berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja uptd kayon sebagian besar ibu balita...

6
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Kayon sebagian besar ibu balita usia 1-5 tahun 2014 menunjukan ibu dengan status gizi balitanya dimana dari 63 orang ibu memiliki balita dengan status gizi lebih 3 (4,8%), gizi baik 55 (87,3%) dan kurang 5 (7,9%). Di ikuti dengan Ibu dengan pengetahuan cukup sebanyak 23 orang dengan status gizi balita baik 16 (69,6%) dan balita dengan status gizi kurang sebanyak 7 (30,4), selanjutnya ibu dengan pengetahuan kurang sebanyak 10 oarng dengan status gizi balita baik 1 (10,0%) dan kurang 9 (90%). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi batita dengan perolehan hasil P Value < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Dengan demikian maka sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pemenuhan nutrisi balita. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu” seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang 14 . Berdasarkan teori HL Blum dan Lawrence Green menyatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh perilaku dimana faktor perilaku ini terdiri atas pengetahuan selain itu terdapat pula faktor predeposisi yang merupakan yang merupakan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi 26 . Didukung oleh Hurlock

Upload: rugas-pribawa

Post on 27-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

rugas

TRANSCRIPT

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja UPTD Kayon sebagian besar ibu balita usia 1-5 tahun 2014 menunjukan ibu dengan status gizi balitanya dimana dari 63 orang ibu memiliki balita dengan status gizi lebih 3 (4,8%), gizi baik 55 (87,3%) dan kurang 5 (7,9%). Di ikuti dengan Ibu dengan pengetahuan cukup sebanyak 23 orang dengan status gizi balita baik 16 (69,6%) dan balita dengan status gizi kurang sebanyak 7 (30,4), selanjutnya ibu dengan pengetahuan kurang sebanyak 10 oarng dengan status gizi balita baik 1 (10,0%) dan kurang 9 (90%). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi batita dengan perolehan hasil P Value < 0,05 yaitu sebesar 0,000.Dengan demikian maka sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pemenuhan nutrisi balita. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang14. Berdasarkan teori HL Blum dan Lawrence Green menyatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh perilaku dimana faktor perilaku ini terdiri atas pengetahuan selain itu terdapat pula faktor predeposisi yang merupakan yang merupakan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi26. Didukung oleh Hurlock yang menjelaskan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Hurlock menjelaskan bahwa pada tahapan yang lebih dewasa seseorang akan bertambah pengetahuan sebelum akhirnya mencapai masa penurunan daya ingat36. . Tingkat pengetahuan seseorang sangat menentukan apakah orang tersebut dapat menerima, memahami pengetahuan yang didapatkannya dan pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut dapat menerima dan memahami pengetetahuan yang diberikan kepadanya. Pengetahuan yang baik mengenai pemenuhan nutrisi yang baik bagi balita sangat penting untuk dapat diterima dan dipahami oleh ibu agar status gizi balita tidak mengalami gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan balitanya hal ini terbukti dari hasil penelitian yaitu Sebagian besar ibu dengan balita usia 1-5 tahun di wilayah kerja UPTD Kayon memliki tingkat pendidikan baik hal ini ditunjukan dari pendidikan ibu yaitu SMP 41(42,7%) SMA 27 (28,1%) dan Perguruan Tinggi 12 (12,5%) . Latar belakang pendidikan ibu merupakan salah satu unsur penting dalam menentukan keadaan pemenuhan nutrisi balitanya hal ini dikarenakan bahwa Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ibu dengan pendidikan menengah, hal ini menunjukan bahwa para ibu dapat menerima informasi dan pengetahuan dengan mudah tentang nutrisi yang baik bagi balitanya sehingga jumlah balita dengan gizi baik di UPTD Kayon adalah sebanyak 72 (75%), selain itu terdapat pula ibu dengan pendidikan dasar 16 (16,7%) dengan balita gizi kurang sebanyak 5 (31%) hal ini menunjukan bahwa pendidikan ibu yang rendah dapat mempengaruhi status gizi balita hal ini sering menyebabkan persepsi yang salah tentang makanan bergizi seperti memberikan nasi dengan sedikit lauk saja asalkan balita kenyang sehingga menyebabkan rendahnya konsumsi makanan bergizi, akan tetapi walaupun demikian terdapat pula ibu dengan pendidikan baik dengan status gizi kurang yaitu SMP 9 (22,0%), SMA 5 (18,5%) dan Perguruan Tinggi 2 (12%) hal ini menunjukan bahwa pengetahuan tentang pemenuhan nutrisi yang baik bagi balita tidak hanya ditentukan oleh seberapa tinggi tingkat pendidikan ibu tersebut akan tetapi seberapa sering ibu tersebut mendapatkan informasi tentang pengetahuan yang baik bagi pemenuhan nutrisi yang baik bagi balitanya14. Selain itu pengetahuan ibu juga dipengaruhi oleh faktor umur yaitu dari hasil penelitian didapat umur terbanyak pada usia 20 35 tahun adalah 50(52,1%) dan yang paling sedikit pada usia > 45 tahun sebanyak 2(2,1%). Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga memudahkan ibu untuk berpikir, mengingat informasi yang didapat dari luar, dan menerapkan perilaku sehat yang didapatkan dari luar. Responden dengan umur produktif dan memiliki pendidikan formal yang cukup, mudah menerima informasi dan memproses informasi yang didapat17.Faktor ekonomi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu dimana jumlah penghasilan keluarga berkisar antara Rp. 1 juta 2 juta sebanyak 37 (38,5%). Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu dalam pemenuhan nutrisi adalah penyediaan makanan yang bergizi, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang dengan kata lain walaupun pengetahuan seseorang sangat baik dalam pemenuhan nutrisi yang baik bagi balitanya tetapi status ekonomi dalam keluarga kurang maka penyediaan makanan yang bergizi bagi balita akan kurang begitu juga sebaliknya apabila pengetahuan seseorang didukung dengan keadaan ekonomi yang cukup atau baik dalam penyediaan makanan yang bergizi bagi balitanya maka hasilnya adalah status gizi balita yang baik13. Faktor sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu dimana sumber informasi tentang makanan dan minuman yang berkualitas sebagian besar didapatkan dari tenaga kesehatan (46,9%) dan media elektronik (24,0%) hal ini menunjukan bahwa pengetahuan yang baik dalam pemenuhan kebutuhan nutsrisi adalah dari petugas kesehatan dimana petugas kesehatan sangat berperan penting dalam menyampaikan pengetahuan yang baik dalam pemenuhan nutrisi baik bagi balita ibu.Selain itu pekerjaan ibu juga memiliki pengaruh dalam menentukan status gizi balitanya dimana ibu yang bekerja adlah ibu yang melakukan aktifitas ekomomi yang menghasilkan penghasilan bagi keluarganya baik dalam bidan formal maupun informal sedangkan ibu yang tidak bekerja adalah ibu yang tidak menghasilkan penghasilan dan hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarga. Pada umumnya ibu yang bekerja jarang memiliki waktu yang banyak untuk mengurus keluarga karena disibukan dengan pekerjaannya yang seringkali menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan balita yang dimiliki ibu kurang akibat dari ibu kurang memperhatikan keadaan kesehatan balitanya karena disibukan oleh pekerjaanya, sedangkan ibu yang tidak bekerja memiliki waktu yang cukup banyak untuk mengurus keluarga terutama balita sehingga status gizi balita yang dimiliki ibu tersebut sangat diperhatikan30. Jumlah anggota keluarga memiliki peran dalam menentukan status gizi balita dalam hal kasih sayang dan perhatian kepada balitanya apabila jumlah anggota dalam satu keluarga tersebut banyak maka perhatian dan kasih sayang kepada balita akan terbagi dan balita tersebut kurang diberi perhatian dan kasih sayang terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi balita tersebut dan sebaliknya jumlah keluarga yang ideal atau sedikit maka perhatian dan kasih sayang kepada balita tersebut akan semakin banyak dan kebutuhan nutrisi yang baik bagi balita tersebut akan terpenuhi.Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi balita terhadap status gizi balita hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Julita Nainggolan dan Remi Zuraida di Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung mendapatkan pengetahuan gizi ibu merupakan adalah faktor yang paling kuat hubungannya dengan status gizi balita, akan tetapi pengetahuan yang baik dalam pemenuhan nutrisi balita bukan satu-satunya faktor yang menentukan status gizi balita tersebut terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi balita seperti usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengahasilan ibu, jumlah anggota keluarga ibu dan sumber informasi atau pengetahuan mengenai makanan dan minuman yang berkualitas bagi balitanya9.