bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas bimbingan dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
Bimbingan Konseling yang berjudul ‘Asas dan Fungsi Bimbingan dan Konseling’
dengan baik.
Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada Ranisa Juniati, S.Pd, M.Pd
sebagai dosen pengampuh mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling dan juga semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Besar
harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua
pihak yang membaca makalah ini.
Jambi, 06 Febuari 2017
Kelompok2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK
dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi
tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling
yaitu: terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui
tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan
fungsi Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,
sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan
pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Selain itu fungsi bimbingan dan konseling menurut
(Hikmawati, 2014:14-20) yaitu adanya fungsi pemahaman, preventif,
pengembangan, pemyembuhan, penyaluran, adaptasi, penyesuaian, perbaikan,
faasilitas, dan fungsi pemeliharaan. Seorang konselor dan guru BK saat ini belum
banyak yang mengetahui betapa pentingnya tugas dan fungsi disuatu sekolahan,
dengan ini diharapkan dapat mengetahui fungsi seorang guru BK dan konselor
khususnya disekolahan dan pada umumnya di lingkungan sosial yang permasalahan
tersebut sangat fundamental.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian asas dalam bimbingan dan konseling ?
2. Apa tujuan adanya asas dalam bimbingan dan konseling ?
3. Apa saja asas-asas dalam bimbingan dan konseling ?
4. Apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling ?
5. Bagaimana implementasi asas bimbingan konseling dalam pendidikan
disekolah ?
C. Tujuan:
1. Dapat mengetahui pengertian asas dalam bimbingan dan konseling
2. Dapat mengetahui tujuan asas dalam bimbingan dan konseling
3. Dapat mengetahui macam macam asas dalam bimbingan dan konseling
4. Dapat mengetahui fungsi-fungsi dalam bimbingan dan konseling
5. Dapat mengetahui bagaimana implementasi asas bimbingan konseling dalam
pendidikan disekolah.
D. Manfaat:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Azas Bimbingan dan Konseling
A.1. Pengertian Azas Bimbingan dan Konseling
Azas-azas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang
harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
Azas berarti dasar ( sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat),
dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi) serta hukum dasar.
(Syamsul.dkk,2012:15).
Menurut Menurut Prayitno (dalam Anas.S,2010:21) Pelayanan bimbingan
dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan makna apeksi, dan
perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus di laksanakan
dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses
dan lainnya. Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
kaidah – kaidah tersebut di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu
ketentuan – ketentuan yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan
itu.
A.2. Macam-macam Azas Bimbingan dan Konseling
Slameto (1986) (dalam Tohirin,2007:84-95) membagi asas-asas bimbingan
dan konseling menjadi dua bagian, yaitu : (1) Asas bimbingan dan konseling yang
berhubungan dengan individu (Siswa) dan (2) asas-asas bimbingan dan konseling
yang berhubungan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan.
A.2.1. Asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan individu
(Siswa)
1. Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan
Tiap-tiap siswa sebagai individu mempunyai kebutuhan yang berbeda baik
jasmaniah maupun rohaniah. Tingkah laku individu pada umumnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhan tidak tercapai maka akan
menimbulkan kecemasan dan kekecewaan, sehingga pada akhirnya
menimbulkan perilaku menyimpang.
Guru bimbingan dan konseling disekolah harus mampu memahami
berbagai kebutuhan siswa, sehingga pelayanan diberikan dalam rangka
memenuhi kebutuhan siswa terutama kebutuhan psikis seperti memperoleh
kasih sayang dan rasa aman.
2. Ada perbedaan antra siswa (asas perbedaan siswa)
Dalam teori individualitas ditegaskan bahwa tiap-tiap individu berbeda.
Demikian halnya siswa sebagai individu. Tiap siswa mempunyai karakteristik
yang berbeda baik fisik maupun fisikis. Perbedan-perbedaan siswa tersebut
harus mendapat perhatian secara lebih spesifik dari pembimbing atau konselor
disekolah sehingga siswa dapat berkembang sesuai karakteristik pribadinya
masing-masing.
3. Tiap-tiap individu (siswa) ingin menjadi dirinya sendiri.
Tiap-tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai dengan
karakteristik masing-masing. Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah
harus dapat mengantarkan siswa berkembang menjadi dirinya sendiri,
pembimbing tidak boleh mengarah siswa untuk berkembang sesuai dengan
yang pembimbing atau konselor inginkan.
4. Tiap-tiap individu (siswa) mempunyai dorongan untuk menjadi matang
Dalam tahap perkembangannya setiap siswa mempunyai dorongan yang
kuat untuk menjadi matang,produktif, dan mandiri. Untuk itu, pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah harus berorientasi pada kematangan siswa
sehingga siswa tersebut dapat berkembang sesuai dengan kecenderungan-
kecenderungan nya.
5. Tiap-tiap siswa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk
menyelesaikannya.
Tidak ada individu yang tidak memiliki masalah, dalam proses
perkembangan pasti memiliki masalah. Yang berbeda adalah kompleksitas
masalah yang dialami oleh tiap-tiap siswa. Pada dasarnya tiap individu
mempunyai dorongan untuk mememcahkan masalah, namun adakalanya siswa
tidak selalu berhasil. Pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan
dalam rangka membantu siswa dalam menyelesaikan atau memcahkan masalah
yang dihadapi dalam hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
dorongan yang ada dalam diri setiap siswa.
A.2.2 asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan
dengan praktik atau pekerjaan bimbingan 1. Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan
keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan
koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat
pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga
kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik
data yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan
menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan
baik jika data informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guru
pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai
“Asas Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena
dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri
konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat
pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli
baik itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai
dan dijaga dengan baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu
atau pun sesudah wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik dan
kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada
konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya
sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar
penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .
2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan
dan kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan
yang di peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan
proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan
merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu
dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang
demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama
akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta
menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak
masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di
sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah
sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut
dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik
yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna
bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/
guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli
merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya
keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk
membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang
bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa
memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan berusaha memahami lebih
jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada
hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan kemampuan klien
membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-
pura dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/
guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar
konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka
dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong konseli
mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si
terbimbing tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ;
maksudnya , si terbimbing telah betul-betul telah mempercayai konselornya
lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa
kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan
pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya
dapat di ketahui oleh orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti
mau menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat
tertutup sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara
secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya
sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam
menyampaikan masalahhnya.
4. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek
sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa
sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau
dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat
diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling
bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang,
namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri
menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa
penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran
dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang,
sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat
mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya
sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah
yang telah di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan
konseli baik fisik dan psikisnya.
5. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum
BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi
individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah
agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-
ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan
segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian
tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang cermat terhadap
konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing
setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
1. mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
2. menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
3. mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
4. mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.
5. mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan
kemampuan-kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan
tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari.
Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses
konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang
pada kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk
meluruskan hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa
menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar
konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu
mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .
6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan atau kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang
konselor memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal
ini konseli harus mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut
dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang telah
ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif
atas kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus
berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah
ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak
hanya mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam
selenggara, yaitu klien aktif menjalani proses konseling dan aktif pula
melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu
program kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli
/peserta didik dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk
mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.
7. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak
monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan
terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu
membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan
kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling
dari asas ini adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan
kerjasama sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan
dapat dengan cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku
konseli.Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya
terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti
pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn
yang pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken
serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.
8. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor
maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan
berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja
sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan
masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan
siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai
menjalin kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu demi
terbantunya konseli yang mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki
wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan
klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah
klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang
dalam upaya bimbingan dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan
seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah
untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar
konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas
tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.
9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap
layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan
nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan
peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan
lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam
hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus
diingat bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang
dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma yang berlaku yaitu norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/
kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa/ konseli dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma
tersebut.
Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan
tugasnya , harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga
terciptanya suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor karena
seorang konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang
nyaman bagi seorang konseli.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan
kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para
petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai.
Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh
konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata
bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar
ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah
profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang
datang pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan
bersikap seprti dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya
semua keputusan pada konseli .
11. Asas Alih Tangan (Referal)
Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang
menangani masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah
yang dihadapi konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya, dan
kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu masalah belum dapat
diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu
mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih ahli
untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang
mengalami tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri
dalam konteks ini ,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak
yang lebih kompeten dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada
seorang psikiater maupun dokter.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar
pelayanan BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi
(memberi rasa aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan
dan dorongan serta kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik
untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan
konseling bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah
kepada suatu tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah
dan menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan
bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan
aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa
aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk
maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru
teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut
menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta didik.
A.2.3 Pentingnya Azas- Azas Bimbingan dan Konseling
Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip
tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan
asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat
menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau
mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan
sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan
konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka
penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau
bahkan terhenti sama sekali.
B. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Secara teorikal fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai
fasilitatordan motivator klien dalam upaya mengatasi dan memcahkan problem
kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar
peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya, dan mampu
merencanakan masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling
berfungsi memberikan pelayanan pada peserta didik agar masing-masing peserta
didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan
mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah
fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling
(Hikmawati,2011:4).
Prayitno, dkk (2004:14) menyatakan bahwa Fungsi seorang pembimbing di
sekolah adalah membantu kepala sekolah serta stafnya didalam menyelenggarakan
kesejahteraan sekolah (schoolwelfare) . sehubungan tentang fungsi ini maka seorang
pembimbing mempunyai tugas-tugas tetentu. Pelayanan bimbingan dan Konseling
mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan Konseling. Ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan
siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah,
memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan
kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di
samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di
sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan
lain-lain.
b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk
memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan
khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa
dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
c. Fungsi adaptasi ( adaptif )
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf
sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri
khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing
menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta
kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk
merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa
memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan
dan minat.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati,Fenti.2011.Bimbingan dan Konseling Edisi
Revisi.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.
Hikmawati, Fenti. 2014. Bimbingan dan Konseling Edisi
Revisi.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.
Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling.Bandung: CV. Pustaka Setia
Syamsu Yusuf,dkk.2012. Landasan Bimbingan dan Konseling.Jakarta :PT Remaja
Rosdakarya.
Tohirin.2007.Bimbingan dan Konseling diSekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi).Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.