biodiversitas ikan endemik

5
KONDISI IKAN DEPIK (Rasbora tawarensis) DANAU LAUT TAWAR ACEH TENGAH 1. Pendahuluan Danau Laut Tawar adalah sebuah danau yang terletak di dataran tinggi Gayo , Kabupaten Aceh Tengah , Aceh . Disisi barat danau ini terdapat sebuah kota kabupaten yaitu kota Takengon , yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah. Suku Gayo menyebut danau ini dengan sebutan Danau Lut Tawar . Luasnya kira-kira 5.472 hektare dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m³. (Rudi, 2009). Ikan Depik (Rasbora tawarensis) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang hanya ditemukan di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah, oleh karena itu ikan ini bersifat endemik. Ikan depik telah menjadi maskot (trademark) Ibu Kota Aceh Tengah. Namun keberadaannya di Danau Laut Tawar semakin terancam. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) yaitu sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam, pada tahun 1990 telah memasukkan ikan depik dalam The Red List of Threatened Species (Daftar merah jenis yang terancam punah), bersama dengan Ikan Kawan (Poropuntius tawarensis) yang juga bersifat endemik, kedua ikan ini dimasukkan dalam kategori Vulnerable (rentan), namun demikian statusnya kini perlu dievaluasi ulang, karena evaluasi oleh IUCN tersebut telah berumur lebih dari 20 tahun. 2. Deskripsi Kasus Turunnya produksi ikan di Danau Laut Tawar sebenarnya adalah akumulasi dari berbagai permasalah yang terjadi selama ini khususnya dalam kurun 20 tahun terakhir. Menurut data statistik yang ada, pada Tahun 2009 sekurang-kurangnya 225 orang nelayan mengantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan danau dan lebih kurang 150 orang lainnya menjadikan danau ini sebagai tempat pembudidayaan ikan dalam karamba sehingga kondisi ikan depik danau laut tawar aceh tengah menjadi semakin terancam. 3. Analisis Permasalahan Dari berbagai faktor penyebab yang ada, ada 4 (empat) faktor penting penyebab turunnya produksi ikan di Danau Lau Tawar, yaitu: 1

Upload: boykie03

Post on 03-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

IKAN ENDEMIK

TRANSCRIPT

KONDISI IKAN DEPIK (Rasbora tawarensis) DANAU LAUT TAWAR ACEH TENGAH

1. PendahuluanDanau Laut Tawaradalah sebuah danau yang terletak didataran tinggi Gayo,Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Disisi barat danau ini terdapat sebuah kota kabupaten yaitu kota Takengon, yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tengah.Suku Gayomenyebut danau ini dengan sebutan DanauLut Tawar. Luasnya kira-kira 5.472 hektare dengan panjang 17 km dan lebar 3,219 km. Volume airnya kira-kira 2.537.483.884 m. (Rudi, 2009).Ikan Depik (Rasbora tawarensis) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang hanya ditemukan di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah, oleh karena itu ikan ini bersifat endemik. Ikan depik telah menjadi maskot (trademark) Ibu Kota Aceh Tengah. Namun keberadaannya di Danau Laut Tawar semakin terancam. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) yaitu sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam, pada tahun 1990 telah memasukkan ikan depik dalam The Red List of Threatened Species (Daftar merah jenis yang terancam punah), bersama dengan Ikan Kawan (Poropuntius tawarensis) yang juga bersifat endemik, kedua ikan ini dimasukkan dalam kategori Vulnerable (rentan), namun demikian statusnya kini perlu dievaluasi ulang, karena evaluasi oleh IUCN tersebut telah berumur lebih dari 20 tahun.

2. Deskripsi KasusTurunnya produksi ikan di Danau Laut Tawar sebenarnya adalah akumulasi dari berbagai permasalah yang terjadi selama ini khususnya dalam kurun 20 tahun terakhir. Menurut data statistik yang ada, pada Tahun 2009 sekurang-kurangnya 225 orang nelayan mengantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan danau dan lebih kurang 150 orang lainnya menjadikan danau ini sebagai tempat pembudidayaan ikan dalam karamba sehingga kondisi ikan depik danau laut tawar aceh tengah menjadi semakin terancam.

3. Analisis PermasalahanDari berbagai faktor penyebab yang ada, ada 4 (empat) faktor penting penyebab turunnya produksi ikan di Danau Lau Tawar, yaitu: (1) Degradasi lingkungan, (2) kehadiran spesies asing, (3) aktifitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, dan (3) pencemaran.

1. Degradasi lingkungan.Degradasi lingkungan di sekitar danau menyebabkan terganggunya habitat tempat ikan hidup. Pembukaan hutan untuk perkebunan maupun penebangan liar mungkin menjadi pokok permasalahan degradasi lingkungan di sini. Penurunan permukaan air danau telah menyebabkan beberapa sungai kecil di sekeliling danau kering dan beberapa kawasan pinggir danau menjadi daratan. Sungai-sungai kecil yang mengalir ke danau khususnya di beberapa kawasan bagian utara danau adalah spawning ground bagi ikan depik dan kawasan pinggir danau yang bervegetasi dan berbatu merupakan kawasan penting bagi larva-larva ikan sebagai nursery, feeding dan protecting ground bagi hampir semua jenis ikan. Menurut Beck et al.,( 2001) dan Gillanders et al., (2003) bahwa juvenile ikan hidup pada kawasan littoral danau dekat dengan pantai, kawasan ini menyediakan cukup makanan dan perlindungan bagi juvenile ikan yang sedang tumbuh cepat.

2. Kehadiran spesies asingSecara umum, introduksi ikan asing ke suatu perairan akan membawa dampak negatif bagi ikan asli setempat (native) baik secara langsung maupun tidak langsung yang pada akhirnya akan menyebabkan populasi ikan asli setempat turun dan bahkan punah. (Saunders et al., 2002), hal ini disebabkan karena terjadinya pemangsaan terhadap ikan lokal, kompetesi dalam mendapatkan makanan dan pemanfaatan habitat, kegagalan untuk mendapatkan pasangan, kawin silang yang tidak diharapkan dengan species lokal yang menyebabkan hilangnya gen-gen pembawa sifat unggul, dan meningkatkan peluang penyebaran patogen penyebab penyakit pada ikan bahkan manusia (FAO, 2005).

3. Aktifitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkunganTeknik penangkapan yang merusak juga mempunyai andil terhadap punahnya sesuatu spesies ikan setempat. Pada umumnya nelayan setempat menangkap depik dengan menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring kurang dari 0.5 cm (5/9 inc) yang dipasang pada sore hari dan diangkat pada pagi hari berikutnya. Ukuran mata jaring yang digunakan tersebut terlalu kecil, sehingga banyak anak-anak ikan depik yang ikut tertangkap. Sebenarnya pemerintah daerah telah mengeluarga Perda tentang pembatasan ukuran mata jaring minimal 2.5 cm, namun pada kenyataannya auturan ini belum dipatuhi oleh nelayan.

4. PencemaranPencemaran danau sampai saat ini belum ada tindakan yang komprehensif untuk mengatasinya. Beberapa penyebab pencemaran yang telah diidentifikasi diantaranya adalah pembuangan limbah rumah tangga, hotel dan resort ke danau tanpa didahului oleh proses pengolahan limbah. Aktifitas pertanian di sekeliling danau yang menggunakan berbagai jenis bahan kimia seperti pupuk, pestisida, herbisida dan fungisida, akan tercuci dan terbawa masuk ke dalam danau khususnya pada musim penghujan. Aktiftas perikanan budidaya dengan aplikasi pakan dengan kandungan protein tinggi (pelet komersil) diduga ikut menyumbang bahan pencemar ke danau.

4. Saran Untuk Pemecahan MasalahIUCN telah menetapkan bahwa ikan depik ini masuk dalam The Red List of The Threatened Species, oleh karena itu ada beberapa langkah antisipasi yang mungkin dapat ditempuh:

1. Pemerintah daerah bersama-sama pihak perguruan tinggi perlu segera melakukan kajian yang konprehensif tentang ikan ini agar sejarah hidupnya (life history) dapat diketahui dan didokumentasikan dengan baik. Selain kajian dari aspek biologi ikan depik itu sendiri, kajian ekologi danau juga perlu dilakukan untuk mengetahui berapa daya dukung danau (carrying capacity), mengidentifikasi kawasan-kawasan yang boleh dan tidak untuk pengembangan budidaya.

2. Mengidentifikasi dimana kawasan pemijahan dan kapan waktu pemijahannya terjadi sehingga dapat ditetapkan sebagai kawasan terlarang dan dilindunggi dengan undang-undang (Sanctuary atau Lake Protection Area, LPA), dimana masyarakat dilarang menangkap ikan depik pada kawasan tersebut pada waktu tertentu sehingga induk-induk ikan dapat memijah dengan baik tanpa terusik mata jaring yaitu dengan melibatkan semua stakeholder (yang berkepentingan), dan bentuk management yang mungkin dapat diterapkan adalah community based management (manajemen yang berbasiskan masyarakat).3. Menata kembali kebijakan tata kota, membatasi pemberian izin tempat wisata di sekitar danau Danau Laut Tawar, mengawasi aktifitas hotel terutama dalam hal penanganan limbah agar tidak dibuang langsung ke danau. Memperbaiki sistim drainase kota sehingga tidak menjadikan danau sebagai tempat sampah.4. Pemerintah Daerah bersama-sama dengan DPRD dan Perguruan Tinggi menyusun undang-undang tentang ekploitasi dan konservasi danau yang memberikan kekuatan hukum khususnya bagi penetapan Lake Protection Area, pengembangan usaha budidaya, wisata atau tata kota secara detail.

5. KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari Term Paper ini adalah Ikan depik yang merupakan ikan endemik yang hanya ada di Danau Laut Tawar telah berada diambang kepunahan akibat degradasi lingkungan, kehadiran spesies asing, aktifitas penangkapan ikan, dan pencemaran. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut membutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, stakeholder dan pengusaha setempat untuk menjaga kelestarian Danau Laut Tawar.

DAFTAR PUSTAKA

Beck, M. W., Heck Jr., K. L., Able., K. W., Childers, D. L., Eggleston, D. B., Gillanders, B. M., Halpern, B., Hays, C. G., Hoshino, K., Minello, T. J., Orth, R. J., Sheridan, P. F. and Weinstein, M. P. 2001. The identification, conservation, and management of estuarine and marine nurseries for fish and invertebrates. BioScience 51: 633-641.

Gillanders, B. M., Able, K. W., Brown, J. A., Eggleston, D. B. and Sheridan, P. F. (2003). Evidence of connectivity between juvenile and adult habitats for mobile marine fauna: an important component of nurseries. Marine Ecology Progress Series, 247: 281-295.

IUCN (1990). IUCN red list of threatened animal. IUCN, Gland and Cambridge.

Muchlisin Z.A and M.N. Siti Azizah. 2009. Diversity and distribution of freshwater fishes in Aceh waters, northern Sumatera, Indonesia. International Journal of Zoological Research, 5(2): 62-79.

Rudi, E., N. Fadli, dan Muchlisin Z.A. 2009. Profil Danau Laut Tawar. Universitas Syiah Kuala (In preparation).

Saunder, D. L. Meeuwig, J. J. and Vincent, C. J (2002). Freshwater protected area: strategies for conservation. Conservation Biology 16:30-41.

3