berita negara republik indonesiaditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf ·...

31
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1651, 2018 BNPP. Pengendalian Gratifikasi. PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme serta mengupayakan pengendalian gratifikasi sebagai perwujudan dari integritas pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsi secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara www.peraturan.go.id

Upload: others

Post on 12-Jul-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA No.1651, 2018 BNPP. Pengendalian Gratifikasi.

PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

NOMOR 3 TAHUN 2018

TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang

bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme

serta mengupayakan pengendalian gratifikasi sebagai

perwujudan dari integritas pegawai dalam menjalankan

tugas dan fungsi secara sungguh-sungguh dan penuh

tanggung jawab;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Badan Nasional Pengelola Perbatasan tentang Pedoman

Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Badan Nasional

Pengelola Perbatasan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

www.peraturan.go.id

Page 2: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -2-

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 138, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250);

4. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4925);

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5494);

6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan

Nasional Pengelola Perbatasan sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2017

tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12

Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola

Perbatasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 79);

7. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 5

Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Tetap Badan Nasional Pengelola Perbatasan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

886);

www.peraturan.go.id

Page 3: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -3-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI

LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:

1. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni uang,

barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga,

tiket perjalanan, fasilitasi penginapan, perjalanan wisata,

pengobatan Cuma-Cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang

diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang

dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau

tanpa secara elektronik.

2. Tim Pengendali Gratifikasi yang selanjutnya disingkat

TPG adalah tim pelaksana pengendali Gratifikasi di

Lingkungan Badan Nasional Pengelola Perbatasan.

3. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN

adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah

dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu

jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya

dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Pegawai adalah pegawai Sekretariat Tetap Badan

Nasional Pengelola Perbatasan dan Pegawai Sekretariat

Tetap Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Pos Lintas

Batas Negara.

5. Pihak Lain adalah seluruh pihak baik eksternal maupun

internal pada Badan Nasional Pengelola Perbatasan,

orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum.

6. Pelapor adalah ASN Badan Nasional Pengelola Perbatasan

yang menyampaikan laporan atas penerimaan dan

penolakan Gratifikasi.

www.peraturan.go.id

Page 4: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -4-

7. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disebut

KPK adalah lembaga negara sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

8. Benturan Kepentingan adalah situasi dimana ASN Badan

Nasional Pengelola Perbatasan memiliki atau patut

diduga memiliki kepentingan pribadi atau kepentingan

kelompok atas setiap penggunaan wewenang yang

dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan

kinerja yang seharusnya.

9. Pihak yang Mempunyai Benturan Kepentingan adalah

Pihak Lain yang berkedudukan sebagai penerima

manfaat pelayanan Badan Nasional Pengelola Perbatasan,

memiliki kepentingan terhadap kebijakan Badan Nasional

Pengelola Perbatasan, atau dapat terkait dan

berpengaruh baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap suatu kebijakan BNPP.

10. Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi ASN Badan

Nasional Pengelola Perbatasan yang berhubungan dengan

pelaksanaan tugas dan fungsi serta jabatannya.

11. Berlaku Umum adalah suatu kondisi pemberian yang

diberlakukan sama dalam hal jenis, bentuk, persyaratan

atau nilai, untuk semua peserta, tamu, undangan,

pegawai, nasabah, pelanggan, atau konsumen.

12. Pembiayaan Ganda adalah pembiayaan yang dilakukan

oleh dua pihak yang berbeda untuk kegiatan yang sama.

13. Badan Nasional Pengelola Perbatasan, yang selanjutnya

disingkat dengan BNPP, adalah Badan Pengelola Batas

Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan sebagaimana

dimaksud Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008

tentang Wilayah Negara.

www.peraturan.go.id

Page 5: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -5-

BAB II

KEWAJIBAN ASN BNPP DAN KATEGORI GRATIFIKASI

Bagian Kesatu

Kewajiban ASN BNPP

Pasal 2

(1) ASN BNPP memiliki kewajiban untuk:

a. menolak Gratifikasi yang berhubungan dengan

jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau

tugas yang bersangkutan;

b. melaporkan penolakan Gratifikasi; dan

c. melaporkan penerimaan Gratifikasi yang tidak dapat

ditolak secara langsung kepada KPK.

(2) Gratifikasi yang tidak dapat ditolak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan Gratifikasi

yang memenuhi kondisi sebagai berikut:

a. Gratifikasi tidak diterima secara langsung;

b. pemberi Gratifikasi tidak diketahui;

c. penerima Gratifikasi ragu dengan kategori

Gratifikasi yang diterima: dan/atau

d. terdapat kondisi tertentu yang tidak mungkin

ditolak, yang antara lain dapat mengakibatkan

rusaknya hubungan baik institusi, membahayakan

diri sendiri/ karir penerima/ ada ancaman lain.

Bagian Kedua

Kategori Gratifikasi

Pasal 3

Gratifikasi yang diterima oleh ASN BNPP, dikategorikan

menjadi:

a. Gratifikasi yang wajib dilaporkan; dan

b. Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan.

www.peraturan.go.id

Page 6: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -6-

Pasal 4

(1) Gratifikasi yang wajib dilaporkan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 huruf a meliputi:

a. Gratifikasi yang diterima dan/atau ditolak ASN

BNPP, yang berhubungan dengan jabatan dan

berlawanan dengan kewajiban atau tugas yang

bersangkutan.

b. Gratifikasi yang ditujukan kepada unit kerja dari

Pihak yang Mempunyai Benturan Kepentingan.

(2) Gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi:

a. Gratifikasi yang terkait dengan kedinasan, terdiri

atas:

1. segala sesuatu yang diperoleh dari seminar,

workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan

lain sejenis, di dalam negeri maupun di luar

negeri, baik yang diperoleh dari panitia

seminar, penyelenggaraan, atau penyedia

layanan transportasi dan penginapan dalam

rangka kepesertaan, yang antara lain berupa:

a) seminar kit Kedinasan yang Berlaku

Umum;

b) cinderamata/souvenir yang Berlaku

Umum;

c) hadiah/door prize yang Berlaku Umum;

d) fasilitas penginapan yang Berlaku Umum;

dan

e) konsumsi/hidangan/sajian berupa

makanan dan minuman yang Berlaku

Umum.

2. Kompensasi yang diterima dari Pihak Lain

sepanjang tidak melebihi standar biaya yang

berlaku di BNPP, tidak terdapat Pembiayaan

Ganda, Benturan Kepentingan, atau

pelanggaran atas ketentuan yang berlaku di

instansi penerima, yang antara lain berupa:

www.peraturan.go.id

Page 7: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -7-

a) honor/insentif, baik berupa uang maupun

setara uang;

b) fasilitasi penginapan;

c) cinderamata/sovenir/plakat;

d) jamuan makan;

e) fasilitasi transportasi; dan/atau

f) barang yang bersifat mudah busuk atau

rusak antara lain seperti bingkisan

makanan atau buah.

b. Gratifikasi yang terkait dengan kedinasan, meliputi:

1. hadiah langsung/undian, rabat (diskon),

voucher, point rewards, atau sovenir yang

Berlaku Umum;

2. prestasi akademis atau non akademis

(kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan

biaya sendiri;

3. keuntungan/bunga dari penempatan dana,

investasi atau kepemilikan saham pribadi yang

Berlaku Umum;

4. kompensasi atas profesi di luar Kedinasan yang

tidak terkait dengan tugas fungsi dan ASN

BNPP, dan tidak Mempunyai Benturan

Kepentingan serta tidak melanggar kode etik

pegawai;

5. pemberian karena hubungan keluarga sedarah

dalam garis keturunan lurus 2 (dua) derajat

atau dalam garis keturunan ke samping 1 (satu)

derajat sepanjang tidak Mempunyai Benturan

Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;

6. pemberian karena hubungan keluarga semenda

dalam garis keturunan lurus 1 (satu) derajat

atau dalam garis keturunan kesamping 1 (satu)

derajat sepanjang tidak Mempunyai Benturan

Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;

7. pemberian yang berasal dari Pihak Lain sebagai

hadiah pada perayaan perkawinan, khitanan

anak, ulang tahun, kegiatan

www.peraturan.go.id

Page 8: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -8-

keagamaan/adat/tradisi, dengan nilai

keseluruhan paling banyak Rp1.000.000,00

(satu juta rupiah) dari masing-masing pemberi

pada setiap kegiatan atau peristiwa yang

bersangkutan dan bukan dari Pihak yang

Mempunyai Benturan Kepentingan dengan

penerima Gratifikasi;

8. pemberian dari Pihak Lain terkait dengan

musibah dan bencana, dan bukan dari Pihak

yang Mempunyai Benturan Kepentingan dengan

penerima Gratifikasi;

9. pemberian dari sesama rekan kerja, baik dari

atasan, rekan setingkat atau bawahan yang

tidak dalam bentuk uang, dengan nilai

maksimal Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah)

per acara/peristiwa dengan batasan nilai

maksimal Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah)

dalam 1 (satu) tahun dari masing-masing

pemberi, dalam rangka:

a) promosi jabatan; dan/atau

b) pindah/mutasi tempat kerja.

BAB III

TIM PENGENDALI GRATIFIKASI

Bagian Kesatu

Pembentukan dan Kedudukan

Pasal 5

(1) Dalam rangka menunjang pelaksanaan pengendalian

Gratifikasi di Lingkungan BNPP, dapat dibentuk TPG

BNPP.

(2) TPG BNPP berkedudukan di BNPP.

(3) TPG BNPP ditetapkan dengan Keputusan Kepala BNPP.

www.peraturan.go.id

Page 9: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -9-

Bagian Kedua

Tugas, Fungsi, dan Tanggung Jawab TPG

Pasal 6

(1) TPG BNPP mempunyai tugas dan fungsi dibidang

kepatuhan internal BNPP.

(2) TPG BNPP terdiri atas ASN BNPP dari masing-masing

perwakilan unit kerja di Lingkungan BNPP.

Pasal 7

TPG BNPP melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawab

pelaksanaan pengendalian Gratifikasi di Lingkungan BNPP

sebagai berikut:

a. mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan

pengendalian Gratifikasi di Lingkungan BNPP;

b. menyampaikan laporan semesteran pengendalian

Gratifikasi kepada Kepala BNPP melalui Sekretaris BNPP;

c. melaksanakan koordinasi, konsultasi dan surat

menyurat dengan KPK atas nama Kepala BNPP dalam

pelaksanaan ketentuan pengendalian Gratifikasi;

d. menyiapkan dan mengoordinasikan pelaporan Gratifikasi

melalui aplikasi;

e. memberikan saran dan pertimbangan terkait Gratifikasi

pada masing-masing unit kerja di Lingkungan BNPP;

f. menerima laporan adanya Gratifikasi dan melakukan

verifikasi kelengkapan dan analisis atas laporan

Gratifikasi yang bersangkutan;

g. meminta keterangan kepada Pelapor dalam hal

diperlukan;

h. memberikan rekomendasi dan menetapkan status

Gratifikasi terkait Kedinasan;

i. menyusun rekapitulasi laporan penanganan Gratifikasi

di masing-masing unit kerja dan menyampaikan secara

berjenjang kepada ketua TPG BNPP dengan tembusan

KPK;

j. menindaklanjuti rekomendasi KPK dalam hal

penanganan dan pemanfaatan Gratifikasi;

www.peraturan.go.id

Page 10: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -10-

k. memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan

pemanfaatan Gratifikasi yang diberikan oleh KPK;

l. memberikan informasi dan data terkait penanganan serta

perkembangan system pengendalian Gratifikasi sebagai

bahan pertimbangan (management tools) bagi pimpinan

instansi dalam penentuan kebijakan dan strategi

pengendalian;

m. melakukan sosialisasi/internalisasi atas ketentuan

Gratifikasi atau penerapan pengendalian Gratifikasi;

n. melakukan langkah monitoring ke KPK terkait penetapan

status barang Gratifikasi apabila diperlukan; dan

o. menyusun dan mengevaluasi rencana aksi dan daftar

titik rawan Gratifikasi di Lingkungan unit kerja masing-

masing.

BAB IV

PELAPORAN GRATIFIKASI

Bagian Kesatu

Mekanisme Pelaporan Gratifikasi Melalui TPG

Pasal 8

(1) Pelapor harus menyampaikan laporan penerimaan atau

penolakan Gratifikasi kepada TPG BNPP dalam waktu 7

(tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan atau

penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir

laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf A

yang merupakan bagian tidak terpisah dari Keputusan

Kepala Badan ini.

(2) Penyampaian laporan penolakan atau penerimaan

Gratifikasi kepada TPG BNPP dengan menggunakan

formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku

sampai dengan tersedianya aplikasi pelaporan Gratifikasi

secara online.

(3) TPG BNPP melakukan verifikasi atas kelengkapan

laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

www.peraturan.go.id

Page 11: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -11-

(4) Laporan Gratifikasi dianggap lengkap apabila memuat

informasi paling kurang:

a. nama dan alamat Pelapor dan pemberi Gratifikasi;

b. jabatan pelapor Gratifikasi;

c. tempat dan waktu penerimaan dan/atau penolakan

Gratifikasi;

d. uraian jenis Gratifikasi yang diterima dan/atau

ditolak, dan melampirkan bukti dalam bentuk

sampel atau foto apabila tersedia;

e. nilai atau taksiran nilai Gratifikasi yang diterima

dan/atau ditolak; dan

f. kronologis penerimaan dan/atau penolakan

Gratifikasi.

(5) Dalam hal laporan Gratifikasi sebagaimana dimaksud

pada Pasal 7 ayat (3) dianggap belum lengkap, TPG BNPP

menyampaikan permintaan agar Pelapor melengkapi

laporan paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permintaan

kelengkapan data diterima

(6) Penyampaian laporan dinyatakan sah apabila Pelapor

telah mendapat bukti tanda terima penyampaian laporan

dari TPG BNPP sesuai dengan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran huruf B yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

Pasal 9

(1) Dalam hal barang Gratifikasi yang diterima berupa

makanan/minuman yang sifatnya mudah rusak atau

memiliki masa kadaluarsa yang singkat, penerima

Gratifikasi dapat langsung menyalurkan barang

Gratifikasi tersebut ke panti asuhan, panti jompo, atau

tempat sosial lainnya.

(2) Dokumentasi penyaluran sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilampirkan dalam formulir Gratifikasi dalam

bentuk foto dan/atau tanda terima penyerahan barang.

www.peraturan.go.id

Page 12: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -12-

Bagian Kedua

Mekanisme Pelaporan Gratifikasi Kepada KPK

Pasal 10

(1) Dalam hal lebih dari 7 (tujuh) hari kerja sejak Gratifikasi

diterima belum dilaporkan, maka laporan dilakukan

secara langsung kepada KPK paling lambat 30 (tiga

puluh) hari kerja sejak tanggal Gratifikasi diterima.

(2) Salinan bukti atas penyampaian laporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diserahkan oleh penerima

Gratifikasi kepada TPG BNPP paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja setelah laporan penerimaan Gratifikasi

disampaikan kepada KPK.

Pasal 11

(1) Laporan Gratifikasi langsung kepada KPK disampaikan

dengan cara:

a. langsung ke kantor KPK oleh penerima Gratifikasi

atau orang yang mendapat kuasa tertulis dari

penerima Gratifikasi; dan/atau

b. melalui pos, e-mail, atau situs KPK (online).

(2) Formulir laporan Gratifikasi dapat diperoleh melalui:

a. Kantor KPK;

b. TPG BNPP; dan/atau

c. Website KPK.

BAB V

PENANGANAN LAPORAN GRATIFIKASI DAN PELAPORAN

HASIL PENANGANAN OLEH TPG

Bagian Kesatu

Penanganan Laporan Gratifikasi dari Penerimaan Gratifikasi

Pasal 12

(1) TPG BNPP melakukan penanganan terhadap laporan

penerimaan Gratifikasi sebagai berikut:

www.peraturan.go.id

Page 13: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -13-

a. meminta keterangan kepada pihak terkait dalam hal

memerlukan tambahan informasi yang dituangkan

dalam berita acara format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran huruf C yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

b. melakukan analisis dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf D

dan Lampiran huruf E yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

c. analisis laporan Gratifikasi sebagaimana dimaksud

pada huruf b dilakukan oleh petugas TPG BNPP

dengan mengacu pada laporan Gratifikasi, berita

acara permintaan keterangan, dan/atau informasi

lain yang relevan.

d. ketua TPG BNPP mereviu dan memberikan

persetujuan atas hasil analisis sebagaimana

dimaksud pada huruf c.

e. persetujuan rekomendasi sebagaimana dimaksud

pada huruf d selanjutnya disampaikan kepada KPK

paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal laporan

Gratifikasi diterima.

(2) TPG BNPP dapat tidak menindaklanjuti penanganan

laporan Gratifikasi, dalam hal sebagai berikut:

a. Pelapor tidak menyampaikan laporan secara lengkap

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4);

b. Pelapor tidak melengkapi informasi dalam jangka

waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat

(5);

c. sedang dilakukan penyelidikan, penyidikan, atau

penuntutan tindak pidana korupsi; dan/atau

d. Laporan Gratifikasi disampaikan karena adanya

temuan dari Inspektorat Jenderal/Badan Pemeriksa

Keuangan.

www.peraturan.go.id

Page 14: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -14-

Bagian Kedua

Penanganan Laporan Gratifikasi selain dari Penerima

Gratifikasi

Pasal 13

(1) TPG BNPP hanya memproses laporan Gratifikasi oleh

penerima Gratifikasi dan/atau orang lain yang mendapat

kuasa secara tertulis.

(2) Laporan Gratifikasi selain oleh penerima Gratifikasi

dan/atau orang lain yang mendapat kuasa secara

tertulis, disampaikan kepada unit yang menangani

pengaduan dan/atau whistleblowing system untuk

diproses sebagaimana ketentuan yang berlaku.

Bagian Ketiga

Pelaporan Hasil Penanganan Gratifikasi

Pasal 14

(1) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf

I disusun dengan menggunakan format sebagimana

tercantum dalam Lampiran huruf F yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

(2) Rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan setiap awal bulan secara berjenjang kepada

TPG BNPP dengan tembusan kepada KPK.

(3) Penyampaian rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) paling lambat tanggal 15 Juli untuk

penyampaian laporan semester I dan tanggal 15 Januari

tahun berikutnya untuk penyampaian laporan semester

II.

(4) Dalam hal penyampaian rekapitulasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) jatuh pada hari libur, maka batas

waktu penyampaian rekapitulasi semesteran dilakukan

paling lambat pada hari kerja pertama setelah tanggal 15

Juli dan 15 Januari.

(5) TPG BNPP menyampaikan laporan penanganan

Gratifikasi di Lingkungan BNPP kepada Kepala BNPP

www.peraturan.go.id

Page 15: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -15-

secara semesteran paling lambat tanggal 1 Agustus

untuk penyampaian laporan semester I dan tanggal 1

Februari tahun berikutnya untuk penyampaian laporan

semester II.

BAB VI

PENETAPAN STATUS BARANG GRATIFIKASI

Bagian Kesatu

Ketentuan Umum Barang Gratifikasi

Pasal 15

(1) Barang Gratifikasi harus disimpan oleh penerima

Gratifikasi sampai dengan penetapan status barang

Gratifikasi oleh KPK.

(2) Penerima Gratifikasi bertanggung jawab dalam hal

barang Gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

hilang dan/atau rusak.

Bagian Kedua

Penetapan Status Barang Gratifikasi oleh KPK

Pasal 16

(1) Penetapan status kepemilikan barang Gratifikasi

dilakukan dengan Keputusan KPK.

(2) Dalam hal Keputusan KPK disampaikan secara langsung

kepada Pelapor, Pelapor wajib menyampaikan

tembusan/salinan Keputusan KPK sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) kepada TPG BNPP unit kerja

yang bersangkutan paling lama 5 (lima) hari kerja

terhitung sejak tanggal penerimaan surat.

(3) Dalam hal Keputusan KPK disampaikan kepada TPG

BNPP, TPG BNPP menyampaikan Keputusan KPK kepada

Pelapor paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak

tanggal penerimaan surat.

www.peraturan.go.id

Page 16: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -16-

Bagian Ketiga

Penetapan Status Barang Gratifikasi oleh TPG

Pasal 17

(1) Penetapan status kepemilikan barang Gratifikasi

dilakukan dengan surat dari TPG BNPP

(2) TPG BNPP menyampaikan surat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) kepada Pelapor paling lama 5 (lima) hari

kerja terhitung sejak tanggal ditetapkan.

BAB VII

PENYERAHAN BARANG GRATIFIKASI

Bagian Kesatu

Penyerahan Barang Gratifikasi

yang ditetapkan menjadi milik penerima

Pasal 18

Dalam hal Gratifikasi ditetapkan menjadi milik Penerima,

barang Gratifikasi menjadi hak milik Penerima terhitung sejak

tanggal ditetapkan.

Bagian Kedua

Penyerahan Barang Gratifikasi

yang ditetapkan menjadi milik negara

Pasal 19

(1) Dalam hal Gratifikasi ditetapkan menjadi milik Negara,

penerima Gratifikasi wajib menyerahkan barang

Gratifikasi kepada KPK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja

terhitung sejak tanggal ditetapkan.

(2) Penyerahan barang Gratifikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. apabila Gratifikasi dalam bentuk uang, maka

penerima Gratifikasi menyetorkan ke rekening KPK

dan menyampaikan bukti penyetoran kepada KPK

www.peraturan.go.id

Page 17: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -17-

dengan ditembuskan kepada TPG BNPP di masing-

masing unit kerja.

b. apabila Gratifikasi dalam bentuk selain uang, maka

penerima Gratifikasi menyerahkan kepada:

1) Biro Keuangan, Umum, dan Hubungan

Masyarakat dan/atau Biro Hukum, Organisasi,

dan Kepegawaian atau TPG BNPP; atau

2) KPK dengan menyampaikan bukti penyerahan

kepada TPG BNPP

Bagian Ketiga

Penyerahan Barang Gratifikasi

yang ditetapkan menjadi milik unit kerja

Pasal 20

(1) Dalam hal Gratifikasi ditetapkan menjadi milik unit

kerja, penerima Gratifikasi wajib menyerahkan barang

Gratifikasi kepada TPG BNPP paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja terhitung sejak tanggal ditetapkan.

(2) TPG BNPP memberikan tanda terima atas penyerahan

barang Gratifikasi dengan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran huruf G yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Badan ini.

(3) TPG BNPP menentukan pemanfaatan barang Gratifikasi

tersebut dengan menggunakan lembar pengecekan

(checklist) penentuan manfaat barang Gratifikasi

sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf H yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Badan ini.

(4) TPG BNPP melakukan pemantauan atas pemanfaatan

barang Gratifikasi.

www.peraturan.go.id

Page 18: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -18-

BAB VIII

PERLINDUNGAN DAN SANKSI

Bagian Kesatu

Perlindungan

Pasal 21

(1) TPG BNPP wajib memberikan perlindungan kepada

Pelapor Gratifikasi.

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa menjaga kerahasiaan identitas Pelapor

Gratifikasi.

(3) Indentitas Pelapor Gratifikasi hanya dapat diungkap

untuk keperluan bahan pertimbangan (management

tools), TPG BNPP, dan KPK.

Bagian Kedua

Sanksi

Pasal 22

Pengenaan sanksi kepada ASN BNPP yang menerima

Gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan dan yang

berlawanan dengan kewajiban atau tugas yang bersangkutan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

mengenai pemberantasan tindak pidana korupsi.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

www.peraturan.go.id

Page 19: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -19-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 26 September 2018

MENTERI DALAM NEGERI SELAKU

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA

PERBATASAN,

ttd

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 13 Desember 2018

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

Page 20: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -20-

www.peraturan.go.id

Page 21: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -21-

www.peraturan.go.id

Page 22: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -22-

www.peraturan.go.id

Page 23: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -23-

www.peraturan.go.id

Page 24: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -24-

www.peraturan.go.id

Page 25: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -25-

www.peraturan.go.id

Page 26: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -26-

www.peraturan.go.id

Page 27: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -27-

www.peraturan.go.id

Page 28: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -28-

www.peraturan.go.id

Page 29: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -29-

www.peraturan.go.id

Page 30: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -30-

www.peraturan.go.id

Page 31: BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1651-2018.pdf · penolakan Gratifikasi dengan menggunakan formulir laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran

2018, No.1651 -31-

www.peraturan.go.id