bawang dayak (palmifolia)

10

Click here to load reader

Upload: aisyah

Post on 11-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Eleutherine palmifolia

TRANSCRIPT

Page 1: Bawang Dayak (Palmifolia)

Bawang Dayak  

( Eleutherine palmifolia Merr.) 

Bawang dayak berasal dari Amerika Tropik tetapi di

Indonesia sudah lama ditanam. Semula dipelihara sebagai tanaman hias, kemudian berubah

menjadi tanaman liar. Banyak terdapat di daerah pegunungan antara 600 sampai 1500 m di atas

permukaan laut, misalnya di perkebunan-perkebunan teh, kina dan karet, serta di tepi-tepi jalan.

Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat terbuka yang tanahnya kaya dengan humus dan cukup

lembab. Untuk menanam biasanya digunakan umbinya. Tumbuhan ini di Jawa jarang sekali

berbuah(9) dan dipelihara sebagai tanaman hias(8). Tumbuhan ini mudah dibudidayakan,

penanamannya tidak tergantung musim dan dalam waktu 2 hingga 3 bulan setelah tanam sudah

dapat dipanen(4).

Page 2: Bawang Dayak (Palmifolia)

Klasifikasi Botani

Adapun sistematika tumbuhan bawang dayak adalah(15) :

Regnum              : Plantae

Divisio                : Spermatophyta

Sub divisio         : Angiospermae

Classis                : Monocotyledonae

Ordo                  : Liliales

Familia               : Iridaceae

Genus                 : Eleutherine

Species               : Eleutherine palmifolia Merr.

Tumbuhan ini memiliki nama jenis Eleutherine palmifolia Merr. dan nama

sinonim Eleutherine plicata Herb. dan Eleutherine americana (Aubl.) Merr(16).

        Nama Daerah

Tumbuhan bawang dayak secara umum dikenal di Indonesia dengan nama bawang

kapal(8) dan bawang merah hutan pada Buletin Flora Malesiana(17). Selain nama umum tumbuhan

bawang dayak juga memiliki beberapa nama daerah yaitu bawang dayak (Palangkaraya,

Samarinda)(3, 5 dan 6); bawang hantu/kambe (Dayak)(4); bawang sabrang, babawangan beureum,

Page 3: Bawang Dayak (Palmifolia)

bawang siyem (Sunda); brambang sabrang, luluwan sapi, teki sabrang (Jawa) (8,9); bawang sayup

(Melayu)(1) dan bawang lubak (Punan Lisum) (1).

            Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan ini berupa terna menahun yang merumpun sangat kuat, akhirnya merupakan

rumpun-rumpun besar. Tingginya hanya mencapai 26 hingga 50 cm(8). Batangnya tumbuh tegak

atau merunduk, berumbi yang berbentuk kerucut dan warnanya merah. Daunnya ada dua macam,

yaitu yang sempurna berbentuk pita dengan ujungnya runcing, sedang daun-daun lainnya

berbentuk menyerupai batang. Bunganya berupa bunga tunggal, warnanya putih, terdapat pada

ketiak-ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun bunga yang terdiri dari 4 sampai 10 bunga(9).

Bunganya mekar menjelang sore, jam 5 sampai jam 7 sore dan kemudian menutup kembali(16).

Buah kotaknya berbentuk jorong dengan bagian ujungnya berlekuk. Bila masak merekah

menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji. Bentuk bijinya bundar telur atau hampir bujur

sangkar(9). Umbinya mirip bawang merah tetapi sama sekali tidak berbau(18).

            

            Penggunaan Tradisional dan Efek Farmakologi

Air rebusan atau perasan umbinya diketahui mempunyai macam-macam khasiat. Umbi-

umbi dibawah tanah yang berbentuk bulat telur memanjang dan berwarna merah itu digunakan

Page 4: Bawang Dayak (Palmifolia)

sebagai diureticum (peluruh kemih), purgans (pencahar) dan peluruh muntah. Umbinya yang

dipanggang atau air rebusan yang dipakai sebagai obat terhadap penyakit kuning(8,9) dan penyakit

kelamin. Umbi yang ditumbuk beserta adas pulasari, digunakan sebagai obat terhadap mencret

darah, air rebusannya sebagai obat dalam. Daun-daunnya yang digerus dengan dibubuhi ramuan-

ramuan lain diminumkan kepada wanita nifas(8). Umbi (tunggal) untuk menyembuhkan disentri(1).

Sup yang dibuat dengan mendidihkan umbi merah dengan ayam dapat digunakan untuk

meningkatkan sel darah merah. Umbi dididihkan dengan air dan digunakan untuk

mandi/rendaman bayi baru lahir dengan penyakit kuning(17).

Sebagai obat kanker dengan cara mengeringkan umbi

dan mengunyahnya (4).Sedangkan khasiat paduan bawang dayak dan jahe merah, berkhasiat

untuk meningkatkan stamina/vitalitas, memperkuat daya tahan sperma. Mengobati sakit

pinggang, melancarkan air seni serta mengatasi bronchitis dan batuk.

Jika dicampur dengan sadaguri dan kencur, khasiat bawang dayak ini bisa mengobati radang

usus, maag, sembelit, hepatitis dan limpa. Bahkan bawang dayak ini jika diramu dengan jati

belanda dan temu giring berkhasiat untuk menurunkan berat badan atau melangsingkan badan

(obesitas) serta menurunkan kadar lemak. Untuk kaum perempuan, bawang ini juga bisa

bermanfaat sebagai sari rapet jika dicampur dengan cabe jawa. Juga berkhasiat mengatasi

gangguan nifas, membersihkan rahim, merapatkan vagina, mengencangkan perut dan

mengurangi lemak dan sebagainya. Herbal bawang dayak yang beredar khususnya di Samarinda

telah mendapat izin edar dari balai POM Jakarta(3).

Page 5: Bawang Dayak (Palmifolia)

        Kandungan Kimia

Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon yang

mempunyai daya pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin, isoeleutherin dan senyawa-

senyawa sejenisnya; senyawa-senyawa lakton yang disebut eleutherol dan senyawa turunan

pyron yang disebut eleutherinol(9). Adapun kandungan yang terdapat dalam bawang dayak terdiri

dari senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik,  saponin, triterpenoid, tannin(3,4),

kuinon(19) dan steroid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat (3,4).

              

DAFTAR PUSTAKA

1.      Sangat, Zuhud dan Damayanti, “Kamus Penyakit Dan Tumbuhan

Obat Indonesia (Etnofitomedika)”, Yayasan OborIndonesia, Jakarta, 2000, hal xi, 14 dan 153.

2.      Dalimartha, Setiawan, “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Jilid 3, Trubus

Agriwidya, Jakarta, 2003, hal v.

3.      Anonim, “Sarang Semut Dan Herbal Bawang Dayak Diminati”, http : // koran kaltim. com/

index, Samarinda, 2008, 31 Oktober 2008, pk.20.37, hal 1.

Page 6: Bawang Dayak (Palmifolia)

4.      Saptowalyono, C.A., “Bawang Dayak, Tanaman Obat Kanker Yang Belum

Tergarap”, http : // www2. kompas. com/ ver1/ Kesehatan/ 0702/ 19/ 170611. htm,

Palangkaraya, 2007, 31 Oktober 2008, pk. 20.28, hal 1.

5.      Anonim, “Tanaman Obat Indonesia”, http : // toiusd. multiply. com/ photos/ album/ 1/

Bawang_Dayak, Jakarta, 2006, 31 Oktober 2008, pk. 20.39, hal 1.

6.      Anonim, “Tanaman Obat Tradisional Bawang Dayak

(Eleutherine americana Merr.)”, http : // kalteng. litbang. deptan. go. id/ Berita. htm,

Palangkaraya, 2008, 31 Oktober 2008, pk. 21.34, hal 1.

7.      Anonim, “Konservasi Dan Pendayagunaan Sumber Daya Alam Hayati Di Indonesia Yang

Berwawasan Lingkungan”, Prosiding III, Seminar Nasional, Biologi XV, Perhimpunan Biologi

Indonesia, Bandar Lampung, 1997, hal 1467-1470.

8.      Heyne, K., “Tumbuhan Berguna Indonesia”, Jilid I, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kehutanan Departemen Kehutanan, Jakarta, 1987, hal 551-552.

9.      Anonim, “Tumbuhan Obat”, Lembaga Biologi Nasional-LIPI, Bogor, 1978, hal 15.

10.  Suharleni, “Sebaran Mikroba Pada Disentri Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak

FKUI/RSCM”, Tesis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1992, hal 1.

11.  Anonim, “Disentri Perlu Segera Diobati”, http : // 64.203.71.11/ ver1/ Kesehatan/ 0701/ 09/

164759. htm, Jakarta, 2007, 28 November 2008, pk.09.16, hal 1.

12.  Anonim, “Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat”, Departemen Kesehatan RI,

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional,

Jakarta, 2000, hal 3, 9-11.

Page 7: Bawang Dayak (Palmifolia)

13.  Erwanto, Yuny, “Pengaruh Iradiasi Gamma Terhadap Daya Tahan Bakteri

Patogen Salmonella typhimurium,Escherichia coli, Jumlah Total Mikroba Dan Kualitas

Fisik Daging Ayam Broiler”, Tesis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1998, hal 6-10.

14.  Sriwidodo, W.S., “Diare Dan Lingkungan”, http : // www.kalbe.co.id/ files/ cdk/ files/

cdk_109_diare_dan_lingkungan.pdf, Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta, 1996, 30 November

2008, pk.20.30, hal 14, 22, 26-30.

15.  Megawati, Y.S., “Pengujian Daya Hambat Ekstrak Metanol Bawang Dayak (Eleutherine

palmifolia (L) Merr) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Dan Bacillus

substilis”, KTI Akademi Farmasi Pontianak, Yayasan Rumah Sakit Islam, Pontianak,  2005, hal

6.

16.  Backer C.A., and R. C. Bachuizen van den brink, “Flora Of Java (Spermatophytes only)”,

Volume III Angiospermae, Famili 191-238, Addenda et Corrigen Da General Index To Volumes

I-III, Wolter-Noordhoftt N.V, Groningen, The Netherlands, 1968, hal 150.

17.  Veldkamp, J.F., “Flora Malesiana Buletin”, Volume 14 (1 & 2) March, National Herbarium

Netherland Universiteit Leiden branch The Netherlands, 2007, hal. 54-55.

18.  Kloppenburg dan Versteegh, “Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-tanaman Di Indonesia

Dan Khasiatnya Sebagai Obat-obatan Tradisional”, Jilid I Bagian Botani, CD.RS.Bethesda

Yogyakarta dan Andi Offset, Yogyakarta, 1988, hal 24.

19.  Firdaus, Rininta, “Telaah Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Umbi Bawang Tiwai

(Eleutherine americana (Aubl.) Merr.)”, Skripsi Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2006,

hal 4.