biopsi

42
BIOPSI I. PENDAHULUAN Di era moder n ini, tumor ganas semakin meningkat insiden sinya. Sayangnya keganasan ini seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut dan fatal. Kurangnya gejala klinis yang jelas te rutama pada st adium awal membuat penent uan diagnosis se cara klinis kur ang dapat dianda lkan. Disi nilah pemer iksaa n patol ogis memega ng perana n penting sebaga i penunj ang untuk memastikan diagnosis. Peny akit kanker  da pa t dideteksi se di ni mu ngkin dengan mempergunakan beragam alat diagnostik, mulai dari alat sederhana sampai pada alat  canggih. Pemeriksaan fisik merupakan alat diagnostik klasik dan sederhana. Kombinasi fisik diagnostik dengan biopsi merupakan alat diagnostik yang efektif dan efisiensi untuk pemeriksaan patologis mikroskopik.  Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu keganasan. Pemeri ksa an pat ologi ini juga bermanfaat tidak hanya menegakkan diagnosis dan ren cana  pengobatan tetapi juga untuk menentukan prognosis. Berasal dari bahasa latin yaitu bios:hidup dan opsi: tampilan. adi secara umum biopsi adalah pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Pemeriksaan penunjang se perti !" ray, #$ sc an at aupun ul tr as ound dapa t di la kukan te rl ebih dahulu untu k mengal okasik an area biopsi . Biopsi dapat dilakukan juga dengan prose s pembedahan. Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter bukan untuk terap i kanker kecuali biopsi eksis ional dimana selai n pengambilan sampel juga mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.Kemajuan teknologi radiologi yang pesat dan merupakan mitra utama biopsi, terutama pada tumor yang terletak di rongga dada dan rongga abdomen. Kebera daan fluoroskop "$%, ultras onogram dan CT  Scan sangat bermanfa at dalam menuntun ujung jar um sampai mencapa i massa tumor. Kemajuan teknlogi labora tor ium, ter sedianya 1

Upload: lanovi

Post on 17-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BIOPSI

I. PENDAHULUAN

Di era modern ini, tumor ganas semakin meningkat insidensinya. Sayangnya keganasan ini seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut dan fatal. Kurangnya gejala klinis yang jelas terutama pada stadium awal membuat penentuan diagnosis secara klinis kurang dapat diandalkan. Disinilah pemeriksaan patologis memegang peranan penting sebagai penunjang untuk memastikan diagnosis.Penyakit kanker dapat dideteksi sedini mungkin dengan mempergunakan beragam alat diagnostik, mulai dari alat sederhana sampai pada alat canggih. Pemeriksaan fisik merupakan alat diagnostik klasik dan sederhana. Kombinasi fisik diagnostik dengan biopsi merupakan alat diagnostik yang efektif dan efisiensi untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu keganasan. Pemeriksaan patologi ini juga bermanfaat tidak hanya menegakkan diagnosis dan rencana pengobatan tetapi juga untuk menentukan prognosis. Berasal dari bahasa latin yaitu bios:hidup dan opsi: tampilan. Jadi secara umum biopsi adalah pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Pemeriksaan penunjang seperti X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan proses pembedahan. Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.Kemajuan teknologi radiologi yang pesat dan merupakan mitra utama biopsi, terutama pada tumor yang terletak di rongga dada dan rongga abdomen. Keberadaan fluoroskop-TV, ultrasonogram dan CT Scansangat bermanfaat dalam menuntun ujung jarum sampai mencapai massa tumor. Kemajuan teknlogi laboratorium, tersedianya pewarnaandan ditopanng kerja sama patologist dan radiologist, sitologi biopsi dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Prinsip- Prinsip Biopsi

Dalam melakukan Biopsi maka harus memperhatikan prinsip-prinsip dari suatu biopsi seperti; Representatif, Daerah hemoragis-nekrosis infeksi dan hancur akibat jepitan/penekanan harus dihindari, Hindari masage dan penekanan pada tumor, Biopsi dari lesi kulit atau permukaan mukosa harus menyertakan jaringan sehat, Biopsi dengan lesi yang lebih dalam harus dihindari terjadinya implantasi sel tumor pada jaringan sehat, Pada biopsi ulang pengambilan lesi yang sama harus dihindari, Lokasi dan arah insisi pada biopi harus diperhatikan supaya tidak mempersulit prosedur selanjutnya. . Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi definitif (diletakkan dibagian yang akan diangkat saat operasi definitif), Ahli bedah harus dapat memberikan tanda petunjuk yang tepat untuk ahli patologi, Hindari penggunaan infiltrasi lokal pada tumor, Blood-less Surgery II.2.Terminology pemeriksaan Patologi Anatomi kasus praganas dan ganasDisplasia

Dalam bahasa latin berarti bentuk yang buruk. Merupakan bentuk paling awal dari prakanker yang dikenal oleh ahli patologi melalui pemeriksaan biopsy. Displasia merupakan penyimpangan sel dari keadaan normal. Sel yang mengalami dysplasia tampak abnormal bentuknya karena terjadi gangguan dalam proses pematangan sel. Adanya gambaran dysplasia epitel merupakan tanda karakteristik utama dari keadaan praganas. Perubahan hanya terbatas pada jaringan epitel belum menginvasi ke jaringan lebih dalam.

Carsinoma In Situ

Carsinoma In Situ sinonim dengan dysplasia derajat tinggi sehingga resiko untuk berubah menjadi kanker sangat tinggi. Carsinoma In Situ merupakan bentuk awal karsinoma tanpa invasi ke jaringan sekitar atau sel neoplastik berproliferasi hanya pada daerah sekitar tumor saja.

Carsinoma invasive

Umumnya disebut kanker , merupakan tahap akhir dari rangkaian perubahan sel Bila tidak diobati akan menginvasi jaringan tubuh dan menyebabkan kematian.II.3. Derajat / Stadium Klasifikasi Tumor

Mengetahui stadium tumor sangat penting artinya untuk menentukan tindakan apa yang akan diberikan dan juga prognosis penyakit. Beberapa cara menentukan stadium dari tumor, antara lain berdasarkan :

1. Stadium tumor berdasarkan letak topografi tumor beserta ekstensi dan metastasenya dalam organ

a) Stadium lokal : pertumbuhannya masih terbatas pada organ semula tempatnya tumbuh.b) Stadium metastase regional : tumor padat telah metastase ke kelenjar limfe yang berdekatan ( kelenjar limfe regional )c) Stadium metastase jauh : tumor padat telah metastase pasa organ yangletaknya jauh dari tumor primer.Secara klinis kadang kadang dipakai dua sitilah diatas sekaligus untuk menyebut stadium tumor padat yaitu Stadium lokoregional, oleh karena pada kenyataannya sering ditemukan stadium lokal dan regional secara bersamaan pada waktu dilakukan pemeriksaan klinis.

2. Stadium tumor berdasarkan sistem TNM ( stadium TNM )

Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Perancis Piere de Noix, kemudian dipergunakan dan disempunakan oleh UICC ( Union Internationale Contre le Cancere ), dan sejak 1958 sistem ini dipergunakan secara luas di berbagai belahan dunia.Sistem TNM ini berdasarkan 3 kategori, yaitu : T ( Tumor primer ), N ( Nodul regional, metastase ke kelenjar limfe regional ), dan M ( Metastase jauh ). Masing masing kategori tersebut dibagi lagi menjadi subkategori untuk melukiskan keadaan masing masing kategori dengan cara memberi indeks angka dan huruf di belakang T, N, dan M, yaitu : T = Tumor Primer Indeks angka : Tx, Tis, T0, T1, T2, T3, dan T4 Indeks huruf : T1a, T1b, T1c, T2a, T2b, T3b, dst N = Nodul, metastase ke kelenjar regional. Indeks angka : N0, N1, N2, N3. Indeks huruf : N1a, N1b, N2a, N2b, dst M = Metastase organ jauh Indeks angka : M0, M1 Indeks huruf : Mx

Tiap tiap indeks angka dan huruf mempunyai arti klinis sendiri sendiri untuk setiap jenis atau tipe tumor padat. Jadi arti indeks untuk karsinoma payudara tidak sama dengan karinoma nasofaring, dsb. Pada umumnya arti sistem TNM tersebut adalah sebagai berikut :

Kategori T = Tumor Primer Tx = Syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi. Tis = Tumor in situ T0 = Tidak ditemukan adanya tumor primer T1 = Tumor dengan f maksimal < 2 cm T2 = Tumor dengan f maksimal 2 - 5 cm T3 = Tumor dengan f maksimal > 5 cm T4 = Tumor invasi keluar organ. Kategori N = Nodul, metastase ke kelenjar regional. N0 = Nodul regional negative N1 = Nodul regional positif, mobile ( belum ada perlekatan )

N2 = Nodul regional positif, sudah ada perlekatan N3 = Nodul jukstregional atau bilateral. Kategori M = Metastase organ jauh M0 = Tidak ada metastase organ jauh M1 = Ada metastase organ jauh M2 = Syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.

3. Stadium tumor berdasarkan pentahapan menurut AJCC ( American Joint Committee on Cancer )

Setelah sistem TNM diperkenalkan dan dipakai secara luas pada tahun 1958, kelompok para ahli yang menangani kanker di USA, pada tahun 1959 juga mengemukakan suatu skema pentahapan kanker yang merupan penjabaran lebih lanjut dari sistem TNM. Kelompok para ahli tersebut semula bernama : The American Joint Committee for Cancer Staging and End Results Reporting ( disingkat AJC ). AJC tersebut kemudian berubah nama pada tahun 1980 menjadi American Joint Committee on Cancer ( disingkat AJCC ). Tujuan pembuatan staging kanker tersebut adalah agar lebih praktis dan lebih mudah pemakaiannya di klinik. Staging menurut AJCC ini pertama harus menentukan T, N, M dari tumor padat tersebut sesuai ketentuan yang ada, dan selanjutnya dikelompokkan dalam stadium tertentu yang dinyatakan dalam angka romawi ( I IV ) dan angka arab ( khusus untuk stadium 0 ). Lebih mudahnya, sebagai contoh dapat dilihat staging kanker payudara menurut AJCC pada table / gambar berikut :

4. Stadium tumor berdasarkan kesepakatan para ahli (Konvensi)Beberapa jenis tumor padat stagingnya didasarkan pada kesepakatan para ahli di bidangnya masing masing . Beberapa contohnya antara lain : Stadium Dukes, untuk karsinoma kolorektal Stadium Ann Arbor, untuk limfoma maligna Stadium FIGO, untuk karsinoma serviks dan tumor ginekologi Staging melanoma maligna menurut Clark, dan Breslow, dll..

II.5.Jenis PemeriksaanBiopsi harus representative baik secara klinis maupun mikroskopis misalnya memilih daerah tumor yang tidak ada nekrosis dan tidak terdapat infeksi sekunder. Interpretesi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan : Pemeriksaan makroskopis

Merupakan pemeriksaan dengan mata biasa untuk menilai/ memperkirakan suatu jaringan tumor bersifat ganas atau jinak. misalnya bentuk, ukuran, warna ,permukaan, Batas jelas/tidak ,permukaan rata / berbenjol benjol,tepi meninggi / tidak, mudah berdarah /tidak, bersimpai / tidak, rapuh tidaknya tumor, Seperti dibawah ini : Bentuk plaque : melanoma, basalioma

Bentuk nodus : padat, kistik

Bentuk erosi,ulkus Pemeriksaan mikroskopis

Suatu pertumbuhan neoplastik khususnya keganasan dini tidak dapat didiagnosis berdasarkan pengamatan klinis semata, karena tidak ada kriteria pasti untuk menentukan jinak dan ganasnya.Suatu lesi secara klinis selain tidak adanya gejala karakteristik, seringkali baru terdeteksi pada stadium lanjut setelah timbul gejala klinis yang mengganggu penderita.Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium penunjang.Pemeriksaan Mikroskopis merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan suatu neoplasma.II.6. Jenis Biopsi

Biopsi terbagi menjadi : Biopsi tertutup : Tanpa membuka kulit,Bisa dikerjakan oleh disiplin non-bedah

Biopsi terbuka : Dengan membuka kulit/mukosa, Biasanya dikerjakan oleh disiplin bedah, dan Akan mendapatkan spesimen yang lebih representative

Biopsi Tertutup : Bahan sedikit/kurang representative, Dapat ditingkatkan dengan biopsi terbuka, Contoh : FNAB, Core Biopsy, Cairan cyste-sputum-darah-ascites, dan Endoscopy.Biopsi terbuka : Biasanya dikerjakan oleh disiplin bedah, Dengan membuka kulit/mukosa, Pemeriksaan yang dikerjakan : histo-patologi, dan Macamnya : Biopsi insisi, Biopsi eksisi Biopsi Insisional Yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.Teknik suatu biopsi insisional antara lain : Tentukan daerah yang akan dibiopsi.

Rancang garis eksisi dengan memperhatikan segi kosmetik.

Buat insisi bentuk elips dengan skalpel nomor 15.

Angkat tepi kulit normal dengan pengait atau pinset bergerigi halus. Teruskan insisi sampai diperoleh contoh jaringan. Sebaiknya contoh jaringan ini jangan sampai tersentuh.

Tutup dengan jahitan sederhana memakai benang yang tidak dapat diserap.

Biopsi Eksisional Yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai disertai jaringan sehat di sekitarnya. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase . Tehnik biopsi eksisional, adalah sebagai berikut :

Rancang garis eksisi,

Sebaiknya panjang elips empat kali lebarnya.

Lebar maksimum ditentukan oleh elastisitas, mobilitas, serta banyaknya kulit yang tersedia di kedua tepi sayatan. Banyaknya jaringan sehat yang ikut dibuang tergantung pada sifat lesi, yaitu:

Lesi jinak, seluruh tebal kulit diangkat berikut kulit sehat di tepi lesi dengan sedikit lemak mungkin perlu dibuang agar luka mudah dijahit.

Karsinoma sel basal, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 0.5 s/d 1 cm kulit sehat.

Karsinoma sel skuamosa, angkat seluruh tumor beserta paling kurang 1 s/d 2 cm kulit sehat. Insisi dengan skalpel nomor 15 hingga menyayat seluruh tebal kulit.

Inspeksi luka dan atasi perdarahan.

Tutup dengan jahitan sederhana menggunakan benang yang tidak dapat diserap.

Biopsi Jarum Yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum). Bisa dilakukan secara langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan.

Biopsi jarum dibagi atas FNAB (fine needle aspiration biopsy)/BAJAH (Biopsi Aspirasi Jarum halus), dan Core biopsy. Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi. Biopsy aspirasi jarum halus merupakan metode lain untuk 'diagnosis jaringan' - yaitu, sebuah cara sampling sel dalam benjolan mencurigakan atau massa.. Biopsi aspirasi jarum halus sedikit lebih cepat dan kurang invasif dari biopsi inti.Biopsi jarum halus aspirasi tidak memerlukan anestesi lokal banyak.Seperti dengan biopsi inti,USGataumammographik mungkin diperlukan untuk menemukan benjolan atau area yang akan dijadikan sampel jika tidak dapat dengan mudah dirasakan.Pada hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya superfisialpalpableataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh unpalpable dengan indikasi :1) Preoperatif biopsi aspirasi pada tumor sangkaan maligna operable.Tujuannya adalah untuk diagnosis dan menentukan pola tindakan bedah selanjutnya.2) Malignainoperable. Biopsiaspirasi merupakan diagnosis konfirmatif.

3) Diagnosis konfirmatif tumor "rekuren" dan metastasis.

4) Membedakan tumor kistik,solid dan peradangan.

5) Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitianPenggunaan biopsi aspirasi dalam diagnosis tumor mempunyai dampak yang menguntungkan baik ditinjau dari segi menejemen tumor, pelayanan onkologik rumah sakit maupun bagi pasien.Namun harus disadari bahwa jangkauan sitologi biopsi aspirasi sangat terbatas yang dapat terjadi pada keadaan dimana luasnya invasi tumor tidak dapat ditentukan, subtipe kanker tidak selalu dapat diidentifikasi, dan dapat terjadi negatif palsu. Diagnosis sitologik dengan menggunakan FNAB mempunyai nilai klinik antara lain1.Sitologi positif / Positif Maligna : Merupakan petunjuk untuk melakukan tindakan lebih lanjut antara lain survei metastasis, menentukan stadium, memilih alat diagnostik lain bila diperlukan dan mendiskusikan pola pengobatan.2.Sitologi negatif atau kelainan jinak : Belum dapat menyingkirkan adanya kanker; perlu dipikirkan kemungkinan negative palsu. Negatif palsu dapat terjadi karena kesalahan teknis, sehingga sejumlah sel tumor tidak terdapat pada sediaan. Bila terdapat perbedaan sitologi dan data klinik, alternatif tindakan terbaik adalah biopsi bedah; akan tetapi, pada kasus sitologi negatif dengan spesifikasi kelainan dan cocok dengan gambaran klinik, maka pola pengobatan dapat ditentukan.3.Sitologi suspek / mencurigakan maligna : Mungkin memerlukan pemeriksaan lain sebelum pengobatan antara lain pemeriksaan potongan bekuataupun sitologiimprint atau kerokan durante operasionam.4. Inkonklusif (tidak dapat diinterpretasikan) : Dapat terjadi karena kesalahan teknik atau karena situasi tumor, misalnya mudah berdarah, reaksi jaringan ikat banyak atau tumor terlalu kecil, sehingga sulit memperoleh sel tumor. Dalam praktek, sitologi inkonklusif meningkatkan negatif palsu.Tindakan core biopsiadalah prosedur di mana jarum melewati kulit untuk mengambil sampel jaringan dari suatumassaataubenjolan.Jaringan tersebut kemudian diperiksa dibawahmikroskopuntuk setiap kelainan. Core Biopsidapat dilakukan ketika sebuah benjolan mencurigakan ditemukan, misalnya benjolan payudara atau pembesaran kelenjar getah bening, atau jika suatu kelainan terdeteksi pada tes pencitraan sepertix-ray,USGataumamografi.Core biopsi merupakan prosedur lebih invasif daripadabiopsi aspirasi jarum halus, karena menggunakan bius lokal.Namun, lebih cepat dan kurang invasif daripada biopsi bedah.Dalam beberapa kasus, hasil biopsi inti akan mencegah tindakan operasi.Sedangkan untuk tehnik suatu tindakan Core Biopsi dijelaskan sebagai berikut dimana lebih awal dilakukan tindakan dengan menggunakan anestesi lokal di mana jarum dimasukkan.Sebuah sayatan kecil (dipotong) dibuat dalam kulit di atas benjolan, dan jarum dimasukkan melalui insisi.Ketika ujung jarum berada di daerah yang akan diperiksa, jarum cekung yang didesain khusus digunakan untuk mengumpulkan sampel sel-sel yang hadir.Ini ditampilkan dalam diagram di bawah ini.Jarum kemudian ditarik, dan sampel yang diekstraksi.Hal ini dapat diulang sampai 5 kali, sampai sebuah sampel yang cukup telah dikumpulkan.

Dalam beberapa kasus, benjolan atau massa dari mana sel-sel yang harus dilakukan adalah tidak mudah dirasakan melalui kulit.Jika hal ini terjadi, ahli radiologi, ahli bedah atauahli patologimengumpulkan sampel dapat menggunakanUSG, dimana jarum dapat dilihat pada monitor USG dan dibimbing ke daerah, atau stereotacticmamografi(untuk payudara) yang menggunakan dua mammogram di sudut yang berbeda dan komputer untuk menemukan daerah yang benar.Hal ini dapat membuat prosedur memakan waktu lebih lama.Secara keseluruhan, biopsi inti biasanya memakan waktu antara 30 menit sampai 1 jam untuk menyelesaikan.Karena pembiusan lokal yang digunakan, core biopsi seharusnya tidak menyakitkan, meskipun mungkin tidak nyaman. Hasil interpretasi Core Biopsy/ Biopsi Inti, antar lain : Yang tidak memadai / tidak cukup:Sampel yang diambil adalah tidak cukup untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker. Jinak:Tidak ada sel-sel kanker ini.Benjolan atau pertumbuhan berada di bawah kendali dan tidak menyebar ke area lain dari tubuh. Atypical , atau curiga keganasan:Hasil tidak jelas.Beberapa sel tampak abnormal tetapi tidak pasti kanker.Biopsi bedah mungkin dibutuhkan untuk mengambil sampel sel. Ganas:Sel-sel kanker, tidak terkontrol dan memiliki potensi atau telah menyebar ke area lain dari tubuh.Core biopsi adalah tes relatif cepat dan efektif untuk menentukan status jaringan tersangka.Dibandingkan dengan biopsi bedah, core biopsi kecil kemungkinan melibatkan jaringan parut, infeksi atau sakit, dan memiliki waktu pemulihan signifikan lebih pendek.Core biopsi sangat berguna untuk menyelidiki kelainan terdeteksi pada tes pencitraan, seperti x-ray.Ini adalah investigasi pilihan ketika microcalcification payudara terlihat pada mamografi.Juga, karena jarum yang digunakan adalah cukup besar untuk mengambil 'slice' koheren jaringan, memungkinkan sel untuk diperiksa di bawah mikroskop karena mereka diatur di dalam tubuh.Hal ini dapat membantu untuk membedakan antara beberapa jenis penyakit pra-kanker (sepertikarsinoma duktal in situ) dankarsinoma duktal invasif. Resiko core biopsi termasuk kemungkinan bahwa setiap sel-sel kanker ini bisa menyebar ke dalam jaringan, tetapi hal ini jarang terjadi ketika tes ini dilakukan oleh praktisi terampil..Selain biopsi dengan jarum seperti diatas terdapat juga suatu tindakan biopsi menggunakan jarum dengan bantuan endoskopi. Pada prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.Dan yang terakhir pemeriksaan biopsi secara Punch biopsy. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Menggunakan anastesi lokal dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.

Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk pemeriksaan patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis histologisnya. Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening menentukan staging dari keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional) juga diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas dari infiltrasi tumor.II.7. Efek Samping dan indikasi / kontraindikasi Biopsi

Infeksi akan terjadi bila tidak memperhatikan teknik aseptik antisepsis, Perdarahan, bisa terjadi pada lesi neoplasma karena adanya hipervaskularisasi.Indikasi suatu tindakan Biopsi adalah sebagai berikut : Lesi yang menetap lebih dari 2 minggu tanpa diketahui penyebabnya Ulserasi yang menetap tidak menunjukkan tanda tanda kesembuhan sampai 3 minggu Setiap penonjolan yang dicurigai sebagai suatu neoplasma Lesi tulang yang tidak diidentifikasi setelah pemeriksaan klinis dan radiologis Lesi hiperkeratotik yang menetapSedangkan Kontra Indikasi Biopsi antara lain : Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif) Gangguan faal hemostasis berat (relatif) Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasiIII. Kesimpulan Biopsi merupakan salah satu cara pemeriksaan patologi anatomi yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi khususnya yang dicurigai sebagai suatu keganasan Derajat/stadium tumor berdasarkan :1. Letak topografi tumor beserta ekstensi dan metastasenya dalam organ2. Sistem TNM3.Pentahapan menurut AJCC ( American Joint Committee on Cancer )4. Berdasarkan kesepakatan para ahli ( konvensi ) Interpreteasi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis Terdapat 2 jenis biopsy yaitu biopsy terbuka dan tertutup Tujuan biopsy antara lain mengetahui morfologi tumor ,mengetahui , grading sel tumor dan untuk merencanakan sampai sejauh mana radikalitas operasi Indikasi biopsy , dilakukan pada suatu lesi yang menetap selama kurang lebih 2 minggu , pada suatu lesi yang dicurigai neoplasma, ulkus yang tidak sembuh

Kontra indikasi biopsy yaitu adanya infeksi di tempat yang akan diambil sampelnya, gangguan faal hemostasis , dilakukan pada diluar daerah yang akan dilakukan eksisi

DAFTAR PUSTAKA1. Suyatno, Emir Pasaribu,Diagnostik dan terapi Bedah Onkologi,Sagung Seto 20092. Underwood, Patologi Umum dan Sistematik,EGC, 20043. Janti Sudiono, Pemeriksaan Patologi Untuk Diagnosis Neoplasma,EGC,20084. Neville Woolf , Pathology Basic and Sistemic , Saunders ,20045. Emanuel Rubin, Essential of Pathology, Lippincot William & Wikins , 20066. Daniel ,Breast cancer, http: // www. Cancer .org / cancer ,20087. Cancer Staging, www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/detection/staging ,20088. New FIGO Staging, www.medscape.com/viewarticle, 20099. Devita, Principles and Practical Onkology Review, Lippincott William & Wilkins , 2009

spiration fine needle biopsy. Biopsy aspirasi jarum halus; membuat diagnosa apakah tumor tersebut bersifat benign atau malignant, dengan cara mengambil sample sel jaringan memakai jarum nomor 25 G, kemudian sel yang telah diambil diamati di bawah mikroskop)Core needle biopsy. Prosedur pengambilan sampel padat dari jaringan menggunakan hollow core needle; jarum yang lebih besar untuk mengambil contoh jaringan yang lebih besar

- Biopsi eksisional ( biopsy jaringan yang dipindahkan dengan operasi atau pemotongan) atau insisional (biopsy dari bagian lesi yang terpilih).

- Endoscopic biopsy. Pengambilan jaringan dengan peralatan yang sesuai melalui sebuah endoskop.

Laparoskopi. Pemeriksaan atau pengobatan bagian dalam abdomen dengan alat laparoskop (endoskop untuk memeriksa rongga peritoneum*)

Endoskop : Alat untuk memeriksa bagian dalam organ berongga.

Mediastinum : Massa jaringan dan organ yang memisahkan kedua sakus pleura, diantara sternum di depan dan kolumna vertebra di belakang, berisi jantung dan pembuluhnya, trakea, esophagus, timus, kelenjar limf, dan struktur serta jaringan lainnya.

Peritoneum : Membran serosa yang melapisi dinding rongga abdomen dan pelvis dan melapisi visera, kedua lapisan tersebut menutupi ruang potensial, rongga peritoneum.

- Torakoskopi.

- Mediastinoskopi. Pemeriksaan mediastinum* dengan cara memasukkan endoskop melalui insisi pada garis tengah bagian anterior yang tidak jauh dari lubang masuk rongga dada.

Torakoskopi :

Eksplorasi bedah terbuka :

a. Laparotomy. Insisi pembedahan melalui pinggang atau lebih umum, melalui setiap bagian dinding perut.

b. Torakotomi.

c. Mediastinotomi.

Metode khusus pembedahan meliputi : bedah laser, cryosurgery (destruksi jaringan dengan menempatkan suhu yang sangan dingin), electrosurgery (pembedahan yang dilakukan dengan metode listrik; elektroda aktifnya dapat berupa jarum, bulatan seperti bola atau cakram), Mohs micrographic surgery, dan bedah laparoskop.

*)Biopsi : pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang hidup dan memeriksa secara mikroskopis, dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti.

RADIOTERAPIRadioterapi merupakan metode terapi yang menggunakan energy yang dihasilkan oleh gelombang atau arus partikel- partikel yang dapat mengubah kode genetic dari sel- sel kanker. Kode genetik ini mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel- sel kanker di dalam tubuh. jadi, siklus sel ini berperan penting dalam terapi kanker karena radiasi biasanya lebih efektif untuk memberantas sel- sel kanker yang aktif atau membelah dengan cepat. Sebaliknya radioterapi kurang efektif untuk sel- sel kanker yang berada pada fase istirahat atau membelah dengan lambat.

Sputum culture

Sebuah contoh dahak diperoleh dengan batuk dalam-dalam dan mengeluarkan bahan-bahan yang berasal dari paru-paru ke dalam cangkir steril. Sampel tersebut dibawa ke labarotory dan dibiakkan dalam sebuah medium dalam kondisi yang memungkinkan organisme untuk tumbuh. Kultur yang positif dapat mengidentifikasi organisme penyebab penyakit yang dapat membantu mendiagnosa bronkitis, tuberkulosis, abses paru-paru, atau pneumonia.

Tes dahakBiakan Dahak rutin adalah uji cairan dari paru-paru dan bronki (saluran yang membawa udara ke paru-paru) untuk mencari bakteri yang menyebabkan infeksi.

Bagaimana Test Dilakukan

Anda akan batuk secara mendalam dan meludahkan dahak ke dalam cangkir yang steril. Dahak kemudian dibawa ke laboratorium. Di sana, ia dibiakkan pada media khusus dalam kondisi yang memungkinkan bakteri atau jamur untuk tumbuh.

Bagaimana Mempersiapkan Test

Minum banyak air dan cairan lain pada malam sebelum tes dapat membantu untuk mendapatkan sampel.

Bagaimana Test Dirasakan

Kamu akan perlu untuk batuk. Kadang-kadang petugas laboratorium kesehatan akan memberikan tekanan di dada untuk melonggarkan keluarnya dahak. Tarik napas untuk membantu Anda batuk dan mengeluarkan sampel.

Mengapa Test Dilakukan

Kultur yang dilakukan pada dahak untuk membantu mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan infeksi pada paru-paru atau saluran udara (bronkus).

Hasil Normal

Tidak adanya organisme penyebab penyakit dalam dahak adalah normal.

Apa Arti Hasil Abnormal

Abnormal hasilnya akan dilaporkan sebagai Biakan/Kultur yang positif. Itu berarti bahwa ada penyakit

Menemukan organisme penyebab infeksi dapat menegakkan mendiagnosis: Bronkitis Abses paru Pneumonia Tuberkulosis

Kondisi lain di mana tes dapat dilakukan: Aspirasi pneumonia Mycobacterial atypical infeksi Atypical pneumonia Blastomycosis Bronkiektasis Coccidioidomycosis; akut (primer) paru Coccidioidomycosis; kronis paru Coccidioidomycosis; disebarluaskan Kriptokokosis Disebarluaskan TB (menular) Histoplasmosis; akut (primer) paru Histoplasmosis; kronis paru Didapat di rumah sakit radang paru-paruMycoplasma pneumonia Wabah Paru aspergilloma (mycetoma) Paru aspergillosis; invasif tipe TBC paru Viral pneumonia

Pemeriksaan kultur tinja adalah uji laboratorium untuk menemukan organisme dalam tinja (feses) yang dapat menyebabkan gejala dan penyakit gastrointestinal.

Bagaimana Test Dilakukan

Memerlukan suatu sampel tinja

Ada banyak cara untuk mengumpulkan sampel. Salah satu cara adalah dengan mengambil tinja dengan bungkus plastik yang longgar ditempatkan di atas toilet dan ditata di tempat dudukan toilet. Satu test kit plus tisu toilet khusus yang disediakan digunakan untuk mengumpulkan sampel, kemudian letakkan sampel dalam wadah yang bersih / steril. . .

Untuk bayi dan anak-anak muda tinja dapat diperoleh di popok, Cobalah untuk menempatkan bungkus plastik dengan cara yang memisahkan tinja dari urin sehingga Anda bisa mendapatkan sampel yang lebih baik.

Di laboratorium, sampel spesimen ditumbuhkan dalam media biakan Jika ada pertumbuhan, organisme diidentifikasi. Teknisi laboratorium dapat juga melakukan lebih banyak tes untuk menentukan pengobatan yang terbaik.

Bagaimana Mempersiapkan Test

Anda akan mendapatkan wadah untuk koleksi spesimen tinja. Kirim sampel ke laboratorium sesegera mungkin. Tidak termasuk kertas toilet atau urin dalam spesimen.

Bagaimana rasanya?

Ada ketidaknyamanan.

Mengapa Test Dilakukan

Tes ini dilakukan bila Anda memiliki kesulitan pencernaan dan dokter Anda mencurigai bahwa infeksi adalah penyebab. Ini dapat dilakukan jika Anda telah sakit, terus-menerus (tidak akan lenyap), atau infeksi berulang, diare tanpa diketahui penyebabnya.

Mungkin juga dapat dilakukan jika Anda menderita diare dan baru saja minum antibiotik, untuk melihat apakah bakteri seperti C. difficile (yang dapat menyebabkan diare setelah orang minum antibiotik) di dalam usus.

Tes juga dapat digunakan untuk menemukan carrier (orang pembawa kuman penyakit tetapi tidak menderita sakit)

Rectal culture

Pemeriksaan Kultur rektal dilakukan dengan memasukkan sebuah kapas di anus. Kapas diputar lembut, dan tarik keluar perlahan. Noda sampel yang telah diambil ditempatkan dalam media biakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Tes ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme dalam rektum yang dapat menyebabkan gejala penyakit usus

Kultur rektal adalah uji laboratorium untuk mengidentifikasi organisme dalam rektum yang dapat menyebabkan gejala dan penyakit gastrointestinal.

Bagaimana Test adalah Dilakukan

Sebuah lidi kapas dimasukkan ke dalam rektum, diputar dengan lembut, dan tarik perlahan. Sebuah noda sampel yang diambil ditempatkan dalam media transport untuk dikirim ke labpratorium atau media biakan untuk menumbuhkan bakteri. Ketika pertumbuhan diamati, organisme dapat diidentifikasi. Tes lebih lanjut untuk menentukan pengobatan yang terbaik (uji kepekaan antibiotika) juga dilakukan.

Bagaimana Mempersiapkan Test

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan dubur dan mengumpulkan spesimen.

Bagaimana rasanya?

Mungkin terasa ada tekanan karena pengambilan sampel di dalam rektum, tetapi tes ini biasanya tidak menyakitkan.

Mengapa Test Dilakukan

Tes ini dilakukan jika Anda memiliki kesulitan pencernaan dan dokter Anda mencurigai bahwa infeksi pada anus adalah penyebabnya. Hal ini juga dapat dilakukan ketika gonore dicurigai. Mungkin juga dapat dilakukan sebagai alternatif jika tidak mungkin untuk mendapatkan spesimen tinja.

Kultur rektal dapat juga dilakukan di rumah sakit atau panti jompo untuk melihat apakah seseorang mengidap/membawa bakteri enterococcus yang resisten vankomisin (VRE) dalam usus mereka, yang dapat menyebar/menular ke pasien lain.

Normal Hasil

Menemukan organisme yang biasanya ditemukan di dalam usus adalah normal dan tidak mengindikasikan adanya penyakit.Rentang nilai normal dapat sedikit berbeda antara laboratorium yang berbeda. Bicarakan dengan dokter Anda tentang arti dari hasil tes Anda.

Apa Arti Hasil Abnormal

Hasil abnormal mungkin menunjukkan infeksi, seperti bakteri atau parasit enterokolitis atau gonore. Kadang-kadang Kultur menunjukkan bahwa pasien adalah pembawa, tetapi belum tentu memiliki infeksi.

ResikoTidak ada risiko.

Nama Alternatif

Biakan dubur

Kultur - cairan sendi

Kultur Cairan sendi adalah uji laboratorium untuk mendeteksi organisme penyebab infeksi pada sampel cairan yang mengelilingi sendi.

Bagaimana Test Dilakukan

Sebuah sampel cairan sendi diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan ruang dokter atau ruang operasi menggunakan jarum, Untuk informasi lebih lanjut tentang prosedur ini, lihat aspirasi cairan sendi.

Fluida sampel dikirim ke laboratorium di mana ia ditempatkan dalam media khusus dan amati untuk melihat apakah bakteri, jamur, atau virus tumbuh. Hal ini disebut Kultur

Jika mikroorganisme tersebut terdeteksi, tes lainnya dapat dilakukan untuk mengidentifikasi lebih lanjut penyebab infeksi dan menentukan perawatan yang terbaik.

Bagaimana Mempersiapkan Test

Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan untuk Biakan laboratorium. Untuk informasi tentang persiapan mengambil cairan sendi, lihat aspirasi cairan sendi.

Bagaimana Test Dirasakan

Kultur Cairan sendi yang dilakukan di laboratorium tidak melibatkan pasien.

Untuk informasi mengenai rasa bagaimana bila cairan sendi diambil , lihat aspirasi cairan sendi.

Mengapa Test Dilakukan

Dokter Anda mungkin meminta tes ini jika Anda memiliki rasa sakit dan peradangan yang tak dapat dijelaskan dari sendi atau sendi yang dicurigai infeksi.

Hasil Normal

Hasil tes dianggap normal jika tidak ada organisme (bakteri, jamur, virus) tumbuh di media laboratorium.

Catatan: rentang nilai normal dapat sedikit berbeda antara laboratorium yang berbeda. Bicarakan dengan dokter Anda tentang arti dari hasil tes khusus Anda.

Apa Arti Hasil Abnormal

Hasil abnormal tanda infeksi pada sendi. Infeksi meliputi:arthritis Jamur Artritis gonokokalradang sendi Non-gonokokal (septik)

Resiko

Tidak ada risiko kepada pasien yang berhubungan dengan biakan laboratorium. Untuk risiko yang berkaitan dengan pengambilan cairan sendi, lihat aspirasi cairan sendi.

Nama Alternatif

Biakan Cairan sendi

Aspirasi Cairan Sendi

Analisis cairan sinovial adalah serangkaian tes yang dilakukan pada cairan sinovial (sendi) untuk membantu mendiagnosa dan mengobati kelainan yang berhubungan dengan sendi . Untuk memperoleh sampel cairan sinovial, jarum dimasukkan ke dalam lutut antara ruang sendi. Bila jarum sudah masuk di tempat cairan sinovial kemudian ditarik/dihisap. Sampel tersebut dikirim ke laboratorium untuk analisis.Kultur Cairan sendi adalah uji laboratorium untuk mendeteksi organisme penyebab infeksi pada sampel cairan yang mengelilingi sendi.

Bagaimana Test Dilakukan

Sebuah sampel cairan sendi diperlukan. Hal tersebut dapat dilakukan di ruang operasi menggunakan jarum, Untuk informasi lebih lanjut tentang prosedur ini, lihat aspirasi cairan sendi.

Fluida sampel dikirim ke laboratorium di mana ia ditempatkan dalam media khusus dan menonton untuk melihat apakah bakteri, jamur, atau virus tumbuh. Hal ini disebut budaya.

Jika mikroorganisme tersebut terdeteksi, tes lainnya dapat dilakukan untuk mengidentifikasi lebih lanjut menyebabkan infeksi-zat dan menentukan perawatan yang terbaik.

Bagaimana Test DirasakanCairan sendi budaya yang dilakukan di laboratorium dan tidak melibatkan pasien.

Untuk informasi mengenai bagaimana prosedur untuk pengambilancairan sendi terasa, lihat aspirasi cairan sendi.

Mengapa Test adalah Dilakukan

Dokter Anda mungkin agar tes ini jika Anda memiliki rasa sakit dan peradangan yang tak dapat dijelaskan dari sendi atau sendi yang dicurigai infeksi.

Resiko

Tidak ada risiko kepada pasien yang berhubungan dengan budaya laboratorium. Untuk risiko yang berkaitan dengan pengambilan cairan sendi, lihat aspirasi cairan sendi.Blood culture

Kultur darah adalah uji laboratorium untuk memeriksa bakteri dalam sampel darah.

Bagaimana Test Dilakukan

Darah biasanya diambil dari vena, biasanya dari bagian dalam siku atau bagian belakang tangan. Situs ini dibersihkan dengan obat pembunuh kuman (antiseptik). Petugas laboratorium kesehatan memasang pengikat/torniquet di lengan atas untuk membendung aliran darah ke daerah tersebut sehingga pembuluh darah dapat terlihat/teraba jelas.Selanjutnya, petugas laboratorium kesehatan dengan lembut memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah. masukkan darah dalam spuit ke dalam botol atau tabung kedap udara .

Melepas torniquet dari lengan.

Setelah darah telah terkumpul, jarum ditarik, dan bekas tusukan ditutup untuk menghentikan pendarahan.

Sangat penting bahwa sampel darah tidak terkontaminasi. Sampel tersebut dikirim ke laboratorium, di laboratorium sampel dimasukkan dalam tabung /botol yang mengandung media pertumbuhan untuk melihat apakah mikroorganisme tumbuh. Hal ini disebut Kultur. Kebanyakan Kultur memeriksa bakteri. Jika bakteri tumbuh, tes lebih lanjut dilakukan untuk mengidentifikasi jenis tertentu.

Pengecatan gram juga dapat dilakukan. Pengecatan gram adalah metode untuk mengidentifikasi mikroorganisme (bakteri) dengan menggunakan serangkaian pewarna khusus .

Bagaimana Mempersiapkan Test

Tidak diperlukan persiapan khusus untuk kultur darah. Untuk informasi tentang cara mempersiapkan sampel darah, lihat venipuncture.

Bagaimana Test Dirasakan

Tidak ada rasa sakit yang terkait dengan kultur darah. lihat venipuncture.

Mengapa Test adalah Dilakukan

Dokter Anda mungkin meminta tes ini jika Anda diduga memiliki gejala infeksi darah seperti bakteremia atau septicemia.

Kultur darah bertujuan mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Ini membantu dokter menentukan pengobatan terbaik.

rine culture - clean catch

Sampel Urine Bagaimana Test Dilakukan

Untuk memperoleh sampel air seni yang akan diperiksa, laki-laki dewasa/anak harus membersihkan kepala penis .

Gadis dan wanita harus menyeka antara vagina "bibir" (labia) dengan air sabun dan bilas dengan baik. Dokter/petugas laboratorium mungkin memberi Anda larutan pembersih khusus dan tisu steril.

Untuk melakukan tes ini, pertama-tama buang sejumlah kecil (air kemih yang mengalir pertamakali) ke toilet untuk membersihkan uretra dari segala kontaminan. Kemudian, mengumpulkan sampel urin (air kemih aliran tengah) dalam wadah bersih atau steril.Sekitar 1 - 2 ons (10-20 ml) urin diperlukan untuk tes. Singkirkan wadah dari aliran urin tanpa menghentikan aliran. Tuntaskan buang air kemih / kencing ke toilet. Kirim segera sampel urine ke laboratorium.

Untuk bayi, daerah genital dibersihkan dan dikeringkan, dan kemudian perangkat koleksi (urine collector) dipasang untuk mengumpulkan urin. Jika Anda diminta untuk mengumpulkan air seni, pastikan perangkat koleksi terpasang dengan aman untuk mencegah kebocoran. Setelah bayi Anda kencing, air seni (paling sedikit 20 cc) ditempatkan dalam wadah yang steril.

Jangan gunakan antiseptik, karena mungkin akan menghambat pertumbuhan bakteri selama dibiakkan.

Bagaimana Mempersiapkan Test

Anda mungkin menerima spesimen wadah dan petunjuk tentang cara untuk membersihkan daerah tersebut dan mengumpulkan sampel urin. Jika koleksi sedang diambil dari bayi, Anda mungkin memerlukan beberapa tambahan koleksi tas.

Bagaimana rasanya

Jarang, bayi mungkin memiliki reaksi kulit lokal/alergi terhadap pita perekat yang digunakan pada urine collector.

Mengapa Test Dilakukan

Saluran kemih secara alamiah mengandung bakteri, yang dapat mengkontaminasi sampel urine. Metode clean catch ini digunakan untuk mencegah bakteri flora normal masuk ke dalam sampel urin. Clean catch juga dapat digunakan untuk rutin urinalisis, kultur urine, atau tes urine lainnya yang memerlukan air seni murni dan memperoleh hasil yang akurat.

Hasil Normal Nilai normal akan tergantung pada jenis tes yang diminta, misalnya, apakah urine untuk urinalisis rutin atau kultur urin

Apa Arti Hasil Abnormal Jika sampel urin diperiksa untuk urinalisis, hasil abnormal mungkin menunjukkan adanya sel darah putih, sel darah merah, atau jumlah protein yang berlebihan.

Jika sampel urin diperiksa untuk urin kultur, hasil abnormal mungkin menunjukkan pertumbuhan bakteri berlebihan, yang berarti adanya infeksi saluran kemih atau infeksi kandung kemih.

Throat swabs

Bakteri patogen penting : Diphtheria Strep throat

Kultur usap tenggorokan adalah tes laboratorium yang dilakukan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi organisme yang dapat menyebabkan infeksi di tenggorokan.

Bagaimana Test Dilakukan ?Anda akan diminta untuk memiringkan kepala ke belakang dan buka mulut lebar-lebar. Petugas kesehatan mengusapkan kapas yang steril di sepanjang bagian belakang tenggorokan anda dekat amandel.

Petugas kesehatan mungkin harus mengikis bagian belakang tenggorokan dengan mengusapnya beberapa kali. Ini membantu meningkatkan kemungkinan untuk dapat mendeteksi bakteri.

Bagaimana Mempersiapkan Test ?Tidak boleh menggunakan antiseptik pencuci mulut sebelum tes.

Bagaimana rasanya?Anda mungkin merasakan sakit di tenggorokan pada saat tes dilakukan. Anda mungkin mengalami sensasi mual ketika bagian belakang tenggorokan anda disentuh dengan kapas, tapi tes hanya berlangsung beberapa detik.

Mengapa Test Dilakukan ?Tes ini dilakukan bila dicurigai adanya infeksi tenggorokan, khususnya radang tenggorokan. Kultur tenggorokan juga dapat membantu dokter Anda dalam menentukan antibiotik yang terbaik/sesuai bagi Anda.

Hasil Normal Ditemukannya bakteri mulut dan tenggorokan yang biasa (flora normal) adalah normal.

Apa Makna Hasil AbnormalHasil abnormal berarti ditemukannya bakteri atau organisme lain. Ini biasanya merupakan tanda infeksi.

ResikoTes ini aman. Sangat sedikit pasien mengalami sensasi mual yang dapat menimbulkan dorongan untuk muntah atau batuk.

Nama alternativ Throat culture and sensitivity; Culture - throat Kultur Usap Tenggorok

Diphtheria

Difteri adalah penyakit menular akut yvyang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.

PenularanDifteri menyebar melalui droplet pernapasan (seperti yang dihasilkan oleh batuk atau bersin) dari orang yang terinfeksi atau seseorang yang membawa bakteri tetapi tidak memiliki gejala (carrier). Difteri juga dapat ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi (seperti susu tercemar).

Bakteri ini paling sering menginfeksi hidung dan tenggorokan. Menyebabkan infeksi tenggorokan dengan gambaran lesi abu-abu sampai hitam, keras, berserabut , yang dapat menghalangi saluran pernafasan. Dalam beberapa kasus, difteri dapat menginfeksi kulit, menghasilkan lesi kulit.

Sekali terinfeksi, zat berbahaya yang dihasilkan oleh bakteri dapat menyebar melalui aliran darah ke organ-organ lain, seperti jantung, dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Karena luas dan rutinnya imunisasi DPT pada masa kanak-kanak , difteri kini langka di banyak bagian dunia.

Faktor-faktor risiko meliputi lingkungan yang penuh sesak, kebersihan yang buruk, dan kurangnya imunisasi.

GejalaGejala biasanya terjadi 2 sampai 5 hari setelah kontak dengan bakteri.Warna kulit Kebiruan Hidung mengeluarkan cairan, berdarah.Masalah pernapasanKesulitan bernapasBernapas cepat/tersengalStridorMenggigilBatuk Croup (menggonggong) Drooling ( mengisyaratkan akan segera terjadi penyumbatan saluran napas)DemamSerakSakit saat menelanLesi kulit (biasanya terlihat di daerah tropis)Sakit tenggorokan (mungkin berkisar dari ringan sampai parah)

Catatan: Mungkin tidak ada gejala.

TesPetugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat ke dalam mulut Anda, kemungkinan adanya semacam selaput (pseudomembrane) yang berwarna abu-abu kehitaman di tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, dan pembengkakan pada leher atau pangkal tenggorokan.

Tes meliputi:Pewarnaan Gram dan Neisser serta kultur usap tenggorokan untuk mengidentifikasi Corynebacterium diphtheriae, Elektrokardiogram (EKG).

PerawatanJika petugas kesehatan/dokter Anda menduga difteri, pengobatan harus dimulai segera, bahkan sebelum hasil tes tersedia.

Antitoksin difteri diberikan sebagai suntikan ke dalam otot atau melalui infus (intravena line). Infeksi kemudian diobati dengan antibiotik, seperti penisilin atau erythromycin.

Orang dengan difteri mungkin perlu tinggal di rumah sakit sementara antitoksin diberikan

Perawatan lain dapat termasuk: Cairan melalui IV Oksigen Istirahat Pemantauan jantung Penyisipan selang napas Pengecekan penyumbatan saluran napas

Setiap orang yang telah kontak dengan orang yang terinfeksi harus menerima suntikan imunisasi atau booster terhadap difteri. Perlindungan kekebalan hanya berlangsung 10 tahun dari waktu vaksinasi, sehingga penting bagi orang dewasa untuk mendapatkan booster tetanus-difteri (Td) vaksin setiap 10 tahun.

Orang (carrier) tanpa gejala tetapi yang membawa difteri harus ditangani dengan antibiotik.

Outlook (Prognosis)Difteri mungkin ringan atau berat. Beberapa orang mungkin tidak memiliki gejala dan yang lainnya bisa perlahan-lahan menjadi lebih buruk.

Angka kematian adalah 10%. Pemulihan dari penyakit yang lambat.

Kemungkinan KomplikasiKomplikasi yang paling umum adalah radang otot jantung (miokarditis). Gangguan Sistem saraf juga sering, dapat mengakibatkan kelumpuhan sementara.

Racun difteri juga dapat merusak ginjal.

kontak dengan penderita difteriHubungi segera petugas kesehatan/dokter Anda jika Anda telah kontak dengan penderita difteri.

Ingat bahwa difteri adalah penyakit langka. Difteri adalah tergolong penyakit yang harus segera dilaporkan, dan jika perlu setiap kasus harus dipublikasikan di surat kabar atau di televisi. Ini akan membantu untuk mengetahui apakah difteri hadir di daerah tersebut

PencegahanImunisasi rutin anak dan dewasa mendorong mencegah penyakit.33