bentuk sediaan obat baruuu

20
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam bentuk sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi BSO memerlukan bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan pelicin. Macam bahan tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan tambahan bersifat netral. Sehingga didapat definisi BSO adalah sediaan obat yang mengandung satu atau lebih bahan berkhasiat dan biasanya ditambah vehikulum (bahan pengisi atau bahan pelarut). 1.2 Rumusan Masalah

Upload: retno-utami

Post on 20-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan

badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau

memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Bahan

aktif obat agar digunakan nyaman, aman, efisien dan optimal dikemas dalam bentuk

sediaan obat (BSO) atau disebut sediaan farmasi. Bentuk sediaan obat (BSO) dapat

mengandung satu atau lebih komponen bahan aktif. Formulasi BSO memerlukan

bahan tambahan contohnya antara lain bahan pelarut atau bahan pelicin. Macam

bahan tambahan tergantung macam Bentuk Sedian Obat. Bahan tambahan bersifat

netral. Sehingga didapat definisi BSO adalah sediaan obat yang mengandung satu

atau lebih bahan berkhasiat dan biasanya ditambah vehikulum (bahan pengisi atau

bahan pelarut).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut

1.2.1 apa pengertian dari obat?

1.2.2 Apa saja bentuk sediaan obat?

1.2.3 Apa tujuan bentuk sediaan obat perlu diketahui?

1.2.4 Apa faktor penentu pemilihan bentuk sediaan obat?

1.2.5 Apa saja bentuk sediaan obat menurut rute pemberian obat?

Page 2: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

2

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut

1.3.1 mengetahui pengertian dari obat

1.3.2 mengetahui bentuk sediaan obat

1.3.3 mengetahui tujuan bentuk sediaan obat perlu diketahui

1.3.4 mengetahui faktor penentu pemilihan bentuk sediaan obat

1.3.5 mengetahui bentuk sediaan obat menurut rute pemberian obat

Page 3: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian obat

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh

semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh, guna mencegah, meringankan,

dan menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2006). Obat merupakan sediaan atau

paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi

(Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005).

Menurut undang-undang, yang dimaksud obat adalah suatu bahan atau

campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,

mengurangi, menghilangkan, menyembuhakan penyakit atau gejala penyakit, luka,

dan kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk

memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Syamsuni, 2006). Pengertian Obat

Secara Khusus :

1. Obat Jadi

Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,

tablet, pil, kapsul, supositoria, cairan salep atau bentuk lainnya yang mempunyai

teknis sesuai dengan F1 atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.

2. Obat Paten

Obat paten yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama

pembuat yang dikhususkannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang

memproduksinya.

3. Obat Baru

Page 4: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

4

Obat baru yaitu obat yang terdiri atas atau berisi zat yang berkhasiat ataupun

tidak berkhasiat, misalnya lapisan pengisi, pelarut, pembantu, atau komponen

lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.

4. Obat Asli

Obat asli yaitu obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alami Indonesia,

terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan

tradisional.

5. Obat Tradisional

Obat tradisional yaitu obat yang didapat dari bahan alam (mineral, tumbuhan,

atau hewan) terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan

dalam pengobatan tradisional.

6. Obat Esensial

Obat esensial yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan

masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat esensial (DOEN) yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI

7. Obat Generik

Obat generik yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam F1 untuk zat

berkhasiat yang dikandungnya.

2.2 Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk

yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang

diinginkan. Menurut Syamsuni, 2006 ada berbagai macam penggolongan obat, salah

satunya yaitu menurut bentuk sediaan obat:

1. bentuk padat, contohnya serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria;

2. bentuk setengah padat, contohnya salep, krim pasta, cerata, gel, salep mata;

3. bentuk cair/larutan, contohnya potio, sirop, eliksir, obat tetes, gargarisma,

clysma, epithema, injeksi, infus intravena, douche, dan lotio;

Page 5: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

5

4. bentuk gas, contohnya inhalasi/spray/aerosol.

Dibawah ini merupakan beberapa macam bentuk sediaan obat dan

deskripsinya menurut Potter & Perry, 2005.

NO BENTUK DESKRIPSI

1 kaplet Bentuk dosis padat untuk pemberian oral; bentuk seperti kapsul

dan bersalut, sehingga mudah ditelan

2 kapsul Bentuk dosis padat untuk pemberian oral; obat dalam bentuk

bubuk, cairan, atau minyak dan dibungkus oleh selongsong

gelatin, kapsul diwarnai untuk membantu identivikasi produk.

3 eliksir Cairan jernih berisi air, dan atau alkohol; dirancang untuk

penggunaan oral, biasanya ditambah pemanis

4 Tablet

enterik

bersalut

Tablet untuk pemberian oral (yang dilapisi) menggambar bahan

yang tidak larut dalam lambung; lapisan larut di dalam usus,

tempat obat diabsorbsi

5 Ekstrak Bentuk obat pekat yang dibuat dengan memindahkan bagian

aktif obat dari komponen lain obat tersebut (misalnya, ekstrak

cairan adalah obat yang dibuat menjadi larutan dari sumber

sayur-sayuran)

6 Gliserit Larutan obat yang dikombinasi dengan gliserin untuk

penggunaan luar; berisi sekurang-kurangnya 50% gliserin

7 Cakram

intraocular

Bentuk oval, fleksibel berukuran kecil terdiri dari dua lapisan

luar yang lunak dan sebuah lapisan tengah berisi obat. Saat

dilembabkan oleh cairan okuler (mata), cakram melepas obat

sampai satu minggu

8 Obat gosok Preparat biasanya mengandung alkohol, minyak, atau pelembut

sabun yang dioles pada kulit

9 Losion Obat dalam cairan, suspensi yang dioles pada kulit untuk

Page 6: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

6

melindunginya

10 Salep Semisolid (agak padat), preparat yang dioles pada kulit,

biasanya mengandung satu atau lebih obat

11 Pasta Preparat semisolid, lebih kental dan lebih kaku daripada salep,

diabsorbsi melalui kulit lebih lambat daripada salep

12 Pil Bentuk dosis padat berisi satu atau lebih obat, dibentuk kedalam

bentuk tetesan, lonjong, atau bujur; pil yang sesungguhnya

jarang digunakan karena telah digantikan oleh tablet

13 Larutan Preparat cairan yang dapat digunakan per oral, parenteral, atau

secara eksternal; dapat juga dimasukkan ke dalam organ atau

rongga tubuh (mis. Irigasi kandung kemih); berisi air dan

mengandung satu atau lebih senyawa terlarut; harus steril untuk

penggunaan parenteral

14 Supositoria Bentuk dosis padat yang dicampur dengan gelatin dan dibentuk

dalam bentuk peluru untuk dimasukkan ke dalam rongga tubuh

(rektum atau vagina); meleleh saat mencapai suhu tubuh,

melepas obat untuk diabsorbsi

15 Suspensi Partikel obat yang dibelah sampai halus dan larut dalam media

cair, saat dibiarkan, partikel berkumpul di bagian bawah wadah;

umumnya merupakan obat oral dan tidak diberikan per

intravena

16 Sirup Obat yang larut dalam larutan gula pekat; mengandung perasa

yang membuat obat terasa lebih enak

17 Tablet Bentuk dosis bubuk yang dikompresi kedalam cakram atau

silinder yang keras; selain obat utama, mengandung zat

pengikat (perekat untuk membuat bubuk menyatu), zat pemisah

(untuk meningkatkan pelarutan tablet), lubrikan (supaya mudah

dibuat di pabrik), dan zat pengisi (supaya ukuran tablet cocok)

Page 7: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

7

18 Cakram

atau

lempeng

transdermal

Obat berada dalam cakram (disks) atau patch membran

semipermeabel yang membuat obat dapat diabsorbsi perlahan-

lahan melalui kulit dalam periode waktu yang lama

19 Tingtura Alkohol atau larutan obat air-alkohol

20 Tablet isap Bentuk dosis datar, bundar mengandung obat, citarasa, gula,

dan bahan perekat cair; larut dalam mulut untuk melepas obat

2.3 Tujuan Bentuk Sediaan Obat Perlu di Ketahui

1. Keadaan klinik penderita berpengaruh dalam pemilihan bentuk obat (peroral,

injeksi, supp)

2. Bentuk obat mempengaruhi kecepatan kerja obat (peroral, perinjeksi, inhalasi,

per anus, topikal)

3. Jenis obat yang sama, bentuk obat berbeda digunakan untuk tujuan terapi

yang berbeda:

Metronidazol (tablet, sirup, suppositoria, ovula, injeksi)

Magnesium sulfat (pulvers, injeksi)

Anti Inflamasi Non Steroid (tablet, injeksi, suppositoria)

4. Bentuk obat sama, efek terapi berbeda (sistemik, lokal)

5. Bentuk obat mempengaruhi “kepatuhan” pasien dalam menggunakan obat:

anak-anak : pulvers, sirup

dewasa : tablet, kapsul

lansia : sirup, kapsul, pulvers, tablet

6. Jenis obat yang sama pada penyakit yang sama, dapat diberikan bentuk obat

berbeda (trikomoniasis-candidiasis dengan terapi metronidazol dan

ketokonazol/nistatin)

7. Bentuk obat tergantung sifat fisika kimia bahan obat

Page 8: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

8

2.4 Faktor penentu pemilihan bentuk sediaan obat

1. Faktor bahan obat

a. Sifat fisika-kimia bahan obat

higroskopis : sediaan cair

tidak larut air : sediaan padat (tablet, kapsul, pulveres atau

suspensi)

tidak tahan asam lambung : injeksi penicillin G

b. Hubungan struktur kimia dan aktivitas obat, misalnya:

derivat barbiturat ultra shot acting (tiopental) : injeksi

derivat barbiturat long action (fenobarbital) : tablet, kapsul, puyer

c. Sifat farmakokinetik bahan obat

menghindari first-pass effect pada hati : tablet, sublingual

(nitrogliserin dan ISDN)

d. Kestabilan obat, misalnya vitamin C tidak stabil dalam larutan : tablet

2. Faktor penderita

a. Umur penderita : balita, dewasa, lansia

b. Lokasi/bagian tubuh di mana obat harus bekerja : lokal, sistemik

c. Kecepatan dan lama kerja obat yang dikendaki : efek segera, modified

release (lepas lambat)

d. Keadaan umum penderita : tidak sadar, MRS/rawat jalan

e. Bentuk terapeutik obat yang optimal dan efek samping yang minimal

f. Bentuk sediaan yang paling diterima penderita : rasa obat, cara

penggunaan

2.5 Bentuk Sediaan Obat Berdasarkan Rute

Menurut Syamsuni, 2006 ada perbedaan bentuk sediaan obat berdasarkan rute

pemberiannya, yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui Rute Oral

Page 9: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

9

Bentuk-bentuk sediaan obat yang digunakan dalam rute oral, yaitu tablet,

kapsul, serbuk terbagi (pulveres), serta sediaan cair termasuk larutan, eliksir,

sirop, dan suspense atau emulsi oral.

2. Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui Rute Rectal

Bentuk sediaan ini dibuat untuk tujuan local dan sistemik dalam bentuk

larutan (lavement/clysma/enema), padat (suppositoria), atau setengah padat

(unguentum/salep). Keuntungan bentuk sediaan ini adalah terhindar dari

perusakan obat atau obat menjadi tidak aktif karena pengaruh lingkungan perut

dan usus; dapat digunakan untuk penderita yang muntah-muntah, koma, atau

sulit menelan obat; dan obat tidak mengalami detoksikasi, biotransformasi, atau

metabolism yang mengakibatkan obat menjadi tidak aktif. Kerugiannya adalah

penggunaan yang tidak menyenangkan dan absorbs yang sukar diramalkan.

3. Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui Rute Parenteral

Bentuk sediaan parenteral (diluar usus) dapat berupa larutan, suspense,

emulsi, dan serbuk steril dalam air atau minyak. Keuntungan bentuk sediaan ini

adalah terhindar dari perusakan obat atau inaktivasi dalam saluran

gastrointestinal; dapat digunakan bila obat sedikit diabsorbsi dalam saluran

gastrointestinal sehingga obat tidak cukup untuk menimbulkan respons; bila

dikehendaki, dapat menghasilkan efek obat yang cepat (pada keadaan gawat);

kadar obat yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan karena tidak ada atau

sedikit sekali dosis obat yang berkurang; dan dapat diberikan kepada penderita

yang kesulitan menelan, misalnya karena muntah atau koma.

Kerugian bentuk sediaan parenteral adalah efek toksiknya sulit dinetralkan

bila terjadi kesalahan pemberian obat. Selain itu, harga obatnya lebih mahal

daripada obat oral karena harus dibuat steril. Untuk memperoleh efek yang lama

atau kerja depo, bentuk sediaan dapat dibuat suspensi dalam minyak yang hanya

dapat disuntikkan secara intramuscular (im), yaitu melalui otot.

4. Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui Rute Kulit

Page 10: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

10

Bentuk sediaan ini bertujuan untuk menghasilkan efek local dan bukan

sistemik. Bentuk-bentuk sediaannya, antara lain salep; krim; pasta; salep

berlemak yang presentase lilinnya tinggi; jelly; lotion/ obat gosok; kompres; dan

serbuk tabor. Serbuk tabur dapat memiliki basis yang sifatnya berbeda-beda

seperti hidrofil atau hidrofob dengan syarat harus mudah melepaskan zat

aktifnya. Sediaan untuk kulit biasanya banyak menggunakan obat-obat golongan

analgetik, antiseptic, antifungi, antiinflamasi, anestetik local, emolien, dan

pelindung sinar matahari.

5. Bentuk sediaan obat yang digunakan pada membrane mukosa

Beberapa bentuk sediaan obat yang digunakan pada membrane mukosa, yaitu:

a. Bentuk sediaan obat untuk mukosa mulut dan tenggoroka, antara lain

permen, lozenge, pastilles, dan trochisi yang digunakan dengan cara diisap

atau sebagai obat pencuci mulut.

b. Untuk digunakan pada mata, bentuk sediaan seperti salep mata, tetes mata,

dan pencuci mata harus steril dan bebas dari partikel kasar.

c. Bentuk sediaan yang digunakan pada hidung, antara lain tetes hidung,

pencuci hidung, dan semprot hidung.

d. Untuk digunakan pada telinga, bentuk sediaan seperti tetes telinga dibuat

kental agar lebih lama kontak dengan daerah yang diobati untuk

membersihkan kotoran, mengobati infeksi,dan mengurangi rasa sakit.

e. Bentuk sediaan yang digunakan melalui mulut adalah bentuk sediaan yang

diletakkan dibawah lidah (sublingual) serta diantara pipi dan gusi (bukal);

bertujuan agar diperoleh efek yang lebih cepat dibandingkan melalui rute

oral. Sebagai contoh, nitrogliserin untuk gejala kepayahan jantung.

6. Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui rute implantasi

Bentuk sediaan melalui rute implantasi berupa obat steril yang ditanam

dibawah kulit dengan alat khusus yang disebut “trocar”. Implantasi diberikan

Page 11: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

11

untuk tujuan efek sistemik jangka panjang dan hanya membutuhkan dosis yang

lebih kecil daripada cara oral. Contohnya, hormone kelamin untuk tujuan

keluarga berencana (KB).

Page 12: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

12

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh

semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh, guna mencegah, meringankan,

dan menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2006). Bentuk sediaan adalah bentuk

formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai

oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan. Menurut Syamsuni, 2006

ada berbagai macam penggolongan obat, salah satunya yaitu menurut bentuk sediaan

obat:

1. bentuk padat, contohnya serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria;

2. bentuk setengah padat, contohnya salep, krim pasta, cerata, gel, salep mata;

3. bentuk cair/larutan, contohnya potio, sirop, eliksir, obat tetes, gargarisma,

clysma, epithema, injeksi, infus intravena, douche, dan lotio;

4. bentuk gas, contohnya inhalasi/spray/aerosol.

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua

bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil

jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula

obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua

diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi

kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan benar etiket obat yang

dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah

dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat

instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung

dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk

mengetahui bentuk sediaan obat.

Page 13: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

13

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna baik

dari penggunaaan kata ejaan atau yang lain, untuk itu kami menerima saran dan kritik

dari teman–teman atau semua pihak yang bersifat membangun. Agar kami dapat

mengintropeksi, memperbaiki dan menyempurnakan makalah selanjutnya dengan

baik. Maka dari itu kami meminta kepada teman sekalian untuk bersedia memberikan

kritik dan saran.

Page 14: Bentuk Sediaan Obat Baruuu

14

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.