bentuklahan
TRANSCRIPT
Bentuklahan (Landform) di
Permukaan Bumi
Bentuk lahan adalah suatu kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami
yang memiliki komposisi tertentu dan karakteristik fisikal dan visual dengan jula
ttertentu yang terjadi dimanapun bentuk lahan tersebut terdapat. Berdasarkan
klasifikasi yang dikemukaan oleh Van Zuidam (1985) dan Verstappen maka
bentuk muka bumi dapat diklasifikasikan menjadi 9 satuan bentuk lahan utama
(geomorfologi), yang dapat masing-masing dirinci lagi berdasarkan skala peta
yang digunakan. Adapun satuan bentuk lahan tersebut adalah sebagai berikut.
Bentuk lahan asal struktural
Bentuk lahan structural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses
tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik)
ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hamper semua bentuk
lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural. Bentuk lahan asal structural
adalah sebagai berikut.
1. Pegunungan blok sesar (simbol : S1)
2. Gawir sesar (simbol : S2)
3. Pegunungan antiklinal (simbol : S3)
4. Perbukitan antiklinal (simbol : S4)
5. Perbukitan atau pegunung ansinklinal (simbol : S5)
6. Pegunungan monoklinal (simbol : S6)
7. Pegununganatauperbukitankubah (simbol : S7)
8. Pegunungan atau perbukitan plato (simbol : S8)
9. Lembah antiklinal (simbol : S9)
10. Hogback atau cuesta (simbol : S10)
Bentuk lahan asal denudasional
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan
gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses
pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi
desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa
fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut kedaerah yang
lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau
tingkat. Derajat erosi ditentukanoleh :jenis batuannya, vegetasi, dan relief. Bentuk
lahan asal denudasional adalah sebagai berikut.
1. Pegunungan terkikis (simbol : D1)
2. Perbukitan terkikis (simbol : D2)
3. Bukit sisa (simbol : D3)
4. Perbukitan terisolir (simbol : D4)
5. Dataran nyaris (simbol : D5)
6. Kaki lereng (simbol : D6)
7. Kipas rombakanlereng (simbol : D7)
8. Gawir (simbol : D8)
9. Lahan rusak (simbol : D9)
Bentuk lahan asal gunungapi (vulkanik)
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma
yang bergerak naik kepermukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai
bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan gunung api atau vulkanik.
Bentuk lahan asal gunungapi adalah sebagai berikut.
1. Kepundan (simbol : V1)
2. Kerucut gunung api (simbol : V2)
3. Lereng gunung api (simbol : V3)
4. Kaki gunungapi (simbol : V4)
5. Dataran kaki gunung api (simbol : V5)
6. Dataran kaki fluvio gunung api (simbol : V6)
7. Padang lava (simbol : V7)
8. Lelehan lava (simbol : V8)
9. Aliran lahar (simbol : V9)
10. Dataran antar gunungapi (simbol : V10)
11. Leher gunung api (simbol : V11)
12. Boca (simbol : V12)
13. Kerucut parasiter (simbol : V13)
Bentuk lahan asal fluvial
Bentuk lahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang
berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk
bentukan-bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan
bentukan lain dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir
halus. Bentuk lahan asal fluvial adalah sebagai berikut.
1. Dataran aluvial (simbol : F1)
2. Rawa, danau, rawa belakang (simbol : F2)
3. Dataran banjir (simbol : F3)
4. Tanggul alam (simbol : F4)
5. Teras sungai (simbol : F5)
6. Kipas aluvial (simbol : F6)
7. Gosong (simbol : F7)
8. Delta (simbol : F8)
9. Dataran delta (simbol : F9)
Bentuk lahan asal marin
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan
pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine
berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine
dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa
ratus meter saja. Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan
pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses
lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya :tektonik masa
lalu, berupa gunungapi, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi
penyusun. Bentuk lahan asal marin adalah sebagai berikut.
1. Gisik (simbol : M1)
2. Dataranpantai (simbol : M2)
3. Betingpantai (simbol : M3)
4. Laguna (simbol : M4)
5. Rataanpasang-surut (simbol : M5)
6. Rataanlumpur (simbol : M6)
7. Terasmarin (simbol : M7)
8. Gosonglaut (simbol : M8)
9. Pantaiberbatu (simbol : M9)
10. Terumbu (simbol : M10)
Bentuk lahan asal pelarutan
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut. Karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan
drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan
demikian Karst tidak selalu pada batugamping, meskipun hamper semua topografi
karst tersusun oleh batugamping. Bentuk lahan asal pelarutan adalah sebagai
berikut.
1. Dataran karst (simbol : K1)
2. Kubah karst (simbol : K2)
3. Lereng perbukitan (simbol : K3)
4. Perbukitan sisa karst (simbol : K4)
5. Uvala atau polye (simbol : K5)
6. Ledok karst (simbol : K6)
7. Dolina (simbol : K7)
Bentuk lahan asal Eolin (angin)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari
bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan,
dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin scara umum
dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu. Bentuk lahan asal eolin adalah
sebagai berikut.
1. Gumuk pasir (simbol : E1)
2. Gumuk pasikbarkan (simbol : E2)
3. Gumuk pasir pararel (simbol : E3)
Bentuk lahan asal glasial
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yang beriklim tropisini, kecuali
sedikit di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua. Bentuk lahan asal glacial
dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
Semua satuan bentuk lahan tersebut memiliki karakter yang khas dan
mencerminkan cirri tertentu. Dengan demikian maka, dengan mengenal nama
satuan bentuk lahan akan dapat dibayangkan sifata laminya. Satuan bentuk lahan
ini sangat penting terutama dalam konteks kajian lingkungan, baik lingkungan
fisik, biotis, maupun kultural.
Bentuk Lahan Organik (termasuk artifiasial/campur tangan manusia)
Bentuk lahan ini merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi
akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuk
lahan ini adalah mangrove dan terumbukarang (simbol : O). Sedangkan bentuk
lahan akibat campur tangan manusia disebut juga dengan Antropogenik (simbol :
A). Bentuk lahan ini merupakan satuan bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas
manusia, sebagai contoh: waduk, kota, dan pelabuhan.