bentang alam delta dan pantai
DESCRIPTION
delta pantaiTRANSCRIPT
BENTANG ALAM DELTA DAN PANTAI
Delta merupakan daerah yang penting untuk penduduk yang berfungsi untuk tempat
tinggal, daerah pertanian dan perikanan. Istilah delta pertama kali digunakan oleh Herodotus
(sejarawan Yunani) pada 490 SM yang melihat bahwa bentuk endapan Sungai Nil di Mesir
menyerupai huruf D (atau Delta dalam bahasa Yunani). Delta berkaitan sekali dengan bencana
banjir di pesisir, gelombang air laut, erosi gelombang air laut dan badai angin menuju ke laut.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya delta yaitu : iklim, debit air,
produk sedimen, energi gelombang, proses pasang surut, arus pantai, kelerengan paparan dan
bentuk cekunan penerima dan proses tektonik.
1. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan biologi dalam semua komponen dari
system sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika
dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi. Pada lingkungan pengendapan beriklim
tropis juga dijumpai pengawetan material organic seperti gambut yang terdapat didaerah delta.
Debit Air
Debit sungai tergantung dari faktor iklim yang dapat mempengaruhi bentuk geometri dari
delta. Kecenderungan air sangat penting terhadap kecepatan dan pola pertumbuhan suatu delta.
Delta dengan debit air dan sedimennya tinggi serta konstan tiap tahunnya (Delta Missisipi),
menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang
besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sediment serta variasi debit air tiap tahunnya
berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan, oleh proses-
proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan garis pantai.
Produk Sedimen
Pengaruh produk sediment dalam pembentukan suatu delta sangatlah besar artinya. Delta
tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.
Energi Gelombang
Perkembangan suatu garis pantai pada muara sungai sangat dipengaruhi oleh energi
gelombang sepanjang pantai tersebut. Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam
merubah dan mencetak sediment delta yang berada dilaut menjadi suatu bentuk tubuh pasir
didaerah pantai.
Proses Pasang Surut
Beberapa delta mayor didunia didominasi oleh aktifitas pasang yang kuat. Diantaranya
adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh dan delta Ord di Australia.
Arus Pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga berbentuk sejajar atau hamper
sejajar dengan arah aliran sungai.
Kelerengan Paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan delta,
yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
Bentuk Cekungan Penerima dan Proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola
perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sediment yang sedikit, sulit
terbentuk delta. Sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sediment yang
banyak akan terbentuk delta yang baik pula.
2. Syarat-syarat Terbentuknya Delta
Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum
Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
Laut pada daerah muara sungai cukup tenang
Pantainya relative landai
Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktifitas air laut
Tidak ada gangguan tektonik (kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan
sungai, misal Delta Missisipi)
3. Unsur-unsur Dasar Delta
Sungai : sebagai sarana pengangkut material
Distributary Plain : bagian delta yang berada didaratan, umumnya merupakan rawa-rawa
Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada didepan delta plain, dan merupakan laut
dangkal
Pro Delta : bagian terdepan dari delta yang menuju laut lepas
4. Klasifikasi Delta
Menurut Fisher, dkk (1969)
Dasar klasifikasinya adalah :
a. proses fluvial dan influks sediment
b. Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan)
Fisher membagi delta menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu :
- Cuspate Delta
- Lobate Delta
- Elongate Delta/Bird Food Delta
Menurut Galloway (1975)
Galloway membagi delta berdasarkan dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut,
yaitu :
a. Bird Food Delta : jika pengaruh fluvial paling dominan
b. Cuspate Delta : jika pegaruh gelombang paling dominant
c. Estuarine Delta : jika pengaruh pasang surut paling dominant
2.2. Bentang Alam Pantai
Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh
pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thornbury, 1969). Faktor-
faktor yang mempengaruhi bentuk morfologi pantai tersebut antara lain adalah pengaruh
diatropisme, tipe batuan, stuktur geologi, pengaruh perubahan naik turunnya muka air laut, serta
pengendapan sediment asal daratan / sungai, erosi daratan dan angin.
Pada daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi 3 (tiga),
yaitu :
a. Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat
dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
b. Shore Line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relative berbentuk baris dan relative
merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
c. Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh air laut.
Ada beberapa klasifikasi pantai dengan dasar yang bermacam-macam pula dari berbagai
penyusun yang berbeda. Dalam bab ini akan dibahas klasifikasi pantai dari yang sifatnya klasik
(1919) sampai sifanya modern (1980), berikut pembagiannya :
A. Klasifikasi Pantai Secara Klasik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Johnson (1919) yang didasarkan pada karakteristk
geomorfik yang disebabkan oleh ayunan muka laut. Keuntungan klasifikasi pantai ini adalah
pembagiannya yang sederhana sedangkan kelemahannya yaitu sulit dalam penerapannya, karena
kebanyakan pantai telah dipengaruhi oleh penenggelaman selama transgresi laut kala Pleistosen.
Johnson (1919) mengelompokkan pantai menjadi :
1. Pantai Tenggelam (Submergence Coast)
Pantai yang dibentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka laut. Dicirikan oleh
garis garis pantai yang tidak teratur, adanya pulau-pulau didepan pantai, teluk yang dalam, dan
lembah-lembah yang turun. Contoh pantai ini adalah :
a. Pantai Ria : pantai yang sebelum tenggelam telah mengalami erosi darat terutama proses
fluviatil
b. Pantai Fyord : pantai yang sebelum tenggelam mengalami proses glasiasi
Kenampakan pada peta topografi :
garis pantai tidak teratur
garis kontur berkelok-kelok tidak teratur
pantainya relative curam, ditandai dengan adanya garis kontur yang relative rapat
perkampungan disekitar pantai umumnya tidak sejajar dengan garis pantai
2. Pantai Naik (Emergence Coast)
Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau pun turunnya muka laut. Pantai ini dicirikan
oleh garis pantai yang relative lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan pantai dan
gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
Kenampakan pada peta topografi :
garis pantai yang relative lurus, ditandai dengan kontur yang lurus
pantai yang relative landai, ditunjukkan oleh garis kontur yang renggang
jika dijumpai perkampungan umumnya relative sejajar dengan garis pantai
3. Pantai Netral
Pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikan dan biasanya dicirikan oleh
adanya garis pantai yang relative lurus-lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar. Beberapa
contoh pantai ini antara lain :
a. Pantai Delta
b. Pantai dataran fluviatil
c. Pantai gunung api
d. Pantai terumbu karang
e. Pantai sesar
Kenampakan pada peta topografi :
adanya delta plain, alluvial plain, dll
biasanya garis kontur renggang
bentuk garis pantainya relative lurus melengkung
sungai dimuara mempunyai banyak cabang, yang seolah-olah mempunyai pola sungai berbentuk
pohon (dendritik).
4. Pantai Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk daripada yang lain. Seperti
kenampakan undak pantai, lembah yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik turunnya
permukaan air laut.
Kenampakan pada peta topografi :
adanya dataran pantai, teras-teras (emergence)
adanya teluk-teluk dengan kontur yang relative rapat (submergence)
perkampungan tidak teratur
B. Klasifikasi Pantai Secara Genetik dan Deskriptif
Klasifikasi ini disusun oleh Valentine (1952). Ia mengemukakan bahwa kestabilan muka laut
dipengaruhi oleh fluktuasi iklim dan ketidakstabilan diastropik selama masa Kuarter. Valentine
menggabungkan pengaruh muka laut dan dinamika pantai dalam pemikirannya untuk klasifikasi
pantai yang sebagian secara genetic dan sebagian secara deskriptif (Sharma, 1986).
C. Klasifikasi Pantai Secara Tenaga Geomorfik
Shepard (1963) dikutip Sunarto (1991) mengelompokkan pantai menjadi pantai primer (muda)
dan pantai sekunder (dewasa). Pantai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari darat (erosi,
deposisi darat, gunungapi, sesar dan lipatan). Pantai sekunder terjadi dari hasil proses laut,
meliputi : erosi laut, deposisi laut dan bentukan oganik. Kelebihan klasifikasi ini adalah
pembagiannya yang lengkap, tetapi klemahannya sulit ditrapkan unuk menentukan pantai primer
yang telah berubah karena proses-proses laut, sehingga pantai ini tidak jelas termasuk pantai
primer atau sekunder (Sharma, 1986).
1. Macam-macam Pantai Primer
a. Pantai karena erosi dari daratan. Erosi baik oleh sungai maupun glacial sebelum mengalami
pengangkatan.
pantai erosi fluvial yang tenggelam, misalnya Pantai Ria
tenggelamnya lembah-lembah glacial, misalnya Pantai Fyord
b. Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat
- pantai hasil pengendapan fluvial, misalnya pantai delta, pantai darata alluvial yang turun (Pantai
Semarang)
- pantai pengendapan glacial, misalnya sebagai morena yang tenggelam atau sebagai drumline
yang tenggelam
- pantai yang karena pengendapan pasir oleh angin (prograding sand dune)
- meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas (contohnya pantai didekat
Townsvill, timur laut Queensland, Australia)
c. Bentuk pantai akibat aktifitas vulkanisme
- pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya jika lavanya basa bentuk pantai
tidak teratur, kalau asam bentuk pantai lebih teratur
- pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera
d. Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatrophism atau tektonik
- pantai yang terbentuk karena patahan
- pantai yang terbentuk karena lipatan
2. Macam-macam Pantai Sekunder
a. Bentuk pantai karena erosi laut
- pantai yang berliku-liku karena erosi gelombang
- pantai terjal yang lurus karena erosi gelombang
b. Bentuk pantai karena pengendapan laut
- pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars) yang memotong teluk
- pantai yang maju karena pengendapan laut
- pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars and longshore spit).
D. Klasifikasi Pantai Secara Klimato-Genetik
Davies (1980) dikutip Sunarto (1991) mengklasifikasikan pantai secara klimato-genetik.
Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai,
serta memperhatikan signifikansi peninggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi
pantai. Berdasarkan aspek klimato-genetik, pantai dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,
yaitu :
1. Pantai Lintang Rendah
Pantai ini dicirikan oleh energi gelombang rendah dan lingkungan angin pasat. Sediment pantai
banyak, sehingga banyak pantai berbatu didaerah tropis. Ada beberapa pantai yang terjadi dari
kkarang dan ganggang. Terdapat hubungan antara variasi morfologi pantai dengan wilayah
hujan. Mangrove tumbuh didaerah beriklim tropik panas-basah, sedangkan gemuk pantai
terdapat dilingkungan yang briklim tropik panas-kering.
2. Pantai Lintang Tengah
Pantai ini terdapat dilingkungan gelombang berenergi tinggi, karena aktifitas gelombang dan
abrasi bertenaga tinggi itu maka cliff dan bentukan yang berasosiasi dapat berkembang dengan
baik.
3. Pantai Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan merupakan sisa-sisa
pembentukan. Gisik terbentuk dengan dominasi kerikil dan kerakal. Perkembngan morfologi
cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan massa batuan dalam skala besar.
http://geologist24.blogspot.com/2011/09/bentang-alam-delta-dan-pantai.html