berita negara republik indonesiarepublik indonesia no.1660, 2016 kemenhub. urusan pemerintahan....

117
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1660, 2016 KEMENHUB. Urusan Pemerintahan. Nomenklatur. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 139 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 107 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas, dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah yang Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun www.peraturan.go.id

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BERITA NEGARA

    REPUBLIK INDONESIA No.1660, 2016 KEMENHUB. Urusan Pemerintahan. Nomenklatur.

    Pedoman.

    PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR PM 139 TAHUN 2016

    TENTANG

    PEDOMAN NOMENKLATUR, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI PERANGKAT

    DAERAH YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN

    BIDANG PERHUBUNGAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 107 ayat (3)

    Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

    Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri

    Perhubungan tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas, dan

    Fungsi Organisasi Perangkat Daerah yang Menyelenggarakan

    Urusan Pemerintahan Bidang Perhubungan;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang

    Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4722);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

    64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4849);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

    Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -2-

    2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4956);

    4. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

    Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

    telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

    Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

    Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

    58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5679);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

    Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5680);

    7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

    Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

    8. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

    9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun

    2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

    Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2015 Nomor 1844), sebagaimana telah diubah dengan

    Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 86 Tahun

    2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

    Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara

    Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1012);

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -3-

    10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Tahun 2016

    tentang Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan

    Perhubungan;

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK

    INDONESIA TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR, TUGAS,

    DAN FUNGSI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH YANG

    MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG

    PERHUBUNGAN.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

    1. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah

    dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menjadi

    kewenangan Daerah.

    2. Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu

    gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi

    dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang

    menjadi kewenangan Daerah Provinsi.

    3. Perangkat Daerah Kabupaten/Kota adalah unsur

    pembantu bupati/wali kota dan Dewan Perwakilan

    Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan

    Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

    Kabupaten/Kota.

    4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

    pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan

    tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

    luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

    Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

    1945.

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -4-

    5. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur

    penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin

    pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi

    kewenangan daerah otonom.

    6. Kepulauan adalah daerah yang memiliki karakteristik

    secara geografis dengan wilayah lautan lebih luas dari

    daratan yang di dalamnya terdapat pulau-pulau yang

    membentuk gugusan pulau sehingga menjadi satu

    kesatuan geografis dan sosial budaya.

    7. Daratan adalah daerah yang memiliki karakteristik secara

    geografis dengan wilayah daratan lebih luas dari lautan

    dan merupakan satu kesatuan geografis dan sosial

    budaya.

    8. Tipologi adalah pengelompokan perangkat daerah

    berdasarkan tipe atau jenis yang didasarkan pada hasil

    pemetaan Urusan Pemerintahan ditentukan berdasarkan

    hasil perhitungan nilai variabel Urusan Pemerintahan

    Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten dan Kota setelah

    dikalikan dengan faktor kesulitan geografis.

    9. Kepala Daerah adalah penyelenggara Pemerintahan

    Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan

    pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

    10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang

    selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan

    tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Perda.

    11. Dinas adalah Perangkat Daerah yang merupakan unsur

    pelaksana urusan pemerintahan provinsi atau

    kabupaten/kota.

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -5-

    BAB II

    BENTUK, TIPE, DAN NOMENKLATUR PERANGKAT DAERAH

    YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN PEMERINTAHAN

    BIDANG PERHUBUNGAN

    Bagian Kesatu

    Bentuk Perangkat Daerah

    Pasal 2

    (1) Perangkat Daerah Provinsi yang merupakan unsur

    pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    Provinsi untuk urusan pemerintahan bidang

    perhubungan berbentuk Dinas Daerah Provinsi.

    (2) Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang merupakan

    unsur pelaksana penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

    Kabupaten/Kota untuk urusan pemerintahan bidang

    perhubungan berbentuk Dinas Daerah Kabupaten/Kota.

    Bagian Kedua

    Tipe Perangkat Daerah

    Pasal 3

    (1) Dinas Daerah Provinsi dan Dinas Daerah

    Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

    dibedakan atas:

    a. Tipe A;

    b. Tipe B; dan

    c. Tipe C.

    (2) Penentuan tipe Dinas daerah sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) berdasarkan atas hasil pengukuran

    intensitas penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang

    perhubungan yang diatur dengan Peraturan Menteri

    Perhubungan tersendiri.

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -6-

    Bagian Ketiga

    Nomenklatur Perangkat Daerah

    Pasal 4

    (1) Nomenklatur Dinas Daerah Provinsi yang

    menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang

    perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

    (1) disebut Dinas Perhubungan Provinsi.

    (2) Nomenklatur Dinas Daerah Kabupaten/Kota yang

    menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang

    perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

    (2) disebut Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota.

    BAB III

    SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI

    Bagian Kesatu

    Susunan Organisasi

    Pasal 5

    (1) Dinas Perhubungan Provinsi dan Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe A masing-masing terdiri atas 1

    (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) bidang.

    (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

    atas paling banyak 3 (tiga) subbagian.

    (3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

    paling banyak 3 (tiga) seksi.

    Pasal 6

    (1) Dinas Perhubungan Provinsi dan Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe B masing-masing terdiri atas 1

    (satu) sekretariat dan paling banyak 3 (tiga) bidang.

    (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

    atas paling banyak 2 (dua) subbagian.

    (3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

    paling banyak 3 (tiga) seksi.

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -7-

    Pasal 7

    (1) Dinas Perhubungan Provinsi dan Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe C masing-masing terdiri atas 1

    (satu) sekretariat dan paling banyak 2 (dua) bidang.

    (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

    atas paling banyak 2 (dua) subbagian.

    (3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

    paling banyak 3 (tiga) seksi.

    Pasal 8

    (1) Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi dan

    Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota didasarkan atas

    pendekatan fungsi pada setiap sub urusan dan

    kewenangan dari Urusan Perhubungan.

    (2) Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terbagi atas:

    a. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe A pada wilayah geografis kepulauan dengan

    fokus sub urusan lalu lintas angkutan jalan dan

    pelayaran;

    b. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe B pada wilayah geografis kepulauan dengan

    fokus sub urusan lalu lintas angkutan jalan dan

    pelayaran;

    c. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe C pada wilayah geografis kepulauan dengan

    fokus sub urusan lalu lintas angkutan jalan dan

    pelayaran;

    d. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe A pada wilayah geografis daratan dengan fokus

    sub urusan lalu lintas angkutan jalan dan

    pelayaran;

    e. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe B pada wilayah geografis daratan dengan fokus

    sub urusan lalu lintas angkutan jalan dan

    pelayaran;

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -8-

    f. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe C pada wilayah geografis daratan dengan fokus

    sub urusan lalu lintas angkutan jalan dan

    pelayaran;

    g. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe A pada wilayah geografis daratan dengan fokus

    sub urusan lalu lintas angkutan jalan, pelayaran,

    dan perkeretaapian;

    h. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe B pada wilayah geografis daratan dengan fokus

    sub urusan lalu lintas angkutan jalan, pelayaran,

    dan perkeretaapian;

    i. Susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    Tipe C pada wilayah geografis daratan dengan fokus

    sub urusan lalu lintas angkutan jalan, pelayaran,

    dan perkeretaapian;

    (3) Susunan organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terbagi atas:

    a. Susunan organisasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe A pada wilayah geografis

    kepulauan dengan fokus sub urusan sesuai dengan

    moda transportasi yang dilayani pada wilayah

    masing-masing;

    b. Susunan organisasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe B pada wilayah geografis

    kepulauan dengan fokus sub urusan sesuai dengan

    moda transportasi yang dilayani pada wilayah

    masing-masing;

    c. Susunan organisasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe C pada wilayah geografis

    kepulauan dengan fokus sub urusan sesuai dengan

    moda transportasi yang dilayani pada wilayah

    masing-masing;

    d. Susunan organisasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe A pada wilayah geografis

    daratan dengan fokus sub urusan sesuai dengan

    moda transportasi yang dilayani pada wilayah

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -9-

    masing-masing;

    e. Susunan organisasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe B pada wilayah geografis

    daratan dengan fokus sub urusan sesuai dengan

    moda transportasi yang dilayani pada wilayah

    masing-masing; dan

    f. Susunan organisasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota Tipe C pada wilayah geografis

    daratan dengan fokus sub urusan sesuai dengan

    moda transportasi yang dilayani pada wilayah

    masing-masing.

    Bagian Kedua

    Tugas dan Fungsi

    Paragraf Kesatu

    Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Provinsi

    Pasal 9

    Dinas Perhubungan Provinsi mempunyai tugas membantu

    gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang

    perhubungan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas

    Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah provinsi.

    Pasal 10

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 9, Dinas Daerah provinsi menyelenggarakan fungsi:

    a. perumusan kebijakan di bidang lalu lintas dan

    angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan

    penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan

    Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah

    provinsi;

    b. pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan

    angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan

    penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan

    Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah

    provinsi;

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -10-

    c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu

    lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran,

    dan penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah

    dan Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah

    provinsi;

    d. pelaksanaan administrasi Dinas Perhubungan Provinsi;

    dan

    e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur

    terkait dengan tugas dan fungsinya.

    Paragraf Kedua

    Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota

    Pasal 11

    Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota mempunyai tugas

    membantu bupati/wali kota melaksanakan Urusan

    Pemerintahan bidang perhubungan yang menjadi kewenangan

    Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada

    Daerah Kabupaten/Kota.

    Pasal 12

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 11, Dinas Daerah Kabupaten/Kota menyelenggarakan

    fungsi:

    a. perumusan kebijakan di bidang lalu lintas dan

    angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan

    penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan

    Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah

    Kabupaten/Kota;

    b. pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan

    angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran, dan

    penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah dan

    Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah

    Kabupaten/Kota;

    c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu

    lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran,

    dan penerbangan yang menjadi kewenangan Daerah

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -11-

    dan Tugas Perbantuan yang ditugaskan kepada Daerah

    Kabupaten/Kota;

    d. pelaksanaan administrasi Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota; dan

    e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali

    kota terkait dengan tugas dan fungsinya.

    Pasal 13

    (1) Contoh susunan organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

    dan Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota, serta tugas

    dan fungsi unit kerja pada Dinas Perhubungan Provinsi

    dan Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota sebagaimana

    tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

    (2) Penerapan contoh susunan organisasi Dinas

    Perhubungan Provinsi dan Dinas Perhubungan

    Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dapat disesuaikan dengan pertimbangan atas:

    a. Ketersediaan dan kompleksitas pelayanan moda

    transportasi yang menjadi kewenangan Daerah

    Provinsi atau Kabupaten/Kota;

    b. Efektivitas dan efisiensi APBD; dan

    c. Pelimpahan pelayanan perizinan kepada unit

    pelayanan terpadu satu pintu daerah

    Provinsi/Kabupaten/Kota.

    BAB IV

    KETENTUAN LAIN-LAIN

    Pasal 14

    (1) Pada Dinas Perhubungan Provinsi dan Dinas

    Perhubungan Kabupaten/Kota dapat dibentuk unit

    pelaksana teknis Dinas Perhubungan untuk

    melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau

    kegiatan teknis penunjang tertentu.

    (2) Pembentukan unit pelaksana teknis Dinas Perhubungan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -12-

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    (3) Pembentukan unit pelaksana teknis Dinas Perhubungan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

    berdasarkan hasil penghitungan analisis beban kerja

    organisasi.

    Pasal 15

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, organisasi dan

    tata kerja Dinas Perhubungan Provinsi dan Dinas

    Perhubungan Kabupaten/Kota disesuaikan berdasarkan

    ketentuan Peraturan Menteri ini paling lambat 6 (enam) bulan

    sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

    BAB V

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 16

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -13-

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

    dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 2 November 2016

    MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    BUDI KARYA SUMADI

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal 11 November 2016

    DIREKTUR JENDERAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    WIDODO EKATJAHJANA

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -14-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -15-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -16-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -17-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -18-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -19-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -20-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -21-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -22-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -23-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -24-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -25-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -26-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -27-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -28-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -29-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -30-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -31-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -32-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -33-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -34-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -35-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -36-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -37-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -38-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -39-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -40-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -41-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -42-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -43-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -44-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -45-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -46-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -47-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -48-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -49-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -50-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -51-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -52-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -53-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -54-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -55-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -56-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -57-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -58-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -59-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -60-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -61-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -62-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -63-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -64-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -65-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -66-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -67-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -68-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -69-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -70-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -71-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -72-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -73-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -74-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -75-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -76-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -77-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -78-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -79-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -80-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -81-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -82-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -83-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -84-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -85-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -86-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -87-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -88-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -89-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -90-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -91-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -92-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -93-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -94-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -95-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -96-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -97-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -98-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -99-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -100-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -101-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -102-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -103-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -104-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -105-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -106-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -107-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -108-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -109-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -110-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -111-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -112-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -113-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -114-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -115-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -116-

    www.peraturan.go.id

  • 2016, No.1660 -117-

    www.peraturan.go.id