bioekologi wereng coklat

4
Bioekologi Wereng Coklat Biologi Wereng coklat, Nilaparvata lugens Stal, tergolong dalam ordo Homoptera famili Delphacidae. Seluruh tubuhnya berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, berbintik coklat gelap pada pertemuan sayap depannya. Panjang badan serangga jantan rata-rata 2-3 mm dan serangga betina 3-4 mm. Inang utama wereng coklat adalah tanaman padi. Dengan demikian perkembangan populasi wereng coklat tergantung pada adanya tanaman padi. Telur wereng coklat berwarna putih, berbentuk seperti buah pisang, berukuran 1,30 mm x 0,33 mm dan biasanya diletakkan berkelompok di dalam jaringan pelepah daun tanaman padi. Namun telur wereng coklat kadang-kadang dapat ditemukan pada helai daun. Telur menetas setelah 7-10 hari. Wereng coklat yang baru menetas sebelum menjadi dewasa melewati 5 tahap pertumbuhan nimfa (instar) yang dibedakan menurut ukuran tubuh dan bentuk bakal sayapnya. Serangga muda itu disebut nimfa. Periode nimfa berkisar antara 12-15 hari. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu periode telur lebih dari separuh periode nimfa. Oleh karena telur wereng coklat diletakkan dalam jaringan pelepah daun, maka telur tidak dipengaruhi oleh aplikasi insektisida. Menurut ukuran sayapnya wereng coklat dewasa terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk bersayap panjang (makroptera) dan bentuk bersayap pendek (Brakhiptera). Pemunculan kedua bentuk tersebut antara lain dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Bentuk makroptera dapat terbang sehingga merupakan bagian populasi yang berfungsi untuk menemukan tempat hidup baru. Perpindahan wereng coklat jarak jauh dapat terjadi dengan bantuan angin.

Upload: abdul-haris

Post on 29-Jun-2015

368 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bioekologi Wereng Coklat

Bioekologi Wereng Coklat

Biologi

Wereng coklat, Nilaparvata lugens Stal, tergolong dalam ordo Homoptera famili Delphacidae. Seluruh tubuhnya berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, berbintik coklat gelap pada pertemuan sayap depannya. Panjang badan serangga jantan rata-rata 2-3 mm dan serangga betina 3-4 mm. Inang utama wereng coklat adalah tanaman padi. Dengan demikian perkembangan populasi wereng coklat tergantung pada adanya tanaman padi.

Telur wereng coklat berwarna putih, berbentuk seperti buah pisang, berukuran 1,30 mm x 0,33 mm dan biasanya diletakkan berkelompok di dalam jaringan pelepah daun tanaman padi. Namun telur wereng coklat kadang-kadang dapat ditemukan pada helai daun. Telur menetas setelah 7-10 hari.

Wereng coklat yang baru menetas sebelum menjadi dewasa melewati 5 tahap pertumbuhan nimfa (instar) yang dibedakan menurut ukuran tubuh dan bentuk bakal sayapnya. Serangga muda itu disebut nimfa.

Periode nimfa berkisar antara 12-15 hari. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu periode telur lebih dari separuh periode nimfa. Oleh karena telur wereng coklat diletakkan dalam jaringan pelepah daun, maka telur tidak dipengaruhi oleh aplikasi insektisida.

Menurut ukuran sayapnya wereng coklat dewasa terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk bersayap panjang (makroptera) dan bentuk bersayap pendek (Brakhiptera). Pemunculan kedua bentuk tersebut antara lain dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Bentuk makroptera dapat terbang sehingga merupakan bagian populasi yang berfungsi untuk menemukan tempat hidup baru. Perpindahan wereng coklat jarak jauh dapat terjadi dengan bantuan angin.

Beberapa hari setelah kawin wereng coklat betina mulai bertelur, puluhan butir telur sehari. Selama hidupnya, seekor wereng coklat betina di Laboratorium dapat menghasilkan telur sampai 1000 butir. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan, kemampuan bertelur di lapangan hanya mencapai 100-600 butir. Lama hidup makroptera migran kurang dari 5 hari dan masa hidup Brakhiptera betina berkisar antara 5-9 hari. Di daerah tropis, satu generasi wereng coklat berlangsung sekitar satu bulan.

Populasi wereng coklat yang berkembang di sawah dimulai oleh wereng coklat migran pada awal fase pembentukan anakan padi. Setelah menetap, wereng coklat berkembangbiak secara eksponential untuk satu atau dua generasi pada tanaman padi vase vegetatif, tergantung pada saat imigrasinya. Apabila imigrasi terjadi pada umur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka wereng coklat dapat berkembang biak sebanyak dua generasi. Puncak populasi nimfa generasi pertama (G1) dan kedua (G2) berturut-turut muncul pada umur 5-6 minggu setelah tanam dan 10-11 minggu setelah tanam. Apabila

Page 2: Bioekologi Wereng Coklat

imigrasi terjadi setelah tanaman berumur 5-6 minggu setelah tanam, puncak generasi nimfa hanya dijumpai satu kali, yaitu pada umur 9-10 minggu setelah tanam. Pada keadaan lain kepadatan populasi tertinggi terjadi pada fase pembungaan tanaman padi yaitu pada umur 9-11 minggu setelah tanam. Apabila kepadatan populasi mencapai 300-500 ekor per rumpun, tanaman akan segera mati kering (hopperburn).

Wereng coklat dewasa yang muncul pada saat tanaman berumur 7 minggu setelah tanam umumnya berbentuk brakhiptera. Pada tanaman fase generatif wereng coklat yang muncul umumnya berbentuk makroptera yang kemudian pindah dari pertanaman tersebut. Akibatnya populasi wereng coklat pada tiap rumpun berkurang dengan cepat selama fase pemasakan tanaman padi.

Jika pada hamparan yang sama terdapat sawah yang baru ditanami maka akan terjadi migrasi wereng coklat makroptera berasal dari tanaman padi fase generatif tersebut.

Karena itu pengaturan pola tanam yang berupa menanam serempak pada satu hamparan yang cukup luas sangat bermanfaat, guna menghindarkan perpindahan wereng coklat dari pertanaman satu ke pertanaman lainnya.

Langkah pertama dalam peramalan wereng coklat adalah mengetahui kecenderungan populasi wereng coklat pada setiap lokasi dan musim tanam. Banyaknya wereng coklat migran pada wakt-waktu tertentu dicatat secara cermat dan teratur. Wereng coklat betina brakhiptera yang muncul pada generasi selanjutnya merupakan kunci utama peramalan wereng coklat.

Musuh Alami

Di daerah tropis, peranan musuh alami dalam mengendalikan populasi wereng coklat sangat besar. Diantaranya musuh alami tes adalah predator Lycosa sp yang setiap hari mampu memangsa 10-20 ekor wereng coklat dewasa atau 15-20 nimfa sehingga dianggap sebagai predator utama wereng coklat.

Mikrovelia dauglasi yang banyak terdapat pada permukaan air sawah, memangsa nimfa yang jatuh dari tanaman. Kepik Cyrtorhinus lividipennis merupakan predator utama yang memangsa telur dan nimfa. Selain itu terdapat beberapa parasit yaitu antara lain kelompok Mymaridae, Trichogrammatidae, Dryinidae, dan Elenchidae.

Kerusakan

Serangga dewasa dan nimfa biasanya menetap di bagian pangkal tanaman padi dan mengisap pelepah daun. Wereng coklat menusukkan stiletnya ke dalam ikata pembuluh vaskuler tanaman inang dan mengisap cairan tanaman dari jaringan floem. Nimfa instar ke empat dan kelima menghisap cairan tanaman lebih banyak daripada instar pertama, kedua dan ketiga. Wereng coklat betina mengisap cairan lebih banyak daripada yang jantan. Kerusakan khas akibat isapan wereng coklat adalah kering bagaikan terbakar yang dikenal dengan Hopperburn. Gejala awal yang timbul adalah menguningnya helaian daun

Page 3: Bioekologi Wereng Coklat

yang paling tua dan makin banyaknya jamur jelaga karena banyaknya embun madu yang dikeluarkan wereng coklat. Perubahan warna berlangsung terus meliputi semua bagian tanaman, dan akhirnya seluruh tanaman mengering berwarna coklat.

Hopperburn biasanya terjadi pada fase setelah pembentukan malai. Kehilangan hasil akibar serangan wereng coklat berkisar antara 10-90 persen, tergantung pada tingkat kerusakan tanaman yang terserang.

Penyakit yang ditularkan oleh Wereng Coklat

Wereng coklat dapat menularkan dua macam penyakit virus padi, yaitu Penyakit Kerdil Rumput (Grassy Stunt) dan Kerdil Hampa (Ragged Stunt). Penyakit virus ini terutama penyakit kerdil rumput, biasanya terjadi secara epidemik setelah eksploitasi wereng coklat. Tanaman padi yang terserang penyakit kerdil rumput pertumbuhannya sangat terhambat, sehingga menjadi kerdil dan mempunyai anakan banyak. Daunnya menjadi sempit, pendek, berwarna kuning pucak dan berbintik-bintik coklat tua. Serangan virus kerdil hampa menyababkan tanaman menjadi agak kerdil, daun hijau tua, terpilin, pendek, kaku, sobek-sobek, berpuru, anakan bercabang dan malainya tidak muncul serta hampa. Kedual penyakit virus diatas bersifat persisten. Penularan melalui telur (transovarial) atau keturunan wereng coklat tidak terjadi.