bawang dayak (palmifolia)
DESCRIPTION
Eleutherine palmifoliaTRANSCRIPT
![Page 1: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/1.jpg)
Bawang Dayak
( Eleutherine palmifolia Merr.)
Bawang dayak berasal dari Amerika Tropik tetapi di
Indonesia sudah lama ditanam. Semula dipelihara sebagai tanaman hias, kemudian berubah
menjadi tanaman liar. Banyak terdapat di daerah pegunungan antara 600 sampai 1500 m di atas
permukaan laut, misalnya di perkebunan-perkebunan teh, kina dan karet, serta di tepi-tepi jalan.
Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat terbuka yang tanahnya kaya dengan humus dan cukup
lembab. Untuk menanam biasanya digunakan umbinya. Tumbuhan ini di Jawa jarang sekali
berbuah(9) dan dipelihara sebagai tanaman hias(8). Tumbuhan ini mudah dibudidayakan,
penanamannya tidak tergantung musim dan dalam waktu 2 hingga 3 bulan setelah tanam sudah
dapat dipanen(4).
![Page 2: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/2.jpg)
Klasifikasi Botani
Adapun sistematika tumbuhan bawang dayak adalah(15) :
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Familia : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Species : Eleutherine palmifolia Merr.
Tumbuhan ini memiliki nama jenis Eleutherine palmifolia Merr. dan nama
sinonim Eleutherine plicata Herb. dan Eleutherine americana (Aubl.) Merr(16).
Nama Daerah
Tumbuhan bawang dayak secara umum dikenal di Indonesia dengan nama bawang
kapal(8) dan bawang merah hutan pada Buletin Flora Malesiana(17). Selain nama umum tumbuhan
bawang dayak juga memiliki beberapa nama daerah yaitu bawang dayak (Palangkaraya,
Samarinda)(3, 5 dan 6); bawang hantu/kambe (Dayak)(4); bawang sabrang, babawangan beureum,
![Page 3: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/3.jpg)
bawang siyem (Sunda); brambang sabrang, luluwan sapi, teki sabrang (Jawa) (8,9); bawang sayup
(Melayu)(1) dan bawang lubak (Punan Lisum) (1).
Morfologi Tumbuhan
Tumbuhan ini berupa terna menahun yang merumpun sangat kuat, akhirnya merupakan
rumpun-rumpun besar. Tingginya hanya mencapai 26 hingga 50 cm(8). Batangnya tumbuh tegak
atau merunduk, berumbi yang berbentuk kerucut dan warnanya merah. Daunnya ada dua macam,
yaitu yang sempurna berbentuk pita dengan ujungnya runcing, sedang daun-daun lainnya
berbentuk menyerupai batang. Bunganya berupa bunga tunggal, warnanya putih, terdapat pada
ketiak-ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun bunga yang terdiri dari 4 sampai 10 bunga(9).
Bunganya mekar menjelang sore, jam 5 sampai jam 7 sore dan kemudian menutup kembali(16).
Buah kotaknya berbentuk jorong dengan bagian ujungnya berlekuk. Bila masak merekah
menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji. Bentuk bijinya bundar telur atau hampir bujur
sangkar(9). Umbinya mirip bawang merah tetapi sama sekali tidak berbau(18).
Penggunaan Tradisional dan Efek Farmakologi
Air rebusan atau perasan umbinya diketahui mempunyai macam-macam khasiat. Umbi-
umbi dibawah tanah yang berbentuk bulat telur memanjang dan berwarna merah itu digunakan
![Page 4: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/4.jpg)
sebagai diureticum (peluruh kemih), purgans (pencahar) dan peluruh muntah. Umbinya yang
dipanggang atau air rebusan yang dipakai sebagai obat terhadap penyakit kuning(8,9) dan penyakit
kelamin. Umbi yang ditumbuk beserta adas pulasari, digunakan sebagai obat terhadap mencret
darah, air rebusannya sebagai obat dalam. Daun-daunnya yang digerus dengan dibubuhi ramuan-
ramuan lain diminumkan kepada wanita nifas(8). Umbi (tunggal) untuk menyembuhkan disentri(1).
Sup yang dibuat dengan mendidihkan umbi merah dengan ayam dapat digunakan untuk
meningkatkan sel darah merah. Umbi dididihkan dengan air dan digunakan untuk
mandi/rendaman bayi baru lahir dengan penyakit kuning(17).
Sebagai obat kanker dengan cara mengeringkan umbi
dan mengunyahnya (4).Sedangkan khasiat paduan bawang dayak dan jahe merah, berkhasiat
untuk meningkatkan stamina/vitalitas, memperkuat daya tahan sperma. Mengobati sakit
pinggang, melancarkan air seni serta mengatasi bronchitis dan batuk.
Jika dicampur dengan sadaguri dan kencur, khasiat bawang dayak ini bisa mengobati radang
usus, maag, sembelit, hepatitis dan limpa. Bahkan bawang dayak ini jika diramu dengan jati
belanda dan temu giring berkhasiat untuk menurunkan berat badan atau melangsingkan badan
(obesitas) serta menurunkan kadar lemak. Untuk kaum perempuan, bawang ini juga bisa
bermanfaat sebagai sari rapet jika dicampur dengan cabe jawa. Juga berkhasiat mengatasi
gangguan nifas, membersihkan rahim, merapatkan vagina, mengencangkan perut dan
mengurangi lemak dan sebagainya. Herbal bawang dayak yang beredar khususnya di Samarinda
telah mendapat izin edar dari balai POM Jakarta(3).
![Page 5: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/5.jpg)
Kandungan Kimia
Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon yang
mempunyai daya pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin, isoeleutherin dan senyawa-
senyawa sejenisnya; senyawa-senyawa lakton yang disebut eleutherol dan senyawa turunan
pyron yang disebut eleutherinol(9). Adapun kandungan yang terdapat dalam bawang dayak terdiri
dari senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, tannin(3,4),
kuinon(19) dan steroid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat (3,4).
DAFTAR PUSTAKA
1. Sangat, Zuhud dan Damayanti, “Kamus Penyakit Dan Tumbuhan
Obat Indonesia (Etnofitomedika)”, Yayasan OborIndonesia, Jakarta, 2000, hal xi, 14 dan 153.
2. Dalimartha, Setiawan, “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Jilid 3, Trubus
Agriwidya, Jakarta, 2003, hal v.
3. Anonim, “Sarang Semut Dan Herbal Bawang Dayak Diminati”, http : // koran kaltim. com/
index, Samarinda, 2008, 31 Oktober 2008, pk.20.37, hal 1.
![Page 6: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/6.jpg)
4. Saptowalyono, C.A., “Bawang Dayak, Tanaman Obat Kanker Yang Belum
Tergarap”, http : // www2. kompas. com/ ver1/ Kesehatan/ 0702/ 19/ 170611. htm,
Palangkaraya, 2007, 31 Oktober 2008, pk. 20.28, hal 1.
5. Anonim, “Tanaman Obat Indonesia”, http : // toiusd. multiply. com/ photos/ album/ 1/
Bawang_Dayak, Jakarta, 2006, 31 Oktober 2008, pk. 20.39, hal 1.
6. Anonim, “Tanaman Obat Tradisional Bawang Dayak
(Eleutherine americana Merr.)”, http : // kalteng. litbang. deptan. go. id/ Berita. htm,
Palangkaraya, 2008, 31 Oktober 2008, pk. 21.34, hal 1.
7. Anonim, “Konservasi Dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Hayati Di Indonesia Yang
Berwawasan Lingkungan”, Prosiding III, Seminar Nasional, Biologi XV, Perhimpunan Biologi
Indonesia, Bandar Lampung, 1997, hal 1467-1470.
8. Heyne, K., “Tumbuhan Berguna Indonesia”, Jilid I, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Departemen Kehutanan, Jakarta, 1987, hal 551-552.
9. Anonim, “Tumbuhan Obat”, Lembaga Biologi Nasional-LIPI, Bogor, 1978, hal 15.
10. Suharleni, “Sebaran Mikroba Pada Disentri Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI/RSCM”, Tesis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1992, hal 1.
11. Anonim, “Disentri Perlu Segera Diobati”, http : // 64.203.71.11/ ver1/ Kesehatan/ 0701/ 09/
164759. htm, Jakarta, 2007, 28 November 2008, pk.09.16, hal 1.
12. Anonim, “Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat”, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional,
Jakarta, 2000, hal 3, 9-11.
![Page 7: Bawang Dayak (Palmifolia)](https://reader037.vdokumen.com/reader037/viewer/2022100319/563dba34550346aa9aa392e5/html5/thumbnails/7.jpg)
13. Erwanto, Yuny, “Pengaruh Iradiasi Gamma Terhadap Daya Tahan Bakteri
Patogen Salmonella typhimurium,Escherichia coli, Jumlah Total Mikroba Dan Kualitas
Fisik Daging Ayam Broiler”, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1998, hal 6-10.
14. Sriwidodo, W.S., “Diare Dan Lingkungan”, http : // www.kalbe.co.id/ files/ cdk/ files/
cdk_109_diare_dan_lingkungan.pdf, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta, 1996, 30 November
2008, pk.20.30, hal 14, 22, 26-30.
15. Megawati, Y.S., “Pengujian Daya Hambat Ekstrak Metanol Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia (L) Merr) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Dan Bacillus
substilis”, KTI Akademi Farmasi Pontianak, Yayasan Rumah Sakit Islam, Pontianak, 2005, hal
6.
16. Backer C.A., and R. C. Bachuizen van den brink, “Flora Of Java (Spermatophytes only)”,
Volume III Angiospermae, Famili 191-238, Addenda et Corrigen Da General Index To Volumes
I-III, Wolter-Noordhoftt N.V, Groningen, The Netherlands, 1968, hal 150.
17. Veldkamp, J.F., “Flora Malesiana Buletin”, Volume 14 (1 & 2) March, National Herbarium
Netherland Universiteit Leiden branch The Netherlands, 2007, hal. 54-55.
18. Kloppenburg dan Versteegh, “Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-tanaman Di Indonesia
Dan Khasiatnya Sebagai Obat-obatan Tradisional”, Jilid I Bagian Botani, CD.RS.Bethesda
Yogyakarta dan Andi Offset, Yogyakarta, 1988, hal 24.
19. Firdaus, Rininta, “Telaah Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Umbi Bawang Tiwai
(Eleutherine americana (Aubl.) Merr.)”, Skripsi Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2006,
hal 4.