda dengan bentuk testes pada ikan dari ordo

Cypriniformes.

Peninjauan terhadap perkembangan gonad pada ikan dilakukan dari

berbagai aspek termasuk proses- proses yang terjadi didalam gonad baik terhadap

individu maupun populasi. Perkembangan gonad didalam tubuh ikan sangat

dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan juga kondisi

lingkungan seperti suhu, yaitu pada saat gonad sedang dalam proses

perkembangannya, sehingga mempelajari tahapan-tahapan perubahan

perkembangan gonad dari suatu spesies ikan sangat penting dalam mendalami

aspek biologi ikan. Dengan diketahuinya rekaman data tentang pentahapan testes

dan ovary pada individu ikan maka kita dapat membandingkan antara individu

ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa, antara individu yang sudah

matang gonad dengan yang belum matang gonad, antara individu yang belum

bereproduksi dengan yang sudah pernah bereproduksi, selain itu dapat diketahui

pada ukuran berapa individu dari spesies ikan itu pertama kali megalami matang

gonad dan mijah, untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad tersebut

Page 5: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

3

secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks yang dinamakan indeks

kematangan gonad, yaitu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan antara

berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonadnya.

Pengamatan tentang tahap- tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan

secara:

Morfologi

Histology

Cara histologi dilakukan di Laboratorium. Sedangkan cara morfologi dapat

dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Dari penelitian secara histologi akan

diketahui anatomi perkembangan gonad menjadi lebih jelas dan mendetail,

Sedangkan hasil pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara histologi

(Effendi, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

Kajian - kajian dasar tentang ikan apalagi ikan lokal yang berpotensi dan

memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi yang kelestariannya mulai terancam

sangat diperlukan, ditambah lagi Indonesia mempunyai spesies air tawar yang

cukup tinggi namun belum begitu banyak yang diekspos. Dalam kaitannya dengan

pengembangbiakan ikan (budidaya ataupun ikan liar) kendala yang sering muncul

dalam prakteknya adalah terhambatnya perkembangan gonad.

Kemudian dalam menghadapi tuntutan akuakultur kedepannya, dimana

produksi tidak lagi bergantung pada alam, maka kajian reproduksi mutlak

diperlukan. Zairin (2003) menyebutkan bahwa kegiatan budidaya ikan tidak

terlepas dari suplai benih baik dari segi kualitas, kuantitas dan kontinuitas, untuk

Page 6: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

4

mencapai hal tersebut kontrol terhadap siklus reproduksi ikan dalam sistem

budidaya sangat diperlukan.

Disisi lain, tingginya tingkat pemanfaatan ikan dari perairan umum

dikhawatirkan akan menyebabkan kepunahan populasi sedangkan kestabilan

populasi sangat ditentukan oleh siklus reproduksi untuk melestarikan

keturunannya.

Mengingat tingginya permintaan dan makin kritisnya populasi di alam

serta belum ada kegiatan budidaya ikan Kerling, maka dilakukan penelitian yang

mengarah pada upaya pemanfaatan secara berkelanjutan melalui proses

domestikasi. Untuk mencapai keberhasilan proses domestikasi diperlukan data

dasar di antaranya aspek biologi.

Pengelolaan terhadap ikan Kerling (Tor tambroides) dapat dilihat dari

beberapa aspek seperti pertumbuhan, reproduksi, genetik, makanan, pola migrasi,

dan lain-lain. Namun, penelitian ini difokuskan untuk menelaah Tingkat

Kematangan Gonad Ikan Kerling dengan pendekatan histologi.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kematangan gonad ikan Kerling

jantan yaitu dengan melihat anatomi gonadnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis mengetahui Tingkat Kematangan Gonad Pada Ikan Kerling Secara

Histologis dan juga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pendekatan dalam

usaha budidaya ikan ini serta sebagai dasar strategi konservasi sumberdaya

perairan.

Page 7: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Kerling (Tor tambroides)

Ikan Kerling merupakan salah satu ikan air tawar yang ada di Aceh Barat

khususnya di Daerah Aliran Sungai Jambak Meureubo Kecamatan Pante

Ceureumen, Ikan Kerling memiliki daging yang tebal, rasanya enak, manis dan

kaya minyak ikan, serta harganya sangat mahal. Ukuran tubuh ikan kerling sangat

eksotik karena dapat mencapai di atas 30 kg dengan panjang tubuh lebih dari 1 m

(Smith, 1945).

Gambar 1. Ikan Kerling

Menurut (Rainboth, 1996) klasifikasi Ikan Kerling adalah sebagai berikut:

Kingdom: Animalia, Phylum: Chordata, Class: Teleostomi, Superordo:

Ostariophysi, Ordo: Cypriniformes, Subordo: Cyprinoidei, Family: Cyprinidae,

Subfamily: Cyprininae, Genus: Tor, Spesies : Tor tambroides.

2.2 Habitat Ikan Kerling (Tor tambroides)

Habitat Ikan Kerling (Tor tambroides) dapat dideskripsikan sebagai

berikut: dasar perairan umumnya berupa batuan, substrat kerikil dan pasir, warna

air jernih, arus air lambat sampai deras, dan lingkungan sungai sebagian besar

Page 8: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

6

berupa hutan primer. Kondisi perairan seperti diatas merupakan karakteristik dari

hulu sungai.

2.3 Aspek Reproduksi

2.3.1 Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat kematangan gonad adalah tahapan perkembangan gonad sebelum

dan sesudah ikan memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan

dengan cara histologis dan morfologi. Anatomi perkembangan gonad dapat

terlihat lebih jelas dan akurat dengan menggunakan pengamatan secara histologis

sedangkan dengan cara morfologi tidak terlihat lebih jelas. Namun cara morfologi

banyak dan mudah dilakukan dengan dasar mengamati morfologi gonad antara

lain ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi

gonad (Effendie, 1997).

Ukuran panjang ikan saat pertama kali matang gonad berhubungan dengan

pertumbuhan ikan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya terutama

ketersediaan makanan, oleh karena itu ukuran ikan pada saat pertama kali matang

gonad tidak selalu sama (Effendie, 1997). Perkembangan gonad dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan hormon (Tang 2000). Adanya

kecenderungan semakin tinggi TKG maka kisaran panjang dan berat tubuh

semakin tinggi. Selain itu dijumpai pula ikan dengan ukuran kisaran panjang dan

berat yang sama tidak mempunyai TKG yang sama. Hal ini dapat disebabkan oleh

kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya ketersediaan

makanan, suhu, salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri (Syandri H

1996 dalam Yusnita & Arnentis 2002).

Page 9: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

7

Menurut Effendie (2002) penentuan TKG dapat dilakukan secara morfologi

dan histologi. Penentuan secara morfologi dilihat dari bentuk, panjang dan warna,

serta perkembangan isi gonad. Penentuan TKG secara histologi dapat dilihat dari

anatomi perkembangan gonadnya. Dalam proses reproduksi, awalnya ukuran

gonad kecil, kemudian membesar dan mencapai maksimal pada waktu akan

memijah, kemudian menurun kembali selama pemijahan berlangsung sampai

selesai.

Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan

ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan reproduksi.

Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu ikan itu memijah,

baru memijah atau sudah selesai memijah. Dengan memperhatikan perkembangan

histologi gonadnya, akan diketahui anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan

mendetail (Effendie 2002).

Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua

tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai ikan menjadi dewasa kelamin

dan selanjutnya adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai ikan

menetas hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap kedua dimulai setelah ikan

mencapai dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap

berjalan normal (Lagler et al., 1977). Lebih lanjut dikatakan bahwa kematangan

gonad pada ikan tertentu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor

dalam. Faktor luar antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis,

faktor dalam antara lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya.

Ikan teleostei biasanya mempunyai sepasang ovarium yang merupakan organ

memanjang dan kompak, terdapat di dalam rongga perut, berisi oogonium, oosit

Page 10: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

8

dengan sel-sel folikel yang mengitarinya, jaringan penunjang atau stroma,

jaringan pembuluh darah dan saraf (Nagahama, 1983).

Berdasarkan klasifikasi Wallace dan Selman (1981) pola perkembangan

oosit ikan teleostei dapat dibagi atas tiga tipe, pertama disebut tipe sinkronisme

total, yaitu semua oosit dalam ovarium dibentuk dalam waktu yang relatif sama.

Tipe ini ditemukan pada ikan-ikan yang mengalami migrasi (“katadromous” dan

“anadromous”). Tipe kedua, tipe sinkronisme kelompok. Pada tipe ini paling

sedikit terdapat dua populasi oosit pada suatu saat. Ketiga adalah asinkronisme,

yaitu oosit terdiri dari semua tingkat perkembangan. Tipe ini ditemukan pada ikan

yang memijah sepanjang tahun, misalnya pada beberapa jenis ikan tropis.

Setiap oosit selama permulaan perkembangannya dikelilingi oleh selapis

folikel. Dengan tumbuhnya oosit, sel-sel folikel membelah diri dan membentuk

suatu lapisan folikular yang kontinyu (lapisan granulosa). Secara bersamaan

dikelilingi bagian jaringan pengikat yang juga menjadi terorganisir membentuk

suatu lapisan luar yang berbeda dari penutup folikular yang disebut lapisan teka.

Dengan demikian oosit dikelilingi oleh dua lapisan utama, dibagian luar lapisan

teka dan dibagian dalam adalah lapisan granulose yang masing-masing dipisahkan

oleh membran. Sel teka mengandung fibroblas, jaringan kolagen dan kapiler darah

pada beberapa jenis ikan. Sel teka dan granulose berperan sebagai penghasil

steroid. Sel folikular pada pinggiran memainkan peranan penting dalam

inkoporasi material lipoprotein yang berasal dari hati ke dalam oosit. Pematangan

oosit dicirikan oleh pergerakan awal dari vesikula germinalis (germinal vesicle)

dan diakhiri dengan tahap pembelahan meiosis pertama (Takashima dan Hibiya).

Page 11: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

9

2.3.2 Indeks Kematangan gonad (IKG)

Indeks kematangan gonad atau bisa juga disebut “maturity” atau “Gonado

Somatic Index” merupakan perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh

yang nilainya dinyatakan dalam persen. Pertambahan berat gonad akan semakin

bertambah dengan bertambahnya ukuran gonad dan diameter telur. Berat gonad

akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah, kemudian menurun

dengan cepat selama pemijahan berlangsung hingga selesai (Effendie, 1997).

Perubahan IKG erat kaitannya dengan tahap perkembangan telur.

Umumnya gonad akan semakin bertambah berat dengan bertambahnya ukuran

gonad dan diameter telur. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan

dengan ikan jantan. Berat gonad mencapai maksimum sesaat sebelum ikan akan

memijah dan nilai IKG akan mencapai maksimum pada kondisi tersebut

(Effendie, 1997).

2.3.3 Histologi

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara

detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis.

Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Cara pembuatan

sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan

dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian

diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak

(bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum

digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10%

formaldehida yang dilarutkan dalam air) dan larutan Bouin (Bavelander, 1998)

Page 12: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

10

Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol

(alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi).

Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol

(dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel

jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan (Panigoro, 2007).

Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang

awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong

menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan

lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas

kaca objek untuk diwarnai. Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan

ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop.

Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan

memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda

pada sitoplasma (Panigoro, 2007).

Page 13: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

11

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu

Pengambilan sampel ikan dilakukan selama 6 bulan

3.1.2 Tempat

1. Pengambilan sampel Ikan dilakukan di Daerah Aliran Sungai Jambak

Meureubo Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat

2. Pembuatan preparat Histologi di lakukan di Balai Budidaya Air Payau

(BBAP) Ujung Batee Kabupaten Aceh Besar Propinsi Aceh

3. Analisis TKG dilakukan di Laboratorium Fakultas perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Teuku Umar

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang

tertera dalam Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian

No Alat Bahan

1. Kamera Untuk Pengambilan gambar2. Mikroskop Untuk mendiagnosa sampel3. Penggaris Untuk mengukur sampel4. Alat Tulis Mencatat hasil penelitian5. Nampan Untuk meletakkan ikan6. Botol sampel Untuk penyimpanan sampel7. Satu set alat bedah Membedah ikan dan mengambil gonad8. Tissue embedding

centreUntuk memblok sampel

9. Oven Untuk mencairkan paraffin10. Timer Untuk mengatur waktu11. Floating beth Untuk melengketkan sampel pada objek

Page 14: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

12

glass12. Mikrotom Untuk pemotongan sampel13. Cassette embedding Wadah sampel agar mudah dibekukan

dan dipotong14. Parafin mold Untuk pembekuan sampel15. Fume Hood Untuk menyaring asam atau bahan-

bahan kimia

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian

No Bahan Fungsi1. Gonad Jantan Ikan

KerlingSebagai Objek penelitian

2. Alkohol absolute Untuk mengeluarkan air

3. Plastik Tempat sampel ikan

4. Alkohol 70 %Alkohol 80 %Alkohol 95 %

Untuk mengeluarkan air dari jaringan

5. Xylol Untuk melarutkan sisa- sisa paraffin

6. Paraffin Untuk memperkuat jaringan

7. Heamatoxylen Untuk pewarnaan inti sel

8. Eosin Untuk pewarnaan sitoplasma

9. Entelan/ lem untuk merekatkan jaringan

10. Sarung tangan Untuk melindungii tangan agar tidakterkontaminasi

11. NBF Untuk perendaman sampel agarstruktur jaringan sampel dapat bertahan

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat Kualitatif yaitu menggambarkan atau menjelaskan

masalah yang terjadi yaitu Tingkat Kematangan Gonad Ikan secara Histologi.

Page 15: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

13

3.4 Prosedur Kerja Pengamatan

a. Pengambilan Ikan Sampel

Ikan Sampel diambil dari hasil tangkapan nelayan lokal dalam kondisi

masih hidup dengan jumlah 10 ekor/ bulan selama 6 bulan. Setelah pengukuran

panjang total dan berat total ikan segera dibedah. Ikan dibedah dengan

menggunakan gunting dimulai dari bagian anus hingga belakang operculum

kemudian diambil gonad dimasukkan kedalam botol sampel yang diberikan cairan

BNF (buffer Formalin), kemudian diberi kode/ Label sampel dan dibawa ke

Laboratorium Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar untuk

disimpan dalam freezer sampai digunakan. Selanjutnya dibawa ke laboratorium

BBAP Ujong Batee untuk pembuatan preparat histologi.

b. Pembuatan Preparat

Tahap- tahap pembuatan preparat Histologi:

1. Fiksasi

Dilakukan dengan cara perendaman pada larutan NBF dengan

perbandingan volume 1 bagian spesimen dan 10 bagian larutan NBF. Fiksasi ini

bertujuan agar struktur jaringan sampel dapat dipertahankan seperti saat ikan

masih hidup.

2. Preparasi organ

Seluruh organ target dalam pemeriksaan dimasukkan dalam kaset

embedding.

3. Dehidrasi, clearing dan infiltrasi organ atau jaringan proses ini dapat

menggunakan automatic atau manual tissue processor.

Page 16: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

14

a. Dehidrasi

Merupakan cara pengeluaran air dari jaringan dengan menggunakan

alkohol bertingkat dimulai dari alkohol 70% sampai 100%. Apabila jaringan

masih keruh pada proses clearing, maka proses dehidrasi harus diulang.

b. Clearing

Untuk menghilangkan bahan kimia dehidrasi, sehingga contoh menjadi

transparan. Bahan clearing ini mempunyai sifat mampu menggantikan bahan

kimia dan mampu melarutkan paraffin. Bahan yang dipergunakan adalah xilol,

dilaksanakan dengan cara: contoh diatas kemudian dipindahkan ke xilol I (kesatu)

selama 2 jam kemudian dipindahkan ke xilol II (kedua) selama 2 jam.

c. Infiltrasi

Cara menyusupkan paraffin kedalam jaringan contoh untuk menggantikan

xilol. Sehingga contoh tidak rusak waktu pemotongan dengan mikrotom.

Dilaksanakan setelah proses clearing, kemudian dipindahkan ke paraffin cair I

(kesatu) selama 2 jam dan dipindahkan ke paraffin II selama 2 jam.

4. Embedding

Setelah clearing dan infiltrasi organ atau jaringan diambil dan ditempatkan

pada paraffin mold dengan posisi sesuai tujuan pemeriksaan kemudian

ditambahkan paraffin cair dan ditutup dengan kaset embedding. Selanjutnya

dibekukan dan siap untuk dipotong.

5. Pemotongan organ atau jaringan

Pemotongan dilakukan menggunakan mikrotom dengan ketebalan irisan

5µm. Hasil pemotongan direnggangkan pada permukaan air pada floating bath

Page 17: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

15

yang bersuhu 45 °C. selanjutnya dilakukan penempelan irisan pada gelas objek

yang telah diolesi dengan albumin- gliserin.

6. Pewarnaan jaringan atau preparat

a. Deparafinasi

Proses pewarnaan dimulai dengan contoh sediaan (slide) yang akan

diperiksa direndam dalam xilol I (kesatu) selama 2 menit, kemudian dipindahkan

dan direndamkan dalam larutan xilol II (kedua) selama 2 menit.

b. Rehidrasi

Untuk memberikan air pada contoh jaringan dari alkohol konsentrasi

tinggi ke alkohol konsentrasi rendah, dengan cara : contoh diatas dipindahkan dan

direndam dalam alkohol absolute I (kesatu) selama 2 menit, kemudian

dipindahkan dan direndam dalam alkohol absolute II (kedua) selama 2 menit, lalu

dipindahkan dan direndamkan dalam alkohol 95% I (kesatu) selama 2 menit

selanjutnya dipindahkan dan direndam dalam alkohol 95% II (kedua) selama 2

menit.

c. Pewarnaan

Dalam pewarnaan ini dipergunakan teknik pewarnaan heamatoxylen dan

eosin yellowfish. Contoh dipindahkan dan direndam dalam heamatoxylen selama

10 menit, selanjutnya dipindahkan dan direndam dalam aquades selama 2 menit.

Selanjutnya direndam dalam acit alkohol selama 1 menit, setelah itu dicuci

dengan air bersih mengalir selama 5 menit. Kemudian direndam dalam eosin

selama 2 -5 menit.

Page 18: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

16

d. Dehidrasi

Sediaan direndam dalam alkohol 95% I (kesatu) selama 2 menit, direndam

dalam alkohol 95% II (kedua) selama 2 menit, dan direndam dalam alkohol

absolute I (kesatu) selama 2 menit, direndam dalam alkohol absolute II (kedua)

selama 2 menit, setelah itu dipindahkan dan direndam dalam xilol I (kesatu)

selama 2 menit, lalu dipindahkan dan direndam dalam xilol II (kedua) selama 2

menit, kemudian dipindahkan dan direndam dalam xilol III (ketiga) selama 2

menit.

7. Pelekatan (mounting)

Merupakan proses pelekatan gelas penutup dengan zat perekat supaya

sediaan jaringan tidak rusak. Pelekatan ini dilaksanakan setelah proses dehidrasi,

kemudian angkat sediaan lalu dibersihkan sekelilingnya. Setelah itu ditetesi

dengan entellan.

8. Penutupan

Merupakan proses penempelan gelas penutup sedemikian rupa sehingga

tidak ada gelembung udara, kotoran pada contoh yang diamati. Hal ini

dilaksanakan setelah ditetesi entellan dan kemudian ditutup dengan gelas penutup

(cover glass). Contoh jaringan siap di amati di mikroskop.

9. Pembacaan sediaan

Pembacaan sediaan untuk diagnosa dengan metode komparasi di bawah

mikroskop dengan pembesaran 40 x.

Page 19: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

17

3.5 Analisa Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif yang meliputi parameter berat

tubuh, berat gonad dan nilai IKG (indeks Kematangan Gonad) dan disajikan

dalam bentuk foto gambaran histologis.

Indeks kematangan gonad ikan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

IKG = X 100(Muchlisin et al, 2010)

Sebagai acuan standar umum, digunakan 5 tahap TKG yaitu:

1. TKG I (immature, dara) Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah

tulang punggung. Testis dan ovarium transparan, tidak berwarna sampai

abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.

2. TKG II (developing, dara berkembang) Testis dan ovarium jernih, abu-

abu-merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga

bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.

3. TKG III (maturing/ ripening, pematangan) Testis dan ovarium bentuknya

bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler. Mengisi

kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh mata

seperti serbuk putih.

4. TKG IV (mature/ripe/gravid, matang) Organ seksual mengisi ruang

bawah. Testis warnanya putih. Telur bentuknya bulat, beberapa dari

padanya jernih dan masak.

5. TKG V (spent, salin) Testis dan ovarium kosong dan berwarna merah.

Beberapa telur dalam keadaan sedang dihisap kembali.

Page 20: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

18

Perbedaan spesifik dari tiap TKG bisa diketahui dari pengamatan

mikroskopis tehadap ukuran diameter dan penampakan ovary, atau irisan

histologis dari gonad (Kesteven, 1968).

Page 21: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengamatan terhadap ikan Kerling didapatkan gambaran tahapan

perkembangan gonadnya melalui pendekatan histologi dan IKG adalah sebagai

berikut:

A. Histologi

a. Pengamatan bulan Juli 2013 (n=9 ekor)

1. Ikan Sampel 1. proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalahfase

Spermatosit Sekunder (41.3%) dan Spermatid (58.7%).

2. Ikan Sampel 2. proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatogonia (100%)

3. Ikan Sampel 3. proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatid (100%)

58.7

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan Perkembangan gonad

Page 22: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

20

4. Ikan Sampel 4 proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatosit primer (36%) dan spermatosit sekunder (64%).

5. Ikan Sampel5 proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%).

6. Ikan Sampel 6, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatosit sekunder (51%) dan spermatid (49%).

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

88

0102030405060708090

100

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan gonad

Page 23: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

21

7. Ikan Sampel 7, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatogonia (4.3%) dan spermatid (95.6 %)

8. Ikan Sampel8, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatogonia (100%).

9. Ikan Sampel 9, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatosit sekunder (40.7%) dan spermatid (59.2%).

0

10

20

30

40

50

60

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

95.6

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 24: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

22

b. Agustus 2013, jumlah sampel (n=6)

1. Ikan Sampel 1, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatosit sekunder (20.8%) dan Spermatid (79.2%)

2. Ikan Sampel2, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatogonia (100%).

3. Ikan Sampel 3, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatogonia (100%)

59.2

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

79.2

0102030405060708090

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 25: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

23

4. Ikan Sampel 4, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

Spermatogonia (100%).

5. Ikan Sampel 5, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

6. Ikan Sampel 6, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer (81,2%) dan spermatosit sekunder (18,8%)

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 26: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

24

7. Ikan Sampel 7, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (88%) dan spermatid (12%)

c. September 2013, jumlah sampel (n=10 )

1. Ikan Sampel 1, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

2. Ikan Sampel2, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

18.8

0102030405060708090

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Proporsi, 12

0102030405060708090

100

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

rata

an P

ropo

rsi

Sper

mat

osit

(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 27: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

25

3. Ikan Sampel 3, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (6.6%) dan spermatid (93.4%)

4. Ikan Sampel4, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

5. Ikan Sampel 5, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

93.4

0102030405060708090

100

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 28: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

26

6. Ikan Sampel 6, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (100%)

7. Ikan Sampel 7, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

8. Ikan Sampel 8, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%).

9. Ikan Sampel 9, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%).

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 29: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

27

10. Ikan Sampel 10, Proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

d. Oktober 2013 , jumlah sampel (n=10)

1. Ikan Sampel 1, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer (100%).

2. Ikan Sampel 2, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer (100%).

0

10

20

30

40

50

60

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan perkembangan gonad

Page 30: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

28

3. Ikan Sampel 2, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

4. Ikan Sampel 4, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (70,6 %) dan spermatid (29,4 %)

5. Ikan Sampel 5, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer (83,7%) dan spermatosit sekunder (16,3%)

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan gonad

29.4

01020304050607080

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 31: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

29

6. Ikan Sampel 6, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (64,1 %) dan spermatid (35,9 %)

7. Ikan Sampel 7, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer(70 %) dan spermatosit sekunder (29%)

8. Ikan Sampel 8, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

0102030405060708090

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan gonad

35.9

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

iSp

erm

atos

it (%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 32: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

30

9. Ikan Sampel 9, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer (55%) dan spermatosit sekunder (47%)

10. Ikan Sampel 10, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (56 %) dan spermatid (43 %)

e. November 2013, jumlah sampel (n=10)

1. Ikan Sampel 1, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

10

20

30

40

50

60

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

43

0

10

20

30

40

50

60

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 33: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

31

2. Ikan Sampel 2, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (32%) dan spermatosit primer (76%)

3. Ikan Sampel 3, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (56%) dan spermatosit sekunder (44%).

4. Ikan Sampel 4, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (13,3%) dan spermatid (86,6%)

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

01020304050607080

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

prop

orsi

Spe

rmat

osit

(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

39

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 34: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

32

5. Ikan Sampel5, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (62%) dan spermatosit sekunder (38%)

6. Ikan Sampel6, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (61,5%) dan spermatosit sekunder (38,5%)

7. Ikan Sampel7, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

86.6

0102030405060708090

100

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

39

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

39

010203040506070

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 35: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

33

8. Ikan Sampel8, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatogonia (100%)

9. Ikan Sampel 9, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (61%) dan spermatid (39%)

10. Ikan Sampel10, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

f. Desember 2013 , jumlah sampel (n=10)

1. Ikan Sampel1, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (70,3%) dan spermatid (29,6%)

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

39

0

10

20

30

40

50

60

70

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 36: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

34

2. Ikan Sampel 2, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

3. Ikan Sampel 3, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

4. Ikan Sampel 4, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (100%)

01020304050607080

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 37: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

35

5. Ikan Sampel5, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (20,3%) dan spermatid (79,6%)

6. Ikan Sampel 6, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (22,4%) dan spermatid (77,6%)

7. Ikan Sampel 7, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%

Tahapan Perkembangan Gonad

79.6

0102030405060708090

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%

Tahapan Perkembangan Gonad

77.6

0102030405060708090

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder SpermatidRat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

100

020406080

100120

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it(%

)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 38: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

36

8. Ikan Sampel 8, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatid (100%)

9. Ikan Sampel 9, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit primer (21,9%) dan spermatosit sekunder (78,1%)

10. Ikan Sampel 10, proporsi spermatogenesis yang mendominasi adalah fase

spermatosit sekunder (11%) dan spermatid (88%)

100

0

20

40

60

80

100

120

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%

Tahapan Perkembangan Gonad

0102030405060708090

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

88

0102030405060708090

100

Spermatogonia S. Primer S. Sekunder Spermatid

Rat

aan

Pro

pors

i Sp

erm

atos

it (

%)

Tahapan Perkembangan Gonad

Page 39: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

37

B. IKG

ParameterBulan Pengamatan

Juli Agust Sept Okt Nov Des

IKG (%) 7.12 1.41 0.69 1.1 0.9 1.9

Pada gambar diatas terlihat bahwa perkembangan IKG ikan Kerling

memiliki pola yang naik-turun selama masa penelitian. Nilai IKG tertinggi

didapatkan pada bulan Juli yaitu sebesar 7.12% dan pada bulan agustus sebesar

1.41%. kemudian pada bulan lain memperlihatkan nilai 0.69% pada bulan

September, oktober 1.10%, November 0.90% dan Desember 1.90%, jika dilihat

dari per waktu pengambilan sampel dapat diartikan bahwa gonad ikan kerling

terus mengalami perubahan pada setiap bulan samplingnya.

Kenaikan nilai IKG sangat terkait dengan perkembangan gonad, dimana

semakin tinggi nilai IKG maka dapat diartikan semakin maju perkembangannya.

Pertumbuhan ini dapat diamati secara visual melalui berat dan panjang gonad.

Berdasarkan pengamatan nilai IKG ikan kerling terlihat adanya kinerja

reproduksinya, karena itu untuk melihat peranannya terhadap peningkatan IKG

tersebut perlu di evaluasi juga proporsi tahapan Spermatositnya, hal ini juga untuk

melihat pertumbuhan spermatosit dalam testes.

Juli Agust Sept Okt Nov Des

Bulan Pengamatan

IKG (%) 7.12 1.41 0.69 1.1 0.9 1.9

012345678

Rat

aan

Nila

i IK

G (

%)

Page 40: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

38

Pengamatan terhadap nilai rataan proporsi sel-sel tahapan spermatogenesis

pada gonad ikan kerling terlihat pada gambar. Spermatosit yang didapatkan

diidentifikasi berdasarkan tahapan spermatogenesisnya.

4.2 Pembahasan

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara

detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Dari

hasil pengamatan secara histologi menunjukkan bahwa ikan kerling jantan diduga

akan melakukan pemijahan pada bulan Juli ditandai dengan banyaknya jumlah

spermatid yang terdapat pada setiap ikan sampel, dan terlihat juga dari tingginya

nilai IKG yaitu 7.12%.

Pengamatan sampel pada bulan Juli 2013 di dapatkan sel-sel tahap

perkembangan spermatosit primer, spermatosit sekunder dan spermatid. Namun

didominasi oleh sel spermatid (55,5%). Sedangkan pada bulan agustus didapatkan

sel-sel tahapan spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder dan

spermatid namun lebih didomonasi oleh sel spermatogonia (57,7%), bulan

September di dapatkan sel-sel tahapan spermatogonia, spermatosit sekunder dan

spermatid namun lebih didomonasi oleh selsel spermatogonia (50%), bulan

Oktober di dapatkan sel-sel tahapan spermatogonia, spermatosit primer,

spermatosit sekunder dan spermatid namun lebih didomonasi oleh selspermatosit

primer (50%), November di dapatkan sel-sel tahapan spermatogonia, spermatosit

primer, spermatosit sekunder dan spermatid namun lebih didomonasi oleh

selspermatogonia (60%) dan pada bulan Desember di dapatkan sel-sel tahapan

spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder dan spermatid namun

lebih didomonasi oleh spermatid (70%).

Page 41: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

39

Tahap perkembangan gonad yang dibagi menjadi empat tahapan

(Spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder dan spermatid)

dikarenakan tidak diketemukannya ikan kerling dengan tingkat kematangan gonad

tahap V(Spermatozoa). Selama penelitian, ikan kerling jantan dengan TKG IV

(Spermatid) ditemukan pada setiap bulannya, sehingga dapat dikatakan bahwa

musim pemijahan ikan Kerling adalah lebih dari satu dalam setahun selama

periode Juli yang merupakan waktu dilakukannya penelitian ini. Ingram (2007)

mengemukakan bahwa spesies Tor memiliki tipe pemijahan parsial,

asinkronous/intermitton. Kecenderungan semakin tinggi TKG maka kisaran

panjang tubuh semakin tinggi. Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan

gonad, yaitu faktor lingkungan dan hormone (Affandi dan Tang, 2000).

Beberapa faktor yang diduga dapat menjadi penyebab perbedaan

pencapaian ukuran pertama kali matang gonad, seperti sifat genetik populasi,

perbedaan letak wilayah, kualitas perairan dan besarnya tekanan penangkapan.

Selain itu kematangan gonad berhubungan dengan pertumbuhan dan faktor

lingkungan terutama ketersediaan makanan baik secara kualitas maupun kuantitas

(Tpelihehre 1985 dalan Affandi dan Tang 2000).

Effendi (1997) menyatakan faktor yang mempengaruhi pertama kali ikan

matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor dari

dalam seperti umur, jenis kelamin, sifat-sifat fisiologis ikan seperti kemampuan

beradaptasi dengan lingkungan serta ukuran.

Testis merupakan sepasang organ memanjang yang terletak pada dinding

dorsal (Tang dan Affandi, 2002). Testis sebagai gonad jantan memiliki fungsi

ganda, yaitu sebagai penghasil spermatogonia dan mensekresi hormon androgen

Page 42: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

40

(Nalbandov, 1990). Pada testis muda biasanya terlihat hanya ada sel

spermatogonia dan sel sertoli pada tubulusnya (Prasetyaningtyas, 2006). Tubulus

biasanya belum mengandung rumen dan terdapat jaringan ikat yang tebal di

sekitar tubulus (Prasetyaningtyas, 2001). Tubuli seminiferi adalah bagian yang

dominan dalam testis yang berupa buluh bulat dan berliku – liku. Pada tubuli

terdapat sel – sel spermatogenik dan selSertoli. Sel – sel spermatogenik terdiri dari

spermatogonia, spermatosit,spermatid, dan spermatozoa. Berbagai sel

spermatogenik menunjukkan perbedaantahapan dalam perkembangan dan

diferensiasi spermatozoa.

Spermatogonia berbentuk bulat dan terlihat paling besar diantara sel

spermatogenik lainnya dengan warna lebih gelap. Spermatosit letaknya lebih ke

sentral dari spermatogonia dan bentuknya bulat. Spermatid letaknya lebih ke

sentral dari spermatosit, bentuknya bulat kecil dengan inti bulat di tengah. Adapun

spermatozoa letaknya di sentral tubuli, bentuknya jelas karena mempunyai kepala

dan ekor.

Menurut Djuwita (2000), proses spermatogenesis dibagi menjadi dua

tahap yaitu : 1). Spermatositogenesis, adalah pertumbuhan jaringan spermatogenik

dengan pembelahan mitosis yang diikuti dengan pembelahan reduksi (meiosis).

Pada fase ini spermatogonia mempunyai kemampuan memperbaharui diri,

sehingga menjadi dasar spermatogonial stem cell (Ogawa et al., 1997). Pada

pembelahan meiosis jumlah kromosom dibagi dua sama banyak yaitu dari diploid

(2n) menjadi haploid (n), sehingga pada saat yang bersamaan sel benih primordial

juga berkembang menjadi spermatogonia yang selanjutnya akan berdiferensiasi

menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer akan berkembang menjadi

Page 43: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

41

spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder melalui pembelahan meiosis akan

menghasilkan spermatid; 2). Spermiogenesis, yaitu sel spermatid akan mengalami

metamorfosa dan membentuk spermatozoa secara sempurna. Perubahan proses

metamorfosa ini meliputi pembentukan akrosom, kepala, badan, dan ekor dari

spermatozoa.

Sel spermatogonia merupakan sel pertama dari proses spermatogenesis.

Sel spermatogonia akan tetap dalam masa dorman hingga masa pubertas

(Slomianka, 2006). Menurut Wodzicka-Tomaszewska (1991), sel spermatogonia

merupakan sel yang paling awal yang terdiri dari dan terletak satu lapis dibawah

membran dasar, sedangkan turunan berikutnya secara cepat mendekati lumen. Sel

spermatosit primer terletak di sekitar sel spermatogonia, tetapi lebih dekat ke

lumen, setiap sel membelah secara meitotik menjadi dua sel yang lebih kecil.

Sedangkan sel spermatosit sekunder, membelah segera setelah pembentukannya.

Sel spermatid merupakan sel yang jauh lebih kecil, sangat dekat dan berhubungan

dengan sel sertoli, kebanyakan dari sel ini mempunyai inti dan tidak menunjukkan

gambaran mitotik, sel-sel ini mengalami perubahan bentuk menjadi spermatozoa.

Secara kuantitatif perkembangan testis ikan dapat dilihat dengan

membandingkan gambaran histologis testis secara mikroskopis dengan nilai IKG.

Pada bulan September terlihat populasi sel spermatogonia yang lebih dominan

hampir di seluruh tubulus dengan bentuk bulat dan seragam, terlihat sebuah

nukleus di dalamnya. Menurut Chinabut et al., (1991), kebanyakan sel

spermatogonia mempunyai sebuah nukleus yang bentuknya tidak beraturan serta

mempunyai sebuah nukleolus. Proses akhir sel spermatogonia, akan tumbuh dan

Page 44: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

42

membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan

spermatozoa,

Pada bulan Oktober Populasi sel spermatosit primer sudah terlihat cukup

banyak dengan warna biru keunguan, terletak dekat dengan sel spermatogonia dan

bentuknya lebih kecil daripada sel spermatogonia. Sel spermatosit sekunder

bentuknya lebih kecil daripada sel spermatosit primer, sedangkan sel spermatid

terlihat lebih kecil daripada sel spermatosit sekunder dengan warna biru pekat,

dan jumlahnya lebih banyak daripada sel germinal lainnya.

Page 45: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

43

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tahapan perkembangan gonad ikan kerling jantan di dominasi oleh sel

spermatid yang terdapat pada bulan Juli.

2. Indeks kematangan gonad (IKG) yang tertinggi didapatkan pada bulan Juli

dengan nilai 7.12%.

5.2 Saran

Perlunya studi lebih lanjut/mendalam tentang reproduksi ikan Kerling (Tor

tambroides) di sungai.

Page 46: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

DAFTAR PUSTAKA

Chinabut, S. C. Limsuwan and P. Kitsawat. 1991. Histology Of The WalkingCatfish, Clarias batrachus. International Development Research Centre,Canada.

Djuwita, I. Boediono, A. Mohamad, K. 2000. Bahan Kuliah Embriologi.FKH.IPB. Bogor.

Effendie, M. I. 1997. Biologi perikanan. Penerbit Yayasan Pustaka Nusatama,Yogyakarta. 163 hal.

Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Guyton AC. 1995. Textbook of Medical Physiology. Edisi 7. Diterjemahkan olehAriata Tengadi. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.

Kottelat, M., A.J. Whitten, with S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo. 1993.Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition(HK), Jakarta.

Lagler, K.F., J.E. Bardach and R.R. Miller. 1977. Ichthyology. John Wiley andSons, NewYork.

Nalbandov, AV. 1990. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia Dan Unggas. KemanS, Penerjemah. Jakarta : UI Press.

Nikolsky, G. V. 1963 The Ecology of Fishes. Academic Press. London and Newyork

Ogawa, T., Arechaga, J.M., Avarbock, M.R., and Brinster, R.L. 1997.Transplantation of testis germinal cells into mouse seminiferous tubules.International Journal Development Biology, 41:111 – 122.

Prasetyaningtias, W.E. 2001. Studi histokimia lektin pada distribusi glikokonjugatdi epitel tubuli seminiferi testis babi rusa Babyrousa babyrussa. Skripsi.Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Rainboth WJ. 1996. Fishes of the Cambodian Mekong. FAO species identificationfield guide for fishery purposes. Rome: Food and Agriculture OrganizationPublication.

Page 47: TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KERLING Tor tambroides) …repository.utu.ac.id/767/1/BAB I_V.pdf · dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses

Roberts, T.R. 1999. Fishes of the Cyprinid genus Tor in the Nam TheunWatershed (Mekong basin) of Laos, with description of a new species. TheRaffles Bulletin of Zoology 47 (1): 225-236.

Rupawan. 1999. Beberapa sifat biologi dan ekologi ikan semah (Tor douronensis)di Danau Kerinci dan Sungai Merangin. Jurnal Penelitian PerikananIndonesia 5 (4): 1-6.

Slomianka. 2006. Blue Histology - Male Reproduction System. School OfAnatomy And Human Biology – The University Of Western Australia.Australia.

Smith, H.M. 1945. The Freshwater fishes of Siam, or Thailand. Washington:Smithsonian Institution, United States National Museum.

Syandri, H. “Aspek Reproduksi Ikan Bilih Mystacolecus padangencis Bleeker danKemungkinan pembenihannya di Danau Singkarak”. Disertasi, ProgamPasca Sarjana Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. (1996).

Syandri. H; Y. Basri dan Maseriza. 2008. Penggunaan hormon LHRH danvitamin E untuk meningkatkan kualitas telur ikan kerandang (Chanapleurothalmus Blkr). Jurnal Sigmatek, 2 (1): 131-144

Takashima, F and Hibiya, T. 1995. An Atlas Of Fish Histology : Normal andFeatures. Second Edition. Tokyo. Kondasha Ltd.

Tang, M.U. dan Affandi, R. 2002. Biologi reproduksi ikan.

Tang, U. M. dan R. Affandi. 2000. Biologi reproduksi ikan. Bogor. 150 hal.

Wallace, R. A. and K. Selma. 1981. Cellular and Dynamic Aspects of OositGrowth in Teleost. American Zool. 21 : 325-343

Wodzicka-Tomaszewska, Manika. Sutama, I.K. Putu, I.G. Chaniago, Tamrin.D.1991. Reproduksi, Tingkah Laku, Dan Produksi Ternak Di Indonesia.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Zairin M. 2003. Endokrinologi dan perannya bagi masa depan perikananIndonesia (orasi ilmiah guru besar). Bogor. Fakultas perikanan dan ilmukelautan institute pertanian bogor.