berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn243-2017.pdf ·...

66
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.243, 2017 KEMEN-LHK. Pelaksanaan Perjalanan Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri, telah diatur ketentuan- ketentuan mengenai perjalanan dinas luar negeri; b. bahwa agar perjalanan dinas luar negeri dapat dilaksanakan secara lebih tertib, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab, perlu mengatur Pedoman Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, www.peraturan.go.id

Upload: phungkiet

Post on 21-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA NEGARA

REPUBLIK INDONESIA No.243, 2017 KEMEN-LHK. Pelaksanaan Perjalanan Dinas.

Pedoman.

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

164/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Perjalanan Dinas Luar Negeri, telah diatur ketentuan-

ketentuan mengenai perjalanan dinas luar negeri;

b. bahwa agar perjalanan dinas luar negeri dapat

dilaksanakan secara lebih tertib, efisien, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab, perlu mengatur

Pedoman Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri

Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang

Pedoman Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri

Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -2-

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3419);

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4412);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4246);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5059);

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5432);

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -3-

8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5423);

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

10. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

17);

11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

713);

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2015

tentang Tata Cara Pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar

Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1272);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI LINGKUP KEMENTERIAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Perjalanan Dinas Luar Negeri yang selanjutnya disebut

Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan ke

luar dan/atau masuk wilayah Republik Indonesia,

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -4-

termasuk perjalanan di luar wilayah Republik Indonesia

untuk kepentingan dinas/negara.

2. Perjalanan Dinas Jabatan adalah Perjalanan Dinas dalam

rangka melaksanakan tugas dari tempat kedudukan ke

tempat yang dituju dan kembali ke tempat kedudukan

semula berdasarkan surat tugas Perjalanan Dinas

Jabatan.

3. Menteri adalah pejabat yang bertanggung jawab atas

pengelolaan keuangan Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan.

4. Pejabat Eselon I adalah Inspektur Jenderal/Direktur

Jenderal/Kepala Badan Lingkup Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan.

5. Kementerian adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

6. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga

negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar 1945 dan Pejabat Negara yang ditentukan oleh

Undang-Undang.

7. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS

adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat

tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara

secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk

menduduki jabatan pemerintahan.

8. Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang

selanjutnya disingkat PPPK adalah Warga Negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat

berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu

dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

9. Pejabat Lainnya adalah pejabat yang diangkat berdasarkan

Undang-Undang selain Pejabat Negara;

10. Pihak Lain adalah seseorang yang ditunjuk oleh Pejabat

Penerbit Surat Tugas untuk membantu tugas-tugas

Kementerian selain Pejabat Negara, PNS, PPPK, anggota

Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia (POLRI), dan Pejabat Lainnya

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -5-

yang melakukan Perjalanan Dinas termasuk keluarga yang

sah dan pengikut.

11. Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang

selanjutnya disebut Perwakilan adalah Perwakilan

diplomatik dan Perwakilan konsuler Republik Indonesia

yang secara resmi mewakili dan memperjuangkan

kepentingan bangsa, negara, dan Pemerintah Republik

Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau

pada organisasi internasional.

12. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA

adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari pengguna

anggaran untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan

tanggung jawab penggunaan anggaran pada

Kantor/Satuan Kerja Kementerian.

13. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat

PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh

pengguna anggaran/KPA untuk mengambil keputusan

dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan

pengeluaran Anggaran Belanja Negara Kantor/Satuan

Kerja Kementerian.

14. Surat Perjalanan Dinas yang selanjutnya disingkat SPD

adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK dalam rangka

pelaksanaan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, PNS,

PPPK, anggota TNI, anggota POLRI, Pejabat Lainnya, dan

Pihak Lain.

15. Pelaksana SPD adalah Pejabat Negara, PNS, PPPK, anggota

TNI, anggota POLRI, Pejabat Lainnya, dan Pihak Lain yang

melaksanakan Perjalanan Dinas.

16. Lumpsum adalah suatu jumlah uang yang telah dihitung

terlebih dahulu berdasarkan perkiraan biaya Perjalanan

dinas yang dapat dibayarkan sekaligus sebelum atau

sesudah pelaksanaan Perjalanan Dinas.

17. Biaya Riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan

bukti pengeluaran yang sah.

18. Perhitungan Rampung adalah perhitungan biaya

Perjalanan Dinas yang dihitung sesuai biaya Perjalanan

Dinas yang dikeluarkan secara nyata dalam rangka

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -6-

pelaksanaan Perjalanan Dinas sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

19. Tempat Bertolak di Dalam Negeri adalah kota tertentu

dimana dilakukan pemeriksaan imigrasi yang diterakan

dalam dokumen Perjalanan Dinas sebelum meninggalkan

wilayah Republik Indonesia.

20. Tempat Kedatangan di Dalam Negeri adalah kota di dalam

negeri tempat kedatangan dari luar negeri.

21. Tempat Kedudukan di Luar Negeri adalah kota tempat

satuan kerja/kantor berada di luar negeri.

22. Tempat Tujuan di Luar Negeri adalah kota di luar negeri

tempat tujuan Perjalanan Dinas di luar negeri.

23. Tempat Tujuan di Dalam Negeri adalah kota di dalam

negeri tempat tujuan Perjalanan Dinas dari luar negeri.

24. Tempat Tujuan Pindah di Luar Negeri adalah kota tempat

tujuan pindah di luar negeri.

25. Tempat Tujuan Pindah di Dalam Negeri adalah kota

tempat tujuan pindah di dalam negeri.

26. Pengumandahan (Detasering) adalah penugasan

sementara waktu di luar negeri.

27. Moda Transportasi adalah alat angkutan yang digunakan

dalam melaksanakan Perjalanan Dinas.

28. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk

menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan

dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

belanja negara dalam rangka pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada

Kantor/Satuan Kerja Kementerian.

29. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut

Pembayaran LS adalah pembayaran yang dilakukan

langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak

lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan,

surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui

penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.

30. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah

uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan

kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -7-

operasional sehari-hari satuan kerja atau membiayai

pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak

mungkin dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS.

31. Standar Biaya Masukan adalah satuan biaya yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal

(chief financial officer) untuk menyusun biaya komponen

keluaran (output).

32. Surat Tugas adalah surat penugasan Perjalanan Dinas

yang diterbitkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk

kepada Pelaksana SPD di lingkup Kementerian atau luar

Kementerian/Lembaga yang pejabat/ pegawainya

diikutsertakan.

33. Surat Persetujuan Perjalanan Dinas yang selanjutnya

disebut Surat Persetujuan adalah surat pemberian izin

untuk melaksanakan Perjalanan Dinas yang diterbitkan

oleh Presiden atau pejabat yang ditunjuk atau izin untuk

meninggalkan wilayah kerja di luar negeri yang diterbitkan

oleh Menteri Luar Negeri atau Kepala Perwakilan.

34. Exit Permit atau Izin Berangkat Ke Luar Negeri adalah izin

yang diberikan kepada Warga Negara Indonesia

pemegang paspor Republik Indonesia yang akan

melakukan Perjalanan Dinas yang diterbitkan oleh Menteri

Luar Negeri atau pejabat yang ditunjuk.

35. Misi/Delegasi Republik Indonesia adalah perutusan resmi

Pemerintah Republik Indonesia yang diberi tugas tertentu

atau ke suatu Konferensi Internasional oleh Pemerintah

Indonesia untuk kepentingan Negara Indonesia.

BAB II

RUANG LINGKUP PERJALANAN DINAS

Pasal 2

(1) Peraturan Menteri ini mengatur mengenai pelaksanaan

dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi Pejabat

Negara, PNS, PPPK, Anggota TNI, Anggota POLRI, Pejabat

Lainnya, dan Pihak Lain yang dibebankan pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Kementerian.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -8-

(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan dan pertanggung-

jawaban Perjalanan Dinas oleh Pejabat Negara,

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi:

a. Menteri dan jabatan setingkat menteri; dan

b. Pejabat Negara Lainnya yang ditentukan oleh Undang-

Undang.

BAB III

PRINSIP PERJALANAN DINAS

Pasal 3

Perjalanan Dinas Luar Negeri dilaksanakan dengan

memperhatikan prinsip sebagai berikut:

a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi

dan prioritas yang berkaitan dengan penyelenggaraan

pemerintahan;

b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian

kinerja Kementerian;

c. efisiensi dan efektivitas penggunaan belanja negara; dan

d. transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Perjalanan

Dinas Luar Negeri, khususnya dalam pemberian perintah

dan pembebanan biaya Perjalanan Dinas Luar Negeri.

BAB IV

JENIS PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4

Jenis Perjalanan Dinas Luar Negeri terdiri atas:

a. Perjalanan Dinas Jabatan; dan

b. Perjalanan Dinas Pindah.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -9-

Bagian Kedua

Perjalanan Dinas Jabatan

Pasal 5

Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf a meliputi:

a. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan oleh

Pelaksana SPD di lingkup Kementerian atas beban

anggaran Kementerian; dan/atau

b. Perjalanan Dinas Jabatan yang dilaksanakan oleh

Pelaksana SPD di luar Kementerian/Lembaga atas beban

anggaran Kementerian.

Pasal 6

(1) Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan dilakukan sesuai

dengan target kinerja Kementerian.

(2) Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas:

a. Perjalanan Dinas dari Tempat Bertolak di Dalam Negeri

ke 1 (satu) atau lebih Tempat Tujuan di Luar Negeri

dan kembali ke Tempat Bertolak di Dalam Negeri;

b. Perjalanan Dinas dari Tempat Kedudukan di Luar

Negeri ke Tempat Tujuan di Luar Negeri lainnya dan

kembali ke Tempat Kedudukan di Luar Negeri;

c. Perjalanan Dinas dari Tempat Kedudukan di Luar

Negeri ke Tempat Tujuan di Dalam Negeri dan kembali

ke Tempat Kedudukan di Luar Negeri; atau

d. Perjalanan Dinas dari Tempat Kedudukan di Luar

Negeri ke Tempat Tujuan di Dalam Negeri dilanjutkan

ke Tempat Tujuan di Luar Negeri lainnya dan kembali

ke Tempat Kedudukan di Luar Negeri.

(3) Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilakukan untuk keperluan sebagai berikut:

a. melaksanakan tugas dan fungsi yang melekat pada

jabatan;

b. mengikuti tugas belajar di Luar Negeri dalam rangka

menempuh pendidikan formal setingkat Strata 1,

Strata 2, Strata 3, dan post doctoral;

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -10-

c. mendapatkan pengobatan di Luar Negeri berdasarkan

Keputusan Menteri;

d. menjemput atau mengantar jenazah Pejabat Negara

Lainnya, PNS, Pejabat Lainnya, dan Pihak Lain yang

meninggal dunia di Luar Negeri karena menjalankan

tugas Negara;

e. mengikuti kegiatan magang di Luar Negeri;

f. melaksanakan Pengumandahan (Detasering);

g. mengikuti konferensi/sidang internasional, seminar,

lokakarya, studi banding, dan kegiatan-kegiatan yang

sejenis;

h. mengikuti dan/atau melaksanakan pameran dan

promosi; atau

i. mengikuti training, pendidikan dan pelatihan, kursus

singkat (short course), penelitian, atau kegiatan sejenis.

Pasal 7

(1) Sebelum dilakukan Perjalanan Dinas Jabatan, Menteri

atau Pejabat Eselon I menerbitkan Surat Tugas bagi

pelaksana SPD di lingkup Kementerian.

(2) Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

diterbitkan:

a. Menteri untuk perjalanan dinas jabatan yang

dilaksanakan oleh:

1. Menteri dan jabatan setingkat menteri;

2. Pejabat Negara Lainnya; atau

3. Pejabat Eselon I atau yang disetarakan.

b. Pejabat Eselon I untuk perjalanan dinas jabatan yang

dilaksanakan oleh:

1. Pejabat Eselon II;

2. Pejabat Eselon III;

3. Pejabat Eselon IV;

4. Pejabat Lainnya;

5. Pejabat Fungsional Umum/Pejabat Fungsional

Tertentu;

6. Anggota TNI/Anggota POLRI;

7. PPPK; dan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -11-

8. Pihak Lain.

(3) Penerbitan Surat Tugas untuk pelaksana SPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b angka 7 dan

angka 8, dapat didelegasikan kepada Kepala Satuan Kerja

dengan Surat Keputusan.

(4) Setelah ditetapkan Surat Tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan ayat (3), selanjutnya mengajukan

permohonan izin berupa Surat Persetujuan kepada

Kementerian Sekretariat Negara melalui Biro Kerjasama

Luar Negeri Kementerian.

Pasal 8

(1) Dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan,

Kementerian dapat mengikutsertakan Pelaksana SPD dari

luar Kementerian/Lembaga.

(2) Pengikutsertaan Pelaksana SPD dari luar Kementerian/

Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi Pihak

Lain berupa Surat Persetujuan yang diterbitkan oleh:

a. Atasan Pihak Lain, bagi yang memiliki atasan; atau

b. Menteri yang mengikutsertakan atau pejabat yang

ditunjuk, bagi Pihak Lain yang tidak memiliki atasan.

(3) Surat Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

sebagai dasar untuk penerbitan Surat Tugas Pelaksana

SPD.

(4) Dalam hal Pelaksana SPD di lingkup Kementerian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mengikuti

kegiatan/menghadiri acara yang mensyaratkan

mengikutsertakan istri/suami, dapat didampingi oleh

istri/suami sebagai Pihak Lain.

Pasal 9

(1) Surat Tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)

dan Pasal 8 ayat (3) paling sedikit mencantumkan hal-hal

sebagai berikut:

a. pemberi tugas;

b. pelaksana tugas;

c. uraian tugas;

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -12-

d. sumber pembiayaan;

e. waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan

tugas pergi-pulang;

f. waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas;

g. tempat pelaksanaan tugas;

h. target kinerja atau hasil yang akan dicapai; dan

i. kewajiban untuk menyampaikan laporan pelaksanaan

tugas kepada Pejabat Penerbit Surat Tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dan

Pasal 8 ayat (3).

(2) Waktu perjalanan yang diperlukan untuk pelaksanaan

tugas pergi-pulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf e, meliputi: ·

a. waktu yang digunakan oleh Moda Transportasi;

b. waktu transit; dan/atau

c. waktu tempuh dari bandara/stasiun/pelabuhan/

terminal bus ke Tempat Tujuan di Luar Negeri atau

Tempat Tujuan di Dalam Negeri dan kembali ke

Tempat Bertolak di Dalam Negeri atau Tempat

Kedudukan di Luar Negeri.

(3) Lamanya waktu transit sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf b dihitung sebagai waktu perjalanan apabila

diperlukan transit.

(4) Perhitungan waktu perjalanan yang diperlukan untuk

pelaksanaan tugas pergi-pulang sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) sebagai berikut:

a. lama perjalanan 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh

empat) jam dihitung 1 (satu) hari;

b. lama perjalanan 25 (dua puluh lima) sampai dengan 48

(empat puluh delapan) jam dihitung 2 (dua) hari; dan

c. lama perjalanan 49 (empat puluh sembilan) sampai

dengan 72 (tujuh puluh dua) jam dihitung 3 (tiga) hari.

(5) Surat Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat

sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran I yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -13-

Pasal 10

(1) Berdasarkan Surat Tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 ayat (1), Menteri mengajukan permohonan izin

berupa Surat Persetujuan kepada Presiden atau pejabat

yang ditunjuk untuk Perjalanan Dinas Jabatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a.

(2) Berdasarkan Surat Tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 Ayat (1) dan Pasal 8 ayat (3), Menteri yang

mengikut sertakan mengajukan permohonan izin berupa

Surat Persetujuan kepada Presiden atau pejabat yang

ditunjuk untuk Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a.

Pasal 11

Tata cara pengajuan permohonan izin berupa Surat

Persetujuan untuk Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai

administrasi perjalanan dinas luar negeri.

Pasal 12

(1) Berdasarkan Surat Tugas dan Surat Persetujuan, Menteri

atau pejabat yang ditunjuk mengajukan permohonan

Paspor dan/atau Exit Permit atau Izin Berangkat ke Luar

Negeri kepada Menteri Luar Negeri atau pejabat yang

ditunjuk, melalui Biro Kerjasama Luar Negeri

Kementerian.

(2) Tata cara pengajuan permohonan Paspor dan Exit Permit

atau Izin Berangkat ke Luar Negeri sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

mengenai pengajuan permohonan paspor dan penerbitan

izin berangkat ke luar negeri.

Pasal 13

(1) Berdasarkan Surat Tugas, Surat Persetujuan, Paspor, dan

Exit Permit atau Izin Berangkat ke Luar Negeri, PPK pada

Kementerian/Satuan Kerja menerbitkan SPD.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -14-

(2) SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sesuai dengan

format tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Dalam penerbitan SPD, PPK menetapkan golongan

Pelaksana SPD dan klasifikasi Moda Transportasi.

Bagian Ketiga

Perjalanan Dinas Pindah

Pasal 14

(1) Perjalanan Dinas Pindah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf b dilakukan berdasarkan Surat Keputusan

Pindah.

(2) Surat Keputusan Pindah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diterbitkan oleh pejabat yang berwenang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Surat Keputusan Pindah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diterbitkan setelah adanya Surat Pengangkatan/

Surat Pemberhentian dari Presiden atau Menteri Luar

Negeri.

Pasal 15

(1) Berdasarkan Surat Keputusan Pindah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), Menteri atau pejabat

yang ditunjuk, mengajukan permohonan Surat

Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

(2) Berdasarkan Surat Keputusan Pindah dan Surat

Persetujuan, Menteri atau pejabat yang ditunjuk

mengajukan paspor dan/atau Exit Permit atau Izin

Berangkat ke Luar Negeri sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12.

(3) Surat Keputusan Pindah, Surat Persetujuan, paspor, dan

Exit Permit atau Izin Berangkat ke Luar Negeri menjadi

dasar diterbitkannya SPD.

(4) SPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sesuaidengan

format tercantum dalam Lampiran II yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -15-

Pasal 16

(1) Perjalanan Dinas Pindah dilaksanakan oleh:

a. PNS, dan Pejabat Lainnya; dan/atau,

b. Pihak Lain.

(2) Pihak Lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

terdiri atas:

a. keluarga yang sah; dan/atau

b. pengikut.

(3) Perjalanan Dinas Pindah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dalam hal:

a. PNS, dan Pejabat Lainnya melaksanakan tugas tetap

dari dalam negeri ke Perwakilan;

b. PNS, dan Pejabat Lainnya melaksanakan tugas tetap

dari suatu Perwakilan ke Perwakilan lainnya;

c. PNS, dan Pejabat Lainnya telah menyelesaikan tugas

tetap dari Perwakilan ke dalam negeri; atau

d. Keluarga yang sah dari PNS, dan Pejabat Lainnya yang

meninggal dunia dipulangkan dari tempat tugas yang

terakhir di Perwakilan ke dalam negeri.

(4) Keluarga yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, terdiri atas:

a. Istri/suami yang sah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan mengenai perkawinan;

b. Anak kandung, anak tiri, dan anak angkat yang sah

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,

yang berumur paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun

pada waktu berangkat, belum pernah menikah, dan

tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan

c. Anak kandung, anak tiri, dan anak angkat yang sah

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,

yang berumur lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun,

yang menurut surat keterangan dokter menyandang

difabel dan tidak mempunyai penghasilan sendiri.

(5) Selain keluarga yang sah sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Pelaksana SPD diperkenankan membawa

pengikut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -16-

khusus untuk Atase Kementerian dapat membawa 1 (satu)

orang nurse/pengasuh anak.

(6) Nurse/pengasuh anak sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) dapat diikutsertakan sebagai pengikut Pelaksana SPD,

dalam hal Pelaksana SPD membawa:

a. anak yang masih berusia dibawah 13 (tiga belas)

tahun; dan/atau

b. anak yang menurut surat keterangan dokter

menyandang difabel.

(7) Dalam hal jumlah anak menurut surat keterangan Dokter

dinyatakan difabel lebih dari 1 (satu) anak, maka jumlah

nurse/pengasuh anak sebagaimana dimaksud pada ayat

(6) huruf b sesuai dengan jumlah anak difabel dimaksud.

BAB V

BIAYA PERJALANAN DINAS

Bagian Kesatu

Biaya Perjalanan Dinas Jabatan

Pasal 17

(1) Biaya Perjalanan Dinas Jabatan dibebankan pada Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian/ Satuan

Kerja.

(2) Biaya Perjalanan Dinas Jabatan terdiri atas komponen

sebagai berikut:

a. biaya transportasi;

b. uang harian;

c. uang representasi;

d. biaya asuransi perjalanan; dan/atau

e. biaya pemetian dan angkutan jenazah.

(3) Biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a terdiri atas:

a. biaya transportasi dalam rangka Perjalanan Dinas

Jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat

(3), termasuk biaya transportasi ke terminal bus/

stasiun/bandar udara/pelabuhan dan biaya

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -17-

transportasi dari terminal bus/stasiun/bandar

udara/pelabuhan;

b. airport tax dan retribusi yang dipungut di terminal

bus/stasiun/bandar udara/pelabuhan keberangkatan

dan kepulangan;

c. biaya aplikasi visa; dan

d. biaya lainnya dalam rangka melaksanakan Perjalanan

Dinas sepanjang dipersyaratkan di negara penerima.

(4) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

terdiri atas:

a. biaya penginapan;

b. uang makan;

c. uang saku; dan

d. uang transportasi lokal.

(5) Uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

diberikan juga untuk waktu perjalanan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) paling tinggi sebesar 40%

(empat puluh persen) dari tarif uang harian.

(6) Uang harian dan biaya penginapan selama di dalam negeri

untuk jenis Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c dan huruf d,

diberikan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan

Menteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam

negeri.

(7) Dalam hal biaya transpotasi dan penginapan perjalanan

dinas ditanggung oleh pihak penyelenggara, pelaksana

SPD diberikan uang harian setinggi-tingginya sebesar 30%

dari standar biaya uang harian.

(8) Uang representasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf c diberikan dan dikuasakan kepada pejabat yang

ditugaskan sebagai Ketua Misi/Delegasi Republik

Indonesia (DELRI), dan digunakan untuk membiayai

operasional Tim Misi/Delegasi selama melaksanakan tugas

di Luar Negeri, dengan besaran uang representasi diatur

sebagai berikut:

a. Ketua DELRI Menteri/setingkat Menteri setinggi-

tingginya US$ 4,000. per Tim Misi/Tim Delegasi;

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -18-

b. Ketua DELRI Pejabat Eselon I/setingkat Eselon I

setinggi-tingginya US$ 2,000. per Tim Misi/Tim

Delegasi; atau

c. Ketua DELRI Pejabat Eselon II setinggi-tingginya US$

1,000. per Tim Misi/Tim Delegasi.

(9) Dalam hal besaran jumlah uang Representasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (8), telah di atur dengan

standar biaya, maka besaran uang representasi

menyesuaikan dengan standar biaya dimaksud.

(10) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf d terdiri atas:

a. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya

asuransi perjalanan selama dalam Moda Tansportasi

yang termasuk dalam harga tiket Moda Transportasi

yang digunakan;

b. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya

kesehatan selama melaksanakan tugas Perjalanan

Dinas Jabatan; dan

c. biaya asuransi perjalanan yang menanggung biaya

asuransi perjalanan selama dalam Moda Transportasi

dan biaya kesehatan selama melaksanakan tugas

Perjalanan Dinas Jabatan.

(11) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (10) huruf a dapat dibayarkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam hal

biaya asuransi perjalanan menjadi satu kesatuan dalam

harga tiket Moda Transportasi.

(12) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (10) huruf b dapat dibayarkan dengan ketentuan:

a. Pelaksana SPD tidak memiliki asuransi kesehatan atau

sejenisnya yang berlaku di dalam dan di luar negeri

serta dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara;

b. sesuai jangka waktu pelaksanaan Perjalanan Dinas

sebagaimana tercantum dalam SPD; dan

c. klasifikasi asuransi perjalanan sesuai dengan golongan

Perjalanan Dinas.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -19-

(13) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (10) huruf c dapat dibayarkan dengan ketentuan:

a. memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat

(11) dan ayat (12 ); dan

b. belum diberikan asuransi perjalanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (10) huruf a dan huruf b.

(14) Biaya pemetian dan angkutan jenazah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf e termasuk biaya yang

berhubungan dengan pengruktian/pengurusan jenazah.

(15) Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dicantumkan pada rincian biaya

Perjalanan Dinas, sesuai dengan format tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 18

(1) Komponen Biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) diberikan untuk

keperluan Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), tercantum dalam

Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

(2) Komponen biaya Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2), dibayarkan sesuai

Biaya Riil.

(3) Pengeluaran untuk uang harian dikecualikan dari

ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

diberikan secara Lumpsum.

(4) Besaran uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diberikan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan.

Pasal 19

(1) Golongan Pelaksana SPD dan klasifikasi Moda

Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(3) bagi Menteri dan jabatan setingkat menteri, Pejabat

Negara Lainnya, PNS, anggota TNI, anggota. POLRI, dan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -20-

Pejabat Lainnya, tercantum dalam Lampiran V yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

(2) Golongan Pelaksana SPD dan Klasifikasi Moda

Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(3) bagi istri/suami sebagai Pihak Lain sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4), disamakan dengan

Menteri dan jabatan setingkat menteri, Pejabat Negara

Lainnya, PNS, anggota TNI, anggota. POLRI, dan Pejabat

Lainnya.

(3) Penyetaraan golongan Pelaksana SPD dan klasifikasi Moda

Transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(3) bagi PPPK dan Pihak Lain ditetapkan oleh KPA sesuai

dengan tingkat pendidikan/keahlian/

keterampilan/kepatutan PPPK dan Pihak Lain yang

bersangkutan.

(4) Golongan uang harian untuk Perjalanan Dinas yang

bersifat rombongan dan tidak terpisahkan, dapat

ditetapkan mengikuti salah satu golongan uang harian

yang memungkinkan Pelaksana SPD menginap dalam 1

(satu) tempat penginapan yang sama.

(5) Dalam hal golongan uang harian bagi Pelaksana SPD yang

ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak

memungkinkan mereka menginap dalam 1 (satu) tempat

penginapan yang sama, diatur sebagai berikut:

a. masing-masing golongan yang lebih rendah dapat

dinaikkan 1 (satu) tingkat di atasnya; atau

b. dalam hal uang harian untuk golongan sebagaimana

dimaksud pada huruf a tidak mencukupi, golongan

uang hariannya dapat dinaikkan melebihi 1 (satu)

tingkat di atasnya.

(6) Klasifikasi asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 17 ayat (10) huruf c, tercantum dalam

Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -21-

Pasal 20

(1) Biaya Perjalanan Dinas Jabatan dibayarkan sebelum

Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan.

(2) Dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan tidak dapat

dibayarkan sebelum Perjalanan Dinas Jabatan

dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), biaya

Perjalanan Dinas Jabatan dibayarkan setelah Perjalanan

Dinas Jabatan selesai dilaksanakan.

Pasal 21

(1) Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan sesuai dengan

jumlah hari yang tercantum dalam SPD.

(2) Jumlah hari yang tercantum dalam SPD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dengan memperhitungkan:

a. waktu perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

9 ayat (4); dan

b. lamanya waktu pelaksanaan kegiatan.

(3) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan kurang

dari jumlah hari yang ditetapkan dalam SPD, Pelaksana

SPD harus mengembalikan kelebihan uang harian yang

telah diterimanya ke Kas Negara melalui PPK.

(4) Dalam hal jumlah hari Perjalanan Dinas Jabatan yang

dilaksanakan melebihi dari jumlah hari yang ditetapkan

dalam SPD, dapat diberikan tambahan uang harian.

(5) Tambahan uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat

(4), dapat diberikan dalam hal terdapat:

a. hambatan transportasi;

b. kebijakan pimpinan yang mengakibatkan

tertundanya/gagalnya kepulangan dari tempat tujuan

Perjalanan Dinas Jabatan; atau

c. keadaan kahar yang terjadi di luar negeri .

(6) Tambahan uang harian dalam hal terdapat hambatan

transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a,

dapat diberikan dengan ketentuan:

a. dibayarkan 30% (tiga puluh persen) dalam hal biaya

penginapan dan/atau makan ditanggung oleh penyedia

Moda Transportasi; atau

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -22-

b. dibayarkan 100% (seratus persen) dalam hal biaya

penginapan dan makan tidak ditanggung oleh penyedia

Moda Transportasi.

(7) Tambahan uang harian sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) huruf b dan huruf c dibayarkan 100% (seratus persen).

(8) Pemberian tambahan uang harian sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) didukung dengan surat keterangan dari

perwakilan/maskapai/bukti-bukti pendukung lainnya.

(9) Surat keterangan dari perwakilan/maskapai/bukti-bukti

pendukung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (8),

dapat disampaikan setelah Pelaksana SPD selesai

melaksanakan Perjalanan Dinas.

(10) Berdasarkan surat keterangan dari perwakilan/

maskapai/bukti-bukti pendukung lainnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (8), PPK melakukan perubahan

jumlah hari dalam SPD.

Pasal 22

(1) Pelaksana SPD yang dalam melakukan Perjalanan Dinas

Jabatan jatuh sakit dan perlu dirawat di rumah sakit,

semua pembiayaan perawatan di rumah sakit dapat

ditanggung oleh Negara dan dibebankan pada anggaran

Kementerian dengan ketentuan:

a. Pelaksana SPD tidak memiliki asuransi kesehatan atau

sejenisnya yang berlaku di dalam dan di luar negeri

serta dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (10) huruf a;

b. masa pertanggungan asuransi telah berakhir;

dan/atau

c. masa pertanggungan asuransi belum berakhir, namun

asuransi tidak menanggung sebagian atau seluruh

biaya perawatan di rumah sakit.

(2) Pembiayaan perawatan di rumah sakit dapat ditanggung

oleh Negara dan dibebankan pada anggaran Kementerian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diberikan

kepada Pelaksana SPD paling lama 2 (dua) bulan.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -23-

Bagian Kedua

Biaya Perjalanan Dinas Pindah

Pasal 23

(1) Biaya Perjalanan Dinas Pindah meliputi:

a. biaya transportasi;

b. biaya barang pindahan;

c. uang harian; dan/atau

d. biaya asuransi perjalanan.

(2) PNS, dan Pejabat Lainnya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (1) huruf a diberikan biaya Perjalanan Dinas

Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa:

a. biaya transportasi;

b. biaya barang pindahan;

c. uang harian; dan

d. biaya asuransi perjalanan.

(3) Keluarga yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (2) huruf a dan pengikut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b diberikan biaya Perjalanan

Dinas Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa:

a. biaya transportasi;

b. biaya barang pindahan; dan

c. biaya asuransi perjalanan.

(4) Biaya transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, diberikan dengan ketentuan:

a. Pelaksana SPD dan/atau keluarga yang sah

dibayarkan sesuai klasifikasi kelas Moda Transportasi

sesuai tercantum dalam Lampiran V yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

dan

b. Pengikut dibayarkan sesuai klasifikasi terendah Moda

Transportasi yang digunakan oleh Pelaksana SPD.

(5) Biaya barang pindahan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b diberikan sesuai dengan ketentuan dalam

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya

Masukan.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -24-

(6) Uang harian sebagaimana dimaksud. pada ayat (1) huruf

c, dibayarkan selama 3 (tiga) hari.

(7) Biaya asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf d merupakan asuransi perjalanan dalam

rangka menggunakan Moda Transportasi yang digunakan

atau merupakan bagian dari harga tiket Moda

Transportasi.

(8) Komponen biaya Perjalanan Dinas Pindah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibayarkan secara Lumpsum.

(9) Pengeluaran untuk biaya asuransi perjalanan yang

terpisah dari harga tiket Moda Transportasi yang

digunakan dikecualikan dari ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (8) dan diberikan sesuai Biaya Riil.

Pasal 24

Biaya Perjalanan Dinas Pindah dibayarkan sebelum

pelaksanaan Perjalanan Dinas Pindah.

Pasal 25

Perjalanan Dinas Pindah atas dasar permohonan sendiri

tidak diberikan biaya Perjalanan Dinas Pindah.

BAB VI

PELAKSANAAN DAN PROSEDUR PEMBAYARAN

BIAYA PERJALANAN DINAS

Pasal 26

(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan dalam batas

pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA satuan kerja

berkenaan.

(2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana

SPD paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum Perjalanan

Dinas dilaksanakan.

(3) Pada akhir tahun anggaran, pembayaran biaya Perjalanan

Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat melebihi

5 (lima) hari kerja menyesuaikan dengan ketentuan dalam

Peraturan Menteri Keuangan mengenai pedoman

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -25-

pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran pada akhir

tahun anggaran.

Pasal 27

(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dilakukan melalui

mekanisme Pembayaran LS.

(2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme

Pembayaran LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diberikan:

a. kepada Pelaksana SPD; atau

b. melalui Bendahara Pengeluaran.

(3) Dalam hal pembayaran biaya Perjalanan Dinas tidak dapat

dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS,

pembayaran biaya Perjalanan Dinas dapat dilakukan

melalui mekanisme UP.

Pasal 28

(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme

UP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3)

dilakukan dengan memberikan uang muka kepada

Pelaksana SPD.

(2) Uang muka sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan berdasarkan persetujuan pemberian uang muka

dari PPK, dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:

a. Surat Tugas atau Surat Keputusan Pindah;

b. Surat Persetujuan;

c. foto copy paspor yang masih berlaku dan foto copy exit

permit atau izin berangkat ke luar negeri;

d. foto copy SPD;

e. kuitansi tanda terima uang muka; dan

f. rincian perkiraan biaya perjalanan dinas.

Pasal 29

Tata cara pengajuan tagihan kepada PPK, pengujian Surat

Permintaan Pembayaran (SPP), dan penerbitan Surat Perintah

Membayar (SPM) oleh Pejabat Penanda Tangan SPM, serta

penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kantor

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -26-

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) berpedoman pada

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pembayaran

atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Pasal 30

(1) Dalam hal terjadi pembatalan pelaksanaan Perjalanan

Dinas Jabatan, biaya pembatalan dapat dibebankan pada

DIPA satuan kerja berkenaan.

(2) Dalam rangka pembebanan biaya pembatalan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pelaksana SPD

menyampaikan dokumen kepada PPK sebagai berikut:

a. Surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas

Jabatan dari pejabat yang menerbitkan Surat Tugas,

yang dibuat sesuai dengan format tercantum dalam

Lampiran VII yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

b. dalam hal Perjalanan Dinas Jabatan atas dasar

undangan dari pihak lain, Surat Pernyataan

Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas Jabatan dilampiri

dengan surat undangan atau surat pemberitahuan

pembatalan dari pihak pengundang;

c. Surat Pernyataan Pembebanan Biaya Pembatalan

Perjalanan Dinas Jabatan yang ditandatangani oleh

PPK, yang dibuat sesuai dengan format tercantum

dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan

d. Pernyataan/tanda bukti besaran biaya transportasi

dan/atau biaya penginapan dari perusahaan jasa

transportasi dan/atau penginapan yang disahkan oleh

PPK.

(3) Biaya pembatalan yang dapat dibebankan pada DIPA

satuan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. biaya pembatalan tiket transportasi atau biaya

penginapan; atau

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -27-

b. sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi atau

biaya penginapan yang tidak dapat dikembalikan/

refund.

BAB VII

PERTANGGUNGJAWABAN

PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

Pasal 31

(1) Pelaksana SPD menyusun pertanggungjawaban

pelaksanaan Perjalanan Dinas, berupa:

a. laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas; dan

b. pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas.

(2) Laporan pelaksanaan Perjalanan Dinas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. Laporan pelaksanaan kegiatan untuk Perjalanan Dinas

Jabatan yang dilakukan untuk keperluan sebagai

berikut:

1. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada

jabatan;

2. mengikuti kegiatan magang di luar negeri;

3. melaksanakan pengumandahan (detasering);

4. mengikuti konferensi/sidang internasional,

seminar, lokakarya, studi banding, dan kegiatan

kegiatan yang sejenis;

5. mengikuti dan/atau melaksanakan pameran dan

promosi; dan/atau

6. mengikuti training, pendidikan dan pelatihan,

kursus singkat (short course), penelitian, atau

kegiatan sejenis. ·

b. Ijazah atau surat keterangan telah menyelesaikan

tugas belajar untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang

dilakukan untuk keperluan mengikuti tugas belajar di

luar negeri dalam rangka menempuh pendidikan

formal setingkat Strata 1, Strata 2, Strata 3, dan post

doctoral;

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -28-

c. Hasil diagnosa dari tim medis atau rumah sakit untuk

Perjalanan Dinas Jabatan yang dilakukan untuk

keperluan mendapatkan pengobatan di luar negeri

berdasarkan Keputusan Menteri; dan

d. Surat keterangan penjemputan dan pengantaran

jenazah untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang

dilakukan untuk keperluan menjemput atau

mengantar jenazah Menteri dan pejabat setingkat

menteri, Pejabat Negara Lainnya, PNS, PPPK, anggota

TNI, anggota POLRI, Pejabat Lainnya, dan Pihak Lain

yang meninggal dunia di luar negeri karena

menjalankan tugas negara.

(3) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk Perjalanan Dinas

Jabatan dengan melampirkan dokumen berupa:

a. SPD yang ditandatangani oleh pihak yang berwenang

di Tempat Tujuan di Luar Negeri atau Tempat Tujuan

di Dalam Negeri;

b. Pihak yang berwenang di tempat tujuan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, adalah kantor perwakilan di

luar negeri, pihak penyelenggara dan/atau

instansi/lembaga yang dituju;

c. Dalam hal tanda tangan pihak yang berwenang

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b

tidak diperoleh, maka pelaksana SPD dapat

mempertanggungjawabkan dengan melampirkan foto

copy paspor, yang telah diketahui/dicap/distempel/

divisum oleh Imigrasi setempat keberangkatan dan

tempat tujuan;

d. kuitansi/bukti penerimaan uang harian sesuai jumlah

hari yang digunakan untuk melaksanakan Perjalanan

Dinas Jabatan;

e. bukti pengeluaran yang sah untuk biaya transportasi,

terdiri atas:

1. bukti pembelian tiket transportasi dan/atau bukti

pembayaran Moda Transportasi lainnya; dan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -29-

2. boarding pass, airport tax, pembuatan visa, dan

retribusi;

f. Daftar Pengeluaran Riil yang ditandatangani oleh

Pelaksana SPD dan PPK dalam hal bukti pengeluaran

untuk biaya transportasi tidak diperoleh, yang dibuat

sesuai dengan format tercantum dalam Lampiran IX

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini;

g. kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk uang

representasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (8) huruf c;

h. kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk biaya

asuransi perjalanan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 17 ayat (10) huruf b dan huruf c; dan

i. bilamana diperlukan pelaksana SPD Perjalanan Dinas,

untuk pertangggungjawaban dapat melampirkan foto

copy Paspor.

(4) Pertanggungjawaban biaya Perjalanan Dinas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk Perjalanan Dinas

Pindah dengan melampirkan dokumen berupa:

a. SPD yang telah ditandatangani oleh pihak yang

berwenang di Tempat Tujuan Pindah di Luar Negeri

atau Tempat Tujuan Pindah di Dalam Negeri;

b. kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya transportasi;

c. kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya barang

pindahan;

d. kuitansi/bukti penerimaan untuk uang harian; dan

e. kuitansi/bukti pengeluaran yang sah untuk biaya

asuransi perjalanan yang terpisah dari harga tiket

Moda Transportasi yang digunakan.

(5) Pelaksana SPD mengirimkan atau menyampaikan

dokumen pertanggungjawaban sebagai berikut:

a. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada

pemberi tugas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan;

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -30-

b. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada

PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah

Perjalanan Dinas Jabatan dilaksanakan; dan

c. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada

PPK paling lambat 8 (delapan) hari kerja setelah

Perjalanan Dinas Pindah dilaksanakan.

Pasal 32

(1) PPK melakukan Perhitungan Rampung seluruh bukti

pengeluaran biaya Perjalanan Dinas.

(2) PPK berwenang untuk menilai kesesuaian dan kewajaran

atas biaya-biaya yang tercantum dalam bukti-bukti

pengeluaran dan Daftar Pengeluaran Riil sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) dan ayat (4) huruf e.

(3) PPK mengesahkan seluruh bukti pengeluaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Bukti pengeluaran yang telah disahkan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai :

a. pertanggungjawaban UP/Tambahan Uang Persediaan

(TUP) bagi Bendahara Pengeluaran; dan/ atau

b. pertanggungjawaban SPP/SPM Pembayaran LS.

Pasal 33

(1) Pelaksana SPD menyetorkan kelebihan pembayaran biaya

Perjalanan Dinas Jabatan dalam hal biaya Perjalanan

Dinas Jabatan yang diterima melebihi biaya Perjalanan

Dinas Jabatan yang seharusnya dipertanggungjawabkan.

(2) Penyetoran kelebihan pembayaran biaya perjalanan dinas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. kelebihan atas pembayaran biaya perjalanan dinas

yang dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS,

disetorkan ke Kas Negara melalui PPK; atau

b. kelebihan atas pembayaran biaya perjalanan dinas

yang dilakukan melalui mekanisme UP, disetorkan ke

Bendahara Pengeluaran.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -31-

(3) Penyetoran kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a dilakukan dengan menggunakan:

a. Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) untuk,

tahun anggaran berjalan; atau

b. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) untuk tahun

anggaran sebelumnya.

(4) Pelaksana SPD dapat mengajukan permintaan

pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas Jabatan,

dalam hal biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang diterima

kurang dari biaya Perjalanan Dinas Jabatan yang

seharusnya dipertanggungjawabkan.

(5) Permintaan pembayaran kekurangan biaya Perjalanan

Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dilakukan dengan mengajukan permintaan persetujuan

pembayaran kekurangan biaya Perjalanan Dinas kepada

PPK.

(6) Pembayaran atas permintaan kekurangan biaya

Perjalanan Dinas Jabatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (4) dapat dilakukan melalui mekanime UP atau

Pembayaran LS.

BAB VIII

PENGENDALIAN INTERNAL

Pasal 34

(1) Menteri menyelenggarakan pengendalian internal terhadap

pelaksanaan Perjalanan Dinas Luar Negeri.

(2) Pengendalian internal sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan oleh Inspektur Jenderal Kementerian.

Pasal 35

(1) Pihak-pihak yang secara langsung dan/atau tidak

langsung mengakibatkan kerugian negara dalam

pelaksanaan dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas,

bertanggung jawab sepenuhnya atas seluruh tindakan

yang dilakukan.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -32-

(2) Penyelesaian atas kerugian negara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 36

(1) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan penerbitan

Surat Tugas, Surat Persetujuan, Paspor, dan Exit Permit

atau Izin Berangkat ke Luar Negeri serta penerbitan SPD

untuk Perjalanan Dinas Jabatan yang dibiayai

sebagian/seluruhnya oleh penyelenggara

kegiatan/pengundang berpedoman pada Peraturan

Menteri ini.

(2) Dalam hal perjalanan dinas luar negeri memerlukan

koordinasi di dalam negeri, sepanjang pelaksanaan/

kegiatan masih di dalam negeri maka pertanggungjawaban

menggunakan mekanisme perjalanan dalam negeri dengan

menggunakan akun perjalanan dinas luar negeri.

Pasal 37

Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan Perjalanan Dinas

yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

yang diatur dalam Peraturan Menteri ini, berlaku sepanjang

tidak diatur lain dalam Undang Undang, Peraturan

Pemerintah, dan Peraturan Presiden serta Peraturan Menteri

Keuangan.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka:

a. semua kegiatan perjalanan dinas luar negeri yang telah

diterbitkan surat tugas, sebelum berlakunya Peraturan

Menteri ini tetap sah dan berlaku, selanjutnya

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -33-

menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri

ini;

b. semua kegiatan perjalanan dinas pada satuan kerja yang

telah dilaksanakan dan sejalan dengan Peraturan Menteri

ini, tetap sah.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal di

undangkan.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -34-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 4 Januari 2017

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

Diundangankan di Jakarta

pada tanggal 7 Februari 2017

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -35-

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

S U R A T T U G A S

NOMOR:....................( 1 )

Dalam rangka melaknanakan tugas ..................... (2) sesuai ...................(3),

kami Menugasi:

1. Nama/NIP : ...........................................................................(4)

Pangkat/Golongan :

...........................................................................(5)

Jabatan : ...........................................................................(6)

2. ........................... : ...........................................................................(7)

di ........(8) selama .......(9) hari, mulai tanggal ......(10) sampai dengan .....(11).

Biaya yang berkaitan dengan pelaknanaan tugas ini dibebankan pada

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) .............. (12) ......... dengan target

kinerja atau hasil yang akan dicapai adalah ..............(13).................

Surat Tugas ini disusun untuk dilaksanakan dan setelah dilaksanakan

pelaksana tugas segera menyampaikan laporan kepada ................(14)

...............

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -36-

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung

jawab.

Dikeluarkan di ....................(15)

pada tanggal, ......................(16)

...........................................(17)

...........................................(18)

...........................................(19)

Tembusan:

...........(20)..............

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -37-

PETUNJUK PENGISIAN SURAT TUGAS

NO.

URAIAN

(1) Diisi nomor Surat Tugas.

(2) Diisi uraian tugas yang harus dilaksanakan, misal: menghadiri

konferensi internasional.

(3) Diisi pengundang, nomor, dan tanggal surat undangan atau surat

permintaan pengikutsertaan dari Kementerian Negara/Lembaga yang

mempunyai kegiatan.

Format ini diisi jika Kementerian diundang oleh Kementerian

Negara/Lembaga lainnya.

(4) Diisi nama dan NIP pejabat/pegawai yang melakukan Perjalanan

Dinas. Jika yang diperintahkan tidak memiliki NIP, maka isian NIP

dikosongkan.

(5) Diisi pangkat/golongan pejabat/pegawai yang melakukan Perjalanan

Dinas. Jika yang di perintahkan tidak memiliki pangkat/golongan,

maka isian pangkat/golongan dikosongkan.

(6) Diisi jabatan pejabat/pegawai yang melakukan Perjalanan Dinas

termasuk unit kerja pejabat/pegawai dimaksud. Jika yang

diperintahkan tidak memiliki jabatan, maka isian jabatan dikosongkan.

(7) Diisi sebagaimana dimaksud pada angka (4), angka (5), dan angka (6),

apabila Pelaksana SPD lebih dari 1 (satu) orang.

(8) Diisi tempat pelaksanaan kegiatan.

(9) Diisi jumlah hari Perjalanan Dinas yang meliputi waktu perjalanan dan

pelaksanaan kegiatan.

(10) Diisi tanggal mulai melakukan Perjalanan Dinas.

(11) Diisi tanggal selesai melakukan Perjalanan Dinas.

(12) Diisi satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas.

(13) Diisi dengan target kinerja atau hasil yang akan dicapai dari kegiatan

Perjalanan Dinas, sesuai maksud dilaksanakannya Perjalanan Dinas

sebagaimana dimaksud pada angka (2).

(14) Diisi pejabat yang memberikan penugasan atau menerbitkan Surat

Tugas, sesuai pejabat/pegawai yang akan melaksanakan Perjalanan

Dinas.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -38-

(15) Diisi kota/tempat kedudukan diterbitkannya Surat Tugas.

(16) Diisi tanggal diterbitkannya Surat Tugas.

(17) Diisi jabatan Pejabat yang memberikan penugasan atau menerbitkan

Surat Tugas.

(18) Diisi nama Pejabat yang memberikan penugasan atau menerbitkan

Surat Tugas.

(19) Diisi NIP Pejabat yang memberikan penugasan atau menerbitkan Surat

Tugas.

(20) Diisi unit organisasi atau Kementerian Negara/Lembaga yang perlu

memperoleh tembusan atas Surat Tugas.

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -39-

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

Lembar 1

Kementerian

...................... (1)

Menistry Lembar Ke :

.......................(2)

Sheet No

........................ Kode No

: .......................(3)

Code No

Nomor :

.......................(4)

Number

SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

LETTER OF OFFICIAL TRAVEL

1 Pejabat Pembuat Komitmen

Authorizina Officer

...................

..(5)

2 Nama/NIP Pegawai yang

melaksanakan perjalanan dinas

Name/Employee Register

Number of the

assianed officer

...................

..(6)

3 a Pangkat dan Golongan a.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -40-

.

b

.

c

.

Official rank

Jabatan /Instansi

Position/Institution

Tingkat Biaya Perjalanan

Dinas

Level of Offi.cial Travel

Exoense

b.

c.

.....................(

7)

.....................(

8)

.....................(

9)

4 Maksud Perjalanan Dinas

Purpose of Travel

...................

(10)

5 Alat angkutan yang

dipergunakan

Mode of transoortation

...................

(11)

6 a

.

b

.

Tempat berangkat

Point of Departure

Tempat Tujuan

Point of Destination

a.

b.

...................

(12)

...................

(13)

7 a

.

b

.

c

.

Lamanya Perjalanan Dinas

Duration of Official Travel

Tanggal berangkat

Date of Departure

Tanggal harus kembali/tiba

di tempat baru *)

End of assignment Date/

Start of

assianment date

a.

b.

c.

...................

(14)

...................

(15)

...................

(16)

8 Pengikut : Nama

Companion Name

Tanggal Lahir

Date of Birth

Keterangan

Note

1

.

2

.

2

.................(17)

................(18) ...................

(19)

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -41-

.

9 Pembebanan Anggaran

Budget Allocation

a

.

b

.

Instansi

Institution

Akun

Code of A ccount

a.

b.

...................

(20)

...................

(21)

1

0

Keterangan lain-lain

Additional Note

...................

(22)

*) coret yang tidak perlu

Cross if not Applicable

Dikeluarkan di

Place of Issuance

...................

(23)

Tanggal

Date of Issuance

...................

(24)

Pejabat Pembuat

Komitmen

Authorizing Officer

....................................................

.......................(25)

(.............................

............)

NIP.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -42-

Lembar 2

I. Tiba di

Anival at

:

................(

26)

II. Berangkat dari

Departure from

:

................(30

)

Pada Tanggal

Date

:

................(

27)

Ke.

To

:

................(31

)

Kepala Kantor

Head of Office

:

................(

28)

Pada Tanggal

Date

:

................(32

)

Kepala Kantor

Head of Office

:

................(33

)

.............................................

............(29)

....................................................

..........(34)

(............................................

........)

(...................................................

)

NIP. NIP.

III. Tiba di

Anival at

:

................(

26)

IV. Berangkat dari

Departure from

:

................(30

)

Pada Tanggal

Date

:

................(

27)

Ke.

To

:

................(31

)

Kepala Kantor

Head of Office

:

................(

28)

Pada Tanggal

Date

:

................(32

)

Kepala Kantor

Head of Office

:

................(33

)

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -43-

.............................................

............(29)

....................................................

.............(34)

(............................................

.......)

(...................................................

)

NIP. NIP.

V. Tiba di

Anival at

:

................(

26)

VI. Berangkat dari

Departure from

:

................(30

)

Pada Tanggal

Date

:

................(

27)

Ke.

To

:

................(31

)

Kepala Kantor

Head of Office

:

................(

28)

Pada Tanggal

Date

:

................(32

)

Kepala Kantor

Head of Office

:

................(33

)

.............................................

............(29)

....................................................

..........(34)

(............................................

.......)

(...................................................

)

NIP. NIP.

VII. Tiba di Tempat

Kedudukan Arival

at Departure Point

Pada Tanggal

Date

:

........(3

5)

:

........(3

6)

Telah diperiksa dengan

keterangan bahwa Perjalanan

tersebut atas perintahnya

dan semata-mata untuk

kepentingan jabatan dalam

waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pejabat Pembuat

Komitmen

Authorizing Officer

:.........(

37)

Pejabat Pembuat

Komitmen

Authorizing Officer

:

............(37)

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -44-

.............................................

............(38)

....................................................

..........(38)

(............................................

........)

(...................................................

..)

NIP. NIP.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -45-

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERJALANAN DINAS (SPD)

Lembar I :

NO. URAIAN

(1) Diisi nama Kementerian dari satuan kerja yang dibebani biaya

Perjalanan Dinas.

(2) Diisi nomor lembar SPD.

(3) Diisi kode nomor SPD.

(4) Diisi nomor SPD.

(5) Diisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/jenis PPK kegiatan tertentu

apabila dalam satker terdapat lebih dari 1 (satu) PP.

(6) Diisi nama/NIP pegawai yang melaksanakan perjalanan dinas

(Pelaksana SPD).

(7) Diisi pangkat dan golongan Pelaksana SPD.

(8) Diisi jabatan/instansi Pelaksana SPD.

(9) Diisi tingkat biaya Perjalanan Dinas Pelaksana SPD.

(10) Diisi maksud dari dilaksanakannya Perjalanan Dinas.

(11) Diisi jenis alat angkutan/transpor yang digunakan. .

(12) Diisi kota tempat kedudukan asal/keberangkatan Pelaksana SPD.

(13) Diisi kota tempat tujuan pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(14) Diisi lama waktu dilaksanakannya Perjalanan Dinas dengan satuan

hari .

(15) Diisi tanggal keberangkatan pelaksanaan Perjalanan Dinas.

(16) Diisi tanggal harus kembali ke tempat kedudukan semula atau tiba di

tempat tujuan baru untuk perjalanan dinas pindah.

(17) Diisi nama pengikut atau yang turut serta dengan pegawai yang

melaksanakan Perjalanan Dinas, khusus untuk Perjalanan Dinas

Pindah.

(18) Diisi dengan tanggal lahir pengikut /yang turut serta dengan pegawai

yang melaksanakan Perjalanan Dinas, khusus untuk Perjalanan Dinas

Pindah.

(19) Diisi hubungan pengikut dengan Pelaksana SPD, khusus untuk

Perjalanan Dinas Pindah.

(20) Diisi nama satker yang dibebani biaya Perjalanan Dinas.

(21) Diisi kegiatan, output dan akun dalam Daftar Isian Pelaksanaan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -46-

Anggaran (DIPA) yang dibebani .

(22) Diisi Nomor dan tanggal Surat Tugas Pelaksana SPD.

(23) Diisi tempat penandatanganan SPD.

(24) Diisi tanggal penandatanganan SPD.

(25) Diisi nama dan NIP PPK/jenis PPK kegiatan tertentu yang

menandatangani SPD.

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -47-

Lembar II :

(26)

Diisi nama ternpat tujuan Perjalanan Dinas dan/atau tempat tujuan

Perjalanan Dinas berikutnya.

(27) Diisi tanggal tiba di tempat tujuan Perjalanan Dinas dan/atau tempat

tujuan Perjalanan Dinas berikutnya.

(28) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di tempat tujuan dan/atau

tempat tujuan Perjalanan Dinas berikutnya.

(29) Diisi tanda tangan, nama, dan NIP penandatangan SPD di tempat

tujuan dan/atau tempat tujuan Perjalanan Dinas berikutnya.

(30) Diisi nama tempat tujuan Perjalanan Dinas untuk melanjutkan

Perjalanan Dinas dan/atau kembali ke tempat kedudukan.

(32) Diisi nama tempat tujuan Perjalanan Dinas berikutnya dan/atau

kembali ke tempat kedudukan.

(33) Diisi tanggal keberangkatan Perjalanan Dinas berikutnya dan/atau

kembali ke tempat kedudukan .

(34) Diisi nama jabatan penandatangan SPD di lokasi tempat tujuan

Perjalanan Dinas.

(35) Diisi tanda tangan, nama, NIP penandatangan SPD di tempat tujuan

Perjalanan Dinas.

(36) Diisi nama tempat kedudukan Pelaksana SPD.

(37) Diisi tanggal tiba di tempat kedudukan Pelaksana SPD.

(38) Diisi PPK/jenis PPK kegiatan tertentu apabila dalam satker terdapat

lebih dari 1 ( satu) PPK.

(39) Diisi tanda tangan, nama, dan NIP PPK/jenis PPK kegiatan tertentu

apabila dalam satker terdapat lebih dari 1 (satu) PPK.

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -48-

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

NOMOR P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

RINCIAN BIAYA PERJALANAN DINAS

Lampiran SPD Nomor : Tanggal :

No .

PERINCIAN BIAYA

JUMLAH

KETERANGAN

1.

2. 3. 4.

5. 6.

7. 8.

JUMLAH :

Rp.

Terbilang :

......................, tanggal , bulan , tahun Telah dibayar sejumlah Telah menerima jumlah uang sebesar

Rp.................................. Rp. ....................................................... Bendahara Pengeluaran Yang Menerima

(................................) (.................... )

NIP. NIP.

______________________________________________________________________________

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -49-

PERHITUNGAN SPD RAMPUNG Ditetapkan sejumlah Rp. ............................

Yang telah dibayar semula Rp. ............................ Sisa kurang/lebih Rp. ............................

Pejabat Pembuat Komitmen

(.......................... ) NIP.

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -50-

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

KOMPONEN BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN

No

.

Jenis Perjalanan Dinas

Jabatan

Biaya

Transp

or

Pegawa

i

Uang

Haria

n

Jumlah

Hari Yang

dibayarka

n

Biaya

Pemetia

n dan

Angkuta

n

Jenazah

1. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka pelaksanaan

tugas dan fungsi yang

melekat pada jabatan.

Sesuai hari

pelaksanaa

n

kegiatan

-

2. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka mengikuti

tugas belajar di luar negeri

dalam rangka menempuh

perididikan formal setingkat

Strata 1, Strata 2, Strata 3,

dan post doctoral.

Lama

perjalanan

-

3. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka mendapatkan

pengobatan di luar negeri

berdasarkan keputusan

Menteri.

Maksimal

14

(empat

belas)

hari

-

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -51-

4. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka menjemput

atau mengantar jenazah

Menteri dan jabatan

setingkat menteri, Pejabat

Negara Lainnya, PNS, PPPK,

anggota TNI, anggota POLRI,

Pejabat Lainnya, dan Pihak

Lain yang meninggal dunia

di luar negeri karena

menjalankan tugas Negara.

Maksimal

5

(lima) hari

5. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka mengikuti

kegiatan magang di luar

negeri.

Sesuai hari

pelaksanaa

n

kegiatan

-

6. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam

Rangka melaksanakan

pengumandahan

(Detasering).

Maksimal

90

(sembilan

puluh) hari

-

7. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka mengikuti

konferensi/ sidang

internasional, seminar,

lokakarya, studi banding,

dan kegiatan-kegiatan yang

sejenis.

Sesuai hari

pelaksanaa

n

kegiatan

-

8. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka mengikuti

dan/atau melaksananakan

pameran dan promosi.

sesuai hari

pelaksanaa

n

kegiatan

-

9. Perjalanan Dinas Jabatan

dalam rangka mengikuti

training, pendidikan dan

pelatihan, kursus singkat

sesuai hari

pelaksanaa

n

-

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -52-

(short course), penelitian

atau kegiatan sejenis.

kegiatan

Keterangan :

*) 1

.

Paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari tarif uang harian selama

masa perawatan, bagi Pelaksana SPD yang dalam melakukan

Perjalanan Dinas jatuh sakit dan perlu dirawat di rumah sakit.

2

.

Paling tinggi 80% (delapan puluh persen) dari uang harian

suami/istri, bagi istri/ suami Menteri dan jabatan setingkat

menteri, Pejabat Negara Lainnya, PNS, anggota TNI, anggota Polri,

dan Pejabat Lainnya, yang diizinkan untuk ikut serta dalam

Perjalanan Dinas Jabatan.

3

.

Paling tinggi 80% (delapan puluh persen) dari tarif terendal, bagi

pegawai setempat (local staff) yang melakukan Perjalanan Dinas

Jabatan.

4

.

Paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari tarif diberikan kepada

Pelaksana SPD yang melaksanakan Perjalanan Dinas Jabatan pada

huruf g, huruf h, dan huruf 1, dalam hal biaya akomodasi

disediakan oleh pengundang/pihak penyelenggara/pihak di luar

negeri.

Jenis Perjalanan Dinas Jabatan pada angka 4 diberikan uang harian

dan biaya transportasi paling banyak untuk 4 (empat) orang.

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -53-

LAMPIRAN V

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

GOLONGAN PELAKSANA SPD DAN KLASIFIKASI MODA TRANSPORTASI

NO

.

PELAKSANA SPD

GOLONGA

N

PERJALAN

AN

DINAS

MODA TRANSPORTASI

PESAWAT

UDARA *)

ANGKUTAN

DARAT/AIR

****)

1 2 3 4 5

1. Menteri dan jabatan

setingkat menteri, Pejabat

Negara Lainnya,

Pejabat Eselon I, dan

pejabat lainnya yang setara.

A

Business

Business

2. Pegawai Negeri Sipil

Golongan IV/c ke atas,

Pejabat Eselan I, dan

Perwira Tinggi TNI/Polri,

utusan khusus Presiden

(special envoy), dan pejabat

lainnya yang setara

B

Business

Business

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -54-

3. Pegawai Negeri Sipil

Golangan III/c sampai

dengan Galangan IV/b dan

Perwira Menerigah

TNI/Polri.

C Published/

Ekonami **)

Business

4. Pegawai Negeri Sipil dan

anggataTNI/ Polri selain

yang dimaksud pada

Golongan B dan Golongan

C.

D

Published/

Ekonami **)

Business

Keterangan :

*) : Moda transportasi pesawat udara diberikan dalam batas tertinggi.

**) dan ***) : Apabila lama perjalanan melebihi 8 (delapan) jam penerbangan

(tidak

termasuk waktu transit), dapat diberikan Klasifikasi Business.

****) : Moda transpartasi angkutan darat dan air diberikan dalam

batas terendah.

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -55-

LAMPIRAN VI

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

KLASIFIKASI ASURANSI PERJALANAN

NO.

PELAKSANA SPD

GOLONGA

N

PERJALAN

AN

DINAS

KLASIFIKASI

ASURAN SI

PERJALANAN

1 2 3 4

1. Menteri dan jabatan setara menteri,

Pejabat Negara Lainnya, Pejabat Eselon

I, dan pejabat lainnya yang setara .

A Premium/Exec

utive

2. Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/c ke

atas, Pejabat Eselon II, Perwira Tinggi

TNI/Polri, utusan khusus Presiden

(specialenvoy), dan pejabat lainnya yang

setara.

B Premium/

Executive

3. Pegawai Negeri Sipil Golongan III/c

sampai dengan Golongan IV/b dan

Perwira Menengah TNI/ Polri.

C Standard/Delu

xe

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -56-

4. Pegawai Negeri Sipil dan anggota TNI/

Polri selain yang dimaksud pada

Golongan B dan Golongan C.

D Standard/Delu

xe

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -57-

LAMPIRAN VII

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS

PERJALANAN DINAS JABATAN

NOMOR ...................................(1)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...............................................................(2)

NIP. : ...............................................................(3)

Jabatan : ...............................................................(4)

Unit Organisasi : ...............................................................(5)

Kementerian : ...............................................................(6)

menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas Perjalanan Dinas Jabatan

atas nama:

Nama : ...............................................................(7)

NIP. : ...............................................................(8)

Jabatan : ...............................................................(9)

Unit Organisasi : ...............................................................(10)

Kementerian/

Lembaga : ...............................................................(11)

dibatalkan atau tidak dapat dilaksanakan disebabkan adanya keperluan dinas

lainnya yang sangat mendesak/penting dan tidak dapat ditunda yaitu

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -58-

.........................................................................................................................

...........................................................(12).................................................

Sehubungan dengan pembatalan tersebut, pelaksanaan Perjalanan Dinas

Jabatan tidak dapat digantikan oleh pejabat/pegawai negeri lain.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, apabila di

kemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

............................ (13)

Yang Membuat Pernyataan

Meterai

Rp.6000,-

............................. (14)

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -59-

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT

SURAT PERNYATAAN PEMBATALAN TUGAS PERJALANAN DINAS JABATAN

NO.

URAIAN

(1)

Diisi nomor surat pernyataan pembatalan tugas Perjalanan Dinas

Jabatan

(2)

Diisi nama pejabat yang menerbitkan surat tugas

(3)

Diisi NIP pejabat yang menerbitkan surat tugas

(4)

Diisi jabatan pejabat yang menerbitkan surat tugas

(5)

Diisi nama unit organisasi pejabat yang menerbitkan surat tugas

(6)

Diisi nama Kementerian dari pejabat yang menerbitkan surat tugas

(7)

Diisi nama Pelaksana SPD

(8)

Diisi NIP Pelaksana SPD

(9)

Diisi jabatan Pelaksana SPD

(10)

Diisi nama unit organisasi Pelaksana SPD

(11)

Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari Pelaksana SPD

(12)

Diisi alasan pembatalan pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -60-

(13)

Diisi tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat penyataan

(14)

Diisi tanda tangan dan nama jelas pejabat yang menerbitkan surat

tugas

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -61-

LAMPIRAN VIII

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

SURAT PERNYATAAN PEMBEBANAN

BIAYA PEMBATALAN PERJALANAN DINAS JABATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...........................................................................(1)

NIP : ...........................................................................(2)

Jabatan : ...........................................................................(3)

Satker : ...........................................................................(4)

Kementerian : ...........................................................................(5)

menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Perjalanan Dinas Jabatan

berdasarkan Surat Tugas Nomor (6) tanggal .........(7) dan SPD Nomor

................(8) tanggal ..................(9)

atas nama:

Nama : .........................................................................(10)

NIP : .........................................................................(11)

Jabatan : .........................................................................(12)

Satker : .........................................................................(13)

Kementerian/

Lembaga : .........................................................................(14)

dibatalkan sesuai dengan surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan

Dinas Jabatan Nomor ...........(15) tanggal .................(16)

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -62-

Berkenaan dengan pembatalan tersebut, biaya transpor berupa .............(17)

........... dan Biaya penginapan yang telah terlanjur dibayarkan atas beban

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tidak dapat dikembalikan/ refund

(sebagian/seluruhnya) sebesar Rp. ............... (........................) (18), sehingga

dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor:

..................... (19) tanggal...............(20) Satker...........................(21).

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, apabila di

kemudian hari ternyata surat pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

............................................(22)

Yang Membuat Pernyataan

meterai

Rp.6.000,-

.............................................(23)

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -63-

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERNYATAAN PEMBEBANAN

BIAYA PEMBATALAN PERJALANAN DINAS JABATAN

NO

URAIAN

(1) Diisi nama PPK satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas

Jabatan

(2) Diisi NIP PPK satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas

Jabatan

(3) Diisi Jabatan PPK satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas

Jabatan

(4) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas Jabatan

(5) Diisi nama Kementerian dan satuan kerja yang dibebani biaya

Perjalanan Dinas Jabatan

(6) Diisi nomor Surat Tugas

(7) Diisi tanggal Surat Tugas

(8) Diisi nomor SPD

(9) Diisi nomor tanggal SPD

(10) Diisi nama Pelaksana SPD

(11) Diisi NIP Pelaksana SPD

(12) Diisi jabatan Pelaksana SPD

(13) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas Jabatan

(14) Diisi nama Kementerian Negara/Lembaga dari satuan kerja yang

dibebani biaya Perjalanan Dinas Jabatan

(15) Diisi nomor surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas

Jabatan

(16) Diisi tanggal surat Pernyataan Pembatalan Tugas Perjalanan Dinas

Jabatan

(17) Diisi Moda Transportasi yang digunakan

(18)

Diisi dengan jumlah angka dan huruf biaya transpor dan penginapan

yang tidak dapat dikembalikan/refund sebagian/seluruhnya

(19)

Diisi nomor Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja

yang dibebani biaya Perjalanan Dinas Jabatan

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -64-

(20) Diisi tanggal DIPA satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas

Jabatan

(21) Diisi nama satuan kerja yang dibebani biaya Perjalanan Dinas Jabatan

(22) Diisi dengan tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditandatangani surat

penyataan

(23)

Diisi tanda tangan dan nama jelas PPK satuan kerja yang dibebani

biaya

Perjalanan Dinas Jabatan

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -65-

LAMPIRAN IX

PERATURAN MENTERI LIKUNGAN HIDUP

DAN KEHUTANAN

NOMOR

P.1/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN

DINAS LUAR NEGERI LINGKUP

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN

-DAFTAR PENGELUARAN RIIL

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

.....................................................................................

NIP : ......................................................................................

Jabatan : ......................................................................................

berdasarkan Surat Perjalanan Dinas (SPD) Nomor. ..................tanggal

................. dengan ini kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Biaya transportasi pegawai di bawah ini yang tidak dapat diperoleh bukti-

bukti pengeluarannya, meliputi:

No. Uraian Jumlah

Jumlah

2. Jumlah uang tersebut pada angka 1 (satu) di atas benar-benar dikeluarkan

untuk pelaksanaan Perjalanan Dinas dimaksud dan apabila di kemudian

www.peraturan.go.id

2017, No.243 -66-

hari terdapat kelebihan atas pembayaran, kami bersedia untuk

menyetorkan kelebihan tersebut ke Kas Negara.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Mengetahui/Menyetujui: .............,tanggal, bulan, tahun

Pejabat Pembuat Komitmen, Pelaksana SPD,

..................................... ...........................

NIP. ............................. NIP. ...................

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SITI NURBAYA

www.peraturan.go.id