bioetanol nutrisi tepung kedelai

12
[email protected] Pembuatan Bioetanol Melalui Fermentasi Nira Tebu (saccharum officinarum) Menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan Penambahan Tepung Kedelai Sebagai Sumber Nutrisi Fermentasi Dr. Rudi Kartika, M.Si Laboratorium Biokimia FMIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN Alamat: Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Unmul Gn. Kelua Samarinda 75123 Telepon / Facsimile (0541)749152, 749140 E-Mail: [email protected] ABSTRAK Sebagai salah satu bahan makanan yang mudah didapat, kacang kedelai mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi untuk dapat digunakan sebagai sumber nutrisi dalam proses fermentasi pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sumber nitrogen dari tepung kacang kedelai dalam proses membuat bioetanol melalui proses fermentasi. Pada penelitian ini terdapat variabel tetap yaitu penambahan Saccharomyces cereviciae, waktu fermentasi, dan volume sampel yang akan difermentasi sedangkan variabel bebas yaitu variasi penambahan sumber nitrogen dari tepung kedelai yang telah diketahui kadar nitrogennya dengan variasi penambahan yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,3 ; 0,4 dan 0,5% gr nitrogen ( B V ) volume sampel yang akan di fermentasi. Dari hasil analisa diketahui tepung kedelai yang digunakan mengandung

Upload: roy-aditya

Post on 02-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Sebagai salah satu bahan makanan yang mudah didapat, kacang kedelai mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi untuk dapat digunakan sebagai sumber nutrisi dalam proses fermentasi pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sumber nitrogen dari tepung kacang kedelai dalam proses membuat bioetanol melalui proses fermentasi. Pada penelitian ini terdapat variabel tetap yaitu penambahan Saccharomyces cereviciae, waktu fermentasi, dan volume sampel yang akan difermentasi sedangkan variabel bebas yaitu variasi penambahan sumber nitrogen dari tepung kedelai yang telah diketahui kadar nitrogennya dengan variasi penambahan yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,3 ; 0,4 dan 0,5% gr nitrogen () volume sampel yang akan di fermentasi. Dari hasil analisa diketahui tepung kedelai yang digunakan mengandung 6,1934% nitrogen dengan berat nitrogen 0,0636 gr per 1,0285 gr tepung kedelai dan dari hasil fermentasi disimpulkan dengan adanya penambahan sumber nitogen dari tepung kedelai dapat meningkatkan kadar etanol dan rendemen bioetanol hasil fermentasi.

TRANSCRIPT

Page 1: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

Pembuatan Bioetanol Melalui Fermentasi Nira Tebu (saccharum officinarum) Menggunakan Saccharomyces cerevisiae dengan Penambahan Tepung Kedelai

Sebagai Sumber Nutrisi Fermentasi

Dr. Rudi Kartika, M.Si

Laboratorium Biokimia FMIPA UNIVERSITAS MULAWARMAN

Alamat: Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Unmul Gn. Kelua Samarinda 75123

Telepon / Facsimile (0541)749152, 749140 E-Mail: [email protected]

ABSTRAK

Sebagai salah satu bahan makanan yang mudah didapat, kacang kedelai

mengandung kadar nitrogen yang cukup tinggi untuk dapat digunakan sebagai

sumber nutrisi dalam proses fermentasi pembuatan bioetanol. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sumber nitrogen dari tepung

kacang kedelai dalam proses membuat bioetanol melalui proses fermentasi. Pada

penelitian ini terdapat variabel tetap yaitu penambahan Saccharomyces cereviciae,

waktu fermentasi, dan volume sampel yang akan difermentasi sedangkan variabel

bebas yaitu variasi penambahan sumber nitrogen dari tepung kedelai yang telah

diketahui kadar nitrogennya dengan variasi penambahan yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,3 ; 0,4

dan 0,5% gr nitrogen (BV

) volume sampel yang akan di fermentasi. Dari hasil analisa

diketahui tepung kedelai yang digunakan mengandung 6,1934% nitrogen dengan

berat nitrogen 0,0636 gr per 1,0285 gr tepung kedelai dan dari hasil fermentasi

disimpulkan dengan adanya penambahan sumber nitogen dari tepung kedelai dapat

meningkatkan kadar etanol dan rendemen bioetanol hasil fermentasi.

Kata kunci : bioetanol, tepung kedelai, nutrisi fermentasi.

Page 2: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

PENDAHULUAN

Sejak ditemukannya alat

trasnportasi dan mesin industri yang

berbahan bakar minyak bumi bumi,

kebutuhan bahan bakar minyak bumi

bumi mengalami peningkatan terus

menerus setiap waktunya. Pada saat ini

tingkat pemakaian bahan bakar minyak

bumi sangat tinggi sedangkan sumber

bahan bakar minyak bumi bumi yang

di pakai saat ini semakin menipis.

Saat ini di Indonesia

penggunaan energi asal minyak bumi

masih sekitar 54,4%, gas bumi 26,5%,

batubara 14,1%, tenaga air 3,4%,

panas bumi 1,4%, sedangkan

penggunaan energi lainnya termasuk

bahan bakar nabati atau biofuel hanya

sekitar 0,2 % (Menko Perekonomian,

2006).

Dari penjalasan diatas maka

sangat dibutuhkan adanya eksplorasi

dan eksploitasi terhadap berbagai

bioenergi sebagai sumber bahan bakar

alternatif yang saat ini sengat

dibutuhkan. Bioenergi adalah bahan

bakar alternatif terbarukan yang

prospektif untuk dikembangkan.

Bioenergi bisa dihasilkan oleh

makhluk hidup seperti tanaman,

hewan, dan mikroorganisme (Hambali.

dkk., 2007).

Pada saat ini banyak penelitian

yang mengembangkan tenang

bioenergi sebagai energi alternatif

pengganti bahan bakar minyak bumi,

salah satunya adalah bioetanol.

Bioetanol merupakan cairan hasil

proses fermentasi gula dari sumber

karbohidrat (pati) menggunakan

bantuan mikroorganisme. Proses

fermentasi yang dilakukan adalah

proses fermentasi yang tidak

menggunakan oksigen atau proses

anaerob (Higgins dkk, 1985 dalam

Sari ketut, 2009).

Nira tebu adalah salah satu

produk alam yang mengandung kadar

sukrosa yang tinggi, oleh karena itu

nira tebu menjadi salah satu bahan

baku terbaik untuk diolah manjadi

bioetanol.

Komposisi senyawa kimia di

dalam nira tebu berbeda-beda

tergantung jenis tebu, lokasi

penanaman dan umur tebu saat

dipanen (Purnomo, 2003).

Page 3: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

Pada proses fermentasi,

mikroorganisme yang berperan dalam

proses tersebut memerlukan

penambahan nutrisi untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan

nya, nutrisi tersebut antara lain unsur

C, unsur N, unsur P, mineral-mineral

dan vitamin-vitamin (Dinda, 2008).

Berdasarkan uraian di atas

maka diketahui perlu penambahan

sumber nutrisi terhadap mikro-

organisme dalam proses fermentasi

guna meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangbiakan nya sehingga

didapatkan produk hasil fermentasi

yang lebih baik.

BAHAN DAN METODE

Objek Penelitian

Tebu (Saccharum officinarum)

adalah tanaman yang ditanam untuk

bahan baku gula. Tanaman ini hanya

dapat tumbuh di daerah beriklim tropis

dengan umur tumbuh kurang lebih 1

tahun (Anwar, 2008).

Kacang kedelai (Glycine soja)

adalah salah satu tanaman polong-

polongan dengan kandungan

proteinnya yang sangat tinggi. Adapun

komposisi tepung kedelai dapat dilihat

pada tabel komposisi kacang kedelai.

Protein (%) 42,88

Lemak (%) 20,33

Abu (%) 5,33

Air (%) 7,40

Tabel kompos kacang kedelai

(Margono, dkk., 2009)

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan April – Juni 2015,

dilaksanakan di Laboratorium

Biokimia Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Mulawarman, Samarinda.

Penelitian ini bersifat

eksperimental laboratorium yang

bertujuan untuk mengetahui kondisi

optimal dalam upaya meningkatkan

rendemen dan konsentrasi bioetanol

hasil fermentasi nira tebu yang

dilakukan menggunakan dua variasi

yaitu variasi waktu fermentasi dan

variasi konsentrasi penambahan

tepung kedelai sebagai sumber

nitrogen nutrisi fermentasi.

Pada penelitian ini terlibat

variabel tetap dan bebas, dimana

Page 4: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

variabel tetap meliputi penambahan

Saccharomyces cereviciae, waktu

fermentasi, dan volume sampel yang

akan difermentasi. Sedangkan variabel

bebas yang terlibat yaitu variasi

penambahan sumber nitrogen dari

tepung kedelai yang telah diketahui

kadar nitrogennya dengan variasi

penambahan yaitu 0; 0,1; 0,2; 0,3 ; 0,4

dan 0,5% gr nitrogen (BV

) volume

sampel yang akan di fermentasi.

Pada penelitian ini proses

fermentasi dilakukan dengan prosedur

yaitu masing-masing sebanyak 500 mL

nira tebu dimasukkan kedalam

fermentor yang telah disterilkan

terlebih dahulu, kemudian masing-

masing ditambahkan 2 ose

Saccharomyces cereviciae yang telah

diregenerasi kedalam PDA, dan

ditambahkan masing-masing variasi

sumber nitrogen dari tepung kacang

kedelai dengan konsentrasi sesuai yang

telah ditetapkan di rancangan

penelitian. Campuran difermentasi

selama 7 hari.

Setelah waktu fermentasi

selesai medium fermentasi di destilasi

untuk memisahkan destilat (etanol)

yang dihasilkan yang selanjutnya akan

di analisa rendemen bioetanol hasil

fermentasi dan kadar etanolnya.

Analisa Sampel

Analisa kadar etanol mula-

mula di siapkan alat Kromatografi Gas

dengan kondisi kerja alat sesuai

dengan SNI, 7390 : 2012.

Analisa prendemen hasil

destilasi di kerjakan dengan prosedur

yaitu mengukur volume destilat,

kemudian hasil data yang didapat

dihitung menggunakan persamaan :

% Rendemen = Volumebahan baku

Volume produk ×

100%

HASIL

Kadar Nitrogen Tepung Kedelai

Dari hasil analisa yang

dilakukan maka diketahui tepung

kedelai mengandung 6,1934% nitrogen

dengan berat nitrogen 0,0636 gr per

1,0285 gr tepung kedelai.

Page 5: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

Kadar Etanol dan Rendemen

Gr nitrogen Ret. Time Kons. Etanol (%) Rendemen Bioetanol (%)

0 % 4,930 2,331 38

0,1 % 4,939 7,324 54

0,2 % 4,941 8,371 64

0,3 % 4,940 7,756 61

0,4 % 4,393 7,695 63

0,5 % 4,937 6,619 57

Tabel 1. Hasil Analisa Kadar Etanol dan Rendemen.

Gambar 1. Analisa GC (0% gr Nitrogen) Gambar 2. Analisa GC (0,1% gr Nitrogen)

Gambar 3. Analisa GC (0,2% gr Nitrogen) Gambar 4. Analisa GC (0,3% gr Nitrogen)

Page 6: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

Gambar 5. Analisa GC (0,4% gr Nitrogen) Gambar 6. Analisa GC (0,5% gr Nitrogen)

PEMBAHASAN

Dari hasil analisa pengukuran

kadar etanol menggunakan Kromato-

grafi Gas diketahui dengan adanya

penambahan sumber nitrogen dari tepung

kedelai dapat meningkatkan kadar etanol

dalam bioetanol hasil fermentasi.

Bioetanol dengan kadar etanol terendah

dihasilkan dari proses fermentasi dengan

penambahan 0% gr nitrogen dengan

konsentrai etanol 2,331%, sedangkan

bioetanol dengan kadar etanol tertinggi

dihasilkan dari proses fermentasi dengan

penambahan 0,2% gr nitrogen dengan

konsentrasi etanol 8,371%.

Dari hasil analisa pengukuran

rendemen bioetanol yang dihasil dari

proses fermentasi maka diketahui dengan

adanya penambahan sumber nitrogen

dari tepung kedelai dapat meningkatkan

rendemen bioetanol hasil fermentasi,

namun peningkatan rendemen tersebut

tidak berbanding lurus dengan

peningkatan penambahan sumber

nitrogen. Dari hasil analisa diketahui

fermentasi dengan rendemen terendah

yaitu 38% pada fermentasi dengan

penambahan 0% gr nitrogen, sedangkan

fermentasi dengan rendemen tertinggi

yaitu 64% pada fermentasi dengan

penambahan 0,2% gr nitrogen.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat

disimpulkan dengan adanya penambahan

nutrisi nitrogen yang bersumber dari

tepung kedelai dapat meningkatkan

kadar etanol dan rendemen pada

bioetanol yang dihasilkan dari proses

fermentasi.

Page 8: Bioetanol Nutrisi Tepung Kedelai

[email protected]

DAFTAR PUSTAKA

Dewati, Retno. 2008. Limbah Kulit Pisang Kepok Sebagai Bahan Baku Pembuatan

Etanol. Skripsi Jatim : UPM Veteran Jatim.

Dinda. 2008. Pembuatan Alkohol, http://medicafarma.blogspot.com. Diakses tanggal

28 September 2014.

Hambali, Erliza., dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta : Agro Media.

Hugot, E., 1986. Handbook of Cane Sugar Engineering. 3nd Ed. Amsterdam:

Elsevier Publishing Company.

Margono, T. dkk. 2009. Pembuatan Bubuk Kedelai untuk Minuma.

http://www.iptek.net.id Diakses tanggal 3 Oktober 2014.

Purnomo. 2003. Penentuan Rendemen Gula Tebu Secara Cepat. Bogor: Institut