beberapa golongan antibiotik
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
1/7
BAB II PEMBAHASAN
Mekanisme Kerja Antibiotik Penggunaan antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata
rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotik berbeda dengan desinfektan
karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang
tidak wajar bagi kuman untuk hidup. Mekanisme kerja antibiotik yaitu: 1.
Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamide dan trimethoprim. 2.
Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak
dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan seperti fenicillin, vankomisin, dan
sefalosporin. 3.
Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel keluar, seperti
polimiksin. 4.
Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom akibatnya sel terbentuknya
tidak sempurna, seperti tetrasiklin, kloramfenikol, streptomosin, dan aminoglikosida. 5.
Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA ) akibatnya sel tidak dapat
berkembang seperti rifampisin. Antibiotik memiliki cara kerja sebagai bakterisidal (membunuh
bakteri secara langsung) atau bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Pada kondisi
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
2/7
bakteriostasis, mekanisme pertahanan tubuh inang seperti fagositosis dan produksi antibodi
biasanya akan merusak mikroorganisme. Ada beberapa cara kerja antibiotik terhadap bakteri
sebagai targetnya, yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein, merusak
membran plasma, menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat sintesis metabolit
esensial.
Dinding sel bakteri terdiri atas jaringan makromolekuler yang disebut peptidoglikan. Penisilin
dan beberapa antibiotik lainnya mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel
akan melemah dan akibatnya sel bakteri akan mengalami lisis. Riboson merupakan mesin untuk
menyintesis protein. Sel eukariot memiliki ribosom 80S, sedangkan sel prokariot 70S (terdiri atas
unit 50S dan 30S). Perbedaan dalam struktur ribosom akan mempengaruhi toksisitas selektif
antibiotik yang akan mempengaruhi sintesis protein. Di antara antibiotik yang mempengaruhi
sintesis protein adalah kloramfenikol,eritromisi,streptomisin, dan tetrasiklin. Kloramfenikol akan
bereaksi dengan unit 50S ribosom dan akan menghambat pembentukan ikatan peptida pada
rantai polipeptida yang sedang terbentuk. Kebanyakan antibiotik yang menghambat protein
sintesis memiliki aktivitas spektrum yang luas. Tetrasiklin menghambat perlekatan tRNA yang
membawa asam amino ke ribosom sehingga penambahan asam amino ke rantai polipeptida yang
sedang dibentuk terhambat. Antibiotik aminoglikosida, seperti streptomisin dan gentamisin,
mempengaruhi tahap awal dari sintesis protein dengan mengubah bentuk unit 30S ribosom yang
akan mengakibatkan kode genetik pada mRNA tidak terbaca dengan baik. Antibiotik tertentu,
terutama antibiotik polipeptida, menyebabkan perubahan permeabilitas membran plasma yang
akan mengakibatkan kehilangan metabolit penting dari sel bakteri. Sebagai contoh adalah
polimiksin B yang menyebabkan kerusakan membran plasma dengan melekat pada fosfolipid
membran. Sejumlah antibiotik mempengaruhi proses replikasi DNA/RNA dan transkripsi pada
bakteri. Contoh dari golongan ini adalah rifampin dan quinolon. Rifampin menghambat sintesis
mRNA, sedangkan quinolon menghambat sintesis DNA.
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
3/7
Penggolongan antibiotik Ada banyak penggolongan antibiotik, setidaknya ada 3 golongan
antibiotik yang perlu kita ketahui yaitu :
Penggolongan berdasarkan daya bunuh terhadap bakteri.
a.Bakterisid, antibiotik yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
b.Bakteriostatik, antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat
pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada
daya tahan tubuh. 2.
Penggolongan berdasarkan spektrum kerja antibiotik.
a.Spektrum luas (broad spectrum), Antibiotik yang besifat aktif terhadap bakteri gram positif
dan gram negatif. Membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh. Dianjurkan untuk menghindari
mengkonsumsi antibiotik jenis ini karena akan membunuh jenis bakteri lainnya yang sngat
berguna untuk tubuh kita. Antibiotik yang termasuk kategori ini adalah cephalosporin.
b.Spektrum sempit (narrow spectrum), Antibiotik yang bersifat aktif hanya terhadap bakteri
gram positif atau gram negatif saja. Contoh : Penisilin G, streptomisin. 3.
Penggolongan berdasarkan cara kerjanya. Antibiotik golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran
kerja senyawa tersebut dan susunan kimianya. Ada enam kelompok antibiotik dilihat dari target
atau sasaran kerjanya.
a.Inhibitor sintesis dinding sel bakteri.
b.Inhibitor transkripsi dan replikasi.
c.Inhibitor sintesis protein.
d.Inhibitor fungsi membran sel.
e.Inhibitor fungsi sel lainnya.
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
4/7
f.Antimetabolit.
Kelompok Antibiotik:
1. Golongan -laktam
a.Penisilin
Dihasilkan oleh fungi Penicillinum chrysognum, memiliki cincin -laktam yang diinaktifkan
oleh enzim -laktam bakteri. Aktif terutama pada bakteri gram (+) dan beberapa gram (-)
contoh: amoksisilin dan ampisilin.
Untuk meningkatkan ketahanan terhadap - laktamase penambahan senyawa untuk
memblokir dan menginaktivasi -laktamase. Misal: Amoksisilin + asam klavulanat, ampisilin +sulbaktam, piperasilin + tazobaktam.
Efek samping: reaksi alergi syok anafilaksis kematian, gangguan lambung dan usus. Pada
dosis amat tinggi dapat menimbulkan reaksi nefrotoksik dan neurotoksik.
b.Monobaktam Dihasilkan oleh chromobacterium violaceum bersifat bakterisid, dengan
mekanisme yang sama dengan golongan -laktam lainnya. Bekerja khusus pada kuman gram
negatif aerob misal Pseudomonas, H. Influenza yang resisten terhadap penisilinase contoh:
aztreonam
2.Sefalosporin Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium acremonium. Spektrum kerjanya luas
meliputi bakteri gram positif dan negatif termasuk E. Coli, klebsiella dan proteus.
Penggolongan sefalosporinberdasarkan aktivitas dan resistensinya terhadap -laktamase:
Generasi I aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan pada -laktamaseMisal: sefalotin, sefazolin, sefradin, sefalexin, sefadroksil. Digunakan secara oral pada infeksi
saluran kemih ringan, infeksi saluran pernafasan yang tidak serius.
Generasi II lebih aktif terhadap kuman gram negatif, lebih kuat terhadap -laktamase.
Misal:sefaklor, sefamandol, sefmetazol, sefuroksim.
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
5/7
Generasi III lebih aktif terhadap bakteri gram negatif, meliputi P. Aeruginosa dan bacteroides.
Misal: sefoperazone, sefotaksim, seftizoksim, sefotiam, sefiksim. Digunakan secara parenteral.
Generasi IV sangat resisten terhadap laktamase. Misal: sefpirome dan sefepim.
3. Aminoglikosid Dihasilkan oleh fungi Streptomyces dan micromonospora. Mekanisme
kerjanya: bekterisid, berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom
dalam sel. Contoh: streptomicin, kanamicin, gentamicin, amikasin, neomisin.
Penggunaan aminoglikosida streptomicin dan kanamicin injeksi pada TBC juga pada
endocarditis. Gentamicin, tobramisin, neomisin juga sering diberikan secara topikal sebagai
salep atau tetes mata/telinga. Efek samping: kerusakan pada organ pendengar dan keseimbangan
serta nefrotoksik.
4. Tetrasiklin Diperoleh dari streptomyces aureofaciens dan streptomyces rimosus meliputi:
tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin dan minosiklin (long acting). Khasiatnya bersifat
bakteriostatik. Pada pemberian iv dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah.
Mekanisme kerja: mengganggu sintesis protein kuman. Spektrum kerjanya luas kecuali terhadap
Pseudomonas dan proteus. Juga aktif terhadap chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata).
5. Sulfonamida Merupakan antibiotik spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan negatif.
Bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja: mencegah sintesis asam folat dalam bekteri yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk membentuk DNA dan RNA bakteri. Kombinasi sulfonamida
antara lain trisulfa (sulfadiazin, sulfamerazin dann sulfamezatin dengan perbandingan sama),
kotrimoksazol (sulfametaksazol + trimetoprim dengan perbandingan 5:1), sulfadoksin +
pirimetamin. Penggunaan untuk infeksi saluran kemih, infeksi mata, radang usus, malaria
tropikana, mencegah infeksi pada luka bakar, tifus. Sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan
terutama trisemester akhir icterus, hiperbilirubinemia.
6. Quinolon Berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman dengan menghambat enzim
DNA gyrase bakteri sehingga menghambat sintesa DNA. Penggolongan:
Generasi I asam nalidiksat dan pipemidat digunakan pada ISK tanpa komplikasi.
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
6/7
Generasi II senyawa fluorkuinolon misal
siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin, ofloksasin. Spektrum kerja lebih luas dan dapat
digunakan untuk infeksi sistemik. Zat-zat long acting misal sparfloksasin, trovafloksasin dan
grepafloksasin. Spektrum kerja sangat luas dan meliputi gram positif.
7. Makrolida Meliputi: eritromisin, klaritomisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta
spiramisin. Bersifat bakteriostatik, mekanisme kerja: pengikatan reversible pada ribosom kuman,
sehingga mengganggu sintesis protein. Penggunaan: merupakan pilihan pertama pada infeksi
paru-paru.
8. Linkomisin Dihasilkan oleh streptomyces lincolnensis. Sifatnya: bakteriostatis meliputi:
linkomisin dan klindamisin. Spektrum kerjanya lebih sempit dari makrolida terutama terhadap
gram positif dan anaerob. Penggunaan: aktif terhadap propionibacter acnes sehingga digunakan
secara topikal pada acne.
9. Polipeptida Berasal dari Bacillus polymixa. Bersifat bakterisid berdasarkan kemampuannya
melekatkan diri pada membran sel bakteri sehingga permeabilitas meningkat dan akhirnya sel
meletus. Meliputi: polimiksin B dan polimiksin E (colistin), basitrasin dan gramisidin.
Spektrumnya sempit polimiksin hanya aktif terhadap bakteri gram negatif. Sebaliknya basitrasin
dan gramisidin aktif terhadap kuman gram positif. Penggunaan: karena sangat toksis pada ginjal
dan organ pendengaran, maka penggunaan secara sistemik sudah digantikan lebih banyak
digunakan sebagai sediaan topikal (sebagai tetes telinga yang berisi polimiksin sulfat, neomisin
sulfat, salep mata, tetes mata yang berisi basitrasin, neomisin.
10. Antibiotik lainnya
-
8/10/2019 beberapa golongan antibiotik
7/7
Kloramfenikol bersifat bakteriostatik terhadap enterobacter dan S aureus berdasarkan
perintangan sintesis polipeptida kuman bersifat bakterisid terhadap S pneumoniae N meningitidis
dan H. Influenza. Penggunaannya secara oral dilarang dinegara barat sejak tahun 1970-an karena
menyebabkan anemia aplastis, sehingga hanya dianjurkan pada infeksi tifus (salmonella typhi)
dan meningitis (khusus akibat H. Influenza). Kloramfenikol digunakan sebagai salep 3%
tetes/salep mata 0,25%-1%. Turunannya yaitu tiamfenikol.
Vankomisin dihasilkan oleh streptomyces orientalis, bersifat bakterisid terhadap
kuman gram positif aerob dan anaerob. Merupakan antibiotik terakhir jika obat-obat lain tidak
ampuh lagi.
Mekanisme kerja antibiotik yaitu:1.
Menghambat metabolisme sel, seperti sulfonamide dan trimethoprim.2.
Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dantidak
dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan seperti fenicillin,vankomisin, dan
sefalosporin.3.
Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya hingga bersifat permeabel akibatnya zat-
zat penting dari isi sel keluar,seperti polimiksin.4.
Menghambat sintesa protein sel dengan melekatkan diri ke ribosom akibatnya selterbentuknya
tidak sempurna, seperti tetrasiklin, kloramfenikol, streptomosin, danaminoglikosida.5.
Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA ) akibatnya sel tidak
dapat berkembang seperti rifampisin.