biologi insec- pengaruh penerapan sop praktik di

6
128 p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.3, Februari 2018, pp.128-133 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Pengaruh Penerapan SOP Praktik di Laboratorium terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa dalam Upaya K3 Sarifah Sya’diyah*, Agus Suwarni*, Heru Subaris Kasjono* *Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Gamping, Sleman, DIY, 55293 email : [email protected] Abstract Integrated laboratory is a facility available for laboratory work in the Polytechnic of Health of Yogyakarta. Practical works have many encountered obstacles despite the enforcement of the order of practice has been implemented. This study was aimed to determine the effect of the application of Standard Operating Procedure (SOP) for practical work in laboratory on the level of knowledge and behavior of students in the effort of occupational health and safety (OHS). The research method used was a quasi experiment with non-equivalent control group design. Non-probability sampling technique was used to select and assign the respondents for the ex- perimental and control groups. Both groups consisted of 39 respondents. The normality of the data were tested by using Kolmogorov-Smirnov test and then analyzed by using Wilcoxon One Sample test and Mann Whitney U test. The results show that the application of SOP of practical work influences the level of knowledge and behavior of students in the effort of OHS. The p-va- lue <0,001 gained from the test for the value of knowledge and behavior means that the diffe- rence of knowledge and behavior between pre and post treatment in experiment group and control group is significant. Differencial analysis between experiment and control groups obtain- ed a p-value <0,001 meaning that the disparity between those groups is significant, as well. To conclude, the application of SOP for laboratory practice affects the level of knowledge and be- havior of students of OHS efforts. Keywords : SOP of laboratory practice, occupational health and safety Intisari Laboratorium terpadu merupakan fasilitas yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Dalam pelaksanaan praktikum banyak kendala yang dihada- pi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksanaan praktikum. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya keselamatan dan kese- hatan kerja (K3). Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancang- an non-equivalent control group. Metode pengambilan sampel untuk menentukan responden secara non-probability sampling dimana untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol ada 39 orang responden. Hasil penelitian diuji normalitas datanya menggunakan uji Kolmogo- rov-Smirnov dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji Wilcoxon One Sample dan uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penerapan SOP praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Nilai p value <0,001 untuk nilai pengetahuan dan perilaku artinya ada perbedaan pengetahuan dan perilaku antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Per- bedaan kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan hasil p value < 0,001 yang berarti seli- sih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan SOP praktik di laboratorium mempengaruhi tingkat pengetahu- an dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Kata Kunci : SOP praktik laboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio- nal pada pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sua- sana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem- bangkan potensi dirinya dan memiliki ke- terampilan yang diperlukan dirinya, ma- syarakat, bangsa dan negara.

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biologi Insec- Pengaruh Penerapan SOP Praktik di

127p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Wulansari, Windarso & Narto, Pemanfaatan Limbah Nangka …

bahwa semakin banyak berat atraktan yang ditambahkan pada flytrap maka se-makin banyak jumlah lalat yang terpe-rangkap, dikarenakan aroma dari atrak-tan yang semakin pekat dan disukai oleh lalat.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Kencana 1) yaitu bahwa jumlah lalat yang terperangkap lebih ba-nyak didapat dari variasi berat atraktan yang paling besar yaitu 4,00 gr, dengan jumlah lalat terperangkap sebanyak 128 ekor. Penelitian lain yang juga sejalan adalah penelitian Kintari 5), dimana jum-lah lalat yang terperangkap lebih banyak diperoleh dari variasi berat atraktan yang paling tinggi, yaitu 50 gr, yang mampu menangkap 396 ekor lalat, serta peneli-tian dari Febriana 6) dengan hasil jumlah rata-rata lalat terperangkap sebanyak 66,66 % pada kosentrasi 37,5 %.

Atraktan digunakan sebagai bahan atau umpan yang digunakan agar lalat menempel pada flytrap karena adanya aroma atau makanan yang menarik lalat. Lalat sangat menyukai bahan-bahan a-tau zat yang di dalamnya memiliki kan-dungan air, karbohidrat, lemak dan pro-tein.

Buah nangka merupakan salah satu buah yang memiliki aroma yang khas serta menyengat dan manis, sehingga dapat dijadikan sebagai atraktan agar la-lat dapat tertarik pada aroma kemudian terperangkap pada flytrap.

Beberapa faktor pengganggu yang berpengaruh terhadap jumlah lalat yang terperangkap selama penelitian ini ber-langsung, antara lain adalah: ukuran fly-trap, ketebalan lem, warna flytrap, waktu kontak, suhu dan kelembaban. Agar mendapatkan data hasil penelitian yang akurat maka perlu dilakukan pengendali-an terhadap faktor pengganggu tersebut.

Salah satu variabel pengganggu da-lam penelitian ini adalah warna flytrap. Berdasarkan teori, dinyatakan bahwa la-lat menyukai warna coklat dan merah darah 7). Akan tetapi dalam penelitian ini variabel warna tidak dikendalikan, se-hingga dalam proses penelitian ini warna flytrap yang digunakan selain warna yang disukai oleh alat, digunakan pula

warna hijau lumut, biru, merah muda, dan hijau yang diletakan secara sejajar. Pada semua titik pengukuran, warna yang digunakan sama, akan tetapi pada titik pengukuran berikutnya (titik 2, titik 3, titik 4) warna flytrap dan berat atraktan diletakan secara acak.

Berdasarkan data yang diperoleh, pada seluruh titik dengan posisi warna flytrap teracak, jumlah lalat terperangkap paling banyak ditemui pada flytrap ber-warna biru, karena berat atraktan terting-gi dengan variasi berat sebanyak 55,35 gr, sedangkan jumlah lalat terperangkap paling sedikit yaitu pada berat atraktan terrendah dengan variasi berat sebanyak 5,50 gr.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah atraktan yang ditambahkan, ma-ka semakin banyak jumlah lalat yang ter-perangkap. Dalam penelitian ini, warna flytrap yang digunakan tidak berpenga-ruh terhadap jumlah lalat yang terpe-rangkap sehingga warna apapun (selain yang disukai oleh lalat) dapat digunakan sebagai flytrap.

Jumlah lalat yang terperangkap ber-dasarkan setiap warna flytrap, paling ba-nyak pada setiap titik karena lokasi pada titik tersebut dekat dengan sumber lain adanya keberadaan lalat.

KESIMPULAN Penambahan limbah nangka (jera-

mi) sebagai atraktan lalat pada flytrap berpengaruh terhadap jumlah lalat yang terperangkap dengan variasi berat 5,50 gr, 27,50 gr dan 55,35 gr. Variasi berat atraktan limbah nangka yang paling efektif untuk memerangkap lalat adalah 55,35 gr dengan jumlah rata-rata lalat yang terperangkap sebanyak 102 ekor.

SARAN

Bagi masyarakat luas, atau tempat-tempat yang berpotensi untuk terdapat lalat dalam jumlah besar, seperti pemilik peternakan ayam, dapat mengaplikasi-kan pembuatan flytrap dengan menam-bahkan limbah nangka (jerami) sebagai

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.122-127

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

atraktan untuk menarik lalat mendekat, dengan berat 55,35 gr.

Bagi peneliti lain yang tertarik, dapat melakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan berbagai jenis atraktan dari limbah yang dapat digunakan selain jerami nangka, seperti ubi cilembu dan kulit pisang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Defia, A. 2014. Pengaruh Penamba-han Ubi Cilembu pada Kertas Pere-kat terhadap Lalat Tertangkap, Pol-tekkes Kemenkes Yogyakarta.

2. Depkes RI., 2008. Pedoman Pe-ngendalian Lalat di Pelabuhan, De-partemen Kesehatan, Jakarta.

3. Mohammad, H., 2009. Biologi Insec-ta Entomologi, Graha Ilmu, Yogya-karta.

4. Winarno, F. G., 2006. Hama Gu-dang dan Teknik Pemberantasan-nya, M-Brio Press, Bogor.

5. Kintari, F., 2014. Pengaruh Kulit Pi-sang sebagai Atraktan Perekat Lalat terhadap Jumlah Lalat Tertangkap, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

6. Mifta, F., 2013. Jerami Nangka se-bagai Atraktan Kertas Perekat Lalat, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

7. Janter. dkk, 2013. Uji efektifitas be-berapa jenis atraktan untuk menge-dalikan hama lalat buah pada tana-man jambu biji, Jurnal Agroteknologi ISSN No 2337.

128p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.3, Februari 2018, pp.128-133 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Pengaruh Penerapan SOP Praktik di Laboratorium terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa

dalam Upaya K3

Sarifah Sya’diyah*, Agus Suwarni*, Heru Subaris Kasjono*

*Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Gamping, Sleman, DIY, 55293

email : [email protected]

Abstract

Integrated laboratory is a facility available for laboratory work in the Polytechnic of Health of Yogyakarta. Practical works have many encountered obstacles despite the enforcement of the order of practice has been implemented. This study was aimed to determine the effect of the application of Standard Operating Procedure (SOP) for practical work in laboratory on the level of knowledge and behavior of students in the effort of occupational health and safety (OHS). The research method used was a quasi experiment with non-equivalent control group design. Non-probability sampling technique was used to select and assign the respondents for the ex-perimental and control groups. Both groups consisted of 39 respondents. The normality of the data were tested by using Kolmogorov-Smirnov test and then analyzed by using Wilcoxon One Sample test and Mann Whitney U test. The results show that the application of SOP of practical work influences the level of knowledge and behavior of students in the effort of OHS. The p-va-lue <0,001 gained from the test for the value of knowledge and behavior means that the diffe-rence of knowledge and behavior between pre and post treatment in experiment group and control group is significant. Differencial analysis between experiment and control groups obtain-ed a p-value <0,001 meaning that the disparity between those groups is significant, as well. To conclude, the application of SOP for laboratory practice affects the level of knowledge and be-havior of students of OHS efforts.

Keywords : SOP of laboratory practice, occupational health and safety

Intisari

Laboratorium terpadu merupakan fasilitas yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Dalam pelaksanaan praktikum banyak kendala yang dihada-pi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksanaan praktikum. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya keselamatan dan kese-hatan kerja (K3). Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancang-an non-equivalent control group. Metode pengambilan sampel untuk menentukan responden secara non-probability sampling dimana untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol ada 39 orang responden. Hasil penelitian diuji normalitas datanya menggunakan uji Kolmogo-rov-Smirnov dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji Wilcoxon One Sample dan uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penerapan SOP praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Nilai p value <0,001 untuk nilai pengetahuan dan perilaku artinya ada perbedaan pengetahuan dan perilaku antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Per-bedaan kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan hasil p value < 0,001 yang berarti seli-sih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan SOP praktik di laboratorium mempengaruhi tingkat pengetahu-an dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3.

Kata Kunci : SOP praktik laboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio-nal pada pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan sua-sana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya dan memiliki ke-terampilan yang diperlukan dirinya, ma-syarakat, bangsa dan negara.

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sarana dan prasarana pendidikan, khususnya laboratorium, merupakan sa-lah satu komponen pendukung pendidik-an yang amat penting dan strategis. La-boratorium sangat diperlukan untuk me-nunjang proses pembelajaran berbasis praktik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai unit penun-jang akademik, laboratorium merupakan sarana untuk melakukan kegiatan prakti-kum dan praktik pembelajaran. Oleh ka-rena itu tentu perlu pengelolaan secara baik dan professional.

Upaya K3 (Kesehatan dan Kesela-matan Kerja) di laboratorium sangat di-perlukan untuk menjamin dan melindu-ngi kesehatan tenaga kerja dan semua pemakai laboratorium melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja. Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja di labo-ratorium yang dapat menyebabkan ke-celakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah faktor fisik (kebisingan, getaran, pencahayaan, radiasi, iklim kerja), faktor kimia (debu, asap, gas, bahan kimia), faktor biologi, faktor fisiologi (ergonomi), dan faktor psikologi (kelelahan) 1).

ILO (International Labour Organiza-tion), sebagai salah satu badan PBB yang fokus pada masalah pekerja di se-luruh dunia, pada tahun 2013 menyebut-kan satu pekerja di dunia meninggal se-tiap 15 detik dari kejadian kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Pada tahun sebelumnya, (2012) ILO mencatat angka kematian yang dikarenakan kecelakaan dan pe-nyakit akibat kerja (PAK) adalah seba-nyak dua juta kasus setiap tahun.

Laboratorium Terpadu merupakan fasilitas laboratorium yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltek-kes Kemenkes Yogyakarta. Kegiatan praktik mata kuliah sebagian besar di-laksanakan di laboratorium ini. Pengelo-laan Laboratorium Terpadu di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mengacu pada Buku Pedoman Pengelolaan Laborato-rium yang diterbitkan oleh Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta pada tahun 2017. Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah memberikan acuan bagi pengelo-la jurusan dan program studi serta pe-

ngelola laboratorium di Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta dalam kegiatan praktik pembelajaran sehingga tercapai koordinasi, sistem perencanaan, sistem pengorganisasian, pelaksanaan dan pe-ngawasan, serta pengendalian yang te-pat untuk dilaksanakan.

Dalam pelaksanaaan praktikum, ba-nyak kendala yang dihadapi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksa-naan praktikum. Berdasar survei awal yang dilaksanakan pada bulan April ta-hun 2017 pada praktikum mata kuliah mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingku-ngan untuk semester genap tahun aka-demik 2016/2017, di Laboratorium Kimia Lingkungan dari 40 mahasiswa ada be-berapa pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai praktikan, yaitu lima orang tidak memakai jas laboratorium ketika melakukan praktik dan tidak mem-perhatikan kegiatan praktik. Selain itu beberapa praktikan tidak mengembali-kan alat dan bahan yang digunakan ke tempat semula serta perilaku yang tidak aman misalnya tidak mencuci tangan se-telah melaksanakan praktikum, rambut yang tidak dirapikan (panjang tidak di-ikat), membuka botol berisi bahan kimia dan tidak segera menutupnya ketika me-ngambil reagen, dan tidak segera men-cuci alat-alat yang telah digunakan.

Jenis-jenis bahaya yang dapat ter-jadi di laboratorium kimia di antaranya adalah kebakaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terba-kar dan terjadinya ledakan. Selain itu be-berapa kecelakaan kerja yang dapat ter-jadi antara lain: luka tusuk benda tajam, percikan bahan kimia dan bahan kimia panas, tersentuh benda panas atau ter-bakar, luka pada mata akibat percikan bahan kimia atau serpihan benda-benda asing, menghirup gas atau debu, mene-lan bahan kima, dan tersengat listrik 2).

SOP praktik laboratorium disusun untuk melengkapi SOP yang sudah ada di Laboratorium Terpadu Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta. Penerapan SOP praktik laboratorium khususnya di labo-ratorium kimia untuk melengkapi tata tertib yang sudah diberlakukan. SOP merupakan dokumen yang berisi prose-

Page 2: Biologi Insec- Pengaruh Penerapan SOP Praktik di

129p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.3, Februari 2018, pp.128-133 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Pengaruh Penerapan SOP Praktik di Laboratorium terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa

dalam Upaya K3

Sarifah Sya’diyah*, Agus Suwarni*, Heru Subaris Kasjono*

*Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Gamping, Sleman, DIY, 55293

email : [email protected]

Abstract

Integrated laboratory is a facility available for laboratory work in the Polytechnic of Health of Yogyakarta. Practical works have many encountered obstacles despite the enforcement of the order of practice has been implemented. This study was aimed to determine the effect of the application of Standard Operating Procedure (SOP) for practical work in laboratory on the level of knowledge and behavior of students in the effort of occupational health and safety (OHS). The research method used was a quasi experiment with non-equivalent control group design. Non-probability sampling technique was used to select and assign the respondents for the ex-perimental and control groups. Both groups consisted of 39 respondents. The normality of the data were tested by using Kolmogorov-Smirnov test and then analyzed by using Wilcoxon One Sample test and Mann Whitney U test. The results show that the application of SOP of practical work influences the level of knowledge and behavior of students in the effort of OHS. The p-va-lue <0,001 gained from the test for the value of knowledge and behavior means that the diffe-rence of knowledge and behavior between pre and post treatment in experiment group and control group is significant. Differencial analysis between experiment and control groups obtain-ed a p-value <0,001 meaning that the disparity between those groups is significant, as well. To conclude, the application of SOP for laboratory practice affects the level of knowledge and be-havior of students of OHS efforts.

Keywords : SOP of laboratory practice, occupational health and safety

Intisari

Laboratorium terpadu merupakan fasilitas yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Dalam pelaksanaan praktikum banyak kendala yang dihada-pi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksanaan praktikum. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya keselamatan dan kese-hatan kerja (K3). Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancang-an non-equivalent control group. Metode pengambilan sampel untuk menentukan responden secara non-probability sampling dimana untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol ada 39 orang responden. Hasil penelitian diuji normalitas datanya menggunakan uji Kolmogo-rov-Smirnov dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji Wilcoxon One Sample dan uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penerapan SOP praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Nilai p value <0,001 untuk nilai pengetahuan dan perilaku artinya ada perbedaan pengetahuan dan perilaku antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Per-bedaan kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan hasil p value < 0,001 yang berarti seli-sih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan SOP praktik di laboratorium mempengaruhi tingkat pengetahu-an dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3.

Kata Kunci : SOP praktik laboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio-nal pada pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan sua-sana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya dan memiliki ke-terampilan yang diperlukan dirinya, ma-syarakat, bangsa dan negara.

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sarana dan prasarana pendidikan, khususnya laboratorium, merupakan sa-lah satu komponen pendukung pendidik-an yang amat penting dan strategis. La-boratorium sangat diperlukan untuk me-nunjang proses pembelajaran berbasis praktik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai unit penun-jang akademik, laboratorium merupakan sarana untuk melakukan kegiatan prakti-kum dan praktik pembelajaran. Oleh ka-rena itu tentu perlu pengelolaan secara baik dan professional.

Upaya K3 (Kesehatan dan Kesela-matan Kerja) di laboratorium sangat di-perlukan untuk menjamin dan melindu-ngi kesehatan tenaga kerja dan semua pemakai laboratorium melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja. Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja di labo-ratorium yang dapat menyebabkan ke-celakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah faktor fisik (kebisingan, getaran, pencahayaan, radiasi, iklim kerja), faktor kimia (debu, asap, gas, bahan kimia), faktor biologi, faktor fisiologi (ergonomi), dan faktor psikologi (kelelahan) 1).

ILO (International Labour Organiza-tion), sebagai salah satu badan PBB yang fokus pada masalah pekerja di se-luruh dunia, pada tahun 2013 menyebut-kan satu pekerja di dunia meninggal se-tiap 15 detik dari kejadian kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Pada tahun sebelumnya, (2012) ILO mencatat angka kematian yang dikarenakan kecelakaan dan pe-nyakit akibat kerja (PAK) adalah seba-nyak dua juta kasus setiap tahun.

Laboratorium Terpadu merupakan fasilitas laboratorium yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltek-kes Kemenkes Yogyakarta. Kegiatan praktik mata kuliah sebagian besar di-laksanakan di laboratorium ini. Pengelo-laan Laboratorium Terpadu di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mengacu pada Buku Pedoman Pengelolaan Laborato-rium yang diterbitkan oleh Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta pada tahun 2017. Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah memberikan acuan bagi pengelo-la jurusan dan program studi serta pe-

ngelola laboratorium di Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta dalam kegiatan praktik pembelajaran sehingga tercapai koordinasi, sistem perencanaan, sistem pengorganisasian, pelaksanaan dan pe-ngawasan, serta pengendalian yang te-pat untuk dilaksanakan.

Dalam pelaksanaaan praktikum, ba-nyak kendala yang dihadapi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksa-naan praktikum. Berdasar survei awal yang dilaksanakan pada bulan April ta-hun 2017 pada praktikum mata kuliah mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingku-ngan untuk semester genap tahun aka-demik 2016/2017, di Laboratorium Kimia Lingkungan dari 40 mahasiswa ada be-berapa pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai praktikan, yaitu lima orang tidak memakai jas laboratorium ketika melakukan praktik dan tidak mem-perhatikan kegiatan praktik. Selain itu beberapa praktikan tidak mengembali-kan alat dan bahan yang digunakan ke tempat semula serta perilaku yang tidak aman misalnya tidak mencuci tangan se-telah melaksanakan praktikum, rambut yang tidak dirapikan (panjang tidak di-ikat), membuka botol berisi bahan kimia dan tidak segera menutupnya ketika me-ngambil reagen, dan tidak segera men-cuci alat-alat yang telah digunakan.

Jenis-jenis bahaya yang dapat ter-jadi di laboratorium kimia di antaranya adalah kebakaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terba-kar dan terjadinya ledakan. Selain itu be-berapa kecelakaan kerja yang dapat ter-jadi antara lain: luka tusuk benda tajam, percikan bahan kimia dan bahan kimia panas, tersentuh benda panas atau ter-bakar, luka pada mata akibat percikan bahan kimia atau serpihan benda-benda asing, menghirup gas atau debu, mene-lan bahan kima, dan tersengat listrik 2).

SOP praktik laboratorium disusun untuk melengkapi SOP yang sudah ada di Laboratorium Terpadu Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta. Penerapan SOP praktik laboratorium khususnya di labo-ratorium kimia untuk melengkapi tata tertib yang sudah diberlakukan. SOP merupakan dokumen yang berisi prose-

Page 3: Biologi Insec- Pengaruh Penerapan SOP Praktik di

129p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.3, Februari 2018, pp.128-133 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Pengaruh Penerapan SOP Praktik di Laboratorium terhadap Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa

dalam Upaya K3

Sarifah Sya’diyah*, Agus Suwarni*, Heru Subaris Kasjono*

*Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Gamping, Sleman, DIY, 55293

email : [email protected]

Abstract

Integrated laboratory is a facility available for laboratory work in the Polytechnic of Health of Yogyakarta. Practical works have many encountered obstacles despite the enforcement of the order of practice has been implemented. This study was aimed to determine the effect of the application of Standard Operating Procedure (SOP) for practical work in laboratory on the level of knowledge and behavior of students in the effort of occupational health and safety (OHS). The research method used was a quasi experiment with non-equivalent control group design. Non-probability sampling technique was used to select and assign the respondents for the ex-perimental and control groups. Both groups consisted of 39 respondents. The normality of the data were tested by using Kolmogorov-Smirnov test and then analyzed by using Wilcoxon One Sample test and Mann Whitney U test. The results show that the application of SOP of practical work influences the level of knowledge and behavior of students in the effort of OHS. The p-va-lue <0,001 gained from the test for the value of knowledge and behavior means that the diffe-rence of knowledge and behavior between pre and post treatment in experiment group and control group is significant. Differencial analysis between experiment and control groups obtain-ed a p-value <0,001 meaning that the disparity between those groups is significant, as well. To conclude, the application of SOP for laboratory practice affects the level of knowledge and be-havior of students of OHS efforts.

Keywords : SOP of laboratory practice, occupational health and safety

Intisari

Laboratorium terpadu merupakan fasilitas yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Dalam pelaksanaan praktikum banyak kendala yang dihada-pi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksanaan praktikum. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya keselamatan dan kese-hatan kerja (K3). Metoda penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancang-an non-equivalent control group. Metode pengambilan sampel untuk menentukan responden secara non-probability sampling dimana untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol ada 39 orang responden. Hasil penelitian diuji normalitas datanya menggunakan uji Kolmogo-rov-Smirnov dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji Wilcoxon One Sample dan uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penerapan SOP praktik di laboratorium terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Nilai p value <0,001 untuk nilai pengetahuan dan perilaku artinya ada perbedaan pengetahuan dan perilaku antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Per-bedaan kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan hasil p value < 0,001 yang berarti seli-sih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan SOP praktik di laboratorium mempengaruhi tingkat pengetahu-an dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3.

Kata Kunci : SOP praktik laboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasio-nal pada pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan sua-sana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem-bangkan potensi dirinya dan memiliki ke-terampilan yang diperlukan dirinya, ma-syarakat, bangsa dan negara.

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sarana dan prasarana pendidikan, khususnya laboratorium, merupakan sa-lah satu komponen pendukung pendidik-an yang amat penting dan strategis. La-boratorium sangat diperlukan untuk me-nunjang proses pembelajaran berbasis praktik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai unit penun-jang akademik, laboratorium merupakan sarana untuk melakukan kegiatan prakti-kum dan praktik pembelajaran. Oleh ka-rena itu tentu perlu pengelolaan secara baik dan professional.

Upaya K3 (Kesehatan dan Kesela-matan Kerja) di laboratorium sangat di-perlukan untuk menjamin dan melindu-ngi kesehatan tenaga kerja dan semua pemakai laboratorium melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja. Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja di labo-ratorium yang dapat menyebabkan ke-celakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah faktor fisik (kebisingan, getaran, pencahayaan, radiasi, iklim kerja), faktor kimia (debu, asap, gas, bahan kimia), faktor biologi, faktor fisiologi (ergonomi), dan faktor psikologi (kelelahan) 1).

ILO (International Labour Organiza-tion), sebagai salah satu badan PBB yang fokus pada masalah pekerja di se-luruh dunia, pada tahun 2013 menyebut-kan satu pekerja di dunia meninggal se-tiap 15 detik dari kejadian kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Pada tahun sebelumnya, (2012) ILO mencatat angka kematian yang dikarenakan kecelakaan dan pe-nyakit akibat kerja (PAK) adalah seba-nyak dua juta kasus setiap tahun.

Laboratorium Terpadu merupakan fasilitas laboratorium yang tersedia untuk kegiatan praktik laboratorium di Poltek-kes Kemenkes Yogyakarta. Kegiatan praktik mata kuliah sebagian besar di-laksanakan di laboratorium ini. Pengelo-laan Laboratorium Terpadu di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mengacu pada Buku Pedoman Pengelolaan Laborato-rium yang diterbitkan oleh Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta pada tahun 2017. Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah memberikan acuan bagi pengelo-la jurusan dan program studi serta pe-

ngelola laboratorium di Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta dalam kegiatan praktik pembelajaran sehingga tercapai koordinasi, sistem perencanaan, sistem pengorganisasian, pelaksanaan dan pe-ngawasan, serta pengendalian yang te-pat untuk dilaksanakan.

Dalam pelaksanaaan praktikum, ba-nyak kendala yang dihadapi walaupun sudah diberlakukan tata tertib pelaksa-naan praktikum. Berdasar survei awal yang dilaksanakan pada bulan April ta-hun 2017 pada praktikum mata kuliah mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingku-ngan untuk semester genap tahun aka-demik 2016/2017, di Laboratorium Kimia Lingkungan dari 40 mahasiswa ada be-berapa pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai praktikan, yaitu lima orang tidak memakai jas laboratorium ketika melakukan praktik dan tidak mem-perhatikan kegiatan praktik. Selain itu beberapa praktikan tidak mengembali-kan alat dan bahan yang digunakan ke tempat semula serta perilaku yang tidak aman misalnya tidak mencuci tangan se-telah melaksanakan praktikum, rambut yang tidak dirapikan (panjang tidak di-ikat), membuka botol berisi bahan kimia dan tidak segera menutupnya ketika me-ngambil reagen, dan tidak segera men-cuci alat-alat yang telah digunakan.

Jenis-jenis bahaya yang dapat ter-jadi di laboratorium kimia di antaranya adalah kebakaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terba-kar dan terjadinya ledakan. Selain itu be-berapa kecelakaan kerja yang dapat ter-jadi antara lain: luka tusuk benda tajam, percikan bahan kimia dan bahan kimia panas, tersentuh benda panas atau ter-bakar, luka pada mata akibat percikan bahan kimia atau serpihan benda-benda asing, menghirup gas atau debu, mene-lan bahan kima, dan tersengat listrik 2).

SOP praktik laboratorium disusun untuk melengkapi SOP yang sudah ada di Laboratorium Terpadu Poltekkes Ke-menkes Yogyakarta. Penerapan SOP praktik laboratorium khususnya di labo-ratorium kimia untuk melengkapi tata tertib yang sudah diberlakukan. SOP merupakan dokumen yang berisi prose-

130p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sya’diyah, Suwarni & Kasjono, Pengaruh Penerapan SOP …

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

dur-prosedur yang distandarkan secara keseluruhan membentuk satu kesatuan proses sehingga informasi yang didapat meliputi unsur dokumentasi dan unsur prosedur 3). Penerapan SOP praktik di laborato-rium diharapkan akan meningkatkan pe-ngetahuan dan perilaku mahasiswa da-lam upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

METODA

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design 8) yang hasilnya dianalisis secara deskriptif dan analitik. Subyek penelitian adalah mahasiswa semester I Prodi Di-ploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan sebagai kelompok eksperimen dan ma-hasiswa semester I prodi Diploma IV Ju-rusan Kesehatan Lingkungan sebagai kelompok kontrol. Masing-masing kelom-pok terdiri dari 39 mahasiswa.

Pengambilan sampel dilakukan tidak secara acak. Dari seluruh populasi yang berjumlah 253 diambil 39 mahasiswa un-tuk eksperimen dan 39 mahasiswa untuk kelompok kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan tata tertib dan SOP praktik di laboratorium sebagai kelompok perlakuan dan pene-rapan tata tertib laboratorium sebagai kelompok kontrol. Variabel terikat yang diamati adalah tingkat pengetahuan dan perilaku K3 laboratorium.

HASIL

Penelitian ini dilaksanakan di Labo-ratorium Terpadu poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang terletak di Kampus Pu-sat Jl. Tata Bumi No. 3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiat-an penelitian dilaksanakan di laborato-rium kimia yang merupakan salah satu laboratorium di laboratorium terpadu. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13 Desember 2017 sampai dengan 17 Ja-nuari 2018. Uji validitas dan reliabilitas instrument untuk mengukur pengetahu-an dilakukan dengan melibatkan maha-

siswa Semester I Program Studi Diplo-ma IV Jurusan Gizi sebanyak 30 orang, yang bukan merupakan responden pe-nelitian. Uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan uji korelasi product mo-ment Pearson pada SPSS 16 for Win-dows dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Penerapan SOP praktik dan tata tertib laboratorium juga diperuntukkan bagi pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah praktik. Hal ini mutlak di-perlukan karena pembimbing dan dosen menjadi contoh bagi mahasiswa dalam upaya K3 ketika melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium.

Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan

kelompok eksperimen dengan SOP dan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 32 82,05 28,25

Tetap 7 17,95

Turun 0 0,0

Tabel 2. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan

kelompok kontrol dengan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 14 35,89 7,13

Tetap 25 64,11

Turun 0 0,0

Rata-rata nilai pengetahuan terlihat meningkat, baik pada kelompok eksperi-men maupun kelompok kontrol. Rata- rata kenaikan untuk kelompok eksperi-men adalah 28,25 % sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 7,13 %.

Demikian pula halnya dengan peri-laku, secara rata-rata nilainya mening-kat, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kenaikan pada kelompok eksperimen adalah 8,70 %, sementara pada kelompok kontrol adalah 2,24 %.

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Tabel 3. Distribusi frekuensi nilai perilaku

kelompok eksperimen dengan SOP dan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 36 92,30 8,7

Tetap 3 7,70

Turun 0 0,0

Tabel 4. Distribusi frekuensi nilai perilaku

kelompok kontrol dengan SOP tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 20 51,28 2,24

Tetap 19 48,72

Turun 0 0,0

Grafik 1 di bawah memberikan gam-baran pengaruh penerapan SOP praktik laboratorium terhadap pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3 pa-da masing-masing kelompok penelitian.

Gambar 1. Selisih nilai pengetahuan dan nilai perilaku

sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pada kelompok eksperimen mem-perlihatkan terjadi peningkatan pengeta-huan sebesar 28,25 % dan peningkatan perilaku sebesar 7,13 %. Kelompok kon-trol juga mengalami peningkatan penge-tahuan, yaitu sebesar 8,7 %; serta peri-laku sebesar 2,24 %. Peningkatan pe-ngetahuan dan perilaku yang paling be-sar terjadi pada kelompok eksperimen.

PEMBAHASAN

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengetahuan, baik pada kelom-pok eksperimen maupun kelompok kon-trol, semuanya mengalami peningkatan. Peningkatan pengetahuan pada kelom-pok eksperimen sebesar 28,25 % se-dangkan pada kelompok kontrol sebesar 7,13 %.

Selisih nilai pengetahuan pada ke-lompok eksperimen dan kelompok kon-trol juga menunjukkan hasil yang ber-makna. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen, perlakuan yang diterapkan terhadap responden selain tata tertib laboratorium juga SOP praktik laboratorium sehingga materi yang diteri-ma juga lebih lengkap.

Nilai pengetahuan, baik pada ke-lompok eksperimen maupun kelompok kontrol, secara keseluruhan tidak ada yang mengalami penurunan antara se-belum dan sesudah perlakuan. Dari data yang telah dikumpulkan, setidaknya ada-lah sama nilainya.

Karakteristik responden penelitian adalah sama, yaitu mahasiswa semester I dengan frekuensi kunjungan praktik di laboratorium dan mata kuliah praktik yang juga hampir sama, sehingga pe-ngetahuan dan pengalaman yang diper- oleh kelompok eksperimen dan kelom-pok kontrol juga hampir sama.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan penelitian pada kelom-pok eksperimen maupun kelompok kon-trol berpengaruh secara bermakna ter-hadap perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Perilaku pada kelompok eksperimen meningkat sebesar 28,25 % dan pada kelompok kontrol sebesar 7,13 %.

Rata-rata skor perilaku pada kelom-pok eksperimen sebelum perlakuan ada-lah 9,67 sedangkan pada kelompok kon-trol adalah 9,93. Skor perilaku setelah perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 10,33 sedangkan kelompok kon-trol sebesar 10,15. Skor perilaku pada kelompok kontrol sebelum perlakuan lebih tinggi daripada kelompok eksperi-men. Hal ini dapat disebabkan antara la-in karena pengalaman masa lalu dari

28.25

8.77.13

2.24

% Selisih Pengetahuan % Selisih Perilaku

Eksperimen Kontrol

Page 4: Biologi Insec- Pengaruh Penerapan SOP Praktik di

131p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sya’diyah, Suwarni & Kasjono, Pengaruh Penerapan SOP …

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

dur-prosedur yang distandarkan secara keseluruhan membentuk satu kesatuan proses sehingga informasi yang didapat meliputi unsur dokumentasi dan unsur prosedur 3). Penerapan SOP praktik di laborato-rium diharapkan akan meningkatkan pe-ngetahuan dan perilaku mahasiswa da-lam upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

METODA

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design 8) yang hasilnya dianalisis secara deskriptif dan analitik. Subyek penelitian adalah mahasiswa semester I Prodi Di-ploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan sebagai kelompok eksperimen dan ma-hasiswa semester I prodi Diploma IV Ju-rusan Kesehatan Lingkungan sebagai kelompok kontrol. Masing-masing kelom-pok terdiri dari 39 mahasiswa.

Pengambilan sampel dilakukan tidak secara acak. Dari seluruh populasi yang berjumlah 253 diambil 39 mahasiswa un-tuk eksperimen dan 39 mahasiswa untuk kelompok kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan tata tertib dan SOP praktik di laboratorium sebagai kelompok perlakuan dan pene-rapan tata tertib laboratorium sebagai kelompok kontrol. Variabel terikat yang diamati adalah tingkat pengetahuan dan perilaku K3 laboratorium.

HASIL

Penelitian ini dilaksanakan di Labo-ratorium Terpadu poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang terletak di Kampus Pu-sat Jl. Tata Bumi No. 3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiat-an penelitian dilaksanakan di laborato-rium kimia yang merupakan salah satu laboratorium di laboratorium terpadu. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13 Desember 2017 sampai dengan 17 Ja-nuari 2018. Uji validitas dan reliabilitas instrument untuk mengukur pengetahu-an dilakukan dengan melibatkan maha-

siswa Semester I Program Studi Diplo-ma IV Jurusan Gizi sebanyak 30 orang, yang bukan merupakan responden pe-nelitian. Uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan uji korelasi product mo-ment Pearson pada SPSS 16 for Win-dows dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Penerapan SOP praktik dan tata tertib laboratorium juga diperuntukkan bagi pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah praktik. Hal ini mutlak di-perlukan karena pembimbing dan dosen menjadi contoh bagi mahasiswa dalam upaya K3 ketika melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium.

Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan

kelompok eksperimen dengan SOP dan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 32 82,05 28,25

Tetap 7 17,95

Turun 0 0,0

Tabel 2. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan

kelompok kontrol dengan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 14 35,89 7,13

Tetap 25 64,11

Turun 0 0,0

Rata-rata nilai pengetahuan terlihat meningkat, baik pada kelompok eksperi-men maupun kelompok kontrol. Rata- rata kenaikan untuk kelompok eksperi-men adalah 28,25 % sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 7,13 %.

Demikian pula halnya dengan peri-laku, secara rata-rata nilainya mening-kat, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kenaikan pada kelompok eksperimen adalah 8,70 %, sementara pada kelompok kontrol adalah 2,24 %.

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Tabel 3. Distribusi frekuensi nilai perilaku

kelompok eksperimen dengan SOP dan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 36 92,30 8,7

Tetap 3 7,70

Turun 0 0,0

Tabel 4. Distribusi frekuensi nilai perilaku

kelompok kontrol dengan SOP tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 20 51,28 2,24

Tetap 19 48,72

Turun 0 0,0

Grafik 1 di bawah memberikan gam-baran pengaruh penerapan SOP praktik laboratorium terhadap pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3 pa-da masing-masing kelompok penelitian.

Gambar 1. Selisih nilai pengetahuan dan nilai perilaku

sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pada kelompok eksperimen mem-perlihatkan terjadi peningkatan pengeta-huan sebesar 28,25 % dan peningkatan perilaku sebesar 7,13 %. Kelompok kon-trol juga mengalami peningkatan penge-tahuan, yaitu sebesar 8,7 %; serta peri-laku sebesar 2,24 %. Peningkatan pe-ngetahuan dan perilaku yang paling be-sar terjadi pada kelompok eksperimen.

PEMBAHASAN

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengetahuan, baik pada kelom-pok eksperimen maupun kelompok kon-trol, semuanya mengalami peningkatan. Peningkatan pengetahuan pada kelom-pok eksperimen sebesar 28,25 % se-dangkan pada kelompok kontrol sebesar 7,13 %.

Selisih nilai pengetahuan pada ke-lompok eksperimen dan kelompok kon-trol juga menunjukkan hasil yang ber-makna. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen, perlakuan yang diterapkan terhadap responden selain tata tertib laboratorium juga SOP praktik laboratorium sehingga materi yang diteri-ma juga lebih lengkap.

Nilai pengetahuan, baik pada ke-lompok eksperimen maupun kelompok kontrol, secara keseluruhan tidak ada yang mengalami penurunan antara se-belum dan sesudah perlakuan. Dari data yang telah dikumpulkan, setidaknya ada-lah sama nilainya.

Karakteristik responden penelitian adalah sama, yaitu mahasiswa semester I dengan frekuensi kunjungan praktik di laboratorium dan mata kuliah praktik yang juga hampir sama, sehingga pe-ngetahuan dan pengalaman yang diper- oleh kelompok eksperimen dan kelom-pok kontrol juga hampir sama.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan penelitian pada kelom-pok eksperimen maupun kelompok kon-trol berpengaruh secara bermakna ter-hadap perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Perilaku pada kelompok eksperimen meningkat sebesar 28,25 % dan pada kelompok kontrol sebesar 7,13 %.

Rata-rata skor perilaku pada kelom-pok eksperimen sebelum perlakuan ada-lah 9,67 sedangkan pada kelompok kon-trol adalah 9,93. Skor perilaku setelah perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 10,33 sedangkan kelompok kon-trol sebesar 10,15. Skor perilaku pada kelompok kontrol sebelum perlakuan lebih tinggi daripada kelompok eksperi-men. Hal ini dapat disebabkan antara la-in karena pengalaman masa lalu dari

28.25

8.77.13

2.24

% Selisih Pengetahuan % Selisih Perilaku

Eksperimen Kontrol

PEMBAHASAN

Page 5: Biologi Insec- Pengaruh Penerapan SOP Praktik di

131p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sya’diyah, Suwarni & Kasjono, Pengaruh Penerapan SOP …

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

dur-prosedur yang distandarkan secara keseluruhan membentuk satu kesatuan proses sehingga informasi yang didapat meliputi unsur dokumentasi dan unsur prosedur 3). Penerapan SOP praktik di laborato-rium diharapkan akan meningkatkan pe-ngetahuan dan perilaku mahasiswa da-lam upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

METODA

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design 8) yang hasilnya dianalisis secara deskriptif dan analitik. Subyek penelitian adalah mahasiswa semester I Prodi Di-ploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan sebagai kelompok eksperimen dan ma-hasiswa semester I prodi Diploma IV Ju-rusan Kesehatan Lingkungan sebagai kelompok kontrol. Masing-masing kelom-pok terdiri dari 39 mahasiswa.

Pengambilan sampel dilakukan tidak secara acak. Dari seluruh populasi yang berjumlah 253 diambil 39 mahasiswa un-tuk eksperimen dan 39 mahasiswa untuk kelompok kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan tata tertib dan SOP praktik di laboratorium sebagai kelompok perlakuan dan pene-rapan tata tertib laboratorium sebagai kelompok kontrol. Variabel terikat yang diamati adalah tingkat pengetahuan dan perilaku K3 laboratorium.

HASIL

Penelitian ini dilaksanakan di Labo-ratorium Terpadu poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang terletak di Kampus Pu-sat Jl. Tata Bumi No. 3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiat-an penelitian dilaksanakan di laborato-rium kimia yang merupakan salah satu laboratorium di laboratorium terpadu. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13 Desember 2017 sampai dengan 17 Ja-nuari 2018. Uji validitas dan reliabilitas instrument untuk mengukur pengetahu-an dilakukan dengan melibatkan maha-

siswa Semester I Program Studi Diplo-ma IV Jurusan Gizi sebanyak 30 orang, yang bukan merupakan responden pe-nelitian. Uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan uji korelasi product mo-ment Pearson pada SPSS 16 for Win-dows dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Penerapan SOP praktik dan tata tertib laboratorium juga diperuntukkan bagi pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah praktik. Hal ini mutlak di-perlukan karena pembimbing dan dosen menjadi contoh bagi mahasiswa dalam upaya K3 ketika melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium.

Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan

kelompok eksperimen dengan SOP dan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 32 82,05 28,25

Tetap 7 17,95

Turun 0 0,0

Tabel 2. Distribusi frekuensi nilai pengetahuan

kelompok kontrol dengan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 14 35,89 7,13

Tetap 25 64,11

Turun 0 0,0

Rata-rata nilai pengetahuan terlihat meningkat, baik pada kelompok eksperi-men maupun kelompok kontrol. Rata- rata kenaikan untuk kelompok eksperi-men adalah 28,25 % sedangkan untuk kelompok kontrol adalah 7,13 %.

Demikian pula halnya dengan peri-laku, secara rata-rata nilainya mening-kat, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kenaikan pada kelompok eksperimen adalah 8,70 %, sementara pada kelompok kontrol adalah 2,24 %.

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Tabel 3. Distribusi frekuensi nilai perilaku

kelompok eksperimen dengan SOP dan tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 36 92,30 8,7

Tetap 3 7,70

Turun 0 0,0

Tabel 4. Distribusi frekuensi nilai perilaku

kelompok kontrol dengan SOP tata tertib laboratorium

Kategori Frekuensi Prosentase Rata-rata kenaikan

(%)

Meningkat 20 51,28 2,24

Tetap 19 48,72

Turun 0 0,0

Grafik 1 di bawah memberikan gam-baran pengaruh penerapan SOP praktik laboratorium terhadap pengetahuan dan perilaku mahasiswa dalam upaya K3 pa-da masing-masing kelompok penelitian.

Gambar 1. Selisih nilai pengetahuan dan nilai perilaku

sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pada kelompok eksperimen mem-perlihatkan terjadi peningkatan pengeta-huan sebesar 28,25 % dan peningkatan perilaku sebesar 7,13 %. Kelompok kon-trol juga mengalami peningkatan penge-tahuan, yaitu sebesar 8,7 %; serta peri-laku sebesar 2,24 %. Peningkatan pe-ngetahuan dan perilaku yang paling be-sar terjadi pada kelompok eksperimen.

PEMBAHASAN

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengetahuan, baik pada kelom-pok eksperimen maupun kelompok kon-trol, semuanya mengalami peningkatan. Peningkatan pengetahuan pada kelom-pok eksperimen sebesar 28,25 % se-dangkan pada kelompok kontrol sebesar 7,13 %.

Selisih nilai pengetahuan pada ke-lompok eksperimen dan kelompok kon-trol juga menunjukkan hasil yang ber-makna. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen, perlakuan yang diterapkan terhadap responden selain tata tertib laboratorium juga SOP praktik laboratorium sehingga materi yang diteri-ma juga lebih lengkap.

Nilai pengetahuan, baik pada ke-lompok eksperimen maupun kelompok kontrol, secara keseluruhan tidak ada yang mengalami penurunan antara se-belum dan sesudah perlakuan. Dari data yang telah dikumpulkan, setidaknya ada-lah sama nilainya.

Karakteristik responden penelitian adalah sama, yaitu mahasiswa semester I dengan frekuensi kunjungan praktik di laboratorium dan mata kuliah praktik yang juga hampir sama, sehingga pe-ngetahuan dan pengalaman yang diper- oleh kelompok eksperimen dan kelom-pok kontrol juga hampir sama.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan penelitian pada kelom-pok eksperimen maupun kelompok kon-trol berpengaruh secara bermakna ter-hadap perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Perilaku pada kelompok eksperimen meningkat sebesar 28,25 % dan pada kelompok kontrol sebesar 7,13 %.

Rata-rata skor perilaku pada kelom-pok eksperimen sebelum perlakuan ada-lah 9,67 sedangkan pada kelompok kon-trol adalah 9,93. Skor perilaku setelah perlakuan pada kelompok eksperimen adalah 10,33 sedangkan kelompok kon-trol sebesar 10,15. Skor perilaku pada kelompok kontrol sebelum perlakuan lebih tinggi daripada kelompok eksperi-men. Hal ini dapat disebabkan antara la-in karena pengalaman masa lalu dari

28.25

8.77.13

2.24

% Selisih Pengetahuan % Selisih Perilaku

Eksperimen Kontrol

PEMBAHASAN

132p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sya’diyah, Suwarni & Kasjono, Pengaruh Penerapan SOP …

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

responden ketika masih duduk di seko-lah menengah atas, antara lain kebijak-an sekolah untuk menerapkan perilaku K3 di laboratorium.

Dari meningkatnya skor perilaku pa-da kelompok eksperimen dapat disimpul-kan bahwa penerapan SOP akan me-ningkatkan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Penelitian yang meneliti ten-tang penerapan SOP perilaku selamat dan kejadian kecelakaan kerja di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar. Menye-butkan bahwa untuk mengurangi risiko kejadian kecelakaan kerja diperlukan SOP perilaku selamat dalam menjalan-kan aktifitas kerja 4). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa lingkungan kerja dan SOP mempunyai pengaruh yang po-sitif dan sangat kuat terhadap produktifi-tas karyawan 5).

Perilaku K3 yang dimiliki mahasis-wa, baik pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol, mempunyai skor rata-rata tertinggi pada penilaian postperlakuan yang ke-tiga, yaitu pada pe-laksanaan ujian praktik mata kuliah Ki-mia di laboratorium. Hal ini dikarenakan ketika dilaksanakannya ujian tersebut, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan perilaku aman dalam pelaksanaan kegiatan praktik mendapatkan poin pe-nilaian dan ada penegasan dari dosen pembimbing bahwa setiap peserta ujian harus memenuhi semua tata tertib labo-ratorium yang telah ditentukan. Selain itu, APD juga disediakan oleh peneliti se-hingga praktikan dapat langsung meng-gunakannya sebelum pelaksanaan ke-giatan praktik.

Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Pradipta dkk 6) disebutkan bahwa ketersediaan APD adalah faktor lingku-ngan yang sangat penting bagi terben-tuknya perilaku seseorang 6). Kebijakan pimpinan juga sangat berpengaruh ter-hadap kepatuhan mahasiswa melaksa-nakan tata tertib dan peraturan yang di-terapkan. Hal ini sesuai dengan peneli-tian yang dilakukan oleh Megantara dkk yang menyebutkan bahwa kepemimpin-an memiliki pengaruh yang lebih besar daripada SOP terhadap kinerja karya-wan, secara parsial maupun simultan 7).

Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui dan menjaga keberkelanjutan dari pengaruh penerapan tata tertib laboratorium dan SOP praktik dan mencapai perilaku yang optimal dalam pelaksanaan K3 di labo-ratorium. Monitoring dan evaluasi meru-pakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dari evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) ter-hadap program atau pelaksanaan kegia-tan sehingga dapat diketahui sejauh ma-na tujuan yang direncanakan telah ter-capai 8).

Teori Green menyatakan bahwa pe-rilaku seseorang tentang kesehatan di-tentukan oleh pengetahuan, sikap, kep-percayaan, dan sebagainya dari orang tua atau masyarakat yang bersangkutan, sehingga pengetahuan sangat menentu-kan bagi terjadinya peningkatan perilaku. Keberhasilan upaya K3 di laboratorium sangat berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa.

Hasil analisis dari penelitian ini me-nyimpulkan bahwa peningkatan nilai pe-ngetahuan juga diikuti dengan peningka-tan nilai perilaku mahasiswa dalam upa-ya K3, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Notoatmojo bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dari suatu penginderaan dari suatu objek tertentu, dimana penginderaan meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, serta rasa, dan raba 9).

Penerapan SOP terbukti dapat me-ningkatkan kinerja, efektifitas kerja, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepa-da masyarakat. Beberapa penelitian lain yang mendukung tentang kegunaan SOP antara lain Yunitasari 10) yang me-nyimpulkan bahwa kinerja karyawan sa-ngat baik setelah diimplementasikannya SOP dan menunjukkan ada pengaruh implementasi SOP terhadap kinerja kar-yawan food product restoran mie reman di Kota Bandung.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpul-kan bahwa penerapan SOP praktik labo-

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

raboratorium berpengaruh terhadap ting-kat pengetahuan dan perilaku mahasis-wa dalam upaya K3.

Untuk itu, kepada Unit Laboratorium Poltekkes Kemenkes Yogyakarta disa-rankan untuk menerapkan dan menjamin pelaksanaan SOP praktik laboratorium dan tata tertib laboratorium sehingga da-pat dilaksanakan oleh semua pihak se-bagai pelaksana kegiatan praktikum.

Disarankan pula untuk melengkapi sarana dan prasarana K3 yang harus ada di laboratorium, serta menerapkan pengelolaan sampah yang baik terhadap bekas pemakaian alat pelindung diri ke-giatan di laboratorium yang bersifat se-kali pakai, seperti sarung tangan dan masker yang jumlahnya tentu sangat ba-nyak seiring dengan padatnya kegiatan praktikum yang diikuti oleh jumlah maha-siswa yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Raharjo, T. J., 2017. Dasar-Dasar Manajemen Keselamatan dan Kese-hatan Kerja di Laboratorium. Yogya-karta Makalah dalam Pelatihan K3 Laboratorium 31 Agustus 2017, Poli-teknik Kesehatan Yogyakara.

2. Nuryani, R., 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Universitas Negeri Malang, Malang.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Ta-hun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kese-hatan Kerja, 2012. Kementerian Se-kretariat Negara RI, Jakarta.

4. Andani, R. dan Saptuti, S., 2015. Pe-nerapan standar operasional prose-dur perilaku selamat dan kecelakaan

kerja di Pabrik Gula Tasikmadu Ka-ranganyar, Jurnal Kesehatan Komu-nitas, 2 (6)

5. Darmayanti, Y., 2017. Pengaruh ling-kungan kerja dan standar operasio-nal prosedur terhadap produktivitas kerja karyawan Pengawas Urusan Gerbong Sukacinta (PUG SCT) Per-sero Kabupaten Lahat, Jurnal Pendi-dikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB), 5 (1), E-ISSN:2302-2663

6. Pradipta, N. R., Kurniawan, B., Ja-yanti, S., 2016. Analisis kepatuhan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) pada pekerja kelistri-kan di PT Angkasa Pura I Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-jo-urnal), 4 (3) ISSN: 2356-3346

7. Megantara, I. R., Saptuti, W. S., 2014. Pengaruh kepemimpinan dan standar operasional prosedur terha-dap kinerja karyawan studi kasus pa-da Departemen Housekeeping Hotel Crown Plaza Semarang, JMS-Indo-nesian Journal on Medical Science – Volume, 1 (2).

8. Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.

9. Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Ke-sehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta:

10. Yunitasari, N., 2014. Efektifitas Pe-nerapan Standar Oprasional Prose-dur (SOP) terhadap kinerja karyawan food product Mie Reman di kota Bandung, Thesis, Universitas Pendi-dikan Indonesia, Bandung.

Page 6: Biologi Insec- Pengaruh Penerapan SOP Praktik di

133p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896

Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

Sya’diyah, Suwarni & Kasjono, Pengaruh Penerapan SOP …

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

responden ketika masih duduk di seko-lah menengah atas, antara lain kebijak-an sekolah untuk menerapkan perilaku K3 di laboratorium.

Dari meningkatnya skor perilaku pa-da kelompok eksperimen dapat disimpul-kan bahwa penerapan SOP akan me-ningkatkan perilaku mahasiswa dalam upaya K3. Penelitian yang meneliti ten-tang penerapan SOP perilaku selamat dan kejadian kecelakaan kerja di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar. Menye-butkan bahwa untuk mengurangi risiko kejadian kecelakaan kerja diperlukan SOP perilaku selamat dalam menjalan-kan aktifitas kerja 4). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa lingkungan kerja dan SOP mempunyai pengaruh yang po-sitif dan sangat kuat terhadap produktifi-tas karyawan 5).

Perilaku K3 yang dimiliki mahasis-wa, baik pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol, mempunyai skor rata-rata tertinggi pada penilaian postperlakuan yang ke-tiga, yaitu pada pe-laksanaan ujian praktik mata kuliah Ki-mia di laboratorium. Hal ini dikarenakan ketika dilaksanakannya ujian tersebut, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan perilaku aman dalam pelaksanaan kegiatan praktik mendapatkan poin pe-nilaian dan ada penegasan dari dosen pembimbing bahwa setiap peserta ujian harus memenuhi semua tata tertib labo-ratorium yang telah ditentukan. Selain itu, APD juga disediakan oleh peneliti se-hingga praktikan dapat langsung meng-gunakannya sebelum pelaksanaan ke-giatan praktik.

Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Pradipta dkk 6) disebutkan bahwa ketersediaan APD adalah faktor lingku-ngan yang sangat penting bagi terben-tuknya perilaku seseorang 6). Kebijakan pimpinan juga sangat berpengaruh ter-hadap kepatuhan mahasiswa melaksa-nakan tata tertib dan peraturan yang di-terapkan. Hal ini sesuai dengan peneli-tian yang dilakukan oleh Megantara dkk yang menyebutkan bahwa kepemimpin-an memiliki pengaruh yang lebih besar daripada SOP terhadap kinerja karya-wan, secara parsial maupun simultan 7).

Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui dan menjaga keberkelanjutan dari pengaruh penerapan tata tertib laboratorium dan SOP praktik dan mencapai perilaku yang optimal dalam pelaksanaan K3 di labo-ratorium. Monitoring dan evaluasi meru-pakan bagian yang penting dari proses manajemen karena dari evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) ter-hadap program atau pelaksanaan kegia-tan sehingga dapat diketahui sejauh ma-na tujuan yang direncanakan telah ter-capai 8).

Teori Green menyatakan bahwa pe-rilaku seseorang tentang kesehatan di-tentukan oleh pengetahuan, sikap, kep-percayaan, dan sebagainya dari orang tua atau masyarakat yang bersangkutan, sehingga pengetahuan sangat menentu-kan bagi terjadinya peningkatan perilaku. Keberhasilan upaya K3 di laboratorium sangat berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa.

Hasil analisis dari penelitian ini me-nyimpulkan bahwa peningkatan nilai pe-ngetahuan juga diikuti dengan peningka-tan nilai perilaku mahasiswa dalam upa-ya K3, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Notoatmojo bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dari suatu penginderaan dari suatu objek tertentu, dimana penginderaan meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, serta rasa, dan raba 9).

Penerapan SOP terbukti dapat me-ningkatkan kinerja, efektifitas kerja, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepa-da masyarakat. Beberapa penelitian lain yang mendukung tentang kegunaan SOP antara lain Yunitasari 10) yang me-nyimpulkan bahwa kinerja karyawan sa-ngat baik setelah diimplementasikannya SOP dan menunjukkan ada pengaruh implementasi SOP terhadap kinerja kar-yawan food product restoran mie reman di Kota Bandung.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat disimpul-kan bahwa penerapan SOP praktik labo-

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.3, Februari 2018, pp.128-133

p-ISSN: 1978-5763; e-ISSN: 2579-3896 Online: http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi

raboratorium berpengaruh terhadap ting-kat pengetahuan dan perilaku mahasis-wa dalam upaya K3.

Untuk itu, kepada Unit Laboratorium Poltekkes Kemenkes Yogyakarta disa-rankan untuk menerapkan dan menjamin pelaksanaan SOP praktik laboratorium dan tata tertib laboratorium sehingga da-pat dilaksanakan oleh semua pihak se-bagai pelaksana kegiatan praktikum.

Disarankan pula untuk melengkapi sarana dan prasarana K3 yang harus ada di laboratorium, serta menerapkan pengelolaan sampah yang baik terhadap bekas pemakaian alat pelindung diri ke-giatan di laboratorium yang bersifat se-kali pakai, seperti sarung tangan dan masker yang jumlahnya tentu sangat ba-nyak seiring dengan padatnya kegiatan praktikum yang diikuti oleh jumlah maha-siswa yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Raharjo, T. J., 2017. Dasar-Dasar Manajemen Keselamatan dan Kese-hatan Kerja di Laboratorium. Yogya-karta Makalah dalam Pelatihan K3 Laboratorium 31 Agustus 2017, Poli-teknik Kesehatan Yogyakara.

2. Nuryani, R., 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Universitas Negeri Malang, Malang.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Ta-hun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kese-hatan Kerja, 2012. Kementerian Se-kretariat Negara RI, Jakarta.

4. Andani, R. dan Saptuti, S., 2015. Pe-nerapan standar operasional prose-dur perilaku selamat dan kecelakaan

kerja di Pabrik Gula Tasikmadu Ka-ranganyar, Jurnal Kesehatan Komu-nitas, 2 (6)

5. Darmayanti, Y., 2017. Pengaruh ling-kungan kerja dan standar operasio-nal prosedur terhadap produktivitas kerja karyawan Pengawas Urusan Gerbong Sukacinta (PUG SCT) Per-sero Kabupaten Lahat, Jurnal Pendi-dikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB), 5 (1), E-ISSN:2302-2663

6. Pradipta, N. R., Kurniawan, B., Ja-yanti, S., 2016. Analisis kepatuhan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) pada pekerja kelistri-kan di PT Angkasa Pura I Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-jo-urnal), 4 (3) ISSN: 2356-3346

7. Megantara, I. R., Saptuti, W. S., 2014. Pengaruh kepemimpinan dan standar operasional prosedur terha-dap kinerja karyawan studi kasus pa-da Departemen Housekeeping Hotel Crown Plaza Semarang, JMS-Indo-nesian Journal on Medical Science – Volume, 1 (2).

8. Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.

9. Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Ke-sehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta:

10. Yunitasari, N., 2014. Efektifitas Pe-nerapan Standar Oprasional Prose-dur (SOP) terhadap kinerja karyawan food product Mie Reman di kota Bandung, Thesis, Universitas Pendi-dikan Indonesia, Bandung.