berita honorer 2012

3
22 Februari 2012 Honorer Kategori II Dites Sebelum jadi PNS Seperti yang sudah diberitakan berula-ulang dan pernah juga ditulis di blog ini bahwa honorer kategori II yang tidak dibiayai APBD dan APBN akan dilakukan test sebelum bisa diangkat menjadi PNS. Walau kemungkinan rawan akan suap dan lainnya ya apa salahnya lah...... berikut berita yang dikutip di JPNN.com hari ini : Pemerintah akan menerapkan tes seleksi kepada seluruh tenaga honorer untuk bisa diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Azwar Abubakar mengatakan, tes seleksi mencakup materi akademik kompetensi minimal. “Jadi harus dites dulu, terutama guru. Karena sebagian besar guru itu masuknya tidak melalui tes. Ada syarat kemampuan penguasaan materi guru dan pengetahuan umum. Ada kompetensi dasar dan ada kompetensi bidang,’ ungkap Azwar usai menemui Ketua PB PGRI dan perwakilan guru honorer di Gedung Kemenpan-RB, Jakarta, Selasa (21/2). Dalam pelaksanaan tes seleksi ini, pemerintah akan menggandeng sepuluh perguruan tinggi negeri (PTN). Antara lain, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (Unand), dan Universitas Hasanuddin (Unhas). Azwar menjelaskan, proses tes seleksi ini akan dikoordinasi oleh sepuluh PTN tersebut. Sehingga, pelaksana tes ini tidak lagi Pemerintah Daerah (Pemda), melainkan ditangani oleh pemerintah pusat atau nasional. “Selain tes seleksi, tenaga honorer yang kita angkat ini juga harus bersedia untuk ditempatkan di tempat yang kosong. Banyak tenaga honorer saat ini tidak mau dipindah, dan hanya mau menempati tempat yang sudah penuh (di kota). Jujur saya katakan, guru ini hitungannya sudah lebih, kita sudah mengalahi Jepang, tapi mengajarnya masih delapan jam, ini belum efektif. Kita minta kesediaan dari guru yang diangkat mau ditempatkan sesuai dengan kebutuhan,” tukasnya. Lebih jauh Azwar menambahkan, saat ini ada sekitar 600 ribuan tenaga honorer dari semua bidang yang siap diikutkan tes seleksi dan dilakukan secara bertahap. Namun begitu, Azwar menyebutkan bahwa penghasilan (gaji) tenaga honorer berasal dari non APBN dan APBD. Di luar jumlah itu, juga ada sekitar 160 ribuan orang tenaga honorer yang siap diangkat untuk menjadi PNS. Akan tetapi, tenaga honorer ini pendataannya sudah selesai dan tidak perlu lagi mengikuti tes seleksi. “Oleh karena itu, untuk 600 ribuan yang non APBN dan APBD tersebut, datanya akan kita ricek lagi. Awalnya kita minta jumlah saja namun nanti kita minta namanya siapa, dimana asalnya, sejak kapan. Biar jelas. Saya berprinsip honorer ini akan diperhatikan bukan karena alasan

Upload: pratamaandi

Post on 19-Jul-2015

2.723 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berita honorer 2012

22 Februari 2012

Honorer Kategori II Dites Sebelum jadi PNS

Seperti yang sudah diberitakan berula-ulang dan pernah juga ditulis di blog ini bahwa honorer

kategori II yang tidak dibiayai APBD dan APBN akan dilakukan test sebelum bisa diangkat

menjadi PNS. Walau kemungkinan rawan akan suap dan lainnya ya apa salahnya lah...... berikut

berita yang dikutip di JPNN.com hari ini :

Pemerintah akan menerapkan tes seleksi kepada seluruh tenaga honorer untuk bisa diangkat

menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Menpan-RB), Azwar Abubakar mengatakan, tes seleksi mencakup materi akademik

kompetensi minimal.

“Jadi harus dites dulu, terutama guru. Karena sebagian besar guru itu masuknya tidak melalui

tes. Ada syarat kemampuan penguasaan materi guru dan pengetahuan umum. Ada kompetensi

dasar dan ada kompetensi bidang,’ ungkap Azwar usai menemui Ketua PB PGRI dan perwakilan

guru honorer di Gedung Kemenpan-RB, Jakarta, Selasa (21/2).

Dalam pelaksanaan tes seleksi ini, pemerintah akan menggandeng sepuluh perguruan tinggi

negeri (PTN). Antara lain, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut

Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Airlangga (Unair), Universitas

Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (Unand), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).

Azwar menjelaskan, proses tes seleksi ini akan dikoordinasi oleh sepuluh PTN tersebut.

Sehingga, pelaksana tes ini tidak lagi Pemerintah Daerah (Pemda), melainkan ditangani oleh

pemerintah pusat atau nasional.

“Selain tes seleksi, tenaga honorer yang kita angkat ini juga harus bersedia untuk ditempatkan di

tempat yang kosong. Banyak tenaga honorer saat ini tidak mau dipindah, dan hanya mau

menempati tempat yang sudah penuh (di kota). Jujur saya katakan, guru ini hitungannya sudah

lebih, kita sudah mengalahi Jepang, tapi mengajarnya masih delapan jam, ini belum efektif. Kita

minta kesediaan dari guru yang diangkat mau ditempatkan sesuai dengan kebutuhan,” tukasnya.

Lebih jauh Azwar menambahkan, saat ini ada sekitar 600 ribuan tenaga honorer dari semua

bidang yang siap diikutkan tes seleksi dan dilakukan secara bertahap. Namun begitu, Azwar

menyebutkan bahwa penghasilan (gaji) tenaga honorer berasal dari non APBN dan APBD.

Di luar jumlah itu, juga ada sekitar 160 ribuan orang tenaga honorer yang siap diangkat untuk

menjadi PNS. Akan tetapi, tenaga honorer ini pendataannya sudah selesai dan tidak perlu lagi

mengikuti tes seleksi.

“Oleh karena itu, untuk 600 ribuan yang non APBN dan APBD tersebut, datanya akan kita ricek

lagi. Awalnya kita minta jumlah saja namun nanti kita minta namanya siapa, dimana asalnya,

sejak kapan. Biar jelas. Saya berprinsip honorer ini akan diperhatikan bukan karena alasan

Page 2: Berita honorer 2012

21 Februari 2012

Hari Ini Finalisasi RPP Honorer jadi PNS

Mengajukan sesuatu ke pemerintah tidak harus berdemo... tapi kalau memang diperlukan tidak

apa-apa yang penting berjalan tertib. Tidak sia-sia aksi demonstrasi 20 ribu lebih guru honorer

anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di depan Istana Kepresidenan, Senin (20/2).

Hari ini, sepuluh perwakilan PGRI diminta ikut rembukan finalisasi Rancangan Peraturan

Pemerintah (RPP) pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS di Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB).

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Sulistyo menjelaskan, aksi demonstrasi ribuan guru ini

benar-benar dilakukan dalam kondisi terpaksa. Sebenarnya dia sudah menghimbau kepada para

guru untuk tidak demo. "Tapi upaya pengangkatan honorer ini sungguh kebangetan," kata

Sulistyo. Sebab, RPP ini sejatinya sudah bisa disahkan sejak 2009 silam.

Sulistyo menjelaskan, penghargaan pemerintah terhadap guru honorer sangat minim. Bahkan dia

mengatakan, ada salah satu menteri yang berpidato kemana-mana yang isinya justru

menyalahkan guru honorer sendiri. "Ya masak pantas ada menteri yang ngomong siap suruh jadi

honorer. Sudah tahu gajinya Rp 200 ribu per bulan," kata Sulistyo sambil mewanti-wanti nama

menteri yang bersangkutan tidak dikorankan.

Menteri tadi, kata Sulistyo, juga menggunjing para guru honorer tidak memposisikan diri

layaknya buruh industri. Pada intinya, guru merupakan sebuah profesi. Jadi, para honorer tidak

perlu menuntutu upah layaknya buruh pabrik.

Di tengah kegelisahan sejumlah guru honorer itu, untungnya bisa sedikit terobati. Tepatnya

setelah mereka kemarin sore diterima oleh Menteri PAN-RB Azwar Abubakar, Sekretaris

Kabinet (Seskab) Dipo Alam, dan Julian Aldrin Pasha, juru bicara presiden. "Dari Kemendikbud

diwakili wakil menteri bidang pendidikan. Tapi datangnya telat," ucap Sulistyo.

Hasil dari pertemuan tersebut, hari ini sepuluh perwakilan PGRI diundang untuk ikut rembuk

dalam finalisasi RPP pengangkatan tenaga honorer. Pertemuan pembahasan finalisasi ini

direncanakan sore nanti (21/2) di kantor Kemen PAN-RB.

Sulistyo menjelaskan, upaya Kemen PAN-RB yang bersedia mengajak perwakilan guru honorer

anggota PGRI harus disambut baik. Dengan cara ini, perwakilan honorer bisa ikut

menyumbangkan aspirasinya. Langkah ini, kata Sulistyo, bisa menghindari adanya persoalan

pelik pasca penandatanganan RPP pengangkatan honorer oleh Presiden SBY.

Selama ini, Presiden SBY memang beralasan tidak segera mengesahkan RPP tersebut karena

diliputi kecemasan. Orang nomor satu di republik ini tidak mau ada polemik yang tambah pelik

setelah pengesahan RPP tadi. Sehingga, dia meminta Kemen PAN-RB dan kementerian terkait

lainnya untuk merumuskan lebih bagus lagi RPP itu.

Jika hari ini finalisasi RPP itu benar-benar rampung, dijadwalkan Kamis draf RPP bisa

Page 3: Berita honorer 2012

dimasukkan ke Sekretariat Negara (Sesneg). Sulistyo mendapatkan bocoran jika sudah masuk ke

Sesneg, RPP ini akan dibawa di rapat terbatas. Rapat ini akan diikuti Kementerian Keuangan

(Kemenkeu), Kemen PAN-RB, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Sesneg. "Tidak perlu menunggu sampai

April," ujar Sulistyo.

Sebelumnya memang sempat muncul kabar jika Kemen PAN-RB memasang target finaslisasi

RPP pengangkatan honorer April mendatang.

Di tengah kabar baik ini, Sulistyo menghimbau para tenaga honorer di daerah. Dia menyerukan

supaya para tenaga honorer, baik guru maupun tenaga lainnya, untuk tidak menyetor uang ke

bupati atau walikota. Dia menegaskan jika pengangkatan ini murni rencanan negara dan tidak

dipungut biaya. "Meski yang datang itu tim sukses bupati atau walikota, jangan mau memberi

uang," kata dia.

Selama ini, Sulistyo mengatakan ada laporan jika setiap honorer diminta Rp 40 juta untuk bisa

ikut validasi dan verifikasi. Jika tidak menyetor upeti itu, nama para honorer akan dicoret.

Sehingga, tidak bisa mengikuti tahap validasi dan verifikasi. (wan)dikutip dari JPnn.com

SERBARKAN : FORUM GTT-PTT KAB. PAMEKASAN RAPATKAN BARISAN TERHADAP SEMUA KETIDAK ADILAN DI NEGERI INI. OKE