berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2015/bn632-2015.pdf ·...

96
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.632, 2015 BATAN. Rencana Strategis. Tahun 2015-2019. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; b. bahwa untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan sesuai dengan RPJMN 2015-2019 perlu menetapkan Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2015-2019; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional tentang Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2015-2019; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676); www.peraturan.go.id

Upload: doduong

Post on 03-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.632, 2015 BATAN. Rencana Strategis. Tahun 2015-2019.

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALREPUBLIK INDONESIANOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANGRENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

TAHUN 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 2 Tahun 2015 telah ditetapkan RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)2015-2019;

b. bahwa untuk memberikan arah dan sasaran yang jelasdalam pelaksanaan penelitian, pengembangan, danperekayasaan sesuai dengan RPJMN 2015-2019 perlumenetapkan Rencana Strategis Badan Tenaga NuklirNasional Tahun 2015-2019;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Kepala Badan Tenaga NuklirNasional tentang Rencana Strategis Badan TenagaNuklir Nasional Tahun 2015-2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentangKetenaganukliran (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1997 Nomor 23, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676);

www.peraturan.go.id

2015, No.632 2

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang SistemNasional Penelitian, Pengembangan, dan PenerapanIlmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4421);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentangPenyusunan Rencana Kerja dan AnggaranKementerian Negara /Lembaga (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

6. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentangPendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir;

7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentangBadan Tenaga Nuklir Nasional;

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) Tahun 2015-2019;

9. Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007;

10. Peraturan Menteri Perencanaan dan PembangunanNasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang PedomanPenyusunan dan Penelaahan Rencana StrategisKementerian/Lembaga (Renstra K/L0 Tahun 2015-2019;

11. Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir NasionalNomor 360/KA/XI/2001 tentang Organisasi dan TataKerja Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir;

12. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir NasionalNomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan TataKerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Kepala Badan TenagaNuklir Nasional Nomor 16 Tahun 2014;

www.peraturan.go.id

2015, No.6323

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALTENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIRNASIONAL TAHUN 2015-2019.

Pasal 1

Rencana Strategis Badan Tenaga Nuklir Nasional Tahun 2015-2019(Renstra BATAN 2015-2019), berisi uraian tentang tugas pokok dan fungsiBadan Tenaga Nuklir Nasional, disertai dengan lingkungan strategis, visi,misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, program, dan indikator kinerja

Pasal 2

(1) Renstra BATAN 2015 - 2019 merupakan arahan bagi setiap Unit KerjaBATAN dalam penyusunan program dan kegiatan 5 (lima) tahun.

(2) Dalam melaksanakan Renstra BATAN 2015 - 2019, Unit Kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus berkoordinasi denganKepala BATAN, Sestama, dan Deputi terkait serta PemangkuKepentingan.

Pasal 3

Kepala BATAN melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Renstra,Rencana Kerja Tahunan, dan Perjanjian Kinerja BATAN.

Pasal 4

Renstra BATAN 2015-2019 tercantum dalam Lampiran merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 5

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 4

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 April 2015

KEPALA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 28 April 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id

2015, No.6325

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALNOMORTENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIRNASIONAL TAHUN 2015-2019

RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONALTAHUN 2015-2019

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Kondisi Umum

1.1.1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir diIndonesia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negarauntuk penyelidikan radioaktivitet pada tahun 1954. PanitiaNegara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikanterhadap kemungkingan adanya jatuhan debu radioaktif dari ujicoba senjata nuklir kepulauan Pasifik. Dengan memperhatikanperkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atombagi masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah Nomor 65Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuk DewanTenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom yang selanjutnyamenjadi Badan Tenaga Atom Nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1964. Pada tahun 1997, ditetapkanUndang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentangKetenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan antaraunsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir denganunsur pengawas tenaga nuklir. Selanjutnya, melalui KeputusanPresiden Nomor 197 tahun 1998, nama Badan Tenaga AtomNasional diubah menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional.Kedudukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagaibadan pelaksana dipertegas dengan Peraturan Presiden Nomor46 tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Pusat penelitian tenaga nuklir yang dimiliki oleh BATANberlokasi di empat kawasan yaitu Bandung, Pasar Jumat,Yogyakarta dan Serpong. BATAN mengoperasikan tiga reaktorriset sebagai fasilitas utamanya, yaitu Reaktor Triga Mark II diBandung (beroperasi sejak tahun 1965), Reaktor KartiniYogyakarta (beroperasi sejak tahun 1979) dan Reaktor SerbaGuna GA Siwabessy (beroperasi sejak tahun 1987). Selain itu,BATAN juga memiliki fasilitas penunjang untuk pengembangansumber daya manusia (SDM), yaitu Pusat Pendidikan danPelatihan (Pusdiklat) dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN).

www.peraturan.go.id

2015, No.632 6

Fokus kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan(litbangrap) iptek nuklir yang dilakukan oleh BATAN meliputibidang pangan, energi, kesehatan, sumber daya alam danlingkungan (SDAL) dan keselamatan radiasi, industri, sertamaterial maju. Seiring dengan perkembangan iptek nuklir makaperan BATAN di masa mendatang diharapkan semakin besarterutama untuk meningkatkan daya saing dan memberikankontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat untukmenuju kemandirian bangsa.

1.1.2. Kontribusi Iptek Nuklir bagi Kesejahteraan Bangsa

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional(RPJPN) 2005-2025 dijelaskan bahwa semakin tingginyapersaingan global di masa yang akan datang menuntutpeningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapaniptek seiring dengan perkembangan ekonomi berbasispengetahuan. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapidalam upaya meningkatkan kemampuan iptek nasional, antaralain meningkatkan kontribusi iptek untuk meningkatkankemampuan dalam memenuhi hajat hidup bangsa, terutamauntuk memenuhi kesehatan dasar, energi, dan pangan;mengatasi degradasi fungsi lingkungan; dan meningkatkanketersediaan dan kualitas sumber daya iptek, baik SDM, saranadan prasarana, maupun pembiayaan iptek. Sementara itu,program pembangunan global yang dicanangkan olehPerserikatan Bangsa Bangsa (PBB)yaitu Millenium DevelopmentGoals (MDGs), yang akan segera berakhir pada tahun 2015 danakan digantikan dengan program A New Global Partnerships,menekankan pada pentingnya konsep pembangunanberkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.Tujuan utama dari program ini adalah penghapusan kemiskinanekstrem dari muka bumi sebelum 2030.

Penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmupengetahuan dan teknologi nuklir yang dilaksanakan olehBATAN diarahkan untuk dapat berkontribusi dalam menjawabtantangan tersebut. Beberapa produk hasil litbangyasa BATANtelah berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan bangsa,baik itu secara langsung maupun tidak langsung, terutamabidang pangan, kesehatan dan industri. Di bidang pangan,BATAN telah menghasilkan beberapa varietas unggul tanamanpangan yaitu padi, kedelai, gandum dan sorghum yang memilikiwaktu tanam yang lebih pendek, tahan hama dan produktivitasyang tinggi. Di bidang kesehatan, BATAN telah menghasilkanproduk radioisotop, radiofarmaka dan alat kesehatan untuk

www.peraturan.go.id

2015, No.6327

deteksi dini, diagnosa dan terapi. Di bidang industri, tekniknuklir telah dimanfaatkan untuk pengawetan bahan panganolahan siap saji, hasil pertanian dan aplikasi non-destructiveinvestigation (NDI).

Program dan kegiatan BATAN pada tahun 2015-2019menekankan pada keunggulan iptek nuklir dalam rangkamempercepat kesejahteraan bangsa. Sehingga, prioritas kegiatanlitbangrap iptek nuklir yang akan dilaksanakan antara lainadalah penguatan kompetensi pemuliaan tanaman danpengawetan bahan makanan, pembangunan pilot plant iradiatoruntuk meningkatkan kemampuan aplikasi radiasi nuklir,pengembangan alat kesehatan dan obat yang tersertifikasi.Selain itu, dalam rangka menuju kemandirian bangsa, prioritaskegiatan litbangrap iptek nuklir diarahkan untuk pembangunanReaktor Daya Eksperimental (RDE), penyediaan dukungan teknispenyiapan PLTN, litbang material maju yang berorientasi padaSDA lokal, dan litbang pemantauan lingkungan.

1.1.3. Dasar Hukum

BATAN adalah Lembaga Pemerintah Non-Kementerian(LPNK) yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsungkepada Presiden, yang dibentuk berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997. Selanjutnya, kedudukan BATANsebagai Badan Pelaksana di bidang ketenaga nuklirandipertegas di dalam Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013tentang Badan Tenaga Nuklir Nasional.

1.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok BATAN sesuai dengan Peraturan PresidenNomor 46 Tahun 2013 adalah melaksanakan tugaspemerintahan dibidang penelitian, pengembangan danpendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penelitian,pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan danteknologi nuklir di Indonesia hanya diarahkan untuk tujuandamai dan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyatIndonesia. Komitmen ini secara tegas dilaksanakan olehPemerintah Indonesia dengan meratifikasi Traktat PencegahanPenyebaran Senjata Nuklir dengan Undang-Undang Nomor 8Tahun 1978, dan meratifikasi Traktat mengenai Kawasan AsiaTenggara Bebas dari Senjata Nuklir dengan Undang-UndangNomor 9 Tahun 1997.

Kemudian sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor46 Tahun 2013, dalam melaksanakan tugasnya tersebut BATAN

www.peraturan.go.id

2015, No.632 8

menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidangpenelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmupengetahuan dan teknologi nuklir;

b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugasBATAN;

c. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaanilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;

d. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansipemerintah dan lembaga lain di bidang penelitian,pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan danteknologi nuklir;

e. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukunganadministrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkunganBATAN;

f. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutunuklir;

g. Pembinaan pendidikan dan pelatihan;

h. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan

i. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidangpenelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmupengetahuan dan teknologi nuklir.

1.1.5. Hasil yang telah dicapai

Pelaksanaan program dan kegiatan BATAN yangdituangkan dalam Renstra BATAN 2010-2014 merupakanpenjabaran dari sasaran strategis yang ingin dicapai olehBATAN, yaitu:

a. Meningkatnya hasil penelitian dasar dan terapan isotop danradiasi yang siap dimanfaatkan di masyarakat;

b. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang energi nuklir, isotopdan radiasi;

c. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia iptek nuklir;

d. Meningkatnya kualitas sumber daya di bidang iptek nuklir;

e. Meningkatnya kinerja manajemen kelembagaan litbangmenuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodgovernance);

f. Meningkatnya kualitas layanan iptek nuklir.

www.peraturan.go.id

2015, No.6329

BATAN telah berhasil memenuhi seluruh target dan sasaranyang telah tertuang di dalam Renstra BATAN 2010-2014tersebut, terutama yang terkait dengan kegiatan prioritasnasional yaitu jumlah varietas unggul yang dihasilkan,persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir, dandokumen teknis penyiapan infrastruktur dan tapak PLTN.Secara rinci, pencapaian kinerja BATAN pada periode 2010-2014dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1.Pencapaian Kinerja BATAN 2010-2014

No Indikator Kinerja UtamaTarget s.d

2014

Realisasi

s.d 2014

1 Jumlah varietas unggul tanamanpangan untuk menunjangketahanan pangan nasional (padi,kedelai, kacang hijau, gandumtropikal dan sorgum).

19varietas

19varietas

2 Jumlah dokumen teknispenyiapan infrastruktur, tapakPLTN dan penyusunan spesifikasiteknis yang siap dimanfaatkanoleh pemangku kepentingan.

3 doktek 3 doktek

3 Jumlah paket teknologi hasillitbangyasa energi nuklir, isotopdan radiasi yang siapdimanfaatkan masyarakat.

35 paketteknologi

54 paketteknologi

4 Jumlah prototipe hasil litbangyasaenergi nuklir, isotop dan radiasiyang siap dimanfaatkanmasyarakat.

9prototipe

32prototipe

5 Jumlah publikasi ilmiah nasionaldan internasional hasillitbangyasa energi, isotop danradiasi yang dapat diacu olehmasyarakat ilmiah.

278 718

6 Persentase peningkatanpenerimaan masyarakat terhadap

66% 72%

www.peraturan.go.id

2015, No.632 10

No Indikator Kinerja UtamaTarget s.d

2014

Realisasi

s.d 2014

iptek nuklir di Indonesia.

7 Jumlah mitra komersial yangmenerapkan hasil litbangyasaiptek nuklir.

15 mitra 26 mitra

8 Jumlah jenis hasil litbangyasaiptek nuklir yang dikomersilkan.

10 jenis 10 jenis

9 Persentase serapan lulusanpendidikan teknik nuklir diindustri.

75% 88,93%

10 Jumlah pegawai BATANberpendidikan S2 dan S3 yangberperan dalam pengembanganiptek nuklir.

46pegawai

42pegawai

11 Jumlah Standar NasionalIndonesia (SNI) yang ditetapkanBSN.

15 SNI 27 SNI

12 Hasil penilaian kinerja keuangandalam opini WTP.

WTP WTP

13 Hasil Penilaian LAKIP denganpredikat Baik.

B B

14 Jumlah daerah yangmemanfaatkan hasil litbang ipteknuklir (Kab/Kota)

38Kab/Kota

39Kab/Kot

a

15 Luas lahan pertanian yangmenggunakan varietas unggulBATAN

500 Ha 782,5 Ha

16 Indeks Kepuasan Masyarakat(IKM) Layanan BATAN

3 3,15

Evaluasi terhadap pencapaian pelaksanaan program dankegiatan dalam Renstra BATAN 2010-2014 digunakan sebagaisalah satu acuan dalam penetapan sasaran program dankegiatan dalam Renstra BATAN 2015-2019. Selain itu, Renstra

www.peraturan.go.id

2015, No.63211

BATAN 2015-2019 disusun dengan mengacu pada kerangkaarah kebijakan dan strategi, utamanya terhadap prioritaspembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan berbagaipermasalahan di bidang penelitian, pengembangan,perekayasaan dan penerapan iptek nuklir, serta kondisilingkungan strategis BATAN ke depan.

1.2. Potensi dan Permasalahan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BATAN berada disekitar lingkungan strategis yang bersifat dinamis, baik itulingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Perubahan yangterjadi pada lingkungan strategis BATAN akan sangat berdampakpada kinerja BATAN dalam mewujudkan pencapaian program dankegiatannya, baik itu berdampak positif maupun negatif. Perubahanlingkungan yang bersifat positif merupakan potensi atau sumberkekuatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sedangkanperubahan lingkungan yang bersifat negatif merupakan permasalahanatau sumber kelemahan yang harus diantisipasi dan diwaspadai.Penyusunan Rencana Strategis BATAN 2015-2019 didahului dengananalisis terhadap lingkungan strategis yang relevan bagi BATAN danprediksi terhadap arah perubahan yang mungkin terjadi padalingkungan strategis tersebut selama 5 (lima) tahun ke depan.

1.2.1. Potensi dan Peluang

a. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Saat ini BATAN mempunyai 2821 orang pegawai dengankomposisi pendidikan yang terdiri dari 100 orang lulusan S-3, 308 orang lulusan S-2, 1013 orang lulusan S-1/D-4, 383orang lulusan D-3/sarjana muda, dan 1017 orang lulusan<D-3 (data BSDM per 31 Desember 2014). Sekitar 38,9persen jumlah pegawai atau sebanyak 1106 orang, menitikarir pada 24 jabatan fungsional yaitu Peneliti, PranataNuklir, Pengawas Radiasi, Pranata Komputer, Widyaiswara,Pustakawan, Arsiparis, Litkayasa, Perekayasa, Dokter, DokterGigi, Perawat, Perawat Gigi, Pranata LaboratoriumKesehatan, Auditor, Auditor Kepegawaian, Penyelidik Bumi,Analis Kepegawaian, Dosen, Perencana, Pengendali DampakLingkungan, Perancang Peraturan Perundang-undangan,Radiografer, dan Pranata Humas. Dari jabatan fungsionaltersebut, yang memiliki kualifikasi sebagai peneliti utamatercatat sebanyak 82 orang (26 orang diantaranyamerupakan Profesor Riset), pranata nuklir utama 5 orang,perekayasa utama 2 orang, pustakawan utama 1 orang, danpengendali dampak lingkungan 1 orang.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 12

SDM BATAN mempunyai kompetensi yang unik danspesifik yang hanya dimiliki oleh BATAN. Selain ditunjangoleh latar belakang pendidikan formal, SDM BATAN jugatelah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis, baik itu didalam maupun di luar negeri, untuk meningkatkankompetensi di bidang ketenaganukliran. BerdasarkanKeputusan Kepala BATAN Nomor 016/KA/I/2004,kompetensi utama yang dimiliki oleh BATAN meliputi bidangisotop & radiasi, bahan bakar nuklir & bahan nuklir,instalasi & instrumentasi nuklir, reaktor & energi nuklir, dankeselamatan nuklir & radiasi. Selain itu, SDM BATAN jugatelah berpengalaman dalam melakukan studi tapak dankelayakan PLTN, desain Reaktor Gas Temperatur Tinggi(RGTT) dan Reaktor Riset Inovatif (RRI), pengembanganbidang material maju, pemisahan unsur radioaktif danpengolahan SDA mineral, pemuliaan tanaman dan prosesradiasi, perancangan dan perbaikan perangkat nuklir danNDE.

Di samping itu, BATAN juga memiliki fasilitas pendidikandan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dankeahlian SDM iptek nuklir di Indonesia. Tidak hanya daridalam negeri, beberapa trainees dari negara tetangga sepertiMyanmar, Bangladesh dan Jordania telah datang keIndonesia untuk mendapatkan pelatihan di bidang tekniknuklir, terutama untuk pemanfaatan teknik nuklir di bidangpertanian, reaktor riset dan aplikasi perunut radioaktif.Bahkan International Atomic Energy Agency (IAEA)mendorongIndonesia untuk menjadi IAEA Collaborating Center, sebagaicontoh di bidang Non Destructive Investigation (NDI) dikawasan Asia Tenggara.Denganpenunjukan BATAN sebagaiIAEA Collaborating Center tersebut, maka Indonesia akandijadikan sebagai pusat rujukan litbang dan pengembanganSDM di kawasan Asia Tenggara terkait dengan NDI. Hal inimenjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, terutamaBATAN, untuk dapat berkompetisi dengan capaian darinegara tetangga seperti Malaysia dan Filipina yangsebelumnya telah ditunjuk sebagai IAEA Collaborating Centermasing-masing dalam bidang proses iradiasi polimer alamdan studi Harmful Algae Blooms (HABs).

b. Jejaring Kerja

BATAN sebagai lembaga riset telah mengembangkanjejaring kerja dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi,lembaga pemerintah, swasta, industri dan lembaga lain baik

www.peraturan.go.id

2015, No.63213

di dalam maupun di luar negeri. Bentuk jejaring kerja yangdilakukan oleh BATAN menganut prinsip tripartit (tiga pihak)yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi dan swasta(masyarakat). Tujuan dari pembentukan jejaring kerjatersebut adalah untuk meningkatkan dan memperkuatkompetensi dan kualitas sumber daya BATAN dalammenghasilkan produk hasil litbangyasa yang bermanfaat bagimasyarakat.

Di tingkat nasional, BATAN telah menjalin kerja samastrategis dengan beberapa Kementerian/Lembaga terkaitdalam rangka pendayagunaan dan pemanfaatan tekniknuklir, diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup,Kementerian Kesehatan dan Kementerian KoordinatorKesejahteraan Rakyat. Kemudian, BATAN juga telah menjalinkerja sama dengan beberapa pemerintah daerah, antara lainPemerintah Kabupaten Kerinci, Kabupaten Klaten,Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan PemerintahProvinsi Sulawesi Selatan, dalam rangka pemanfaatan tekniknuklir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Selain itu, BATAN juga telah menjalin kemitraan denganpihak swasta dalam rangka pendayagunaan dankomersialisasi hasil litbang BATAN.

Di tingkat internasional, hingga saat ini Indonesiatercatat sebagai anggota IAEA yang merupakan lembagainternasional di bidang ketenaganukliran. Indonesia aktifterlibat dalam berbagai kegiatan penelitian, pengembangandan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklirdi tingkat internasional melalui kerjasama multi lateral dibawah payung IAEA. Pencapaian Indonesia, dalam hal iniBATAN, dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologinuklir telah diakui oleh dunia internasional. Hal ini terlihatdari kepercayaan yang diberikan pada Indonesia untukmenjadi pembicara kunci pada Scientific Forum IAEA dibidang pangan pada tahun 2012 lalu, di Wina. BATAN jugaberkesempatan untuk memamerkan seluruh hasil aplikasiiptek nuklir di bidang pangan pada kesempatan tersebut.Komitmen kerja sama yang dilakukan antara BATAN denganIAEA tertuang di dalam Country Programme Framework (CPF)of Indonesia 2013 – 2017.

Selain dengan IAEA, mulai tahun 2013 BATANmemperluas jejaring kerja samanya di tingkat internasionaldengan Food and Agriculture Organization (FAO), yangmerupakan lembaga internasional di bidang pangan dan

www.peraturan.go.id

2015, No.632 14

pertanian.Selain itu, BATAN juga aktif melakukan kerja samadi tingkat regional, terutamadi kawasan Asia Pasifik melaluikerjasama bilateral dan multi lateral di bawah payungRegional Cooperatif Agreement (RCA) dan Forum for NuclearCooperation in Asia (FNCA). Kemudian, sebagai bentukapresiasi dari dunia internasional terhadap kapasitas yangdimilikinya, Indonesia mendapatkan tawaran untuk menjadihostuntuk ICTP (International Center for Theoretical Physics)Regional Asia Tenggara. Untuk merealisasikan hal tersebut,BATAN dan Kementerian Ristek& Pendidikan Tinggi telahmelakukan kerja sama dengan beberapa institusi litbang danperguruan tinggi di Indonesia untuk membentuk suatuKonsorsium Nasional. BATAN ditunjuk sebagai managingoffice yang bertanggungjawab untuk membuat danmelaksanakan MoU dengan ICTP yang berkantor pusat diTrieste, Italia.

c. Fasilitas Nuklir Utama

BATAN memiliki berbagai fasilitas utama litbang nukliryang berada di 4 (empat) kawasan nuklir, yaitu:

a) Kawasan Nuklir Serpong

- Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG-GAS) berdaya30 MW;

- Instalasi penyimpanan bahan bakar bekas sementara;

- Instalasi elemen bakar eksperimental;

- Instalasi pengolahan limbah radioaktif;

- Instalasi radiometalurgi;

- Instalasi litbang produksi radioisotop dan radiofarmaka;

- Instalasi keselamatan dan keteknikan reaktor;

- Instalasi perekayasaan perangkat nuklir;

- Instalasi spektrometri neutron;

- Fasilitas siklotron berdaya 30 MeV; dan

- Ruang peragaan sains dan teknologi nuklir.

b) Kawasan Nuklir Pasar Jumat

- Balai Iradiasi yang terdiri dari

3 (tiga) unit Iradiator sinar gamma Cobalt-60 masing-masing dengan kuat sumber yang berbeda;

2 (dua) unit Mesin Berkas Elektron (MBE), masing-masing berdaya 2 MeV/10mA dan 300 keV/50 mA;

www.peraturan.go.id

2015, No.63215

- Instalasi eksplorasi dan pengolahan bahan galiannuklir;

- Laboratorium acuan dalam bidang keselamatan dankesehatan radiasi;

- Laboratorium pendidikan dan pelatihan iptek nuklir;

- Laboratorium untuk aplikasi teknologi isotopdanradiasi dalam bidang pangan dan pertanian sertaindustri;

- Instalasi balai iradiasi; dan

- Gedung Peragaan Sains dan Teknologi Nuklir.

c) Kawasan Nuklir Bandung

- Reaktor Triga Mark II berdaya 2 MW;

- Laboratorium senyawa bertanda; dan

- Laboratorium fisika dan metalurgi.

d) Kawasan Nuklir Yogyakarta

- Reaktor Kartini berdaya 100 kW;

- Laboratorium teknologi proses bahan;

- Instalasi akselerator; dan

- Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

Sebagian besar fasilitas yang dimiliki oleh BATAN tersebuttelah tersertifikasi/terakreditasi.

d. Manajemen

Keunggulan yang dimiliki oleh BATAN bila ditinjau darisisi manajemen adalah telah diterapkannya sistem layananperkantoran berbasis web (e-goverment) untukmenyederhanakan dan mempercepat business process yangada sejak tahun 2010. Berbagai aplikasi untuk sistemperencanaan, pelaporan, persuratan, penilaian kinerja,informasi kepegawaian telah dikembangkan dan diterapkandalam manajemen perkantoran sehari-hari.

Kemudian sejak tahun 2012, BATAN telahmelaksanakan Reformasi Birokrasi secara bertahap. Langkahawal yang telah dilakukan BATAN terkait denganpelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah penataan kembaliorganisasi di BATAN menuju right-sizing organization. Selainitu, BATAN juga menerapkan sistem standardisasi,akreditasi, dan sertifikasi sistem mutu pada seluruh Unit

www.peraturan.go.id

2015, No.632 16

Kerja. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerjadan disiplin pegawai serta meningkatkan kualitas pelayananyang diberikan BATAN terhadap para pelanggannya.

Akuntabilitas dari sistem manajemen di BATAN jugasangat baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian laporankeuangan BATAN oleh BPK yang mendapatkan opini WajarTanpa Pengecualian (WTP) dan mempertahankan opini WTPtersebut setiap tahunnya, mulai dari tahun 2009 – 2012. Darisisi akuntabilitas kinerja, BATAN mendapatkan nilai Bterhadap penilaian LAKIP tahun 2012 - 2014. Dari sisipengelolaan barang milik negara (BMN), laporan BMN BATANmendapat juara ke-3 dalam kategori realisasi penilaian aset.Terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan yang bebasKKN, BATAN mendapat peringkat ke-7 dalam penilaianintegritas korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).BATAN juga mendapatkan penghargaan dari KementerianKominfo sebagai Badan Publik Pusat terbaik ke III yangmenyelenggarakan Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

Kemudian,untuk meningkatkan kualitas kegiatanpenelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmupengetahuan dan teknologi nuklir,BATAN menggunakanTechnology Readiness Level (TRL) dan standardisasi outputkegiatan penelitian sebagai salah satu tooldi dalam sistemmanajemennya. Daftar jenis output yang dijadikan acuandalam kegiatan litbangrap dan kegiatan kelembagaan diBATAN dapat dilihat pada Anak Lampiran 1.

e. Kepercayaan Masyarakat

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan pada tahun2013, terlihat bahwa kepercayaan dan dukungan masyarakatterhadap BATAN dan litbangrap iptek nuklir sangat baik.Secara nasional, lebih dari 60 persen masyarakatmendukung program pembangunan PLTN di Indonesia.Bahkan dukungan masyarakat untuk pemanfaatan ipteknuklir secara umum di berbagai bidang jauh lebih besar,yaitu mencapai 72 persen. Kepercayaan dan dukungan darimasyarakat dan pemangku kepentingan kunci lainnyamerupakan faktor yang sangat penting dalam menentukankeberhasilan program BATAN. Kepercayaan dan dukunganinilah yang menjadi salah satu dasar bagi BATAN untukmengembangkan program RDE.

www.peraturan.go.id

2015, No.63217

f. Peluang Pasar

Peluang iptek nuklir untuk dapat berperan dalammempercepat kesejahteraan dan mewujudkan kemandirianbangsa masih sangat besar. Di bidang energi, kebutuhanmasyarakat akan ketersediaan sumber energi listrik yangmurah dan berkelanjutan merupakan salah satu peluangbagi BATAN untuk memperkenalkan PLTN kepadamasyarakat. Harus diakui bahwa pertumbuhan energi listrikyang dihasilkan dari PLTN pasca kecelakaan reaktor nuklirFukushima Daiichi pada tahun 2011 semakin menurun.Tetapi, IAEA memprediksi bahwa energi nuklir masih akanmenjadi salah satu sumber energi utama di dunia. Beberapanegara di kawasan Asia, seperti Korea Selatan, China, Indiadan Pakistan tetap melanjutkan program pembangunanPLTN-nya. Bahkan beberapa negara lain telah memutuskanuntuk mulai menggunakan PLTN, seperti Uni Emirat Arab,Jordania, Vietnam, dan Bangladesh. Ditinjau dari aspekteknologi dan keselamatan PLTN, saat ini banyak negara yangmemfokuskan pada desain inovatif PLTN (generasi ke-4) yangmemiliki kapasitas yang lebih kecil dengan tingkatkeselamatan yang lebih tinggi.

Selain itu, IAEA juga mencatat bahwa jumlah negarayang terus memanfaatkan iptek nuklir di bidang non-energisemakin meningkat, terutama untuk mengatasi tantanganketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan peningkatandaya saing industri. Di bidang pangan, program pemerintahuntuk meningkatkan ketahanan pangan nasional merupakanpeluang bagi BATAN untuk berkontribusi dalammenyediakan varietas unggul padi nasional melalui teknikmutasi radiasi. Di bidang kesehatan, teknik kedokterannuklir dapat digunakan untuk diagnosis dan terapi penyakitkanker dan jantung, yang merupakan penyakit tidak menulardan kronik dengan angka penderita yang semakin meningkatdi dunia. Di bidang industri, BATAN dapat berkontribusidalam meningkatkan daya saing produk pangan, terutama ditingkat regional, melalui pemanfaatan iradiator gamma untukpengawetan produk pangan dan penanganan pascapanen.Selain itu, kebutuhan dunia industri untuk melakukan NDEmerupakan peluang yang harus dapat dimanfaatkan olehBATAN.

Di bidang SDAL, iptek nuklir memegang peranan yangsangat penting terutama dalam menjaga kualitas lingkungandan pengolahan serta pemurnian SDA. Perjanjian kerja sama

www.peraturan.go.id

2015, No.632 18

yang telah dijalin antara BATAN dengan KementerianLingkungan Hidup semakin memperkuat peran teknik nuklirdalam memonitor kualitas udara dan lingkungan di berbagaikota besar di Indonesia. Di samping itu, iptek nuklir jugadapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi polutan,mempelajari perubahan iklim, dan mempelajari fenomenapengasaman lautan (ocean acidification). Kemudian,penggunaan isotop sebagai tracer dapat dimanfaatkan untukpemetaan sumber-sumber air seperti yang telah dilakukan didaerah Gurun Sahara, Afrika. Sementara itu, peran teknologinuklir dalam pengolahan dan pemurnian SDA mineral,terutama dalam pengembangan material maju, akan sangatdiperlukan seiring dengan ditetapkannya UU Nomor 4 tahun2009 dan Permen ESDM Nomor 7 tahun 2012 tentangkewajiban pengolahan dan pemurnian SDA mineral.

1.2.2. Permasalahan dan Ancaman

a. Kesenjangan Kompetensi SDM

BATAN memiliki SDM yang berkompeten dalamlitbangrap iptek nuklir, dengan berbagai latar belakangpendidikan formal yang relevan dan tersebar dalam berbagaijenjang fungsional yang ada. Akan tetapi dalamperkembangannya, seiring dengan bertambahnya usia SDMserta adanya kebijakan zero growth dan moratorium PNS olehpemerintah pusat, rekruitmen SDM yang dilakukan olehBATAN menjadi kurang optimal. Oleh karena itu terjadipenuaan (ageing) SDM yang menyebabkan terjadinyakesenjangan kompetensi (competency gap) antar generasi.Kelemahan ini kalau tidak segera diatasi dapat menjadimasalah di masa yang akan datang, terutama terkaitkeberlanjutan kapasitas dan kualitas kompetensi SDM.Untuk itu, perlu dibuat suatu fungsi pembinaan SDM secaraberjenjang dan sistem manajemen SDM secara terpadu.

b. Penuaan Fasilitas

Sejak berdiri pada tahun 1958, BATAN memiliki fasilitasnuklir yang didukung oleh instalasi, instrumentasi dansarana dan prasarana laboratorium/balai yang sehat,beroperasi secara handal dengan perawatan danpemeliharaan sesuai sistem manajemen mutu. Namun,seiring dengan berjalannya waktu, fasilitas nuklir yangdimiliki oleh BATAN lambat laun mengalami penuaan(ageing). Akibatnya, sebagian dari fasilitas tersebut tidakdapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, peremajaan

www.peraturan.go.id

2015, No.63219

(revitalisasi) fasilitas nuklir yang dimiliki oleh BATAN harusdiprioritaskan untuk segera dilakukan. Selain itu, untukmeningkatkan kualitas dan mutu layanan sesuai dengantingkat teknologi terkini, BATAN masih memerlukan beberapajenis peralatan yang baru.

c. Strategi Komunikasi

Dalam rangka mencapai tingkat kepercayaan masyarakatterhadap nuklir, BATAN telah melakukan kegiatanpenyebarluasan informasi iptek nuklir, promosi dandiseminasi produk hasil litbangyasa BATAN kepadamasyarakat. Akan tetapi, hasil yang diperoleh dari kegiatantersebut masih belum optimal.Faktanya masih banyakproduk BATAN yang belum dikenal dan dimanfaatkan denganbaik oleh masyarakat. Strategi komunikasi yangdilaksanakan oleh BATAN saat ini masih belum melibatkanseluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, perludibangun strategi komunikasi yang lebih baik denganmelibatkan seluruh pemangku kepentingan.

1.3. Pengertian Umum

Definisi dan pengertian yang dimaksud dalam Renstra ini adalah:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalahdokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20(dua puluh) tahun.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untukperiode 5 (lima) tahun.

3. Rencana Strategis BATAN, selanjutnya disebut Renstra BATAN,adalah dokumen perencanaan BATAN untuk periode 5 (lima)tahun, yang merupakan penjabaran dari RPJMN.

4. Prioritas nasional adalah penjabaran dari visi, misi, dan prioritasPresiden dan Wakil Presiden terpilih yang dituangkan dalamRPJMN.

5. Kebijakan Strategis Nasional (Jakstranas) Iptek adalah dokumenKebijakan StrategisPembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan danTeknologi untuk periode lima (5) tahun yang disusun olehKementerian Negara Riset dan Teknologi yang berisikan arah,prioritas utama, dan kerangka kebijakan pembangunan nasionaldi bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkanpada akhir periode perencanaan.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 20

7. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akandilaksanakan untuk mewujudkan visi.

8. Tujuan adalah penjabaran visi Kementerian/Lembaga yangbersangkutan dan dilengkapi dengan rencana sasaran nasionalyang hendak dicapai dalam rangka mencapai sasaran programprioritas Presiden.

9. Sasaran strategis adalah kondisi yang akan dicapai secara nyataoleh Kementerian/Lembaga yang mencerminkan pengaruh yangditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) satu atau beberapaprogram.

10. Sasaran Program (outcome) adalah hasil yang akan dicapai darisuatu program dalam rangka pencapaian sasaran strategisKementerian/Lembaga yang mencerminkan berfungsinyakeluaran (output).

11. Sasaran Kegiatan (output) adalah keluaran (output) yangdihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untukmendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dankebijakan yang dapat berupa barang atau jasa.

12. Prinsip adalah asas/kebenaran yang menjadi pokok dasarberpikir dan bertindak.

13. Nilai adalah sifat/karakteristik yang penting atau berguna bagipelaksanaan seluruh aktivitas yang dilaksanakan BATAN.

14. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-programindikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

15. Analisis SWOT adalah identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan,peluang, dan ancaman yang dapat menjadi faktor strategis bagiBATAN.

16. Balanced scorecard adalah suatu sistem manajemen yangmemungkinkan suatu organisasi untuk menetapkan, menelusuri,dan mencapai tujuan dan sasaran strategisnya berdasarkanempat perspektif yaitu pelanggan, finansial, proses bisnisinternal, dan pertumbuhan dan pembelajaran pegawai.

17. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh BATAN untukmencapai tujuan.

18. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi kegiatan yangdilaksanakan oleh BATAN untuk mencapai sasaran dan tujuanserta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatanmasyarakat yang dikoordinasikan oleh BATAN.

19. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh unitkerja setingkat Eselon II yang terdiri dari sekumpulan tindakan

www.peraturan.go.id

2015, No.63221

pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber dayamanusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana,dan/atau kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumberdayatersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran(output) dalam bentuk barang/jasa.

20. Hasil/Outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkanberfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam suatuprogram.

21. Keluaran/Output adalah prestasi kerja berupa barang atau jasayang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untukmendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dankebijakan.

22. Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah alat ukur yangmengindikasikan keberhasilan pencapaian sasaran strategis.

23. Indikator Kinerja Program (IKP) adalah alat ukur yangmengindikasikan keberhasilan pencapaian hasil (outcome) darisuatu program.

24. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah alat ukur yangmengindikasikan keberhasilan pencapaian keluaran (output) darisuatu kegiatan.

25. Masyarakat adalah pelaku pembangunan yang merupakan orangperseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adatatau badan hukum yang berkepentingan dengan kegiatan danhasil pembangunan baik sebagai penanggung biaya, pelaku,penerima manfaat, maupun penanggung risiko.

26. Stakeholder/pemangku kepentingan adalah sekelompok orangatau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi olehkinerja dan capaian dari suatu organisasi.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 22

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

2.1. Visi

Visi BATAN disusun dengan mempertimbangkan dokumenperencanaan pembangunan nasional dan kebijakan litbang nasionalyang berada di atasnya yaitu Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional (RPJPN) 2005-2025, Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan Jakstranas Iptek 2015-2019. Visi RPJPN 2005-2025 mengarah pada terwujudnya Indonesiasebagai negara yang mandiri, maju, adil dan makmur. Sementara itu,RPJMN 2015–2019 menekankan pada pembangunan keunggulankompetitif perekonomian yang berbasis SDA lokal, SDM yangberkualitas, dan kemampuan iptek.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, dapatdisimpulkan bahwa ada tiga kata kunci yang ingin dicapai daripembangunan nasional pada jangka panjang, yaitu kesejahteraan dankemandirian. Salah satu upaya pemerintah pada jangka menengahuntuk mewujudkan kedua hal tersebut adalah melalui peningkatankemampuan dan keunggulan iptek nasional, termasuk kualitas SDMyang dimilikinya. BATAN sebagai lembaga pemerintah yang diberiamanat untuk melaksanakan penelitian, pengembangan danpendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir, turutbertanggung jawab untuk menciptakan keunggulan iptek tersebut,terutama di tingkat regional. Oleh karena itu, visi BATAN pada tahun2015-2019 adalah sebagai berikut:

“BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam PercepatanKesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa”

2.2. Misi

Dalam mewujudkan Visi BATAN 2015-2019 terutama untukmewujudkan keunggulan BATAN, maka visi tersebut perlu dijabarkanke dalam misi-misi yang dapat memperkuat tugas dan fungsi BATANdalam melakukan penelitian, pengembangan dan pendayagunaanilmu pengetahuan dan teknologi nuklir.

Adapun misi yang ingin dilaksanakan BATAN pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir,

2. Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan danbermanfaat bagi masyarakat,

3. Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat regional,

www.peraturan.go.id

2015, No.63223

dan berperan aktif secara internasional,

4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir demikepuasan pemangku kepentingan,

5. Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan menekankan padaasas kemanfaatan, keselamatan dan keamanan.

2.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh BATAN periode 2015-2019dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi potensi, permasalahan,peluang dan ancaman yang akan dihadapi BATAN selama lima tahunke depan dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya.Tujuan yang dirumuskan mencerminkan kondisi yang ingin dicapaiBATAN pada jangka menengah melalui pelaksanaan misinya. TujuanBATAN 2015-2019 tersebut adalah:

1. Terwujudnya BATAN sebagai lembaga unggulan iptek nuklir ditingkat regional.

2. Peningkatan peran iptek nuklir dalam mendukung pembangunannasional menuju kemandirian bangsa.

2.4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis adalah kondisi yang akan dicapai secara nyataoleh BATAN sebagai ukuran pencapaian untuk memastikantercapainya tujuan yang telah dirumuskan. Selain itu, sasaranstrategis juga mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanyahasil (outcome) dari semua program BATAN. Mengacu pada visi, misidan tujuan, sasaran strategis yang ingin dicapai BATAN pada tahun2015-2019, adalah sebagai berikut:

1. Diakuinya BATAN sebagai lembaga unggulanlitbang iptek nuklir ditingkat nasional maupun regional.

2. Meningkatnya kualitas dan daya saing hasil penelitian,pengembangan dan perekayasaan iptek nuklir.

3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pendayagunaanhasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan iptek nuklir.

4. Meningkatnya kepuasan pemangku kepentingan.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 24

Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis BATAN 2015 – 2019

Tujuan Sasaran StrategisU

nggu

l

TerwujudnyaBATAN sebagailembaga unggulaniptek nuklir ditingkat regional

Diakuinya BATAN sebagailembaga unggulan litbang ipteknuklir di tingkat nasional maupunregional

Meningkatnya kualitas dan dayasaing hasil penelitian,pengembangan dan perekayasaaniptek nuklir

Man

dir

idan

Seja

hte

ra

Peningkatan peraniptek nuklir dalammendukungpembangunannasional menujukemandirianbangsa

Meningkatnya kesejahteraanmasyarakat melaluipendayagunaan hasil penelitian,pengembangan dan perekayasaaniptek nuklir

Meningkatnya kepuasanpemangku kepentingan

Adapun indikator kinerja sasaran strategis BATAN adalah sebagaiberikut:

1. Jumlah pengguna yang memanfaatkan pusat unggulan iptekBATAN.

2. Jumlah publikasi ilmiah yang mengutip hasil publikasi ilmiahBATAN.

3. Persentase serapan lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir didunia kerja.

4. Jumlah SDM nasional dan regional yang meningkatkompetensinya di bidang nuklir.

5. Jumlah produk yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia(SNI) nuklir.

6. Jumlah paten granted hasil litbangyasa BATAN yangdimanfaatkan.

7. Persentase peningkatan pendapatan petani melalui pemanfaatanproduk litbangyasa iptek nuklir.

www.peraturan.go.id

2015, No.63225

8. Persentase local content dalam pembangunan iradiator.

9. Persentase peningkatan nilai ekonomis sumber daya alam lokalmelalui penerapan iptek nuklir.

10. Persentase local content dalam pembangunan Reaktor DayaEksperimental.

11. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Layanan BATAN.

2.5. Prinsip

Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesionaluntuk tujuan damai dan diarahkan untuk memberikan kontribusidalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mengutamakanprinsip keselamatan dan keamanan, serta kelestarian lingkunganhidup yang didukung dengan keterlibatan seluruh unsur sumber dayaBATAN secara sinergis (BATAN incorporated).

2.6. Nilai

Seluruh kegiatan penelitian, pengembangan dan pendayagunaanilmu pengetahuan dan teknologi nuklir yang dilaksanakan olehBATAN berpedoman pada nilai berikut:

1. Akuntabilitas

Siap menerima tanggung jawab dan melakukan tanggung jawab itudengan baik seperti yang ditugaskan.

2. Disiplin

Bertindak sesuai peraturan, prosedur, tata tertib, tepat waktu dantepat sasaran dengan tetap mempertahankan efisiensi danefektivitas waktu dan anggaran.

3. Keunggulan

Memiliki sikap dan motivasi untuk senantiasa berusaha mencapaihasil yang lebih baik dari pada yang lain.

4. Integritas

Menjunjung tinggi dan mendasarkan setiap sikap dan tindakanpada prinsip dan nilai-nilai moral, etika, peraturan perundangantermasuk menjauhkan dari kecenderungan tindakan KKN.

5. Kolaborasi

Mengutamakan kerja sama, mengembangkan jejaring kerja denganpihak eksternal dan mengedepankan kerja tim (team work) untukmencapai kinerja yang lebih baik.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 26

6. Kompetensi

Menekankan pada kualitas penguasaan dan pemenuhankualifikasi kemampuan SDM seperti yang dibutuhkan.

7. Inovatif

Meningkatkan upaya kreatif untuk menemukan pembaharuandalam setiap hasil litbang.

www.peraturan.go.id

2015, No.63227

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKAKELEMBAGAAN

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Agenda prioritas (Nawa Cita) keenam adalah meningkatkanproduktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional denganarah kebijakan salah satunya adalah peningkatan kapasitas inovasidan teknologi. Dalam rangka peningkatan dukungan iptek bagi dayasaingsektor produksi, pembangunan iptek dalam RPJMN III 2015-2019 diarahkan pada:

a. Penyelenggaraan litbang (riset) dengan output teknologi/produkbaru terdifusi ke sektor produksi;

b. Layanan perekayasaan dan teknologi: dalam bentuk penyediaansarana perekayasaan, disain, dan pengujian;

c. Layanan infrastruktur mutu: yang mencakup standardisasi,metrologi, kalibarasi dan pengujian mutu;

d. Layanan pengawasan tenaga nuklir: yang mencakup pengawasanpenggunaan tenaga nuklir di industri, pertanian, kesehatan danenergi; dan

e. Penguatan kerjasama akademis-swasta-pemerintah : yangdifasilitasi lewat science and technology park, inkubator danmodel ventura.

Adapun strategi pembangunan dirumuskan untuk masing-masingkebijakan yang ditetapkan tersebut.

Penyelenggaraan riset difokuskan pada bidang-bidang (1)pangan dan pertanian; (2) energi, energi baru dan terbarukan; (3)kesehatan dan obat; (4) transportasi; (5) telekomunikasi, informasidan komunikasi (TIK); (6) teknologi pertahanan dan keamanan; dan(7) material maju, yang disebut Program Utama Nasional (PUNAS)Riset.

Dalam RPJMN 2015-2019 strategi melaksanakan PUNAS Risetadalah (1) semua kegiatan riset harus menunjukkan kemajuancapaian secara berturut-turut dari eksplorasi hingga difusi; (2)prioritas kegiatan riset adalah kegiatan yang dapat mencapai tahapdifusi; dan (3) penyediaan kebutuhan di setiap tahapan riset secaramemadai. Adapun penjabaran strategi tersebut yang terkait denganBATAN 2015 – 2019 adalah :

www.peraturan.go.id

2015, No.632 28

1. Program Utama Nasional Riset Pangan dan Pertanian

Indonesia memiliki lahan sub-optimal yang sangat luas, lahanini mencakup lahan kering masam, rawa lebak, rawa pasang surut,rawa gambut, lahan kering iklim kering. Sementara itu, teknologiuntuk pengelolaan lahan suboptimal telah relatif tersedia. Olehkarena itu, riset pertanian tanaman pangan diharapkan mampumenghasilkan jenis komoditas pangan dan/atau varietas unggulyang adaptif terhadap kondisi agroeko sistem masing-masingkarakteristik lahansuboptimal.

BATAN – melalui kegiatan aplikasi radiasi nuklir: (1) akanmampu menghasilkan 20 galur harapan tanaman pangan yangtelah melalui uji alpha dan uji beta di beberapa lokasi sekaligusdan siap didiseminasikan ke masyarakat; dan (2) menghasilkansatu set teknologi pengelolaan lahan sub-optimal yang telah melaluiuji alpha dan uji beta. Untuk meningkatkan kemampuan aplikasiradiasi nuklirakan dibangun pilot plant irradiator gamma.

2. Program Utama Nasional Riset Energi

Riset energi dimaksudkan antara lain untuk menentukansumber energi baru dengan melakukan intensifikasi eksplorasi daneksploitasi untuk mempertahankan produksi migas danpengembangan energi baru dan terbarukan. BATAN melakukanpenyiapan pembangunan PLTN dalam bentuk (1) peningkatanpenguasaan teknologi PLTN untuk deployment PLTN komersial; (2)peningkatan kapasitas SDM PLTN; (3) pelatihan manajemenproyekuntuk proyek PLTN komersial; dan (4) peningkatanpenerimaan publik terhadap PLTN. Penyiapan ini juga termasukmeningkatkan BATAN memproduksi bahan bakar nuklir danmengelola limbah nuklir PLTN.

3. Program Utama Nasional Riset Material Maju

Riset material maju ditujukan untuk menguasai materialstrategis pendukung produk-produk teknologi, yang antara laindifokuskan pada:

Logam Tanah Jarang (Rare Earth Materials).

Untuk dapat mewujudkan potensi ekonomi logam tanah jarang,yang saat ini masih terbuang di pusat-pusat pengolahan timah,maka dilaksanakan penelitian yang sistematis oleh konsorsiumlintas lembaga yang terdiri dari:

a. Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN) - BATAN:pembuatan hidroksida logam tanah jarang dari batuanmonasit;

www.peraturan.go.id

2015, No.63229

b.Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) - BATAN:pembuatan oksida logam tanah jarang (La, Ce, dan Nd) darihidroksidanya;

c. Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) - BATAN:pembuatan magnit berbasisi Neobidium(Nd)) dari logam oksidalogam tanah jarang, sertapembuatan logam tanah jaranglainnya dari oksida (selainLa, Ce, dan Nd);

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral danBatuBara– ESDM : pembuatan logam tanah jarang darioksidanya (La, Ce dan Nd);

e. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),Universitas Indonesia (UI) dan MIDC : pembuatan logampaduan tanah jarang.

Bahan Magnet Permanen.

Hasil yang diharapkan dalam RPJMN 2015-2019 antara lain:

(1) terbangunnya pusat penelitian bahan magnet;

(2) dikuasainya teknik produksi bahan magnet berbasisNeobidium hingga diperoleh prototipe penerapan di industri;

(3) prototipe bahan magnet dengan kinerja yang telah lolos ujibeta; dan

(4) pengembangan motor dan generator listrik berbasis magnetpermanen telah teruji di lingkungan pengguna (uji beta).

Material baterai padat:

Terbangunnya laboratorium baterai sebagai pusat keunggulannasional; diperoleh contoh produk/prototipe baterai untukmobillistrik yang telah teruji di laboratorium.

Selain itu, salah satu arah kebijakan dan strategi dalammeningkatkan ketersediaan energi dan kelistrikan adalahpeningkatan jangkauan pelayanan ketenagalistrikan. Salahsatunya dengan perluasan jangkauan pelayananketenagalistrikan antara lain dengan melaksanakan kajianpengembangan PLTN dan memfasilitasi badan usaha yang akanmengembangkan.

Di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkunganhidup, strategi pembangunan yang akan dilakukan antara lainadalah penguatan pasokan, bauran dan efisiensi konsumsienergi. Hal ini sebagai salah satu kebijakan Pemerintah dalammenghadapi permasalahan yang muncul antara lain adanyaketergantungan pada bahan bakar fosil (batubara dan migas)

www.peraturan.go.id

2015, No.632 30

sebagai sumber energi dan pemanfaatan sumber energiterbarukan belum optimal. Oleh karena itu, salah satu sasaranutama penguatan energi yang akan dicapai dalam kurun waktu2015-2019 adalah peningkatan bauran energi baru danterbarukan (EBT), antara lain dengen pelaksanaan pilot projectreaktor daya PLTN dengan kapasitas sekitar 10 MW.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BATAN

3.2.1. Fokus Bidang

Dengan semangat BATAN Incorporated untukmenghasilkan output yang bersifat extra ordinary, kegiatanpenelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmupengetahuan dan teknologi nuklir yang dilakukan oleh BATANdifokuskan pada enam bidang penelitian yang didukung olehbidang kelembagaan yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Fokus Bidang Pangan/Pertanian

Di bidang pangan, kegiatan penelitian, pengembangan danpendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklirdiarahkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, danpengawetan bahan pangan, dengan keluaran berupa:

Galur mutan harapan tanaman pangan dan hortikultura,

Prototipe iradiator untuk pengawetan bahan pangan, dan

Prototipebio-fertilizer untuk remediasi lahan marginal dandata potensi sumber daya air

b. Fokus Bidang Energi

Fokus kegiatan penelitian, pengembangan danpendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dibidang energi adalah pengembangan reaktor dayaeksperimental dengan keluaran berupa:

Prototipe reaktor daya eksperimental 10MW,

c. Fokus Bidang Kesehatan

Kegiatan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmupengetahuan dan teknologi nuklir di bidang kesehatandiarahkan pada aplikasi teknik nuklir untuk penangananmasalah malnutrisi, pengembangan dan produksiradioisotop, radiofarmaka dan biomaterial, dan perangkatnuklir untuk diagnosis dan terapi, dengan keluaran berupa:

Prototipe brakiterapi HDR Ir-192

Prototipe radioisotop dan radiofarmaka untuk diagnosisdan terapi kanker tersertifikasi

www.peraturan.go.id

2015, No.63231

Prototipe biomaterial tersertifikasi

Data kandungan mikronutrisi bahan pangan dan manusiapada daerah bermasalah malnutrisi,

d. Fokus Bidang SDAL dan Keselamatan Radiasi

Fokus kegiatan yang terkait dengan bidang SDAL dankeselamatan radiasi adalah pengolahan SDA lokal,pemanfaatan iptek nuklir untuk pemantauan lingkungan danstudi perubahan iklim dan efek radiasi pengion padamanusia dan lingkungan, dengan keluaran berupa:

Prototipe pilot plantlogam tanah jarang (LTJ),

Data riset (peta) polutan udara Indonesia,

Data riset studi epidemiologi akibat paparan radiasi medikdan lingkungan,

e. Fokus Bidang Industri

Fokus kegiatan yang terkait dengan bidang industri adalahpenguatan kompetensi dalam bidang Non DestructionExamination (NDE)dan meningkatkan pemanfaatanakselerator dan reaktor riset untuk mendukung industrinasional, dengan keluaran berupa:

Prototipe cyclotron 13MeV untuk produksi radioisotop

Metode advanced NDI

Prototipe advanced NDI

Design reaktor Triga-pelat

Prototipe radiation portal monitor

f. Fokus Bidang Material Maju

Dalam rangka peningkatan nilai tambah sumber daya alamlokal, maka keluaran yang akan dihasilkan dari fokus bidangmaterial maju adalah:

Prototipe bahan magnet berbasis oksida, dan

Prototipe bahan baterai padat unggul.

g. Fokus Bidang Kelembagaan

Dalam rangka mendukung kegiatan pada enam fokus bidangteknis seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, keluaranyang akan dihasilkan dari fokus bidang kelembagaan adalah:

Dokumen Country Programme Framework (CPF) 2016-2020

www.peraturan.go.id

2015, No.632 32

Dokumen blue print pedoman penerapan iptek nuklir2015 – 2025,

Naskah rancangan BATAN mengenai peraturan presidententang clearing house iptek nuklir,

Dokumen teknis IAEA Collaborating Center pada bidangNDI,

Layanan pelatihan regional di bidang ketenaganukliran,

Layanan diklat nasional di bidang ketenaganukliran,

Dokumen penguatan reformasi birokrasi di BATAN, dan

Laporan pelaksanaan kegiatan diseminasi dan promosiiptek nuklir.

Pencapaian keluaran dari masing-masing fokus bidang tersebutmerupakan tanggung jawab bersama dari seluruh Unit Kerja diBATAN di bawah koordinasi Eselon I terkait. Indikator kinerjakegiatan (output) dari setiap Unit Kerja yang harus dihasilkansetiap tahunnya dalam rangka pencapaian keluaran darimasing-masing fokus bidang tersebut disajikan pada MatriksKinerja dan Pendanaan BATAN seperti yang terdapat pada AnakLampiran 2.

3.2.2. Peta Strategi BATAN dalam Empat Perspektif BSC

Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaranstrategis yang telah ditetapkan, diperlukan sebuah sistemmanajemen yang dapat mengelola peluang dan tantangan yangberasal dari luar secara efektif di dalam kerangka kekuatan dankelemahan yang dimiliki oleh BATAN. Oleh karena itu, BATANmenggunakan pendekatan analisis SWOT (Strengths,Weaknesses, Opportunities and Threats) dan Balanced Scorecard(BSC) dalam merumuskan kebijakan dan strateginya padajangka menengah. Dengan menggunakan dua pendekatantersebut maka strategi yang dirumuskan akan memilikikeseimbangan terutama dalam mengelola dan mendayagunakansumber daya internal, memuaskan kepentingan parastakeholders, memenuhi kepentingan BATAN dalam jangkapendek dan merencanakan program dalam jangka panjang.Kemudian, strategi yang dirumuskan diharapkan dapatmengembangkan kekuatan yang dimiliki oleh BATAN menjadisuatu kompetensi inti yang akan menciptakan keunggulankompetitif bagi BATAN. Selain itu, strategi yang dirumuskan jugadiharapkan dapat mengidentifikasi celah yang timbul danberusaha untuk memperbaiki kelemahan yang ada.

www.peraturan.go.id

2015, No.63233

Secara umum, kebijakan dan strategi BATAN untukmencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategisnyaberdasarkan pada empat perspektif di dalam BSC yaitu sebagaiberikut:

a. Perspektif Pelanggan/Stakeholders:

Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BATAN,

Meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanandan produk hasil litbangyasa BATAN,

Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadappemanfaatan Iptek nuklir,

Meningkatkan pengakuan masyarakat dan duniainternasional terhadap kemampuan/kepakaran BATAN.

b. Perspektif Internal/Proses Bisnis

Membangun semangat BATAN Incorporated,

Meningkatkan jejaring kerja di tingkat nasional, regionaldan internasional,

Melakukan revitalisasi seluruh fasilitas litbang BATANberdasarkan skala prioritas untuk memenuhi standarkeselamatan, standar mutu dan peraturan yang berlaku,

Memaksimalkan pendayagunaan fasilitas litbang BATAN,

Mengembangkan strategi diseminasi hasil litbang ipteknuklir yang lebih efektif,

Membangun budaya keselamatan, kesehatan dankeamanan,

Memfokuskan kegiatan litbangyasa BATAN agar lebihberorientasi pada dampak, manfaat, dan kebutuhanmasyarakat.

c. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Pegawai

Meningkatkan implementasi reformasi birokrasi secaramenyeluruh dan berkesinambungan,

Memperbaiki sistem manajemen SDM danmengembangkan knowledge management system,

Meningkatkan kompetensi SDM.

d. Perspektif Finansial:

Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaananggaran di BATAN,

Meningkatkan efisiensi pendanaan litbang,

Meningkatkan sumber pendanaan litbang.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 34

Strategi-strategi tersebut di atas membentuk sebuah petastrategi seperti yang disajikan pada Gambar 1. Pada Gambar 1terlihat bahwa perspektif pelanggan berada pada posisi palingatas, hal ini disebabkan karena BATAN merupakan lembagapemerintah yang kewajiban utamanya adalah memenuhikebutuhan para pemangku kepentingannya. Sementara itu,perspektif finansial berada pada posisi paling bawah. Hal inidisebabkan karena sebagai lembaga pemerintah, orientasiBATAN bukan untuk memperoleh keuntungan finansial. Akantetapi, BATAN membutuhkan dukungan finansial untuk dapatmelaksanakan program dan kegiatannya terutama dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian, BATANjuga harus dapat mempertanggungjawabkan anggaran yangdikelolanya secara akuntabel dan transparan. Seluruh strategipada keempat perspektif tersebut membentuk suatu kerangkalogis yang akan mendukung terlaksananya visi dan misi BATANyang terletak pada bagian paling atas dari peta strategi.

Selain strategi yang bersifat umum, terdapat beberapastrategi yang bersifat khusus yang terkait dengan fokus bidangpenelitian, pengembangan dan pendayagunaan iptek nuklir diBATAN, yaitu:

a. Fokus Bidang Pangan:

Memperkuat kompetensi untuk pemuliaan tanaman danpengawetan bahan pangan dengan proses iradiasi;

Meningkatkan penelitian aplikasi teknologi isotop danradiasi untuk pemberdayaan lahan sub optimal.

b. Fokus Bidang Energi:

Membangun RDNK dengan memanfaatkan kemampuandalam mendesain RGTT dan RRI;

Memberikan dukungan teknis pada calon owner dalamrangka pembangunan PLTN komersial daya kecil-menengah.

c. Fokus Bidang Kesehatan:

Memfokuskan pada kegiatan berorientasi produk (bahanvaksin, obat, kit dan peralatan diagnosis dan terapi sertabank jaringan) yang tersertifikasi untuk penangananpenyakit menular (malaria & TBC) dan tidak menular(kanker, jantung dan ginjal) serta degeneratif;

Meningkatkan pemanfaatan teknik isotop dan analisisnuklir untuk mendukung penanganan mal nutrisi.

www.peraturan.go.id

2015, No.63235

d. Fokus Bidang SDAL dan Keselamatan Radiasi:

Meningkatkan teknologi pemisahan dan pemurnianuranium, thorium, zirkonium, LTJ dan bahan radioaktiflain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri danmemberikan nilai tambah SDA lokal;

Meningkatkan aplikasi iptek nuklir untuk pemantauanradioekologi dan pencemaran lingkungan serta dampakperubahan iklim;

Memperkuat litbang efek radiasi pengion untukmeningkatkan keselamatan masyarakat dan lingkungan.

e. Fokus Bidang Industri:

Mengembangkan teknologi advanced NDI;

Meningkatkan pemanfaatan akselerator dan reaktor risetuntuk mendukung industri nasional dan pelestarianlingkungan.

f. Fokus Bidang Material Maju:

Melaksanakan litbang material maju untuk mendukungindustri nasional yang mandiri dan mampu bersaingsecara regional dengan memanfaatkan sebesar-besarnyaSDA lokal dan teknologi nuklir.

3.2.3. Program dan Kegiatan

Dalam rangka pencapaian visi BATAN 2015 - 2019, misi,tujuan, dan sasaran strategis BATAN dijabarkan ke dalamprogram berikut:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya BATAN. Sasaran program (outcome) yangdiharapkan dari program tersebut beserta Indikator KinerjaProgram (IKP) yang menunjukan berfungsinya keluaran(output) disajikan pada Tabel 3.1. Sasaran program (outcome)dan IKP tersebut dapat terwujud melalui pelaksanaankegiatan berikut:

a) Penyelenggaraan Bantuan Hukum, Humas, Kerja Sama,Pengamanan dan Penyusunan Peraturan Perundangan;

b) Perencanaan Program, Penyusunan Anggaran danEvaluasi Program;

c) Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian,Organisasi dan Tata Laksana;

d) Pengelolaan Keuangan, Perlengkapan, Rumah Tangga,dan Ketatausahaan;

www.peraturan.go.id

2015, No.632 36

e) Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur;

f) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan BATAN;

g) Pelaksanaan Standardisasi, Jaminan Mutu Nuklir,Akreditasi dan Sertifikasi;

h) Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir.

2. Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan EnergiNuklir, Isotop dan Radiasi. Sasaran program (outcome) yangdiharapkan dari program tersebut beserta Indikator KinerjaProgram (IKP) disajikan pada Tabel 3.2. Sasaran program(outcome) dan IKP tersebut dapat terwujud melaluipelaksanaan kegiatan berikut:

a) Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi;

b) Diseminasi dan Kemitraan Hasil Litbang Iptek Nuklir;

c) Pendayagunaan Informatika dan Kawasan StrategisNuklir;

d) Pengkajian dan Penerapan Sistem Energi Nuklir;

e) Pengembangan Eksplorasi dan Teknologi PengelolaanBahan Galian Nuklir;

f) Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop danRadiofarmaka;

g) Pengoperasian dan Pemanfaatan Reaktor Serba Guna;

h) Perekayasaan Perangkat dan Fasilitas Nuklir;

i) Pengembangan Sains dan Teknologi Akselerator, TeknologiProses dan Pengelolaan Reaktor Riset;

j) Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir;

k) Pengembangan Sains dan Teknologi Bahan Maju denganIptek Nuklir;

l) Pengembangan Teknologi Biomedika Nuklir, Radioekologi,Keselamatan dan Metrologi Radiasi;

m)Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif;

n) Pengembangan Sains dan Teknologi Nuklir Terapan danRevitalisasi Reaktor Riset;

o) Pengembangan Teknologi dan Keselamatan ReaktorNuklir.

www.peraturan.go.id

2015, No.63237

Tabel 3.1.

Sasaran Program (outcome) dan Indikator Kinerja Program (IKP) ProgramDukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN

Sasaran Program (outcome) Indikator Kinerja Program (IKP)

Meningkatnya kinerjamanajemen kelembagaanmenuju keunggulanBATAN

Meningkatnya kualitasSDM iptek nuklir

Meningkatnya jumlahstandar di bidang nuklir

Meningkatnya jumlah

Jumlah dokumen kerjasamapengguna pusat unggulan iptekBATAN

Jumlah kerjasama yang mengacupada dokumen Country ProgrammeFramework (CPF) Indonesia – IAEA

Hasil penilaian Laporan KinerjaBATAN dengan predikat SangatBaik

Persentase berkurangnya jumlahtemuan yang berindikasi kerugiannegara

Hasil penilaian kinerja keuangandalam opini Wajar TanpaPengecualian (WTP)

Jumlah Dokumen PedomanPenerapan Iptek Nuklir

Jumlah Rancangan Peraturantentang Clearing House IptekNuklir

Akreditasi tiga Program StudiSekolah Tinggi Teknologi Nukliroleh BAN PT

Jumlah SDM nasional dan regionalyang mengikuti pelatihan di bidangnuklir

Jumlah SDM BATAN yangmeningkat keahlian dankompetensinya

Jumlah Rancangan StandarNasional Indonesia (RSNI) bidangnuklir yang diusulkan ke BadanStandardisasi Nasional (BSN)

www.peraturan.go.id

2015, No.632 38

Sasaran Program (outcome) Indikator Kinerja Program (IKP)

usulan paten hasillitbangyasa BATAN

Meningkatnya kualitaslayanan BATAN

Jumlah Standar BATAN (SB)

Jumlah paten granted hasillitbangyasa

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)layanan pendidikan, pelatihan danstandardisasi

Tabel 3.2.

Sasaran Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program (IKP) ProgramPenelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan

Radiasi

Outcome Indikator Kinerja Program (IKP)

Meningkatnya kepakaranmenuju keunggulanBATAN

Meningkatnya efektivitasdiseminasi dan promosiiptek nuklir

Meningkatnya hasillitbangyasa iptek nuklirbidang pangan yang siapdimanfaatkan olehmasyarakat

Jumlah pusat unggulan iptek

Jumlah Collaborating Center IAEA

Jumlah publikasi ilmiah padajurnal terakreditasi

Persentase penerimaanmasyarakat terhadap iptek nuklirdi Indonesia

Jumlah hasil litbangyasa ipteknuklir yang dikomersilkan

Jumlah mitra pengguna yangmemanfaatkan hasil litbangyasaiptek nuklir

Jumlah daerah yangmemanfaatkan hasil litbang ipteknuklir

Luas lahan pertanian yangmenggunakan varietas unggulBATAN

Jumlah varietas unggul tanamanpangan

Jumlah Agro Techno Park (ATP)dan National Science Techno Park(N-STP)

www.peraturan.go.id

2015, No.63239

Outcome Indikator Kinerja Program (IKP)

Meningkatnya hasillitbangyasa iptek nuklirdalam peningkatan nilaitambah sumber daya alamlokal

Meningkatnya hasillitbangyasa iptek nuklirbidang energi yang siapdimanfaatkan

Meningkatnya hasillitbangyasa iptek nuklirbidang kesehatan yangsiap dimanfaatkan olehmasyarakat

Meningkatnya hasillitbangyasa iptek nuklirbidang SDAL yang siapdimanfaatkan olehmasyarakat

Jumlah teknologi pengelolaanlahan sub-optimal yang siapdimanfaatkan

Persentase pembangunaniradiator untuk pengawetanbahan pangan

Jumlah prototipe alat pemisahanlogam tanah jarang bebasradioaktif dari monasit

Jumlah prototipe bahan majuberbasis sumber daya alam lokal

Persentase pembangunanReaktor Daya Eksperimental

Jumlah dokumen teknispenyiapan infrastruktur, tapakdan penyusunan spesifikasiteknis PLTN yang siapmendukung pembangunan PLTN

Jumlah data riset kandunganmikronutrisi bahan pangan danmanusia pada daerah bermasalahmalnutrisi yang siapdimanfaatkan

Jumlah radioisotop yang siapdimanfaatkan oleh masyarakat

Jumlah kit radiofarmaka yangsiap dimanfaatkan olehmasyarakat

Jumlah prototipe perekayasaanperangkat nuklir di bidangkesehatan yang siapdimanfaatkan

Jumlah data riset (time series)karakteristik dan jenis sumberpolutan udara Indonesia yangsiap dimanfaatkan olehpemangku kepentingan

Jumlah data riset epidemiologi

www.peraturan.go.id

2015, No.632 40

Outcome Indikator Kinerja Program (IKP)

Meningkatnya hasillitbangyasa iptek nuklirbidang industri yang siapdimanfaatkan olehmasyarakat

Meningkatnya kualitaslayanan BATAN

akibat paparan radiasi medik danlingkungan

Jumlah prototipe perekayasaanperangkat nuklir di bidangindustri yang siap dimanfaatkanoleh masyarakat

Jumlah prototipe siklotron proton13 MeV yang siap dimanfaatkanuntuk produksi radioisotop

Jumlah metode advanced NDIyang siap dimanfaatkan industri

Jumlah prototipe advanced NDIyang siap dimanfaatkan industri

Jumlah Desain Reaktor Triga-Pelat yang siap digunakan

Indeks Kepuasan Masyarakat(IKM) layanan pemanfaatan ipteknuklir di bidang energi, isotopdan radiasi

www.peraturan.go.id

2015, No.63241

www.peraturan.go.id

2015, No.632 42

3.2.4. Strategi PembiayaanKegiatan litbangrap yang dilakukan oleh BATAN hampir

sebagian besar didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN), sehingga jumlahnya sangat terbatas. Di samping itu,beberapa kegiatan litbangrap yang dilakukan BATAN jugamendapatkan dukungan dari institusi lain baik itu di dalam maupundi luar negeri antara lain dalam bentuk insentif riset, kerjasama riset,bantuan teknis dan hibah. Keterbatasan anggaran ini mendorongBATAN untuk dapat mengalokasikan anggarannya secara efektif danefisien dengan tetap memperhatikan akuntabilitas dan transparansidalam penggunaannya.

Berdasarkan karakteristik dan tujuan penggunaannya,anggaran belanja BATAN dapat diklasifikasikan ke dalam kelompokpembiayaan sebagai berikut: Pembiayaan terkait kegiatan operasional (belanja pegawai dan

layanan perkantoran); Pembiayaan terkait kegiatan yang bersumber dari Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP); Pembiayaan terkait kegiatan prioritas Nasional; Pembiayaan terkait kegiatan prioritas BATAN; Pembiayaan terkait kegiatan prioritas Unit Kerja; Pembiayaan terkait kegiatan revitalisasi dan prasarana fisik; Pembiayaan terkait kegiatan dukungan administrasi layanan

perkantoran.Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, prioritas pembiayaan

yang paling utama adalah untuk pembiayaan yang terkait dengankegiatan operasional yang meliputi belanja pegawai dan belanjauntuk operasional perkantoran. Prioritas selanjutnya adalah belanjauntuk kegiatan yang bersumber dari PNBP. Saat ini terdapat 15 UnitKerja di BATAN yang terkait dengan kegiatan PNBP yang memberikanberbagai jenis pelayanan kepada masyarakat antara lain berupalayanan jasa diklat teknis di bidang teknik nuklir, layanan jasakonsultan dan layanan jasa analisis.

Terkait dengan belanja non operasional, prioritas utamapembiayaan di BATAN adalah untuk memenuhi pencapaian keluarandari kegiatan prioritas Nasional dan prioritas BATAN. Kegiatanprioritas BATAN merupakan kegiatan yang bersifat penugasan (topdown) yang harus dilaksanakan oleh Unit Kerja terkait. Di sampingitu, setiap Unit Kerja juga tetap didorong untuk terusmengembangkan kompetensinya masing-masing melalui pelaksanaankegiatan prioritas Unit Kerja. Selanjutnya, sebagai upaya untukmelakukan peremajaan terhadap fasilitas penelitian yang mengalamiageing, BATAN mengalokasikan sebagian anggarannya untukkegiatan revitalisasi dan prasarana fisik. Dukungan manajemendalam pelaksanaan kegiatan litbangrap pada seluruh Unit Kerja jugamerupakan hal yang sangat penting. Sehingga perlu adanyapengalokasian anggaran untuk kegiatan dukungan administrasilayanan perkantoran.

www.peraturan.go.id

2015, No.63243

3.3. Kerangka Regulasi

Program dan kegiatan BATAN tahun 2015-2019 menekankanpada keunggulan iptek nuklir dalam rangka mempercepatkesejahteraan dan mendukung kemandirian bangsa. Dalam rangkapencapaian tujuan dan sasaran BATAN 2015-2019, prioritaskegiatan litbangrap iptek nuklir dilaksanakan dalam enam fokusbidang yaitu pangan/pertanian, energi, kesehatan, SDAL dankeselamatan radiasi, industri dan material maju serta didukungkelembagaan dengan semangat BATAN Incorporated. Oleh karena itu,untuk memudahkan dan mendukung pencapaian sasaran yang telahditetapkan, maka diperlukan adanya peraturan dan ketentuansebagai suatu kerangka regulasi.

Kerangka regulasi dalam mendukung program dan kegiatanBATAN pada tahun 2015-2019 diantaranya :

1. Rancangan peraturan tentang Clearing HouseIptek Nuklir. Salahsatu output BATAN di bidang kelembagaan adalah naskahrancangan BATAN mengenai peraturan presiden tentang clearinghouse iptek nuklir. Output ini merupakan salah satu bentukmasukan tentang regulasi clearing house iptek nuklir yang akandijadikan Peraturan Presiden. Rancangan regulasi ini akanditangani oleh Biro Hukum Humas dan Kerjasama (BHHK).

2. Rancangan peraturan tentang pengelolaan mineral radioaktifsecara komersial termasuk unsur/mineral lain yang berasosiasidengan mineral radioaktif.

3. Rancangan peraturan tentang batasan kadar Uranium/Thoriumpada mineral yang diizinkan untukdiekspor/dikomersilkan/diusahakan.

4. Rancangan Peraturan Kepala BATAN tentang Tata Cara PengajuanHKI.

5. Rancangan Peraturan Kepala BATAN tentang Tata CaraPelaksanaan Terhadap Pelaksanaan Pengelolaan LimbahRadioaktif.

6. Rancangan Peraturan Kepala BATAN tentang Penelitian,Pengembangan dan Penerapan Beresiko Tinggi dan Berbahaya.

7. Regulasi pendukung terhadap pelaksanaan tugas dan fugsiBATAN dalam rangka penataan arah kebijakan untukmemperlancar dan mempercepat aplikasinya bagi kesejahteraanmasyarakat.

Disamping itu, sebagai lembaga litbang di bidang iptek nuklirmaka BATAN perlu memperhatikan dan memberikan masukan

www.peraturan.go.id

2015, No.632 44

terkait peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenaganukliran. Berdasarkan RPJMN 2015-2019, peraturanperundang-undangan dalam bidang ketenaga nukliran yang akan disiapkan olehBAPETEN meliputi penyusunan: (1) Rancangan Undang-Undangtentang Keamanan Nuklir yang sudah dimasukan dalam urutanprioritas Prolegnas; (2) Amandemen Undang-Undang Nomor 10Tahun 1997 tentang Ketenaga nukliran; (3) Penyusunan RancanganPeraturan Presiden tentang Kebijakan Strategi Nasional Keselamatandan Keamanan Nuklir; (4) Rancangan Peraturan Pemerintah tentangPerizinan Pertambangan Bahan Galian Nuklir/Mineral Radioaktif; (5)Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan PertambahanBahan Galian Nuklir; (6) Amandemen Peraturan Pemerintah Nomor29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber RadiasiPengion dan Bahan Nuklir; dan (7) Amandemen PeraturanPemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan RadiasiPengion dan Keamanan Sumber Radioaktif.

3.4. Kerangka Kelembagaan

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik danmendukung program pemerintah maka BATAN telah melaksanakanReformasi Birokrasi sejak tahun 2010 secara bertahap. Langkah awal yangtelah dilakukan BATAN terkait dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasiadalah penataan kembali organisasi menuju right-sizing organization.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentangBadan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya dijabarkan dalamPeraturan Kepala BATAN Nomor 14 Tahun 2013tentang Organisasi danTata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Kepala BATAN Nomor 16 Tahun 2014, BATAN telahmelakukan restrukturisasi organisasi. Struktur sebelumnya, pada jajaranEselon I terdiri dari Kepala BATAN, Sekretariat Utama (Settama), dan 4kedeputian.Jajaran Eselon II terdiri dari 23 Pusat/Biro/Inspektorat dan 1Ketua STTN, Eselon III sebanyak 108 Bidang/Bagian, dan Eselon IVsebanyak 216 Subbidang/Subbagian.

Pada struktur baru, BATAN terdiri dari Kepala BATAN, Settama, dan3 kedeputian. Eselon II menjadi 22 Pusat/Biro, Eselon III menjadi 88Bidang/Bagian, dan Eselon IV menjadi 183 Sub Bidang/Sub Bagian. Totalpengurangan Eselon I sampai dengan IV sebanyak 55 eselon.

Struktur organisasi yang lebih ramping saat ini diharapkan akanmendukung BATAN menjadi lembaga yang lebih efektif dan lebihefisien.Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 46 tahun 2013 tersebut, BATANdiredefinisikan melalui penguatan tugas dan fungsi masing-masing unitEselon II dibawah koordinasi kedeputian masing-masing agar output danoutcome dapat tercapai sesuai dengan sasaran strategis yang telah

www.peraturan.go.id

2015, No.63245

ditetapkan. Struktur tersebut mendukung pencapaian sasaranpembangunan nasional bidang iptek khususnya terkait dengan litbangiptek nuklir.

Secara internal, untuk mencapai sasaran strategisnya, BATANmelibatkan seluruh unit organisasi yang ada dalam rangka melaksanakanProgram Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotopdan Radiasi (litbangrap enisora), serta pendayagunaan hasil-hasil litbangtersebut. Program teknis tersebut dapat dilaksanakan secara bersinergidengan Program Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya BATANdengan semangat BATAN Incorporated.

Padakedeputian Bidang Teknologi Energi Nuklir, BATAN memilikiprogram dan kegiatan yang hasilnya diharapkan dapat berkontribusidalam penyediaan energi terutama energi listrik untuk masa depan. Salahsatu kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan reaktor daya nonkomersial (RDNK) yang selanjutnya disebutRDE dan penyediaan dukunganteknis penyiapan PLTN. Kegiatan dilakukan oleh unit eselon II mulai darihulu sampai hilir.

Di kedeputian Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir, programBATAN ditekankan pada penelitian dan penerapan teknologi nuklir yanghasilnya diharapkan dapat berkontribusi pada kemajuan iptek diIndonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dibidangpangan, kesehatan, industri maupun keselamatan. BATAN dapatberkontribusi dalam penyediaan bahan maju (advanced material) berbasisiptek nuklir seperti bahan nano, menganalisis cemaran diudara dananalisis kandungan nutrisi dalam makanan sebagai bagian dari penerapanteknologi nuklir, pemberdayaan lahan sub optimal dan lain sebagainya.

Di kedeputian Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir, programBATAN diarahkan pada pemanfaatan dan pendayagunaan hasil litbangenisora, sehingga masyarakat dapat menerima, memanfaatkan danmenggunakan teknologi nuklir. Berbagai prototipe hasil rancanganperangkat nuklir dibidang pangan, kesehatan dan obat, dan industrimerupakan program dan kegiatan kedeputian PTN.Selain itu, kegiatandiseminasi, sosialisasi dan promosi hasil-hasil litbangyasa iptek nuklir keberbagai wilayah/daerah di Indonesia dilakukan agar persentasepenerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir meningkat, dapatmeningkatkan jumlah pengguna hasil litbang BATAN dan dapat menjaringmitra yang memanfaatkan hasil litbang BATAN secara komersial.

Selain kegiatan untuk eksternal, kedeputian PTN juga memberikandukungan internal dalam hal pengelolaan sistem informasi dalam rangkapenerapan e-Government atau e-Office sehingga tata laksana teknismaupun administratif di dalam dan antar unit kerja BATAN lebih efektifdan efisien serta pengelolaan kawasan strategis untuk pengembangan

www.peraturan.go.id

2015, No.632 46

litbangrap iptek nuklir dan pembangunan fasilitas/instalasi nuklirlainnya.

Secara eksternal, dalam rangka mewujudkan pusat unggulan, BATANperlu bekerja sama, berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pihak lain(stakeholders) baik di dalam maupun di luar negeri. Perencanaan programdan kegiatan BATAN harus terintegrasi dengan perencanaan yang telahdibuat oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BadanPerencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sehingga perencanaanBATAN dapat sejalan dengan RPJPN, RPJMN, Kebijakan Strategi Nasional(Jakstranas), Masterplan Percepatan dan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI) serta perencanaan nasional lainnya.Sedangkan perencanaan dan pelaksanaan anggaran yang diperlukanuntuk membiayai program dan kegiatan harus dikoordinasikan dandikonsultasikan dengan lembaga pendanaan yaitu Kementerian Keuangan(Kemenkeu). Pertanggung jawaban pelaksanaan program dan kegiatandilaporkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi (Kemen PANRB) dalam bentuk Laporan Kinerja,termasuk laporan pelaksanaan reformasi birokrasi.

BATAN juga berpartisipasi pada program-program regional maupuninternasional. Program-program IAEA masih menjadi acuan dan BATANikut ambil bagian di dalamnya. Pada periode Renstra 2015-2019, BATANakan menyelesaikan Dokumen Teknis IAEA Collaborating Center padabidang NDI. Di kawasan Asia, BATAN dapat bekerja sama dengan JAEA(Jepang), KAERI (Korea), MINT (Malaysia) dan negara-negara lain. BATANjuga berperan aktif dalam forum kenukliran di Asia melalui wadah Forumfor Nuclear Cooperation in Asia (FNCA).

Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN 2015-2019 perludukungan SDM yang kompeten. Saat ini SDM BATAN sejumlah 2821 yangtersebar pada unit kerja BATAN. Dengan adanya kebijakan moratoriumPNS maka BATAN menghadapi kendala dalam penambahan jumlahpegawai. Oleh karena itu, perlu penguatan kompetensi SDM khususnyadibidang pengembangan RDNK, litbang SDAL, litbang kesehatan danlitbang material maju serta mengurangi kesenjangan kompetensi SDMBATAN sebagai program kelembagaan yang harus dijalankan.

Pencapaian tujuan dan sasaran strategis BATAN 2015-2019 perludukungan SDM yang kompeten. Pegawai BATAN per 31 Desember 2014sejumlah 2.821 orang dengan komposisi tingkat pendidikan 100 orangS3(3,54%), 308 orang S2(10,92%), 1.013 orang S1 dan D4 (35,91%), 383orang tamatan D3/Sarjana Muda(13,58%) serta 1017 orang yangpendidikannya <D3/Sarjana Muda (36,05%). Sejumlah 1.098 meniti karirdi 24 jabatan fungsional tertentu. BATAN, sebagai lembaga litbang,mempunyai 340 orang Peneliti, 457 orang Pranata Nuklir, 51 orangPerekayasa,44 orang Tek Litkayasa, 30 orang Pengawas Radiasi, 5 orang

www.peraturan.go.id

2015, No.63247

Pengendali Dampak Lingkungan, 5 orang Penyelidik Bumi, 11 Dokter, 4Dokter Gigi, 6 Perawat, 2 Perawat Gigi Terampil, 2 Pranata LaboratoriumKesehatan Terampil, 13 orang Auditor, 2 orang Auditor Kepegawaian, 9orang Pranata Komputer, 13 Perencana, 3 orang Perancang PeraturanPerundang-undangan, 27 orang Analis Kepegawaian, 19 orang Arsiparis,12 orang Pustakawan, 20 orang Pranata Humas, 19 orang Dosen, 3 orangWidyaiswara, dan 1 orang Radiografer Terampil.

Berdasarkan hasil analisis beban kerja, BATAN membutuhkan3070orang pegawai yang tersebar di Unit Kerja sesuai dengan kompetensidan tugas fungsi Unit Kerja. Akan tetapi, dengan adanya kebijakanmoratorium PNS maka BATAN menghadapi kendala dalam penambahanjumlah pegawai. Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian sasaranstrategis 2015-2019 maka penguatan kompetensi SDM khususnya dibidang pengembangan RDNK, litbang SDAL, litbang kesehatan dan litbangmaterial maju serta litbang pertanian/pangan perlu dilakukan. Selain itu,program pelatihan SDM dilakukan secara intensif agar dapat mengurangikesenjangan kompetensi SDM BATAN.Dengan struktur organisasi, tatalaksana dan jumlah SDM yang ideal tersebut maka diharapkan kinerjayang dapat mendukung pencapaian sasaran strategis BATAN khususnyadan sasaran pembangunan nasional pada umumnya.

www.peraturan.go.id

2015, No.632 48

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. Target Kinerja

Target kinerja BATAN periode 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.Target Kinerja BATAN 2015-2019

Sasaran StrategisIndikator Kinerja Sasaran

StrategisTarget2019

Diakuinya BATANsebagai lembagaunggulan iptek nuklirdi tingkat nasionalmaupun regional

Jumlah pengguna yangmemanfaatkan pusatunggulan iptek BATAN

Jumlah publikasi ilmiahyang mengutip hasilpublikasi ilmiah BATAN

40

110

Persentase serapanlulusan Sekolah TinggiTeknologi Nuklir di duniakerja

Jumlah SDM nasionaldan regional yangmeningkatkompetensinya di bidangnuklir

85%

1580org

Meningkatnyakualitas dan dayasaing hasilpenelitian,pengembangan danperekayasaan ipteknuklir

Jumlah produk yangmengacu pada StandarNasional Indonesia (SNI)nuklir

Jumlah paten grantedhasil litbangyasa BATANyang dimanfaatkan

6

1

www.peraturan.go.id

2015, No.63249

Sasaran StrategisIndikator Kinerja Sasaran

StrategisTarget2019

Meningkatnyakesejahteraanmasyarakat melaluipendayagunaan hasilpenelitian,pengembangan danperekayasaaan ipteknuklir

Persentase peningkatanpendapatan petanimelalui pemanfaatanproduk litbangyasa ipteknuklir

Persentase local contentdalam pembangunanIradiator

Persentase peningkatannilai ekonomis sumberdaya alam lokal melaluipenerapan iptek nuklir

Persentase local contentdalam pembangunanReaktor DayaEksperimental

30%

85%

20%

30%

Meningkatnyakepuasan pemangkukepentingan

Indeks KepuasanMasyarakat (IKM)Layanan BATAN

3,2

Target Kinerja BATAN selengkapnya dapat dilihat pada Anak Lampiran 3.

4.2. Kerangka Pendanaan

Program dan kegiatan BATAN tahun 2015-2019 bersumber padaAnggaran Pendapatan Belanja Negara dengan rincian sebagaimanadalam Matriks Kinerja dan Pendanaan BATAN.

Kerangka pendanaan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Pembiayaan terkait program quick winsdan prioritas nasional;

Pembiayaan terkait kegiatan operasional (belanja pegawai danlayanan perkantoran);

Pembiayaan terkait kegiatan yang bersumber dari PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP);

Pembiayaan terkait kegiatan prioritas BATAN;

Pembiayaan terkait kegiatan prioritas Unit Kerja;

Pembiayaan terkait kegiatan revitalisasi dan prasik;

www.peraturan.go.id

2015, No.632 50

Pembiayaan terkait kegiatan dukungan administrasi layananperkantoran.

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) BATAN 2015–2019 merupakan dokumenacuanuntukditindaklanjuti oleh Unit Kerja dalam bentuk kegiatan yanglebih rinci dengan keluaran (output) yang jelas dan terukur sertadikendalikan oleh para Deputi/Sestama untuk pencapaian outcome-nya.Sasaran strategis direncanakan secara sistematik dan dilaksanakansecara bertahap, terpadu, sinergi, dan komprehensif serta dapat dicapaioleh semua unit kerja BATAN. Untuk menjamin konsistensi antaraperencanaan dan pelaksanaan, diperlukan dukungan sistem monitoringdan evaluasi serta pengawasan yang efektif dan bersifat pembinaan.

Perencanaan program, kegiatan dan anggaran disusun untukjangka waktu 5 (lima) tahun, mengacu pada bidang-bidang prioritasnasional (Visi Presiden terpilih) dan prioritas bidang yang merupakanprioritas lembaga yang tertuang dalam dokumen RPJMN III. Pelaksanaanprogram dan kegiatan tersebut harus sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku, seperti Undang-Undang Nomor 18Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan danPenerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Undang-Undang Nomor 25Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional danUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.Pengawasan dan pengendalian terhadap setiap kegiatan harus dilakukansecara intensif dan penuh tanggung jawab agar kegiatan tersebut selalumengacu dan tidak menyimpang dari Renstra yang telah ditetapkan.

KEPALA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DJAROT SULISTIO WISNUBROTO

www.peraturan.go.id

2015, No.63251

www.peraturan.go.id

2015, No.632 52

www.peraturan.go.id

2015, No.63253

www.peraturan.go.id

2015, No.632 54

www.peraturan.go.id

2015, No.63255

www.peraturan.go.id

2015, No.632 56

www.peraturan.go.id

2015, No.63257

www.peraturan.go.id

2015, No.632 58

www.peraturan.go.id

2015, No.63259

www.peraturan.go.id

2015, No.632 60

www.peraturan.go.id

2015, No.63261

www.peraturan.go.id

2015, No.632 62

www.peraturan.go.id

2015, No.63263

www.peraturan.go.id

2015, No.632 64

www.peraturan.go.id

2015, No.63265

www.peraturan.go.id

2015, No.632 66

www.peraturan.go.id

2015, No.63267

www.peraturan.go.id

2015, No.632 68

www.peraturan.go.id

2015, No.63269

www.peraturan.go.id

2015, No.632 70

www.peraturan.go.id

2015, No.63271

www.peraturan.go.id

2015, No.632 72

www.peraturan.go.id

2015, No.63273

www.peraturan.go.id

2015, No.632 74

www.peraturan.go.id

2015, No.63275

www.peraturan.go.id

2015, No.632 76

www.peraturan.go.id

2015, No.63277

www.peraturan.go.id

2015, No.632 78

www.peraturan.go.id

2015, No.63279

www.peraturan.go.id

2015, No.632 80

www.peraturan.go.id

2015, No.63281

www.peraturan.go.id

2015, No.632 82

www.peraturan.go.id

2015, No.63283

www.peraturan.go.id

2015, No.632 84

www.peraturan.go.id

2015, No.63285

www.peraturan.go.id

2015, No.632 86

www.peraturan.go.id

2015, No.63287

www.peraturan.go.id

2015, No.632 88

www.peraturan.go.id

2015, No.63289

www.peraturan.go.id

2015, No.632 90

www.peraturan.go.id

2015, No.63291

www.peraturan.go.id

2015, No.632 92

www.peraturan.go.id

2015, No.63293

www.peraturan.go.id

2015, No.632 94

www.peraturan.go.id

2015, No.63295

www.peraturan.go.id

2015, No.632 96

www.peraturan.go.id