beban kerja fisik ergonomi
TRANSCRIPT
Nama : Ulva Yulianti
NIM: 10101001015
FKM UNSRI
-Ergonomi-
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan beban kerja fisik? Jelaskan!
2. Berikan satu studi kasus mengenai beban kerja fisik dalam kaitannya
untuk mencapai efisiensi kerja!
Jawab:
1. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang
diterima fisik/tubuh akibat melaksanakan suatu aktivitas kerja. Beban
kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mendorong,
mengangkat, merawat, mengangkut. Pengukuran beban fisik melalui
denyut jantung adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui berat
ringanya beban kerja fisik selain ditentukan juga oleh konsumsi energi,
kapasitas ventilasi paru, dan suhu inti tubuh.
2. Studi Kasus : Beban Kerja Fisik Perawat Di Rumah Sakit.
Beban kerja perawat dirumah sakit, meliputi beban kerja fisik
maupun mental.Perawat merupakan salah satu jenis pekerjaan yang ada
disetiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
rumah sakit. Perawat dirumah salah satu profesi yang mengkhususkan diri
dalam penanganan pasien dengan beban kerja yang berlebihan serta
tugas tambahan dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya.
Beban kerja fisik pada perawat seperti, mengangkat pasien,
memandikan pasien, membantu pasien ke kamar mandi, mendorong
peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien, mendorong brankart
pasien, mendorong tempat tidur dan kursi roda, memindahkan pasien dari
tempat tidur ke kursi biasa, memelihara kebersihan dan merawat pasien,
mengkaji kebutuhan pasien dan sebagainya. Beban kerja perawat setiap
ruang yang ada di Rumah Sakit tidak sama. Besarnya beban kerja fisik
pada perawat, tergantung tugas perawat di rumah sakit. Beban kerja fisik
yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan dan kehilangan
konsentrasi perawaat. Selain itu, beban kerja fisik terasa berat ketika
perawat beban kerja tidak sebanding dengan kemampuan fisik maupun
keahlian dan waktu yang tersedia bagi perawat. Sehingga, disaat perawat
melakukan tugasnya ia menjadi lamban/tidak dapat mengefisiensikan
waktu. Vipyana 2000 (dalam Riska Suvianti FKMUI) menjelaskan bahwa
perawat dalam melakukan aktivitas mengangkat dan mendorong pasien
ditemukan 15% mengeluh nyeri pinggang, 20% nyeri otot, dan 10%
mengeluh lelah.
Pengukuran beban kerja fisik dapat dinilai dari pengukuran
denyut nadi, pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung/nadi dan
suhu tubuh mempunyai hubungan linear dengan pekerjaan yang
dilakukan. Gejala fisik ketika perawat yang merasakan beban kerja fisik
berat, misalnya meningkatnya detak jantung dan tekanan darah,
meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin, gangguan
gastrointestinal (misalnya gangguan lambung), mudah terluka, lelah yang
berkepanjangan, berkeringat berlebihan, ketegangan otot, dan lain
sebagainya.
Untuk mencapai efisiensi kerja, maka harus disesuaikan dengan
kapasitas dan kemampuan perawat. Selain itu juga, perawat dalam
melaksanakan tugasnya harus menghadapi setiap pekerjaan dengan
cekatan, keterampilan, kesiagaan, dan kekuatan fisik. Dan bagi pihak
manajemen rumah sakit untuk mencapai efisiensi kerja pada perawat dan
untuk mencapai pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif diupayakan
dalam kesesuaian antara kesediaan jumlah perawat dengan beban kerja
yang ada dirumah sakit.