bilingualisme
TRANSCRIPT
BILINGUALISME DAN DIGLOSIA
Samsudin Noor1320411254Rouf Tamim
1320411246
• Bilingualime dalam kajian bahasa Indonesia disebut dengan kedwibahasaan
1. Bloomfeild mengatakan bahwa bilingualisme adalah kemampuan seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa dengan sama baiknya. Artinya B1 dan B2 dengan derajat yang sama baiknya.
2. Robert Lado: “kemampuan menggunakan bahasa oleh seorang dengan sama baik atau hampir sama baiknya, yang secara teknis mengacu pada pengetahuan dua bahasa bagaimanapun tingkatnya”. Jadi, menurut Lado penguasaan terhadap kedua bahasa bahasa itu tidak perlu sama baiknya, kurang pun boleh.
3. Haugen “tahu akan dua bahasa atau lebih berarti bilingual”.
4. Halliday menyebut ambilingual, 5. Oksaar menyebut ekuilingual, 6. Diebold menyebut Koordinator bilingual.7. Bloomfield mengatakan bahwa bahasa
adalah kode, maka berarti bahasa bukan langue, melainkan parole (kode), yang berupa berbagai dialek dan ragam.
8. Mackey bahasa adalah langue. Wienrich bahasa adalah penguasaan dua bahasa dapat berarti menguasai dua sistem kode, dua dialek atau ragam dari bahasa yang sama.
9. Hangen memasukkan penguasaan dua dialek dari satu bahasa yang sama ke dalam bilingualisme.
10. Mackey berpendapat bahwa bilingualisme bukan merupakan gejala bahasa, melainkan sifat penggunaan bahasa yang dilakukan penutur bilingual secara berganti-gantian, bilingual juga bukan ciri kode, melainkan ekspresi atau ungkapan seorang penutur, bukan juga langue, melainkan bagian dari parole.
• Bahasa di dalam bilingulisme itu sangat luas, dari bahasa dalam pengertian langue, seperti bahasa sunda dan bahasa madura, sampai berupa dialek atau ragam dari sebuah bahasa, seperti bahasa Jawa dialek Banyumas dan bahasa Jawa dialek Surabaya.
• Kalau yang dimaksud dengan bahasa dengan bahasa adalah dialek, maka hampir semua anggota masyarakat Indonesia adalah bilingual, kecuali anggota masyarakat tutur yang jumlah anggotanya sedikit, letaknya terpencil, dan di dalamnya hanya terdapat satu dialek dari bahasa itu.
• Bilingualisme yang murni seperti yang terjadi di Monreal kanada, disana b.inggris dan b. prancis digunakan secara berdampingan dan sejajar, dan hampir semua masyarakat di daerah itu menguasai kedua bahasa itu dengan baik.
• Di Indonesia penutur bilingual bahasa Sunda (B1) dan bahasa Indonesia (B2), hanya bisa menggunakan bahasa Sunda nya untuk percakapan yang bersifat kekeluargaan, bukan untuk bahasa secara formal.
• Keadaan di dalam masyarakat ketika perbedaan penggunaan bahasa berdasarkan fungsi atau perannya masing-masing menurut konteks sosialnya, di dalam sosiolinguistik dikenal dengan sebutan Diglosia.
DIGLOSIA
Diglosia diartikan sebagai adanya pembeda fungsi atas penggunaan bahasa.
Ferguson, menggunakan istilah diglosia untuk menyatakan keadaan suatu masyarkat di mana terdapat dua variasi dari satu bahasa yang hidup berdampingan dan masing-masing mempunyai peranan tertentu.
fungsi prestise warisan sastra pemerolehan standarisasi
Diglosia ini dijelaskan oleh Ferguson dengan mengetengahkan sembilan topik yaitu;
stabilitas gramatika leksikon kronologi
Perbedaan tingkatan fungsi kebahasaan, munculah apa yang di sebut Fasold diglosia ganda, dalam bentuk yang di sebut
• double overlapping diglosia• double nested diglosia• linear polyglosia
Hubungan Diglosia dan Bilingualisme
Diglosia
+ --
Bilingualsme
+ 1. Bilingualisme dan Diglosia
2. Bilingualisme tanpa Diglosia
_ 3. Diglosia dan Bilingualisme
4. Tidak diglosia tidak
Bilingualisme