bcls terjemah ansyori

12
Membuka jalan nafas : head tilt Chin lift Terdapat 2 metode untuk membuka jalan untuk bernafas : head tilt chin lift dan jaw thrust. Dua penolong umumnya dapat untuk melaksanakan jaw thrust dan bernafas dengan alat bag-mask. Hal ini didiskusikan pada seksi “ BLS dewasa dengan 2 penolong”. Gunakan jaw thrust hanya jika anda mencurigai cedera kepala atau leher, karena hal ini akan mengurangi pergerakan leher dan tulang belakang. Gunakan head tilt chin lift jika jaw thrust tidak mampu membuka jalan nafas. Ikuti langkah dibawah untuk melakukan manuver head tilt chin lift : Langkah 1 Letakkan satu tangan pada dahi korban dan tekan ke belakang dengan telapak tangan 2 Letakkan jari2 tangan yang lain dibawah bagian tulang dari rahang bawah dekat dagu 3 Angkat rahang untuk membuat dagu ke depan Gambar 8. Head tilt chin lift mengurangi obstruksi jalan nafas pada korban yang tidak sadar. A. Obstruksi lidah. Ketika korban tidak sadar (unresponsive), lidah memblok jalan nafas atas, B. Head tilt chin lift mampu mengangkat lidah, sehingga menghilangkan obstruksi jalan nafas. Perhatian : Jangan menekan keras jaringan lunak bawah dagu karena bisa saja memblok jalan nafas Jangan menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu Jangan menutup rapat mulut korban. Alat bantu nafas mouth to barrier (mulut ke penghalang) Untuk melakukan Tindakan pencegahan yang standard, yaitu menggunakan alat penghalang, seperti masker wajah (face mask), atau alat bag- mask, ketika memberi bantuan nafas. Penolong sebaiknya mengganti pelindung wajah dengan mouth to mask atau bag-mask pada kesempatan

Upload: ransyori

Post on 01-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

terjemahan buku BCLS bab 2

TRANSCRIPT

Page 1: BCLS Terjemah Ansyori

Membuka jalan nafas : head tilt Chin lift

Terdapat 2 metode untuk membuka jalan untuk bernafas : head tilt chin lift dan jaw thrust. Dua penolong umumnya dapat untuk melaksanakan jaw thrust dan bernafas dengan alat bag-mask. Hal ini didiskusikan pada seksi “ BLS dewasa dengan 2 penolong”. Gunakan jaw thrust hanya jika anda mencurigai cedera kepala atau leher, karena hal ini akan mengurangi pergerakan leher dan tulang belakang. Gunakan head tilt chin lift jika jaw thrust tidak mampu membuka jalan nafas.

Ikuti langkah dibawah untuk melakukan manuver head tilt chin lift :

Langkah1 Letakkan satu tangan pada dahi korban dan tekan ke belakang dengan telapak tangan 2 Letakkan jari2 tangan yang lain dibawah bagian tulang dari rahang bawah dekat dagu3 Angkat rahang untuk membuat dagu ke depan

Gambar 8. Head tilt chin lift mengurangi obstruksi jalan nafas pada korban yang tidak sadar. A. Obstruksi lidah. Ketika korban tidak sadar (unresponsive), lidah memblok jalan nafas atas, B. Head tilt chin lift mampu mengangkat lidah, sehingga menghilangkan obstruksi jalan nafas.

Perhatian :

Jangan menekan keras jaringan lunak bawah dagu karena bisa saja memblok jalan nafas

Jangan menggunakan ibu jari untuk mengangkat dagu

Jangan menutup rapat mulut korban.

Alat bantu nafas mouth to barrier (mulut ke penghalang)

Untuk melakukan Tindakan pencegahan yang standard, yaitu menggunakan alat penghalang, seperti masker wajah (face mask), atau alat bag-mask, ketika memberi bantuan nafas. Penolong sebaiknya mengganti pelindung wajah dengan mouth to mask atau bag-mask pada kesempatan pertama. Masks biasanya memiliki katup satu arah yang membuat udara yang dikeluarkan, darah, atau cairan tubuh menjauh dari penolong.

Fakta penting : Risiko infeksi kecil

Risiko infeksi dari RJP adalah sangat rendah dan terbatas pada beberapa kasus yang telah dilaporkan, tetapi OSHA (US Occupational Safety and health Administration) tetap menganjurkan pekerja kesehatan menggunakan standard precautions di tempat kerja, termasuk ketika RJP.

Memberikan nafas bantuan mouth to mask pada dewasa

Untuk nafas mouth –to mask, anda menggunakan mask (masker) dengan atau tanpa katup satu arah. Katup satu arah tersebut memungkinkan penolong bernafas ke mulut dan hidung korban dan membuat udara yang dikeluarkan korban menjauh dari penolong. Beberapa masker memiliki penyambung ke oksigen yang memungkinkan untuk memberi oksigen tambahan.

Page 2: BCLS Terjemah Ansyori

Untuk menggunakan masker,1 penolong berada pada sisi korban. Posisi ini ideal ketika melakukan RJP dengan 1 penolong karena anda dapat memberi nafas bantuan beserta kompresi dada ketika berada di samping /sisi korban.

Ikuti langkah di bawah ini untuk membuka jalan nafas dengan head tilt chin lift dan menggunakan masker untuk memberi nafas bantuan :

Langkah Tindakan1 Posisikan diri pada sisi korban (samping korban)2 Letakkan masker pada wajah korban, menggunakan pangkal hidung untuk mengatur

posisi masker yang benar3 Lekatkan masker pada wajah :

Menggunakan tangan yang dekat dengan bagian atas kepala korban, letakkan jari telunjuk dan ibu jari pada ujung atas maskerLetakkan ibu jari tangan yang lain pada tepi bawah masker

4 Letakkan jari-jari yang lainnya pada tangan yang kedua (pada bagian bawah masker) pada batas tulang rahang bawah, dan angkat rahang. Lakukan manuver head tilt chin lift untuk membuka jalan nafas (gambar 10)

5 Ketika anda mengangkat dagu (rahang bawah), tekan dengan kuat pada semua sisi masker untuk melekatkan masker pada wajah.

6 Hantarkan atau tiupkan udara lebih dari 1 detik untuk mengangkat dada korban.

Gambar 10. Nafas mouth to mask, 1 penolong. Penolong melakukan RJP dari posisi di samping pasien. Lakukan head tilt chin lift utnuk membuka jalan nafas ketika memegang masker melekat pada wajah korban.

Alat bag-mask (masker bagging/masker kantong)

Bag mask (masker bag) terdiri dari sebuah bag (kantong) yang melekat pada masker wajah (face mask). Bisa juga disertai dengan katup satu arah. Alat ini adalah alat yang paling lazim digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memberikan ventilasi tekanan positif ketika RJP. Ventilasi bag-mask membutuhkan instruksi dan latihan sehingga tidak tepat (tidak direkomendasikan) pada RJP satu penolong.

Menggunakan bag-mask (masker kantong) pada RJP dengan 2 penolong

Ikuti langkah di bawah ini untuk membuka jalan nafas dengan head tilt chin lift serta menggunakan bag mask untuk memberi nafas bantuan :

Langkah Tindakan1 Posisikan diri anda pada sebelah atas kepala korban2 Letakkan masker pada wajah korban, menggunakan pangkal hidung untuk

memperoleh posisi yang tepat.3 Gunakan teknik E-C klem dalam meletakkan masker pada tempatnya sambil

mengangkat rahang untuk membuka jalan nafas. (gambar 11)Lakukan head tiltLetakkan masker pada wajah Gunakan ibu jari dan telunjuk tangan untuk membentuk “C” pada sisi masker, tekan pinggir untuk melekatkan masker pada wajah.

Page 3: BCLS Terjemah Ansyori

Gunakan sisa jari yang lain untuk mengangkat rahang (3 jari membentuk huruf “E”), membuka jalan nafas.

4 Tekan/pompa kantong untuk memberikan nafas bantuan (masing-masing 1 detik) sambil melihat terangkatnya dada korban. Lakukan semua proses bernafas lebih dari 1 detik dengan atau tanpa menggunakan oksigen suplemen.

Gambar 11. Mouth to mask teknik E-C klem dalam memegang masker sambil mengangkat rahang. Posisikan diri anda pada kepala korban. Letakkan ibu jari dan telunjuk pada atas masker membentuk huruf “C” sambil jari ketiga, keempat, dan kelima membentuk “E” untuk mengangkat rahang.

Fakta penting

Jika anda menggunakan oksigen tambahan dengan bag-mask, anda masih dapat memberikan masing-masing nafas bantuan selama lebih dari 1 detik. Jika anda menggunakan hanya 1 detik per nafas untuk setiap metode, anda dapat meminimalisir jeda pada kompresi dada untuk bernafas dan menghindari ventilasi yang berlebihan.

BLS dewasa dengan 2 penolong/Langkah-langkah tim RJP

Overview :

Bagian ini menjelaskan bagaimana melakukan RJP 2 penolong pada korban dewasa

Tujuan pembelajaran :

Pada akhir sesi ini anda dapat melakukan RJP dengan 2 penolong.

Ketika penolong kedua telah siap untuk membantu, penolong kedua tersebut mesti mengaktifkan sistem emergensi respons dan memperoleh AED. Penolong pertama mesti tetap pada korban untuk melakukan RJP sedini mungkin, dimulai dengan kompresi dada. Setelah penolong kedua kembali, penolong sebaiknya menggunakan AED sesegera mungkin. Kedua penolong kemudian memberikan kompresi dan nafas bantuan dan berganti peran setiap 5 siklus RJP (sekitar setiap 2 menit).

Ketika penolong tambahan datang, mereka dapat dimintai bantuan dengan ventilasi bag-mask, penggunaan AED atau defibrillator, dan crash cart.

Tugas untuk masing-masing penolong :

Dalam RJP 2 penolong, masing-masing penolong memiliki tugas khusus :

Ppenolong

LLokasi

TTugas

PPenolong I

PPada sisi korban

LLakukan kompresi dada.

- Tekan dada setidaknya 5 cm- Pijat dada dengan kecepatan

100/menit- Biarkan dada kembali sempurna

setelah kompresi (pijatan)- Meminimalisasi interupsi dalam

Page 4: BCLS Terjemah Ansyori

kompresi (membatasi interupsi kompresi dada < 10 detik)

- Gunakan kompresi:nafas dengan rasio 30:2

- Hitunglah kompresi dada dengan lantang.

- Lakukan pertukaran dengan penolong kedua setiap 5 siklus atau setiap 2 menit, <5 detik untuk mengganti.

PPenolong 2

PPada sisi kepala korban

PPertahankan jalan nafas terbuka menggunakan :

- - head tilt chin lift

- Jaw thrust- Berikan nafas, lihat kenaikan dinding

dada dan hindari ventilasi berlebih- Sarankan penolong pertama untuk

melakukan kompresi dada yang cukup dalam dan cepat serta membiarkan dada kembali sempurna diantara kompresi

- Lakukan pertukaran dengan penolong pertama setiap 5 siklus atau setiap 2 menit, dalam pertukaran < 5 detik.

Gambar 12. Dua penolong RJP. Penolong pertama melakukan kompresi dada. Penolong kedua melakukan ventilasi masker kantong (bag-mask) menggunakan masker dengan suplementasi oksigen. Penolong kedua memperhatikan kenaikan dinding dada setiap memberi nafas bantuan. Kedua penolong bergantian setiap 5 siklus RJP (setiap sekitar 2 menit).

Fakta-fakta penting :

Tim penolong yang efektif berkomunikasi secara terus menerus. Jika kompresi dihitung dengan lantang, penolong yang memberikan nafas bantuan dapat bersiap-siap, ketika nafas bantuan akan diberikan dan lakukan pemberian nafas dengan minimalisasi interupsi pada kompresi dada. Perhitungan juga membantu kedua penolong untuk mengetahui kapan waktu untuk melakukan pergantian peran. Kompresi dada yng efektif memang cukup sulit untuk dilakukan. Ketika penolong mulai lelah, kompresi dada mulai untuk tidak efektif. Untuk mengurangi keletihan pada penolong,lakukan pertukaran penolong tiap 5 siklus RJP atau setiap 2 menit. Untuk memi nimalisasi interupsi, lakukan pertukaran ketika AED sedang menganalisis ritme dan membutuhkan waktu < 5 detik untuk bergantian.

Dua penolong menggunakan bag-mask(masker kantong)

Ketika terdapat 3 atau lebih penolong, 2 penolong dapat memberikan bantuan nafas dengan ventilasi bag-mask yang lebih efektif dibandingkan dengan 1 penolong. Ketika 2 penolong menggunakan sistem masker kantong(bag-mask), penolong pertama membuka jalan nafas dengan head tilt chin lift (jaw thrust) dan melekatkan masker pada wajah sedangkan penolong kedua

Page 5: BCLS Terjemah Ansyori

memompa kantong (bag) gambar 13. Semua penolong yang profesional mengenai ventilasi bag-mask dengan satu atau dua penolong.

Gambar 13. Dua penolong menggunakan ventilasi masker-kantong. Penolong pada kepala korban menekan kepala korban dan melekatkan masker pada wajah korban dengan jari tengah dan ibu jari masing-masing tangan, membentuk “C” untuk melekatkan masker dengan baik. Kemudian dia menggunakan 3 jari lainnya(bentuk E) untuk mengangkat rahang (hal ini untuk membuka jalan nafas). Penolong kedua dengan perlahan memompa kantong hingga menaikkan dinding dada. Kedua penolong wajib memperhatikan kenaikan dinding dada.

Membuka jalan nafas dengan teknik jaw-thrust

Jika korban memiliki cedera kepala atau cedera pada leher dan ketika anda mencurigai adanya cedera tulang belakang, kedua penolong dapat menggunakan metode yang lain dalam membuka jalan nafas : Jaw thrust (gambar 14). Dua orang penolong melakukan jaw thrust sambil memegang leher dan memberi ventilasi bag-mask. Jika jaw thrust tidak mampu membuka jalan nafas, gunakan head tilt chin lift.

Gambar 14. Jaw thrust tanpa menekan kepala (head tilt). Rahang diangkat tanpa menekan kepala. Ini adalah manuver membuka jalan nafas yang dipilih ketika curiga korban memiliki cedera tulang belakang.

Ikuti langkah berikut untuk melakukan jaw thrust :

LLangkah

Tindakan

11

Letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala korban, dimana siku penolong diletakkan pada lantai tempat korban.

22

Letakkan jari-jari dibawah sudut rahang bawah dan angkat rahang dengan kedua tangan, membuat rahang ke depan.

33

Jika mulut tertutup, dorong bibir bawah dengan ibu jari untuk membuka mulut.

Page 6: BCLS Terjemah Ansyori

Bagian 3

Automated External Defibbrillator (AED) atau Defibrilator eksternal otomatis (DEO) untuk dewasa dan anak-anak 8 tahun ke atas.

Overview

Interval waktu dari pingsan ke defibrilasi (kejut jantung) adalah fase paling penting dari kejadian henti jantung dengan fibrilasi ventrikuler ataupun ventrikel takikardia tanpa nadi.

DEO adalah alat komputerisasi yang dapat mengidentifikASIKAN irama jantung yang membutuhkan syok (atau kejutan) dan alat ini dapat melakukan kejut jantung otomatis. DEO mudah untuk dioperasikan, sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan kejut jantung dengan aman.

Tujuan pembelajaran

Pada akhir seksi ini anda diharapkan dapat :

- Mendaftar langkah-langkah yang umum dilakukan untuk mengoperasikan DEO- Menunjukkan tempat yang tepat dalam pemasangan pad DEO- Mengetahui saat yang tepat untuk menekan tombol SHOCK ketika menggunakan DEO- Menjelaskan mengapa tidak boleh ada orang yang menyentuh korban ketika DEO

menganalisis irama dan menghantarkan kejut jantung.- Menjelaskan tindakan yang tepat dilakukan ketika DEO memberikan indikasi pesan “no

shock indicated”- Menunjukkan koordinasi RJP dan DEO untuk meminimalisasi

Interupsi saat kompresi dada, waktu antara kompresi terakhir dan kejut jantung, waktu antara kejut jantung dan mulai untuk kompresi dada kembali

Saat alat DEO datang

Ketika alat DEO tiba, letakkan alat tersebut di sisi korban, dekat dengan penolong yang mampu mengoperasikannya. Posisi ini membuat alat DEO mudah dioperasikan dan mudah dalam menempatkan pad (bantalan elektroda) dari DEO. Posisi ini juga memudahkan penolong kedua untuk melakukan RJP dari sisi lain korban tanpa mengganggu pengoperasian DEO.

Catatan : Jika terdapat lebih dari 2 penolong, satu penolong harus meneruskan kompresi dada sambil penolong lainnya meletakkan sadel DEO.

Fakta-fakta penting

Ketika terjadi fibrilasi ventrikel, otot jantung tidak berkontraksi bersamaan untuk memompa darah. Defibrilator mengantarkan kejut listrik untuk menyetop getaran dari serat otot jantung. Hal ini menyebabkan serat otot jantung menjadi mulai untuk kontraksi pada waktu yang bersamaan. Ketika irama jantung telah terorganisasi dengan baik, otot jantung mulai berkontraksi secara efektif dan timbullah nadi (kondisi Return Of Spontaneous Circulation ROSC)

Page 7: BCLS Terjemah Ansyori

DEO terdapat dalam berbagai model dengan perbedaan yang tipis dari model ke model, tetapi semua DEO pada dasarnya beroperasi dengan cara yang sama. Terdapat 4 langkah universal untuk mengoperasikan DEO : catatan untuk mengurangi waktu untuk kejut jantung, anda harus mampu untuk melaksanakan 2 langkah pertama dalam 30 detik setelah DEO tiba pada sisi korban.

LLangkah

Tindakan

11

Nyalakan DEO (alat DEO kemudian menginstruksikan kita ke langkah selanjutnya)Keluarkan alat dari tas nya kemudian nyalakan

22

Lekatkan bantalan elektroda (pad) pada dada korban yang telah terbukaPilih ukuran dewasa untuk korban dewasa dan anak diatas 8 tahun Lepaskan kertas pada bantalan elektroda (pad)Lekatkan bantalan elektroda pada dada. Letakkan satu bantalan elektroda pada bagian atas dada tepat dibawah tulang klavikula. Letakkan bantalan elektroda lainnya pada sisi kiri putting susu kiri, dengan bagian atas bantalan elektroda beberapa sentimeter dibawah ketiak (gambar 15)Pasangkan kabel DEO ke kotak DEO

33

Sterilkan korban dan analisis irama jantungJika DEO di dekat anda, bersihkan korban ketika analisis irama. Yakinkan bahwa tidak ada orang menyentuh korban, bahkan untuk penolong yang akan memberi bantuan nafas.Beberapa DEO akan memberi tahu anda untuk menekan tombol agar DEO menganalisis irama jantung; kemudian alat akan melakukannya otomatis. DEO membutuhkan waktu 5 sampai 15 detik untuk menganalisis. DEO kemudian memberi tahu anda apakah kejut jantung dibutuhkan.

44

Jika DEO menyarankan syok atau kejut jantung, maka sterilkan korban.Bersihkan korban sebelum menghantarkan kejut jantung; yakinkan bahwa tidak ada orang yang menyentuh korban.Akan tedengar dengan keras pesan oleh DEO “clear the victim”, atau “everybody clear” atau “clear” sajaLihat untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada orang yang menyentuh korbanTekan tombol SHOCK.Kejut jantung kemudian dihantarkan untuk memacu kontraksi otot jantung.

55

Jika tidak membutuhkan kejut jantung, dan jika kejut jantung dihantarkan, segeralah lakukan RJP, dimulai dengan kompresi dada

66

Setelah 5 siklus atau setelah 2 menit RJP, DEO akan mengarahkan anda untuk emngulangi langkah 3 dan 4.Jika diindikasikan “no shock indicated”, segeralah memulai RJP dengan kompresi dada.

Gambar 15. Penempatan DEO pada korban.

Fakta-fakta penting : Pentingnya meminimalisasi waktu antara kompresi dada terakhir dan penghantaran kejut jantung

Analisis dari ribuan irama yang direkam sebelum dan sesudah penghantaran kejut jantung menunjukkan bahwa jika penolong dapat menjaga waktu antara kompresi terakhir dan hantaran kejut selama 10 detik atau kurang, kejut jantung akan efektif (untuk mengeliminasi fibrilasi ventrikel

Page 8: BCLS Terjemah Ansyori

dan membuat kondisi ROSC). Keefektifan dari kejut jantung menurun secara signifikan untuk setiap tambahan 10 detik yang terjadi antara kompresi dada terkahir dengan waktu penghantaran kejut jantung. Minimalisasi interval waktu ini membutuhkan latihan dan tim koordinasi yang sangat baik, terutama antara penolong yang melakukan kompresi dada dan penolong yang mengoperasikan DEO.

Perhatian : Memindahkan korban

Anda dapat membiarkan DEO terpasang pada korban sambil memindahkan korban pada stretcher atau pada ambulans. Jangan pernah menekan tombol ANALYZE saat memindahkan korban. Karena pergerakan dapat mengganggu analisis ritme dan artefak dapat merancukan fibrilasi ventrikel, penolong harus membawa stretcher atau kendaraan untuk berhenti dan menganalisis kembali.

Situasi khusus

Beberapa situasi khusus dibawah ini membutuhkan penolong melakukan tindakan tambahan ketika menggunakan DEO :

-Korban memiliki dada yang penuh rambut

-Korban tenggelam dalam air atau air dalam dada korban

-Korban memiliki pacu jantung yang tertanam dalam tubuh

-Korban memiliki obat transdermal atau objek lain pada permukaan tubuh dimana DEO diletakkan.

Dada yang penuh rambut

Jika korban remaja ataupun dewasa memiliki dada yang penuh rambut, bantalan elektroda DEO tidak melekat dengan baik pada kulit dada pasien. Jika hal ini terjadi, DEO tidak akan mampu untuk menganalisis irama jantung korban. DEO kemudian memberikan pesan “check electrodes” atau “check electrode pads” yang artinya cek elektrode apakah sudah terpasang dengan benar atau tidak.

LLangkah

Tindakan

11

Jika bantalan elektroda melekat pada rambut dan tidak pada kulit, tekan lebih keras masng-masing bantalan elektroda

22

Jika DEO tetap memberi pesan “cek elektrode”, cabutlah bantalan elektroda dengan cepat. Hal ini membuat rambut tercabut sehingga kemudian bantalan elektroda dapat terpasang dengan baik.

33

Jika tetap saja rambut masih banyak setelah langkah diatas, cukur area tersebut dengan pisau cukur yang ada pada tas pembawa DEO

44

Letakkan bantalan elektroda yang baru, setelah membersihkan rambut.

Air

Air adalah penghantar listrik yang baik. Jangan menggunakan DEO di dalam air. Jika korban di dalam air, keluarkan korban dari dalam air. Jika korban mengambang di dalam air, atau dada masih basah, air dapat menghantarkan/menyebarkan listrik melewatii kulit dada korban. Hal ini mengurangi dosis

Page 9: BCLS Terjemah Ansyori

kejutan listrik yang seharusnya ke jantung korban.Jika air membasahi dada korban, keringkan dengan cepat dada korban sebelum menempelkan bantalan elektroda DEO.

Defibrilator dan Pacu jantung yang terpasang di tubuh

Korban yang dengan risiko tinggi serangan jantung bisa saja memiliki defibrilator/pacu jantung yang terpasang di tubuhnya yang mampu secara otomatis menghantarkan kejut jantung. Anda dapat segera mengidentifikasi alat ini karena alat ini membuat benjolan di kulit di dada bagian atas atau atas perut. Benjolan ini berukuran setengah kartu, dengan luka irisan. Jika anda meletakkan bantalan elektroda DEO secara langsung diatas alat kedokteran tersebut, alt tersebut dapat menghambat penghantaran kejut jantung dari DEO yang kita pasang.