belajar jangka panjang dan jangka pendek

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2:2010), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yang valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.untuk mendapatkan data yang langsun valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas

Upload: arikwikrama

Post on 05-Jul-2015

400 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2:2010), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan

kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada cirri-ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu

dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran

manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia,

sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-

langkah tertentu yang bersifat logis.

Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang

mempunyai kriteria tertentu yang valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti.untuk mendapatkan data yang langsun valid dalam penelitian sering sulit

dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya,

dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu

reliabel dan obyektif, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.

Data yang valid pasti reliabel dan obyektif. Reliabel berkenaan derajat

konsistensi/keajegan data dalam interval tertentu. Sedangkan obyektivitas berkenaan

dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). Data yang reliabel

belum tentu valid.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Sugiyono

(3:2010), secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan,

pembuktian dan pengembangan. Peneluan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu

adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya

keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan pengembangan berarti

memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

Page 2: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data

yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan

dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau

informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti

meminimalkan atau menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakan

agar masalah tidak terjadi.

1.2 Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode trasional, karena metode ini sudah cukup

lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini

disebut sebagai etode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode

ini sebagai metode ilmiah/scietific karena memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu

konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut

metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan

berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Jika dilihat dari pengertiannya, metode penelitian kuatitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitaif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 8:2010). Filsafat positivisme memandang

realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,

terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Proses penelitian bersifat deduktif,

diana untuk menjawab rumusan masalahdigunakan konsep atau teori sehingga dapat

dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data

lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian.data yang telah

terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik

deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang telah dirumuskan

terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang

diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan

pada populasi dimana sampel tersebut diambil.

Page 3: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena

popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan

pada filsafat postpositivistik. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena

proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), juga disebut metode interpretive

karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang

ditemukan dilapangan.

Metode penelitian kualitatif adalah metode peneltian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi (Sugiyono,9:2010).

Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan

konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,

kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian

dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang

berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak

mempengaruhi dinamika pada obyek tertentu. Dalam penelitian kualitatif instrumennya

adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi

instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga

mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksikan situasi sosial yang

diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai

teknik pengupulan data secara gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat

induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan dikonstruksikan

menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,

data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu

dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan

pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability.

1.3 Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono,2010:38) secara teoritis variabel

dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi”

Page 4: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.

Menurut Kerlinger (dalam Sugiyono,2010:38) menyatakan bahwa variabel adalah

konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari, suatu sifat yang diambil dari suatu

nilai yang berbeda (different values) sehingga merupakan suatu yang bervariasi.

Selanjutnya Kidder (dalam Sugiyono,2010:38) menyatakan bahwa variabel adalah suatu

kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

Dari tiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah

suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-

macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

b. Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya

variabel bebas.

c. Variabel moderator: variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Variabel moderator disebut juga sebagai variabel independen kedua.

d. Variabel intervening: variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan

antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak

langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini erupakan variabel

penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen,

sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau

timbulnya variabel dependen.

e. Variabel kontrol: variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor

luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan peneliti, bila akan

Page 5: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

f. melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

1.4 Metode Penelitian Eksperimen

Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab

akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih

kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan

dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2

(http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-eksperimen/).

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental,

yaitu:

a. Variabel-veriabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat,

baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random

(acak).

b. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan

dengan kelompok eksperimental.

c. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk

memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian,

meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi

hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu,

penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan

pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta

penempatan subjek dalam kelompok-kelompok dilakukan secara acak.

d. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan

penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental

yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan

perbedaan.

e. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana

keterwakilan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan

penggeneralisasian pada kondisi yang sama.

f. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang

Page 6: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yaitu: Pre-Experimental Design,

True Experimental Design, Factorial Design, Quasi Experimental Design. Hal ini dapat

digambarkan seperti gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1. Macam-macam Metode Eksperimen

1.5 Pengertian Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan

hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari seua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

itu.

Macam-Macam Design Eksperimen

Pre-Eksperimental

True- Eksperimental

Factorial Experimental

Quasi Experimental

One-shot Case Studi

One Group Petest-Posttest

Intec-Group Comparison

Posttest Only Control Design

Prettest- Control Group Design

Time- series Design

Nonequivalet Ctroup Design

Page 7: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BELAJAR JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK

Hovland dan rekan-rekannya telah berulang kali menemukan bahwa efek jangka

panjang tidak hanya secara kuantitatif berbeda, tetapi juga secara kualitatif berbeda.

efek jangka panjang jauh lebih baik daripada efek langsung pada sikap umum,

walaupun lebih lemah untuk sikap tertentu (Campbell dan Stanley,1966:31). Menurut

Hovland pembicara yang ragu tidak memiliki efek persuasive langsung, tetapi mungkin

memiliki pengaruh yang signifikan beberapa bulan kemudian, kecuali pendengar

diingatkan sumbernya (Campbell dan Stanley,1966:31). Temuan ini memperingatkan

kita terhadap pengaturan evaluasi eksperimental dari metode mengajar dalam postes

langsung atau langkah-langkah pada setiap titik waktu. Meskipun dalam pelaksanaan

menghadapi masalah yang besar (dan ketidaknyamanan dengan jadwal sembilan bulan

untuk S.3 disertasi), kita dapat merekomendasikan periode posttes seperti 1 bulan, 6

bulan, dan 1 tahun termasuk dalam perencanaan penelitian. Dalam belajar jangka

pendek, kemungkinan untuk memperoleh hasil yang signifikan tergantung dari kekuatan

variabel perlakuan (the treatment variabel). Rangsangan yang kuat (seperti teknik

pengkondisian instrumental (operant conditioning techniques) akan memberikan hasil

yang lebih awal di dalam perlakuan. Rangsangan yang lemah cenderung untuk hilang

dalam varians dari kesalahan lingkungan sekitarnya.

Ketika tindakan posttes telah dinilai dan pemeriksaan skor yang akan

dikumpulkan pula, studi tersebut tidak lain hanyalah masalah pembukuan. Tapi ketika O

diperkenalkan oleh peneliti, Sebagian besar penulis merasa bahwa tindakan berulang

posttest pada siswa yang sama akan lebih menyesatkan daripada pretest. Hal ini telah

ditemukan menjadi kenyataan dalam penelitian tentang ingatan. Ketika kelompok

Hovland seperti biasanya menggunakan pretest, mereka telah mempersiapkan kelompok

control dan kelompok eksperimen yang terpisah untuk setiap waktu jeda pada

posttestnya. Jadi maksudnya adalah setiap kelompok dilaksanakan pretestnya secara

bersamaan akan tetapi untuk posttestnya diberikan waktu interval jeda untuk setiap

kelompoknya secara berturut-turut.

Page 8: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

Kelompok A : T1 X T2

Kelompok B : T1 X T2

Kelompok C : T1 X T2

Kelompok D : T1 X T2

Kelompok E : T1 X T2

Dengan menambahkan kelompok control dengan pola pretest dan posttest yang sama,

tetapi tidak diberikan treatment/perlakuan, efek dari perlakuan akan dapat dinilai.

Strategi ini sangat sesuai dimana faktor-faktor yang terlibat dan efek dari serangkaian

tes dalam kelompok dapat diminimalkan. Kontrol total terhadap semua variabel

mengarahkan kita pada desain yang lebih terperinci.

2.2 GENERALISASI DARI PENELITIAN PENEMUAN

Jika kita berbicara tentang masalah generalisasi, tentu kita akan membahas mengenai

masalah dari validitas eksternal. Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang

bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju pada kesimpulan umum

yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki

(http://andriksupriadi.wordpress.com/2010/04/03/pengertian-generalisasi/). Sedangkan

untuk validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi, dapat atau tidaknya hasil

penelitian digenaralisasikan atau diterapkan pada populasi tempat sampel diambil

(http://nahulinguistik.wordpress.com/2009/06/01/validitas-dan-reliabilitas/). Terdapat 3

hal yang patut dipertimbangkan guna meningkatkan generalisasi hasil penelitian, yakni:

1. Pemilihan subjek

Pemilihan subjek penelitian yang tepat akan mampu meningkatkan generalisasi

dari hasil penelitian. Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang

dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Tapi kadang-kadang

masalah yang dihadapi dalam pemilihan subjek ini adalah jarangnya ada subjek

yang mau diajak bekerjasama. Sebagai contoh adalah saat kita merencanakan

penelitian di bidang pendidikan, peneliti kesulitan mencari sekolah untuk

diajak bekerja sama dalam penelitian. Banyak sekolah yang menolak sehingga

masuk akal kita menduga bahwa sekolah yang mau bekerjasama tentu tidak

Page 9: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

akan mewakili sekolah pada umumnya. Akan terjadi bias pada sampel karena

keinginan peneliti untuk menjamin kesesuaian dalam prosedur seleksi,

sehingga menjamin generalisasi dari penemuannya untuk semua sekolah.

Untuk mengatasi masalah tersebut ada beberapa solusi yang bisa

dilakukan. Solusi pertama adalah adalah dengan memilih subjek secara random

dari kelas maupun sekolah yang bervariasi, bukan mengambil seluruh kelas

dari satu sekolah. Hal ini meminimalisasi dampak dari setiap sekolah yang

diberikan dan memaksimalkan kesesuaian dari sampel. Strategi ini juga

cenderung lebih ekonomis, tidak mencolok, lebih tidak mengganggu pada kelas

dan mengurangi kelebihan pengujian (jika tes hanya melibatkan sampel).

Solusi kedua adalah menggunakan banyak ruang kelas sebagai sebuah

unit dan secara acak memilih kelas tersebut dari perwakilan dari sekolah yang

akan menjadi generalisasi yang sesuai dari temuan.

2. Variasi dari sumber input atau sumber stimulus

Berlawanan dengan gagasan umum tentang pentingnya replikasi atau

pengulangan dari sumber rangsangan pada desain eksperimen (misalnya

memberikan rekaman rangsangan yang persis sama kepada semua kelompok),

variasi pada sumber rangsangan mungkin benar-benar meningkatkan

generalisasi pada hasil penelitian. Hal ini terutama berlaku saat tugasnya adalah

untuk berkomunikasi secara efektif pada titik utama dari pesan atau perlakuan

kepada pengguna baru. Dengan adanya variasi pada sumber rangsangan, tetapi

tetap menjaga komunikasi secara utuh, mampu untuk memperkuat pesan

komunikasi yang dimaksud.

Contoh lain dari prinsip ini adalah untuk setiap guru menggunakan

semua perlakuan dalam desain penelitian, sehingga penyebaran semua

ketidaksesuaian semua perlakuan khusus dan mencegah kekacauan dari setiap

ketidaksesuaian tertentu dengan setiap perlakuan tertentu. Padahal desain ini

mampu meningkatkan generalisasi pada hasil, seringkali tidak praktis karena

beban jelas ada pada guru yang berpartisipasi.

3. Masalah observasi

Dalam melakukan observasi, menggunakan lebih dari satu aspek atau

kriteria dalam mengukur hasil penelitian memiliki arti sederhana seleksi

Page 10: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

terhadap lebih dari satu variabel dependen contohnya seperti pencapaian

ditambah sikap ditambah transfer ke proses baru. Jika tidak ada perbedaan yang

diperoleh pada satu kriteria, perbedaan pada yang lainnya mungkin

membuktikan kesamaan harga dan relevan. Menggunakan lebih dari satu

kriteria ini disebut dengan triangulasi. Triangulasi adalah usaha mengecek

kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut

pandang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi

pada saat pengumpulan dan analisis data.

2.3 LIMA POIN TENTANG DESAIN PENELITIAN

Dilihat dari pengertiannya, menurut Lincoln dan Guba (dalam http://rakim-

ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html) mendifinikan desain penelitian

sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa

menunjukkan secara pasti apa yang akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsur

masing-masing. Selain itu menurut Mc Milan dalam Ibnu Hajar (dalam http://rakim-

ypk.blogspot.com/2008/06/desain-penelitian.html), desain penelitian adalah rencana dan

struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam

menjawab pertanyaan penelitian.

Dari dua pengertian desain penelitian diatas tampak bahwa desain penelitian sangat

penting dalam melakukan penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi

peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses peneltian secara

benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa hal yang

menjadi poin utama dalam desain penelitian, yaitu:

1. Pengukuran pada hasil penelitian yang menggunakan lebih dari satu kriteria

lebih baik dari pada pengukuran menggunakan satu kriteria (lebih banyak

menggunakan variabel dependen). Dengan menggunakan lebih dari satu

kriteria kita mampu untuk memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu.

2. Mulailah dengan variabel dependen yang cukup handal untuk meminimalkan

kemungkinan kesalahan pengukuran itu sendiri, akan menutupi perbedaan yang

signifikan pada hasil penelitian. Pemilihan variabel dependen yang cukup

Page 11: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

handal karena variabel ini yang menjadi perhatian utama dalam pengamatan.

Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel dependen,

menjelaskan variabilitasnya atau prediksinya. Dengan kata lain, variabel

dependen merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam

investigasi. Melalui analisis terhadap variabel dependen (yaitu, menemukan

variabel yang memengaruhinya), adalah mungkin untuk menemukan jawaban

atau solusi atas masalah. Untuk tujuan tersebut, peneliti akan tertarik untuk

menguantifikasi dan mengukur variabel dependen.

3. Memilih variabel independen yang tepat, relevan dan diatur dalam kombinasi

yang realistis satu sama lainnya untuk mengambil keuntungan dari hubungan

interaksi. Sebagai contoh, sedikit masuk akal untuk mempelajari ukuran kelas

sebagai variabel kecuali dihubungkan dengan metode mengajar, karakteristik

murid dan faktor lainnya.

4. Memperbolehkan hubungan antara karakteristik kepribadian dan kriteria

validasi secara fleksibel, daripada menetap, terbatas. Misalnya, daripada

menggunakan persediaan yang kuat untuk memilih semua calon siswa sekolah

kedokteran, mencari tambahan sub pola yang berada diluar profil yang

menyukai ilmu kedokteran tetapi diprediksi sukses di beberapa bidang khusus

sebagai peneliti medis dan sebagai pengajar di sekolah medis. Dengan kata

lain, ada resiko dari memilih calon yang potensial akan sukses dan membuat

stereotype yang professional adalah absolute daripada relative.

5. Menekankan pada interaksi antara perbedaan individu dan prinsip belajar atau

metode tertentu. Terlalu banyak kepercayaan pada randomisasi, pada

menyamakan kelompok dan kontrol statistik formal; terlalu sedikit kepercayaan

pada kontrol oleh perbedaan individu. Dengan kata lain, bukannya mencari

prinsip umum dari menerapkan pendidikan pada semua orang, mencari prinsip

secara empiris tentang bagaimana menangani orang-orang tipe tertentu.

2.4 DUA POIN STATISTIK

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

Page 12: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu

statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik

parametric dan statistik nonparametris. Dalam menggunakan statistik, ada dua poin

yang perlu diperhatikan:

1. Ketika mencocokkan sudah sesuai, hindari memasangkan kelompok

berdasarkan IQ. Menyamakan harus didasarkan pada usia mental, prestasi, atau

ukuran yang tidak relatif yang lain. Murid tidak diberi IQ sama jika usia mereka

berbeda.

2. Analisis tentang kovarian sebaiknya diabaikan sebagai alat kontrol untuk

perbedaan individu. Saat asumsi berdasarkan kovarian tidak bisa dipenuhi, ada

sebuah analogi nonparametric sederhana tersedia. Penyesuaian ini diijinkan

untuk perbedaan awal antara kelompok yang muncul secara kebetulan.

(aplikasi yang valid dari analisis tentang kovarian memerlukan kelompok yang

dipilih secara random; berlaku, analisis dari kovarian disesuaikan untuk

perbedaan yang sedikit pada pretes atau kovarian berarti yang muncul secara

kebetulan sebagai fungsi dari kesalahan random sampling.

2.5 SAMPEL YANG BESAR MELAWAN SAMPEL YANG KECIL

Pada umumnya peneliti tidak dapat melakukan pengamatan secara langsung

terhadap semua unit atau individu yang ada dalam populasi penelitian.

Ketidakmampuan dalam melakukan pengamatan secara langsung terhadap semua unit

atau individu yang ada dalam populasi penelitian bisa disebabkan oleh populasi yang

diteliti besar, keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Sebagai gantinya mereka mengambil

data dari sebagian populasi yang disebut sampel. Menurut Sugiyono (81;2010), sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.

Kesesuaian karakteristik antara sampel dengan populasi merupakan hal yang paling

penting dan akan menentukan kualitas dari penelitian sehingga kesimpulan yang

diambil peneliti tenteng penelitiannya benar untuk semua populasi.

Page 13: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

Tingkat keterwakilan sampel seringkali dipengaruhi oleh ukuran sampel yang

diambil, terutama jika populasi penelitiannya sangat besar. Logikanya, untuk

mendapatkan tingkat keterwakilan sampel yang tinggi, diperlukan ukuran sampel yang

besar pula (Abadi, 2006:2). Keuntungan dari menggunakan sampel yang besar pada

penelitian pendidikan telah ditingkatkan dengan teknologi komputer. Statistik dengan

sampel yang besar melibatkan kesalahan menentukan sample yang kecil, lebih reliable,

dan meningkatkan kekuatan dari uji statistik saat diterapkan pada data. Hal lainnya

menjadi sama, sampel yang besar lebih baik dari pada sampel yang kecil. Walaupun

keuntungan menggunakan sampel besar yang mewakili, akan tetapi ada beberapan

pendapat yang menyenangi penelitian dengan sampel yang kecil dibawah kondisi

tertentu:

1. Sampel yang kecil lebih ekonomis

Saat mengumpulkan atau menganalisis data dengan sampel yang besar tidak

ekonomis, sampel yang kecil akan lebih sesuai. Statistik dengan sampel kecil

menjamin diterima reliabelnya oleh peneliti dalam memperkirakan kesalahan

pengumpulan sampel sebelum membuat keputusan tentang datanya.

2. Monitoring komputer

Bahkan saat sampel besar digunakan dan data dianalisis dengan program komputer,

ada masalah-masalah yang dihadapi:

a. Kesalahan, mempersiapkan dan memproses data dengan komputer memiliki

banyak sumber kesalahan: secara kode tidak benar atau menekan kartu input,

kesalahan program, sering tidak jelas dan kompleks; kesalahan dalam instruksi

khusus mengontrol program dan kesalahan penanganan dek magnetic.

b. Masalah “black Box”, kompleksitas dari pergantian yang terus menerus dalam

teknologi komputer biasanya memaksa peneliti untuk menerima cetakan akhir

dari hasil akhir. Salah satu upaya pengamanan yang membantu adalah

mengambil sampel kecil dan menjalankan analisis paralel dengan tangan. Ini

menerangkan mekanisme analisis statistik dan berfungsi sebagai pemeriksa

independen dari kesalahan.

3. Penelitian eksplorasi dan pilot studies

Untuk menemukan alternatif yang menjanjikan dalam penelitian, menjadi penting

untuk tetap dekat dengan data. Sampel dengan banyak anggota antara 10 dan 30

Page 14: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

memiliki banyak keuntungan praktis:

a. Cepat, ukuran sampel yang nyaman untuk bekerja.

b. Menyediakan perhitungan mudah, memfasilitasi perhitungan.

c. Sampel dengan ukuran seperti ini cukup besar untuk menguji hipotesis nol,

tetapi cukup kecil untuk mengabaikan efek lemah dari perlakuan. Mengingat

bahwa hasil statistik yang signifikan untuk setiap variabel yang relevan muncul

hanya dengan meningkatkan ukuran sampel dari populasi, temuan-temuan

tersebut tidak tepat untuk menjadi penting pada pendidikan karena variabel

dalam pertanyaan terlalu lemah untuk membuat perbedaan secara praktis.

4. N Dalam Studi yang Besar/Luas

Dalam studi pendidikan yang besar, sebenarnya N sama dengan jumlah dari ruang

kelas, bukan jumlah dari individu. Perbedaan ini akan semakin penting sebagai

jumlah dari ruang kelas yang mendekati 20 sampai 30, dan ini merupakan

pertimbangan penting dalam menganalisa dan menafsirkan data, karena melibatkan

perbedaan antara statistik sampel yang besar dan yang kecil

2.6 PERBEDAAN INDIVIDU DAN HUKUM PRILAKU

Kebanyakan penelitian dalam pendidikan memusatkan perhatian pada

kelompok-kelompok yang disimpulkan berdasarkan rata-rata kelompok. Resiko dari

pendekatan ini adalah kehilangan informasi penting tentang hukum prilaku dan

perbedaan individu. Perhatikan alur pembelajaran berikut dimana setiap garis putus-

putus mewakili perbedaan individual dan garis penuh mewakili rata-rata kelompok:

Dari data kelompok sendiri, mungkin ada kekeliruan menyimpulkan bahwa, karena tiga

siswa mulai dan berakhir pada tingkat yang sama, pembelajarannya ekuivalen. Alur

prat

est

post

est

Treatment/perlakuan

A

B

C

Page 15: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

Pembelajaran individual, berdasarkan pada langkah-langkah berkelanjutan,

memberitahukan cerita berbeda yang menarik dari tiga peristiwa yang cukup berbeda.

Siswa A membuat kemajuan yang paling awal tetapi mencapai puncak lebih awal dan

dan kemudian turun pada akhirnya. Siswa B membuat perkembangan yang konsisten

dengan banyak kenaikan yang kecil. Siswa C memulai dengan lambat tetapi dengan

lonjakan yang mengagumkan diakhir. Jelaslah, terjadi tiga peristiwa yang berbeda dan

tidak ada hukum belajar yang berarti yang ditemukan menggunakan data kelompok.

Setiap perbedaan antara individu dengan perbedaan dalam bagaimana hukum

prilaku mungkin bekerja pada saat itu, dan itu merupakan pertanyaan yang penting. Ini

bisa dibayangkan, misalnya, pada perbedaan individu adalah semua fungsi dari satu

prinsip operasi penguatan dalam cara yang sama tetapi berbeda waktu dan dengan

jumlah yang bervariasi. Kalau begitu, penemuan dari fungsi ini tergantung pada

observasi terpisah dari individu. Juga, untuk menemukan fungsi, lebih dari 2 observasi

yang diperlukan, suatu kondisi tidak terpenuhi dengan paradigma sebelum dan sesudah

dan satu yang pentingnya peningkatan jika fungsinya adalah siklis. Rangkaian

pengamatan individu, sering berguna, adalah penting dalam desain penelitian untuk

menunjukkan bentuk dari fungsi belajar. Jika tiga alur belajar individu tidak ada variasi

dari faktor penguatan tunggal tapi mewakili perbedaan yang kompleks diantara tiga

siswa dan apa penyebab mereka belajar, ini adalah satu-satunya metode yang akan

mengasingkan jenis determinan, karakteristiknya, dan cara interaksi mereka.

BAB III

3.1 KESIMPULAN

Ada beberapahal yang bisa disimpulkan dari artikel ini yaitu :

1. Dalam belajar jangka panjang dan jangka pendek, semakin kuat stimulus yang

diberikan akan memberikan hasil yang lebih awal dalam perlakuan sedangkan

stimulus yang lemah cenderung hilang dalam variasi kesalahan dari lingkungan

sekitarnya.

2. Dalam membuat generalisasi dari penelitian penemuan, pemilihan subyek

penelitian yang tepat, variasi pada sumber stimulus, dan dalam melakukan

Page 16: Belajar Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

observasi menggunakan lebih dari satu aspek atau kriteria dalam mengukur hasil

penelitian akan mampu meningkatkan generalisasi dari hasil penelitian.

3. Dalam desain penelitian hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran hasil

penelitian yang menggunakan lebih dari satu kriteria lebih baik dari pada

pengukuran menggunakan satu kriteria, memulai dengan variabel dependen

yang baik untuk meminimalkan kesalahan pada pengukuran, Memilih variabel

independen yang tepat, relevan dan diatur dalam kombinasi yang realistis satu

sama lainnya untuk mengambil keuntungan dari hubungan interaksi,

Memperbolehkan hubungan antara karakteristik kepribadian dan kriteria validasi

secara fleksibel, daripada menetap, terbatas, Menekankan pada interaksi antara

perbedaan individu dan prinsip belajar atau metode tertentu.

4. Dalam menggunakan statistik hal-hal yang perlu diperhatikan adalah Ketika

mencocokkan sudah sesuai, hindari memasangkan kelompok berdasarkan IQ,

Analisis tentang kovarian sebaiknya diabaikan sebagai alat kontrol untuk

perbedaan individu.

5. Keuntungan menggunakan sapel yang kecil adalah lebih ekonomis, kesalahan

perhitungan lebih sedikit.

6. Walaupun hasil akhir dari suatu pembelajaran sama, sebenarnya masing-masing

individu memiliki alur pembelajaran yang berbeda yang sering dilupakan oleh

peneliti karena lebih fokus pada cara penyimpulan yang berdasarkan rata-rata

kelompok.