biodiesel dari cpo.docx
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
1/9
BIODIESEL
Pengertian Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari mono-alkyl ester atau metil ester dari rantai
panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat
dari sumber terbaharui. Methyl ester adalah salah satu jenis ester yang mempunyai rumus senyawa
RCOOCH3. Biodiesel diperoleh dengan mereaksikan secara kimiawi alkohol dengan minyak
tumbuhan, menggunakan NaOH atau KOH sebagai katalis. Proses paling umum dalam memproduksi
biodiesel dari minyak tumbuhan adalah transesterifikasi fatty acid glycerol ester menjadi methyl
ester dengan menggunakan salah satu katalis. Methyl ester sangat baik menjadi bahan bakar minyak
diesel karena pada saat terbakar, methyl ester bersih tanpa disertai emisi sulfur dioksida.
Keuntungan penggunaan Biodiesel
1. Biodiesel atau methyl ester merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel/solar.
2. Biodiesel dapat digunakan baik secara murni maupun dicampur dengan petrodiesel tanpa
terjadi perubahan pada mesin lain yang menggunakannya.
3. Biodiesel bersifat dapat diperbaharui (renewable), dapat terurai (biodegradable)
4. memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin karena termasuk kelompok minyak tidak
mengering (non-drying oil),
5. mampu mengurangi emisi karbon dioksida dan efek rumah kaca.
6. Biodiesel juga bersifat ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh
lebih baik dibandingkan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number)
rendah, terbakar sempurna (clean burning), dan tidak menghasilkan racun (non toxic).
Bahan baku pembuatan biodiesel
Beberapa bahan baku untuk pembuatan biodisel antara lain kelapa sawit, kedelai, bunga matahari,
jarak pagar, tebu dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Dari beberapa bahan baku tersebut di
Indonesia yang punya prospek untuk diolah menjadi biodisel adalah kelapa sawit dan jarak pagar,
tetapi prospek kelapa sawit lebih besar untuk pengolahan secara besar-besaran . Sebagai tanaman
industri kelapa sawit telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, teknologi pengolahannya
sudah mapan. Dibandingkan dengan tanaman yang lain seperti kedelai, bunga matahari, tebu, jarak
pagar dan lain lain yang masih mempunyai kelemahan antara lain sumbernya sangat terbatas dan
masih diimpor (kedelai & bunga matahari), tebu masih minim untuk bahan baku gula (kekurangan
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
2/9
gula nasional masih diimpor dan hanya dapat dipakai tetesnya sebagai bahan alkohol), jarak pagar
masih dalam taraf penelitian skala laboratorium untuk budidaya dan pengolahannya, sehingga
dapat dikatakan bahwa kelapa sawit merupakan bahan baku untuk biodisel yang paling siap.
BIODIESEL DARI CPO
Pengertian CPO (Crude Palm Oil)
CPO berasal dari bagian pericarp buah kelapa sawit. Kandungan yang terdapat dalam minyak sawit
(CPO) adalah 94% trigliserida, 5% asam lemak bebas (FFA) dan selebihnya zat pengotor dan air.
Minyak sawit mentah (CPO) berwarna kuning jingga kemerah merahan dan agak kental. Komposisi
zat asam yang mengandung lemak dari minyak sawit didominasi oleh palmitic, oleic, linoleic, dan zat
asam lemak stearic ditambah sedikit myristic, lauric, linoknic dan cuka capric (Allen dan Watts,
2000). Dari table dapat dilihat komposisi CPO dan sifat fisik CPO.
Sifat fisis CPO :
Nama : Triglyceride
Rumus molekul : C 57H104O6
Berat molekul : 847,28 g/gmol
Wujud, (30 C, 1atm) : cair
Kenampakan : berwarna kemerahan
Densitas : 890,275 kg/m 3
Viskositas : 26,4 cp
Boiling point : 300 C
Kemurnian : 98%
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
3/9
Sifat kimia CPO :
- Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester.
Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran
ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.
- Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.
Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat
sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
- Reaksi minyak sawit (Trigliserida):
Safonifikasi hidrolisis dengan alkali sabun (foam) mengganggu
jantung
Hidrogenasi lemak tak jenuh dihidrolisa menjadi lemak jenuh
Komersial minyak dirubah menjadi margarin dan shortening (padat)
Beberapa Metode pembuatan biodiesel
1. Metode Mikro Elmusi
Metode mikro emulsi merupakan salah satu upaya untuk menurunkan viskositas minyak nabati.
Metode ini dilakukan dengan melarutkan minyak nabati ke dalam larutan methanol, ethanol atau 1-
buthanol, tetapi menurut hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan alkohol yang digunakan
sebagai pengemulsi cukup besar, sehingga dapat menaikkan volatilitas dan menurunkan titik nyala.
2. Metode Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi minyak nabati secara termal atau dapat juga menggunakan
bantuan katalis untuk memutuskan rantai hidrokarbon. Pemutusan rantai minyak nabati secara
katalik dilakukan dengan menggunakan katalis yang biasa digunakan pada pemutusan rantai minyak
bumi, yaitu SiO2 atau Al2O3 pada temperatur 450OC. Produknya kemudian difraksionasi untuk
menghasilkan biodiesel dan biogasoline. Pada pemutusan rantai katalik, temperature
mempengaruhi selektivitas produk. Semakin tinggi temperatur, fraksi ringan yang dihasilkan semakin
banyak.
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
4/9
Keuntungan produk biodiesel dari metode ini adalah adanya kemiripan dengan struktur bahan bakar
diesel dari minyak bumi, tetapi kelemahan metode ini adalah karena prosesnya tidak boleh terdapat
oksigen, maka bahan bakar yang dihasilkan tidak teroksigenasi dan peralatan yang digunakan pada
metode ini relatif mahal.
3. Metode Transesterifikasi
Proses transesterifikasi adalah suatu proses reaksi kimia yang mempunyai sifat yang kuat dan umum
dimana alkohol monohydroxy linier bereaksi dengan trigliserida, dimana trigliserida dari zat asam
yang mengandung lemak, dimasukkan ke dalam katalisator. Unsur alkohol yang digunakan dalam
proses ini adalah methanol dan katalisatornya adalah NaOH. Kadar alkohol dalam proses
transesterifikasi adalah penting untuk memutuskan gliserin dengan asam lemak. Reaksi
transesterifikasi dengan katalis alkali lebih cepat dan lebih sering digunakan secara komersil
dibandingkan dengan katalis asam.
Mekanisme reaksi transesterifikasi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah penyerangan
ikatan karbonil pada trigliserida oleh anion dari alkohol dan membentuk zat antara tetrahedral. Pada
tahap kedua, zat antara tetrahedral bereaksi dengan alkohol dan terbentuk anion dari alkohol. Pada
tahap akhir, zat antara tetrahedral mengalami transfer proton sehingga terbentuk ester dan alkohol.
Pada reaksi transesterifikasi yang menggunakan katalis alkali, bilangan asam dari minyak nabati yang
digunakan harus kurang dari satu. Jika bilangan asamnya lebih dari satu, maka minyak nabati yang
harus dinetralisir terlebih dahulu dengan menambahkan jumlah alkali sehingga basa yang digunakandapat berfungsi sebagai katalis dan penatralisir asam. Bilangan asam yang tinggi disebabkan oleh
adanya kandungan asam lemak bebas pada minyak nabati.
Ada beberapa proses transesterifikasi adalah sebagai berikut :
Proses transesterifikasi dengan proses batch
Proses ini menggunakan unit operasi dua tahap secara batch, tiap tahap terdiri atas
tangki reaktor dan tangki pengendapan sehingga sering disebut sistem
pencampuran dan pengendapan. Kelebihan proses ini adalah kualitas produk yang
didapat cukup baik, tetapi produksi methyl esternya tidak kontinyu.
Proses transesterifikasi kontinyu
Proses ini menggunakan kolom reaktor sentrifugal. Proses ini terdapat dua siklus
tertutup, yaitu tertutup alkohol dan siklus tertutup air untuk ekstraksi gliserol dan
pemurnian dengan pencucian dari ester.
Proses transesterifikasi Henkel
Proses ini menggunakan reaktor dari tangki pengendapan. Kondisi operasinya pada
tekanan 9000 Kpa dan temperatur 240OC. Kelebihan proses ini adalah kualitas
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
5/9
methyl ester relatif baik dengan tingkat kemurnian tinggi dan warna minyak yang
terang. Kekurangannya adalah konsumsi energi yang besar.
Pada dasarnya, proses transesterifikasi bertujuan untuk menghilangkan kandungan gliserin dalam
minyak nabati karena jika dipanaskan, gliserin akan membentuk senyawa akrolein dan
terpolimerisasi menjadi senyawa plastis yang agak padat dan proses ini bertujuan juga untuk
menurunkan viskositas minyak nabati.
Dari beberapa metode pembuatan biodiesel dari minyak nabati, metode transesterifikasi
adalah metode yang sering digunakan karena relatif sederhana tanpa membutuhkan peralatan yang
rumit dan juga bahan bahan yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah. Proses yang dipilih
untuk pembuatan biodiesel dari CPO ini adalah proses transesterifikasi minyak sawit dan metanol
karena proses ini berlangsung pada tekanan atmosferik dan temperatur yang lebih rendah dari
proses esterifikasi. Selain itu, bahan baku yang digunakan adalah minyak sawit sehingga proses
transesterifikasi lebih sesuai.
Ada beberapa proses untuk menetukan proses yang tepat dan sesuai untuk diterapkan
dalam pembuatan biodiesel. Rekasi untuk mengubah minyak menjadi biodiesel yang paling sering
digunakan adalah dengan reaksi transesterifikasi. Untuk rekasi ini dapat ditempuh dengan tiga cara
yang berbeda untuk menghasilkan biodiesel, yaitu :
1) Transesterifikasi minyak atau lemak dengan methanol dengan menggunakan katalis basa.2) Transesterifikasi minyak atau lemak dengan methanol dengan menggunakan katalis asam.
3) Konversi minyak menjadi asam lemak dan kemudian methyl ester dengan katalis asam.
Dalam hal ini yang dilakukan adalah dengan menggunakan transesterifikasi minyak dengan methanol
menggunakan katalis basa. Ada empat proses teknologi perancangan proses yang disajikan
oleh Zhang et el. (2003), yaitu :
1) Proses alkali catalyzed dari minyak nabati
2) Proses katalisator alkali dari minyak goreng bekas / waste cooking oil (WCO)
3) Proses acid catalyzed dari minyak goreng bekas / waste cooking oil (WCO)
4) Proses acid catalyzed dengan menggunakan heksan sebagai suatu pelarut ekstraksi untuk
menghindari pembentukan emulsi dari minyak goreng bekas
Proses yang digunakan yaitu teknologi Proses Acid Catalyzeddari minyak nabati.
Deskripsi proses
Campuran sodium hidroksida dan methanol serta minyak dimasukkan ke dalam suatu reaktor
transesterifikasi. Setelah reaksi (pada 70OC dan 400 kPa), keluaran yang berisi methyl ester, gliserol,
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
6/9
methanol, minyak yang tidak terkonversi dan hidroksida dimasukkan ke dalam destilasi, dimana
sebagian besar methanol dari umpan masukkan akan didaur ulang di dalam reaktor. Keluaran bawah
kolom destilasi yang berupa methyl ester, gliserol, methanol, minyak tak terkonversi dan hidroksida
masuk ke dalam dekanter dengan menggunakan air untuk memisahkan methyl ester dari gliserol,
methanol dan sodium hidroksida. Keluaran atas kolom yang berupa methyl ester, minyak tak
terkonversi, methanol dan air masuk ke dalam kolom destilasi untuk memisahkan methyl ester dari
air dan methanol. Kemurnian methyl ester yang didapat > 99,6%. Keluaran bawah dari kolom
dekanter yang berisi gliserol, methanol, sodium hidroksida dan air dimasukkan ke dalam reaktor
untuk memisahkan sodium hidroksida dimana di dalam reaktor ditambahkan asam phospat sehingga
terbentuknya Na3PO4. kemudian aliran ini masuk ke dalam centrifugal untuk memisahkan Na3PO4.
Centrifugal ini berfungsi untuk memisahkan zat cair dalam slurry berdasarkan berat jenis (densitas),
karena perbedaan densitas maka Na3PO4 berada pada aliran bawah, sedangkan aliran atas yang
berisi glycerol, H2O dan methanol masuk ke dalam destilasi, tujuannya untuk memurnikan
gliserin(gliserin furification), dimana gliserin yang dihasilkan dengan tingkat kemurnian 92% yang
selanjutnya disimpan di dalam storage tank sebelum dipasarkan.
Produk Biodiesel dari CPO
a. Methyl ester (Biodisel)
Sifat fisis :Nama : Methyl Ester (Biodiesel)
Rumus Molekul : R-COOCH3
Berat Molekul : 283,77 g/gmol
Wujud : cair
Warna : Jernih kekuningan
Densitas : 810 kg/m 3
Viskositas : 7.3 cp
Specific grafity : 0,87 0,89
Cetane number : 46 70
Cloud point : (-11 s/d 16) oC
Boiling point : (182 338) oC
Pour point : (-15 s/d 135) oC
Kemurnian : 98 %
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
7/9
b. Glycerol
1). Sifat fisis :
Nama : Glycerol
Rumus Molekul : C 3H8O3
Berat Molekul : 92,09382 g/gmol
Wujud : Cair
Warna : Jernih kekuningan
Densitas : 1,261 g/cm 3
Viskositas : 2,68 cp
Boiling Point : 290 oC
Melting Point : 18 oC
Flash Point : 160 oC
2). Sifat kimia
Glycerol dapat mengalami glycolysis atau gluconeogenesis ( tergantung pada kondisi-kondisi
fisiologis), Glycerol dikonversi menjadi Intermediate glyceraldehyde 3-phosphate melalui langkah-
langkah yang berikut:
glycerol glycerol 3-P triose P
kinase dehydrogenase isomerase
glycerol --------> glycerol 3-P DHAP
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
8/9
IOPROSES
tentang :
BIODIESEL dari CPO
oleh :
Nama : Atikah Risyad
NIM : 110405048
Dosen : Ir. Netti Herlina, MT
-
8/11/2019 BIODIESEL dari CPO.docx
9/9
Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
2012