bi-2 paket 1

Upload: ithacimpa7061

Post on 09-Jul-2015

344 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bahasa Indonesia 2

Paket 1 SEJARAH KELAHIRAN DAN PERTUMBUHAN SASTRA INDONESIAPendahuluanPerkuliahan dengan menggunakan bahan Paket 1 ini difokuskan pada pembahasan dan pendalaman tentang sejarah kelahiran dan pertumbuhan sastra Indonesia. Pengertian sejarah kelahiran dan pertumbuhan satra Indonesia ini merupakan bahan prasyarat yang harus dikuasai mahasiswamahasiswi untuk mendalami dan menguasai bahan-bahan perkuliahan selanjutnya. Perkuliahan dimulai dengan tanya jawab tentang sejarah kelahiran sastra indonesia. Selanjutnya, mahasiswa-mahasiswi akan melakukan diskusi kelompok untuk membangun konsep sejarah kelahiran sastra indonesia. Pada akhir diskusi mahasiswa-mahasiswi melakukan presentasi. Setelah mencermati presentasi, dosen memberikan penguatan tentang sejarah kelahiran sastra indonesia. Pada akhir perkuliahan, dosen memberikan tugas mengerjakan lembar penilaian 1.4. Untuk memperlancar pelaksanaan perkuliahan sebaiknya dosen menyiapkan komputer dan LCD. Uraian materi 1.2 sebaiknya dibaca sebelum dan ketika mahasiswa-mahasiswi melakukan diskusi kelompok.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-1

Bahasa Indonesia 2

Rencana Pelaksanaan PerkuliahanKompetensi DasarMahasiswa-mahasiswi mampu menguasai pengetahuan tentang sastra.

IndikatorPada akhir perkuliahan ini, mahasiswa-mahasiswi dapat: 1) menjelaskan pengertian sejarah kelahiran sastra Indonesia, dan 2) menjelaskan pengertian pertumbuhan sastra Indonesia.

Waktu2 x 50 menit

Materi Pokok1. Pengertian sejarah kelahiran sastra Indonesia 2. Pengertian pertumbuhan sastra Indonesia

Kelengkapan Bahan Perkuliahan1. 2. 3. 4. 5. Lembar Kegiatan LK 1.1 Lembar Uraian Materi 1.2 Lembar PowerPoint 1.3 Lembar Penilaian 1.4 Alat dan bahan: LCD dan komputer (disiapkan oleh dosen)

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-2

Bahasa Indonesia 2

Langkah-langkah PerkuliahanWaktu1

Langkah Perkuliahan2

Metode3

Bahan4

10 7

3

Kegiatan Awal Ceramah dan Slide 1. Dosen berceramah dan bertanya jawab seputar kelahiran dan pertum- Tanya Jawab PowerPoint 1.3 buhan sastra Indonesia. Pertanyaan yang diajukan sebagai berikut. Bagaimanakah sejarah singkat kelahiran dan pertumbuhan sastra Indonesia? 2. Dosen menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam perkuliahan. 3. Dosen membagi kelas menjadi 5 kelompok. Kegiatan Inti 1. Mahasiswa-mahasiswi berdiskusi dalam kelompoknya dan bekerja sesuai dengan LK 1. 2. Setiap wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusi. 3. Dosen mereviu hasil diskusi, menyampaikan penguatan dan memberikan kesempatan bertanya 4. Dosen mengevaluasi pencapaian kompetensi mahasiswamahasiswi secara individu.

75 25

Diskusi Kelompok Presentasi Ceramah

Lembar Kegiatan 1.1

20 20

10

Ceramah

Slide PowerPoint 1.3 Lembar Penilaian 1.4

15 10

Kegiatan Penutup Dosen, mahasiswa-mahasiswi melaku- Presentasi kan refleksi tentang sejarah, kelahiran dan pertumbuhan sastra Indonesia. Kegiatan Tindak Lanjut Ceramah/ Dosen menugasi mahasiswamahasiswi untuk membuat kesimpulan Penjelasan materi dan mengingatkan mereka materi perkuliahan minggu depan.

5

Slide PowerPoint 1.3

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-3

Bahasa Indonesia 2

Lembar Kegiatan 1.1

SEJARAH KELAHIRAN DAN PERTUMBUHAN SASTRA INDONESIAPengantarMendiskusikan perihal sejarah kelahiran dan pertumbuhan sastra Indonesia cukup menarik. Apalagi, bahan ini merupakan pengantar untuk mendalami paket-paket berikutnya. Sekalipun bahan yang didiskusikan berupa uraian teoritis, bahan ini tetap menarik karena melalui diskusi ini akan diperoleh pemahaman yang bermanfaat untuk menguasai kompetensi-kompetensi lain lebih lanjut.

TujuanMelakukan identifikasi sejarah, kelahiran dan pertumbuhan sastra Indonesia.

Alat dan Bahan1. Bahan perkuliahan/uraian materi 1.2 dan PowerPoint 2. Buku sumber (lihat daftar pustaka)

Langkah Kegiatan1. Diskusikan, mengapa kelahiran sastra Indonesia terjadi pada tahun 1920an, dan bagaimana hubungannya dengan Sumpah Pemuda 1928? 2. Temukan bukti-bukti otentik dalam bahan-bahan yang dirujuk bahwa kelahiran sastra Indonesia terjadai pada tahun 1920-an! 3. Identifikasilah jenis dan bentuk karya sastra Indonesia sesuai dengan periodisasi sastra Indonesia sebagaimana yang dikemukakan para ahli! 4. Laporkan hasil kerja kelompok dalam bentuk resume untuk dibahas lebih lanjut diskusi!

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-4

Bahasa Indonesia 2

Uraian Materi 1.2

KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN SASTRA INDONESIAA. Kelahiran Sastra IndonesiaPengertian SastraIstilah sastra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tulisan atau karangan. Sastra (su-sastra) biasanya diartikan sebagai karangan dengan bahasa yang indah dan isi yang baik. Bahasa yang indah artinya bahasa yang mampu menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan mengandung nilai pendidikan. Indah dan baik ini menjadi fungsi sastra yang terkenal dengan istilah dulce et utile (Horatius). Dengan kata lain, dulce et utile bermakna bahwa sastra itu menyenangkan dan memberikan pencerahan. Bentuk fisik-lahiriah sastra yang disebut karya sastra merupakan hasil kreativitas sastrawan yang berisikan ungkapan perasaan dan pikiran mereka (Bagyo S. (ed.), 1986: 7). Karya sastra yang dihasilkan para sastrawan telah melalui perjalanan sejarah yang cukup lama. Sejarah tersebut dirumuskan dalam periodisasi dan angkatan untuk membedakan sekaligus mengelompokkannya. Ketika kita membahas masalah perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama. Penting disimak bahwa, perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda. Istilah periodisasi sering dikacaukan dengan angkatan. Untuk itu, istilah tersebut akan diterangkan secara sepintas. Periode (periodisasi) perkembangan sastra adalah kesatuan waktu yang ditandai dengan suatu sistem norma tertentu, atau dengan suatu pembeda yang menggunakan kurun waktu, atau angka tahun.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-5

Bahasa Indonesia 2

Adapun angkatan adalah pembagian zaman dalam kesusastraan yang didasarkan pada persamaan konsepsi atau ide yang hendak diperjuangkan. Konsep atau ide tersebut tersirat dalam karya sastra yang dihasilkan, meskipun tidak dikemukakan secara formal, dalam suatu manifestasi atau rumusan konsep. Secara umum sastra Indonesia dibagi menjadi Sastra Indonesia Lama dan Sastra Indonesia Baru. Antara periode Sastra Indonesia Lama (klasik, tradisional) dan Sastra Indonesia Baru dimunculkan Sastra Indonesia Peralihan oleh sebagian ahli. Berikut ini akan diterangkan Sastra Indonesia Lama dan Sastra Indonesia Baru. Sastra Indonesia Lama Hampir semua ahli sepakat bahwa Sastra Indonesia (Melayu) Lama tidak diketahui kapan munculnya. Sebagian ahli berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama adalah periode sastra yang dimulai pada masa prasejarah (sebelum suatu bangsa mengenal tulisan) dan berakhir pada masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Tetapi setidaknya dapat dikatakan bahwa Sastra Indonesia Lama muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban bangsa Indonesia, namun kapan bangsa Indonesia itu ada juga masih menjadi perdebatan. Yang tidak disepakati oleh para ahli adalah kapan sejarah sastra Indonesia memasuki masa baru. Ada yang berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama berakhir pada masa Kebangkitan Nasional (1908), masa Balai Pustaka (1920), dan masa munculnya Bahasa Indonesia (1928). Ada pula yang berpendapat bahwa Sastra Indonesia Lama berakhir pada masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (1800-an). Ada juga yang mengatakan bahwa sastra Indonesia Lama berakhir pada masa Balai Pustaka. Sastra Indonesia Lama tidak dapat digolong-golongkan berdasarkan jangka waktu tertentu seperti halnya Sastra Indonesia Baru - karena hasil-hasil dari sastra masa ini umumnya tidak mencantumkan waktu dan nama pengarangnya. Sastra Indonesia Baru Sastra Indonesia Baru ditandai dengan digunakannya bahasa Indonesia. Sebagai cerminan pikiran dan perasaan manusia - dalam hubungannya dengan sastra - bahasa menggambarkan suatu keadaan atau gambaran dalam pikiran yang disajikan dengan penuh imajinasi atau pencitraan. Sastra Indonesia Baru (modern) lahir bersamaan dengan mulai menyingsingnya fajar nasionalisme Indonesia. Jatuh bangunnya sastra Indonesia modern tidak terlepas dari dialektika sejarah terbangunnya nasionalisme itu sendiri. Dalam konteks ini, tafsir atas nasionalisme tentu tidak terlepas dari dominasi kekuasaan suatu rezim politik sebagai bagian dari praktik politik hegemoni.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-6

Bahasa Indonesia 2

Dalam konteks ini pun Sastra Indonesia Baru lebih bersifat dinamis, individualistis, realistis. Para sastrawan pada zaman ini lebih berani meniru, menyatakan, menggambarkan isi hatinya seperti sastrawan Eropa. Sastra Indonesia Baru, menurut beberapa ahli, dimulai dari munculnya romanroman terbitan Balai Pustaka tahun 1900-an. Oleh karena itu, dibandingkan dengan sastra dunia, sejarah Sastra Indonesia Baru (SI) hingga sekarang terhitung masih sangat muda. SI setidaknya didasarkan pada lahirnya Balai Pustaka sebagai tonggak politik sastra Indonesia. Munculnya unsur nasionalisme dalam karya sastra tanah air, menjamurnya karya sastra dengan tema sosial masyarakat modern, serta mulai ditinggalkannya ciri sastra lama menjadi ciri SI. Perjalanan sejarah SI dibagi sesuai dengan pertimbangan momentum perubahan sosial dan politik (Rosidi, 1968). Pembagian yang lebih rinci dengan angka tahun menjadi 1900--933, 1933--942, 1942--945, 1945--953, 1953--961, dan 1961--1967 dengan warna masing-masing sebagaimana tampak pada sejumlah karya-karya sastra yang penting. Kemudian pada periode 1961-1967 tampak menonjol warna perlawanan dan perjuangan mempertahankan martabat, sedangkan sesudahnya tampak warna percobaan dan penggalian berbagai kemungkinan pembacaan sastra.

B. Perkembangan Sastra IndonesiaKarena genre sastra terdiri dari tiga bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama, maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia. Perkembangan Puisi Dilihat dari segi kewaktuan, puisi Indonesia dibedakan menjadi puisi lama dan puisi modern. Puisi lama Indonesia umumnya berbentuk pantun atau syair dan bersifat anonim karena tidak disebutkan siapa pengarangnya. Puisi lama menjadi milik masyarakat. Puisi modern, atau puisi baru, berkembang sejak bangsa Indonesia mengenal pendidikan formal. Puisi modern Indonesia mulai muncul tahun 1920-an karena pada tahun itulah bangsa terdidik Indonesia mulai muncul. Sejak itu puisi baru Indonesia terus berkembang. Sejarah perpuisian Indonesia mencatat beberapa penyair berikut.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-7

Bahasa Indonesia 2

I Angkatan Balai Pustaka-Angkatan 66

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1-8

Bahasa Indonesia 2

II. Angkatan 70-an sampai sekarang

Penyebutan nama-nama di atas tentu saja masih belum lengkap karena penyair-penyair Indonesia yang tersebar di berbagai daerah masih banyak. Boleh jadi jumlahnya sampai ratusan, bahkan ribuan. Yang tercatat di atas hanyalah penyair-penyair yang secara intens kerap muncul di media massa dengan karya-karyanya, baik karya berbentuk puisi maupun esai. Lebih lanjut, oleh pengamat sastra (kritikus) mereka dicatat namanya sebagai penyair yang karyanya layak disebut puisi-puisi yang bermutu. Beberapa karya mereka dikutip berikut ini. Tentu saja tidak semua karya mereka disajikan di sini karena akan menghabiskan berlembar-lembar kertas, atau bahkan berjilid-jilid buku. Yang disajikan di bawah ini hanyalah karya sastra dari sejumlah sastrawan terkenal yang mewakili zamannya. Muhammad Yamin Lahir di Sawah Lunto 23 Agustus 1903 Bahasa, Bangsa Selagi kecil berusia muda, Tidur si anak di pangkuan bunda, Ibu bernyanyi, lagu dan dendang Memuji si anak banyaknya sedang; Buai sayang malam dan siang,Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia 1-9

Bahasa Indonesia 2

Buian tergantung di tanah moyang. Terlahir bangsa berbahasa sendiri Diapit keluarga kanan dan kiri Besar budiman di tanah melayu Perasaan serikat menjadi padu Dalam bahasanya permai merdu Meratap menangis bersuka raya Dalam bahagia bala dan baya Bernafas kita pemanjangklan nyawa Dalam bahasa sambungan jiwa Di mana Sumatra, di situ bangsa Di mana Perca di sana bahasa Andalasku sayang, jana bejana Sejakkan kecil muda teruma Sampai mati berkalang tanah Lupa ke bahasa tiadakan pernah Ingat pemuda, Sumatra hilang Tiada bahasa, bangsa pun hilang Amir Hamzah Disebut-sebut sebagai Raja Penyair Pujangga Baru, Padamu Jua Habis kikis Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku pada-Mu Seperti dahulu Engkaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu Satu kekasihku Aku manusia Rindu rasa Rindu rupa Di mana engkau Rupa tiada Suara sayup Hanya kata merangkai hati Engkau cemburu Engkau ganas Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepasPaket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia 1 - 10

Bahasa Indonesia 2

Nanar aku, gila saar Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai Kasihku sunyi Menunggu seorang diri Lalu waktu-bukan giliranku Mati hari bukan kawanku Chairil Anwar Aku Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Maret 1943 Willibrordus Surendra (W.S. Rendra) Episode Kami duduk berdua Di bangku halaman rumahnya. Pohon jambu di halaman itu Berbuah dengan lebatnya Dan kami senang memandangnya. Angin yang lewat Memainkan daun yang berguguran. Tiba-tiba ia berkata: Mengapa kancing bajumu lepas terbuka? Aku hanya tertawa.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 11

Bahasa Indonesia 2

Lalu ia sematkan dengan mesra Sebuah peniti menutup bajuku. Sementara itu Aku bersihkan guguran bunga jambu Yang mengotori rambutnya Taufiq Ismail Dengan Puisi, Aku Dengan puisi aku bernyanyi Sampai senja umurku nanti Dengan puisi aku bercinta Berbatas cakrawala Dengan puisi aku mengenang Keabadian Yang Akan Datang Dengan puisi aku menangis Jarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi aku mengutuk Nafas zaman yang busuk Dengan puisi aku berdoa Perkenankanlah kiranya. Sutardji Calzoum Bachri Tapi Aku bawakan bunga padamu tapi kau bilang masih Aku bawakan resahku padamu tapi kau bilang hanya Aku bawakan darahku padamu tapi kau bilang Cuma Aku bawakan mimpiku padamu tapi kau bilang meski Aku bawakan dukaku padamu tapi kau bilang tapi Aku bawakan mayatku padamu tapi kau bilang hampir Aku bawakan arwahku padamu tapi kau bilang kalau Tanpa apa aku datang padamu wah!

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 12

Bahasa Indonesia 2

Acep Zamzam Noor Cipasung Di lengkung alis matamu sawah-sawah menguning Seperti rambutku padi-padi semankin merundukkan diri Dengan ketam kupanen terus kesabaran hatimu Cangkulku iman dan sajadahku lupur yang kental Langit yang menguji ibadahku meteskan cahaya redup Dan surauku terbakar kesunyian yang menyalakan rindu Aku semakin mendekat pada kepunahan yang disimpan bumi Pada lahan-lahan kepedihan masih kutanam bijian hari Bagi pagar-pagar bamboo yang dibangun keimananku Mendekatlah padaku dan dengarkan kasidah ikan-ikan Kini hatiku kolam yang menyimpan kemurnianmu Hari esok adalah perjalananku sebagai petani Membuka ladang-ladang amal dalam belantara yang pekat Pahamilah jalan ketiadaan yang semakin ada ini Dunia telah lama kutimbang dan berulang kuhancurkan Tanpa ketam masih ingin kupanen kesabaanmu yang lain Atas sajadah Lumpur aku tersungkur dan berkubur Nenden Lilis Aisyah Negeri Sihir Angin surut dan cahaya beringsut Waktu seakan turun menemui kegaiban Kerisik senyap, segala sunyi Bertabuh di kegelapan Negeri tempatku hidup telah jadi mimpi Alangkah jauh, bagai bayang-bayang Aku entah berjejak di mana Tak juga pergi bersama suara-suara Inilah ketiadaan, ruang kekal kekosongan Tempat segalanya menghilang

Perkembangan Prosa (Cerita)Seiring dengan perkembangan puisi, prosa Indonesia pun berkembang pula. Seperti puisi, prosa pun mengenal prosa lama dan prosa baru atau prosa modern. Prosa lama bersifat anonim; dengan penjenisannya meliputi dongeng, hikayat, fabel, dan sage. Sedangkan prosa baru, dengan diukur dariPaket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia 1 - 13

Bahasa Indonesia 2

panjang pendeknya, meliputi cerpen, novelet, dan novel/roman. Prosa Indonesia baru pun mulai muncul tahun 1920-an, dengan ditandai munculnya novel monumental berjudul Siti Nurbaya, buah karya Marah Rusli. Lalu zaman Pujangga Baru muncul pula Sutan Takdir Alisjahbana dengan roman berjudul Layar Terkembang. Lalu, menjelang kemerdekaan muncul Armyn Pane yang menulis novel Belenggu yang dianggap novel modern pada zamannya. Tahun 1945 perlu dicatat nama Idrus sebagai prosaik cerpen. Buku kumpulan cerpennya Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma menjadi buku yang cukup terkenal. Selain itu, juga novel singkat yang digarap dengan nada humor berjudul Aki. Tahun 1949 muncul novel karya Achdiat Karta Miharja berjudul Atheis. Atheis termasuk novel yang cukup berhasil karena hampir semua unsurnya menonjol dan menarik untuk dibaca. Dengan mengambil latar Pasundan berhasil mengangkat sebuah tema terkikisnya sebuah kepercayaan keagamaan. Hasan, tokoh utama dalam novel ini, adalah orang yang 180 derajat berbalik dari taat beragama tiba-tiba menjadi seorang yang atheis karena pengaruh pergaulannya dengan Rusli dan Anwar yang memang berpaham komunis. Tahun 1955 muncul cerpen yang sangat terkenal, berjudul Robohnya Surau Kami, buah karya Ali Akbar Navis (lebih dikenal dengan A.A. Navis). Cerpen ini sarat dengan kritik sosial menyangkut kesalahan orang dalam menganut agama. Navis nampaknya ingin mendobrak paham keagamaan masyarakat Indonesia yang mengira beribadah hanyalah sekedar melaksanakan shalat, puasa, atau mengaji Quran; sedangkan kegiatan lain di luar ibadah formal, seperti mencari nafkah, peduli pada sesama dan alam diabaikan. Lewat tokoh Haji Shaleh yang tiba-tiba masuk neraka karena ulahnya di dunia yang mengabaikan kepentingan keluarga. Tahun 1968 muncul novel berjudul Merahnya Merah, garapan Iwan Simatupang, sebuah novel yang cukup absurd, terutama dalam hal gaya bercerita. Namun demikian, novel ini banyak memperoleh pujian dan sorotan para kritikus sastra, baik dalam maupun luar negeri. Tahun 1975 muncul novel Harimau! Harimau!, buah karya Mochtar Lubis, menceritakan tentang tujuh orang pencari damar yang berada di tengah hutan selama seminggu. Mereka adalah Pak Haji, Wak Katok, Sutan, Talib, Buyung, Sanip dan Pak Balam. Di tengah hutan itu mereka berhadapan dengan seekor harimau yang tengah mencari mangsa. Empat orang diPaket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia 1 - 14

Bahasa Indonesia 2

antara tujuh orang itu (Pak Balam, Sutan, Talib, dan Pak Haji), kecuali Pak Haji yang meninggal karena tertembak senapan Wak Katok, tiga yang lalinnya meninggal karena diterkam Harimau.

Harimau! Harimau! sarat dengan pesan moral, yaitu bahwa setiap manusia harus mengakui dosanya agar terbebas dari bayang-bayang ketakutan. Pak Balam, orang yang pertama terluka karena diterkam harimau, mengakui dosadosanya di masa muda, dan menyuruh para pendamar yang lain juga mengakui dosa-dosanya. Semua memang mengakui, hanya Wak Katok yang enggan mengakuinya.Tahun 1982, muncul novel Ronggeng Dukuh Paruk, karya Ahmad Tohari, sebuah novel yang berhasil mendeskripsikan adat orang Jawa, khususnya Cilacap. Sementara itu, tahun 1990, Ramadhan K.H. menulis novel berjudul Ladang Perminus, sebuah novel yang mengisahkan tentang korupsi di tubuh Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Novel ini mengungkap tindakan korupsi di Pertamina, sebagai perusahaan minyak nasional. Ayu Utami termasuk novelis yang membawa pembaharuan dalam perkembangan novel Indonesia. Dalam Saman, Ayu Utami tidak sungkansungkan membahas masalah seks, sesuatu yang di Indonesia dianggap kurang sopan untuk diungkap. Tapi mungkin zamannya sudah berubah, kini masalah seks sudah bukan merupakan hal yang tabu untuk diungkapkan. Tahun 2003 yang baru silam, telah terbit novel dari penulis muda yang menulis novel berjudul Area X, sebuah novel futuristik tentang Indonesia tahun 2048, mengenai deribonucleic acid dan makhluk ruang angkasa. Novel ini ditulis oleh Eliza Vitri Handayani, seorang siswi kelas 2 SMA Nusantara Magelang, sebuah SMA favorit di Indonesia. Novel-novel Habiburrahman al-Syairazi, dan Andrea Hirata merupakan contoh novel angkatan ini tahun 2000-an.

Perkembangan DramaPerkembangan drama di Indonesia tidak sesemarak perkembangan puisi dan prosa. Kalau puisi dan prosa mengenal puisi lama dan prosa lama, tidak demikianlah dengan drama. Genre drama di Indonesia muncul pada tahun 1900-an. Sastra drama di Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan Belanda bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. Untuk selanjutnya bermunculanlah naskah-naskah drama dalam bahasa Melayu Rendah yangPaket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia 1 - 15

Bahasa Indonesia 2

ditulis oleh para pengarang peranakan Belanda dan atau Tionghoa. Dramawan Indonesia dapat dikenal mulai Rustam Effendi (lahir 1903) sampai dengan Hamdy Salad (lahir 1961).

Periodisasi Sastra IndonesiaMomentum sosial-politik masih dipergunakan sebagai rancangan periodisasi. Sejarah sastra Indonesia 19002000 mencatat format baru dengan menempatkan tiga momentum besar sebagai tonggak pembatas perubahan sosial, politik, dan budaya, yaitu proklamasi kemerdekaan 17-8-1945, geger politik dan tragedi nasional 30 September 1965, dan reformasi politik 21 Mei 1998. Periodisasi Sastra Indonesia selama ini telah dipetakan sangat beragam oleh ahli sastra Indonesia. Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia misalnya, membagi periodisasi sastra menjadi dua, yakni (1) Sastra Melayu Lama, dan (2) Sastra Indonesia Modern, yang meliputi (a) Angkatan 20, (b) Angkatan 33 atau Pujangga Baru; (c) Angkatan 45, dan angkatan 66 atau Orde Lama. Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah (bidang puisi). Angkatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani dan Benteng. Sementara itu, Boejoeng Saleh membagi periodisasi sejarah sastra Indonesia menjadi empat yaitu: (1) sebelum tahun 20-an, (2) antara tahun 19201933, (3) 1933Mei 1942, dan (4) Mei 1942 hingga kini (1956). Nugroho Notosusanto membagi sastra Indonesia menjadi dua yaitu: (1) Sastra Melayu Lama, (2) Sastra Indonesia Modern. Sastra modern ini dibagi menjadi 2: (1) masa Kebangkitan (1920945): yang dibagi lagi menjadi: periode 1920, Periode 1933, dan Periode 1942 dan (2) Masa Perkembangan (1945sampai tahun 60-an), yang meliputi: periode 45 dan periode 50. Lain lagi dengan Bakri Siregar. Dia membagi periodisasi sejarah sastra Indonesia menjadi 4 yaitu (1) Periode Pertama sejak masa abad 20 sampai 1942, (2) Periode Kedua 1942 1945, (3) Periode Ketiga 19451950, dan (3) Periode Keempat 1950 sekarang (1964). Ajip Rosidi membagi periodisasi sejarah Indonesia menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) Masa Kelahiran dan Masa Penjadian (1900 1945), yang meliputi (a) Periode awal 1933; (b) Periode 19331942, dan (c). Periode 19421945, dan (2) Masa Perkembangan (19451969), yang meliputi (a) Periode 19451953, (b) Periode 1953 1961, dan (c) Periode 19611969.Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia 1 - 16

Bahasa Indonesia 2

Adapun A. Teeuw menunjuk angkatan tahun 1920 sebagai awal lahirnya kesusastraan Indonesia modern. Menurut Teeuw para pemuda saat itu untuk pertama kalinya menyatakan perasaan dan ide yang pada pokoknya menyimpang dari bentuk-bentuk sastra Melayu, Jawa, dan sastra lainnya yang lebih tua. Sementara itu, Ajip Rosidi menunjuk tahun tersebut karena pada saat itu para pemuda Indonesia (Yamin, Hatta, dan lain-lain) mengumumkan sajak-sajak mereka yang bercorak kebangsaan. Korrie Layun Rampan merumuskan Angkatan 2000. Korrie memproklamasikan Angkatan 2000 justru pada tahun 1998. Sastrawan yang digolongkan ke dalam Angkatan 2000 kiprah penulisannya sudah dimulai sejak tahun 1980-an, bahkan ada yang telah meninggal. Penamaan Angkatan 2000 tidak ada hubungannya dengan semangat, kegelisahan, dan ciri-ciri yang menghasilkan sebuah gerakan estetik. Hal ini berbeda dengan langkah yang diperlihatkan Sutan Takdir Alisyahbana dalam melahirkan Angkatan Poedjangga Baroe dan juga langkah-langkah H.B. Jassin dalam melahirkan Angkatan 1966. Sementara itu, penamaan Angkatan 1945 yang mengambil peristiwa sejarah yang telah disepakati sesudah melalui proses perdebatan panjang. Dalam konteks itu, pemetaan yang dilakukan Korrie dapat digunakan sebagai titik awal untuk menyusun sejarah sastra Indonesia yang lebih sempurna.

Latihan1. Tulislah nama-nama penyair yang termasuk angkatan Balai PustakaAngkatan 66, dan Angkatan 70-an sampai sekarang yang anda ketahui! 2. Berdasarkan uraian/bacaan di atas, atau bacaan lain, jelaskan bagaimana proses perkembangan prosa (cerita) dan drama di Indonesia? 3. Bedakan sejarah kelahiran dan proses perkembangan sastra Indonesia.

Rangkuman1. Perjalanan sejarah sastra Indonesia, yaitu masa pertama mencakup tahun 19001945, masa kedua mencakup tahun 19451965, masa ketiga mencakup tahun 19651998, dan masa keempat yang dimulai pada tahun 1998 hingga waktu yang belum dapat diperhitungkan. 2. Masa Pertumbuhan atau Masa Kebangkitan dapat dipergunakan untuk mewadahi kehidupan sastra Indonesia tahun 19001945. 3. Pada tahun 19451965 ini merupakan zaman pencarian jati diri bangsa.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 17

Bahasa Indonesia 2

Lembar PowerPoint 1.3

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 18

Bahasa Indonesia 2

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 19

Bahasa Indonesia 2

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 20

Bahasa Indonesia 2

Lembar Penilaian 1.4A. Tes Tulis1. Jelaskan pengertian sejarah kelahiran sastra Indonesia dengan menunjukkan tonggak-tonggak penting yang menandai kelahiran sastra Indonesia tersebut. 2. Dengan menggunakan contoh karya sastra, kemukakan pengertian pertumbuhan sastra Indonesia. 3. Tunjukkan dengan menggunakan contoh perbedaan pengertian pertumbuhan dan kelahiran sastra Indonesia.

B. Penilaian Kinerja (Performance)Kinerja mahasiswa-mahasiswi dalam diskusi tentang perbedaan sejarah kelahiran dan pertumbuhan sastra Indonesia dinilai dengan menggunakan matrik di bawah ini.

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 21

Bahasa Indonesia 2

Daftar PustakaAminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Djoko Pradopo, Rachmad. 1987. Pengkajian Puisi. Jogjakarta: UGM University Press Rasyidi, Ajip. 1986. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Bina Cipta Sardjono, Partini. 1998. Pengantar Pengkajian Sastra. Bandung: Pustaka Widya. Semi, Atar. 1986. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Teuuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya Wellek, Rene & Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Terj. Melani Budianta. Jakarta: Gramedia

Paket 1 Sejarah Kelahiran dan Pertumbuhan Sastra Indonesia

1 - 22