bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

30
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas bimbingan dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling yang berjudul ‘Asas dan Fungsi Bimbingan dan Konseling’ dengan baik. Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada Ranisa Juniati, S.Pd, M.Pd sebagai dosen pengampuh mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling dan juga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang membaca makalah ini.

Upload: heri-yanto

Post on 12-Apr-2017

45 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas bimbingan dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

Bimbingan Konseling yang berjudul  ‘Asas dan Fungsi Bimbingan dan Konseling’

dengan baik.

Penulis juga tidak lupa berterimakasih kepada Ranisa Juniati, S.Pd, M.Pd

sebagai dosen pengampuh mata kuliah Kuliah Bimbingan Konseling dan juga semua

pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa

penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Besar

harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan semua

pihak yang membaca makalah ini.

Jambi, 06 Febuari 2017

                                                                                                                      Kelompok2

  

Page 2: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

                                                                                  

DAFTAR ISI

Page 3: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar BelakangSebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK

dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi

tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling

yaitu: terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui

tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan

pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan

fungsi Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan

memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan,

sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan

pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan

dan konseling itu sendiri. Selain itu fungsi bimbingan dan konseling menurut

(Hikmawati, 2014:14-20) yaitu adanya fungsi pemahaman, preventif,

pengembangan, pemyembuhan, penyaluran, adaptasi, penyesuaian, perbaikan,

faasilitas, dan fungsi pemeliharaan. Seorang konselor dan guru BK saat ini belum

banyak yang mengetahui betapa pentingnya tugas dan fungsi disuatu sekolahan,

dengan ini diharapkan dapat mengetahui fungsi seorang guru BK dan konselor

khususnya disekolahan dan pada umumnya di lingkungan sosial yang permasalahan

tersebut sangat fundamental.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian asas dalam bimbingan dan konseling ?

2. Apa tujuan adanya asas dalam bimbingan dan konseling ?

3. Apa saja asas-asas dalam bimbingan dan konseling ?

4. Apa saja fungsi dari bimbingan dan konseling ?

Page 4: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

5. Bagaimana implementasi asas bimbingan konseling dalam pendidikan

disekolah ?

C. Tujuan:

1. Dapat mengetahui pengertian asas dalam bimbingan dan konseling

2. Dapat mengetahui tujuan asas dalam bimbingan dan konseling

3. Dapat mengetahui macam macam asas dalam bimbingan dan konseling

4. Dapat mengetahui fungsi-fungsi dalam bimbingan dan konseling

5. Dapat mengetahui bagaimana implementasi asas bimbingan konseling dalam

pendidikan disekolah.

D. Manfaat:

Page 5: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

BAB II

PEMBAHASAN

A. Azas Bimbingan dan Konseling

A.1. Pengertian Azas Bimbingan dan Konseling

Azas-azas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang

harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.

Azas berarti dasar ( sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat),

dasar cita-cita (perkumpulan atau organisasi) serta hukum dasar.

(Syamsul.dkk,2012:15).

Menurut Menurut Prayitno (dalam Anas.S,2010:21) Pelayanan bimbingan

dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan makna apeksi, dan

perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus di laksanakan

dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses

dan lainnya. Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

kaidah – kaidah tersebut di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu

ketentuan – ketentuan yang harus di terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan

itu.

A.2. Macam-macam Azas Bimbingan dan Konseling

Slameto (1986) (dalam Tohirin,2007:84-95) membagi asas-asas bimbingan

dan konseling menjadi dua bagian, yaitu : (1) Asas bimbingan dan konseling yang

berhubungan dengan individu (Siswa) dan (2) asas-asas bimbingan dan konseling

yang berhubungan dengan praktik atau pekerjaan bimbingan.

A.2.1. Asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan individu

(Siswa)

1. Tiap-tiap siswa mempunyai kebutuhan

Page 6: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

Tiap-tiap siswa sebagai individu mempunyai kebutuhan yang berbeda baik

jasmaniah maupun rohaniah. Tingkah laku individu pada umumnya dalam

rangka memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhan tidak tercapai maka akan

menimbulkan kecemasan dan kekecewaan, sehingga pada akhirnya

menimbulkan perilaku menyimpang.

Guru bimbingan dan konseling disekolah harus mampu memahami

berbagai kebutuhan siswa, sehingga pelayanan diberikan dalam rangka

memenuhi kebutuhan siswa terutama kebutuhan psikis seperti memperoleh

kasih sayang dan rasa aman.

2. Ada perbedaan antra siswa (asas perbedaan siswa)

Dalam teori individualitas ditegaskan bahwa tiap-tiap individu berbeda.

Demikian halnya siswa sebagai individu. Tiap siswa mempunyai karakteristik

yang berbeda baik fisik maupun fisikis. Perbedan-perbedaan siswa tersebut

harus mendapat perhatian secara lebih spesifik dari pembimbing atau konselor

disekolah sehingga siswa dapat berkembang sesuai karakteristik pribadinya

masing-masing.

3. Tiap-tiap individu (siswa) ingin menjadi dirinya sendiri.

Tiap-tiap individu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai dengan

karakteristik masing-masing. Pelayanan bimbingan dan konseling disekolah

harus dapat mengantarkan siswa berkembang menjadi dirinya sendiri,

pembimbing tidak boleh mengarah siswa untuk berkembang sesuai dengan

yang pembimbing atau konselor inginkan.

4. Tiap-tiap individu (siswa) mempunyai dorongan untuk menjadi matang

Dalam tahap perkembangannya setiap siswa mempunyai dorongan yang

kuat untuk menjadi matang,produktif, dan mandiri. Untuk itu, pelayanan

bimbingan dan konseling disekolah harus berorientasi pada kematangan siswa

sehingga siswa tersebut dapat berkembang sesuai dengan kecenderungan-

kecenderungan nya.

Page 7: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

5. Tiap-tiap siswa mempunyai masalah dan mempunyai dorongan untuk

menyelesaikannya.

Tidak ada individu yang tidak memiliki masalah, dalam proses

perkembangan pasti memiliki masalah. Yang berbeda adalah kompleksitas

masalah yang dialami oleh tiap-tiap siswa. Pada dasarnya tiap individu

mempunyai dorongan untuk mememcahkan masalah, namun adakalanya siswa

tidak selalu berhasil. Pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan

dalam rangka membantu siswa dalam menyelesaikan atau memcahkan masalah

yang dihadapi dalam hidupnya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya

dorongan yang ada dalam diri setiap siswa.

A.2.2 asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan

dengan praktik atau pekerjaan bimbingan 1. Asas Kerahasiaan

Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan

keterangan peserta didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau

keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain .

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan

koseling, kadang-kadang konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat

pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena itu konselor harus menjaga

kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.

Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik

data yang diperoleh dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan

menolong dalam bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung dengan

baik jika data informasi yang dipercayakan kepada konselor atau guru

pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai

“Asas Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena

dengan adanya asas kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri

konseli.

Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat

pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli

baik itu isi pembicaraan atau pun sikap konseli, kerahasiaanya perlu dihargai

Page 8: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

dan dijaga dengan baik. Demikian pula catatan-catatan yang dibuat sewaktu

atau pun sesudah wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik dan

kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh konselor.

Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada

konselor bahwa seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya

sejak lama maka seorang konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar

penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .

2.  Asas Kesukarelaan

Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan

dan kerelaan peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan

yang di peruntukan baginya . Telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan

proses membantu individu.

Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan

merupakan suatu paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu

dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerjasama yang

demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan konselinya. Kerjasama

akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta

menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor.

Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak

masuk dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di

sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita harus mengubah

sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut

dengan selalu membina dan mengembangkanya.

3. Asas Keterbukaan

Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik

yang menjadi sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak

berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri

maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna

bagi pengembangan dirinya .

Page 9: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/

guru pembimbing, karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli

merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng aling-aling.Dengan adanya

keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli untuk

membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang

bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa

memudahkan konseli untuk membuka dirinya dan berusaha memahami lebih

jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada

hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan kemampuan klien

membuka diri (self exploration).”

Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-

pura dalam memberikan keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/

guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli.Agar

konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka

dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong konseli

mengekspresikan pengalaman pribadinya.

Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si

terbimbing tidak lagi mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ;

maksudnya , si terbimbing telah betul-betul telah mempercayai konselornya

lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien tahu bahwa

kinselornya terbuka.

Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan

pertama-tama mau membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya

dapat di ketahui oleh orang lain, dan kedunya mau membuka diri dalam arti

mau menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari pihak luar.

Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat

tertutup sebagai konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara

secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya

sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam

menyampaikan masalahhnya.

Page 10: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

4. Asas Kekinian

Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek

sasaran layanan BK ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa

sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa depan atau masa lamoau

dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat

diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling

bertitik tolak dari masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang,

namun pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling itu sendiri

menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu, sekarang, dan

masa yang akan datang.

Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa

penyesalannya terhadap apa yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran

dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang,

sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada saat ini.

Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat

mengarahkan konseli untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya

sekarang. Sebagaimana firman Allah SWT

Artinya :

“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam

kerugian.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati

supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).

Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah

yang telah di hadapi , tetapi konselor harus terus memantau perkembangan

konseli baik fisik dan psikisnya.

5. Asas Kemandirian

Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum

BK,yaitu : peserta didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi

individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri

sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan ,mengarahkan serta

mewujudkan diri sendiri.

Page 11: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah

agar konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-

ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal dan menerima diri sendiri dan

lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta

mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan

segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi

berkembangnya kemandirian konseli. Agar dapat tumbuh sikap kemandirian

tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang cermat terhadap

konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing

setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:

1. mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.

2. menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.

3. mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.

4. mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.

5. mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan

kemampuan-kemampuan yang di miliki.

Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan

tingkat perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari.

Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses

konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien.

Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang

pada kita dia menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk

meluruskan hidupnya, sebagai konselo yang profesional kita harus bisa

menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan pemahaman agar

konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu

mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .

6. Asas Kegiatan

Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang

menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan

layanan atau kegiatan BK.

Page 12: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang

konselor memberikan beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal

ini konseli harus mampu melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan tersebut

dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang telah

ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif

atas kegiatan yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus

berusaha/ mendorong agar konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah

ditetapkan tersebut.

Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak

hanya mengandalkan transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam

selenggara, yaitu klien aktif menjalani proses konseling dan aktif pula

melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.

Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu

program kegiatan seperti ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli

/peserta didik dapat mengenali lingkungan yang baru serta mampu untuk

mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.

7. Asas Kedinamisan

Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan

terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak

monoton,dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan

dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .

Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan

terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.

Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu

membutuhkan proses dan waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan

kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi layanan bimbingan dan konseling

dari asas ini adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang

serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari

waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan

kerjasama sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan

dapat dengan cepat menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku

Page 13: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

konseli.Asas kedinamisan mengacuh pada hal-hal baru yang hendaknya

terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasil nya.

Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti

pergerakan zaman , agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn

yang pada seorang konseli yang semakin kompleks misalnya keluarga broken

serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

8. Asas Keterpaduan

Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai

layanan dan kegiatan BK , baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor

maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis dan terpaduan .

Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan

berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja

sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan

masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini peranan guru, orang tua, dan

siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan. Konselor harus pandai

menjalin kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu demi

terbantunya konseli yang mengalami masalah.

Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki

wawasan yang luas tentang perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan

klien, serta berbagai sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah

klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan saling menunjang

dalam upaya bimbingan dan konseling .

Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan

seorang psikologi seks mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah

untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar

konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas

tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.

9. Asas Kenormatifan

Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap

layanan dan kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan

Page 14: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

nilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan

peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku .

Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan

lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling,

konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam

hubungan konseling, baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus

diingat bahwa konselor tidak boleh memaksakan nilai atau norma yang

dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma yang berlaku yaitu norma

agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan

kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/

kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan

siswa/ konseli dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma

tersebut.

Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan

tugasnya , harus sesui dengan norma, hukum , adat istiadat sehingga

terciptanya suasana yang harmonis diantara konseli dan konselor karena

seorang konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang

nyaman bagi seorang konseli.

10.  Asas Keahlian

Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan

kegiatan BK diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.

Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para

petugas harus mendapatkan pendidikan dan latihan yang memadai.

Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang ditampilkan oleh

konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata

bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar

ahli dibidang bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah

profesional.

Page 15: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang

datang pada seorang konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan

bersikap seprti dokter maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya

semua keputusan pada konseli .

11.  Asas Alih Tangan (Referal)

Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak

yang tidak mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas

suatu permasalahan peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu

kepada pihak yang lebih ahli.

Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang

menangani masalah-masalah yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah

yang dihadapi konseli adalah unik (kedalamannya, keluasannya, dan

kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh

konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu masalah belum dapat

diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu

mengalih tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih ahli

untuk menangani masalah yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.

Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang

mengalami tidak lulus sekolah , seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri

dalam konteks ini ,seorang konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak

yang lebih kompeten dalam kasus ini seperti membawa konseli tersebut pada

seorang psikiater maupun dokter.

12.  Asas Tut Wuri Handayani

Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar

pelayanan BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi

(memberi rasa aman),mengembangkan keteladanan , memberikan ransangan

dan dorongan serta kesempataan yang seluas-luasnya kepada peserta didik

untuk maju

Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan

konseling bahwa bimbingan dan konseling itu merupakan kegiatan yang

Page 16: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah

kepada suatu tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan dan

konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah

dan menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan

bimbingan dan konseling harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan

aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling

secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa

aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan

dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk

maju.(Anas Salahudin.

Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru

teladan ,dan menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut

menceritakan masalahnya kepada kita dan mampu mengayomi pasaerta didik.

A.2.3 Pentingnya Azas- Azas Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan

konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip

tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan

asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin

keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat

menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau

mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan

sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan

konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka

penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau

bahkan terhenti sama sekali.

Page 17: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

B. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Secara teorikal fungsi bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai

fasilitatordan motivator klien dalam upaya mengatasi dan memcahkan problem

kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar

peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya, dan mampu

merencanakan masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling

berfungsi memberikan pelayanan pada peserta didik agar masing-masing peserta

didik dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan

mandiri. Oleh karena itu pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah

fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan bimbingan dan konseling

(Hikmawati,2011:4).

Prayitno, dkk (2004:14) menyatakan bahwa Fungsi seorang pembimbing di

sekolah adalah membantu kepala sekolah serta stafnya didalam menyelenggarakan

kesejahteraan sekolah (schoolwelfare) . sehubungan tentang fungsi ini maka seorang

pembimbing mempunyai tugas-tugas tetentu. Pelayanan bimbingan dan Konseling

mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan

bimbingan dan Konseling. Ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Fungsi penyaluran ( distributif )

Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan

siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah,

memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan

kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di

samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di

sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan

lain-lain.

b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )

Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk

memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan

khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan

Page 18: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa

dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.

c. Fungsi adaptasi ( adaptif )

Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf

sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri

khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing

menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta

kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk

merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa

memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan

dan minat.

Page 19: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]

DAFTAR PUSTAKA

Hikmawati,Fenti.2011.Bimbingan dan Konseling Edisi

Revisi.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.

Hikmawati, Fenti. 2014. Bimbingan dan Konseling Edisi

Revisi.Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.

Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling.Bandung: CV. Pustaka Setia

Syamsu Yusuf,dkk.2012. Landasan Bimbingan dan Konseling.Jakarta :PT Remaja

Rosdakarya.

Tohirin.2007.Bimbingan dan Konseling diSekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi).Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Page 20: Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]