bedah saraf

57
Oleh: Lasmanu, SKep NS MEMAHAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN SARAF PERTIMBANGAN KEPERAWATAN DAN PROSEDUR PEMBEDAHAN SARAF

Upload: ester-yunita-puspitasari

Post on 02-Dec-2015

82 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

periop

TRANSCRIPT

MEMAHAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN SARAF PERTIMBANGAN KEPERAWATAN DAN PROSEDUR PEMBEDAHAN SARAF

Oleh: Lasmanu, SKep NsMEMAHAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN SARAFPERTIMBANGAN KEPERAWATAN DAN PROSEDUR PEMBEDAHAN SARAF

1Tujuan pembelajaranTujuan Umum : Setelah mendapatkan materi ini mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tata cara pembedahan kraniotomi atau Trepanasi beserta askepnya.

Tujuan khusus mahasiswa dapat:Mengetahui macam penyakit pada area kepala/kranium yang perlu dioperasi.Mempersiapkan pasien preoperasi.Memberikan asuhan keperawatan perioperatif.Dapat menyebutkan peralatan yang digunakan pada pembedahan kraniotomi.

TINJAUAN ANATOMI

System persarafan terdiri dari : OtakMedula spinalisSaraf perifer.

OTAKOtak dibagi menjadi 3 bagian besar:Serebrum Batang otakSerebelum

MENINGENDi bawah tengkorak terdapat maningen,untuk melindungi otak dan medulla spinalis . Terdapat 3 membran atau meningen. Komposisi meningen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung dan memelihara otak.Meningen terdiri dari:Dura materArakhnoid Pia mater

Penyakit saraf banyak macamnya, namun hanya sebagian saja yang memerlukan pembedahan. Oleh karena itu perlu dimengerti akan adanya perbedaan dalam melihat gejala-gejala yang timbul dan pertolongan medis yag diberikan kepada penderita.

Dengan pendekatan ini , maka penyakit/ kelainan saraf akan dikaji dalam 5 golongan berdasarkan pengelompokan kelainan patologinya.Golongan penyakit saraf berdasarkan patologinya:A. Cacat bawaan misal: 1. Mikrosefal primer dan sekunder 2. Makrosefal. 3. Meningo-ensefalokel. 4. Spina bifida

B. Trauma Luka kranioserebral dan patah tulang tengkorak.Perdarahan intra kranial (Epiduralis, Subduralis, Intraserebral)

C. Neoplasma.Tumor otak.Tumor spinal.D. Infeksi.Absces serebri

E. Degenerasi dan kecacatan vaskuler.Hernia Nucleus Pulposus (HNP)Kelainan vaskuler dapat berupa : malformasi arteri vena (AVM) atau Aneurisma pada pembuluh arteri.Stroke Hemoragik.

PENDEKATAN PROSEDUR BEDAH

Kemajuan teknologi dan adanya perbaikan prosedur pencitraan dan teknik pembedahan memungkinkan ahli bedah neuro melokalisasi dan mengatasai lesi intra cranial dengan ketepatan lebih besar dari pada sebelumnya. Alat-alat bedah mikro digunakan untuk memisahkan jaringan yang sulit tanpa trauma. System deseksi ultra sonic memungkinkan otak tertentu dan tumor medulla spinalis diangkat dengan cepat. Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur intrakranial. Prosedur ini dilakukan untuk menghilangkan tumor, mengurangi TIK, mengevakuasi bekuan darah , dan mengontrol hemoragi.

Flap tulang dibuat ke dalam tengkorak dan dipasang kembali setelah pembedahan, ditempatkan dengan jahitan periosteal atau kawat.

Struktur intrakanial dapat menjadi pendekatan melalui lubang burr, adalah lubang sirkuler yang di buat ditengkorak baik melalui drill tangan atau kraniotom automatic ( yang mempunyai system kendali sendiri untuk menghentikan drill ketika tulang tembus). Lubang burr dibuat untuk eksplorasi atau diagnosis.Lubang-lubang ini dapat digunakan untuk menentukan adanya pembengkakan serebral dan cedera serta ukuran dan posisi ventrikel. Lubang ini juga suatu cara evakuasi hematoma intracranial atau absces dan untuk membuat flap tulang di dalam tengkorak dan memungkinkan akses pada ventrikel untuk tujuan dekompresi, ventrikulografin atau prosedur pirau (shunting).

PERSIAPAN PRA OPERASIPengertian : adalah semua tindakan yang akan dilakukan dalam 24 jam sebelum operasi.Tujuan :Memberikan perasaan aman pada pasien.Mengurangi resiko pembedahan/ operasi.Memudahkan tindakan pembedahan yang akan dilakukan.

PELAKSANAANInformed concentCukur daerah yang akan di operasi.Puasa minimal 8 jam.Lavement/huknah bila ada indikasi.Semua hasil penunjang pemeriksaan:Lab.,X ray MRI; CT Scan, EKG, lembar konsul dll.6. Site Marking.

7. Pemberian obat sesuai instruksi dokter seperti:Kortikosteroid.untuk semua kasus tumor ( dimulai 3 hari pre operasi).Antibiotik profilaksis diberikan 1-2 jam sebelum pembedahan.Diazepam malam menjelang tidur dan pagi.Berikan I.v line/ infuse.Persiapan darah.Persiapan rencana perawatan pasca bedah ( ICU )Pemasangan NGT, Katheter, dipasang di OK.

Persiapan alat untuk Trepanasi:Set dasarSet tambahan yaitu:Spider: 1 bhRaspatorium : 2 bhDesektor : 2 bhGligi saw: 1 bhRubber shot: 2 bhBorr /borr otomatis set : 1 setKnabel Tang: 1 bhHanvat mes no. 7: 1 bhDandy klem: 7 bh

Bahan habis pakai:Mess no. 10 / 11 /15: 1/1/1Sarung tangan: 6 psU-pedsteril dan on steril: 1/1 bhKassa biasa dan deppers: 30 lb/ 10 Alcohol 70 %: 100 ccSavlon 4: 200 ccCatheter no.16 dan urobag: 1/1Spuit 3, 10 cc, 20 cc: 1 / 2 / 2Jelly : secukupnyaVicryl 2-0: 2 bh

Premiline 3-0: 2 bhSurgicel: 3 bhLyostipe/ Bone wax: 2 bh Lidocain 2 %: 2 ampAdrenaline/ Epinephrine: 1 ampNS : 1 ltSupratule : 2 lbHypavix 5 x 15 cm: 50 cmOpsite besar: 2 lbPenggaris steril / Spidol: 1 / 1 bh

TEKNIK INSTRUMENTASISign InPasien di biusAtur posisi prone/ lateral.Perawat instrument melakukan scrubbing, gowning, dan gloving.Perawat instrument membantu memasangkan schort dan sarung tangan ke asisten dan operator.Cuci area operasi Lakukan antiseptic dengan Betadine 10 % kemudian alcohol 70 %.Drapping Pasang kabel kauter dan slang suction.Marker area operasi oleh operator.

Pasang opsite.Time out.Injeksi kulit kepala dengan oplosan Lidocain dengan adrenalinInsisi dengan mes no.10 dari kulit sampai fascia dan diperdalam dengan mes no. 15 dari fascia sampai tulang dan rawat perdarahan dengan kauter bipolar dan semprot dengan NS.Berikan dendy klemPasang axon/ sprider. Atau haak tajam .Lakukan borr oleh operator di 4 tempat, tl tengkorak digergaji dengan gligi saw.Berikan bone wax bila ada perdarahan dari tulang.

Setelah tampak defek atau tumor , lalu angkat tumor/ darah tersebutSetelah selesai operasi , cuci luka operasi dengan NS Pasang redon drain no 12 Lepaskan dendy klem sambil di kauter.Lakukan Sign out.Jahit kulit lapis demi lapis, fascia dengan vicryl 2-0 dan kulit dengan proline 3-0Tutup luka operasi dengan supratule + kasa steril + Hypavix kemudian balut dengan elastumul atau tensokrep .Rapikan pasien dan cuci alat , inventaris alat.

PROSES KEPERAWATAN TREPANASIPENGKAJIAN PRAOPERASIPengkajian ini meliputi tingkat kesadaran dan responsivitas rangsang dan mengidentifikasi adanya deficit neurologik, seperti paralisis, disfungsi visual, perubahan pada kepribadian atau bicara dan gangguan kandung kemih dan usus. Fungsi motorik tangan diuji dengan kekuatan genggaman tangan. Observasi terhadap gerakan kaki dilakukan bila pasien tidak ambulasi. Pemahaman pasien dan keluarga tentang rencana pembedahan

Intervensi Keperawatan PraoperasiPada persiapan pembedahan, status fisik dan emosional ada pada tingkat optimal untuk mengurangi komplikasi paska operasi. Status fisik dikaji untuk deficit neurologi dan dampak potensial setelah pembedahan. Diagnose Keperawatan:1. Kecemasan pasien b.d. rencana pembedahan saraf.Tujuan: secara subyektif melaporkan rasa cemas berkurang.Kriteria evaluasi:Pasien mampu mengungkapkan perasaannya dengan cara cara yang sehat kepada perawat.Pasien dapat mendemonstrasikan pemecahan masalah dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi.Pasien dapat mengutarakan penurunan kecemasannya.Pasien dapat rileks dan istirahat/tidur dengan baik.

Intervensi :Monitor fisik , sperti: kelemahan, perubahan TTV , gerakan yang berulangulang. Dan catat kesesuaian antara respon verbal dan non verbal selama komunikasi.Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa takutnya.Kaji ulang bersama pasien /keluarga tindakan pengaman yang ada, seperti kekuatan dan suplai oksigen, kelengkapan suction emergensi.Catat reaksi dari pasien dan keluarga berikan kesempatan untuk mendiskusikan perasaan/ konsentrasi dan harapan masa depannya.Lakukan distraksi kepada paien.

2. Nyeri kepala b.d. traksi dan pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga intra cranial.Tujuan : nyeri berkurang , hilang atau teradaptasi.Kriteria hasil:Secara subyektif pasien dapat mengungkapkan rasa nyeri berkurang.Pasien tidak gelisah.Pasien mengatakan tingkat nyeri antara 1-4 dari 10TTV tidak naik.

Intervensi :Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan komunikasi terapeutik.Ajarkan teknik relaksasi, dan berikan masage relaksasi.Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.Berikan posisi nyaman dengan memberikan bantal kecil saat pasien tidur.Kolaborasi dengan dokter untuk perlu tidaknya obat analgetik.

ASUHAN KEPERAWATAN INTRAOPERATIF BEDAH KRANIOTOMIPengkajian intraoperatif bedah kraniotomi secara ringkas mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan pembedahan. Diantaranya adalah validasi identitas dan prosedur jenis pembedahan yang akan dilakukan , serta konfirmasi kelengkapan data penunjang laboratorium dan radiologi.

Diagnose Perawatan yang muncul:Resiko cedera b.d. pengaturan posisi bedah dan trauma prosedur pembedahan.Resiko infeksi b.d adanya port de entre luka pembedahan dan penurunan immmunitas sekunder efek anestesi.

Rencana intervensiTujuan utama keperawatan pada pembedahan kraniotomi adalah menurunkan resiko ccedera , mencegah kontaminasi intraoperatif, dan optimalisasi hasil pembedahan. Criteria yang diharapkan :Tidak terdapat adanya cedera penekanan sekunder dari pengaturan posisi.TTV dalam batas normal.Luka operasi tertutup kasa.

Intervesi :Kaji ulang identitas pasien. Siapkan sarana scrubs.Lakukan persipan meja bedah dan sarana pendukung.Siapkan instrument yang akan digunakan dalam bedah kraniotomi.Siapkan saran pendukung pembedahan.Siapkan obat-obatan untuk pemberian anestesi umum.

Siapkan sarana untuk intubasi.Siapkan obat dan peralatan emergensi.Bila perlu pasang dua i.v. line.Pasang hasil diagnostic pada layar pembaca diagnostic.Bantu pelaksanaan pembiusan . Lakukan pengaturan posisi pasien.

Kaji kondisi organ pada area yang rentan mengalami cedera.Lakukan manajemen asepsis intraoperasi.Lakukan pembedahan sesuai dengan insteknyaASUHAN KEPERAWATAN PASCAOPERATIF BEDAH KRANIOTOMIProses keperawatan pascaoperatif bedah kraniotomi merupakan bagian dari asuhan keperawatan perioperatif, dimana asuhan pascaoperatif bedah terdiri dari:Asuhan yang diberikan pada pasien dari kamar operasi dan di ruang pulih sadar sampai kesadaran pasien optimal.

Asuhan yang dilakukan setelah kondisi pasien stabil dari ruang pemulihan dan dilanjutkan di ruang perawatan intensif.Asuhan lanjutan setelah pasien kembali ke bangasal rawat inap bedah.

Di Ruang Pulih SadarAskep pascabedah kraniotomi di RR secara umum sama dengan askep pascabedah dengan anestesi umum lainnya. Yaitu yang perlu diperhatikan adalah:Status respirasi,Status hemodinamik.Penurunan resiko hipotermi.

Di ICUPasien pascabedah kraniotomi memerlukan monitoring keadaan umum secara ketat sampai kondisi fisik dan seluruh organ berfungsi optimal. Focus askep meliputi:Manajemen status respirasi dan kardiovaskulerManajemen nyeri keperawatan.Manajemen ambulasi dini.

Di Ruang Rawat InapFocus askep di ruang rawat inap adalah melamjutkan askep dari ICU. Intervensinya meliputi:Manajemen nyeri keperawatan.Manajemen ambulasi diini.Manajemen penurunan resiko infeksi luka pascabedah (pergantian balutan biasanya dilakukan pada hari ke tiga.)

Thank you Thank you