bayi baru lahir

6
Bayi Baru Lahir A. konsep esenstal 1. Pada periode pascapartum, bayi barn lahir mengalami perubahan biofisiologis dan perilaku yang kompleks akibat transisi ke kehidupan ekstrauterin 2. Asuhan keperawatan bayi baru lahir didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan biofisiologis ini dan pengaruh bayi pada unit keluarga. 3. Beberapa jam pertama setelah lahir, menampilkan suatu periode penyesuaian kritis bagi bayi barn lahir. Pada sebagian besar lingkungan, perawat memberikan perawatan Iangsung kepada bayi segera setelah lahir. 4. Setelah periode transisi, perawat terus mengevaluasi bayi barn lahir dengan interval yang periodik dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan hasil temuan terbaru. 5. Perawat harus trampil menyeimbangkan kebutuhan keluarga akan privasi dengan kebutuhan untuk memantau transisi bayi ke kehidupan ektrauterin. B. Tujuan perawatan bayi baru lahir 1. Periode pascapartum awal a. Mencapai dan mempertahankan jalan napas dan mendukung pernapašan. b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia. c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi. d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang e. memerlukan perhatian segera. 2. Perawatan lanjutan a. Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian. b. Memfasilitasi terbinanya hubungan debt orang tua- bayi. c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir. d. Membantu orangtua dalam mengembangkan sikap sehat tentang praktik membesarkan anak.

Upload: rudi-hartanto

Post on 23-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BBLR

TRANSCRIPT

Page 1: Bayi Baru Lahir

Bayi Baru Lahir

A. konsep esenstal

1. Pada periode pascapartum, bayi barn lahir mengalami perubahan biofisiologis dan perilaku yang kompleks akibat transisi ke kehidupan ekstrauterin

2. Asuhan keperawatan bayi baru lahir didasarkan pada pengetahuan tentang perubahan-perubahan biofisiologis ini dan pengaruh bayi pada unit keluarga.

3. Beberapa jam pertama setelah lahir, menampilkan suatu periode penyesuaian kritis bagi bayi barn lahir. Pada sebagian besar lingkungan, perawat memberikan perawatan Iangsung kepada bayi segera setelah lahir.

4. Setelah periode transisi, perawat terus mengevaluasi bayi barn lahir dengan interval yang periodik dan menyesuaikan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan hasil temuan terbaru.

5. Perawat harus trampil menyeimbangkan kebutuhan keluarga akan privasi dengan kebutuhan untuk memantau transisi bayi ke kehidupan ektrauterin.

B. Tujuan perawatan bayi baru lahir1. Periode pascapartum awal

a. Mencapai dan mempertahankan jalan napas dan mendukung pernapašan.b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.c. Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi.d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yange. memerlukan perhatian segera.

2. Perawatan lanjutana. Melanjutkan perlindungan dan cedera atau infeksi dan mengidentifikasi

masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian.b. Memfasilitasi terbinanya hubungan debt orang tua-bayi.c. Memberikan informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru

lahir.d. Membantu orangtua dalam mengembangkan sikap sehat tentang praktik

membesarkan anak.C. Faktor-faktor yang memengaruhi adaptasi bayi baru lahir

1. Pengalamari antepartum ibu dan bayi barn lahir (misalnya, terpajan zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak).

2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi barn lahir (misalnya, lama persalinan, tipe analgesik atau anestesia intrapartum).

3. Kapasitas fisiologis bayi barn lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin.

4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespons masalah dengan tepat pada saat terjadi.

( Barbara R straight,2001. Hal 208 – 209 )

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI DAN ANAK BALITAPerneriksaan fisik pada bayi teidiri atas beberapa hal yang menvangkut fungsi pada system tubuh bayi

Page 2: Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan fisik pada bayiMerupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter

tintuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saal bayi baru lalur, 24 jaili selelah lahir, dan pada waktu pulang dan rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaikiiva bayi didam keadaan telanjang di bavah lainpu terang. sehingga bavi tidak inudah kehilangan panas. Tujuanpemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan inttrauteri ke dalam kchidupan ekstrauteri serti inencari kelainan pada bayi. Adapunpemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut :

Hitung Frekuensi NapasPemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dcngan menghitung rata-rata pernapasan

dalam satu ,menit Pemeriksaan ini dikatakan normal pada bavi baru lahir apabila frekuensinya antara 30—60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dan 37 minggu. kenungkinan terdapat adanva retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalain batas normal.

Lakukan Inspeksi pada Warna BayiPemeriksaan ini berfungi untuk mengetahui apakah ada wana pucat, ikterus, sianosis sentral,atau tanda lainnya. Bayi dalarn keadaan aterm umumnya Iebih pucat dibandingkan bayi dalamkeadaan pretern.mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.

Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop Pemeriksaan denyut jantung tentuk menilai apakah bayi mengalami gangguan yang menvebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan ,atau gangguan pernapasan. Pemeriksaan denvut jantung ini di katakana normal apabila frekuensinva antara 100—160 kali per menit. Masih dalam keadaan normal apabila di atas 60 kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama jika bayi mengalami distres.

Ukur Suhu AksilaPemeriksaan ini untuk menenilai ada tidaknya ipstotonus / hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang , tubuh melengkung ke depan , adanya kejang / spasme , serta tremor . pemeriksaan postur dalam keaadn normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan dalam panggul dan lutut semifleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ektstensi.

Periksa tonus atau kesadaran bayiPemeriksaan ini berfungsi unutk melihat adanya latergi , yaitu oenurunan kesadaran dimana bayi dapat bangun lagi dengan sedkit kesulitan ada tidaknya tonus otot yang lemah , mudah terangsang , mengantuk , aktivitas berkurang , dan sadar ( tidur yang dalam tidak merespons terhadapat rangsangan ).

Pemeriksaan ekstermitasPemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstermitas , abnormal , asimetris , posisi gerakan yang abnormal ( menghadap ke dalam atau keluar garis tangan ) serta menilai kondisi jari kaki yaitu jumlahya berlebih atau saling melekat Pemeriksaan kulitPemeriksaan ini berfungsi melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan postula ( kulit melepuh ) luka atau trauma , bercak , tanda abnormal pada kulit , elastisitas kulit , serta ada tidaknya ruam popo ( bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong ). Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum ( titik

Page 3: Bayi Baru Lahir

merah dan pusat putih kecil pada muka , tubuh dan punggung ) pada hari kedua atau selanjutnya , kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama.

Pemeriksaan tali pusatPemeriksaan ini untuk melihat apakah ada kemerahan , bengkak , bernanah , berbau , atau lainya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mongering atau mengecil dan lepas pada hari ke – 7 hingga ke – 10

Pemeriksaan kepala dan leherPemeriksaan bagian kepala yang dapat diperiksa antara lain :

1. Pemeriksaan rambut menilai jumlah dan warna , adanya lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung

2. Pemeriksaan wajah dan tengkorak , dapat dilihat adanya maulage , yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak. Ada tidaknya caput succedemeum ( edema pada kulit kepala , lunak dan tidak berfluktasi, batasnya tidak tegas , serta menyebrangi satura dan akan hilang dalam beberapa hari)

3. Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak yaitu koordinasi gerakan mata yang belum sempurna.

4. Pemeriksaan telingga , dapat dilakukan degan cara melihat dengan cara menilai adanya gangguan pendengaran.

5. Pemeriksaan hidung , dapat dilakukan dengan cara melihat pola pernapasan , apabila bernapas melalui mulut , maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi jalan napas sedangkan pernapasan cuping hidung akan menunjuk gangguan paru , lubang hidung kadang – kadang banyaj mukosa.

6. Pemeriksaan mulut , dapat dilakukan dengan adanya kista yang ada pada mukosa mulut.

7. Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat terjadi pergerakan , apabila terjadi keterbatasan dalam peregerakan , mala kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher.

Pemeriksaan abdomen dan punggungPeeriksaan pada abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk dati abdomen apabila didaptkan abdomen membuncit dapat diduga kemungkinan disebabkan hepatosplenomegeli atau cairan didalam ronggo perut.

Pengukuran anropometriPada bayi baru lahir , diperlukan pengukuran antropometri seperti , dimana berat yang nirmal adalah sekitar 2.500 – 3.500 gram , apabila ditemukan berat kurang dari s.500 gram , maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan rendah ( BBLR ). Akan tetapi , apabila ditemkan bayi dengan berat badan lebih dari 3.500 gram , maka bayi dimasukkan dalam kelompok makrosomia

Pemeriksaan genitalia Mengetahui keadaan labium minor yang tertutup oleh labia mayor , lubang uretra dan lubang vagina seharusnya terpisah ,namun apabila ditemukan satu lubang maka didaptkan terjadi kelaianan dan pabila ada secret pada lubang vagina , hal tersebut karena pengaruh hormone.

Pemeriksaan urine dan tinja Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk mengetahui ada tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal apabilabayi mengeluarkan fases cair antara 6-8 kali permenit , dapat dicurigai apabila frekuensi meningkat serta adanya lendir arau darah.

( A.Aziz Alimul hidayat , 2008 , Hal : 66 – 70 )

Page 4: Bayi Baru Lahir

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik baru lahirRiwayat bayi baru lahir mencakup informasi berikut :

Identifikasi dataNama , nomor pasien sakit , tanggal lahir , jenis kelamin , jenis pemberian makan.

Riwayat keluargaDiabetes , kelainan kongenital , penyakit infeksi , kelainan kardiopulmonal , kesehatan ayah , saudara kandung dan anggota keluarga lain.

Data demografik orang tuaUsia , pendidikan , pekerjaan , latar belakang etnit dan ras

Riwayar ibuGravidas ,paritas , hari pertama haid terakhir ( HPHT ) taksiran partus ( TP ) , komplikasi kehamilan sebelumnya , riwayat gunekologi dan riwayat medis / bedah, riwayat anterpartum.

Hasil tes laboratorium ibuGolongan darah dan factor Rh , penapisan antibody , titer rubella , nilai Hb , dan Hct , pemeriksaan tuberculosis

Persalinan dan pelahiranTanggal dan waktu melahirkan , usia gestasi saat melahirkan dengan menggunakan penanggalan dan pemeriksaan ultrasonic lama kala satu dan dua persalinan, gawat janin atau asidosis , demam pada ibu , ada meconium , lama ketuban pecah , , presentasi , komplikasi , cara melahirkan , penggunaan alat bantu , analgesia dan waktu anestesi dan komplikasinyanya ; ukuran plasenta , warna dan bau

Periode segera setelah lahirNilai apgar , resusitasi , tanda –tanda vital , suhu , status vitamin K , kemampuan mengisap menyusu , apakah bayi mengeluarkan air kemih atau meconium , apakah bayi melonjak – lonjak , mengeluarkan tangisan yang tak lazim

Hasil tes laboratoriumKadar gula , golongan darah , factor Rh , tes Coomb , Hct

( Constance Sinclair , 2003. Hal : 326 – 327 )