bedah.doc
TRANSCRIPT
1
Bedah Digestif
Dr.SULAIHI,SpBD.
Adalah peradangan pada pankreas non bakterial disebaban oleh enzim pankreas.
Etiologi : Batu empedu, 40 % ( koleatiasis) Refluks biliaris yang berperan adalah obstruksi ampulla vateri. Peminum alkohol banyak ditemukan pankreatitis akuta dan kronik.
Trauma operasi dengan atau tanpa T tube di ductus choledocus.
Cedera dari luar (endoskopi).
Gejala klinis : Tergantung berat ringannya infeksi radang
Serangan timbul sewaktu habis makan / kenyang atau setelah minum alkohol. Nyeri perut tiba-tiba atau perlahan.
Nyeri pada epigastrium tengah dan menjalar ke belakang.
Nyeri berkurang bila pasien duduk karena membungkuk (otot-otot relaksasi) atau bertambah bila terlentang.
Muntah tanpa mual dan sering terjadi waktu lambung kosong.
Pemeriksaan Fisik :
Perut tegang dan sakit terutama bila ditekan.
90% disertai demam.
Takhikardi
Leukositosis
Shok karena perdarahan atau kehilangan cairan retrolenta peritoneal sertai muntah.
Bisa efusi pada paru-paru kiri.
Tanda-tanda ileus paralitik ( peristaltik -, methalic sign - )
Gangguan ginjal akut dapat pula ditemukan.
Bisa timbul ikterus oleh pembengkakan kaput pankreas.
Bisa tetani bila ada hipokalsemi.
Tanda Chollen : bercak darah pada daerah umbilikus.
Tanda Gray -Turner : bercak darah pada perut samping/ pinggangDD : penyakit saluran empedu, ulkus peptium, obstruksi usus.
Laboratorium :
Kadar amilase sangat meninggi (hiperamilasemia) bisa pada kolesistemitis, kolangitis, gagal ginjal , strangulasi usus halus, kehamilan ektopik, parotitis epidemika, demam dengue.
Yang menentukan diagnosis adalah rasio amilase. Amilase darah tinggi dan amilase urine dalam waktu 2 jam menyokong diagnosa pankreatitis.
Kadar amilase cairan peritonium mencapai puncak tertinggi sekitar 3 hari
Bila Ca serum menurun kurang 7,5 mg/dl - prognose buruk
Kadar gula darah dapat tinggi atau normal
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen ;
distensi jejenum oleh paralitik segmental
distensi duodenum seperti huruf C
kolon transversum yang menyempit oleh spasme (tidak spesifik) gambaran m. Psoas menghilang karena adanya cairan retroperitoneal
USG :- pembengkakan pankreas oleh udem
pembesaran duktus.Therapy : - kebanyakan konservatif : Maag Slang
- pemberian cairan dan elektrolit,- operasi jika terdapat abses
Patologi :
Pankreatitis akuta udematosa
Pankreatitis akuta infiltratif
Pankreatitis akuta hemoragika
Pankreatitis akuta necrotikansPenyulit : Syok dan kegagalan fungsi ginjal
Kegagalan fungsi paru oleh hipoksemia, edema paru (Acute Respiratory Distress Syndome/ ADRS)
Pleura Effusion, abses paru
Perdarahan pada pankreatitis akuta necrotikans Pseudokista pankreas setelah 2 minggu pemberian antibiotik
Pertama kali ditemukan oleh MONDEIRE (1836) sebagai kesatuan klinis. Di AS merupakan sebab kematian ke-4 setelah Ca.Paru, Ca Mammae, GIT.
Pembagian Tumor Pankreas :
1. Tumor sel endokrin- Insulinoma- Gastrinoma2. Tumor asal epithelium (80%)3. Tumor asal jaringan asinus
Menurut Lokasinya : 1. Ca. Kaput Pankreas2. Ca. Korpus Pankreas3. Ca. Kauda Pankreas
Ca. Periampullaris termasuk didalamnya : Ca Kaput Pankreas Ca Papilla Vateri Ca Duktus Biliaris Intrapankreas Ca Duodenum
INSULINOMA
Ditemukan pertama kali oleh GRAHAM (1929) yang asal tumor dari Sel Beta Pulau Langerhans yang menghasilkan insulin berlebihan karena hiperfungsi.
Diagnosis : Ditegakkan dengan TRIAD oleh WHIPPLE, yaitu :1. Hipoglikemia spontan disertai gangguan SSP, psyche, dan gangguan vasomotor
2. Pemeriksaan gula berulang kurang 50 mg%
3. Hilangnya gejala dengan pemberian glukosa peroral / IV
Serangan hipoglikemia umumnya timbul akibat puasa, stress, emosional, atau sesudah latihan jasmani
Untuk menentukan bahwa penyebab hipoglikemia adalah insulinoma maka hrs disingkirkan sebab lain :a. Hepatogenic Hipoglikemia (ada gejala fungsi hepar
b. Hipofungsi dari korteks adrenal dan hipofise.
Insulinoma umumnya terletak di korpus atau kauda pankreas.Sifat tumor : Jinak
(78 %
Suspek ganas ( 12%
Ganas
( 10%
Therapy : ( Tunggal nukleasi
( Multiple reseksi korpus dan kauda
pankreas (70 % sembuh
Prognose :
( Jinak ( Baik
( Ganas ( 5 years 60%
Sinonim : Ulserogenik tumor
Zollinger-Ellison Syndrome( Ditemukan oleh Zollinger-Ellison (1955) dengan TRIAS 1. Ulkus yang rekurrent pada saluran cerna
2. Hipersekresi asam lambung
3. Tumor pada sel pulau langerhans yang tak menghasilkan insulin
( Dragateclt menemukan bahwa untuk membantu menegakkan diagnosis ada beberapa tanda:
asam lambung bebas selama 12 jam > 100 mg%
setelah vagotomi, asam bebas masih >10 mg%
( Letak tumor 60% di korpus/kauda, 10% aberrant
( Secara histologis tumor ini tidak ganas, tetapi sering terdapat metastasis jauh
Therapy : Operatif :a. Total Gastrectomy untuk menghilangkan sel yang menghasilkan asam
b. Pancreatico-duodenostomy (tumor kaput pankreas)
c. Distal Pancreatectomy/ Parsial Pancreatectomy (tumor korpus/kauda)
Prognose : Lebih buruk dari insulinoma karena sifat metastasenya.
Karsinoma Periampullaris dan Ca Korpus/ Kauda Pankreas Ca.kaput pankreas lebih sering daripada Ca korpus dan kauda pankreas (60-70%)
Frekuensi Ca.Caput Pankreas = Ca. Papilla Vateri
Lebih sering pada laki-laki dengan perbandingan : = 2 : 1
Sering pada usia 50-70 tahun
Selama ini belum ada cara yang tepat untuk diagnosis sehingga prognose belum berubah (tetap buruk)Gejala Klinis :
1. Rasa sakit : terdapat 50-90%, pada Ca korpus/kauda lebih nyata pada Ca ampulla vateri atau duktus biliaris intrapankreatik-duodenum ( 25%
2. Penurunan BB rata-rata 10 -12 kg setelah gejala (75%)
3. Ikterus
4. Teraba kantong empedu, oleh karena masuk ke dalam cysticus ( membesar
5. Hepatomegali
6. Teraba tumor stadium lanjut (sulit untuk direseksi)
Laboratorium :
Alkali phospatase meningkat dan kolesterol meningkat oleh adanya ikterus obstruktiva
Amilase ( tidak selalu meningkat kecuali bila kena sel beta
Hiperbilirubinemia ( curiga bila bilirubin < 3 mg%Pemeriksaan Radiologi : Foto gastroduodenal dengan barium kontras - kelainan ditemukan 100% pada Ca duodenum.Umumnya kelainan pada kaput pankreas pada stadium lanjut berupa penonjolan bagian kedua dari duodenum ---- INVERTED 3 SIGN Hipotoxic Duodenography ( dapat menentukan diagnosis 80% (Cohn)
Splenopartography; kelainan pada stadium lanjut berupa stenosis / invasi lienalis
Selektive Celiac Angiography ( ketahui batas-batas tumor serta jauhnya invasi tumor. DD : pancreatitis
PTC (Percutaneus Transhepatic Cholangiography) ( menentukan letak obstruksi pada ikterus, menentukan resektabel dari tumor
Scanning
Biopsi :
Dilakukan waktu laparatomi dengan jarum Vin Sivermann Wedge biopsi Biasa timbul : pankreatitis akut, perdarahan, fistel Schuts dan Sanders menyatakan :
1. Biopsi pankreas tidak perlu bila tumor unresectable
2. Biopsi pankreas tidak perlu bila resectable dan klinis jelas Carcinoma
3. Biopsi dilakukan bila tumor resectable tapi klinis meragukan dan bila tumor di daerah ampulla. Biopsi diambil melalui duodenoctomy.
Umumnya para ahli menyatakan bahwa yang menentukan adalah gambaran tumor waktu laparatomi. Deskripsi oleh DIAMOND mengenal gambaran mikroskopik Ca.Pankreas :
Batas tidak jelas
Warna abu coklat
Schirrus/ noduler
Keras serta rapuh
Endoskopi merupakan prosedur yang mempunyai harapan menjadi penegakan diagnosis Ca.Periampullaris.
STADIUM PENYEBARAN TUMORMenurut Herneck, Thomas, Friesen terbagi :
Stad I:Terbatas pada pankreas
Stad II:Telah ada invasi ke jaringan sekitarnya seperti duodenum, V. Porta, V. Mesenterica Stad III:Kelenjar regional sudah terkena Stad IV:Metastase jauh ke hati, peritonium, paru.
PENYEBARAN TUMOROleh Diamond dan Collure :
Invasi ke dalam gaster serta sepanjang ductus wirsungi dan choledocus serta ke dalam duodenum
Invasi langsung pada gaster dan v.porta
Pada Ca korpus/ kauda invasi langsung ke retroperitoneal dan v.lienalis
Metastase ke kelenjar limfe regional
Metastase ke hati
Metastase ke paru
Metastase ke limpa
Therapy : Pembedahan ( terbaik
( Tindakan bedah : If resectable : - Whipple (Pancreaticoduodenectomy)
- Distal Pancreatectomy
- Total Pancreatectomy If unresectable : prosedur by pass, yaitu menghubungkan kantong empedu dengan jejenum, dari Lig Treitz dibuat jalan ke ductus choledocus Radiotherapi dan Sitostatika efektif untuk menghilangkan sakit (paliatif therapi)
AS : 10% populasi menderita kolelitiasis
Jenis batu : - Batu kolesterol 70%
- Batu pigmen 30%
- Campuran Patogenesis : multifaktorial
Batu terbentuk melalui tiga tahap :
1. saturasi kolesterol
2. nukleasi - kristal monohidrid yang menggumpal
3. pertumbuhan batu
Batu pigmen terjadi oleh infeksi penyakit hemolitik atau sirosis, terjadi oleh bilirubin yang tidak terkonjugasi dengan presipitasi kalsium bilirubinat oleh garam yang tidak larut dalam cairan empedu.
Manifestasi Klinis :
Asimptomatis 50% , 25% asimptomatis selama 5 tahun baru bergejala dan perlu intervensi.
Kolik bilier : nyeri kuadran kanan atas terutama timbul oleh makanan berlemak. Terjadi 30 - 60 menit sesudah makan dan hilang beberapa jam kemudian. Mual dan muntah sering menyertai kolik.
Kolelitiasis akuta - sebagai komplikasi batu empedu akut Sebagai akut abdomen -pada wanita manula > 50 th Teraba tumor pada perut kanan atas (20%) Demam - Hiperpireksia
Koledokolitiasis (6-12%): Batu empedu yang masuk ke ductus koledokus asimptomatis
bisa menimbulkan ikterus, pankreatitis, kolangitis.
Pankreatitis batu emopedu - < 15% oleh akibat obstruksi pada ampulla vateri oleh batu.
Therapi : Kholesistemectomy terbuka
Terdiri : - Abses Piogenik - Abses AmebikAbses Piogenik
Oleh karena :- infeksi bilier ascenden (cholangitis oleh kalkuli/ batu saluran empedu paling umum) penyebaran hematogen melalui sistem portal
septikemia generalisata melalui arteri
perluasan langsung exp : abses sekitar hepar trauma hepatikKultur nanah : - Eschericia Coli 33% dari bilier Streptococcus jika sistemik
StaphylococcusManifestasi Klinik : gejala dini penyebab primer yaitu :
Demam tinggi karena radang Mual - muntah
Anoreksia karena abses yang lama
Nyeri timbulnya lambat (kalo kecil tidak nyeri kecuali ada penekanan saraf 50 %) Ikterus jarang kecuali abses besar dan mengganggu heparDiagnosis : manifestasi klinik pemeriksaan laboratorium :
leukositosis
anemia : sering dijumpai kultur darah (+) (30 % tes fungsi hati (LFT) ( Alkali Fosfatase , SGOT, SGPT, bilirubin meningkat
pemeriksaan rontgen :
gerakan diafragma kanan terbatas
sudut kardiophrenicus kanan tumpul karena adanya cairan Pemeriksaan CT & USG ( 95% terdiagnosaTherapi : Drainage + Antibiotik
Bisa operasi Percutaneus dengan menggunakan CT/ USG Abses multipel sering menyebabkan kematian
Abses Amebik 10 % infeksi disebabkan oleh Entamoeba Histolitica Rasio : = 9 : 1
Pada usia pertengahan Organisme sampai ke hati melalui sistem portal Lokasi pada lobus kanan secara soliter oleh karena pembuluh darah kanan lebih lurus sehingga bakteri lebih mudah masuk
Cairan seperi Pasta Ikan Hering (cokelat kemerahan) ( patognomonisManifestasi Klinik : - demam
nyeri hepatik (83%) kadang kadang nyeri bahu kanan
diare - 50%
tinja mengandung darah dan lendir ( DD : Ca. Rectum bedakan melalui colok dubur pemeriksaan hati lunak dan membesar
ikterus jarang ditemukan kecuali kalo kena seluruh heparDiagnosa dan Komplikasi : Manifestasi klinik Pemeriksaan Laboratorium : leukositosis, anemia,
LFT (tidak banyak membantu)
Pemeriksaan Radiologis : CT Scan dan USG
Aspirasi materi yang khas (coklat kemerahan ( Pasta Ikan Hearing) Infeksi bakteri sekunder (hijau 22% Abses dapat pecah (6-9%) ( meluas ke sekitarnya, exp : peritonitis generalisata (laparatomi dan cari kausa)
Therapi :
Obat Amebisid (Metronidazol)
Aspirasi/drainage bila gejala menetap (Radiologis) serta ada infeksi sekunder
KISTA HEPARTerdiri : 1. Kista non parasitik
2. Kista hidatid/parasitik
Kista Non Parasitik Terdiri dari kista degeneratif, limfatik retensi, proliferasi kista yang soliter pada lobus kanan
isi jernih
bentuk polikistik seperti sarang lebah, ada kaitannya dengan polikistik ginjal
jarang menyebabkan portal hypertensi traumatik kista : biasanya tunggal dan berisi empedu
kista adenoma : berisi materi mukoid, tumbuh perlahan dengan massa pada kuadran kanan atasGejala Klinik : gejala akibat penekanan organ sekitarnya - nyeri
ikterus jarang ditemukan kecuali kista memenuhi seluruh hepar LFT ( sedikit bermanfaat
CT Scan dan USG ( sangat bermanfaat
nyeri bisa terjadi pada ruptur torsi dan perdarahan
Therapi :
kista asimptomatik ( Observasi
Operasi : - eksterpasi lengkap
eksterpasi : semua diangkat
- kerok sampai pada dasarnya
-purulent ( drainage
- polikistik ( reseksi hepar yang luas
Prognose :
Polikistik ( jelek (ada hub dengan polikistik ginjal) Soliter ( baik
Kista Hidatid/ Parasitik Oleh karena Echinococcus granulosus
Biasanya unilokuler
Jenis alveolaris disebabkan oleh Echinococcus multilokularis
Kista tidak punya dinding (sehingga kuret harus bersih) 85 % kena lobus kanan
Manifestasi Klinik : biasanya asimptomatis , kecuali menyebabkan nyeri .
gejala-gejala penekanan organ sekitarnya nyeri/ nyeri tekan ada massa yang bisa dipalpasi bila terjadi infeksi sekunder ( gejala abses piogenik
ruptur intrabiliaris, bisa timbul kolik, ikterus, urtikaria
(Ikterus Obstructiva)Pemeriksaan Radiologis : Foto Polos Abdomen ( bayangan berkalsifikasi (radioopak) dan bulat CT Scan & USG ( bermanfaatTherapy : Pembedahan
Kista diangkat secara intoto (diangkat dengan kapsul) tanpa berkontaminasi intra abdominal.
Sebelumnya bisa didrainage lalu direseksi Kista yang besar mungkin membutuhkan Reseksi Hepar (Hepatetoktomi Radikal).
Drainage internal mempunyai komplikasi yang tinggi (drainage internal dilakukan dengan membuat anastomose dinding kista ke usus halus agar cairannya ke usus)Komplikasi :
Ruptur intrabilier (5-10%) Supurasi dengan bakteri bilier Ruptur intraperitoneal ( peritonitis
Ruptur intrapleural ( pleural effusion dan empiema
Terdiri dari :
1. Ca. Hati Primer (Ca Hepatoseluler)2. Ca. Hati Sekunder (metastase) exp dari Ca Mamma, Ca Rektum, Ca ParuCa. Hati Primer (Ca. Hepatoseluler) Ca. Hepatoseluler
Banyak ditemukan di Afrika, Asia timur, Asia tenggara
Frekuensi tergantung pada sosial-ekonomi
: = 3 : 1
Etiologi :
ada hubungan dengan sirosis hepatis
juga pada VHB dan VHC
hepatitis kronik dan sirosis merupakan faktor onkogenik sel hati untuk menjadi ganas (44% sirosis menjadi ganas (60-90%)
Aflatoksin : penelitian sebagai bahan karsinogenik
makanan yang banyak mengandung aflatoksin adalah oncom, yang diproduksi oleh jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus fumigatus
semua kacang-kacangan dan biji-bijian seperti : kedele, beras gandum, dan jagung, mudah ditumbuhi jamur terutama yang lembab
Patologi :
80% dari semua Ca Hati Primer Gambaran mikroskopik : terdiri dari 3 bentuk :
1. Bentuk Masif Unfokal, 2. Bentuk Nodulus Multifokal (>>)3. Bentuk Difus dengan pertumbuhan infiltratif1. Bentuk Noduler Multifokal, paling sering didapat gambaran dungkul yang banyak tersebar di hati
warna kuning keruh
terdapat 1 nodul yang lebih besar dari yang lain
2. Bentuk Masif Unifokal, juga banyak ditemukan Tumor berukuran besar, menempati salah satu lobus Sering menyebabkan pendarahan spontan oleh karena pecahnya simpai tumor ( pendarahan intra abdomen
3. Bentuk Difus, jarang didapat sulit dibedakan dengan sirosis
Mikroskopik :
kebanyakan berbentuk trabekuler/ sinusoid bentuk lain : pseudoglanduler (jarang) bentuk fibrolameler
Gejala Klinis :
benjolan perut kanan atas nyeri pada darah benjolan yang terus menerus
nyeri bisa tembus belakang atau ke bahu
nyeri bertambah jika bernapas karena rangsangan peritoneum berat badan menurun cepat perdarahan saluran cerna atas oleh pecahnya varises esophagus (stadium lanjut) disertai gejala sirosis hepatis : pembuluh darah collateral dinding perut
spider nevi
Spenomegali, ginekomastia, erytema palmaris
Keadaan lebih lanjut ( ikterus progressifPemeriksaan Fisis :
Pembesaran hati yang membenjol, keras, nyeri tekan
Auskultasi pada benjolan ( bising oleh aliran darah tumor yang hipervaskularisasi (fase lanjut) Nyeri hebat sertai hepatomegali, kegagalan fungsi hatiDiagnosis :
gejala klinik, lab
USG,angiography
Alfa-feto protein ( pertanda tumorDeteksi Dini :
jarang ditemukan pada fase dini
ada hubungan dengan Hepatitis B, C penderita sirosis hepatis (SGPT,SGOT) meningkat AFP meningkat
USG ( cari tumor
Pemeriksaan lab : tanda sirosis
Pemeriksaan tambahan :
1. USG :
Menentukan tumor massif unilokal
Trombus dalam cabang V.portal ( Ca lanjut
< 5 cm dapat dideteksi (60 %)
2. Biopsi hati dengan tuntunan USG Aspirasi Diagnosis Banding :
Abses hati
Tumor metastase
Hematoma
Kista hatiPengobatan :
1. Pembedahan : segmentomi (8 segmen)
lobektomi (50 % hidup selama 5 tahun)
2. Pengobatan lain :
Khemoterapi Intra Arterial
Radiasi ( kurang peka Injeksi intra tumor dengan alcohol 97 % ( jarang Embolisasi melalui a. hepatica dengan pemberian kombinasi : sisplatin, mitomisin, adriamisin
Jenis tumor Hati yang lain :
a. Cholangiokarsinoma
b. Sarkoma
c. Hemangioendotelioma
Ca.Hati Sekunder
Dari tempat lain : kolon, lambung, payudara, paru, pancreas, ginjal, melanoma maligna (kulit), ovarium, uterus
Penyebaran melalui :
sirkulasi umum (v.porta)
aliran limfe (jarang) Gejala Klinik :
tahap dini ( tidak ada keluhan
lanjut : BB , rasa lesu, anoreksia, nyeri perut kanan atas
ascites dan ikterus
palpasi : terasa nyeriLaboratorium :
Alakali fosfatase
Pemeriksaan CEA dapat membantuDiagnosis :
Biopsi dengan jarum khususPenanggulangan :
Pembedahan : reseksi
Hepatektomi parsial, segmentektomi, lobektomi
Sitostatik : secara sistememik melalui v.porta untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menambah harapan hidup
Peningkatan tekanan vena portal
Dikenal sejak tahun 1990
1973 pengukuran langsung pada tekanan v.lienalis
Oleh Whipple membagi hipertensi menjadi 2 klp klinis: I. Sumbatan Intrahepatik
sumbatan besar oleh sirosis hepatis causa alcohol (lebih banyak)
fibrosis hati oleh infeksi schistosoma mansoni dan schistosoma japonicum
sarcoidosis
hemochomatosisII. Sumbatan Ekstrahepatik
sumbatan v. Porta, v. Mesenterika, v.Lienalis, oleh sepsis
trombosis oleh trauma daerah splanikusPatofisiologis :
Tekanan V.Portal normal : 5 - 10 cmH2O (istirahat)
Pada keadaan normal, tidak terjadi kollateral anastomosis antara sirkulasi portal dan sirkulasi sistemik
Jika timbul hambatan anatomik dan fungsional pada aliran V. porta ( tekanan V. porta naik menjadi 30 cm H2O
Bisa timbul :- varises esophagus
hipersplenisme
ascites
encephalopathy
VARISES ESOPHAGUS Dapat ditemukan tanpa penyakit hati yang nyata, mis : hambatan prehepatik
Jika varises esophagus belum pernah berdarah maka yang diperlukan adalah penatalaksanaan medis secara umum terhadap hipertensi portal dan etiologinya
Kemungkinan terjadi perdarahan oleh karena kenaikan tekanan portal ( terjadi pada muntah
Penyebab lainnya oleh esofagitis, varices besar sertai tekanan portal (TVP) meningkat
Sirosis + varises akan berdarah dalam waktu 2 tahun setelah diagnosa
Pasien akan meninggal dalam waktu 1 tahun dari perdarahan I
60 % akan mengalami perdarah ulang dalam waktu 1 tahunPerdarahan akut
biasanya sebagai tanda pertama Hipertensi Portal pada anak-anak
pada orang dewasa 23-30 % perdarahan GI bagian atas
Perdarahan oleh sirosis ( 650 %
Gastritis ( 30%
Ulkus peptikum ( 9 %Pemeriksaan tambahan :
Splenografi untuk evaluasi pasien yang sudah berhenti perdarahan
Esofagogram Foto polos GIT atas dengan barium
Arteriografi ( penyakit ulkus
Penting !!! ( tanda sirosis,STIGMATAPengobatan :
Non Operatif
1. Pemasangan tampon ballon (Sengstaken Robert W)angka kegaggalan 25 55 %
2. Sklerosis variseal endoskopik/ ligasi vena dengan endoskopik ( menghentikan perdarahan 90 %
3. vasopressin/ somatostatis ( mengurangi aliran porta 40 %)
4. Inderal sebagai profilaksis
5. Pintas Portosistemik Intrahepatic Transjugular (PPIJ) ( untuk menurunkan tekanan intra portalOperatif :1. Ligasi ( transtorakal
2. Devaskularisasi esophagealProsedur pintas :
Perdarahan varises anak-anak seringkali berhenti spontan dengan baring dan sedatif
_________ Ummu Arkan__________
Dr.H.Murni Rauf,SpBD.
LIMPA ( LIEN )
Anatomi :
Kuadran kiri atas dorsal
Terlindung oleh iga
Arteri/vena lienalis cabang vena mesenterika superioir
Vena lienalis bermuara pada v. porta
Fisiologi :
Janin : tempat pembentukan sel darah merh dan sel darah putih, tidak berlanjut dn hilang pada usia dewasa.
Dewasa : menyaring darah oleh RES ( 350 l/hari )
Patofisiologis :
Hiperspleinisme : filtrasi berebihan terhadap eritrosit
Panspleinisme : kelebihan salah satuntukseluruh unsur sel darah.
Pemeriksaan :
Normal tidak teraba
Perfusi (-)
Pembesaran------Schuffnerr (S I-VIII)
Pembesaran limpa-----ekspirasi menyentuh laterocaudal
Pembesaran hepar--------ekspirasi menyentuh caudal
Ruptur limpa :
Trauma tajam : sering mencederai paru, lambung, ginjal kiri, PD mesenterium
Trauma tumpul : ruptur yang lambat----hari minggu, masa laten , < 7 hari karena tamponade sementara atau hematoma subcapsuler.
Trauma iatrogenik : sewatu operasi, akibat Pungsi limpa ( splenoportografi)
ruptur spontan : gangguan hematologi jiunak / ganas, mononukleosis, malaria kronik, sarkoidosis, spleinomegali kongesti pada HP.
Patologi :
A. Cedera simpai-----hanya kapsul
B. Cedera parenkim
C. Cedera hilus-----A. & V. lienalis putus
Diagnosis :
1. Riwayat trauma, pen6yebab, spontan
2. Pemeriksaan fisis :
TandaUmum ( shok hipovolemik, anemia ) dan tanda lokal di perut (cairan bebas, rangsangan peritoneum
Tandsa lokal :
Jejas/perlukaan abdomen------fraktuir iga
Kehr sign----nyeri puncak bahu pada posisi Trendelenburg
Balance sign------massa kiri atas abdomen, perkusi bunyi pekak
Perkusi pekak geser -----darah bebar di perut
Laboratorium :
Hb menurun setelah infus
Leukosit meningkat
Hematokrit meningkat
Rontgen :
BNO :
Fraktur iga kiri
Peninggian diafragma kiri
Bayangan limpa membesar
Desakan gaster ke medial
USG : Cairan bebas
CT scan : lebih jelas dan mahal
Anmgiografi : ekstravasase
Parasintesis
Lafageperitoineum
Penanggulangan
Atasi shok
Operasi jika ada perdarahan :
Spleinorafi : untuk mempertahankan limpa yang fungsional dengan teknik bedah
Terdiri dari membuang jaringan non vital, mengikat pembuluh darah yang terbuka, dan menjahit kapsul limpa yang terluka
Spleinektomi : jika tidak dapat di atasi dengan spleinorafi, spleinektomi partial, atauy pembungkusan
Spleinektomi partial-------eksisi satu segmen, jika ruptur limpa tidak mengenai hilus dan bagian yang tidak cedera masih vital.
Spleinektomi total-------pada penyakit yang menunut pengangkatan limpa
Reimplantasi : auto transplantasi limpa setelah spleinektomi untuk mencegah terjadinya sepsis
Caranya bungkus pecahan parenkim limpa dengan omentum atau menanamnya di belakag peritoneum.
Resiko operasi :
- Atelektase lobus bawah paru kiri
- Trombositosis--------puncak hari ke 10
- OPSS karena aktivitas fagositosis menurun, limfosit T dan B menurun , plasma Ig menurun Aktivitas oppsonik berkurang, komplemen berkurang.
Splenosis ; implantasi pecahan limpa pada peritoneum.
USUS HALUS
Anatomi
Duo-Jejenum- ileum
Vasjkularisasi : mesenterium , arteri kolika (cabang arteri
mesenterika), arkus riolan.
Vena mesenterika-venalienalis membentuk vena porta
Fisiologi :
Digesti
Absorbsi : cairan ( 6-8 liter)
Elektrolit
Nutrisi
Transportasi
1. Tifus abdominalis
- Perforasi ( 2% )di ileum lebih kurang 20 cm dari valvula ileosecal------- peritonitis
Perdarahan (10-20%) -----penentuan lokasi dengan endoskopi, durante operasi, hemikolektomi bilateral ( reseksi ileum kolon transversum)
Gejala klinik : * Tidak khas
Perlengketan usus, obstruksi usus
Rangsang peritoneum, nyeri tekan
Perut kembung, palpasi keras
R/ * konservatif : endoskopi
Shok, anemi----infus
operatif : reseksi ileum-kolon ascendens
laparatomi---------indikasi perforasi & konservatif(-)
bilas dan penyaliran perut----peritonitis purulenta generalisata
2 Enteritis TBC
Ileum terminale dalam bentuk radang kronik hipertropik
Karena kontraksi & spasme setempat-------terjadi tukak tuberkulosis multiple & stenosis
Gambaran gejala klinik:
obsipasi, diare
nyeri perut berkala karena kejang & kolik
teraba massa ( seperti pada morbus crohn & apendisitis )
Komplikasi : Obstruksi, perforasi, perdarahan.
R/ Operatif , jika ada peritonitis & obstruksi
Konservatif.
3. Enteritis Regionalis Sinonim : enteritis terminalis ( ileum terminale), penyaikit Crohn
Bentuk granulasi etiologi tidak diketahui
Edema dinding usus disertai limfangiektasi ------ granulasi mukosa diikuti ulserase & nekrosis
Gambaran klinik :
* Nyeri perut kumatan disertai diare & kolik
Demam, keadaan umum memburuk
Massa usus meradang & nyeri------pemeriksaan perut
Stadium lanjut obstruksi partial-------konservatif
Penyulit : perforasi, fistel perianal
Diagnosis :
Berdasarkan gambaran klinik
Rontgen-----penyempitan lumen usus
- R/ Operasi jika komplikasi , obstruksi -----reseksi
fistel abses--------fistelektomi
perforasi
A. Tumor jinak
Lokasi > di ileum
Jenis :
Polip adenomatosa ( pembentuka di lumen >>> )
Lipoma
Leiomioma
Hemangioma
Gejala klinik : tidak khas , kecuali ada komplikasi ( perforasi, obstruksi , perdarahan, invaginasi)
Diagnosis : susah karena tidak terlihat, baru bisa bila ada komplikasi-----operasi ++ ( post operasi )
B. Tumor Ganas
di ileum
Jenis :
Limfoma maligna >>>
Karsinoid ganas-------produksi serotonin>>> , berasal dari sel argemafin
Adenokarsinoma
Keluhan : samar, penurunan berat badan & nyeri perut
Diagnosis : Durante operasi
SINDROM PEUTZ-JEGHERS
Ditandai polip multiple/mulple poliposis
Kelainan pigmen kulit ( melanin spot ) dibibir mukosa bukalis & hidung, tangan, kaki
Bercak darah + gejala diatas-----diagnosis pasti
SINDROM GARDNER
Sindrom P-J disertai osteoma
Diagonis post/ durante laparatomi
R/ penganngkatan tumor
OBSTRUKSI ARTERI MESENTERIKA
Usia > 50 tahun
KARENAtromboemboli pada a.mesenterika
Gejala :
nyeri perut hebat
defekasi banyak
tanda strangulasi------ distensi abdomen
shock
Diagnosis : Rontgen ------ tidak khas
Therapi :
nyeri tanpa obstruksi------ emmbolektomi
usus bagus,PD tidak bagus ----- operasi by pass
reseksi luas
Puntiran segmen kolon yang mobil karena basis yang semoit
Volvulus sekum ----- jarang
Volvulus sigmoid ------- sering
A. Volvulus Sekum
terjadi karena kelainan bawaan kolon kanan yang tidak terletak retroperitoneal
sumbu rotasi volvulus sekitar a.ileokolika
rotasi bisa 720 derajat
insidens :10%
Gambaran klinik : gejala obstruksi usus halus
nyeri perut bersifat kolik,serangan
mual muntah
obstipasi
peristaltik meningkat,metalic sign
Diagnosis : Rontgen khas
sekum bentuk ovoid di tengah perut
dilatasi usus ----- air fluid level
kolon kosong/tidak terlihat
Therapy : reseksi ileosekal dengan ileokolostomi terminolateral ----- untuk mencegah kekambuhan
orang tua,laki > wanita
pada orang dengan gangguan mental,kardiovaskuler,penyakit paru menahun,obat neuroleptik
faktor predisposisi : mesenterium yang panjang dengan basis sempit
gambaran klinik :
serangan berulang ( sakit perut tiba-tiba , kembung )
nyeri samar kolik
perut kembung,hilang setelah flatus
Pemeriksaan fisis :
distensi perut
perut kembung
kontur sigmoid jelas,shoc----tanda sepsis----curiga strangulasi
perkusi ------ timpani
Radiologi : khas
distensi usus besar mengisi separuh perut kiri
kedua ujung usus bentuk tapal kuda atau paruh burung
biji kopi ----- tanda FIRMANN DAHL
foto kolon
Penanggulangan :
dekompresi dengan rektoskop, endoskop,atau pipa lentur
operasi selektif----- sigmoidektomi dengan anastomosis termino-terminal
gagal dekompresi ----- opersi darurat dengan reseksi volvulus kemudian disambung.Jika sulit ---- operasi HARTMANN terdiri reseksi sigmoid dan kolokutaneostomi ujung kolon oral dan penutupan ujung kolon anal.Dilakukan jika keadaan umum tidak mengizinkan untukanastomosis primer.
>>> kolon sigmoid
divertikel palsu------mukosa yang menonjol melalui lapisan otot
disebut juga divertikel pulsi karenatekanan tinggi di usus bagian distal
kadang terbentuk fekolit
terjadi karena : tekanan intraluminer meningkat
defek padadinding ----- mukosa protrusi
80% tidak bergejala
divertikulitis ( radang ) :
radang oleh distensi feces
abses
perforasi
perdarahan
Gambaran klinik :
nyeri
obstipasi
diare oleh gangguan motilitas sigmoid
Pemeriksaan fisis :
nyeri tekan lokal
sigmoid terba sebagai struktur padat
demam ( - ) ,leukositosis ------ radang +++
R/akut : HARTMANN prosedur dengan kolostomi sementara ----- untuk menghindari resiko tinggi gangguan penyembuhan luka.
________Ummu Arkan _______
.