bau baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: pertanian, kehutanan...

298
Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan i Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dengan upaya sendiri jika dibandingkan dengan garis dasar pada kondisi Bisnis Seperti Biasa (BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada dukungan internasional. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN- GRK) disusun sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut dan memberikan kerangka kebijakan dan pedoman bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemangku kepentingan dan pelaku usaha dalam pelaksanaanya untuk kurun waktu tahun 2010-2020. Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) mengamanatkan kepada provinsi bertanggung jawab dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) selambat- lambatnya 12 bulan sejak ditetapkannya Perpres RAN-GRK yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur. Penyusunan RAD-GRK merupakan penjabaran komitmen daerah dalam penurunan emisi yang dijabarkan dalam program dan kegiatan yang dilakukan daerah dan didukung dengan pengalokasian anggaran dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Menindaklanjuti Peraturan dimaksud maka Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Bappeda dengan dukungan dari Bappenas dan JICA (Japan International Cooperation Agency), telah bekerjasama dengan Tim Ahli dan sektor terkait mempersiapkan Rencana Aksi Daerah yang disusun sebagai salah satu Pedoman bagi SKPD dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan terkait penurunan emisi GRK yang terintegrasi ke dalam Rencana Pembangunan Daerah dengan berbagai kegiatan yang meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan Transportasi, Industri dan Pengelolaan Limbah. Melalui Rencana Aksi ini juga para Perencana sektoral dapat memperoleh informasi yang akurat tentang Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan dalam memberikan kontribusi terhadap target penurunan emisi GRK Nasional sebesar 26%.

Upload: lemien

Post on 25-May-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan i

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah

Kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dengan upaya sendiri jika dibandingkan dengan

garis dasar pada kondisi Bisnis Seperti Biasa (BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada

dukungan internasional. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-

GRK) disusun sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut dan memberikan kerangka

kebijakan dan pedoman bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemangku

kepentingan dan pelaku usaha dalam pelaksanaanya untuk kurun waktu tahun 2010-2020.

Perpres Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas

Rumah Kaca (RAN-GRK) mengamanatkan kepada provinsi bertanggung jawab dalam

penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) selambat-

lambatnya 12 bulan sejak ditetapkannya Perpres RAN-GRK yang ditetapkan dengan

Peraturan Gubernur. Penyusunan RAD-GRK merupakan penjabaran komitmen daerah

dalam penurunan emisi yang dijabarkan dalam program dan kegiatan yang dilakukan

daerah dan didukung dengan pengalokasian anggaran dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut.

Menindaklanjuti Peraturan dimaksud maka Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

melalui Bappeda dengan dukungan dari Bappenas dan JICA (Japan International

Cooperation Agency), telah bekerjasama dengan Tim Ahli dan sektor terkait

mempersiapkan Rencana Aksi Daerah yang disusun sebagai salah satu Pedoman bagi SKPD

dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan terkait penurunan emisi GRK yang

terintegrasi ke dalam Rencana Pembangunan Daerah dengan berbagai kegiatan yang

meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan

Transportasi, Industri dan Pengelolaan Limbah. Melalui Rencana Aksi ini juga para

Perencana sektoral dapat memperoleh informasi yang akurat tentang Sumber dan Potensi

Penurunan Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan dalam memberikan kontribusi terhadap

target penurunan emisi GRK Nasional sebesar 26%.

Page 2: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan ii

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun

yang berasal dari para Tim Ahli dan seluruh pihak terkait. Terima kasih pula kepada

Bappenas dan JICA atas dukungan dana yang diberikan sehingga Rencana Aksi Daerah ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga hasil kerja yang baik ini dapat

memberikan sumbangsih dan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak yang terkait.

Palembang, 5 Oktober 2012

Kepala Bappeda Sumatera Selatan,

Yohannes H. Toruan

Page 3: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan iii

Penanggungjawab : Gubernur Sumatera Selatan

Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel

Sekretaris : Kepala BAPPEDA Provinsi Sumsel

Tim Ahli

Koordinator : Budhi Setiawan, Ph.D

Anggota : 1. Sabaruddin, Ph.D (Sektor Pertanian)

2. Febrian Hadinata, ST, MT (Sektor Limbah)

3. Dr. M. Faizal (Sektor Energi)

4. Prof. Dr. Erika Buchary (Sektor Transportasi)

5. Prof. Dr. Hilda Zulkifli (Sektor Industri)

6. Dr. Najib Asmani (Sektor Kehutanan)

Editor

1. Regina Ariyanti

Bappeda Provinsi Sumatera Selatan

2. JICA Sumatera Selatan

Page 4: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan iv

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Tujuan

2

1.3 Keluaran

2

1.4 Dasar Hukum

2

1.5 Kerangka Waktu Penyusunan

3

BAB II PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GRK 4

2.1 Profil dan Karakteristik Daerah

4

2.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi 4

2.1.2 Klimatologi

4

2.1.3 Topografi

6

2.1.4 Geologi

6

2.1.5 Penutupan Lahan

8

2.1.6 Penduduk

10

2.1.7 Potensi Sumber Daya Alam

13

A. Kawasan Gambut

13

B. Hutan

14

C. Sumberdaya Air

14

D. Mineral dan Energi

16

2.1.8 Potensi Ekonomi

20

2.2 Program Prioritas Daerah

30

A. Rencana Pembangunan Jagka Panjang Daerah (RPJPD) 30

B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 33

C.

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)

41

D. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 42

2.3 Permasalahan Emisi GRK

42

2.3.1 Sumber Emisi Sektor Pertanian 43

a. Budidaya Padi

44

b. Pembakaran Limbah Pertanian 47

c. Peternakan

53

2.3.2 Sumber Emisi Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 63

2.3.3 Sumber Emisi Sektor Energi

70

a. Emisi CO2 dari PLTU

71

b. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN 71

c. Emisi CO2 dari Bahan Bakar (Pertamina) 72

d. Emisi CO2 eq dari PLTG Bukit Asam dan PLTD Keramasan 73

e. Emisi GRK dari Pembangkit Listrik PLTG milik PLN 74

f. Emisi GRK dari Pembangkit Listrik PLTG, PLTM milik swasta 76

g. Emisi CO2 dari Kayu Bakar 77

2.3.4 Sumber Emisi Sektor Transportasi 78

1 TIER 1

81

2 TIER 2

82

3 TIER 3

89

Page 5: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan v

1) Penghitungan Emisi CO2 untuk kota Palembang 90

2) Perhitungan Emisi CO2 Sumatera Selatan 91

2.3.5 Sumber Emisi Sektor Industri 96

2.3.6 Sumber Emisi Sektor Sampah/Sampah 100

a. Sampah Domestik

101

b. Limbah Cair Domestik

107

c. Limbah Industri

111

BAB III PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 116

3.1. Pembagian Urusan

116

3.2. Ruang Lingkup Daerah

121

3.2.1 Sektor Pertanian

121

3.2.2 Sektor kehutanan dan lahan gambut 121

3.2.3 Sektor berbasis energi

121

3.2.4 Sektor Sampah/Limbah

122

BAB IV ANALISIS EMISI GAS RUMAH KACA PROVINSI SUMATERA SELATAN 123

4.1 BAU-Baseline Emisi Gas Rumah Kaca 123

4.1.2 Pertanian

123

a. Budidaya Padi 123

b. Pembakaran Limbah Pertanian 125

c. Peternakan

131

4.1.2 Kehutanan dan Lahan Gambut 135

4.1.3 Energi

135

a. Emisi CO2 dari PLTU

136

b. Emisi CO2 eq dari PLTD milik PLN 136

c. Emisi CO2 eq dari Bahan Bakar 137

d. Emisi CO2 Kayu Bakar

139

e. Total Proyeksi Emisi CO2 di Sektor Energi 140

4.1.4 Transportasi

140

a. Proyeksi Emisi TIER 1

140

b. Proyeksi Emisi TIER 2

141

c. Proyeksi TIER 3

143

4.1.5 Industri

144

4.1.6 Sampah/Limbah

146

a. Sampah Domestik

147

1) Emisi dari Open Dumping: Un-managed Deep dan

Un-categorized 152

2) Emisi dari Open Burning 156

3)

Emisi dari Aktifitas Pengomposan Sampah Terolah

157

b. Limbah Cair Domestik dan Industri 158

4.2 Usulan Aksi Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi 161

4.2.1 Pertanian

161

a. Budidaya Padi

161

b. Pembakaran Limbah Pertanian 165

c. Peternakan

167

d. Rekapitulasi Emisi Pertanian Hasil Perhitungan GRK 171

4.2.2 Kehutanan dan Lahan Gambut 173

Page 6: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan vi

4.2.3 Energi

179

a. Usulan Aksi Mitigasi

180

4.2.4 Transportasi

181

a. Skenario Penurunan Emisi CO2 Kota Palembang 182

b. Scenario Penurunan Emisi CO2 Sumatera Selatan 183

4.2.5 Industri

187

4.2.6 Sampah/Limbah

191

a. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -1: Program

Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan 191

b. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -2: Program Minimasi

Sampah dengan prinsip 3R 192

c. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -3: Program

Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan 197

d. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -4: Program

Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah 200

e. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -5: Program

Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah 201

f. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -6: Program Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman

201

g. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -7: Program

Pengelolaan Badan Air 203

h. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -9: Program

Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat 203

i. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi-10: Program Inventori

dan Pengelolaan Limbah Industri 204

j. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -11: Program

Monitoring dan Evaluasi 205

k. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -12: Program Non-

teknis RAD-GRK Sektor Limbah 205

4.3. Skala Prioritas

207

4.3.1 Pertanian

207

4.3.2 Kehutanan dan Lahan Gambut 212

4.3.3 Energi

215

4.3.4 Transportasi

219

4.3.5 Industri

224

4.3.6 Sampah/Limbah

227

BAB V STRATEGI IMPLEMENTASI RAD-GRK

232

5.1 Pemetaan Kelembagaan dan Pembagian Peran 232

5.1.1 Pertanian

232

5.1.2 Kehutanan dan Lahan Gambut 234

5.1.3 Energi

235

5.1.4 Transportasi

236

5.1.5 Industri

237

5.1.6 Sampah/Limbah

238

5.2 Identifikasi Sumber Pendanaan

241

5.2.1 Pertanian

241

5.2.2 Kehutanan dan Lahan Gambut 245

5.2.3 Energi

248

Page 7: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan vii

5.2.4 Transportasi

255

5.2.5 Industri

256

5.2.6 Sampah/Limbah

257

5.3 Penyusunan Jadwal Implementasi 260

5.3.1 Pertanian

260

5.3.2 Kehutanan dan Lahan Gambut 261

5.3.3 Energi

263

5.3.4 Transportasi

263

5.3.5 Industri

264

5.3.6 Sampah/Limbah

265

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

267

6.1. Monitoring

267

6.2. Evaluasi

268

BAB VII PENUTUP

271

7.1 Kesimpulan

271

7.2 Saran

276

Page 8: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan viii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun

2004-2010

10

Tabel II.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2015-2030

12

Tabel II.3 Proyeksi Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2015-2030

12

Tabel II.4 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga

Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2003-2008

21

Tabel II.5 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga

Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2003-2008

22

Tabel II.6 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 (%)

23

Tabel II.7 Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 (%)

24

Tabel II.8 Kontribusi kelompok Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier di Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2003-2008 (%)

25

Tabel II.9 Pendapatan Perkapita di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 25

Tabel II.10 Potensi Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 29

Tabel II.11 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Industri Besar dan

Sedang di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008

29

Tabel II.12 Program Prioritas Pembangunan di RPJMD Provinsi Sumatera Selatan 35

Tabel II.13 Sebaran keragaman dan luas sawah di Prov Sumatera Selatan (2010) 44

Tabel II.14. Nilai default EF(T) untuk estimasi emisi CH4 asal enteric fermentation masing-

masing jenis ternak di Provinsi Sumatera Selatan

54

Tabel II.15 Nilai default EF(T) untuk estimasi emisi CH4 asal kotoran ternak akibat sistem

pengelolaan kotoran ternak masing-masing jenis ternak di Provinsi Sumatera Selatan

56

Tabel II.16 Nilai default MS(T, S), Nex(T), dan EF3(ST) untuk estimasi emisi langsung N2O asal

kotoran ternak di bawah sistem pengelolaan tertentu masing-masing jenis ternak di

Provinsi Sumatera Selatan

61

Tabel II.17 Nilai default FracGasMS asal kotoran ternak di bawah sistem pengelolaan tertentu

masing-masing jenis ternak di Provinsi Sumatera Selatan

61

Tabel II.18 Perubahan Lahan Pada Periode tahun 2006 – 2011 Provinsi Sumatera Selatan 64

Page 9: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan ix

Tabel II.19 Faktor Emisi Karbon Diatas Permukaan Tanah 67

Tabel II.20 Faktor Emisi Karbon dari Lahan Gambut menggunakan model Hooijer, et.al.,

2010 yang dimodifikasi

68

Tabel II.21 Emisi GRK pada masing – masing zonasi tutupan lahan 69

Tabel II.22 Emisi CO2 Baseline pada PLTU Provinsi Sumatera Selatan 71

Tabel II.23 Emisi CO2 Baseline pada PLTD Provinsi Sumatera Selatan 71

Tabel II.24 Faktor Emisi Bahan Bakar 72

Tabel II.25 Penjualan BBM di Sumsel (2004-2010) menurut jenis konsumen 73

Tabel II.26 Emisi Co2 berdasarkan Jenis Konsumen 73

Tabel II.27 Jumlah Pemakaian Gas Batu Bara dan Diesel pada Pembangkit Listrik Bukit

Asam dan Keramasan

74

Tabel II.28 Emisi CO2 eq Baseline pada Pembangkit Listrik Bukit Asam dan Keramasan. 74

Tabel II.29 Daftar PLTG milik PLN pada Februari 2012 74

Tabel II.30 Emisi CO2 Baseline PLTG Sumatera Selatan 75

Tabel II.31 Emisi CO2 dari Lima Pembangkit PLTG, PLTMG Swasta 77

Tabel II.32 Asumsi Jumlah Pemakain Kayu Bakar dan Emisi CO2 yang dihasilkan 78

Tabel II.33. Penggunaan Energi Transportasi menurut moda, tahun 2004 dan 2025 80

Tabel II.34 Jumlah Kendaraan Terdaftar 82

Tabel II.35 Pemakaian Jumlah BBM Tiap Kendaraan 83

Tabel II.36 Jumlah Pemakaian BBM Menurut Jenis Bahan Bakar 85

Tabel II.37 Jumlah Pemakaian BBM dan EMisi Baseline Menurut Jenis Kendaraan 86

Tabel II.38 Penggunaan BBM tahun 2012 87

Tabel II.39 Perbandingan CO2 (gram) antar moda transportasi 89

Tabel II.40 Emisi CO2 di Wilayah Kota Palembang 91

Tabel II.41 Analisa Emisi CO2 (Gr/Km) Di Ogan Komering Ilir Berdasarkan Perhitungan

Counting Tahun 2011

91

Tabel II.42 Analisa Emisi CO2 ( Gr/Km ) Di Linggau-Jambi Berdasarkan Perhitungan

Counting Tahun 2011

92

Tabel II.43 Analisa Emisi CO2 ( Gr/Km ) Di MUBA-Jambi Berdasarkan Perhitungan

Counting Tahun 2011

93

Tabel II.44 Analisa Emisi Co2 (gr/km ) Di Oku Timur Berdasarkan Perhitungan Counting

Tahun 2011

93

Tabel II.45 Analisa Emisi CO2 (Gr/Km) Di Linggau-Curup Berdasarkan Perhitungan

Counting Tahun 2011

94

Tabel II.46 Jumlah industri kecil formal di Sumatera Selatan Tahun 2012 97

Tabel II.47 Jumlah industri kecil non-formal di Sumatera Selatan 97

Tabel II.48 Industri Menengah dan Besar beserta tenaga kerja dan nilai investasinya di 98

Page 10: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan x

propinsi Sumatera Selatan.

Tabel II.49 Kontribusi emisi GRK dari sektor industri di Indonesia 99

Tabel II.50 Data emisi CO2 dari enam industri potensial penghasil emisi di Propinsi

Sumatera Selatan (tahun 2010 dan 2012)

100

Tabel II.51. Komposisi Sampah Domestik Sumsel di TPA 103

Tabel II.52. Dry atter Content Sampah Domestik Sumsel di TPA 104

Tabel II.53. TPA di Wilayah Sumatera Selatan 104

Tabel II.54 Industri CPO di wilayah Sumatera Selatan 113

Tabel II.55 Industri Crum Rubber di wilayah Sumatera Selatan 113

Tabel II.56. Industri (bukan CPO dan Crum Rubber) di wilayah Sumsel 114

Tabel II.57 Rekapitulasi Potensi Emisi GRK Sumsel dan Permasalahannya 114

Tabel II.58. Rekapitulasi Identifikasi Awal Sumber Emisi Sektor Limbah Sumatera Selatan 115

Tabel II.59. Status Emisi GRK Sumsel Sektor Pengelolaan Limbah Domestik pada Tahun

2010

115

Tabel III.1 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah No 38

Tahun 2007

116

Tabel III.2.Keterkaitan Bidang Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca pada RAN dengan

Pembagian Urusan Pemerintahan

118

Tabel III.3. Pembagian Urusan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi dari Kelompok

Kerja/SKPD masing – masing sektor pada kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca

di Provinsi Sumatera Selatan

119

Tabel IV.1. Proyek populasi ternak besar di Provinsi Sumatera Selatan sampai tahun 2020 131

Tabel IV.2. Total emisi GRK asal ternak di Provinsi Sumatera Selatan sampai tahun 2020 134

Tabel IV.3. Potensi Emisi GRK (BAU Baseline/REL) sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 135

Tabel IV.4. Proyeksi Emisi CO2 PLTU Provinsi Sumatera Selatan 136

Tabel IV.5. Emisi BAU-Baseline PLTD PLN 137

Tabel IV.6. Prediksi Penjualan BBM dari Tahun 2011 sampai 2020 137

Tabel IV.7. Proyeksi Emisi CO2 menurut Jenis Konsumen Pertamina 138

Tabel IV.8. Proyeksi Emisi CO2 dari Kayu Bakar 139

Tabel IV.9. Proyeksi Total Emisi CO2 sektor Energi 140

Tabel IV.10. Proyeksi Emisi CO2 Sumatera Selatan sampai tahun 2020 144

Tabel IV.11. Proyeksi Emisi CO2 dari Industri di Provinsi Sumatera Selatan 145

Tabel IV.12. Prediksi Jumlah Penduduk Sumatera Selatan tahun 2010 dan Proyeksinya s.d

2020

149

Page 11: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xi

Tabel IV.13. Komposisi dan Dry Matter Content Sampah Domestik Sumsel 149

Tabel IV.14. Estimasi dan Proyeksi Volume Sampah Sumsel per Tahun dari 2010 s.d 2020 152

Tabel IV.15 Rekapitulasi Aktifitas Pengangkutan, Pembuangan Sampah Sembarangan,

Komposting dan Open Burning (2010)

153

Tabel IV.16 Estimasi dan Proyeksi (BAU) Volume Sampah Sumsel Masuk ke TPA dari

2010 s.d 2020

154

Tabel IV.17 Estimasi dan Proyeksi (BAU) Sampah Terolah dari 2010 s.d 2020 154

Tabel IV.18 Rekapitulasi Sampah Open Dumping, Open burning dan terolah/dikomposkan

(BAU).

155

Tabel IV.19 Hasil Estimasi Emisi GRK dari aktifitas Open Dumping (BAU). 156

Tabel IV.20 Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari Aktifitas Open Burning (BAU). 156

Tabel IV.21 Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari Aktifitas Pengomposan Sampah

Domestik( BAU).

157

Tabel IV.22 Rekapitulasi Estimasi dan Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari sektor Sampah(

BAU).

158

Tabel IV.23 Potensi Emisi CH4 dan N2O untuk Air Limbah, Pengolahan Lumpur, dan Sistem

Pembuangan Air Limbah Domestik di Sumatera Selatan

159

Tabel IV.24. Potensi Emisi GRK dari Limbah Cair Domestik di Sumsel 159

Tabel IV.25. Potensi Emisi GRK Sektor Limbah Provinsi Sumatera Selatan 160

Tabel IV.26. Proyeksi cakupan luas areal budidaya padi metode SRI di Provinsi Sumatera

Selatan

161

Tabel IV.27. Rekapitulasi proyeksi besaran emisi GRK asal pembakaran jerami padi 166

Tabel IV.28. Rekapitulasi proyeksi besaran emisi GRK asal pembakaran jerami tebu 166

Tabel IV.29. Proyeksi potensi emisi CO2-e sektor pertanian di Provinsi Sumatera Selatan 171

Tabel IV.30. Skenario mitigasi pada zonasi perencanaan 175

Tabel IV.31. Proporsi Emisi Tutupan Lahan Pada BAU Baseline and Setelah Aksi Mitigasi 176

Tabel IV.32. Emisi Gas Rumah Kaca BAU Baseline dan Target Penurunan Sektor

Kehutanan dan Lahan Gambut

179

Tabel IV.33. Emisi CO2e sebelum dan sesudah mitigasi sampai tahun 2020 180

Tabel IV.36. Reduksi Emisi CO2 Perhitungan Counting Selama 24 Jam Tahun 2011 182

Tabel IV.37. Perbandingan Emisi CO2 (ton/tahun) dengan rencana mitigasi untuk beberapa

perbatasan wilayah di Sumatera Selatan tahun 2012

184

Tabel IV.38. Rencana Mitigasi Emisi CO2 (ton/tahun) sampai dengan tahun 2020 di

Sumatera Selatan

185

Page 12: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xii

Tabel IV.39. Skenario Penurunan Emisi CO2 mengikuti target nasional 26 % dan 41 % 187

Tabel IV.40.Rencana Pembangunan TPST 195

Tabel IV.41. Penurunan Emisi Aksi Mitigasi-1 s.d 2020 197

Tabel IV.42 Penurunan Emisi dari Aksi Rehabilitasi/Pembangunan TPA Semi-Aerobic 198

Tabel IV.43 Daftar dan Rencana Rehabilitasi TPA di Sumatera Selatan 199

Tabel IV.44 Biaya Operasional dan Maintenance TPA Semi-aerobic Skema Mitigasi-3 200

Tabel IV.45 Penurunan emisi dari flaring gas di TPA I Sukawinatan Palembang 201

Tabel IV.46 Trendline Penurunan Emisi dari Aksi Migrasi Pit-Latrin ke Septic Tank 203

Tabel IV.47 Estimasi Penurunan Emisi Kelompok Aksi Mitigasi-9 204

Tabel IV.48. Rekapitulasi Penurunan Emisi 206

Tabel IV.49. Prioritas strategi mitigasi Pertanian GRK di Provinsi Sumatera Selatan 207

Tabel IV.50 Matriks RAD – GRK Sektor Pertanian 208

Tabel IV.48 Matriks Skala Prioritas Sektor Pertanian 211

Tabel IV.52 Matriks RAD – GRK Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 212

Tabel IV.53 Matriks Skala Prioritas Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 213

Tabel IV.54 Matriks RAD – GRK Sektor Energi 215

Tabel IV.55 Matriks Skala Prioritas Sektor Energi 217

Tabel IV.56 Matriks RAD – GRK Sektor Transportasi 219

Tabel IV.57 Matriks RAD – GRK sektor Industri 224

Tabel IV.58 Matriks Skala Prioritas Sektor Industri 226

Tabel IV.57 Matriks RAD – GRK Sektor Pengelolaan Limbah 227

Tabel IV.58 Matriks Skala Prioritas Aksi Mitigasi Sektor Pengelolaan Limbah 230

Tabel V.1 Lembaga terkait dalam implementasi RAD-GRK di Provinsi Sumatera Selatan 233

Tabel V.2 Kelembagaan Publik Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 234

Tabel V.3 Kelembagaan Masyarakat/Pelaku Usaha 235

Tabel V.4 Pemetaan Kelembagaan dan Pembagian Peran dalam Rencana Aksi Daerah

Sumsel dalam penurunan GRK

236

Tabel V.5 Estimasi penurunan emisi dalam RKPD 2011 dan RKPD 2012 239

Tabel V.6. Pemetaan Kelembagaan terkait Implementasi RAD-GRK sektor Pengelolaan Limbah

240

Tabel V.7. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi sector Pertanian 242

Tabel V.8. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 246

Tabel V.9. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi Sektor Energi 249

Tabel V.10. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi sector Transportasi 255

Tabel V.11. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi Sektor Sampah/Limbah 258

Tabel V.12. Jadwal Implementasi RAD – GRK Sektor Pertanian 260

Tabel V.13. Jadwal Implementasi RAD – GRK Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut 261

Tabel V.14. Jadwal Implementasi RAD - GRK Sektor Energi 263

Tabel V.15. Jadwal Implementasi RAD - GRK Sektor Industri 264

Page 13: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Administrasi Propinsi Sumatera Selatan 4

Gambar 2.2 Perbandingan pola spasial antara pengamatan dan proyeksi curah hujan

diatas wilayah Sumatera Selatan.

5

Gambar 2.3 Peta Geologi Provinsi Sumatera Selatan 8

Gambar 2.4 Persentase Tutupan lahan Eksisting di Provinsi Sumatera Selatan (Sumber :

Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

9

Gambar 2.5 Peta Tutupan lahan Eksisting tahun 2010 Provinsi Sumatera Selatan (Sumber:

Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

9

Gambar 2.6 Peta Distribusi Penduduk Provinsi Sumatera Selatan (2010) 11

Gambar 2.7 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Selatan (2010) 11

Gambar 2.8 Peta Sebaran Lahan Gambut di Provinsi Sumatera Selatan (Sumber: Dokumen

RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

13

Gambar 2.9 Peta Sebaran Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Selatan (Sumber: Dokumen

RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

14

Gambar 2.10 Peta Cekungan Air Tanah Provinsi Sumatera Selatan (Sumber: Dokumen

RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

16

Gambar 2.11 Peta Sebaran Kawasan Pertambangan di Provinsi Sumatera Selatan

(Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

20

Gambar 2.12 Kontribusi sektor pertanian dalam emisi GRK di Indonesia 44

Gambar 2.13. Historis emisi CH4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera Selatan (2005-

2011)

47

Gambar 2.14. Historis emisi CO2 akibat pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2005-2011)

49

Gambar 2.15. Historis emisi CO akibat pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2005-2011)

50

Gambar 2.16. Historis emisi CH4 akibat pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2005-2011)

50

Gambar 2.17. Historis emisi N2O akibat pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2005-2011)

51

Gambar 2.18. Historis emisi NOx akibat pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2005-2011)

51

Gambar 2.19. Historis emisi CO2 akibat pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

52

Gambar 2.20. Historis emisi CO akibat pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

52

Page 14: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xiv

Gambar 2.21.Historis emisi CH4 akibat pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

53

Gambar 2.22. Historis emisi N2O akibat pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

53

Gambar 2.23. Historis emisi CH4 asal enteric fermentation ternak besar utama di Provinsi

Sumatera Selatan (2005-2012)

55

Gambar 2.24. Historis emisi CH4 asal kotoran ternak asal sistem pengelolaan kotoran

ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2012)

57

Gambar 2.25. Historis total emisi N2O secara langsung asal kotoran ternak pada berbagai

sistem pengelolaan kotoran ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan

(2005-2011)

59

Gambar 2.26. Historis total emisi N secara tidak langsung melalui volatilisasi NH3 dan NOx

asal kotoran ternak pada berbagai sistem pengelolaan kotoran ternak besar utama

di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

62

Gambar 2.27. Historis total emisi N2O secara tidak langsung melalui volatilisasi asal

kotoran ternak pada berbagai sistem pengelolaan kotoran ternak besar utama di

Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

63

Gambar 2.28 Peta Tutupan Lahan Tahun 2006 (kiri) dan 2011 (kanan) Provinsi Sumatera

Selatan (Sumber : Baplan)

64

Gambar 2.29 Peta Sebaran Gambut di Provinsi Sumatera Selatan 66

Gambar 2.30 Proporsi Historikal Emisi GRK masing – masing zonasi Tutupan Lahan di

Provinsi Sumatera Selatan

69

Gambar 2.31 Emisi Baseline (historical) Total Bahan Bakar Provinsi Sumatera Selatan 72

Gambar 2.32 Emisi CO2 Baseline PLTG di Sumatera Selatan 75

Gambar 2.33 Hasil Perhitungan Emisi CO2 menggunakan Tier 1 Tahun 2010 81

Gambar 2.34 Prediksi Penggunaan Solar untuk mobil penumpang tahun 2010 84

Gambar 2.35 Proyeksi Penggunaan Premium untuk mobil penumpang tahun 2010 84

Gambar 2.36 Emisi Baseline (Historikal) Transportasi Provinsi Sumatera Selatan 86

Gambar 2.37 Emisi CO2 (ton/tahun) untuk masing-masing wilayah menggunakan metode

KAYA

96

Gambar 2.38 Kategori sumberutama emisi GRK dari kegiatan pengelolaan limbah 101

Gambar 2.39 Estimasi timbulan sampah Sumsel tahun 2010 berdasarkan standar timbulan

PU)

103

Gambar 2.40 Kondisi sampah yang terhampar sembarangan, juga dapat dikategorikan

dalam Uncategorized.

105

Gambar 2.41 Kondisi timbunan sampah di TPA I Sukawinatan (kanan) dengan ketinggian

timbunan > 5m dan TPA II Karya Jaya dengan muka air tanah tinggi, dikategorikan

dalam Un-managed deep.

106

Page 15: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xv

Gambar 2.42 Salah satu upaya rehabilitasi TPA dari open dumping menuju semi-aerobic

landfill di TPA Bukit Kancil, Muara Enim, Sumsel

106

Gambar 2.43 Tantangan dalam aspek peran serta masyarakat, belum siapnya masyarakat

terlibat dalam minimasi sampah di sumber.

107

Gambar 2.44 53 % TPA di Sumsel diketahui telah memiliki bangunan pengomposan.

Gambaran yang cukup baik untuk program mitigasi dengan minimasi sampah

skala kota.

107

Gambar 2.45 Distribusi Pengolahan dan Pembuangan Air limbah domestik on-site Sumsel . 109

Gambar 2.46 Baffled Septic Tank, salah satu upaya aplikasi teknologi untuk pengolahan air

limbah domestik terpusat skala lingkungan yang sedang diuji coba di Palembang.

110

Gambar 2.47 Baffled Septic Tank, salah satu upaya aplikasi teknologi untuk pengolahan air

limbah domestik terpusat skala lingkungan yang sedang diuji coba di Palembang

110

Gambar 2.48 Tantangan: Sistem Pembuangan Air Limbah (Domestik) menyatu dengan

saluran drainase, berakhir di sungai atau retensi/rawa.

111

Gambar 4.1. Proyeksi BAU emisi CH4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera Selatan

(2012-2020)

125

Gambar 4.2. Proyeksi emisi CO2 asal pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020)

127

Gambar 4.3. Proyeksi emisi CO asal pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020)

127

Gambar 4.4. Proyeksi emisi CH4 asal pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020)

128

Gambar 4.5. Proyeksi emisi N2O asal pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020)

128

Gambar 4.6. Proyeksi emisi NOx asal pembakaran jerami padi di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020)

129

Gambar 4.7. Proyeksi emisi CO2 asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

130

Gambar 4.8. Proyeksi emisi CO asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

130

Gambar 4.9. Proyeksi emisi CH4 asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

131

Gambar 4.10. Proyeksi emisi N2O asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

131

Gambar 4.11. Proyeksi emisi NOx asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

132

Page 16: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xvi

Gambar 4.12. Proyeksi total emisi CH4 asal ternak besar di Provinsi Sumatera Selatan

(2012-2020)

133

Gambar 4.13. Proyeksi total emisi N2O secara langsung asal ternak besar di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020)

134

Gambar 4.14. Proyeksi total emisi N2O secara tidak langsung asal ternak besar di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020).

134

Gambar 4.15 Emisi BAU Baseline (REL) sektor Kehutanan dan Lahan Gambut Provinsi

Sumatera Selatan

136

Gambar 4.16 Emisi BAU – Baseline PLTD milik PLN 138

Gambar 4.17 Prediksi Emisi CO2e dari penjualan BBM tahun 2011 sampai 2020 139

Gambar 4.18 Emisi BAU – Baseline Kayu Bakar 140

Gambar 4.19 Proyeksi emisi CO2e total dari sektor energy di Provinsi Sumatera Selatan

sampai 2020

141

Gambar 4.20 Grafik Penjualan BBM sampai tahun 2020 142

Gambar 4.21 Grafik Emisi (Gg CO2 eq) dengan TIER 1 142

Gambar 4.22 Grafik Penjualan BBM Solar pada Kendaraan Mobil, Bus, dan Truck 143

Gambar 4.23 Grafik Penjualan BBM Premium pada Kendaraan Jenis Mobil dan Sepeda

Motor

143

Gambar 4.24 Emisi CO2 per jenis kendaraan dan bahan bakar, dan Emisi Total CO2

Provinsi Sumatera Selatan

144

Gambar 4.25 Prediksi Emisi CO2 (ton/tahun) untuk beberapa wilayah tahun 2020 144

Gambar 4.26 Prediksi Emisi CO2 (ton/tahun) sector Transportasi di Sumatera Selatan 145

Gambar 4.27 Proyeksi Emisi CO2 Sektor Industri Provinsi Sumatera Selatan 146

Gambar 4.28 Pengukuran bulk density sampah (Survey JICA SP3 2011 FY) 149

Gambar 4.29 Perbandingan tipe timbunan sampah (domestic) provinsi Sumatera Selatan. 156

Gambar 4.30 BAU Baseline Emisi GRK sector sampah Provinsi Sumatera Selatan. 159

Gambar 4.31 BAU Baseline Emisi GRK sector limbah provinsi Sumatera Selatan 161

Gambar 4.32 Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal sawah di Provinsi

Sumatera Selatan melalui implementasi SRI.

164

Gambar 4.33. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal sawah di Provinsi

Sumatera Selatan melalui penanaman varietas padi emisi CH4 rendah.

165

Gambar 4.34. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal sawah di Provinsi

Sumatera Selatan melalui kombinasi Metode SRI dan Varietas Rendah Emisi.

166

Gambar 4.35. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal pencernakan 170

Page 17: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xvii

ternak di Provinsi Sumatera Selatan melalui pemberian pakan konsentrat.

Gambar 4.36. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi N2O secara langsung asal

kotoran ternak ternak di Provinsi Sumatera Selatan melalui penggalakan

fermentasi anaerob.

171

Gambar 4.37. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi N2O secara tidak langsung

asal kotoran ternak ternak di Provinsi Sumatera Selatan melalui penggalakan

fermentasi anaerob.

172

Gambar 4.38. Proyeksi penurunan emisi sektor pertanian melalui impelementasi aksi

mitigasi

173

Gambar 4.39 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan 2010 - 2030 175

Gambar 4.40 Emisi BAU Baseline dan Target Penurunan Emisisektor Kehutanan dan

Lahan Gambut Provinsi Sumatera Selatan

180

Gambar 4.42 Emisi CO2e (ton) sebelum dan sesudah mitigasi sampai tahun 2020 181

Gambar 4.43 Target Penurunan Emisi CO2 terhadap Emisi BAU – Baseline 186

Gambar 4.45 Target Penurunan Emisi CO2 pada Industri di Provinsi Sumatera Selatan 188

Gambar 4.46 Skematik Pengelolaan/Minimasi Sampah integrasi TPST-Bank Sampah 195

Gambar 4.47 Perkiraan distribusi pengelolaan sampah Sumsel 2020 dengan aksi mitigasi-1 197

Gambar 4.48 Trendline distribusi pengelolaan sampah Sumsel 2010-2020 dengan aksi

mitigasi-1

197

Gambar 4.49 Kenaikan persentase timbunan di semi-aerobic landfill dan penurunan

timbunan di un-managed deep, seiring rehabilitasi TPA di 10 kota/kab pada 2012

s.d 2015.

200

Gambar 4.50 Target Penurunan Emisi GRK sektor Sampah/Limbah 207

Gambar 5.1 Trendline penurunan Emisi dengan Program/Kegiatan pada RKPD 2011 dan

2012

241

Gambar 5.2 Pagu anggaran program/kegiatan penurunan emisi GRK dalam RKPD 2011-

RKPD 2012

242

Gambar 5.3 Proporsi Sumber Dana Program/Kegiatan Mitigasi Penurunan EMisi GRK

sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

248

Gambar 5.4 Total Anggaran Program/kegiatan Mitigasi RAD-GRK Sektor Pengelolaan

Limbah Th. 2013 – 2020

257

Gambar 6.1. Kerangka implementasi RAD-GRK Provinsi Sumatera Selatan 267

Gambar 6.2. Konsep continous improvenment dalam monev implementasi RAD-GRK

Provinsi Sumatera Selatan

270

Gambar 7.1 Emisi BAU-Baseline Provinsi Sumatera 272

Gambar 7.2 Target Penurunan Emisi GRK Total di Provinsi Sumatera Selatan 276

Page 18: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan xviii

Page 19: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Republik Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas

Rumah Kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dengan upaya sendiri dan

sebesar 41% dengan dukungan internasional. Komitmen ini disampaikan oleh

Presiden Republik Indonesia dalam pertemuan G-20 di Pittsburg, Amerika Serikat

pada bulan September 2009, dan dalam pertemuan Conference Of the Parties

(COP) 15 di Copenhagen, Denmark pada bulan Desember 2009. Sebagai tindak

lanjut dari komitmen tersebut maka Pemerintah menyusun Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) untuk memberikan pedoman bagi

pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat dalam

melaksanankan berbagai kegiatan/program untuk mengurangi emisi GRK dalam

periode tahun 2010-2020.

Rencana aksi ini harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-

2014. RAN-GRK ini dikukuhkan dalam bentuk Perpres No. 61 Tahun 2011 tersebut

mengamanatkan Pemerintah Provinsi untuk menyusun rencana aksi daerah

penurunan emisi di provinsinya masing-masing, agar target/sasaran penurunan

emisi secara nasional dapat tercapai. Substansi di dalam RAN-GRK merupakan

dasar penyusunan RAD-GRK di setiap provinsi, yang dikembangkan sesuai dengan

potensi, kemampuan, dan selaras dengan kebijakan pembangunan masing–masing

provinsi.

RAD-GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan bagi pemerintah daerah

untuk melaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan

langsung maupun tidak langsung menurunkan emisi Gas Rumah Kaca dalam kurun

waktu tertentu. Adapun kegiatan inti untukmenurunkan emisi GRK meliputi 5

bidang, yaitu: pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi,

industri, serta pengelolaan limbah. Sedangkan kegiatan penurunan emisi Gas

Rumah Kaca diatur dalam Peraturan presiden No 71 tahun 2011 tentang pedoman

penyelenggaraan inventarisasi emisi Gas Rumah Kaca di daerah. Inventarisasi

GRK adalah kegiatan untuk memperoleh data mengenai tingkat, status, dan

kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi

dan penyerapnya termasuk simpanan karbon di tingkat peopinsi dan

kabupaten/kota.

Page 20: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 2

Propinsi Sumatera Selatan dipilih sebagai salah satu propinsi yang akan menjadi

sebagai Pilot Project penyusunan dokumen RAD-GRK. Di Sumatera Selatan,

kegiatan yang berhubungan dengan perubahan iklim dan pengurangan emisi Gas

Rumah Kaca, bukanlah sesuatu yang baru, karena Sumatera Selatan telah memiliki

beberapa kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Seperti diketahui,

Sumatera Selatan dalam kegiatan perubahan iklim telah memiliki program REDD+,

NAMA, Inventarisasi GRK disektor persampahan, KRAPI (Kajian Risiko dan

Adaptasi perubahan Iklim), dll. Sehingga kegiatan penyusunan RAD-GRK ini akan

menyatukan semua kegiatan mitigasi yang pernah dilakukan di propinsi Sumatera

Selatan.

1.2 Tujuan

Berdasarkan Peraturan Presiden No 61 Tahun 2011, kegiatan RAD-GRK bertujuan

untuk menyusun dokumen kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara

langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan

target pembangunan daerah yang tertuang di RPJP (Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah), RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah), RTRWP/K (Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi/Kabupaten/Kota) dan

Rencana Strategis SKPD terutama sector yang berhubungan langsung dengan

emisi gas rumah kaca.

1.3 Keluaran

Sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini maka diharapkan akan menghasilkan

sebuah dokumen kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan menurunkan emisi

gas rumah kaca, dimana dokumen tersebut berisi informasi mengenai tingkat,

status, dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala dari berbagai

sumber emisi (source) dan penyerapnya (sink) termasuk simpanan karbon (carbon

stock) di Sumatera Selatan.

1.4 Dasar Hukum

Landasan hukum penyusunan RAD-GRK di propinsi Sumatera Selatan antara lain:

a. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang pengesahan United

Nations Framework Convention on Climate Change.

b. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN)

c. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Page 21: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 3

d. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindangan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran

Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah.

f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 – 2014.

g. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

h. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan

Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional.

i. Draft Akhir RTRW Propinsi Sumatera Selatan

1.5 Kerangka Waktu Penyusunan

Menurut Undang – Undang nomor 6i Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

Penurunan Gas Rumah Kaca yang menyatakan bahwa penyusunan RAD-GRK

diselesaikan dan ditetapkan dengan peraturan gubernur paling lambat 12 (dua

belas) bulan sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini tanggal 20 September 2011.

Berdasarkan hal tersebut maka penyusunan dokumen RAD-GRK propinsi

Sumatera Selatan mempunyai batas waktu hingga bulan September tahun 2012.

Selengkapnya akan diuraikan dibawah ini.

RAD-GRK Development Maret April Mei Juni Juli Agust Sept

Pembentukan Tim

Pengembangan Working Plan

Kick Off Meeting

Pengumpulan Data

Perhitungan BAU Baseline

Pengajuan Aksi Mitigasi

Penentuan Skala Prioritas

Menentukan Target Reduksi Emisi GRK

Pengembangan Strategi Pelaksanaan dari

RAD-GRK

Draft Teks Peraturan Gubernur

Meeting/Workshop

Note : : Milestone

Page 22: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 4

BAB II PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GRK

2.1 Profil dan Karakteristik Daerah

2.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi

Provinsi Sumatera Selatan merupakan bagian dari Pulau Sumatera yang

mempunyai luas wilayah 91.806,36 Km2, yang terletak pada 1°- 4° Lintang Selatan

dan 102°-106° Bujur Timur. Provinsi Sumatera Selatan secara administratif dibagi

menjadi 11 (sebelas) kabupaten dan 4 (empat) kota, serta 217 kecamatan.

Adapun batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Jambi.

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Lampung.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Propinsi Sumatera Selatan

2.1.2 Klimatologi

Di Palembang, musim kering juga terpisah dengan jelas dari Juni hingga

September, sebagaimana diindikasikan oleh curah hujan rata - rata bulanan yang

kurang dari 150 mm, tetapi dua curah hujan maksimum terjadi pada sekitar bulan

Desember dan Maret. Dengan demikian, curah hujan di Palembang mewakili suatu

wilayah rezim iklim yang rumit (complex) dengan campuran puncak tunggal

Page 23: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 5

monsoonal dan dua jenis equatorial. Pengaruh topografi, lautan, dan pulau-pulau

kecil dilepas pantai timur juga menambah kerumitan iklim di Sumatera Selatan.

Berdasarkan hasil kajian Sain Basis (Hadi, 2011), pola iklim di Sumatera Selatan

ditandai dengan perbedaan musim kering dan dua puncak curah hujan sekitar

Desember dan Maret dengan curah hujan rata – rata bulanan sekitar 250 mm. Suhu

rata - rata bulanan dengan dua puncak kelihatan tertinggal satu bulan atau lebih

dari equinoxes dengan nilai rata-rata sedikit diatas 27°C. Sangat menarik untuk

dicatat bahwasanya perbedaan suhu diantara bulan terpanas (Mei) dan bulan

terdingin ( Januari ) hanya sekitar 1°C. Meskipun hasil ini kelihatannya memberikan

indikasi bahwa iklim di Sumatera Selatan dapat dianggap tidak mengalami

perubahan dalam kurun waktu seabad.

Kejadian kekeringan di Sumatera Selatan adalah berkorelasi dengan kejadian El

Niño kuat serta Dipole Mode (+). Dampak ENSO/ Dipole Mode terhadap kekeringan

di Sumatera Selatan yang paling signifikan terjadi pada musim kemarau dan pada

saat peralihan dari musim kemarau memasuki musim penghujan. Tingkat

kekeringan kritis dapat juga diidentifikasi dari dry spell yaitu lamanya hari kering

tanpa hujan. Panjang rata - rata dry spell gabungan untuk September-Oktober-

November (SON) sepanjang lebih dari 8 hari yang sangat dipengaruhi oleh Dipole

Mode +.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2.2 Perbandingan pola spasial antara pengamatan ((a) dan (c))

dan proyeksi ((b) dan (d)) curah hujan diatas wilayah Sumatera Selatan.

Contoh menampilkan data bulan September ((a) dan (c)) dan Desember

((b) dan (d)) rerata selama periode 2000 hingga 2008 (Sumber: Hadi, 2011)

Page 24: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 6

2.1.3 Topografi

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki topografi yang bervariasi mulai dari

daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Wilayah pantai

timur sebagian besar merupakan daerah rawa dan payau yang dipengaruhi oleh

pasang surut air laut.

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki bentangan wilayah Barat-Timur

dengan ketinggian antara 400-1.700 mdpl. Daerah dengan ketinggian antara 400-

500 mdpl mencakup areal seluas 37 %. Wilayah barat merupakan wilayah

pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata antara 900-1.200 mdpl.

Sedangkan kearah timur lahannya berbukit dan bergelombang. Pegunungan Bukit

Barisan ini terdiri dari Puncak Gunung Seminung (1.964 mdpl), Gunung Dempo

(3,159 mdpl), Gunung Patah (1.107 mdpl), dan Gunung Bungkuk (2.125 mdpl).

Disebelah barat Bukit Barisan merupakan lereng.

2.1.4 Geologi

Menurut penafsiran modern, lempeng Samudera Hindia saat ini mengalami

pergerakan di bawah Pulau Sumatera sebesar 6 cm per tahun. Pergerakan tersebut

dimulai sejak periode pertengahan tersier (Miocen). Pegunungan Bukit Barisan

akan terdorong kebawah membentuk saluran dalam kearah Sumatera bagian Barat.

Terjadi kenaikan permukaan benua di pantai timur dan gerakan penurunan di pantai

yang berlawanan, diluar daerah tangkapan air. Hal ini menunjukkan bahwa

pergerakan tersebut masih terus berlangsung, seperti digambarkan dibawah ini:

a. Pengurangan ukuran pantai barat, secara perlahan – lahan terjadi

penyusutan di bawah laut karena pergerakan penurunan.

b. Pengurangan kemiringan lereng dan daerah – daerah rawa di dataran pantai

timur yang disebabkan oleh pergerakan tilt-up.

Kemunculan penuh daerah Peneplain terjadi di akhir periode tersier sampai periode

awal Quarter (Villafranchien) karena pengikisan lapisan sedimen oleh erosi regresif

dan kadang – kadang menghasilkan perkerasan batuan. Pengujian Pedologik

dihasilkan dari pewarnaan ulang pada tanah (latosol).

Kejadian menekuk terjadi di seperempat bagian dari Bukit Barisan. Keretakan

terbuka dari arah Barat Laut sampai Tenggara melintasi Danau Ranau mengikuti

puncak bukit. Pergerakan lateral membagi Pulau Sumatera menjadi dua bagian.

Aktivitas Vulkanik menghasilkan momentum melalui kuaterner dan mencapai

Page 25: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 7

puncaknya dengan ledakan kawah Ranau dan pembentukan breksi, aliran lava dan

abu tufa. Abu Vulkanik juga menutupi dataran Peneplain dimana material menutupi

perkerasan erosi yang dapat diamati secara cepat disepanjang jalan Trans-

Sumatera antara Muararupit dan Surulangun-Rawas.

Tatanan Tektonik (Tectonic Setting)

Berdasarkan tatanan tektoniknya (Tectonic Setting), wilayah Provinsi Sumatera

Selatan menempati cekungan belakang busur Paleogen (Paleogene Back-Arc

Basin) yang dikenal sebagai Cekungan Sumatera Selatan (South Sumatera Basin)

di bagian timur, dan mendala busur vulkanik (volcanic arc) yang membentang

secara regional di sepanjang Bukit Barisan bagian barat. Kedua mendala tektonik

ini terbentuk akibat adanya interaksi menyerong (oblique) antara Lempeng

Samudera Hindia di barat daya dan Lempeng Benua Eurasia di timur laut pada

tersier (Malod, 1995. Hall, 1997 dan 2002). Pertemuan kedua lempeng bumi

tersebut terletak di sepanjang Parit Sunda (Sunda Trench) yang berada di lepas

Pantai Barat Sumatera, dimana lempeng samudera menyusup dengan penunjaman

miring -300(Fith, 1970) dibawah kontinen yang dikenal sebagai Paparan Sunda atau

Sundaland(de Coster, 1974).

Jenis struktur yang umum dijumpai dicekungan Sumatera Selatan terdiri dari

lipatan, sesar dan kekar. Struktur lipatan memperlihatkan orientasi barat laut-

tenggara, melibatkan sikuen batuan berumur Oligosen-Plistosen (Gafoer dkk,

1986). Sedangkan sesar yang ada merupakan sesar normal dan sesar naik. Sesar

normal dengan pola kelurusan barat laut-tenggara tampak berkembang pada

runtutan batuan berumur Oligosen-Moisen, sedangkan struktur dengan arah umum

timur laut-barat daya, utara-selatan, dan barat-timur terdapat pada sikuen batuan

berumur Plio-Plistosen. Sesar naik biasanya berarah barat laut-tenggara, timur laut-

barat daya dan barat-timur, dijumpai pada batuan berumur Plio-Plistosen dan

kemungkinan merupakan hasil peremajaan (reactivation) struktur tua yang berupa

sesar tarikan (extensional faults).

Struktur rekahan yang berkembang memperlihatkan arah umum timur laut-barat

daya, relatif tegak lurus dengan strike struktur regional atau sejajar dengan arah

pergerakan tektonik (tectonic motion) di Sumatera. Pembentukan struktur lipatan,

sesar dan kekar di cekungan Sumatera Selatan memberikan implikasi yang

signifikan terhadap akumulasi sumber daya minyak bumi, gas alam, batubara dan

panas bumi. Kumpulan struktur lipatan yang membentuk antiklinorium telah banyak

dijumpai berperan sebagai perangkap hidrokarbon. Selain struktur geologi, jenis

Page 26: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 8

litologi penyusun stratigrafi cekungan Sumatera Selatan telah pula mengontrol

penyebaran sumberdaya energi fosil non fosil di wilayah ini.

Batuan yang mendasari (Basement) Cekungan Sumatera Selatan merupakan

kompleks batuan berumur pra-tersier, yang terdiri dari batu gamping, andesit,

granodiorit, pilit, kuarsit dan granit.

a. Formasi Lahat terdiri dari endapan tufa, aglomerat, breksi tufan, andesit, serpih,

batu lanau, batu pasir dan batubara.

b. Formasi Talang Akar terdiri dari batu pasir berukuran butir kasar-sangat kasar,

serpih, batu lanau dan batubara.

c. Formasi Baturaja terdiri dari batu gamping terumbu, serpih gampingan dan napal

atau batu lempung gampingan.

d. Formasi Baturaja terdiri dari serpih gampingan dan serpih lempungan.

e. Formasi Air Benakat dengan penyusun utama batu pasir.

f. Formasi Muara Enim terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu lempung dan

batubara.

g. Formasi Kasai terdiri dari batu pasir tufaan dan tufa.

Gambar 2.3 Peta Geologi Provinsi Sumatera Selatan

2.1.5 Penutupan Lahan

Pola penggunaan lahan eksisting di Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh

pertanian lahan kering yaitu 3.509.121,849 Ha (38,236%) yang tersebar hampir di

setiap kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.

Page 27: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 9

Gambar 2.4 Persentase Tutupan lahan Eksisting di Provinsi Sumatera Selatan (Sumber : Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

Jenis penggunaan lahan semak belukar merupakan jenis penggunaan yang cukup

luas di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 1.696.092 Ha (18,48%). Hal ini

menunjukkan masih cukup luasnya lahan non produktif yang masih dapat

ditingkatkan produktifitasnya menjadi kegiatan budidaya produktif. Berdasarkan

hasil analisis kesesuaian lahan, lahan semak belukar ini memiliki kesesuaian untuk

dikembangkan sebagai kawasan pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan

pertanian tanaman tahunan.

Gambar 2.5 Peta Tutupan lahan Eksisting tahun 2010 Provinsi Sumatera Selatan

(Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

Page 28: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 10

2.1.6 Penduduk

Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2004 hingga tahun 2010

terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 tercatat bahwa jumlah penduduk di

Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 7.446.401 jiwa, dimana jumlah penduduk

Provinsi Sumatera Selatan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 sebanyak

7.019.984 jiwa, dan 6.628.416jiwa pada tahun 2004.

Tabel II.1. Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2004-2010

No Kabupaten/

Kota

Jumlah Penduduk (%)

2010 2004 2005 2006 2007 2008 2009* 2010**

1 OKU 1.112.854 255.246 259.292 262.383 264.743 332.945 323.420 4,34

2 OKI 1.000.152 656.828 672.192 685.296 696.505 654.813 726.659 9,76

3 Muara Enim 621.876 632.222 649.691 656.318 660.906 754.708 717.717 9,64

4 Lahat 541.895 545.754 550.478 553.093 340.555 410.645 370.146 4,97

5 Musi Rawas 465.682 474.430 484.281 492.437 498.592 642.745 524.919 7,05

6 Musi Banyuasin 455.739 469.175 484.245 497.864 510.387 623.588 562.584 7,56

7 Banyuasin 712.813 733.828 757.398 778.627 798.360 748.161 749.107 10,06

8 OKU Timur *** 556.010 557.843 571.577 329.071 683.776 609.715 8,19

9 OKU Selatan *** 317.277 322.307 326.162 576.699 442.304 318.345 4,28

10 Ogan Ilir *** 356.983 365.333 372.431 378.570 416.803 380.861 5,11

11 Empat Lawang *** *** *** *** 213.559 247.350 220.694 2,96

12 Palembang 1.304.211 1.338.793 1.369.239 1.394.954 1.417.047 1.756.198 1.452.840 19,51

13 Pagar Alam 113.752 114.562 121.352 122.440 123.848 132.253 126.363 1,70

14 Lubuk Linggau 171.235 174.452 178.074 181.068 183.580 230.647 201.217 2,70

15 Prabumulih 128.207 130.340 132.752 134.686 136.253 189.531 161.814 2,17

Total 6.628.416 6.755.900 6.899.892 7.019.984 7.121.790 8.266.467 7.446.401 100,00

Jumlah penduduk terbesar di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 terdapat

di Kota Palembang yaitu 1.452.840 jiwa atau sekitar 19,51% dari total jumlah

penduduk di Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan penduduk terkecil terdapat di

Kota Pagar Alam yaitu 126.363 jiwa atau 1,70 % dari total jumlah penduduk

Provinsi Sumatera Selatan.

Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan terjadi pada

periode tahun 2008-2010 yaitu sebesar 2,13%, sedangkan pertumbuhan penduduk

terkecil terjadi pada periode tahun 2007-2008 yaitu sebesar 1,45%.

Page 29: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 11

Gambar 2.6 Peta Distribusi Penduduk Provinsi Sumatera Selatan (2010)

Kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 adalah 78

jiwa/km2. Kabupaten/kota dengan kepadatan penduduk>100 jiwa/km2 meliputi

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Ilir, Kota Palembang, Pagar Alam,

Lubuk Linggau dan Prabumulih. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota

Palembang yaitu sekitar 3.627 jiwa/km2.Hal ini disebabkan karena Kota Palembang

merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang berfungsi melayani seluruh

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan.

Gambar 2.7 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Selatan (2010)

Page 30: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 12

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk di Provinsi Sumatera Selatan, jumlah

penduduk tahun 2015 diprediksikan sebanyak 7.769.471 jiwa, pada tahun 2020

sebanyak 8.573.776 jiwa, dan pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2030

sebanyak 10.182.386 jiwa. Dimana jumlah penduduk terbanyak masih sama

dengan tahun 2005-2010, yaitu Kota Palembang. Hal ini disebabkan Kota

Palembang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan merupakan Ibukota

Provinsi Sumatera Selatan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk.

Tabel II.2. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2030

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Proyeksi dan Eksisting (Jiwa)

2005 2010 2015 2020 2025 2030

1 OKU 255.246 323.420 334.443 354.218 388.929 423.595

2 OKI 656.828 726.659 757.916 823.344 889.253 955.509

3 Muara Enim 632.222 717.717 751.314 829.351 907.379 985.400

4 Lahat 545.754 370.146 431.379 489.012 546.165 602.974

5 Musi Rawas 474.430 524.919 547.172 595.559 644.251 693.163

6 Musi Banyuasin 469.175 562.584 624.888 720.000 813.988 907.168

7 Banyuasin 733.828 749.107 782.220 816.213 851.940 888.917

8 OKU Timur 556.010 609.715 630.026 682.457 735.361 788.604

9 OKU Selatan 317.277 318.345 336.804 357.733 379.176 400.990

10 Ogan Ilir 356.983 380.861 391.242 414.702 438.791 463.333

11 Empat Lawang ** 220.694 231.852 242.847 254.322 266.144

12 Palembang 1.338.793 1.452.840 1.545.839 1.663.814 1.879.267 2.092.904

13 Pagar Alam 114.562 126.363 130.381 142.298 154.274 166.291

14 Lubuk Linggau 174.452 201.217 213.440 238.432 263.316 288.124

15 Prabumulih 130.340 161.814 175.557 203.798 231.668 259.270

Total 6.755.900 7.446.401 7.884.473 8.573.776 9.378.081 10.182.386

Sumber : Dokumen RTRW.

Apabila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk pada tahun 2015, 2020, 2025 dan

2030, kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan.

Kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010 sekitar 81 jiwa/km2,

pada tahun 2020 sekitar 93 jiwa/km2, dan pada tahun 2030 sekitar 111 jiwa/km2.

Tabel II.3. Proyeksi Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2030

No Kabupaten/Kota Tahun (Jiwa/Km

2)

2015 2020 2025 2030

1 OKU 67 74 81 88

2 OKI 41 45 48 52

3 Muara Enim 81 90 98 107

4 Lahat 81 92 103 114

5 Musi Rawas 44 48 52 56

6 Musi Banyuasin 44 50 57 64

7 Banyuasin 66 69 72 75

Page 31: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 13

No Kabupaten/Kota Tahun (Jiwa/Km

2)

2015 2020 2025 2030

8 OKU Timur 187 203 218 234

9 OKU Selatan 61 65 69 73

10 Ogan Ilir 147 156 165 174

11 Empat Lawang 103 108 113 118

12 Palembang 3609 4153 4691 5224

13 Pagar Alam 206 225 243 262

14 Lubuk Linggau 532 594 656 718

15 Prabumulih 404 469 533 597

Total 85 93 102 111

Sumber : Dokumen RTRW, 2010.

2.1.7 Potensi Sumber Daya Alam

A. Kawasan Gambut

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki kawasan bergambut seluas 1,42

juta ha atau 15,46 % dari luas wilayah. Dengan luasan seperti ini menjadikan

Provinsi Sumatera Selatan sebagai provinsi terluas kedua di Pulau Sumatera

(setelah Provinsi Riau) yang memiliki kawasan gambut. Dilihat dari

ketebalannya, kawasan gambut di Provinsi Sumatera Selatan memiliki

ketebalan yang bervariasi antara 50 - 400 cm atau termasuk kategori dangkal

hingga dalam. Namun demikian 96,8 % termasuk gambut dangkal hingga

sedang, sisanya 3,2 % atau 45.009 ha merupakan gambut dalam yang

sebarannya terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin,

Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Berdasarkan

Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung, bahwa gambut

yang termasuk dalam kategori kawasan lindung apabila mempunyai ketebalan

lebih dari 3 m

.

Gambar 2.8 Peta Sebaran Lahan Gambut di Provinsi Sumatera Selatan

(Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

Page 32: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 14

B. Hutan

Provinsi Sumatera Selatan memiliki sumberdaya hutan yaitu seluas

3.829.522,435 ha atau sekitar 41,73 % dari luas Provinsi Sumatera Selatan.

Namun pada saat ini dengan potensi sumberdaya hutan yang dimiliki Provinsi

Sumatera Selatan yang tidak dibarengi dengan kontrol dari pengelolaan

kawasan hutan mengakibatkan sering terjadinya penebangan kayu liar dan

perambahan hutan. Selain itu Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu

provinsi di Indonesia yang rentan terhadap bencana kebakaran hutan, baik

yang disebabkan oleh manusia/masyarakat maupun yang disebabkan oleh

musim kemarau. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan di Provinsi

Sumatera Selatan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di dalam Provinsi

Sumatera Selatan saja, tapi dirasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah

provinsi yang berdekatan, bahkan hingga menimbulkan dampak internasional

hingga ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Gambar 2.9 Peta Sebaran Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Selatan (Sumber:

Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

C. Sumberdaya Air

Sumberdaya air di Provinsi Sumatera Selatan dibedakan menjadi 2 bagian,

yaitu sumberdaya air permukaan dan sumberdaya air tanah.

1. Air permukaan

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah kaya sumberdaya

air, karena dialiri oleh banyak sungai. Beberapa sungai yang relatif besar

adalah Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang.

Persediaan air di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada dasarnya sangat

Page 33: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 15

tergantung dari sungai-sungai utama, yakni Sungai Musi dan anak-anak

sungainya. Ketergantungan masyarakat yang tinggal di sepanjang pinggiran

sungai terhadap keberadaan sungai tersebut masih sangat besar terutama

dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari. Sehingga masih

banyak penduduk yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber air

bersih. Mereka mengambil air dari sungai kemudian diendapkan atau

ditambahkan kaporit, kemudian langsung digunakan sebagai air untuk

dimasak atau pada saat musim hujan mereka menampung air hujan untuk

dijadikan air minum. Kebiasaan ini sudah terjadi secara turun menurun sejak

dahulu. Hanya saja dulu air sungai masih belum terlalu tercemar. Saat ini

penggunaan air sungai tanpa pengolahan khusus akan sangat berbahaya

bagi kesehatan, karena pencemaran sungai sudah sangat tinggi.

2. Air tanah

Komponen utama pembentuk air tanah adalah air hujan yang sebagian

meresap ke dalam tanah di daerah imbuh (recharge area) dan sebagian

tersimpan di dalam akuifer serta sebagian lagi keluar secara alamiah di

daerah luah (discharge area). Berdasarkan tempatnya air tanah tidak

terlepas dari litologi dan morfologinya. Melihat persebaran keberadaan air

tanah di Provinsi Sumatera Selatan dapat dibedakan menjadi : wilayah air

tanah dataran, wilayah air tanah perbukitan dan wilayah air tanah kaki

gunung api (Robert, H. 1996). Namun, secara umum data potensi air tanah

di wilayah Provinsi Sumatera Selatan belum banyak dilakukan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Geologi Tata

Lingkungan, diketahui bahwa cekungan air tanah yang terdapat di Provinsi

Sumatera Selatan sebanyak 9 (sembilan) lokasi, yaitu :

- Dua cekungan di dalam provinsi

a) CAT Karangagung (Kab. Musi Banyuasin dan Kab. Ogan Komering

Ilir);

b) CAT Palembang-Kayuagung (Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan

Komering Ilir, dan Kota Palembang dan Prabumulih).

- Tujuh cekungan lintas batas provinsi

a) CAT Jambi-Dumai (Prov. Sumsel, Prov. Jambi, dan Prov. Riau);

b) CAT Bangko-Sarolangun (Prov. Sumsel dan Prov. Jambi);

c) CAT Sugiwaras (Prov. Sumsel dan Prov. Jambi);

d) CAT Lubuk Linggau-Muara Enim (Prov. Sumsel, Prov. Bengkulu, dan

Prov. Lampung);

Page 34: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 16

e) CAT Muaraduo-Curup (Prov. Sumsel dan Prov. Bengkulu).

f) CAT Baturaja (Prov. Sumsel dan Prov. Lampung).

g) CAT Ranau (Prov. Sumsel dan Prov. Lampung).

Gambar 2.10 Peta Cekungan Air Tanah Provinsi Sumatera Selatan (Sumber:

Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

D. Mineral dan Energi

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai potensi sumberdaya energi yang

sangat melimpah, baik sumberdaya energi fosil maupun nonfosil. Jenis

sumberdaya energi fosil seperti batubara, minyak, dan gas bumi merupakan

cadangan yang patut diperhitungkan secara nasional karena potensinya yang

cukup besar. Demikian juga dengan potensi sumberdaya non fosil yang bersifat

terbarukan seperti panas bumi, biomasa, dan mini/mikro-hidro, terdapat dalam

jumlah yang signifikan. Potensi sumberdaya energi terbarukan ini apabila

dikembangkan secara optimal akan memberikan alternatif untuk menggantikan

penggunaan energi fosil.

1. Minyak Bumi

Potensi cadangan minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan hingga saat ini

tersebar di Kabupaten Lahat, Muara Enim, Musi Banyuasin, Banyuasin,

Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, Ogan Ilir dan Kota Prabumulih. Cadangan

minyak di 8 (delapan) daerah tersebut diperkirakan sebesar 757,6 MMSTB

atau sekitar 8,78 % dari total cadangan minyak bumi nasional. Berdasarkan

statusnya cadangan minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan dengan

Page 35: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 17

status terbukti sebesar 448,2 MMSTB atau 10,7 % dari total cadangan

terbukti minyak bumi nasional.

Berdasarkan besarnya lifting yang terdapat di setiap derah penghasil, maka

terdapat beberapa sentra akumulasi besar dari minyak bumi di Provinsi

Sumatera Selatan, mulai dari yang terbesar sampai terkecil berturut-turut

adalah Kabupaten Musi Banyuasin (48,50%), Kabupaten Muara Enim

(24,04%), Kabupaten Musi Rawas (10,85%) dan Kabupaten Ogan Komering

Ulu (5,69%). Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi di 4 (empat)

kabupaten tersebut dapat dikategorikan sebagai area prospek ekonomi

tinggi.

2. Gas Bumi

Cadangan gas bumi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 24.179.980

BSCF. Bila dibandingkan dengan cadangan gas bumi nasional yaitu

185.797.870 BSCF, maka rasio potensi gas bumi Provinsi Sumatera Selatan

terhadap cadangan gas bumi nasional adalah 13,01%. Ada 2 (dua) sentra

akumulasi besar dari gas alam di Provinsi Sumatera Selatan apabila dilihat

berdasarkan lifting gas buminya, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin (48,41%)

dan Kabupaten Musi Rawas (39,21%). Wilayah kerja pertambangan gas

bumi di kedua kabupaten tersebut dapat dikategorikan sebagai area prospek

ekonomi tinggi.

3. Batubara

Potensi batubara di Provinsi Sumatera Selatan cukup besar, yaitu 22.240,4

juta ton atau sekitar 38,5 % dari total cadangan sumberdaya batubara

nasional yaitu 57.847,7 juta ton. Sedangkan potensi cadangan yang siap

tambang di Provinsi Sumatera Selatan adalah sekitar 2.653,9 juta ton atau

sekitar 38 % dari cadangan siap tambang nasional yaitu 6.981,6 juta ton.

Cadangan batubara di Provinsi Sumatera Selatan tersebar di 6 (enam)

kabupaten. Cadangan batubara di Provinsi Sumatera Selatan dengan status

terukur sebesar 19.843,68 juta ton, cadangan batubara dengan status

terunjuk sebesar 2.071,79 juta ton dan cadangan batubara dengan status

terekam sebesar 325 juta ton. Pengusahaan batubara di Provinsi Sumatera

Selatan terlihat sangat prospektif untuk masa-masa yang akan datang. Hal

ini dapat dilihat dari penjualan batubara yang memperlihatkan

kecenderungan naik dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Kenaikan

penjualan batubara terlihat signifikan seiring dengan peningkatan kebutuhan

batubara, terutama untuk PLTU. Selain dipergunakan untuk PLTU, batubara

Page 36: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 18

dimanfaatkan juga untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dan industri

lain (baja, smelter dan lain-lain).Pada tahun 2009 penjual batubara

mencapai 12.561.564 ton yang terdiri dari 7.547.714 ton dijual di dalam

negeri dan 4.416.311 ton dijual ke luar negeri.

4. Gas Metana(Coal Bed Methane/CBM)

Gas metana adalah gas yang terdapat didalam lapisan batubara. Pada

umumnya gas metana berasosiasi dengan gas CO2, N2 dan air. Wilayah

Provinsi Sumatera Selatan memiliki daerah prospektif seluas 20.000 km2

atau 27,03 % dari luas daerah prospektif di Indonesia. Sedangkan potensi

sumberdaya gas metana di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 120 TCF.

Gas metana dapat digunakan untuk keperluan gas domestik, pembangkit

listrik dan bahan baku untuk industri kimia. Peralatan dan infrastruktur yang

diperlukan dalam pemanfaatan gas metana adalah sama dengan yang

dipergunakan untuk gas bumi, sehingga di masa mendatang apabila gas

CBM telah diproduksi, maka dapat langsung disalurkan pada jaringan

pemipaan gas bumi yang telah tersedia.

5. Panas Bumi (Geothermal)

Panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Energi

tersebut berasal dari magma yang mendidihkan air yang ada di dalam tanah,

kemudian uap air yang ada dapat diubah menjadi tenaga listrik. Energi ini

tidak menimbulkan limbah seperti minyak bumi dan batubara. Potensi panas

bumi di Provinsi Sumatera Selatan berada di 3 (tiga) kabupaten yaitu

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Muara Enim dan Lahat. Potensi

panas bumi terbesar dan telah dikembangkan di Provinsi Sumatera Selatan

terdapat di Bukit Lumut Balai Kabupaten Muara Enim (835 MWe).

Berdasarkan manifestasi panas bumi di permukaan, lapangan Marga Bayur

dan Rantau Dedap mempunyai prospek untuk dikembangkan seperti

lapangan Lumut Balai. Akan tetapi, aksesibilitas menuju ke lokasi belum

memadai. Pengembangan lapangan-lapangan tersebut memerlukan

dukungan pemerintah daerah untuk meningkatkan infrastruktur dan

kebijakan pemanfaatan energi terbarukan. Pemanfaatan energi panas bumi

sebagai salah satu sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan

tentunya akan mendukung program Lumbung Energi Nasional bagi

Sumatera Selatan, dan sekaligus mendukung pengembangan energi mix

nasional.

Page 37: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 19

6. Energi Air

Provinsi Sumatera Selatan memiliki sumberdaya air yang sangat potensial

untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, namun hingga saat ini

pemanfaatan potensi energi air untuk pembangkit listrik di Provinsi Sumatera

Selatan belum dikembangkan secara optimal. Hal ini merupakan peluang

yang besar untuk diversifikasi energi.

Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat potensi sumberdaya air untuk

Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) yang tersebar di 5 (lima)

kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Lahat, Musi Rawas, OKU Selatan, Muara

Enim dan Kota Pagar Alam. Total daya yang dapat dihasilkan dari

sumberdaya air yang terdapat di 5 (lima) kabupaten/kota tersebut sekitar

8.506,08 KW. Namun hingga saat ini potensi sumberdaya air yang ada

tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan energi listrik di

Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini dapat dilihat dari daya terpasang pada

Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH) yang baru mencapai 310 KW atau

3,64 % dari potensi total daya yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Selain potensi sumberdaya air untuk PLTMH, di Provinsi Sumatera Selatan

juga memiliki sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA) yang terdapat di Sungai Lematang (83,2 MW),

Sungai Enim (47 MW) dan Danau Ranau (34 MW).

Dilihat dari potensi dan pemanfaatannya maka terdapat daerah yang belum

memanfaatkan potensi sumberdaya air yang dimiliki, yaitu Kabupaten Musi

Rawas yang memiliki potensi daya terbesar untuk PLTMH dan Kota Pagar

Alam.

Gambar 2.11 Peta Sebaran Kawasan Pertambangan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan)

Page 38: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 20

2.1.8 Potensi Ekonomi

Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan

masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan

pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar

pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan

yang sebaik mungkin.

A. Struktur dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Struktur ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat dari besaran

distribusi persentase sektoral. Distribusi persentase PDRB sektoral

menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap

PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin

besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi wilayah.

Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan kontribusi

terbesar dalam PDRB Provinsi Sumatera Selatan. Namun perkembangan

kontribusi sektor ini cenderung menurun selama periode tahun 2003-2008.

Besarnya pendapatan dari sektor pertambangan didukung oleh pendapatan dari

sub sektor minyak dan gas bumi yaitu sebesar 19,26% dari total PDRB Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2008. Selanjutnya, sektor kedua yang memberikan

kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor

pertanian (19,92%). Besarnya pendapatan dari sektor ini didukung oleh

pendapatan dari sub sektor tanaman perkebunan yaitu sebesar 9,34% dan sub

sektor bahan makanan sebesar 4,77% dari total PDRB Provinsi Sumatera

Selatan. Kemudian diikuti oleh sektor industri dan pengolahan sebesar 17,45%

pada tahun 2008.

Struktur ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh tiga sektor

berturut-turut, yakni sektor pertambangan, pertanian, dan industri. Di samping

itu, terdapat pengelompokan tiga kegiatan ekonomi sektoral yang terdiri dari

kegiatan ekonomi primer (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,

peternakan, perikanan, dan pertambangan), sekunder (industri baik migas dan

non-migas, listrik, gas, dan air, serta bangunan), dan tersier (Perdagangan,

Hotel & Restoran; Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan; serta Jasa-jasa). Besarnya kontribusi masing-masing kegiatan

Page 39: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 21

ekonomi pada tahun 2008 adalah kegiatan ekonomi primer 43,36%, ekonomi

sekunder 25,53%, dan ekonomi tersier 31,10%. Dari angka tersebut di atas,

maka Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh kelompok kegiatan sektor

primer, yaitu pertanian dan pertambangan. Dominasi tersebut terjadi sejak

tahun 2003 hingga tahun 2008.

Tabel II.4. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun

2003-2008

No Lapangan Usaha Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PERTANIAN 11.111.295 12.495.630 14.358.881 17.300.120 20.080.335 22.965.527

a.Tanaman Bahan Makanan 2.687.544 2.925.392 3.417.772 4.299.814 5.113.040 5.777.636

b.Tanaman Perkebunan 4.882.162 5.544.702 6.464.934 7.452.310 8.504.813 9.560.085

c.Peternakan 869.214 975.112 1.054.465 1.251.997 1.543.626 1.928.279

d.Kehutanan 901.976 997.983 1.149.021 1.563.352 1.868.394 2.258.354

e.Perikanan 1.770.399 2.052.441 2.272.689 2.732.647 3.050.462 3.441.173

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 13.221.726 16.051.383 23.247.361 25.060.662 27.412.484 34.007.690

a.Minyak dan Gas Bumi 10.866.322 13.398.664 20.230.806 21.532.737 23.375.542 29.351.296

b.Pertambangan Tanpa Migas 1.592.349 1.798.463 2.056.366 2.359.360 2.613.043 2.906.621

Penggalian 763.055 854.256 960.189 1.168.565 1.423.899 1.749.773

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 12.450.539 13.711.349 17.867.383 22.286.619 25.305.859 30.755.546

a.Industri Migas 4.958.738 5.449.945 8.574.029 10.895.958 11.614.895 15.212.769

b.Indutri Tanpa Migas 7.491.801 8.261.404 9.293.354 11.390.661 13.690.964 15.542.777

1. Makanan. Minuman dan Tembakau 3.547.557 3.976.623 4.425.410 5.361.688 6.474.759 7.287.132

2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 63.830 70.544 77.069 88.568 103.886 115.265

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 990.988 1.026.772 1.025.440 1.171.592 1.359.906 1.507.564

4. Kertas dan Barang Cetakan 6.524 7.184 8.104 9.765 11.610 13.807

5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 2.563.893 2.831.292 3.361.787 4.295.724 5.204.285 5.992.505

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 164.239 181.460 208.679 256.233 300.519 364.550

7. Logam Dasar Besi & Baja 62.226 66.858 74.273 78.079 87.251 96.283

8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 92.544 100.671 112.592 129.012 148.748 165.671

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 380.447 425.332 469.827 528.033 592.068 647.510

a.Listrik 325.540 362.129 398.054 443.832 494.578 531.901

b.Gas 4.912 8.476 11.361 16.048 21.958 29.609

c.Air Bersih 49.995 54.727 60.412 68.153 75.532 86.000

5 BANGUNAN 3.762.967 4.300.361 5.079.274 5.810.671 6.742.083 8.027.137

6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 6.605.709 7.622.541 9.051.350 10.941.014 12.919.872 15.965.866

a.Perdagangan Besar & Eceran 6.071.697 7.022.768 8.336.020 10.066.454 11.833.200 14.577.765

b.Hotel 45.708 51.115 58.861 71.436 90.713 119.682

c.Restoran 488.304 548.658 656.469 803.124 995.959 1.268.419

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 2.120.056 2.479.595 3.131.687 3.891.921 4.556.115 5.499.983

a.Pengangkutan 1.647.254 1.823.229 2.278.342 2.856.137 3.176.356 3.845.110

1. Angkutan Rel 124.544 134.201 135.271 142.504 142.305 149.708

2. Angkutan Jalan Raya 939.475 1.034.368 1.376.322 1.822.397 2.019.092 2.500.059

3. Angkutan Laut 241.745 254.694 289.080 325.952 365.463 415.107

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr 59.535 64.367 76.752 88.726 98.396 115.383

5. Angkutan Udara 105.269 137.423 169.867 206.677 248.502 319.620

6. Jasa Penunjang Angkutan 176.686 198.176 231.050 269.881 302.598 345.233

b.Komunikasi 472.802 656.366 853.345 1.035.784 1.379.759 1.654.873

1. Pos dan Telekomunikasi 463.624 645.457 841.386 1.023.056 1.365.881 1.641.055

2. Jasa Penunjang Komunikasi 9.178 10.909 11.959 12.728 13.878 13.818

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1.980.596 2.261.167 2.653.394 3.162.870 3.750.156 4.492.248

a. Bank 119.449 148.153 175.837 198.685 221.251 235.889

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 30.624 33.813 39.328 48.838 55.622 61.177

c. Jasa Penunjang Keuangan 353 393 438 518 581 623

d. Sewa Bangunan 1.641.969 1.876.357 2.213.883 2.657.020 3.184.092 3.863.763

e. Jasa Perusahaan 188.201 202.451 223.908 257.809 288.610 330.796

Page 40: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 22

No Lapangan Usaha Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

9 JASA-JASA 4.305.340 4.972.017 5.672.353 6.946.853 8.536.735 10.997.375

a. Pemerintahan Umum 2.722.395 3.261.621 3.809.152 4.862.807 6.138.385 8.198.517

b. Swasta 1.582.945 1.710.396 1.863.201 2.084.046 2.398.350 2.798.858

1. Sosial Kemasyarakatan 671.542 746.235 829.171 940.362 1.098.732 1.309.626

2. Hiburan & Rekreasi 16.758 17.836 19.940 22.493 25.095 28.222

3. Perorangan & Rumahtangga 894.645 946.325 1.014.090 1.121.191 1.274.523 1.461.010

TOTAL 55.938.675 64.319.375 81.531.510 95.928.763 109.895.707 133.358.882

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2009

Tabel II.5. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Atas

Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun

2003-2008

No Lapangan usaha Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PERTANIAN 8.725.687 9.261.544 9.805.678 10.437.334 11.113.699 11.567.788

a.Tanaman Bahan Makanan 2.050.621 2.220.002 2.323.232 2.446.207 2.632.452 2.770.461

b.Tanaman Perkebunan 3.876.578 4.118.864 4.441.783 4.830.883 5.183.054 5.422.696

c.Peternakan 662.363 696.608 726.980 769.461 816.210 858.351

d.Kehutanan 836.940 874.268 907.403 931.358 934.675 921.978

e.Perikanan 1.299.185 1.351.802 1.406.280 1.459.425 1.547.308 1.594.302

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 13.220.709 13.274.424 13.330.108 13.377.903 13.411.653 13.616.652

a.Minyak dan Gas Bumi 11.234.705 11.194.260 11.164.036 11.123.845 11.068.208 11.188.175

b.Pertambangan Tanpa Migas 1.407.290 1.466.959 1.514.787 1.556.141 1.590.532 1.638.414

Penggalian 578.714 613.205 651.285 697.917 752.913 790.063

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 7.942.045 8.408.110 8.807.199 9.273.621 9.801.805 10.136.764

a.Industri Migas 2.201.971 2.181.052 2.151.826 2.119.979 2.087.757 2.114.175

b.Indutri Tanpa Migas 5.740.074 6.227.058 6.655.373 7.153.642 7.714.048 8.022.589

1. Makanan. Minuman dan Tembakau 2.705.126 2.959.678 3.214.506 3.509.276 3.844.151 4.042.828

2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 62.054 65.653 69.500 73.899 78.850 82.317

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 808.718 811.549 805.443 797.711 789.638 779.221

4. Kertas dan Barang Cetakan 5.688 5.941 6.269 6.664 7.149 7.589

5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 1.917.378 2.129.111 2.291.136 2.483.362 2.696.683 2.797.854

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 112.756 121.304 130.475 140.743 151.383 161.938

7. Logam Dasar Besi & Baja 41.635 42.776 44.029 45.302 46.444 47.302

8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 86.719 91.046 94.015 96.685 99.750 103.540

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 205.662 216.931 231.369 248.673 267.073 281.069

a.Listrik 165.366 173.783 185.426 200.056 214.667 223.643

b.Gas 4.600 6.139 7.308 7.969 8.665 9.522

c.Air Bersih 35.696 37.009 38.635 40.648 43.741 47.904

5 BANGUNAN 3.069.555 3.332.309 3.585.898 3.845.876 4.157.657 4.412.936

6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5.618.867 5.967.998 6.429.518 6.939.621 7.567.159 8.101.478

a.Perdagangan Besar & Eceran 5.157.180 5.469.969 5.899.908 6.373.082 6.930.089 7.364.230

b.Hotel 40.231 42.646 45.738 49.425 56.227 66.058

c.Restoran 421.456 455.383 483.872 517.114 580.843 671.190

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 1.612.040 1.797.325 2.005.038 2.216.756 2.534.185 2.886.983

a.Pengangkutan 1.219.197 1.315.074 1.401.592 1.492.152 1.596.752 1.703.748

1. Angkutan Rel 74.658 77.704 76.228 79.101 77.931 79.153

2. Angkutan Jalan Raya 679.488 715.025 757.525 803.170 853.689 904.293

3. Angkutan Laut 165.579 174.735 190.274 203.822 219.781 236.308

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr 47.325 49.165 51.211 53.531 56.079 58.537

5. Angkutan Udara 106.804 139.497 156.502 173.436 197.214 218.429

6. Jasa Penunjang Angkutan 145.343 158.948 169.852 179.092 192.058 207.028

b.Komunikasi 392.843 482.251 603.446 724.604 937.433 1.183.235

1. Pos dan Telekomunikasi 385.412 474.287 594.994 715.659 927.887 1.173.126

2. Jasa Penunjang Komunikasi 7.431 7.964 8.452 8.945 9.546 10.109

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1.617.057 1.732.202 1.859.817 2.013.374 2.197.304 2.386.939

a. Bank 102.910 127.371 141.781 150.032 163.220 171.026

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 22.887 23.784 24.535 25.906 27.934 30.045

c. Jasa Penunjang Keuangan 263 266 274 288 307 322

d. Sewa Bangunan 1.316.302 1.397.386 1.500.328 1.631.457 1.783.450 1.945.459

e. Jasa Perusahaan 174.695 183.395 192.899 205.691 222.393 240.087

Page 41: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 23

No Lapangan usaha Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

9 JASA-JASA 3.235.779 3.353.552 3.578.911 3.861.690 4.211.579 4.689.418

a. Pemerintahan Umum 1.908.892 1.947.437 2.077.473 2.249.280 2.461.461 2.729.434

b. Swasta 1.326.887 1.406.115 1.501.438 1.612.410 1.750.118 1.959.984

1. Sosial Kemasyarakatan 541.284 577.821 623.296 675.341 734.231 832.536

2. Hiburan & Rekreasi 15.303 15.781 16.553 17.409 18.424 19.814

3. Perorangan & Rumahtangga 770.300 812.513 861.589 919.660 997.463 1.107.634

TOTAL 45.247.401 47.344.395 49.633.536 52.214.848 55.262.114 58.080.027

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2009

Tabel II.6. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga

Konstan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 (%)

NO LAPANGAN USAHA

TAHUN Rata-Rata

2003- 2004

2004- 2005

2005- 2006

2006- 2007

2007- 2008

1 PERTANIAN 6,14 5,88 6,44 6,48 4,09 5,80

a. Tanaman Bahan Makanan 8,26 4,65 5,29 7,61 5,24 6,21

a. Tanaman Perkebunan 6,25 7,84 8,76 7,29 4,62 6,95

b.Peternakan 5,17 4,36 5,84 6,08 5,16 5,32

c. Kehutanan 4,46 3,79 2,64 0,36 -1,36 1,98

d.Perikanan 4,05 4,03 3,78 6,02 3,04 4,18

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,41 0,42 0,36 0,25 1,53 0,59

a.Minyak dan Gas Bumi -0,36 -0,27 -0,36 -0,50 1,08 -0,08

b.Pertambangan Tanpa Migas 4,24 3,26 2,73 2,21 3,01 3,09

c.Penggalian 5,96 6,21 7,16 7,88 4,93 6,43

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 5,87 4,75 5,30 5,70 3,42 5,00

a.Industri Migas -0,95 -1,34 -1,48 -1,52 1,27 -0,80

b.Indutri Tanpa Migas 8,48 6,88 7,49 7,83 4,00 6,94

1. Makanan. Minuman dan Tembakau 9,41 8,61 9,17 9,54 5,17 8,38

2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 5,80 5,86 6,33 6,70 4,40 5,82

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,35 -0,75 -0,96 -1,01 -1,32 -0,74

4. Kertas dan Barang Cetakan 4,45 5,52 6,30 7,28 6,15 5,94

5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 11,04 7,61 8,39 8,59 3,75 7,88

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7,58 7,56 7,87 7,56 6,97 7,51

7. Logam Dasar Besi & Baja 2,74 2,93 2,89 2,52 1,85 2,59

8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 4,99 3,26 2,84 3,17 3,80 3,61

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,48 6,66 7,48 7,40 5,24 6,45

a.Listrik 5,09 6,70 7,89 7,30 4,18 6,23

b.Gas 33,46 19,04 9,04 8,73 9,89 16,03

c.Air Bersih 3,68 4,39 5,21 7,61 9,52 6,08

5 BANGUNAN 8,56 7,61 7,25 8,11 6,14 7,53

6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 6,21 7,73 7,93 9,04 7,06 7,60

a.Perdagangan Besar & Eceran 6,07 7,86 8,02 8,74 6,26 7,39

b.Hotel 6,00 7,25 8,06 13,76 17,48 10,51

c.Restoran 8,05 6,26 6,87 12,32 15,55 9,81

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 11,49 11,56 10,56 14,32 13,92 12,37

a.Pengangkutan 7,86 6,58 6,46 7,01 6,70 6,92

1. Angkutan Rel 4,08 -1,90 3,77 -1,48 1,57 1,21

2. Angkutan Jalan Raya 5,23 5,94 6,03 6,29 5,93 5,88

3. Angkutan Laut 5,53 8,89 7,12 7,83 7,52 7,38

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr 3,89 4,16 4,53 4,76 4,38 4,34

5. Angkutan Udara 30,61 12,19 10,82 13,71 10,76 15,62

6. Jasa Penunjang Angkutan 9,36 6,86 5,44 7,24 7,79 7,34

b.Komunikasi 22,76 25,13 20,08 29,37 26,22 24,71

1. Pos dan Telekomunikasi 23,06 25,45 20,28 29,65 26,43 24,97

2. Jasa Penunjang Komunikasi 7,17 6,13 5,83 6,72 5,90 6,35

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 7,12 7,37 8,26 9,14 8,63 8,10

a. Bank 23,77 11,31 5,82 8,79 4,78 10,89

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 3,92 3,16 5,59 7,83 7,56 5,61

c. Jasa Penunjang Keuangan 1,14 3,01 5,11 6,60 4,89 4,15

d. Sewa Bangunan 6,16 7,37 8,74 9,32 9,08 8,13

e. Jasa Perusahaan 4,98 5,18 6,63 8,12 7,96 6,57

9 JASA-JASA 3,64 6,72 7,90 9,06 11,35 7,73

a. Pemerintahan Umum 2,02 6,68 8,27 9,43 10,89 7,46

Page 42: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 24

NO LAPANGAN USAHA

TAHUN Rata-Rata

2003- 2004

2004- 2005

2005- 2006

2006- 2007

2007- 2008

b. Swasta 5,97 6,78 7,39 8,54 11,99 8,13

1. Sosial Kemasyarakatan 6,75 7,87 8,35 8,72 13,39 9,02

2. Hiburan & Rekreasi 3,12 4,89 5,17 5,83 7,54 5,31

3. Perorangan & Rumahtangga 5,48 6,04 6,74 8,46 11,05 7,55

TOTAL 4,63 4,84 5,20 5,84 5,10 5,12

Sumber : Hasil Analisis, 2010.

Tabel II.7. Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga

Konstan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 (%)

NO LAPANGAN USAHA TAHUN

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 PERTANIAN 19,28 19,56 19,76 19,99 20,11 19,92

a. Tanaman Bahan Makanan 4,53 4,69 4,68 4,68 4,76 4,77

b. Tanaman Perkebunan 8,57 8,70 8,95 9,25 9,38 9,34

b.Peternakan 1,46 1,47 1,46 1,47 1,48 1,48

c. Kehutanan 1,85 1,85 1,83 1,78 1,69 1,59

d.Perikanan 2,87 2,86 2,83 2,80 2,80 2,75

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 29,22 28,04 26,86 25,62 24,27 23,44

a.Minyak dan Gas Bumi 24,83 23,64 22,49 21,30 20,03 19,26

b.Pertambangan Tanpa Migas 3,11 3,10 3,05 2,98 2,88 2,82

c.Penggalian 1,28 1,30 1,31 1,34 1,36 1,36

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 17,55 17,76 17,74 17,76 17,74 17,45

a.Industri Migas 4,87 4,61 4,34 4,06 3,78 3,64

b.Indutri Tanpa Migas 12,69 13,15 13,41 13,70 13,96 13,81

1. Makanan. Minuman dan Tembakau 5,98 6,25 6,48 6,72 6,96 6,96

2. Tekstil. Brg. Kulit & Alas kaki 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 1,79 1,71 1,62 1,53 1,43 1,34

4. Kertas dan Barang Cetakan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

5. Pupuk. Kimia & Brg. dari Karet 4,24 4,50 4,62 4,76 4,88 4,82

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,25 0,26 0,26 0,27 0,27 0,28

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,09 0,09 0,09 0,09 0,08 0,08

8. Alat Angk.. Mesin & Peralatannya 0,19 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,45 0,46 0,47 0,48 0,48 0,48

a.Listrik 0,37 0,37 0,37 0,38 0,39 0,39

b.Gas 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02

c.Air Bersih 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08

5 BANGUNAN 6,78 7,04 7,22 7,37 7,52 7,60

6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,42 12,61 12,95 13,29 13,69 13,95

a.Perdagangan Besar & Eceran 11,40 11,55 11,89 12,21 12,54 12,68

b.Hotel 0,09 0,09 0,09 0,09 0,10 0,11

c.Restoran 0,93 0,96 0,97 0,99 1,05 1,16

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3,56 3,80 4,04 4,25 4,59 4,97

a.Pengangkutan 2,69 2,78 2,82 2,86 2,89 2,93

1. Angkutan Rel 0,16 0,16 0,15 0,15 0,14 0,14

2. Angkutan Jalan Raya 1,50 1,51 1,53 1,54 1,54 1,56

3. Angkutan Laut 0,37 0,37 0,38 0,39 0,40 0,41

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

5. Angkutan Udara 0,24 0,29 0,32 0,33 0,36 0,38

6. Jasa Penunjang Angkutan 0,32 0,34 0,34 0,34 0,35 0,36

b.Komunikasi 0,87 1,02 1,22 1,39 1,70 2,04

1. Pos dan Telekomunikasi 0,85 1,00 1,20 1,37 1,68 2,02

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 3,57 3,66 3,75 3,86 3,98 4,11

a. Bank 0,23 0,27 0,29 0,29 0,30 0,29

b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

d. Sewa Bangunan 2,91 2,95 3,02 3,12 3,23 3,35

e. Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0,39 0,39 0,40 0,41

9 JASA-JASA 7,15 7,08 7,21 7,40 7,62 8,07

a. Pemerintahan Umum 4,22 4,11 4,19 4,31 4,45 4,70

b. Swasta 2,93 2,97 3,03 3,09 3,17 3,37

Page 43: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 25

NO LAPANGAN USAHA TAHUN

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1. Sosial Kemasyarakatan 1,20 1,22 1,26 1,29 1,33 1,43

2. Hiburan & Rekreasi 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

3. Perorangan & Rumahtangga 1,70 1,72 1,74 1,76 1,80 1,91

Sumber : Hasil Analisis, 2010.

Tabel II.8. Kontribusi kelompok Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier di

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 (%)

N

o Lapangan Usaha

Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

A PRIMER 48,50 47,60 46,62 45,61 44,38 43,36

1 Pertanian 19,28 19,56 19,76 19,99 20,11 19,92

2 Pertambangan & Penggalian 29,22 28,04 26,86 25,62 24,27 23,44

B SEKUNDER 24,78 25,26 25,43 25,61 25,74 25,53

3 Industri Pengolahan 17,55 17,76 17,74 17,76 17,74 17,45

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,46 0,47 0,48 0,48 0,48

5 Bangunan 6,78 7,04 7,22 7,37 7,52 7,6

C TERSIER 26,70 27,15 27,95 28,80 29,88 31,10

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 12,42 12,61 12,95 13,29 13,69 13,95

7 Pengangkutan & Komunikasi 3,56 3,8 4,04 4,25 4,59 4,97

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,57 3,66 3,75 3,86 3,98 4,11

9 Jasa-jasa 7,15 7,08 7,21 7,4 7,62 8,07

TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Hasil Analisis, 2010.

1. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat

dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka pendapatan

perkapita biasanya digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat

kesejahteraan penduduk.

Pendapatan perkapita di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan

terus menerus setiap tahunnya. Pendapatan perkapita pada tahun 2005

sebesar Rp. 12.263.299,00, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp.

18.720.194,00.

Tabel II.9. Pendapatan Perkapita di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-

2008

No Keterangan 2005 2006 2007 2008

1 PDRB Adh. Berlaku 81.531.510 95.928.763 109.895.707 133.358.882

2 Jumlah Penduduk 6.648.416 6.899.892 7.019.984 7.123.798

3 Pendapatan Perkapita 12.263.299 13.902.937 15.654.695 18.720.194

Sumber : Pengolahan Data, 2010

Page 44: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 26

Lahan Sawah di Tugumulyo

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Perkebunan Kelapa Sawit

Di Kabupaten Musi Banyuasin

a. Peran dan Produksi Sektoral

1) Pertanian

Sektor pertanian di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dikelompokkan

dalam sub sektor tanaman bahan makanan/pangan dan hortikultura, sub

sektor perkebunan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan.

- Tanaman Pangan dan Holtikultura

Sesuai dengan penetapan Provinsi

Sumatera Selatan sebagai Lumbung

Pangan, maka sektor pertanian

khususnya sub sektor tanaman

pangan dan hortikultura menempati

prioritas utama untuk

pengembangannya. Dari semua

komoditi yang ada dan diusahakan oleh masyarakat, ada

beberapa komoditi yang memliki potensi dan peluang yang cukup

besar serta prospek yang cukup baik untuk dikembangkan, yaitu

padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar

(tanaman pangan); sedangkan untuk komoditi holtikultura terdiri

dari buah-buahan (duku, durian, jeruk, rambutan, pisang dan

nenas), serta sayur-sayuran (kacang panjang, cabe, tomat,

terong, dan timun).

- Tanaman Perkebunan

Subsektor Perkebunan merupakan

salah satu andalan yang menjadi

sumber pendapatan masyarakat dan

Pemerintah Daerah di wilayah

Provinsi Sumatera Selatan. Jenis

komoditi tanaman perkebunan yang

paling menonjol dan banyak

diusahakan serta memiliki potensi pengembangan di Provinsi

Sumatera Selatan antara lain : karet, kelapa sawit dan kopi.

Page 45: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 27

Budidaya Perikanan Kolam Air Tawar

Di Kota Pagar Alam

- Peternakan

Subsektor peternakan di wilayah

Provinsi Sumatera Selatan masih

memiliki potensi yang besar untuk

dikembangkan. Hal ini patut

mendapat perhatian khusus

mengingat bahan pangan asal ternak merupakan sumber protein

hewani yang tidak bisa digantikan oleh bahan pangan lainnya bagi

masyarakat.

Dari berbagai jenis ternak yang ada, beberapa ternak yang

memiliki potensi besar dan prospek yang baik untuk

dikembangkan antara lain, ayam ras pedaging, ayam buras, ayam

ras petelur, itik, kambing dan sapi potong.

- Perikanan

Sub sektor perikanan di wilayah

Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari

perikanan tangkap dan budidaya.

Produksi perikanan tangkap yang

berasal dari laut hanya dua wilayah

yang memiliki potensi untuk menjadi

sentra produksi yaitu Kabupaten

Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sedangkan untuk

perikanan tangkap yang berasal dari perairan umum hampir

semua wilayah kabupaten/kota berproduksi.

Untuk perikanan budidaya di wilayah Provinsi Sumatera Selatan

terdiri dari berbagai jenis usaha atau sistem budidaya (produksi)

nya. Untuk perikanan budidaya, dilihat dari jenis sistem budidaya

yang potensial adalah kolam air tawar, tambak, keramba dan

kolam air deras.

Page 46: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 28

Kawasan Pertambangan Batubara Bukit Asam, Muara Enim

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian

memiliki peranan yang sangat besar

dalam perekonomian Provinsi

Sumatera Selatan. Dalam komposisi

PDRB dengan migas, distribusi sektor

pertambangan dan penggalian

merupakan sektor dengan nilai

distribusi tertinggi, yakni 33,24 % (atas dasar harga konstan) dari

total PDRB Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008. Sedangkan dalam

komposisi PDRB tanpa migas, distribusi sektor pertambangan turun

menjadi 5,18 % (atas dasar harga konstan) dari total PDRB Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2008.

Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi yang memiliki

kekayaan sumberdaya alam fosil yang melimpah.Hal ini dapat

dibuktikan dengan terdapatnya sekitar cadangan gas bumi 24.179,98

BSCF di Provinsi Sumatera Selatan atau ± 13,01% dari total

cadangan gas bumi di Indonesia.Selain itu, Provinsi Sumatera Selatan

juga memiliki cadangan batubara sekitar ± 38,44% dari total

cadangan batubara Nasional atau sebesar 22.240,47 juta ton,

sedangkan cadangan minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan

sebesar ± 8,78 % dari total cadangan minyak bumi Nasional atau

sebesar 757,60 MMSTB.

Selain itu, di Provinsi Sumatera Selatan juga terdapat cadangan

sumberdaya mineral lain yang tersebar di daerah kabupaten/kota di

Provinsi Sumatera Selatan. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi

energi dan sumberdaya mineral dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II.10. Potensi Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2009

No Komoditas Satuan

Potensi/Cadangan

% Nasional

Sumatera

Selatan

1 Minyak Bumi MMSTB 8.626,96 757,60 8,78

2 Gas Bumi BSCF 185.797,87 24.179,98 13,01

3 Batubara Juta Ton 57.847 22.240,47 38,44

Page 47: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 29

Pabrik Pengolahan Teh di Kota Pagar Alam

4 Emas Ton Au 1.300 176 13,54

5 Perak Ton Ag 5.200 352,50 6,78

6 Pasir Kuarsa Juta Ton - 15,90 -

7 Kaolin Juta Ton - 99,21 -

8 Batu Gamping Juta Ton - 104,60 -

9 Bentonit Juta Ton - 65,18 -

10 Marmer Juta M3

- 269,63 -

11 Andesit Juta M3 - 11,45 -

12 Trass Juta M3 - 322,65 -

13 Seng Juta Ton Zn - 1,80 -

14 Besi Juta Ton Fe - 275 -

15 Coal Bed Methane Triliun Kubik - 18,30 -

Sumber : Statistik Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan, 2009.

3) Sektor Industri

Sektor industri pengolahan di Provinsi

Sumatera Selatan terdiri dari sub sektor

industri migas dan non migas.

Berdasarkan distribusi PDRB atas dasar

harga konstan, sektor industri

pengolahan didominasi oleh sub sektor

industri tanpa migas sebesar 13,81%

dan industri migas sebesar 3,64%dari total PDRB atas dasar harga

konstan. Selanjutnya apabila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan

ekonomi atas dasar harga konstan, sub sektor industri tanpa migas

terus mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun 2003-2008

dengan rata-rata laju pertumbuhan sekitar 6,94%, sedangkan sub

sektor industri dengan migas mengalami pertumbuhan yang negatif

dari tahun 2003 hingga tahun 2008.

Berdasarkan penyerapan tenaga kerja sub sektor industri tanpa

migas dapat menyerap tenaga kerja di Provinsi Sumatera Selatan

sebanyak 24.509 tenaga kerja yang tersebar di 152 perusahaan.

Untuk lebih jelasnya mengenai profil industri di Provinsi Sumatera

Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel II.11. Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Industri

Besar dan Sedang di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008

No Jenis Industri Jumlah

Perusahaan Tenaga Kerja

Nilai Produksi (Milyar Rp)

1 Makanan dan Minuman 51 8.282 2.705.645

2 Tekstil dan Pakaian Jadi 4 260 1.315

3 Kayu, Barang Kayu, dan Anyaman 46 5.151 318.046

Page 48: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 30

4 Penertiban, percetakan dan media 2 121 11.113

5 Kimia dan Barang Kimia 4 5.200 1.523.015

6 Karet, Barang Karet dan Plastik 21 3.899 4.084.617

7 Barang Galian Bukan Logam 5 718 7.329

8 Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Perlengkapan 6 152 36.076

9 Perangkutan 7 356 41.918

10 Furnitur dan Industri Pengaolahannya 6 370 11.461

Total 152 24.509 8.740.535

Sumber : Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka, 2008.

2.2 Program Prioritas Daerah

Program pembangunan di propinsi Sumatera Selatan tersusun dalam

beberapa rencana pembangunan mulai dari jangka panjang (RPJPD),

menengah (RPJMD), rencana kerja pemerintah daerah (RKPD), dan

rencana pembangunan di tingkat satuan kerja perangkat daerah yang

disebut rencana strategis satuan kerja perangkat daerah (Renstra SKPD).

Rencana – rencana pembangunan tersebut harus terintegrasi dan

berkelanjutan sehingga pembangunan yang dilakukan sesuai dengan

sasaran.

A. Rencana Pembangunan Jagka Panjang Daerah (RPJPD)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan

rencana pembangunan yang disusun untuk jangka waktu 20 tahun

mendatang. Oleh karena itu, seluruh perencanaan pembangunan

laiannya mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD), Rencana Kerja tahunan Pemerintah Daerah (RKPD) dan

Rencana Kerja tahunan SKPD harus mengacu kepada RPJPD.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang disusun untuk mencapai tujuan

pembangunan yang mengacu pada arah pembangunan dengan

dilandasi strategi pertumbuhan, pemerataan, keserasian, keseimbangan,

dan interkoneksitas, serta dinamis. Berdasarkan fungsi yang menjadi

kewenangan pemerintah propinsi, maka pencapaian sasaran

pembangunan dilakukan melalui penetapan arah pembangunan daerah

yang terdiri dari:

1. Agenda penetapan pertumbuhan ekonomi dan penegasan arah

pembangunan ekonomi.

2. Agenda peningkatan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

3. Agenda pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan

sumberdaya yang berkelanjutan.

Page 49: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 31

4. Agenda pembangunan pemerintahan yang adil, jujur, bersih dan

bertanggung jawab.

Dalam upaya pencapaian visi pembangunan jangka panjang maka

diperlukan tahapan dan skala prioritas yang akan dituangkan kedalam

rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sasaran

pokok dalam RPJPD harus dapat diimplementasikan dalam empat

RPJMD selama kurun waktu 20 tahun kedepan.

Dalam tahapan tersebut program pembangunan diprioritaskan kepada:

a. Memantapkan pertumbuhan ekonomi dan menegaskan arah

pembangunan ekonomi :

- Mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi daerah melalui

peningkatan produktivitas sector pertanian, pertambangan dan

pariwisata.

- Pembangunan struktur ekonomi primer (pertanian,

pertambangan, dan penggalian) yang didukung oleh sector

sekunder melalui peningkatan nilai tambah sector primer,

manufaktur, dan jasa yang memiliki keterkaitan erat

- Perluasan sector unggulan daerah melalui penggalian sector –

sector baru yang berpotensi dan memiliki nilai tambah.

- Peningkatan Surplus Neraca Perdagangan Daerah melalui

peningkatan investasi, peningkatan daya saing, peningkatan

ekspor komoditi unggulan yang mampu bersaing, dan penurunan

jumlah impor yang digantikan dengan produk local.

- Pengurangan angka penganguran di perkotaan

- Pengurangan angka kemiskinan dan aangka kesenjangan

pendapatan melalui pemberdayaan penduduk miskin,

pemerataan kesempatan bekerja dan berusaha, dan

peningkatan pertumbuhan sector riil

- Perbaikan kualitas sumberdaya manusia melalui pemerataan

pelayanan pendidikan, kesehatan, dan peningkatan daya beli.

b. Menigkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat :

- Perbaikan kualitas dan pelayanan pendidikan

- Perbaikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui

pemerataan kesempatan dan akses terhadap informasi dan

teknologi, pemberdayaan lembaga penelitian, dan

penyebarluasan hasil dan implementasi hasil penelitian

Page 50: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 32

- Perbaikan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan

pemeriksaan dan pelayanan ibu dan bayi, peningkatan fasilitas

melahirkan dan pemerataan keterseediaan paramedic beserta

sarana kesehatannya

- Perbaikan kualitas pemukiman dan perumahan melalui

pemerataan penyediaan perumahan sehat sederhana beserta

sarana air bersih dan drainase serta air limbah, dan perbaikan

kawasan kumuh.

c. Pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumberdaya

yang berkelanjutan

- Perbaikan pemanfaatan sumberdaya energy yang berwawasan

lingkungan melalui mengidentifikasi kawasan lindung geologi

dan kawasan budidaya secara geologis, perbaikan sistem

pengelolaan energy dan teknologi energy, dan pemenuhan

kecukupan cadangan energy.

- Perencanaan dan penerapan tata ruang yang adil dan seimbang

melalui penetapan pola lokasi kota – kota, distribusi hirarki kota

seimbang dalam setiap tingkatan, dan distrubusi fungsi kota

yang sesuai dengan potensinya.

- Perbaikan sistem transportasi melalui peningkatan panjang jalan,

pemerataan akses antar pusat – pusat pemukiman dan akses

pada kawasan sentra produksi

- Perluasan pembangunan jaringan infrastruktur udara, jalan,

kereta api, laut/sungai melalui perluasan dan pemerataan

pelayanan territorial dengan membuka keran investasi dengan

pemberian insentif pajak dan non pajak serta alokasi APBD yang

menyertainya.

- Revitalisasi pertanan, perbaikan sistem agribisnis, dan perbaikan

institusi dan kelembagaan pengelolaan pertanian melalui

peningkatan luas dan areal tanam dan ternak, perbaikan sarana

produksi, peningkatan produktifitas, perbaikan sistem produksi,

pemasaran, dan lembaga pertanian.

d. Pembangunan pemerintahan yang adil, jujur, bersih, dan

bertanggung jawab

Page 51: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 33

B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera

Selatan merupakan penjabaran visi, misi, dan program Gubernur/wakil

Gubernur terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah. RPJMD Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2008 – 2013 adalah tahapan 5 tahun kedua

dalam rangka mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Tahun 2005 – 2025. RPJMD merupakan pedoman

dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja Perangkat

Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

setiap tahun. RPJMD harus terintegrasi pada perencanaan

pembangunan yang lainnya yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW), Renstra SKPD, dan RKPD.

Program utama pembangunan yang ditetapkan pada RPJMD adalah:

1. Program Pengembangan Pendidikan

2. Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat

3. Program Revitalisasi Lembaga Kepelatihan dan Keterampilan

4. Program Pembangunan Pertanian

- Mengoptimalkan pengembangan lahan gambut dan daerah

pasang surut untuk produksi pertanian

- Memperbaiki dan meningkatkan kapasitas infrastruktur jaringan

irigasi, jalan dan logistic

- Memperluas dan meningkatkan akses untuk memperoleh

pembiayaan pertanian (input) dalam meningkatkan produksi dan

mutu hasil pertanian

- Meningkatkan kapasitas dan penerapan teknologi pertanian dari

pra panen hingga distribusi hasil pertanian dengan dukungan

tenaga penyuluh dan pendamping, serta jaringan kemitraan

dengan usaha besar, untuk mendapatkan nilai tambah berbasis

agroindustri serta perluasan pasar nasional dan internasional

- Menginisiasi pembangunan pertanian yang sesuai dengan skala

ekonomi, teknis, dan lingkungan menurut kondisi daerah

5. Program Pembangunan Sumberdaya Energi

- Meningkatkan kapasitas dan produksi energy listrik dari

pemanfaatan berbagai sumber energy daerah untuk melayani

kebutuhan dasar, komersial, dan pemasokan regional (luar

daerah) secara berkelanjutan

Page 52: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 34

- Menambah dukungan dana APBD untuk pengembangan dan

memanfaatkan sumber energy terbarukan yang dapat menjamin

ketersediaan energy dalam jangka panjang, baik regional

maupun nasional

6. Program Pembangunan Industri Pengolahan dan Manufaktur

- Mendorong pembentukan klaster industri karet, kelapa sawit dan

kopi.

- Meningkatkan kapasitas dan keterpaduan produksi industri hulu

dan hilir yang menunjang pembangunan ekonomi daerah

berbasis klaster industri yang berkelanjutan.

- Memperluas pasar (nasional dan internasional) seiring dengan

peningkatan mutu produk atau komoditas unggulan daerah.

- Membangun kemitraan strategis antara koperasi, serta usaha

mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) dengan usaha besar

dalam rangka mengurangi tingkat pengangguran.

7. Program Pengembangan Inovasi

- Membangun inkubator bisnis dan teknologi untuk

membangkitkan kreativitas masyarakat umum serta akademis

(pendidikan tinggi) dan lembaga penelitian dalam menemukan

dan mengembangkan inovasi baru yang berbasis temuan

daerah.

- Menambah dukungan dana APBD untuk meningkatkan

kapasitas pendidikan tinggi dan pusat-pusat penelitian dalam

merintis, mengembangkan dan membina inovasi daerah menuju

industri kreatif.

- Menyediakan dana ventura daerah yang bersumber dari

pemerintah maupun dunia usaha bagi pemanfaatan inovasi yang

memiliki prospek komersil.

- Meningkatkan produksi dan produktivitas barang dan jasa

melalui inovasi berkesinambungan

8. Program Peningkatan dan Pemerataan Pembangunan

- Membentuk forum bupati sebagai wahana komunikasi dan

interaksi pembangunan di tingkat Provinsi Sumatera Selatan.

- Menegaskan kewenangan provinsi dan kabupaten dalam

percepatan dan pemerataan pembangunan.

- Membangun keterkaitan ekonomi perkotaan dan perdesaan

serta lintas daerah dalam satu sistem ekonomi terpadu.

Page 53: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 35

- Memberikan dukungan khusus bagi unggulan daerah

(kabupaten) untuk penguatan kapasitas dan percepatan

pembangunan.

- Menyediakan fasilitas internet oleh provider untuk mewujudkan

infrastruktur ICT dalam penumbuhan daerah ekonomi baru dan

e-government.

9. Program Kerjasama Ekonomi dan Kelembagaan

- Memperbaiki kebijakan pengembangan ekonomi kerakyatan

melalui regulasi, deregulasi, dan keberpihakan pada masyarakat.

- Membangun kerjasama dengan lembaga keuangan dan usaha

besar untuk pembiayaan pembangunan usaha dan ekonomi

berbasis potensi daerah.

- Membangun aliansi strategik dengan daerah tetangga baik

regional, nasional maupun internasional, dalam mewujudkan

klaster ekonomi unggulan.

Untuk mewujudkan program utama tersebut maka disusun program prioritas

pendukung, seperti yang terlihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel II.12. Program Prioritas Pembangunan di RPJMD Provinsi Sumatera Selatan

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

Perluasan Jaringan

Irigasi

- Mengembangkan prasarana jaringan

irigasi dan rawa untuk mendukung

Sumatera Selatan menjadi daerah

surplus pangan

- Meningkatkan perencanaan tehnis

jaringan irigasi, rawa dan sungai

- Meningkatkan penanganan daerah

aliran sungai untuk mengatasi banjir

dan genangan

- Meningkatkan pemenuhan air baku

untuk kebutuhan masyarakat dan

sektor usaha lainnya

Pekerjaan Umum - Program Pengembangan dan

Pengelolaan Jaringan Irigasi

- Program Pengembangan dan

Pengelolaan Jaringan Rawa

- Program Penyediaan dan

Pengelolaan Air Baku/Air

Tanah

- Program Pengendalian Banjir

- Program Pembangunan

Talud/Turap dan Bronjong

Perbaikan dan

Peningkatan

Infrastruktur Jalan

Pertanian

- Mempercepat pembangunan dan

penyelesaian pembangunan jalan

akses menuju kawasan baru

berkembang

- Memelihara dan mempertahankan

kondisi jalan yang sudah ada

- Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan

- Program Pembangunan

Jalan dan Jembatan

- Menyiapkan dan merumuskan konsep Penataan Ruang - Program Perencanaan Tata

Page 54: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 36

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

perkembangan sistem infrastruktur

wilayah yang mengacu pada dokumen

perencanaan terutama RTRW

Ruang

- Program Pemanfaatan Tata

Ruang

- Program Penataan Kawasan

Ketransmigrasian - Program pengembangan

wilayah strategis dan cepat

tumbuh

- Program Pengembangan

Wilayah Transmigrasi

- Program Pengembangan

Transmigrasi Lokal

- Program Pengembangan

Wilayah Tertinggal Cepat

Tumbuh

Peningkatan

Penyuluhan Pertanian

- Menjamin ketersediaan benih, obat ikan

dan pakan

- Menyediakan bantuan benih/bibit

- Memberikan fasilitasi pengembangan

pupuk dan pestisida organic

- Mengembangkan perbenihan dan

fasilitasi sertfikasi benih/bibit untuk

menjamin kualitas yang beredar di

masyarakat

- Program Pengembangan

Perbenihan Perkebunan

Ekstensifikasi dan

intensifikasi usaha

pertanian untuk

produksi pertanian

- Memperluas lahan pertanian dengan

pemanfaatan lahan gambut dan daerah

pasang surut

Penataan Ruang - Program perencanaan tata

ruang

- Program pemanfaatan tata

ruang

- Program penataan kawasan

Kehutanan - Program Pemanfaatan

Potensi Sumberdaya Hutan

- Program Optimalisasi

pemanfaatan hutan produksi

Meningkatkan

produktivitas petani

- Meningkatkan kualitas SDM (petani dan

nelayan) yang unggul dan memiliki

daya saing

- Meningkatkan mutu hasil sesuai

Standar Nasional Indonesia (SNI) dan

nilai tambah produk berupa

pemanfaatan lahan

- Meningkatkan pendidikan dan pelatihan

petani

- Revitalisasi PPL sebagai penyuluh dan

pembina serta pendamping

Pertanian - Program Pengembangan

Sistem Penyuluhan

- Program pemberdayaan

penyuluh pertanian

- Program Pengembangan

Proteksi Tanaman

Perkebunan

- Program Pengembangan

Perikanan Tangkap

- Program Pengembangan

Perikanan Budidaya

- Program Pengembangan

Peternakan

- Program Pencegahan

Penanggulangan Penyakit

Ternak

Page 55: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 37

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

Kelautan dan

Perikanan

- Program Pengembangan

Perikanan Budidaya

- Program Pengembangan

Perikanaan Tangkap

- Program Optimalisasi

Pengolahan dan Pemasaran

Produksi Perikanan

- Program Pemberdayaan

Masyarakat Dalam

Pengawasan dan

Pengendalian Sumber Daya

Kelautan dan Perikanan

Peningkatan akses

pada pembiayaan

pertanian

Membangun lembaga keuangan mikro

agrobisnis pedesaan berbasis dana

penguatan modal usaha kelompok dan

kemitraan usaha

Pertanian - Program Pengembangan

Kelembagaan Usaha

Perkebunan

Pemantapan

Ketahanan Pangan

Pengendalian Pengkajian dan

Pengembangan Aspek Ketahanan

Pangan (Ketersediaan, Distribusi dan

konsumsi Pangan

Ketahanan

Pangan

- Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani

- Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

- Program Lumbung Pangan

Melalui Desa Mandiri

Pangan dan Pembangunan

Lumbung Desa

Penerapan sistem

pengelolaan pertanian

yang terintegrasi

- Mengembangkan teknologi pengolahan

pascapanen dan agroindustri M

- Mengembangkan kawasan sentra

komoditi unggulan daerah

Pertanian - Program pengembangan

sentra – sentra produksi

tanaman pangan dan

hortikultura

Ketransmigrasian - Program pengembangan

wilayah strategis dan cepat

tumbuh

- Program pengembangan

wilayah transmigrasi

Memperluas akses

pasar komoditi

pertanian

- Mengembangkan jejaring pasar

hasil/produk pertanian lokal, domestik,

dan internasional

- Mengembangkan sistem infrastruktur

transportasi untuk memperluas jaringan

pemasaran hasil pertanian

Perdagangan - Program peningkatan

pemasaran hasil peternakan

Kelautan dan

perikanan

- Program Optimalisasi

Pengolahan dan Pemasaran

Produksi Perikanan

- Program Pengolahan dan

Pemasaran Hasil

Perkebunan

Pertanian

(Perkebunan)

- Program peningkatan

pemasaran produk pertanian

Perhubungan - Program pengembangan

perkeretaapian

- Program pengembangan lalu

Page 56: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 38

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

lintas angkutan sungai,

danau dan penyeberangan

- Program pengembangan lalu

lintas angkutan jalan

- Program pengembangan

transportasi laut

- Program pengembangan

transportasi udara

Pengembangan

sumberdaya energy

terbarukan

- Menertibkan administrasi perizinan

kuasa pertambangan

- Melakukan pemuktahiran data

pertambangan dan energy

- Meningkatkan koordinasi perizinan

antara pusat dan daerah

- Mengatur pembagian penerimaan

pertambangan harus diatur dengan

undang-undang

Energy dan

Sumberdaya

Mineral

- Program pengembangan

produksi batubara dan migas

Optimalisasi

pengelolaan

sumberdaya energi

- Meningkatkan koordinasi dan

pengembangan kerjasama antar pihak

(masyarakat, swasta , dan pemerintah)

- Program kerjasama dan

membangun kemitraan

dengan investor untuk

optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya energy

- Program pengembangan

pemanfaatan energi baru

dan terbarukan (EBT)

- Program Pengembangan

Sumur Tua dan

Pengusahaan Migas

- Program Pengembangan

Potensi dan Kecukupan

Energi Listrik dan Bahan

Bakar

- Program promosi investasi

sektor pertambangan dan

energi

Peningkatan

kapasitas dan

produksi energy listrik

Meningkatkan kapasitas produksi energi

listrik untuk pemenuhan kebutuhan

daerah dan supplai ke daerah lain

- Program Pengembangan

Pemanfaatan Energi Baru

dan Terbarukan

- Program pengembangan

Jaringan Listrik Pedesaan

- Program Pengembangan

Potensi Dan Kecukupan

Energi Listrik dan Bahan

- Program pengembangan

potensi energi lokal/desa

Peningkatan nilai

tambah Pertambangan

dan energi

- Meningkatkan nilai tambah dari sektor

pertambangan dan energi

- Program peningkatan nilai

tambah energi dan

pertambangan

Page 57: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 39

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

Peningkatan

penelitian dan

pengembangan

energi terbarukan

- Diversifikasi pengolahan industri

pertambangan dan meningkatkan mutu

dari produk pertambangan

- Program Survei Geologi dan

Sumbedaya Mineral, Mitigasi

Bencana Alam Geologi, dan

Pemanfaatan Sumbedaya

Mineral

- Program penelitian dan

pengembangan pengolahan

energi terbarukan

Pengelolaan

sumbedaya energi

dan pertambangan

yang berwawasan

lingkungan

Meningkatkan pengelolaan

pertambangan harus berwawasan

lingkungan

- Program pembinaan dan

Pengawasan Lingkungan

dan Pertambangan

- Program Pemantauan

Pelaksanaan CSR

- Program Pembinaan dan

Pengawasan K3

- Program Perencanaan Tata

Ruang

- Program Pemanfaatan Tata

Ruang

- Program Penataan Kawasan

Peningkatan sarana

dan prasarana

pengelolaan energi

Meningkatkan sarana dan parasarana

pengangkutan dan infrastruktur

pengelolaan pertambangan dan energi

PU - Program Pembangunan

Jalan dan Jembatan

- Program Inspeksi Jalan dan

Jembatan

- Program Tanggap Darurat

Jalan dan Jembatan

- Program Pengembangan

Transportasi Laut

- Program Pengembangan

Perkeretaapian Program

Pengembangan Lalu Lintas

Angkutan Sungai, Dana dan

Penyeberangan

- Program Pengembangan

Lalu Lintas Angkutan Jalan

- Pengembangan

kluster industri

- Promosi dan

perluasan pasar

komoditas unggulan

daerah secara

terpadu

- Penguatan kemitraan

antara industri

besar dengan

industri kecil yang

mempererat industri

yang terintegrasi

- Menetapkan kompetensi indutri inti

daerah sebagai prime mover

pertumbuhan ekonomi daerah

- Mengembangkan industri yang berbasis

kearifan local

- Revitalisasi sektor pertanian yang

mendukung sektor industri

Industri - Program Peningkatan

Kemampuan Teknologi

Industri

- Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah

Mengembangkan promosi potensi

ekonomi daerah

Perdagangan - Program peningkatan dan

pengembangan ekspor

- Program Pengembangan

Kemitraan

- Program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha

Page 58: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 40

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

- Pengembangan

keterkaitan industri

hulu dan hilir

- Peningkatan industri

pengolahan sektor

pertanian

- Pengembangan

industri inti yang

menciptakan

diversifikasi produk

turunan sektor

pertanian

- Pembangunan sarana

dan prasarana serta

peningkatan SDM

industri

bagi UKM

Percepatan

Pemertaan

pembangunan Antar

wilayah

- Mempercepat pembangunan

infrastruktur dasar pada daerah

tertinggal

- Mengidentifikasi potensi SDA dan

kearifan lokal daerah tertinggal

- Meningkatkan kualitas SDM daerah

tertinggal

- Meningkatkan pelayanan kebutuhan

pendidikan dan kesehatan

Transmigrasi - Program Pengembangan

Wilayah Tertinggal

- Program Transmigrasi Lokal

ESDM - Program Pengembangan

Jaringan Listrik Pedesaan)

- Program Pengembangan

Potensi Energi Lokal/Desa

- Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan Air

Minum dan Air Limbah

- Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaa

Pembangunan

infrastruktur dasar

yang menghubungkan

wilayah dengan pusat

pertumbahan

- Mempercepat pembangunan

transportasi interkoneksi dengan

daerah pusat pertumbuhan

- Mempercepat pembangunan

infrastruktur komunikasi dan sarana

ekonomi

- Mempercepat pembangunan

infrastruktur dasar perkotaan dan

perdesaan

PU - Program Pembangunan

Jalan dan Jembatan

- Program Inspeksi Jalan dan

Jembatan

- Program Tanggap Darurat

Jalan dan Jembatan

- Program Rehabilitasi dan

pemeliharaan Jalan dan

Jembatan

Dishub - Program Pengembangan

Perkeretaapian

- Program Pengembangan

Transportasi Perkotaan

- Program Pengembangan

LLAJ

- Program Pengembangan

Terminal Terpadu Multi

Moda

- Program Pengembangan

Transportasi Laut

Page 59: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 41

Arah Kebijakan Kebijakan Umum SKPD Program Prioritas

- Program Pengembangan

Transportasi Udara

- Program Pengembangan

LLASDP

PU CK - Program Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan

- Program Pengembangan

Perumahan

- Program Pengembangan

Kawasan Permukiman

- Program Pembangunan

Saluran Drainase

- Program Pengembangan

KinerjaPengelolaan Air

Minum dan Air Limbah

- Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Persampahan

- Program Perencanaan

Pembangunan Daerah

- Program Perencanaan

Prasarana Wilayah dan

Sumber Daya Alam

- Program Perencanaan

Ruang

- Program Perencanaan

Pembangunan Ekonomi

- Program Perencanaan

Pembangunan Sosial

Budaya

- Program Pengembangan

data Informasi

- Program peningkatan

kapasitas kelembangaan

Perencanaan Pembangunan

daerah.

C. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)

Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi

sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan

arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang

dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang

disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawah

koordinasi BAPPEDA Provinsi Sumatera Selatan.

Page 60: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 42

D. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Pelaksanaan RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013

setiap tahun dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) sebagai suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan yang memuat prioritas program dan kegiatan

dari Rencana Kerja SKPD. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah

Provinsi Sumatera Selatan yang dilaksanakan secara berjenjang mulai

dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi.

2.3 Permasalahan Emisi GRK

Sumatera Selatan telah mencanangkan Green South Sumatra. Tujuan dari

program ini adalah untuk:

- Menata tata ruang hijau sesuai Undang-undang Penataan Ruang Nomor 26

Tahun 2007 mengharuskan 30 persen dari wilayah kota sebagai ruang terbuka

hijau;

- Mendukung Komitmen Presiden Republik Indonesia untuk menurunkan emisi

nasional pada Tahun 2020 sebesar 26 % dengan kemampuan sendiri dan

sebesar 41 % dengan bantuan donatur global;

- Melakukan konservasi dan rehabilitasi hutan dengan mempertahan dan

memperkaya stok karbon, serta pembangunan pertanian yang ramah lingkungan

dengan pengembangan teknologi rendah karbon.

Sumatera Selatan berdasarkan kuota emisi pada Tahun 2020 secara nasional

berada pada peringkat keenam. Peringkat kuota emisi nasional pada Tahun 2020

secara berurutan yakni: Riau (308 juta ton), Kalimantan Tengah (207 juta ton),

Papua (193 juta ton), Kalimantan Timur (151 juta ton), Kalimantan Barat (124 juta

ton) dan Sumatera Selatan (60 juta ton). Sumatera Selatan dengan Komitmen

Penurunan Emisi Nasional pada Tahun 2020 dengan level penuruan emisi sebesar

26 persen, dari kuota emisinya ditargetkan menurunkan sebesar 29,7 juta ton, dan

pada level 41 persen ditargetkan sebesar 46,7 juta ton.

Page 61: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 43

Identifikasi awal tentang potensi sektoral dan sumber-sumber /serapan emisi GRK

yang terdapat di wilayah provinsi (termasuk wilayah kabupaten/kota) baik dari

bidang/kegiatan operasional/aset-aset milik pemerintah maupun dari

bidang/kegiatan operasional/aset-aset milik masyarakat/pelaku usaha dan

permasalahan yang dihadapinya.

2.3.1 Sumber Emisi Sektor Pertanian

Pertanian adalah sektor dengan emisi tertinggi ketiga di Indonesia, setelah

LULUCf dan gambut, dengan emisi mencapai 132 MtCO2e pada tahun 2005

(berdasarkan tata guna lahan saat itu). Emisi dari sektor ini diperkirakan akan

meningkat sampai dengan 25 persen menjadi 164 MtCO2e pada tahun 2030

(Gambar 2.12) dalam skenario BAU. Sebagian besar emisi karbon pertanian

bukan berupa karbon dioksida, melainkan gas rumah kaca lain seperti metana

(CH4) dan nitrogen oksida (N2O). Emisi-emisi tersebut berasal dari tiga sumber

utama: praktik pengelolaan pengairan untuk tanaman padi, penggunaan pupuk

buatan, dan pembakaran sisa panen. Dengan demikian, pengembangan

pertanian di Provinsi Sumatera Selatan saat ini juga menghadapi tantangan

yang lebih besar karena tidak hanya dituntut untuk meningkatkan produksi

tetapi juga dituntut untuk memberikan kontribusi bagi penurunan emisi GRK.

Gambar 2.13 Kontribusi sektor pertanian dalam emisi GRK di Indonesia

Page 62: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 44

Mengingat pembangunan sektor pertanian di Sumatera Selatan menempati

Prioritas 2, 3, 4, dan 5 dari prioritas pembangunan, dan jika mengacu pada

kontribusi emisi GRK sektor pertanian secara nasional mencapai anga 7%,

maka kontribusi emisi GRK sektor pertanian seiring dengan pembangunan

pertanian di Provinsi Sumatera Selatan menjadi penting. Ini menjadi penting

karena total areal pertanian di Provinsi Sumatera Selatan adalah sekitar

6.091.219 ha atau 70% dari luas total propinsi ini. Di Provinsi Sumatera

Selatan emisi gas rumah kaca pada sektor pertanian bersumber dari budidaya

padi, pembakaran limbah pertanian, dan peternakan.

a. Budidaya Padi

Budidaya padi sawah yang secara terus menerus digenangi berkontribusi pada

peningkatan emisi GRK berupa CH4 dan N2O. Sumber gas metan dari

budidaya padi sawah dihasilkan karena terjadi kondisi anaerobik pada lahan

sawah akibat penggenangan air yang terlalu tinggi dan lama. Untuk

menghitung gas metan yang diemisikan dari budidaya padi, pola

penggenangan air menjadi faktor utama karena perbedaan pola penggenangan

akan menyebabkan jumlah emisi yang berbeda. Pola penggenangan terbagi

menjadi penggenangan terus menerus (continuously flooded), dan

penggenangan berkala (intermittently flooded).

Data menunjukkan bahwa sekitar 7% (605.838 ha) dari total wilayah Provinsi

Sumatera Selatan (8.701.742 ha) merupakan areal persawahan. Areal sawah

tersebut dapat dipilah menjadi sawah beririgasi, tadah hujan, lebak, dan

pasang surut yang menyebar di seluruh kabupaten, seperti pada Tabel II.13.

Tabel II.13. Sebaran keragaman dan luas sawah di Prov Sumatera Selatan

(2010)

Kabupaten/Kota

Tipologi Sawah (ha)

Total (ha) Irigasi

Tadah

Hujan Lebak Pasang Surut

Ogan Komering Ulu (OKU) 2.596 1.496 517 0 4.609

OKU Selatan 12.342 1.895 0 0 14.237

OKU Timur 34.671 30.420 12.006 0 77.097

Ogan Komering Ilir 650 43.614 56.389 15.821 116.474

Ogan Ilir 0 1.884 50.532 0 52.416

Muara Enim 6.684 4.423 17.764 0 28.871

Lahat 15.196 2.135 0 0 17.331

Page 63: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 45

Kabupaten/Kota

Tipologi Sawah (ha)

Total (ha) Irigasi

Tadah

Hujan Lebak Pasang Surut

Musi Rawas 13.752 7.275 6.866 0 27.893

Musi Banyuasin 140 387 21.700 30.467 52.554

Banyuasin 0 0 39.087 149.684 188.771

Palembang 0 95 6.320 41 6.456

Prabumulih 350 328 100 0 778

Pagar Alam 3.451 0 0 0 3.451

Empat Lawang 12.928 795 0 0 13.723

Lubuk Linggau 858 319 0 0 1.177

TOTAL 103.478 95.066 211.281 196.013 605.838

Sumber : Diolah dari Statisik Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan (2010)

Dengan cakupan luas tersebut, maka ada potensi emisi CH4 yang secara

akumulatif besar. Karena emisi CH4 terjadi pada kondisi anaerob, maka

persoalan dan estimasi emisi CH4 asal sawah di Sumatera Selatan hanya akan

ditinjau pada tiga tipologi sawah, yaitu sawah irigasi, lebak, dan pasang surut.

Karena emisi CH4 terjadi pada kondisi anaerob, maka persoalan dan estimasi

emisi CH4 asal sawah di Sumatera Selatan hanya akan ditinjau pada tiga

tipologi sawah, yaitu sawah irigasi, lebak, dan pasang surut. Untuk

perhitungannya digunakan formula yang dikembangkan oleh Setyanto et al.

(2006), sebagai berikut;

CH4Emissionrice = A*CFsoil*SFwater regime*EFrice

Dimana:

CH4Emissionrice = Emisi metan tahunan dari budidaya padi (kg

CH4 th-1)

A = Luas panen (ha th-1)

CFsoil = Faktor koreksi untuk masing-masing jenis tanah

SFwater regime = Faktor skala untuk masing-masing rejim air.

Untuk sawah yang selalu digenangi 1,0

EFrice = Faktor emisi metan padi (kg CH4 th-1)

Page 64: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 46

Perhitungan emisi CH4 diperlukan data luas panen (A). Untuk itu perhitungan

ini didasarkan atas asumsi sebagai berikut:

1. Sawah irigasi mempunyai IP = 2,00 sehingga nilai A dalam persamaan di

atas adalah 2 kali luas areal sawah irigasi di setiap kabupaten, dan

2. Sawah lebak dan pasang surut mempunyai IP = 1,00 sehingga nilai A dalam

persamaan di atas adalah sama dengan total luas areal sawah lebak dan

pasang surut di setiap kabupaten.

Karena sebaran jenis tanah areal sawah di Provinsi belum tersedia, maka

diasumsikan sebagai berikut:

1. Areal sawah irigasi, lebak, dan pasang surut dilakukan berturut-turut pada

Tanah Ultisol, Inceptisol, dan Histosol,

2. Areal sawah beririgasi 100% pada Ultisol,

3. Sawah lebak 100% pada Inceptisol, dan

4. Sawah pasang surut 40% pada Histosol dan 60% pada Inceptisol.

Oleh karena itu, nilai faktor koreksi untuk ketiga jenis tanah tersebut (CFsoil)

adalah 0,29 untuk Ultisol; 1,12 (1,0-1,23) untuk Inceptisol; dan 2,39 (0,92-3,86)

untuk Histosol (Setyanto et al., 2006).

Pada ketiga tipologi sawah, budidaya padi dilaksanakan dalam kondisi

tergenang dengan tinggi genangan 5,0 cm secara terus menerus. Oleh karena

itu, faktor skala untuk kondisi genangan (SFwater regime) adalah 1,00 (Setyanto et

al., 2006).

Untuk nilai faktor emisi CH4 asal padi sawah (EFrice)mengacu pada hasil

penelitian Husny (2011). Hasil penelitian Husny (2011) menunjukkan bahwa

emisi CH4 dari tiga tipologi persawahan di Provinsi Sumatera Selatan adalah

berturut-turut sebesar 24,86 kg C-CH4 ha-1 musim-1 untuk sawah beririgasi;

25,67 kg C-CH4 ha-1 musim-1 untuk sawah lebak, dan 44,10 kg C-CH4 ha-1

musim-1 untuk sawah pasang surut.

Jika mengacu formula, asumsi, dan hasil penelitian dia atas, maka historis

emisi CH4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera Selatan disajikan pada

Gambar 2.13. Hasil ini memperlihatkan bahwa meskipun adanya penurunan

emisi pada tahun 2006-2007, yaitu dari 19.957.679,25 kg CH4 th-1 menjadi

17.130.166,77 kg CH4 th-1 (-14,17%) yang berkaitan dengan penurunan luas

panen pada periode tersebut dari 544.464 ha menjadi 479.547 ha, CH4 asal

Page 65: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 47

padi sawah di Provinsi Sumatera Selatan memperlihatkan adanya peningkatan

yang konsisten sejak tahun 2005 sampai 2011, yaitu sebesar 9,87%.

Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan luas areal sawah yang memang

terus diupayakan oleh Provinsi Sumatera Selatan dalam menopang program

lumbung pangan. Upaya peningkatan produksi melalui peningkatan luas panen

baik melalui intensifikasi (peningkatan IP, perbaikan infrastruktut) maupun

ekstensifikasi juga merupakan program prioritas Provinsi Sumatera Selatan.

Gambar 2.13. Historis emisi CH4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera

Selatan (2005-2011)

b. Pembakaran Limbah Pertanian

Ada dua sumber penting emisi GRK akibat pembakaran limbah pertanian di

Sumatera Selatan, yaitu pembakaran jerami padi dan pembakaran biomassa

tebu sebelum panen. Pembakaran jerami padi dilakukan pasca panen dengan

tujuan untuk mengurangi tumpukan biomassa jerami di lahan. Selain itu, para

petani juga menganggap bahwa abu sisa pembakaran dapat memperbaiki

kesuburan tanah. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Selatan telah menggalakkan program pembuatan pupuk

organik asal jerami padi sehingga praktek pembakaran jerami tidak dilakukan

lagi oleh petani sejak tahun 2005. Namun demikian, dalam dokumen RAD-

Page 66: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 48

GRK ini tetap dipandang perlu untuk menghitung potensi emisi GRK dari

biomassa jerami padi.

Sebaliknya, pembakaran tebu dilakukan sebelum panen untuk mempermudah

panen dan mengurangi jumlah dan biaya tenaga kerja. Menurut Ripoli (2000)

komponen yang dibakar meliputi kelopak, pucuk, dan daun segar maupun daun

yang sudah mengering. Komponen tersebut mencakup sekitar 25% dari total

biomassa tebu atau sekitar 20 ton biomassa ha-1 (Lara, 2005).

Metode perhitungan yang digunakan untuk estimasi emisi CO2, CH4, NO, dan

NOx dari kedua sumber tersebut mengacu kepada Pendekatan Tier 2 (IPCC,

2006) dengan formula sebagai berikut :

Lfire = A*MB*Cf*Gef*10-3

Dimana :

Lfire = Jumlah emisi GRK akibat pembakaran (ton)

A = Luar areal (ha)

MB = Biomassa terbakar, meliputi biomassa, serasah dan kayu mati

(ton ha-1). Jika Tier 1 yang digunakan, maka serasah dan kayu

mati diasumsikan 0

Cf = Proporsi jerami padi terbakar

Gef = Faktor emisi (g kg-1 bimoassa terbakar)

Untuk estimasi emisi GRK asal pembakaran jerami padi mengacu pada asumsi

sebagai berikut:

1. Untuk nilai MB digunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Hidayat et al.,

(2006) bahwa produksi jerami padi di Indonesia rata-rata 13,5 ton ha-1 (12 -

15 ton ha-1) dengan kadar air rata-rata 11% (10 - 12%) dan proporsi jerami

yang dibakar rata-rata 63,5% (61 - 66%),

2. Untuk nilai Cf untuk jerami padi digunakan nilai default IPCC (2006), yaitu

0,8

3. Untuk nilai Gef digunakan nilai default IPCC (2006), yaitu 1.515 ± 95 (CO2),

92 ± 84 (CO), 2,7 (CH4), 0,07 (N2O), 2,5 ± 1,0 (NOx).

Jika mengacu formula, asumsi, dan hasil penelitian dia atas, maka historis

emisi CO2, CH4, NO, dan NOx dari pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan dapat diperkirakan seperti pada Gambar 2.14 sampai 2.18.

Page 67: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 49

Dinamika produksi pada di Provinsi Sumatera Selatan juga diikuti oleh

dinamika GRK (CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx) asal pembakaran jerami padi.

Sejalan dengan itu, emisi GRK (CO2, CO, CH4, NO, dan NOx) asal pembakaran

jerami padi juga menurun pada periode 2006-2007, yaitu dari 5.443.439,9 ton

menjadi 4.789.730,1 ton untuk CO2; dari 330.558,7 ton menjadi 290.861,5 ton

untuk CO; dari 9701,2 ton menjadi 8,536,2 ton untuk CH4; dari 251,5 ton

menjadi 221,3 ton untuk N2O; dan dari 8.982, 6 ton menjadi 7.903,8 ton untuk

NOx. Namun demikian secara umum emisi lima jenis GRK tersebut meningkat

sebesar 10% selama periode 2005-2011.

Gambar 2.14. Historis emisi CO2 akibat pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2005-2011)

Page 68: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 50

Gambar 2.15. Historis emisi CO akibat pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2005-2011)

Gambar 2.16. Historis emisi CH4 akibat pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2005-2011)

Page 69: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 51

Gambar 2.17. Historis emisi N2O akibat pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2005-2011)

Gambar 2.18. Historis emisi NOx akibat pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2005-2011)

Lalu untuk estimasi emisi asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen

digunakan Pendekatan Tier 1 (IPCC, 2006) dengan formula seperti di atas dan

asumsi sebagai berikut :

1. Untuk biomassa tebu yang dibakar (nilai MB) digunakan pendekatan yang

dikemukakan oleh Lara (2005) yaitu sebesar 20 ton ha-1,

2. Untuk nilai Cf untuk digunakan nilai default IPCC (2006), yaitu 0,8

Page 70: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 52

3. Untuk nilai Gef digunakan nilai default IPCC (2006), yaitu 1.515 ± 95 (CO2),

92 ± 84 (CO), 2,7 (CH4), 0,07 (N2O).

Jika mengacu formula, asumsi, dan hasil penelitian dia atas, maka historis

emisi CO2, CH4, NO, dan NOx dari pembakaran biomassa tebu sebelum panen

di Provinsi Sumatera Selatan dapat diperkirakan seperti pada Gambar 2.19

sampai Gambar 2.22.

Gambar 2.19. Historis emisi CO2 akibat pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

Gambar 2.20. Historis emisi CO akibat pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

Page 71: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 53

Gambar 2.21.Historis emisi CH4 akibat pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

Gambar 2.22. Historis emisi N2O akibat pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

c. Peternakan

Peternakan merupakan sektor penting di Sumatera Selatan karena Sumsel

telah memprogram untuk menjadi salah satu sentra produksi daging di wilayah

Sumatera. Lima jenis ternak yang banyak dibudidayakan di Sumatera Selatan

meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi. Jenis GRK penting pada

Page 72: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 54

sektor peternakan CH4 dan N2O. Emisi GRK ini melalui dua mekanisme

penting, yaitu :

1. CH4 bersumber dari enteric fermentation yang berkaitan dengan sistem

pencernakan ternak, dan

2. CH4 dan N2O yang bersumber dari tindakan pengelolaan kotoran ternak

(IPCC, 2006).

Estimasi CH4 dan N2O dari ternak memerlukan data tentang jenis ternak,

populasi, dan pakan (jenis dan jumlah). Di provinsi Sumatera Selatan terdapat

lima jenis ternak besar penting, yaitu sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

Estimasi emisi CH4 asal enteric fermentation mengacu pada Pendekatan Tier 1

(IPCC, 2006) dengan formula dengan formula sebagai berikut :

Emisi = EF(T)*(N(T)/106)

Dimana :

Emisi = Emisi CH4 asal enteric fermentation (Gg CH4 th-1)

EF(T) = Faktor emisi untuk masing-masing jenis ternak (kg CH4 ekor-1 th

-1)

N(T) = Populasi masing-masing jenis ternak

T = Jenis ternak

Untuk aplikasi Tier 1 (IPCC, 2006), digunakan nilai EF(T) default IPPC (2006),

seperti dalam Tabel II.14.

Tabel II.14. Nilai default EF(T) untuk estimasi emisi CH4 asal enteric

fermentation masing-masing jenis ternak di Provinsi Sumatera

Selatan

Jenis Ternak Nilai EF(T) (kg CH4 ekor-1

th-1

)

Sapi potong 47

Kerbau 55

Kambing 5

Domba 5

Babi 1,0

Keterangan: Tingkat uncertainty ±30-50% (IPCC, 2006)

Jika mengacu formula dan nilai default di atas, maka historis emisi CH4 asal

enteric fermentation ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan adalah

seperti pada Gambar 2.23.

Page 73: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 55

Gambar 2.23. Historis emisi CH4 asal enteric fermentation ternak besar utama

di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2012)

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa emisi GRK (CH4 dan N2O) dari

ternak juga dapat bersumber dari kotoran ternak baik kotoran padat maupun

cair. Dua faktor penting yang mempengaruhi emisi CH4 adalah jumlah kotoran

yang dihasilkan dan proporsi kotoran yang mengalami perombakan secara

anaerob. Jumlah kotoran ditentukan oleh jumlah kotoran setiap ekor hewan

dan populasi hewan. Proporsi kotoran yang yang mengalami proses

perombakan secara anaerob ditentukan oleh sistem pengelolaan kotoran

ternak. Jika kotoran ternak ditampung dalam kolam atau bak penampungan,

misalnya digunakan untuk proses fermentasi untuk menghasilkan bio-gas,

maka proses dekomposisi seara anaerob terjadi dan akan menghasilkan CH4

dalam jumlah besar. Sebaliknya jika kotoran ternak dibiarkan di lapangan,

maka proses perombakan akan terjadi secara aerob dan menghasilkan CH4

dalam jumlah kecil.

Sistem peternakan di Provinsi Sumatera Selatan sebagian besar dilakukan

dalam skala kecil dan dibiarkan bebas. Oleh karena itu, peluang untuk

terjadinya proses perombakan secara anaerob dapat dikategorikan kecil.

Namun demikian, perhitungan tetap perlu dilakukan untuk melihat potensi CH4

sebagai sumber bio-gas seandainya digunakan sebagai sumber energi

alternatif yang sebetulnya sudah diterapkan di beberapa daerah di Sumatera

Selatan.

Page 74: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 56

Estimasi emisi CH4 asal dekomposisi anaerob kotoran ternak mengacu pada

Pendekatan Tier 1 (IPCC, 2006) dengan formula dengan formula sebagai

berikut :

Emisi = EF(T)*(N(T)/106)

Dimana :

Emisi = Emisi CH4 asal dekomposisi anaerob kotoran ternak (Gg

CH4 th-1)

EF(T) = Faktor emisi untuk masing-masing jenis ternak (kg CH4

ekor-1 th

-1)

N(T) = Populasi masing-masing jenis ternak

T = Jenis ternak

Untuk aplikasi Tier 1 formula di atas (IPCC, 2006), digunakan nilai EF(T) default

IPPC (2006), seperti dalam Tabel II.15.

Tabel II.15. Nilai default EF(T) untuk estimasi emisi CH4 asal kotoran ternak

akibat sistem pengelolaan kotoran ternak masing-masing jenis

ternak di Provinsi Sumatera Selatan

Jenis Ternak Nilai EF(T) (kg CH4 ekor-1

th-1

)

Sapi potong 1

Kerbau 2

Kambing 0,22

Domba 0,2

Babi 7

Keterangan: Tingkat uncertainty ±30% (IPCC, 2006)

Sumber: IPCC (2006)

Jika mengacu formula dan nilai default di atas, maka historis emisi CH4 asal

sistem pengelolaan kotoran ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan

adalah seperti pada Gambar 2.24.

Page 75: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 57

Gambar 2.24. Historis emisi CH4 asal kotoran ternak asal sistem pengelolaan

kotoran ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan (2005-

2012)

Lalu N2O juga merupakan GRK yang teremisi baik secara langsung maupun

tidak langsung selama di penyimpanan dan tindakan pengelolaan sebelum

kotoran ternak digunakan di lahan pertanian. Emisi N2O dari kotoran ternak

secara langsung terjadi di lahan, kandang ternak, dan padang penggembalaan.

Sedangkan emisi secara tidak langsung terjadi setelah aplikasi kotoran ternak

di lahan pertanian.

Emisi N2O secara langsung terjadi melalui nitrifikasi dan denitrifikasi. Besaran

emisi tergantung pada kandungan N dan C kotoran ternak, dan lama masa

endap (penyimpanan). Nitrifikasi merupakan proses oksidasi N-NH3 menjadi N-

NO3- (N-Nitrat) dengan hasil antara berupa N-NO2

- (N-Nitrit) yang memerlukan

suplai oksigen. Jika suplai oksigen terhamat sehingga menimbulkan suasana

anaerob, maka baik N-NO3- dan N-NO2

- diubah menjadi N2O dan N2 melalui

proses denitrifikasi. Kedua mekanisme tersebut dapat terjadi pada kondisi

peternakan di Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu, dilakukan estimasi

emisi N2O melalui kedua mekanisme tersebut.

Karena belum tersedianya data spesifik baik untuk tingkat nasional maupun

lokal, maka perhitungan emisi langsung N2O mengadopsi Tier 1 (IPCC, 2006)

dengan mengacu pada nilai Faktor Emisi default IPCC (2006) dengan formula

sebagai berikut :

Page 76: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 58

Dimana :

N2OD(mm) = Emisi langsung N2O asal kotoran ternak di bawah sistem

pengelolaan tertentu (kg N2O th-1)

N(T) = Populasi masing-masing jenis ternak

Nex(T) = Rata-rata ekskresi N setiap ekor masing-masing ternak

(kg N ekor-1 th

-1)

MS(T, S) = Proporsi total eksresi N tahunan masing-masing ternak

yang dikelola di bawah sistem pengelolaan tertentu

EF3(S) = Faktor emisi untuk emisi langsung N2O asal kotoran

ternak di bawah sistem pengelolaan tertentu (kg N2O-N kg

N-1)

S = Sistem pengelolaan kotoran ternah yang diterapkan

T = Jenis ternak

44/28 = Konversi emisi N2O-N(mm) menjadi emisi N2O(mm)

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sistem peternakan di Provinsi Sumatera

Selatan besar dilakukan dalam skala kecil dan dibiarkan bebas, maka untuk

perhitungan emisi N2O secara langsung digunakan asumsi sistem pengelolaan

kotoran ternak sebagai berikut :

1. Kotoran ternak sapi dan kerbau ditampung (dry lot), dibiarkan di lapangan

(Paddock/Range), dan untuk bahan bakar,

2. Kotoran babi biasanya ditampung dan dicampur antara padat dan cair

(Liquid/Slurry) dan sebagian disimpan sampai kering (Dry Lot).

Oleh karena itu, aplikasi Tier 1 formula di atas (IPCC, 2006) untuk menghitung

emisi N2O secara langsung menggunakan nilai Nex(T) MS(T, S), dan EF(T) default

IPPC (2006), seperti dalam Tabel II.15 dan hasil perhitungan disajikan pada

Gambar 2.25.

Page 77: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 59

Gambar 2.25. Historis total emisi N2O secara langsung asal kotoran ternak

pada berbagai sistem pengelolaan kotoran ternak besar utama di

Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

Selain secara langsung, emisi gas N asal kotoran ternak juga dapat terjadi

secara tidak langsung melalui volatilisasi NH3 dan NOx. Perhitungan ini

mengadopsi Tier 1 (IPCC, 2006) menggunakan formula sebagai berikut:

Dimana :

Nvolatilisasi-MMS = Jumlah kehilangan N akibat volatisasi dalam bentuk

NH3 dan NOx (kg N th-1)

N(T) = Populasi masing-masing jenis ternak (ekor)

Nex(T) = Rata-rata eksresi N setiap ekor masing-masing ternak

(kg N ekor-1 th

-1)

MS(T, S) = Proporsi total eksresi N tahunan masing-masing

ternak yang dikelola di bawah sistem pengelolaan

tertentu

FracGasMS = Proporsi total ekskresi N masing-masing jenis ternak

yang dikelola (%)

S = Sistem pengelolaan kotoran ternah yang diterapkan

T = Jenis ternak

Page 78: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 60

Perhitungan kehilangan N melalui volatilisasi ini juga didasarkan atas asumsi

sistem pengelolaan kotoran ternak sebagai berikut :

1. Kotoran ternak sapi dan kerbau disimpan dan dibiarkan mengering (dry lot),

dibiarkan di lapangan (Paddock/Range), dan untuk bahan bakar,

2. Kotoran babi biasanya ditampung dan dicampur antara padat dan cair

(Liquid/Slurry) dan sebagian disimpan sampai kering (Dry Lot).

Oleh karena itu, aplikasi Tier 1 formula di atas (IPCC, 2006) untuk menghitung

Nvolatilisasi-MMS digunakan nilai Nex(T), MS(T, S), dan FracGasMS default IPPC (2006).

Nilai default Nex(T) dan MS(T, S) mengacu pada pada Tabel II.16, Nilai default

FracGasMS mengacu pada Tabel II.17 dan hasil perhitungannya disajikan pada

Gambar 2.27.

Page 79: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 61

Tabel II.16. Nilai default MS(T, S), Nex(T), dan EF3(ST) untuk estimasi emisi langsung N2O asal kotoran ternak di bawah sistem pengelolaan

tertentu masing-masing jenis ternak di Provinsi Sumatera Selatan

Jenis

Ternak

Nilai

Nex(T) (kg

N ekor-1

th-1)

Nilai MS(T,S) Nilai EF3(S) (kg N2O-N (kg kotoran)-1)

Ditampung

(Liquid/

Slurry)

Ditampun

g (Dry

Lot)

Tidak

Dikelola

(Paddock/

Range)

Digunakan

untuk Pupuk <

24 Jam (Daily

Spread)

Fermentasi

(Anaerobic

Digester)

Ditampun

g (Liquid/

Slurry)

Ditampun

g (Dry

Lot)

Tidak Dikelola

(Paddock/ Range)

Digunakan

untuk Pupuk

< 24 Jam

(Daily

Spread)

Fermentasi

(Anaerobic

Digester)

Sapi perah 0,47 0,38 0,0 0,20 0,29 0,06

0,0 0,02

0,02 (0,007-0,06)

0,0 0,0

Sapi potong 0,34 0,0 0,46 0,50 0,02 0,0 0,02 (0,007-0,06)

Kerbau 0,32 0,0 0,41 0,50 0,04 0,0 0,02 (0,007-0,06)

Kambing 1,37 0,0 0,46 0,50 0,02 0,0 0,01 (0,003-0,03)

Domba 1,17 0,0 0,46 0,50 0,02 0,0 0,01 (0,003-0,03)

Babi 0,50 0,40 0,54 0,0 0,0 0,06 0,02 (0,007-0,06)

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan kisaran nilai Sumber: IPCC (2006)

Tabel II.17. Nilai default FracGasMS asal kotoran ternak di bawah sistem pengelolaan tertentu masing-masing jenis ternak di Provinsi Sumatera

Selatan

Keterangan: * = Nilai tidak tersedia, maka dianggap 0 (nol). Angka dalam kurung menunjukkan kisaran nilai Sumber: IPCC (2006)

Jenis Ternak FracGasMS

Ditampung (Liquid/ Slurry) Disimpan (Solid Storage) Ditampung (Dry Lot) Fermentasi (Anaerobic Digester)

Sapi Perah 0,40 (0,15 - 0,45) 0,30 (0,1 - 0,4) 0,20 (0,10 - 0,35) 0,35 (0,20 - 0,80)

Sapi potong 0,0* 0,45 (0,10 - 0,65) 0,30 (0,20 - 0,50) 0,0*

Kerbau 0,0* 0,45 (0,10 - 0,65) 0,30 (0,20 - 0,50) 0,0*

Kambing 0,0* 0,12 (0,05 - 0,20) 0,0* 0,0*

Domba 0,0* 0,12 (0,05 - 0,20) 0,0* 0,0*

Babi 0,48 (0,15 - 0,60) 0,45 (0,10 - 0,65) 0,0* 0,40 (0,25 - 0,75)

Page 80: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 62

Gambar 2.26. Historis total emisi N secara tidak langsung melalui volatilisasi NH3 dan NOx asal kotoran ternak pada berbagai sistem pengelolaan kotoran ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

Estimasi emisi N2O secara tidak langsung (N2OG(mm) menggunakan persamaan

berikut :

Dimana :

N2OG(mm) = Emisi N2O tidak langsung akibat volatisasi (kg N2O th-1)

EF(4) = Faktor emisi N2O asal deposisi N pada tanah dan

permukaan air, kg N2O-N (kg NH3-N + NOx-N

Tervolatilisasi)-1. Nilai default IPCC (2006) = 0,01 (0,002 -

0,05) kg N2O-N (kg NH3-N + NOx-N Tervolatilisasi)-1.

44/28 = Konversi emisi N2O-N(mm) menjadi emisi N2O(mm)

Aplikasi Tier 1 formula di atas (IPCC, 2006) untuk menghitung N2OG(mm)

menggunakan nilai EF4 default IPPC (2006), yaitu 0,01. Hasil perhitungannya

disajikan pada Gambar 2.27.

Page 81: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 63

Gambar 2.27. Historis total emisi N2O secara tidak langsung melalui volatilisasi

asal kotoran ternak pada berbagai sistem pengelolaan kotoran

ternak besar utama di Provinsi Sumatera Selatan (2005-2011)

Berdasarkan hasil pada Gambar 2.24 sampai 2.27, emisi GRK asal ternak

besar di Provinsi Sumatera Selatan menurun. Penurunan ini bukan berkaitan

dengan telah adanya langkah atau upaya untuk menurunkan emisi GRK tetapi

disebabkan oleh penurunan populasi ternak terutama sejak tahun 2007 sampai

2010.

2.3.2 Sumber Emisi Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan dan lahan gambut bersumber dari

perubahan tutupan lahan dan lahan gambut. Perubahan tutupan lahan terjadi

sebagian besar diakibatkan kegiatan deforestrasi pada kawasan hutan terutama di

kawasan hutan primer baik itu hutan lahan kering, hutan mangrove, dan hutan rawa.

Deforestasi itu sendiri dapat di akibatkan oleh illegal logging, pembukaan lahan

pertanian oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan, dan atau oleh kebakaran

hutan. Perubahan tutupan lahan juga disebabkan oleh degradasi hutan.

Berdasarkan data peta tutupan lahan tahun 2006 dan 2011 dari Baplan, di

Sumatera Selatan selama periode tahun 2006 – 2011 terjadi 4.41 % deforestasi

sebagian besar lahan menjadi perkebunan, hutan tanaman, dan pertanian lahan

kering (campur).

Page 82: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 64

Gambar 2.28 Peta Tutupan Lahan Tahun 2006 (kiri) dan 2011 (kanan) Provinsi

Sumatera Selatan (Sumber : Baplan)

Tabel II.18. Perubahan Lahan Pada Periode tahun 2006 – 2011 Provinsi

Sumatera Selatan

Penutupan Lahan 2006

Luas (Ha) Penutupan Lahan 2011 Luas (Ha) Keterangan

Hutan Lahan Kering Primer

301,316.63

Hutan Lahan Kering Primer 299,099.90

Hutan Lahan Kering Sekunder

356.55 Degradasi

Pertanian Lahan Kering Campur

882.26 Deforestrasi

Semak Belukar 977.92 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Hutan Lahan Kering Sekunder

302,676.22

Hutan Lahan Kering Sekunder

276,890.01

Perkebunan 2,321.78 Deforestrasi

Pertanian Lahan Kering 156.29 Deforestrasi

Pertanian Lahan Kering Campur

18,268.96 Deforestrasi

Semak Belukar 3,466.40 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Tanah Terbuka 1,572.77 Deforestrasi

Hutan Mangrove Primer

142,883.32

Hutan Mangrove Primer 104,366.45

Hutan Mangrove Sekunder 37,721.28 Degradasi

Belukar Rawa 753.31 Deforestrasi

Tambak 33.96 Deforestrasi

Tanah Terbuka 8.68 Deforestrasi

Hutan Rawa Primer 30,174.91

Hutan Rawa Primer 11,678.07

Hutan Rawa Sekunder 7,976.62 Degradasi

Perkebunan 6,246.59 Deforestrasi

Belukar Rawa 1,036.55 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Tanah Terbuka 3,237.08 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Hutan Tanaman 215,779.04 Hutan Tanaman 203,627.42

Pertanian Lahan Kering 142.92 Degradasi

Page 83: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 65

Penutupan Lahan 2006

Luas (Ha) Penutupan Lahan 2011 Luas (Ha) Keterangan

Semak Belukar 1,127.65 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Tanah Terbuka 10,881.05 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Semak Belukar 536,669.68

Semak Belukar 513,330.54

Hutan Lahan Kering Sekunder

26.14 Reforestrasi

Hutan Tanaman 222.78 Reforestrasi

Perkebunan 19,157.06 Reforestrasi

Pertanian Lahan Kering Campur

50.93 Reforestrasi

Tanah Terbuka 3,882.23 Degradasi

Perkebunan 666,867.94 Perkebunan 666,867.94

Pemukiman 169,989.80 Pemukiman 169,989.80

Tanah Terbuka 277,351.70

Tanah Terbuka 250,355.84

Hutan Tanaman 9,263.56 Reforestrasi

Sawah 10.41

Semak Belukar 9,459.36

Pertanian Lahan Kering 71.85 Reforestrasi

Pertanian Lahan Kering Campur

1,713.59 Reforestrasi

Perkebunan 6,477.08 Reforestrasi

Rumput 267,451.78

Rumput 263,664.95

Perkebunan 3,456.52 Reforestrasi

Pertanian Lahan Kering Campur

24.97 Reforestrasi

Tanah Terbuka 305.35

Air 98,447.23 Air 98,447.23

Hutan Mangrove Sekunder

31,064.53

Hutan Mangrove Sekunder 29,343.60

Hutan Tanaman 1,682.49 deforestrasi

Tambak 38.44 deforestrasi

Hutan Rawa Sekunder

225,105.52

Hutan Rawa Sekunder 190,638.92

Perkebunan 14,654.30 Deforestrasi

Pertanian Lahan Kering 1,808.88 Deforestrasi

Belukar Rawa 6,927.76 Degradasi

Tanah Terbuka 11,075.67 Deforestrasi (kebakaran hutan)

Belukar Rawa 1,333,684.71

Belukar Rawa 890,305.27

Hutan Mangrove Sekunder 965.21 Reforestrasi

Hutan Tanaman 62,374.69 Reforestrasi

Semak Belukar 366,180.72 degradasi (kebakaran hutan)

Tambak 234.50

Tanah Terbuka 13,624.31 degradasi (kebakaran hutan)

Pertanian Lahan Kering

570,024.09 Tanah Terbuka 54.02 deforestrasi

Pertanian Lahan Kering 569,970.07

Page 84: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 66

Penutupan Lahan 2006

Luas (Ha) Penutupan Lahan 2011 Luas (Ha) Keterangan

Pertanian Lahan Kering Campur

2,865,496.26

Pertanian Lahan Kering Campur

2,856,423.83

Perkebunan 7,497.24 diversifikasi

Tanah Terbuka 1,575.19 Reforestrasi

Sawah 410,839.08 Sawah 410,839.08

Tambak 59,806.98 Tambak 59,806.99

Bandara/Pelabuhan 248.76 Bandara/Pelabuhan 248.76

Transmigrasi 56,601.73 Transmigrasi 56,601.73

Pertambangan 28,194.75 Pertambangan 28,194.76

Rawa 145,853.63

Rawa 133,388.41

Hutan Tanaman 11,933.39 Reforestrasi

Perkebunan 531.83 Reforestrasi

Sumatera Selatan mempunyai lahan gambut seluas 1 262 385 hektar, terluas kedua

di Pulau Sumatera setelah Provinsi Riau. Sebagian besar lahan gambut masih

berupa tutupan hutan dan menjadi habitat bagi berbagai spesies fauna dan

tanaman langka. Lebih penting lagi, lahan gambut menyimpan karbon (C) dalam

jumlah besar. Gambut juga mempunyai daya menahan air yang tinggi sehingga

berfungsi sebagai penyangga hidrologi areal sekelilingnya. Konversi lahan gambut

akan mengganggu semua fungsi ekosistem lahan gambut tersebut.

Gambar 2.29 Peta Sebaran Gambut di Provinsi Sumatera Selatan

Dalam keadaan hutan alami, lahan gambut berfungsi sebagai penambat (sequester)

karbon sehingga berkontribusi dalam mengurangi gas rumah kaca di atmosfir,

walaupun proses penambatan berjalan sangat pelan setinggi 0-3 mm gambut per

Page 85: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 67

tahun (Parish et al., 2007) atau setara dengan penambatan 0-5,4 t CO2 ha-1 tahun-

1 (Agus, 2009). Apabila hutan gambut ditebang dan di drainase, maka karbon

tersimpan pada gambut mudah teroksidasi menjadi gas CO2 (salah satu gas rumah

kaca terpenting). Selain itu lahan gambut juga mudah mengalami penurunan

permukaan (subsiden) apabila hutan gambut dibuka. Oleh karena itu diperlukan

kehati-hatian dan perencanaan yang matang apabila akan mengkonversi hutan

gambut. Perencanaan harus mengacu pada hasil studi yang mendalam mengenai

karakteristik gambut setempat dan dampaknya bila hutan gambut dikonversi.

Deforestasi hutan dan penggunaan lahan gambut untuk sistem pertanian yang

memerlukan drainase dalam (> 30 cm) serta pembakaran atau kebakaran

menyebabkan emisi CO2 menjadi sangat tinggi. Emisi lahan gambut di Provinsi

Sumatera Selatan sebagian besar diakibatn oleh aktivitas yang terjadi di lahan

gambut seperti deforestrasi pada hutan gambut, drainase untuk perkebunan dan

hutan tanaman, dan kebakaran lahan gambut. Berdasarkan informasi terakhir,

jumlah hot spot (titik panas) yang terpantau di Provinsi Sumsel mengalami

peningkatan drastis. Selama lima hari (1–5 September), hot spot tembus 1.154 titik.

(http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/524733/, diakses tgl 27

September 2012 pukul 2:26 PM).

Berdasarkan data sumber emisi tersebut akan diketahui jumlah potensi emisi GRK

di Provinsi Sumatera Selatan. Emisi akibat perubahan tutupan lahan dihasilkan dari

dari data aktivitas perubahan tutupan lahan yang dipengaruhi oleh factor emisi tiap

– tiap jenis tutupan lahan.

Emisi (C) = Data Aktivitas x Faktor Emisi

Data aktivitas perubahan lahan berdasarkan perubahan lahan yang terjadi pada

periode tahun 2006 – 2011 (sumber data dari Baplan).

Tabel II.19. Faktor Emisi Karbon Diatas Permukaan Tanah

Kode PL Penutupan Lahan AGC

2001 Hutan Lahan Kering Primer 195.4

2002 Hutan Lahan Kering Sekunder 169.7

2004 Hutan Mangrove Primer 170

2005 Hutan Rawa Primer 196

2006 Hutan Tanaman 64

2007 Semak Belukar 15

2010 Perkebunan 63

2012 Permukiman 1

2014 Tanah Terbuka 0

3000 Rumput 4.5

5001 Air 0

Page 86: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 68

Kode PL Penutupan Lahan AGC

20041 Hutan Mangrove Sekunder 120

20051 Hutan Rawa Sekunder 155

20071 Belukar Rawa 15

20091 Pertanian Lahan Kering 8

20092 Pertanian Lahan Kering Campur 10

20093 Sawah 5

20094 Tambak 0

20121 Bandara/Pelabuhan 5

20122 Transmigrasi 10

20141 Pertambangan 0

50011 Rawa 0

Sedangkan emisi pada lahan gambut, selain dipengaruhi factor emisi dari stok

karbon tiap jenis tutupan lahan juga dipengaruhi oleh factor emisi dari drainase

masing – masing tutupan lahan

Tabel II.20. Faktor Emisi Karbon dari Lahan Gambut menggunakan model

Hooijer, et.al., 2010 yang dimodifikasi

PENGGUNAAN LAHAN Asumsi kedalaman

drainase (cm) Emisi CO2 (t/ha/th)

Hutan gambut primer 0 0

Hutan gambut tebangan 30 19

Karet rakyat 50 32

Kelapa sawit 60 38

HTI 50 32

Tanaman campuran/Agroforest 50 32

Belukar gambut 30 19

Tanaman semusim 30 19

Pemukiman 70 45

Rumput/resam 30 19

Sawah 10 6

Pertambangan 100 64

Dari analisa metode diatas (menggunakan aplikasi Abacus beta 09) diketahui

bahwa emisi GRK paling tinggi berasal dari lahan gambut baik itu dikawasan hutan

maupun diluar kawasan hutan, kemudian diikuti oleh emisi akibat perubahan lahan

pada Kawasan Hutan Lindung.

Page 87: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 69

Tabel II.21. Emisi GRK pada masing – masing zonasi tutupan lahan

No. Tutupan Lahan Emisi CO2 ton/tahun Total historical

Emmision Proporsi Emisi

(%)

1 Gambut_Non hutan 5,335,245.34 26,676,226.70 41.79

2 Gambut_kwsn hutan 3,265,647.57 16,328,237.84 25.58

3 Hutan Lindung 2,388,259.14 11,941,295.69 18.71

4 Hutan Suaka Alam 1,028,461.44 5,142,307.21 8.06

5 Hutan Produksi Tetap 625,937.12 3,129,685.61 4.90

6 Hutan Produksi Terbatas 248,288.72 1,241,443.59 1.94

7 Hutan Suaka Alam Laut 5,245.72 26,228.58 0.04

8 Pertanian 56,561.99 282,809.93 0.44

9 Pertahanan Keamanan 8,995.16 44,975.81 0.07

10 Perikanan 3,383.07 16,915.36 0.03

11 Perairan 104.98 524.92 0.00

12 Industri - - -

13 Kawasan Tanjung Api-Api - - -

14 Permukiman (3,898.99) (19,494.94) (0.03)

15 Hutan Produksi Konversi (141,588.27) (707,941.37) (1.11)

16 Perkebunan (54,133.41) (270,667.05) (0.42)

Total Emisi historikal Sumsel 63,832,547.89

Gambar 2.30 Proporsi Historikal Emisi GRK masing – masing zonasi Tutupan

Lahan di Provinsi Sumatera Selatan

Page 88: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 70

2.3.3 Sumber Emisi Sektor Energi

Di Sumatera Selatan pada tahun 2010 kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN

dari PLTD mencapai 6,15 MW yang dihasilkan dari 172 unit, dengan produksi

tenaga listrik sebesar 14,64 GWh, PLTGU sebesar 150 MV yang diproduksi dari

PLTGU Palembang Timur, dan PLTG sebesar 80 MV dari PLTGU Gunung Megang.

Sehubungan dengan program pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang

mencanangkan sebagai Lumbung Energi, hal ini akan berkontribusi terhadap emisi

gas rumah kaca. Emisi GRK di sektor energy bersumber dari pembangkit –

pembangkit listrik (PLTD dan PLTU) yang masih menggunakan bahan bakar fosil

seperti minyak bumi, dan batubara yang akan menghasilkan emisi CO2.

Permasalahan yang timbul akibat emisi GRK ini sebagai berikut :

1. Penerapan hemat energi di kalangan masyarakat masih belum optimal

seperti pemakaian lampu, pendingin (AC), baik di rumah, perkantoran,

tempat usaha, demikian juga pada kenderaan bermotor.

2. Upaya penerapan manajemen energi belum mendapat perhatian yang

sungguh-sungguh, sehingga konsumsi energi masih belum optimal sesuai

dengan kebutuhan energi yang sesuai.

3. Penerapan audit energi pada sebagian perusahaan belum sepenuhnya

dilaksanakan, karena masih dianggap beban.

4. Kurangnya kesadaran sebagian masyarakat dalam upaya menghemat

pemakaian energi terutama pada fasilitas umum.

5. Upaya konservasi energi terutama energi fosil belum optimal dilakukan

mengingat adanya kesan bahwa potensi sumber energi fosil terutama

batubara di Sumatera Selatan sangat besar.

6. Diversifikasi energi terutama peningkatan energi baru dan terbarukan masih

belum mendapat perhatian baik dari segi pengembangan teknologi dan

penerapannya.

7. Efisiensi pemanfaatan energy yang dihasilkan pada system pembangkit

listrik yang menggunakan bahan bakar fosil (terutama batubara) belum

maksimal, sehingga konsumsi bahan bakar masih cukup besar.

Emisi gas rumah kaca sektor energy difokuskan pada emisi CO2 yang dihasilkan

oleh pembangkit listrik yang menggunakan energl fosil seperti Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik

Tenaga Mesin Gas (PLTMG), dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD, emisi

CO2 yang dihasilkan dari pemakaian bahan bakar oleh masyarakat dan emisi CO2

Page 89: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 71

yang dihasilkan dari proses pembakaran kayu bakar. Penghitungan emisi CO2

dilakukan dengan cara mengetahui kuantitas material yang akan menghasilkan

GRK dan faktor emisinya. Perhitungan ini menggunakan IPCC dan atau LEAP.

a. Emisi CO2 dari PLTU

Perhitungan emisi CO2 berdasarkan kapasitas listrik terpasang (MW) pada

PLTU di Sumatera Selatan, dan waktu operasional PLTU (jam/tahun).

Berdasarkan data tersebut maka diketahui emisi CO2 historikal/baseline.

Tabel II.22. Emisi CO2 Baseline pada PLTU Provinsi Sumatera Selatan

TAHUN KAPASITAS TERPASANG (MW) Emisi CO2 (ton/tahun)

2005 751.85 4,893,551.06

2006 759.40 4,942,691.59

2007 818.25 5,325,727.41

2008 855.45 5,567,850.31

2009 849.45 5,528,798.23

2010 969.15 6,307,887.22

Kenaikan rata-rata kapasitas PLTU selama 5 tahun dari tahun 2005 sampai

tahun 2010 adalah 43,46 MW, atau dalam persentase : 5,78. Sehingga

dihasilkan emisi CO2 pada tahun 2011 sebesar 6,672,483.10 ton/tahun.

b. Pembangkit Listrik Tenaga Disesl (PLTD) milik PLN

PT. PLN memiliki PLTD yaitu PLTD Sungai Juaro yang terletak di Palembang

dan PLTD Tanjung Enim yang terletak di Tanjung Enim, kabupaten Muara

Enim. PLTD Sungai Juaro memiliki 2 (dua) unit pembangkit dengan kapasitas

total terpasang 25.200 kW dan daya mampu total sebesar 24.000 kW. PLTD

Tanjung Enim memiliki 2 (dua) unit pembangkit dengan kapasitas total

terpasang 12.736 kW dan daya mampu total sebesar 12.600 kW pada tahun

2011.

Tabel II.23. Emisi CO2 Baseline pada PLTD Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Produksi Listrik (kWh) Faktor Emisi (ton

CO2e/kWh) Emisi (ton CO2e/tahun)

2007 34,037,500

0.000743

25,289.86

2009 35,934,600 26,699.41

2011 45,422,700 33,749.07

Page 90: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 72

c. Emisi CO2 dari Bahan Bakar (Pertamina)

Berdasarkan data dari Pertamina terdapat 10 jenis bahan bakar yang

didistribusikan oleh Pertamina ke masyarakat yaitu Avigas, Avigas, BB2L,

Premix, Pertamax, Minyak Tanah, Minyak Diesel, Minyak Solar, dan Minyak

Bakar (Lampiran 2). Emisi CO2 baseline didapatkan dari perkalian Jumlah

Bahan Bakar dan factor emisi dari masing – masing jenis bahan bakar

(Lampiran 2).

Tabel II.24. Faktor Emisi Bahan Bakar

BAHAN BAKAR Faktor emisi

(kg CO2e/liter)

Avigas 2.6

Avtur 2.6

BB2L 2.6

Premix 2.6

Pertamax 2.6

Premium 2.6

Minyak tanah 2.58

Minyak diesel 2.2

Minyak Solar 2.2

Minyak Bakar 2.2

Sumber: IPCC, 2006.

Gambar 2.31 Emisi Baseline (historical) Total Bahan Bakar Provinsi Sumatera

Selatan

Page 91: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 73

Berdasarkan data penjualan BBM di Sumatera Selatan dari tahun 2004 sampai

2010, diketahui bahwa penjualan BBM terbesar adalah untuk konsumen

transportasi (72%), industri (24%) dan paling kecil adalah untuk konsumen

rumah tangga (4%).

Tabel II.25. Penjualan BBM di Sumsel (2004-2010) menurut jenis konsumen

Tahun Penjualan BBM (kilo liter)

Industri Transportasi Rumah tangga Jumlah

2004 424,244 1,093,259 290,975 1,808,478

2005 319,798 975,179 291,622 1,586,599

2006 423,055 775,478 212,717 1,411,250

2007 681,750 525,682 244,981 1,452,413

2008 651,640 575,641 261,841 1,489,122

2009 357,068 1,068,733 54,853 1,480,654

2010 373,780 1,118,754 57,420 1,549,954

Sumber: Pertamina

Tabel II.26. Emisi Co2 berdasarkan Jenis Konsumen

Tahun Total Emisi

(ton)

Emisi CO2 -eq (ton)

Transportasi Industri Rumah Tangga

2004 3,470,983.90

2,499,108.41

599,786.02 23,991.44

2005 2,694,217.76

1,939,836.79

465,560.83 18,622.43

2006 3,317,499.54

2,388,599.67

573,263.92 22,930.56

2007 3,497,021.98

2,517,855.83

604,285.40 24,171.42

2008 2,714,126.94

1,954,171.40

469,001.14 18,760.05

2009 1,681,234.52

1,210,488.85

290,517.33 11,620.69

2010 3,688,326.16

2,655,594.84

637,342.76 25,493.71

Sumber : Analisa Data

d. Emisi CO2 eq dari PLTG Bukit Asam dan PLTD Keramasan

Emisi CO2 dihasilkan dari jumlah pemakaian gas batubara dan diesel yang

digunakan oleh pembangkit listrik Bukit Asam dan Keramasan

.

Page 92: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 74

Tabel II.27. Jumlah Pemakaian Gas Batu Bara dan Diesel pada Pembangkit

Listrik Bukit Asam dan Keramasan

Tahun Keramasan Gas

(MMBTU) Bukit Asam

Batubara (Kg) Keramasan HSD (Ltr)

Keramasan IDO/MFO (Ltr)

Bukit Asam HSD (Ltr)

2007 14,006,657 1,023,017,276 9,211 7,989,494 4,353,070

2008 11,124,899 1,119,272,829 9,771 11,428,276 3,103,062

2009 14,652,044 1,110,671,769 5,078 8,461,520 5,372,532

2010 20,379,237 1,000,887,733 2,454 8,461,520 6,200,261

2011 22,802,852 828,122,843 - 10,922,668 4,871,276

Jumlah 82,965,689 5,081,972,450 26,514 47,263,478 23,900,201

Berdasarkan data tersebut diatas maka diketahui emisi CO2 yang dihasilkan

dari pemakaian gas batubara dan minyak diesel pada proses pembangkit listrik

di Bukit Asam dan Keramasan.

Tabel II.28. Emisi CO2 eq Baseline pada Pembangkit Listrik Bukit Asam

dan Keramasan.

TAHUN

Emisi CO2 (ton/tahun)

Keramasan Gas

(MMBTU)

Bukit Asam Batubara

(Kg)

Keramasan HSD (Ltr)

Keramasan IDO/MFO

(Ltr)

Bukit Asam HSD (Ltr)

Total emisi

2007 836,700 2,210,111.84 20.26 17,576.89 9,576.75 3,073,985.42

2008 664,555.39 2,418,060.95 21.50 25,142 6,827 3,114,606.78

2009 875,252.42 2,399,479.35 11.17 18,615 11,820 3,305,177.85

2010 1,217,371.21 2,162,303.49 5.40 18,615 13,641 3,411,936.02

2011 1,362,147.93 1,789,064.70 0 24,030 10,717 3,185,959.31

e. Emisi GRK dari Pembangkit Listrik PLTG milik PLN

Untuk memenuhi kebutuhan energy listrik di Sumatera Selatan, PLN telah

membangun dan memproduksi listrik dari pembangit listrik tenaga gas (PLTG).

Pada kondisi bulan Februari 2012, PLTG tersebut aadalah sebagaimana

tercantum pada table di bawah ini.

Tabel II.29. Daftar PLTG milik PLN pada Februari 2012

NO NAMA SENTRAL JUMLAH DAYA

UNIT TERPASANG

1 Keramasan 3 44,850

2 Inderalaya (RNT) 1 50,000

3 Inderalaya (S. Tiga) 2 40,000

4 Merah Mata LM 2000 Ex Tlg Duku 1 15,000

5 Talang Duku FR5 1 20,000

Page 93: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 75

NO NAMA SENTRAL JUMLAH DAYA

UNIT TERPASANG

6 Mounted Merah Mata 1 20,000

7 Mounted Merah Mata 2 20,000

8 Apung 1 30,000

9 Keramasan AKE (RNT) 1 1 50,000

10 Keramasan AKE (RNT) 2 2 50,000

11 EX. Sunyaragi 1 20,000

12 PLTMG NAVIGAT 1 30,000

TOTAL 16 389,850

Tabel berikut menunjukkan produksi energy listrik dan perhitungan emisi CO2e

dari PLTG milik PLN sebagaimana tersebut di atas, dengan menggunakan

factor emisi adalah 0,743 kg CO2e/kWh dari tahun 2007 sampai 2011.

Tabel II.30. Emisi CO2 Baseline PLTG Sumatera Selatan

Tahun Produksi (kWh) Emisi (ton CO2e/th) 2007 834,326,352 619,904,479.54 2008 632,788,420 470,161,796.06 2009 882,842,283 655,951,816.27 2010 1,254,112,110 931,805,297.73 2011 1,565,632,785 1,163,265,159.26

Gambar 2.32 Emisi CO2 Baseline PLTG di Sumatera Selatan

Page 94: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 76

f. Emisi GRK dari Pembangkit Listrik PLTG, PLTM milik swasta

Berikut ini disajikan emisi GRK dari berbagai pembangkit PLTG, PLTMG yang

dimiliki oleh swasta dan produksi listrik pada tahun 2010

1. Pembangkit Listrik PLTG PT. Asrigita Prasarana

Produksi enegi listrik : 1,136,560,000 kWh

Listrik yang disalurkan ke PLN : 1,103,492,190 kWh

Pemakaian bahan bakar : 7,835.75 MMSCF

Faktor emisi : 0,743 kg CO2e/kWh

Jumlah emisi CO2e : 844,464.08 ton

2. Pembangkit Lisrik : PLTG MUSI I

Pemilik : PT. PURA DAYA PRIMA

Lokasi : Palembang, Sumatera Selatan

Daya terpasang : 3 X 4, 61 MW (13,83 MW) + 6 MW

Produksi enegi listrik : 1,136,560,000 kWh

Mulai operasi : Juni 2006

Gross product : 114,091,708 kWh

Netto product : 112,256,385 kWh

Pemakaian sendiri : 2,801,984 kWh

Bahan bakar : 1,084,252.86 BTU

Faktor emisi : 0,743 kg CO2e/kWh

Jumlah emisi CO2e : 84,770.14 ton CO2e.

3. Pembangkit Listrik : PLTG GUNUNG MEGANG

Pemilik : PT. Meppo - Gen

Lokasi : Gunung Megang

Daya terpasang : 2 X 40 MW

Produksi enegi listrik : 1,136,560,000 kWh

Mulai operasi : Juni 2006

Gross product : 446,870,940 kWh

Netto product : 441,965,200 kWh

Pemakaian sendiri : 4,905,740 kWh

Import : 299,500 kWh

Bahan bakar : 4,394,213.24 MMBTU

Faktor emisi : 0,743 kg CO2e/kWh

Jumlah emisi CO2e : 332,025.11 ton CO2e.

Page 95: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 77

4. Pembangkit Listrik : PLTG PRABUMULIH

Pemilik : PT. ELNUSA PRIMA ELEKTRIKA

Lokasi : Prabumulih, Sumatera Selatan

Daya terpasang : 2 x 6 MW (12 MW)

Beban Puncak : 139.8 MW

Beban rata-rata : 120.74 MW

Produksi Yang Disalurkan ke PLN : 86,795,900 kWh

Faktor emisi : 0,743 kg CO2e/kWh

Jumlah emisi CO2e : 64,489.35 ton CO2e.

5. Pembangkit Listrik : PLTMG SAKO

Pemilik : PT. PT. MULTIDAYA PRIMA

ELEKTRINDO

Lokasi : Kalidoni, Palembang

Daya terpasang : 2 x 6 MW (12 MW)

Mulai operasi : Juni 2008

Beban Puncak : 127.9 MW

Beban rata-rata : 103.2 MW

Produksi Yang Disalurkan ke PLN : 81,075,704 kWh

Bahan bakar : 818,865 MSCF

Faktor emisi : 0,743 kg CO2e/kWh

Jumlah emisi CO2e : 60,239.25 ton CO2e.

Tabel II.31. Emisi CO2 dari Lima Pembangkit PLTG, PLTMG Swasta

No Nama Pembangkit Emisi CO2e (ton) Persentase Emisi CO2e

1 PLTG PT. ASRIGITA PRASARANA 844,464.08 60.93

2 PLTG MUSI II 84,770.14 6.12

3 PLTG GUNUNG MEGANG 332,025.11 23.96

4 PLTG PRABUMULIH 64,489.35 4.65

5 PLTMG SAKO 60,239.25 4.35

JUMLAH 1,385,987.93 100.00

g. Emisi CO2 dari Kayu Bakar

Diasumsikan bahwa 50% persen dari masyarakat Provinsi Sumatera Selatan

masih menggunakan kayu bakar untuk mendukung kegiatan rumah tangga,

dengan volume bakar per orang setiap tahunnya 1.2 m3. Besar emisi CO2

Page 96: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 78

sangat dipengaruhi oleh massa jenis kayu yang diasumsikan sebesar 1 ton/m3

dengan factor emisi untuk kayu bakar 1.75.

Tabel II.32. Asumsi Jumlah Pemakain Kayu Bakar dan Emisi CO2 yang

dihasilkan

Penduduk pemakai

kayubakar

Jumlah kayu

(m3/tahun)

Jumlah kayu

(ton/tahun)

Emisi CO2

(Gg/tahun)

Emisi CO2

(ton/tahun)

3,215,094 3,858,112.80 3,858,112.80 6,751.70 6,751,697.40

3,259,396 3,911,274.60 3,911,274.60 6,844.73 6,844,730.55

3,314,208 3,977,049.60 3,977,049.60 6,959.84 6,959,836.80

3,377,950 4,053,540.00 4,053,540.00 7,093.70 7,093,695.00

3,449,946 4,139,935.20 4,139,935.20 7,244.89 7,244,886.60

3,509,982 4,211,978.40 4,211,978.40 7,370.96 7,370,962.20

3,560,895 4,273,074.00 4,273,074.00 7,477.88 7,477,879.50

3,611,318 4,333,581.00 4,333,581.00 7,583.77 7,583,766.75

3,725,197 4,470,236.40 4,470,236.40 7,822.91 7,822,913.70

2.3.4. Sumber Emisi Sektor Transportasi

Kendaraan bermotor adalah salah satu sumber pencemaran udara yang sangat

berpengaruh di daerah perkotaan, selain industri dan rumah tangga. Kondisi emisi

kendaraan bermotor dipengaruhi oleh kandungan bahan bakar dan kondisi

pembakaran dalam mesin. Pada saat terjadi pembakaran sempurna, emisi paling

signifikan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor berdasarkan massa adalah gas

cabon dioksida dan uap air, namun kondisi ini jarang terjadi. Hampir semua bahan

bakar mengandung polutan. Polutan yang dihasilkan kendaraan bermotor yang

menggunakan BBM antara lain CO, HC, SO2, NO2 dan partikulat. Kumpulan

pencemaran udara tadi akan menyebabkan terjadinya Green House Gases.

Sektor transportasi yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca secara

global, yaitu:

a. Subsektor Pelayaran/Maritim:

• Berkontribusi hingga 3,3% dari total emisi gas kaca di tahun 2007

• Diperkirakan akan meningkat sebanyak dua atau tiga kali lipat di tahun 2050

• Konsumsi 1 ton BBM memproduksi 3 ton emisi CO2

Page 97: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 79

• Di tahun 2006, total ~2 milyar ton CO2 dihasilkan dari total konsumsi BBM

sebanyak ~640 juta ton

b. Subsektor Penerbangan:

• Berkontribusi hingga 3% dari emisi CO2 dunia (UN Intergovernmental Panel

on Climate Change)

• Konsumsi 1 ton kerosin akan memproduksi 3,15 ton emisi CO2

• Di tahun 2025, emisi CO2 dari indsutri penerbangan global akan meningkat

hingga 50 – 70 % atau mencapai 1,2 dan 1,5 milyar ton.

• Potensi pertukaran karbon di seluruh dunia diperkirakan dapat melebihi 660

juta metriks ton CO2 per tahun

c. Subsektor Angkutan Darat/Jalan:

• Berkontribusi hingga 15% dari emisi CO2 dunia

• Konsumsi 1000 galon bensin BBM memproduksi 8,9 ton emisi CO2 (US EPA)

Pola kebijakan yang diambil dalam mengatur setiap moda transportasi akan sangat

mempengaruhi biaya transportasi yang berbentuk kebutuhan atau permintaan

energi untuk transportasi. Pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pemilihan

penggunaan jenis transportasi. Penggunaan Energi Transportasi menurut moda,

2004 dan 2025 dapat dilihat pada tabel berikut. Hubungan antara konsumsi energi

transportasi menurut moda pada tahun 2004 diproyeksikan dan diperoleh

proyeksinya sampai tahun 2025. Pada tahun 2004, moda jalan raya mendominasi

pemakaian energi, yaitu mencapai 69,72% dari total konsumsi untuk sektor

transportasi. Penggunaan energi untuk moda jalan raya dari yang terbesar sampai

terkecil adalah angkutan truk (27,83%), angkutan mobil penumpang (27,58%),

sepeda motor (12,88%), dan bus (1,43%). Pada tahun 2025, konsumsi energi untuk

moda ini diperkirakan mengalami kenaikan hingga 77,63%, dengan distribusi untuk

angkutan truk (32,01%), angkutan mobil penumpang (20,37%), sepeda motor

(24,17%), dan bus (1,08%).

Page 98: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 80

Tabel II.33. Penggunaan Energi Transportasi menurut moda, tahun 2004 dan

2025

Jenis Transportasi

2004 2025

Total Persentasi

(%)

Konsumsi

(Juta SBM)

Total Persentasi Konsumsi

(Juta SBM)

Mobil Penumpang

69,72

27,58 0.9297

77,63

20,37 2.4727

Sepeda Motor 12,88 0.4344 24,17 2.9335

Bus 1,43 0.0483 1,08 0.1284

Truk 27,83 0.9379 32,01 3.8843

Kereta Api 7,58 0.2556 5,60 0.6799

ASDP 7,02 0.2368 5,19 0.6299

Angkutan Laut 13,59 0.4582 10,04 1.2186

Angkutan Udara 2,09 0.0705 1,55 0.1876

Jumlah 100 3.3716 100 12.135

Sumber: Analisis Energi Transportasi, Masterplan Sumsel Lumbung Energi Nasional, 2005

Pertumbuhan penggunaan energi dapat dipengaruhi oleh kebijakan terhadap

pemilihan moda, terutama moda angkutan jalan raya. Dalam konteks ini, pemakaian

energi untuk transportasi jalan akan mengalami perubahan jika ada kebijakan yang

mewajibkan angkutan berat (petikemas) harus menggunakan angkutan kereta api.

Melihat, uraian tentang pemetaan energi pada uraian diatas, harapan pada

batubara yang akan dikembangkan untuk briket dan bahan bakar transportasi

setelah diubah menjadi energi listrik. Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa

penggunaan energi batu bara untuk transportasi masih menunjukkan angka nol,

demikian juga halnya dengan penggunaan gas alam dan biomassa. Bila

dikembangkan, maka akan ada energi alternative untuk transportasi.

Proyeksi penggunaan energi tahun 2025 ini, dengan mengasumsikan bahwa tidak

ada sentuhan pada kebijakan terhadap pemilihan moda maka tren pertumbuhan

penggunaan energi untuk moda angkutan jalan raya akan terus naik (7,91%) Untuk

itu harus ada kebijakan yang lahir dalam memperbaiki proporsi pemilihan moda.

Perubahan kebijakan seperti mewajibkan angkutan berat dan angkutan petikemas

diangkut dengan angkutan kereta api akan mempengaruhi perubahan angka

penggunaan energi untuk transportasi jalan.

Merujuk kepada dominasi penggunaan Energi Transportasi Sumsel sampai tahun

2025 sejumlah 77,63 persen, maka masih wajar kiranya untuk perhitungan RAD

GRK Transportasi Sumsel dibatasi pada Transportasi Jalan Raya.

Page 99: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 81

Permasalahan Transportasi saat ini, yang pada akhirnya menyumbang kepada

meningkatnya emisi CO2 di Sumatera Selatan adalah:

• Truk (modifiksi) yang berlebihan dari komposisi LHR

• Pertumbuhan Jumlah Kendaraan

• Tidak Terintegrasi Sistem Transportasi

• Tidak tumbuhnya angkutan moda lain spt KA dan Sungai

• Tata Ruang

• Kemacetan Lalu Lintas

• Perilaku Pengemudi

• Kebijakan BBM

Oleh sebab itu perhitungan Emisi CO2 diharapkan menggunakan karakteristik local

dan mencerminkan pembedaan akibat karakteristik masalah diatas, yaitu

menggunakan Tier 3.

Penggunaan Bahan Bakar Fosil Dalam kajian ini dilakukan ketiga Tier tersebut.

a. Penghitungan Tier 1 dilakukan dengan Metode IPCC

b. Penghitungan Tier 2 dilakukan dengan Metode IPCC, namun menggunakan

data jumlah kendaraan menurut modanya yang dikeluarkan statistic daerah

(BPS Sumatera Selatan) dan Kementrian Perhubungan

c. Penghitungan Tier 3 dilakukan dengan menggunakan metode Analisis

Dekomposisi Kaya

1. TIER 1

Penghitungan Tier 1 dilakukan tanpa koreksi atau tanpa memasukkan fakta

karakteristik local (jumlah kendaraan terdaftar pertahun). Jumlah konsumsi

energy Transportasi diperhitungkan berdasarkan Jumlah Penjualan BBM yang

ada pada data Statistik, yaitu sebanyak 1,068,733 kilo liter pada tahun 2009.

Gambar 2.33 Hasil Perhitungan Emisi CO2 menggunakan Tier 1 Tahun 2010

Page 100: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 82

2. TIER 2

Penghitungan Tier 2 dilakukan dengan memasukkan fakta karakteristik local

(jumlah kendaraan terdaftar pertahun). Tidak menggunakan data Asal Tujuan

dan Matriks Pembebanan lalu lintas, karena pada data tersebut agak sulit

mendapatkan gambaran komposisi lalu lintas secara actual di lapangan.

Data Volume BBM dipecah menurut yang digunakan oleh setiap jenis

kendaraan. Pertama kali dilakukan tabulasi jumlah kendaraan berdasarkan data

sekunder sebagai berikut:

Tabel II.34. Jumlah Kendaraan Terdaftar

Tahun Mobil Penumpang Bus Truk Motor Jumlah

2 3 4 5 6 7

2007 301,955 63,891 99,861 850,639 1,316,346

2008 346,968 65,611 100,033 1,757,324 2,269,936

2009 365,540 69,407 100,722 2,013,404 2,549,073

2010* 383,175 72,077 107,245 2,676,318 3,238,815

* prediksi Sumber : BPS, Sumatera Selatan Dalam Angka 2011

Selanjutnya, jumlah pemakaian BBM dapat dilihat dari kilometer perjalanan

kendaraan dibagi dengan jumlah liter BBM perkilometer.

Jumlah rata rata perjalanan kendaraan truk batu bara dan kelapa sawit

diperoleh dari data survey Ardhi (2010) pada Tugas Akhir Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Sriwijaya Studi dan dipergunakan juga untuk Tatrawil

Sumatera Selatan (Dishub Sumsel, 2011), rata rata 274 km pulang pergi dalam

wilayah. Karena pada saat survey wawancara angkutan umum dan barang luar

kota, mayoritas trip angkutan umum adalah perjalanan luar kota sebagaimana

yang dilakukan oleh Truk rural, maka diasumsikan juga perjalanan bus 274 km.

Sedangkan mobil penumpang diasumsikan 2 kali perjalanan rata rata dalam

kota kota di Sumatera selatan yang 7,49 km menjadi 15 km perhari, (Study

Master Plan Transportasi, Bappeda, 2006). Sedangkan motor rata rata

melakukan perjalanan 5km. Angkutan pribadi rata rata 8,162 km perjalanan

perhari untuk dalam kota Palembang (Buchari E., 2011). Untuk cakupan

wilayah Sumsel, perjalanan rata rata perhari mengikuti asumsi diatas, yaitu

15km perhari (dengan asumsi minimal 2 perjalanan perhari dilakukan oleh

perorangan).

Kemudian diperoleh jumlah BBM yang dipakai oleh kendaraan sebagai berikut:

Page 101: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 83

Tabel II.35. Pemakaian Jumlah BBM Tiap Kendaraan

Pemakaian BBM Mobil Penumpang Bus Truk Motor Jumlah

Tahun 2010 (lt) 736,875.00 3,590,745.09 6,530,028.89 1,244,799.07 12,102,448.05

Tahun 2010 (kl) 736.88 3,590.75 6,530.03 1,244.80 12,102.45

300hari operasi pertahun (x300)

221,062.50 1,077,223.53 1,959,008.67 373,439.72 3,630,734.41

Persentasi 6,08% 29,67% 53,96% 10,29% 100%

Sumber: Analisis Data

Jumlah penggunaan BBM menurut moda jauh lebih besar dari total penjualan

karena beberapa Asumsi yang terlalu di generalisir, yaitu:

1) Kemungkinan tidak semua kendaraan yang terdaftar di Sumsel digunakan di

provinsi ini.

2) Tidak semua kendaraan beroperasi penuh selama 300 hari setahun

3) Kemungkinan ada kendaraan yang tidak beroperasi, atau disimpan saja di

rumah, terutama untuk yang mempunyai banyak kendaraan.

Karena Jumlah penggunaan BBM berdasarkan statistic hasil penjualan adalah

1.068.733 kilo liter pada tahun 2009. Maka di proyeksikan data tersebut untuk

tahun 2010 menjadi 1.106.480 kilo liter. Penggunaan BBM per moda kendaraan

terdaftar menurut table 3.2 diambil persentasi proporsinya saja, kemudian

dikalikan dengan Total Penjualan BBM untuk Transportasi menurut statistic

Dinas Pertambangan, ESDM Sumsel, yang tanpa membedakan jenis Solar

atau premium. Cara membedakan kendaraan mana yang menggunakan Solar

dan mana yang menggunakan premium, dilakukan dengan melihat fakta

dilapangan bahwa 100% motor menggunakan premium, 100% bus dan truk

menggunakan Solar. Sedangkan kendaraan Mobil ada yang menggunakan

Solar dan ada juga yang menggunakan premium. Untuk mengetahui berapa

proporsi masing masing penggunaan solar dan premium mobil dari data

penjualan BBM tidak dapat diperoleh dari data ESDM tersebut. Oleh sebab itu

digunakan data Statistik produksi perjenis BBM, Solar dan Premium yang

diproyeksikan untuk tahun 2010.

Page 102: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 84

Gambar 2.34 Prediksi Penggunaan Solar untuk mobil penumpang tahun 2010

Gambar 2.35 Proyeksi Penggunaan Premium untuk mobil penumpang tahun

2010

Dari kedua proyeksi penggunaan Premium dan Solar pada kendaraan diperoleh

jumlah pemakaian solar dan premium, yang diambil presentasenya saja untuk,

yaitu 49% menggunakan premium, dan 51% menggunakan solar. Prosentase

ini dikalikan dengan penggunaan BBM pada modil sehingga diperoleh jumlah

pemakaian Solar untuk mobil dan Premium untuk mobil. Karena penggunaan

Petramax masih sangat rendah pada tahun 2010 sehingga prosentasinya

diabaikan pada perhitungan ini. Oleh sebab itu dipakai asumsi pendekatan

prosentasi komposisi kendaraan untuk membagi penggunaan BBM tersebut,

sebagai berikut:

Page 103: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 85

Tabel II.36. Jumlah Pemakaian BBM Menurut Jenis Bahan Bakar

Kendaraan Premium Premium Solar (kl) Solar (kl)

Mbl penumpang (car) 49% 32964,25 51% 34309.73

Bus 100% 328292.616

Truk 100% 597056.608

Motor 100% 113856.792

Sumber: Analisis data, 2012

Page 104: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 86

Tabel II.37. Jumlah Pemakaian BBM dan EMisi Baseline Menurut Jenis Kendaraan

Tahun Solar (KL) Premium (KL)

FE Solar FE Premium Emisi Solar (ton) Emisi Premium (ton)

Mobil Bus Truk Mobil Sepeda Motor Mobil Bus Truk Mobil Sepeda Motor

2007 16030 153508 284266 15402 56476

3.283 3.070

52,621.93 503,911.02 933,138.68 47,283.29 173,378.20

2008 17554 168097 311281 16866 61843 57,622.93 551,800.98 1,021,820.96 51,776.93 189,854.60

2009 32590 312089 577924 31312 114818 106,982.53 1,024,471.71 1,897,109.10 96,128.86 352,484.92

2010 23549 225504 417587 22625 82963 77,301.73 740,246.39 1,370,782.75 69,459.26 254,691.83

Gambar 2.36 Emisi Baseline (Historikal) Transportasi Provinsi Sumatera Selatan

Page 105: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 87

Perhitungan dengan Tier 1 dan Tier 2 menghasilkan sangat besar jumlah

penggunaan BBM Transportasi, yang berakibat pada besarnya Emisi CO2

akibat Transportasi. Sekarang, menjadi pertanyaan besar adalah apakah

semuanya penjualan BBM dari Pertamina yang menjadi data dasar perhitungan

ini benar benar digunakan untuk di Sumatera Selatan?

Data Penggunaan BBM tahun 2012 pada uraian diatas disajikan pada table

berikut untuk keperluan analisis dan justifikasi penggunaan BBM yang

sebenarnya.

Tabel II.38. Penggunaan BBM tahun 2012

Jenis Kendaraan Solar (kl) Premium (kl) Pencurian/Pengiriman BBM Sumsel ke daerah lain

Jambi, Bengkulu, Bangka

Mobil Solar 21185

Palembang Kota lainnya Perkiraan Total

Mobil Premium

22050

Bus 211152

Truk 391010

Motor

77683

Total 623347 99733 94

90 kl/tahun Belum terdata

229950*

=31,80%

Sumber : Analisis Data

*) Hitungan berdasarkan asumsi bahwa ada lima kota yang melakukan penyimpangan distribusi penjualan BBM. Walaupun sesungguhnya hamper setiap Kabupaten/Kota melakukan hal yang sama. Kutipan Berita:

1) Kasus di Jakarta Utara, 30 Maret 2012

Casyono (41), warga Kampung Bulak Turi RT 08/01, Marunda, Cilincing

menimbun bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan harus berurusan

dengan pihak kepolisian. Dia ditangkap aparat kepolisian berikut barang

buktinya berupa 5.000 liter solar yang diangkut dalam truknya di Simpang

Lima, Semper, Koja, Dalam penangkapan itu, petugas menyita sedikitnya

satu truk modifikasi tangki berwarna kuning bernopol B 9094 TQA beserta

tangki duduknya berkapasitas 1.000 liter.

Dalam menjalankan aksinya, pelaku hanya beraksi seorang diri dengan

modus operandinya dari jam 02.00 dini hari hingga 09.00 pagi dengan

mengisi solar di 10 SPBU dengan jumlah 1.000 liter setiap harinya dengan

modal Rp 4,5 juta. Pengakuan tersangka sudah menjalankan aksinya

sebanyak lima kali yang setiap harinya mengisi di 20 SPBU Jakarta Utara. Di

masing-masing SPBU diisi 50 liter, dan setiap harinya mengisi di tangki

duduk sebanyak 1.000 liter solar, sehingga totalnya selama lima kali

mencapai 5.000 liter.

2) Kasus di Palembang, 30 Agustus 2012 (Sripo.com)

Page 106: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 88

Bisnis solar ilegal terbongkar, 11 tangki solar ilegal, di kawasan Jl Purwasari,

RT 52 RW 10, Bukit Sangkal, Kalidoni, Palembang ditangkap dan

diamankan. Tangki - tangki bermuatan puluhan ribu liter itu diduga baru saja

di distribusikan ke berbagai tempat. Selain didistribusikan di Sumsel,

dugaan sementara jejaknya juga bergerak ke luar kota, mengingat pelat

nomor kendaraan berasal dari Jambi, Bengkulu, Bangka. Rincian 11 mobil

tangki bertuliskan PT Agung Pratama Sriwijaya, yang dijadikan barang bukti,

yaitu enam mobil tangki berkapasitas 16 ribu liter, tiga tangki berkapasitas 5

ribu liter, dan dua truk modifikasi berkapasitas 5 ribu liter.

Masih banyak lagi terjadi di daerah lain. Ini hanya contoh kejadian

penyimpangan data dan fakta penggunaan BBM per wilayah provinsi akibat

dari kesenjangan harga antara BBM untuk umum dan Industri.

3) Pagaralam, Mei 2012 (Tribunenews.com)

Pagaralam merupakan wilayah yang cukup strategis, hal ini membuat

masyarakat yang berdomisili di sekitar Wilayah Kota Pagaralam senantiasa

melakukan pembelian BBM di Kota Pagaralam, dan memperoleh

kemudahan dalam pembelian BBM di SPBU, karena tidak adanya peraturan

pemerintah yang membatasi pembelian BBM Bersubsidi di Pagaralam.

Masyarakat wilayah sekitar yang dimaksud antara lain masyarakat Provinsi

Lampung di selatan, Provinsi Bengkulu di barat, Kabupaten Lahat di utara

serta Kabupaten OKU di Timur.

Berdasarkan Fakta Penyimpangan distribusi penjualan BBM yang diuraikan di atas,

maka penggunaan Tier 1 dan 2 untuk penghitungan Emisi CO2, sangat terlalu

tinggi dari kenyataannya. Oleh sebab itu digunakan Tier 3 dengan Metode

Dekomposisi Kaya.

Selain itu Perhitungan BAU berdasarkan metode IPCC tidak memperhitungkan fuel

Ekonomi. Sedangkan pada Metoda Perhitungan Kaya memperhitungkan Fuel

economy menurut jenis kendaraan. Walaupun pada kenyataannya kendaraan

kendaraan di Indonesia khususnya untuk Truk dan Tangki Cair, sudah banyak

berubah akibat di modifikasi besar fuel tank nya. Untuk hal ini dapat ditelusuri lagi

kebenarannya, seperti hasil riset Buchari E, (2012) yang akan diterbitkan pada

Proceeding Seminar FSTPT ke 15 di Bekasi.

Oleh sebab itu dilakukan juga sebagai alternative pembanding perhitungan dengan

Metoda Kaya pada sub bab berikut ini. Pendekatan batas Area sebaran emisi

merujuk kepada asumsi studi sebelumnya yang dilakukan SH Sumaryati Sumaryati,

Page 107: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 89

N Nurlaini, D Gusnita - pada jurnal Indonesian Journal of Physics, 2008 tentang

“Simulasi Penyebaran CO2 di Semarang dengan Software LADM” yang melakukan

pengukuran penyebaran CO2 mencakup luasan 50 x 50 km2.

3. TIER 3

Penghitungan Tier 3 dilakukan dengan menggunakan Metode Analisis

Dekomposisi Kaya yang dikenal adalah Metode Analisis Dekomposisi Kaya

dengan rumus sebagai berikut:

CETPEmissionsCO 2

Keterangan :

P = Population

T = Transport intensity ( e.g VMT/capita )

E = Energy Intensity ( e.g MJ/mile )

C = Carbon Intensity ( e.g gCO2-eq/MJ )

Dilakukan beberapa asumsi untuk bahan bakar, kendaraan, dan aktivitas travel.

Berikut ini contoh perhitungan untuk medapatkan perhitungan pengeluaran

emisi CO2 pada moda kendaraan.

Table berikut ini, menyajikan pendekatan untuk menghitung Emisi CO2 dengan

rumus KAYA, yaitu dengan menghitung Emisi CO2 perorang per jenis

kendaraan

Tabel II.39. Perbandingan CO2 (gram) antar moda transportasi

Moda Transportasi

Fuel economy

Jumlah penumpang

Jenis bahan bakar

Emisi CO2 per satuan berat bahan bakar

Berat jenis bahan bakar

Emisi CO2 per penumpang

per km

km/l orang g CO2/kg bahan

bakar kg/l

gram CO2 per orang per km

Jalan kaki/Sepeda

0 1 - - 0.75 0

Bis (isi 50 orang) 3.5 50 solar 3180 0.85 15

Metromini (isi 25 orang)

4 25 solar 3180 0.85 27

Mikrolet (isi 8 orang)

7.5 8 bensin 3180 0.75 40

Mobil pribadi (isi 3 orang)

9.8 3 bensin 3180 0.75 81

Mobil pribadi (isi 1 orang)

9.8 1 bensin 3180 0.75 243

Sepeda motor (isi 1 orang)

28 1 bensin 3180 0.75 85

Sumber: http://xa.yimg.com

Page 108: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 90

Dengan meningkatnya jumlah Lalu lintas Harian Rata rata pada suatu jalan,

dan km perjalanan kendaraan perpenumpang, maka dapat diketahui

meningkatnya Emisi CO2 pada jalan tersebut. Perhitungan Emisi CO2 dari LHR

yang ada dapat dilakukan untuk memperoleh berapa besaran Emisi CO2 yang

telah terjadi. Untuk kendaraan non motor menghasilkan zero emisi CO2.

Dari hasil survey counting, didapat perhitungan emisi di setiap kawasan

perbatasan tersebut. Untuk mencari nilai emisi digunakan rumus berikut.

a. Perhitungan Arus Lalu lintas (traffic count)

Analisa data survei traffic count digunakan untuk mendapatkan gambaran

umum arus lalu lintas yang antara lain meliputi meliputi:

- Jumlah kendaraan yang lewat (volume) dalam satuan waktu (smp/jam),

- Komposisi moda yang digunakan.

1) Penghitungan Emisi CO2 untuk kota Palembang

Beberapa pengukuran Emisi CO2 diudara telah dilakukan berbagai instansi

dan perorangan. Dengan merujuk kepada salah satu penelitian dan jurnal

“Simulasi Penyebaran CO2 di Semarang dengan Software LADM” yang

melakukan pengukuran penyebaran CO2 mencakup luasan 50 x 50 km2.

Dengan mengasumsikan cakupan luasan diatas, kota Palembang yang

mempunyai luas 400, 92 km2 ini dibagi menjadi 4 wilayah di pinggir kota dan

1 wilayah di pusat kota. Perhitungan dilakukan dengan metode KAYA

dengan mengambil data Counting Survey di lokasi tersebut.

Dari kuesioner wawancara diperoleh data pilihan moda transportasi kalau

ada perubahan. Karena data modal split pilihan ini merupakan hasil

wawancara tentu komposisinya berbeda dengan hasil counting. Maka

diasumsikan persentasi pilihan adalah sama untuk semua orang di tiap zona.

Maka persentasi yang dipilih oleh responden dikalikan dengan hasil counting

dijalan tersebut.

Page 109: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 91

Tabel II.40. Emisi CO2 di Wilayah Kota Palembang

Lingkup Wilayah EMISI CO2, ton/hari EMISI CO2, ton/tahun

Mariana 9.69 3536.85

Kenten Laut 30.59 11165.35

Alang Alang Lebar 43.95 16041.75

Indralaya 29.48 10760.2

Ampera - Jaka Baring* ) 74.59 27225.35

Total 188,3 68729,50

2) Perhitungan Emisi CO2 Sumatera Selatan

Dari hasil survey counting di lima titik perbatasan Provinsi Sumatera

Selatan, didapat perhitungan emisi di setiap kawasan perbatasan tersebut.

Untuk mencari nilai emisi digunakan rumus berikut.

a) Data tahun 2011

Untuk jumlah emisi CO2 (gr/km) di perbatasan OKI-Lampung

berdasarkan survey counting Tahun 2011 dapat dilihat pada table II.41.

Tabel II.41. Analisa Emisi CO2 (Gr/Km) Di Ogan Komering Ilir

Berdasarkan Perhitungan Counting Tahun 2011

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Persentase Emisi CO2( gr/km )

1 Sepeda/becak 0 30 0

2 MTR 5022 19 411804

3 MP 3187 17 248586

4 AU 2876 2 109288

5 BKU 391 0 5865

6 BKNU 0 1 0

7 BBU 154 1 2310

8 BBNU 128 30 1920

9 MH 1000 6 270000

10 TU 2 AS 2557 15 690390

11 TC 2 AS 475 3 128250

12 TU 3-5 AS 464 3 125280

13 TC 3-5 AS 113 1 30510

14 TG 0 0 0

15 TT 37 0 9990

Page 110: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 92

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Persentase Emisi CO2( gr/km )

16 TK 20 345 2 93150

17 TK 40 125 1 33750

Total Emisi CO2 2,161,093

Sumber: Hasil Analisa

Dari tabel II.41 diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai emisi CO2 yang

dikeluarkan kendaraan yang terbesar adalah truk umum 2 as dengan

jumlah 690390 gr/km. Sedangkan jumlah keseluruhan emisi CO2 di

perbatasan OKI-Lampung sebesar 2.161.093 gr/km.

Sedangkan untuk perbatasan Linggau-Jambi, nilai emisi CO2 diuraikan

pada tabel II.42 Untuk daerah perbatasan Lubuk Linggau-Jambi, nilai

emisi CO2 nya yaitu 515,204 gr/km. Jenis kendaraan yang memiliki nilai

emisi terbesar adalah truk umum 2 as yaitu sebesar 151.200 gr/km.

Tabel II.42. Analisa Emisi CO2 ( Gr/Km ) Di Linggau-Jambi

Berdasarkan Perhitungan Counting Tahun 2011

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan persentase Emisi CO2 ( gr/km )

1 Sepeda/becak 0 0 0

2 MTR 1129 30 92578

3 MP 991 27 77298

4 AU 161 4 6118

5 BKU 24 1 360

6 BKNU 40 1 600

7 BBU 70 2 1050

8 BBNU 70 2 1050

9 MH 418 11 112860

10 TU 2 AS 560 15 151200

11 TC 2 AS 30 1 8100

12 TU 3-5 AS 36 1 9720

13 TC 3-5 AS 17 0 4590

14 TG 0 0 0

15 TT 5 0 1350

16 TK 20 146 4 39420

17 TK 40 33 1 8910

Total Emisi CO2 515,204

Sumber: Hasil Analisa

Page 111: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 93

Untuk daerah MUBA-Jambi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dari

tabel terlihat bahwa nilai total emisi CO2 yang ada di perbatsan MUBA-

Jambi adalah 1.055.679 gr/km. Sedangkan untuk nilai emisi yang

terbesar di perbatasan ini adalah mobil hantaran yaitu sebesar 383400

gr/km. Selain itu juga, truk kontainer 40ft berada di urutan kedua yaitu

nilai emisinya 233782 gr/km.

Tabel II.43. Analisa Emisi CO2 ( Gr/Km ) Di MUBA-Jambi

Berdasarkan Perhitungan Counting Tahun 2011

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan persentase Emisi CO2 ( gr/km )

1 Sepeda/becak 0 0 0

2 MTR 2851 35 173706

3 MP 2227 27 24776

4 AU 652 8 1770

5 BKU 118 1 30

6 BKNU 2 0 1050

7 BBU 70 1 105

8 BBNU 7 0 137970

9 MH 511 6 383400

10 TU 2 AS 1420 17 14040

11 TC 2 AS 52 1 54000

12 TU 3-5 AS 200 2 4860

13 TC 3-5 AS 18 0 3780

14 TG 14 0 6480

15 TT 24 0 11610

16 TK 20 43 1 4320

17 TK 40 16 0 233782

Total Emisi CO2 1,055,679

Sumber: Hasil Analisa

Tabel II.44. Analisa Emisi Co2 (gr/km ) Di Oku Timur Berdasarkan

Perhitungan Counting Tahun 2011

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Persentase Emisi CO2 ( gr/km )

1 Sepeda/becak 1 0 0

2 MTR 4650 50 381300

3 MP 1557 17 121446

4 AU 213 2 8094

5 BKU 95 1 1425

6 BKNU 6 0 90

7 BBU 74 1 1110

8 BBNU 0 0 0

Page 112: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 94

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Persentase Emisi CO2 ( gr/km )

9 MH 514 6 138780

10 TU 2 AS 1707 19 460890

11 TC 2 AS 13 0 3510

12 TU 3-5 AS 230 2 62100

13 TC 3-5 AS 3 0 810

14 TG 0 0 0

15 TT 5 0 1350

16 TK 20 157 2 42390

17 TK 40 1 0 270

Total Emisi CO2 1,223,565

Sumber: Hasil Analisa

Daerah perbatasan OKU Timur-Lampung memiliki nilai emisi sebesar

1.223.565 gr/km. Nilai emisi yang terbesar didapat dari kendaraan truk

umum 2 as yaitu sebesar 460.890 gr/km. Selain itu, kendaraan sepeda

motor juga memilki nilai emisi CO2 yang tinggi. Ini dikarenakan

banyaknya jumlah kendaraan sepeda bermotor sehingga nilai emisnya

cukup tinggi yaitu sebesar 381.300 gr/km.

Tabel II.45. Analisa Emisi CO2 (Gr/Km) Di Linggau-Curup

Berdasarkan Perhitungan Counting Tahun 2011

No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan persentase Emisi CO2 ( gr/km )

1 Sepeda/becak 0 0 0

2 MTR 3016 53.75 247312

3 MP 1679 29.92 130962

4 AU 228 4.06 8664

5 BKU 5 0.09 75

6 BKNU 42 0.75 630

7 BBU 5 0.09 75

8 BBNU 22 0.39 330

9 MH 252 41 68040

10 TU 2 AS 269 44 72630

11 TC 2 AS 13 2 3510

12 TU 3-5 AS 0 0 0

13 TC 3-5 AS 0 0 0

14 TG 0 0 0

15 TT 0 0 0

16 TK 20 78 13 21060

17 TK 40 2 0 540

Total Emisi CO2 553,828

Sumber: Hasil Analisis

Page 113: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 95

Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai emisi yang terbesar itu berasal dari

kendaraan sepeda motor dengan nilai emisi sebesar 247.312 gr/km.

Sedangkan urutan yang kedua adalah mobil pribadi dengan nilai emisi

sebesar 130.962 gr/km. Sedangkan untuk angkutan barang, nilai emisi

yang terbesar adalh truk umum 2 as dengan nilai emisi 72.630 gr/km.

Nilai total emisi CO2 untuk perbatasan Lubuk Linggau-Curup adalah

553.828 gr/km.

b) Data tahun 2012

Dengan merujuk kepada salah satu penelitian dan jurnal “Simulasi

Penyebaran CO2 di Semarang dengan Software LADM” yang

melakukan pengukuran penyebaran CO2 mencakup luasan 50 x 50 km2.

Sumatera Selatan yang perkotaan dan build up area mencapai kurang

lebih 100 km2, maka diambil perhitungan disetiap perbatasan luar kota

sebagai berikut:

(1) Kab. Banyuasin

(2) Kab. Sekayu

(3) Kota Palembang

(4) Kota Prabumulih

(5) OKU Induk

(6) Tanjung Api-Api

(7) Kab. OKU Timur (Muara Enim -Baturaja)

(8) Kab. Muara Enim

(9) Kab. Lahat

(10) Empat Lawang

(11) Kota Pagar Alam

(12) Kab. OKU Timur (OKI-OKUT)

(13) Kab. OKU Selatan

(14) OKI (PG-OKI)

(15) Kab. OKI (Indralaya-Kayu Agung)

(16) OKUT ( Martapura - Lampung)

(17) Lubuk Linggau

(18) MURA

(19) MUBA

Hasil perhitungan Emisi CO2 yang berdasarkan pengukuran LHR di

Kabupaten Kota se Sumatera Selatan disajikan pada grafik berikut ini.

Page 114: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 96

Gambar 2.37 Emisi CO2 (ton/tahun) untuk masing-masing wilayah menggunakan

metode KAYA

2.3.5. Sumber Emisi Sektor Industri

Propinsi Sumatera Selatan memiliki sektor industri dasar (industri hulu) yaitu

kelompok industri yang mengolah barang-barang modal, yang produksi umumnya

digunakan sebagai bahan baku industri lainnya serta Industri Aneka yang

merupakan kelompok industri berskala menengah dan besar, mengolah

sumberdaya alam dan produk-produk yang dihasilkan oleh industri lainnya menjadi

barang setengah jadi atau barang jadi dan menggunakan teknologi dari yang

sederhana sampai dengan yang mutakhir, dan investasinya pada umumnya tidak

besar.

Berdasarkan potensinya menghasilkan emisi GRK ke lingkungan maka industri

dasar memiliki potensi cukup besar sedangkan industri aneka memiliki potensi

rendah. Oleh karenanya pembahasan akan dilakukan terbatas pada industri dasar

dengan skala kapasitas tinggi.

Dari kabupaten dan kota dalam administrasi Propinsi Sumatera Selatan maka

beberapa kota dan kabupaten memiliki berbagai aktivitas sumber industri , seperti

Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin dan lain-lain, sedangkan

kota Pagar Alam; Lubuk Linggau hanya memiliki industri besar bidang makanan,

minuman dan industri skala kecil lainnya yang berpotensi rendah terhadap emisi

GRK. Beberapa kabupaten OKU Timur, OKU Selatan dan Empat Lawang tidak

diperoleh data (Sumber Disperindag Propinsi Sumatera Selatan, 2011).

Page 115: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 97

Data rekapitulasi industri di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera

Selatan menunjukkan bahwa industri di Propinsi Sumatera Selatan terbagi dalam

dua kategori yaitu :

1. Industri Kecil Menengah yang terdiri dari industri formal dan formal

2. Industri Dasar Menengah dan Besar meliputi industri Agro, Kimia, Logam,

Mesin, Alat Angkut dan Standarisasi

Sebagian besar industri yang ada di Sumatera Selatan merupakan Industri Kecil

Menengah tercakup 5 bidang usaha/jenis usaha yaitu industri pangan, kimia dan

bahan bangunan, sandang, logam dan kerajinan umum.

Industri Dasar Menengah dan Besar dibagi dalam 6 (enam) jenis usaha yaitu :

1. Kertas dan barang cetakan

2. Pupuk, kimia, dan barang dari karet

3. Semen dan galian non logam

4. Logam dasar, besi dan baja

5. Alat angkut, mesin dan peralatan

6. Barang lainnya.

Dalam rangka penyusunan RAD-GRK bidang industri difokuskan pada industri kecil

menengah dan pangan, sedangkan untuk industri menengah besar difokuskan pada

industri crumb rubber, cpo, minyak goreng dan industry makanan.

Tabel II.46. Jumlah industri kecil formal di Sumatera Selatan Tahun 2012

NO. KABUPATEN/KOTA JENIS INDUSTRI (unit usaha)

PANGAN KBB SANDANG LOGAM KERAUM

1. Palembang 456 575 270 551 119

2. Banyuasin 61 318 6 32 4

3. Musi Banyuasin 374 488 82 390 115

4. Pagar Alam 48 14 1 17 10

5. Empat Lawang 2 - - - -

6. Lahat 109 85 4 72 14

7. Musi Rawas

8. Lubuk Linggau 152 197 17 212 54

9. Oku 130 234 13 113 22

10. Oku Timur 668 167 1 87 2

11. Oku Selatan 258 39 2 9 -

12. Prabumulih 100 51 30 64 3

13. Oki 215 147 11 29 65

14. Ogan Ilir 108 35 32 35 14

15. Muara Enim 186 262 8 114 18

Sumber: Disperindag Prov. Sumsel, 2012.

Tabel II.47. Jumlah industri kecil non-formal di Sumatera Selatan

NO. KAB/KOTA JENIS INDUSTRI (unit usaha)

PANGAN KBB SANDANG LOGAM KERAUM

1. Palembang 515 469 517 862 135

2. Banyuasin 5.375 683 271 114 1.007

3. Musi Banyuasin 4.417 380 176 223 235

4. Pagar Alam 201 129 25 123 25

5. Empat Lawang 151 82 53 89 21

6. Lahat 3.835 336 203 440 103

Page 116: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 98

7. Musi Rawas 252 206 4 37 73

8. Lubuk Linggau 1.160 98 656 200 56

9. Oku 304 10 172 32 34

10. Oku Timur - - - - -

11. Oku Selatan 11 - - - -

12. Prabumulih 353 243 139 142 47

13. Oki 1.255 1.470 169 570 1.315

14. Ogan Ilir 643 434 551 761 291

15. Muara Enim 76 277 19 79 24

Sumber: Disperindag Prov. Sumsel, 2012.

Tabel II.48. Industri Menengah dan Besar beserta tenaga kerja dan nilai investasinya di propinsi Sumatera Selatan.

No. Jenis Industri Jumlah unit

usaha Tenaga kerja

(ORG) Investasi (RP. 000)

1 Kertas dan barang cetakan 6 2.003 219.871.797 + US$ 866.100.100

2 Pupuk,kimia,dan barang dari karet 84 35.954 3.413.279.047

3 Semen dan galian non logam 25 2.451 38.273.203

4 Logam dasar,besi dan baja 17 625 391.548.737

5 Alat angkut, mesin dan peralatan 22 2.611 26.652.733

6 Barang lainnya 52 1.648 151.886.020

Jumlah 206 45.262 4.241.511.537+US$ 866.100.100

Sumber: Disperindag Prov. Sumsel, 2012

Dengan terdapatnya sekian banyak macam industri dengan berbagai kategorinya,

maka timbul berbagai permasalahan khusunya terhadap lingkungan hidup.

Permasalahan terjadi baik di badan perairan umum, tanah maupun udara yang

ketiganya merupakan sumber media penerima bahan pencemaran. Dengan

berkembangnya kesadaran dunia akan pentingnya kesehatan lingkungan maka

emisi CO2 mendapat perhatian khusus. Tabel di bawah ini menunjukkan berbagai

permasalahan dari sektor industry di Propinsi Sumatera Selatan.

1. Penggunaan bahan bakar dengan sumber energy listrik, gas, kayu bakar dan

solar banyak digunakan oleh sebagian besar industri dalam proses industrinya.

2. Sebagian besar industri khususnya industry kecil menengah belum mengenal

adanya manajemen energi dan masih minimnya pengetahuan tentang green

industri.

3. Perawatan mesin dan perlatana proses produksi yang berkaitan dengan

sumber pemakaian bahan bakar belum dipelihara dengan baik sehingga

menghasilkan banyak emisi ditambah belum adanya peraturan masa apakai

mesin/peralatan

4. Belum diterapkannya audit energy dan konservasi energy pada industri.

5. Lemahnya koordinasi yang menyangkut kewenangan perijinan dan lingkup

pembinaan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah propinsi

maupun pemerintah pusat.

Page 117: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 99

Data inventori pada tahun 2010 menunjukkan bahwa minimal terdapat 8 subsektor

industri mengkonsumsi energi dalam jumlah besar seperti disajikan pada tabel di

bawah ini.

Tabel II.49. Kontribusi emisi GRK dari sektor industri di Indonesia

No Subsektor industri

Emisi GRK

(MTon

CO2e)

Persentase

(%)

Target

penurunan pada

tahun 2020*

Target

penurunan

pada tahun

2020**

1 Semen 32 27,97 0,280 1,398

2 Baja 8,34 7,29 0,073 0,364

3 Pulp and paper 31,02 27,11 0,271 1,356

4 Tekstil 11,09 9,69 0,097 0,485

5 Petrokimia 11,46 10,02 0,100 0,501

6 Keramik 1,36 1,19 0,012 0,059

7 Pupuk 11,23 9,82 0,098 0,491

8 Makanan dan minuman 7,91 6,91 0,069 0,346

Total 114,41 100 1 5

Catatan: *: skenario 26% ; **: skenario 41%

Emisi gas CO2 dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara

merupakan parameter terbesar yang bertanggung jawab terhadap terjadinya

pemanasan global. Data juga menunjukkan bahwa proporsi penggunaan batubara

ternyata memegang peran penting sebagai sumber bahan bakar semua industri.

Data pemakaian batubara mencapai 2.736.900.261,12 ton/tahun, dibanding

pemakaian solar 57.418,58 ton/tahun. Selain batubara, maka sebagian besar

industri di Sumatera Selatan menggunakan solar, gas dan listrik.

Dari sektor industri identifikasi yang telah dilakukan di Propinsi Sumatera Selatan

menunjukkan bahwa terdapat enam jenis industri yang memiliki potensi sebagai

penghasil emisi CO2 ke dalam atmosfer yaitu:

1. Industri semen

2. Industri pulp and paper

3. Industri pupuk urea

4. Industri crude palm oil (CPO)

5. Industri karet remah (crumb rubber)

6. Industri makanan dan minuman

Sebagai catatan bahwa data emisi dari industri semen, pulp and paper serta

industri pupuk diperoleh dari Kementerian Perindustrian RI, sedangkan data lainnya

merupakan data primer yang diperoleh langsung dari survei lapangan. Dalam hal

pengumpulan data memang diakui menemui banyak sekali kendala karena selama

ini data pemantauan terhadap industri tidak memiliki catatan tentang penggunaan

Page 118: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 100

bahan bakar sebagai potensi penghasil emisi. Oleh karenanya data yang diolah di

dalam kajian ini merupakan rekapitulasi hasil sampling terhadap sebagian besar

industri dalam wilayah propinsi Sumatera Selatan. Pengumpulan dan analisis data

primer dilakukan terhadap industri primer penghasil Crude palm oil (CPO); industri

karet remah (crumb rubber), serta industri minyak goreng dan makanan lainnya.

Tabel II.50. Data emisi CO2 dari enam industri potensial penghasil emisi di

Propinsi Sumatera Selatan (tahun 2010 dan 2012)

No Subsektor industri Emisi GRK (Ton CO2/tahun) tahun

2010*

**Emisi GRK

(Ton CO2/tahun)

tahun 2012

1 Semen Tidak ada data 1.014.235,00

2 Pulp and paper 23.212.457,80 979.250,40

3 Pupuk Urea 316.226,37 + 326.265,31 = 642.491,70 286.832,29

4 CPO Tidak ada data 20.913,75**

5 Crumb Rubber Tidak ada data 91.568,56**

6 Makanan dan minuman Tidak ada data 56.532,00**

Total 2.434.686,09

Sumber: * Kementerian Perindustrian, 2010 ** data primer pokja industri.

Walaupun demikian dari perhitungan dapat dicatat bahwa total emisi yang

dikeluarkan oleh berbagai industri baik industri besar maupun IKM di Propinsi

Sumatera Selatan menunjukkan nilai yang cukup besar yaitu 2,526,254.65 ton

CO2/tahun.

2.3.6 Sumber Emisi Sektor Sampah/Sampah

Pengelolaan limbah adalah hal yang harus dilakukan. Pengelolaan sampah yang

buruk akan berakibat pencemaran lingkungan, baik tanah, air maupun udara, yang

akan mengganggu kesehatan lingkungan dan masyarakat. Sebaliknya, pengelolaan

sampah yang baik akan meminimalisir dampak negatif limbah dan memaksimal

potensi limbah.

Bidang limbah menyumbang sekitar 11% untuk total emisi GRK Indonesia (SNC,

2010). Namun demikian, bidang pengelolaan limbah tetap menjadi sangat penting

untuk pemerintah daerah karena terkait aspek lingkungan dan kesehatan. Tidak

hanya itu, potensi mitigasi dari bidang limbah dan kaitannya dengan tujuan

pembangunan membuat bidang limbah menjadi sangat penting untuk desain RAD-

GRK Indonesia. Pembagian limbah dapat dilakukan menjadi beberapa kategori

utama sesuai dengan jenis dan karakter serta cara pengaturan dan organisasi

dalam menanganinya.

Page 119: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 101

Sumber-sumber utama emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang tercakup dalam

inventarisasi emisi GRK dari kegiatan pengelolaan limbah mencakup kategori

pengelolaan limbah berdasarkan IPCC Guideline 2006 sebagaimana disampaikan

pada Gambar 1.1 (Buku II Metode Perhitungan Tingkat Emisi GRK Kegiatan

Pengelolaan Limbah, Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional).

Catatan: Penomoran ”4” pada gambar sesuai dengan penomoran pada IPCC 2006 GLs

Gambar 2.38 Kategori sumberutama emisi GRK dari kegiatan pengelolaan

limbah

a. Sampah Domestik

SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan,

mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas zat

organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola

agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi perkotaan.

Sampah domestik timbul dari sisa pemakaian produk, baik dari aktifitas

domestik / rumah tangga, pasar, pertokoan, penyapuan jalan dan taman. Sektor

sampah domestik merupakan sumber emisi yang sangat “boros”. Boros dalam

artian emisi yang dihasilkan mungkin merupakan emisi maksimum yang dapat

dihasilkan. Hal ini diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang masih pada taraf

minimal. Penegakan peraturan yang belum maksimal, kelembagaan dengan

sumber daya manusia yang belum merata kompetensinya, teknik operasional

yang belum ramah lingkungan, pendanaan yang masih mengandalkan

Page 120: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 102

APBN/APBD, dan peran serta masyarakat yang minim merupakan komponen

yang menyebabkan pengelolaan sampah berjalan pada trek minimal.

Beberapa permasalahan dalam pengelolaan sampah domestik di Sumatera

Selatan dalam kaitannya dengan emisi GRK antara lain;

1. Aspek Kebijakan dan Peraturan Perundangan;

i. Peraturan daerah tentang persampahan yang belum diterapkan secara

optimal.

2. Aspek Kelembagaan

i. Kurang jelasnya tugas pokok dan fungsi pengelola sampah domestik

ii. Belum meratanya kompetensi SDM di Dinas/Badan Kebersihan.

3. Aspek Teknik Operasional

i. Masih belum terangkutnya 100% sampah ke TPA. Hal ini mengakibatkan

masih maraknya aktifitas direct burning, baik yang dilakukan masyarakat

itu sendiri maupun oleh petugas Dinas/Badan Kebersihan di TPS – TPS.

ii. Belum tersosialisasinya program pemilahan dan minimasi sampah seperti

pengomposan dan daur ulang.

iii. Pola operasional TPA yang masih open dumping/unmanaged.

iv. Masih tingginya praktik pembakaran dan pembuangan sampah di

sungai/saluran air oleh masyarakat

4. Aspek Pembiayaan

i. Biaya operasional yang minim dan masih bergantung pada APBN dan

APBD.

ii. Terbatasnya biaya investasi / pembangunan yang berasal dari APBN dan

APBD

iii. Minimnya tarif retribusi dibandingkan kebutuhan biaya operasional dan

pemeliharaan pengelolaan sampah domestic

5. Aspek Peran Serta Masyarakat dan Swasta

i. Belum dipahaminya potensi kerja sama dengan pihak swasta dalam

pengelolaan sampah

ii. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah

yang benar

Secara nasional, timbulan sampah untuk pedesaan dan perkotaan berkisar

antara 0,4 - 0,6 kg/jiwa/hari (Spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan

kota sedang di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum). Sedangkan bulk

density sampah pada truk yang masuk ke TPA sebesar 0,347 ton/m3 (JICA SP3

2011 FY). Nilai timbulan sampah juga dapat mengikuti data BPS (2006) pada

Page 121: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 103

Buku II Metode Perhitungan Tingkat Emisi GRK Kegiatan Pengelolaan Limbah,

Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional, yaitu;

a. Untuk kota metropolitan sebesar 0,28 ton/kapita/tahun,

b. Untuk kota besar sebesar 0,22 ton/kapita/tahun,

c. Untuk kota sedang sebesar 0,20 ton/kapita/tahun, dan

d. Untuk kota kecil sebesar 0,19 ton/kapita/tahun.

Gambar 2.39 Estimasi timbulan sampah Sumsel tahun 2010 berdasarkan

standar timbulan PU)

Dari hasil kegiatan JICA Sub-Project 3: Capacity Development for Developing

National GHG Inventory pada tahun 2011, didapatkan komposisi, dry matter

content dan bulk density sampah (domestik) dari areal urban dan sub-urban

yang diwakili kota Palembang dan Inderalaya. Sedangkan untuk areal

rural/pedesaan akan dilakukan pada tahun 2012. Tabel 2.51 dan 2.52

menyajikan data komposisi dan dry matter content sampah Sumatera Selatan.

Tabel II.51. Komposisi Sampah Domestik Sumsel di TPA

No. Tipe daerah

Komponen Urban Sub-Urban Rural

1 Sisa Makanan 56,9% 60,8%

Survey JICA SP3, 2012-

2013 FY

2 Kertas, Karton dan Nappies 15,1% 14,9%

3 Kayu dan Sampah Taman 5,4% 1,3%

4 Kain dan Produk Tekstil 2,7% 0,9%

5 Karet dan Kulit 0,3% 0,4%

Page 122: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 104

6 Plastik 17,5% 20,1%

7 Logam 0,5% 0,3%

8 Gelas 0,9% 1,2%

9 Lain – lain 0,8% 0,1%

10 Total 100,0% 100,0%

Sumber: Pilot Project JICA SP3, 2011

Tabel II.52. Dry Matter Content Sampah Domestik Sumsel di TPA

No. Komponen Tipe daerah

Urban Sub-Urban Rural

1 Sisa Makanan 19% 25%

Survey JICA SP3, 2012-

2013 FY

2 Kertas, Karton dan Nappies 36% 59%

3 Kayu dan Sampah Taman 52% 49%

4 Kain dan Produk Tekstil 80% 44%

5 Karet dan Kulit 97% 84%

6 Plastik 75% 76%

7 Logam - -

8 Gelas 89% 93%

9 Lain – lain 92% 85%

Sumber: Pilot Project JICA SP3, 2011

Data memperlihatkan cakupan layanan sampah yang bervariasi antar satu

kota/kabupaten dengan kota/kabupaten yang lain. Data Adipura menunjukkan

persentase cakupan layanan sampah yang baik untuk kota/kabupaten yang

mendapatkan Adipura. Sementara untuk kota/kabupaten yang belum mendapat

Adipura, cakupan layanan persampahan masih minim, akibatnya pembuangan

sampah secara sembarangan dan aktifitas open burning oleh masyarakat

menjadi lebih banyak. Aktifitas – aktifitas ini menjadi sumber emisi GRK sektor

sampah untuk Sumatera Selatan. Cakupan layanan persampahan se-Sumsel

pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 35,54% (Kinerja Persampahan dalam

Penilaian Adipura, 2011). Layanan pengangkutan terbaik ada di kota

Prabumulih dan Palembang dengan lebih dari 75% layanan pengangkutan

sampah kota. Gambar 2.40 memperlihatkan aktifitas pembuangan sampah

sembarangan dan pembakaran langsung akibat kurangnya layanan

pengangkutan sampah ke TPA. Kota Palembang merupakan daerah dengan

tingkat pengolahan sampah yang paling maju. 5,5 % sampah domestic telah

terolah. Kota Palembang saat ini sedang menjalankan program biomassa.

Tabel II.53. TPA di Wilayah Sumatera Selatan

No. Kota / Kabupaten Nama TPA Tipe TPA

1 Ogan Komering Ulu TPA Gn. Meraksa Un-managed deep

2 Ogan Komering Ilir TPA Kayu Agung Un-managed deep

3 Muara Enim TPA Bukit Kancil menuju semi-aerobic landfill

Page 123: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 105

No. Kota / Kabupaten Nama TPA Tipe TPA 4 L a h a t TPA Sukarami Un-managed deep

5 Musi Rawas TPA Un-managed deep

6 Musi Banyuasin TPA Teladan Un-managed deep

7 Banyuasin Sedang dibangun

8 OKU Selatan TPA Desa Bendi Un-managed deep

9 OKU Timur TPA menuju semi-aerobic landfill

10 Ogan Ilir TPA Palem Raya Un-managed deep

TPA Tanjung Raja Un-managed deep

11 Empat Lawang Un-managed deep

12 Palembang TPA I Sukawinatan Un-managed deep

TPA II Karya Jaya Un-managed deep

13 Prabumulih TPA Sungai Menang Un-managed deep

14 Pagar Alam TPA Kota Pgr. Alam menuju semi-aerobic landfill

15 Lubuk Linggau TPA Lubuklinggau menuju semi-aerobic landfill

Keterangan:

Un-managed deep : ketinggian timbunan sampah > 5m atau muka air tanah (m.a.t) tinggi, jarat m.a.t dengan dasar landfill < 3m

Un-managed shallow:

ketinggian timbunan sampah < 5 m dan muka air tanah dalam(m.a.t) tinggi, jarat m.a.t dengan dasar landfill <>3m

Uncategorized: belum dapat dikategorikan (penilaian sementara)

Gambar 2.40 Kondisi sampah yang terhampar sembarangan, juga dapat dikategorikan dalam Uncategorized.

Gambar 2.41 Kondisi timbunan sampah di TPA I Sukawinatan (kanan) dengan ketinggian timbunan > 5m dan TPA II Karya Jaya dengan muka air tanah tinggi, dikategorikan dalam Un-managed deep.

Page 124: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 106

Gambar 2.42 Salah satu upaya rehabilitasi TPA dari open dumping menuju

semi-aerobic landfill di TPA Bukit Kancil, Muara Enim, Sumsel

Minimasi/Pengolahan Sampah di Sumber

Program minimasi sampah di Sumatera Selatan memiliki tantangan berat dalam

aspek peran serta masyarakat (lihat gambar 2.43 dan 2.44). 68% masyarakat

berpenghasilan rendah belum siap memilah sampah dan 87% masyarakat

berpenghasilan rendah belum bersedia terlibat dalam komposting (Seftiago D.,

2012). Akan tetapi, komitmen penuh dari pemerintah provinsi Sumsel dengan

dukungan penuh dari Bupati/Walikota telah mengimplementasikan program

Bank Sampah pada beberapa kawasan antara lain Palembang.

Gambar 2.43 Tantangan dalam aspek peran serta masyarakat, belum siapnya

masyarakat terlibat dalam minimasi sampah di sumber.

Minimasi/Pengolahan Sampah di TPA

Mayoritas TPA di Sumatera Selatan telah memiliki fasilitas bangunan 3R dan

komposting. Gambar 2.44 memperlihatkan bahwa 53 % TPA di Sumsel telah

memiliki fasilitas ini. Data ini menunjukkan potensi yang besar dari minimasi

sampah di TPA, terutama untuk program pengomposan.

Page 125: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 107

Gambar 2.44 53 % TPA di Sumsel diketahui telah memiliki bangunan

pengomposan. Gambaran yang cukup baik untuk program

mitigasi dengan minimasi sampah skala kota.

b. Limbah Cair Domestik

Air limbah dapat menjadi sumber metan (CH4) ketika diolah atau dibuang

secara anaerobik. Air mlimbah dapat juga merupakan sumber emisi nitrous

oxide (N2O). Emisi karbon dioksida(CO2) dari air limbah tidak diperhitungkan

dalam IPCC Guidelines karena air limbah merupakan zat biogenic dan tidak

tidak dimasukkan dalam total emisi nasional. Data yang diperlikan untuk

estimasi emisi GRK sektor limbah cair meliputi; (a) data fraksi masyarakat pet

pendapatan dan fraksi penggunaan sistem pengolahan dan pengelolaan

sampah serta (b) data TOW.

TOW (total organically degradable material in wastewater) adalah jumlah

(massa) bahan-bahan organik limbah cair yang dapat terdegradasi. TOW

limbah cair domestik di suatu wilayah adalah total BOD (kG) yang dihitung

berdasarkan jumlah populasi dikalikan kG BOD perkapita. Angka default (IPCC

2006 GL) untuk BOD di Indonesia (merujuk data Asia, Middle East, dan Afrika)

adalah 40 gram/kapita/hari atau dalam rentang 35 – 45 gram/kapita/hari (vol 5

ch.6 Table 6.5).

Di Sumatera Selatan, terdapat beberapa sistem pembuangan air limbah

domestik sesuai dengan struktur pemukiman. Pada daerah pemukiman yang

terstruktur, pembuangan penanganan air limbah dilakukan secara individual

pada masing-masing rumah tangga dan secara komunal memanfaatkan

fasilitas umum, seperti jamban umum atau MCK. Sistem yang digunakan

adalah “onsite” (setempat). Sedangkan pada pemukiman tidak terstruktur,

sebagian penduduk menggunakan tangki septik individual, cubluk dan banyak

yang menggunakan sungai/anak sungai sebagai jamban. Air bekas cucian,

dapur dan kamar mandi disalurkan langsung ke saluran drainase. Pada

Page 126: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 108

pemukiman kumuh di pinggiran sungai, sungai digunakan sebagai tempat

pembuangan air limbah sekaligus jamban. Disisi lain, belum terdapat sistem

pengelolaan air limbah yang memadai untuk dapat mengurangi pencemaran

yang diakibatkan air limbah tersebut.

Kondisi saat ini, air limbah yang berasal dari air bekas cucian, air dari dapur, air

kamar mandi, dan air limpahan dari septik tank dibuang ke saluran drainase

bergabung dengan air hujan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui

saluran alami dan saluran buatan. Jaringan air limbah rumah tangga mengikuti

saluran air/drainase yang tersedia. Pengolahan air limbah terjadi secara alami

ketika air limbah mengalir. Air limbah rumah tangga di wilayah Sumatera

Selatan sebagian besar berakhir di sungai atau rawa.

Pengolahan air limbah domestik kawasan Sumatera Selatan umumnya

menggunakan sistem sanitasi setempat/on-site, tipe pengolahan dan

pembuangan uncollected, dengan menggunakan jamban, baik yang dikelola

secara individu maupun secara komunal yang dilengkapi dengan tangki septik

atau cubluk. Selain itu, dengan adanya sungai – sungai yang mengalir melalui

wilayah Sumatera Selatan, dimanfaatkan sebagai saluran/tempat pembuangan

air limbah.

Untuk sistem pengelolaan limbah cair domestik di kawasan Sumatera Selatan

saat ini masih belum mengenal sewer system. Sewer system merupakan

sistem pembuangan air limbah dimana semua air kotor di suatu wilayah, baik

air bekas cucian, air dari dapur, air dari kamar mandi, maupun air dari kakus

disalurkan bersama ke suatu tempat untuk diolah. Sewer system ini bersifat

tertutup dan dipisahkan dari sistem pembuangan air hujan. Penggunaan sistem

sanitasi terpusat sampai saat ini belum bisa dilaksanakan karena setelah

dicoba pilot proyek di kelurahan 26 Ilir kota Palembang, pengelolaan limbah

terpadu gagal diaplikasikan karena kondisi topografi dan biaya tinggi. Pada

kawasan pinggiran sungai, masih banyak penduduk menggunakan aliran

sungai sebagai pembuangan air limbah. Pada pengelolaan air limbah individual

di kawasan dengan muka air tanah tinggi, masalahnya adalah kondisi tangki

septik yang tidak kedap air.

Berdasarkan Rekapitulasi Data Dasar Kondisi Keciptakaryaan Prov. Sumsel

Tahun 2010, pengolahan dan pembuangan limbah cair domestik Sumsel

merupakan sistem IPAL on-site/uncollected, yang terbagi menjadi:

Page 127: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 109

1. Uncollected dengan Tangki Septik sebesar 50,8%,

2. Uncollected dengan Open pits/Latrines sebesar 49,20 % dengan kondisi

spesifik daerah berada pada iklim basah, dan atau muka air tanah yang lebih

tinggi dan latrine.

Gambar 2.45 Distribusi Pengolahan dan Pembuangan Air limbah domestik on-

site Sumsel

Salah satu upaya untuk meningkatkan pengelolaan limbah cair adalah dengan

membangun pilot project baffled septic tank, sebuah unit pengolah air limbah

(domestik) skala lingkungan kapasitas 20 – 100 KK (lihat gambar 2.24).

Gambar 2.25 menyajikan harapan pada tahun 2013 bahwa 30% area di

Sumsel telah tercapai pelayanan sanitasi lingkungan (RPJM Sumsel).

Gambar 2.46 Baffled Septic Tank, salah satu upaya aplikasi teknologi untuk

pengolahan air limbah domestik terpusat skala lingkungan yang

sedang diuji coba di Palembang.

Page 128: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 110

Gambar 2.47 Baffled Septic Tank, salah satu upaya aplikasi teknologi untuk

pengolahan air limbah domestik terpusat skala lingkungan yang

sedang diuji coba di Palembang.

Beberapa permasalahan dalam pengelolaan limbah cair domestik Sumatera

Selatan dalam kaitannya dengan emisi GRK antara lain;

(a) Masih menyatunya saluran limbah dan saluran drainase. Air limbah yang

berasal dari air bekas cucian, air dari dapur, air kamar mandi, dan air

limpahan dari septik tank dibuang ke saluran drainase bergabung dengan

air hujan mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran alami dan

saluran buatan.

(b) Air limbah rumah tangga sebagian besar berakhir di kolam retensi, sungai

atau rawa, dimana pengolahan terjadi secara alami selama proses

pengaliran di saluran drainase. Pengerukan lumpur rawa, kolam retensi

dan sungai juga merupakan sumber emisi GRK.

(c) Pada kawasan pinggiran sungai, masih banyak penduduk menggunakan

aliran sungai sebagai pembuangan air limbah.

(d) Penggunaan sistem sanitasi terpusat sampai saat ini belum bisa

dilaksanakan karena setelah dicoba pilot proyek di kelurahan 26 Ilir kota

Palembang, pengelolaan limbah terpadu gagal diaplikasikan karena kondisi

topografi (datar) dan biaya tinggi.

(e) Banyaknya sistem pengolahan on-site, tangki septik, yang tidak memenuhi

persyaratan teknis.

(f) Banyaknya area rawa yang memerlukan bangunan pengolah air limbah

dengan desain khusus seperti Tripikon-S, tangki septik dengan peresapan

yang ditinggikan. Teknologi ini belum banyak dikenal dan diaplikasikan.

Page 129: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 111

Gambar 2.48 Tantangan: Sistem Pembuangan Air Limbah (Domestik) menyatu

dengan saluran drainase, berakhir di sungai atau retensi/rawa.

c. Limbah Industri

Limbah padat industri berasal dari industri yang menghasilkan buangan padat

sisa produksi. Terdapat empat prinsip dalam minimasi limbah industri yaitu;

pengurangan limbah dari sumber, daur ulang, pengambilan dan pemanfaatan

kembali secara berkelanjutan menuju produksi bersih. Bahasan pengurangan

emisi GRK dari sektor pengelolaan limbah industri terbatas pada upaya daur

ulang dan pemanfaatan kembali.

Kurangnya sosialisasi penurunan emisi GRK ke pelaku industri merupakan

sebab utama dari minimya pemanfaatan sampah industri seperti pengolahan

limbah kelapa sawit menjadi energi panas listrik dan kompos. Sampah industri

umumnya dibuang/ditimbun ke dalam sanitary landfill yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut. Pada industri skala kecil – menengah, sampah industri

langsung dibakar atau dibuang ke TPS atau TPA. Pada industri khusus seperti

rumah sakit, sering kali sampah medis dibakar di dalam incinerator.

Sedangkan tantangan utama dalam hal penurunan emisi pada sektor limbah

cair industri adalah bagaimana cara menekan emisi pengeluaran karbon

dioksida di industri dengan menerapkan konsep clean development

mechanism, termasuk pada pengolahan limbah cair. Pemanfaatan limbah cair

ini misalnya dengan mengolah limbah cair kelapa sawit menjadi biogas.

Selama ini, umumnya limbah cair industri umumnya diolah dalam kolam –

kolam IPAl/lagoons sebelum dibuang ke badan air. Pada industri skala kecil –

menengah, limbah cair bahkan langsung dibuang ke badan air seperti pada

Page 130: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 112

beberapa industri tahu, pencucian mobil, dsb. Minimnya pemanfaatan limbah

cair industri disebabkan oleh kurangnya sosialisasi ke pelaku industri tentang

pemahaman konsep dan program penurunan emisi GRK. Selain itu, faktor

penguasaan teknologi berbasis lingkungan juga belum banyak dipahami oleh

pelaku industri.

Industri pengolahan karet dan sawit merupakan industri dominan di Sumatera

Selatan. Pada tahun 2011, dari 2.295.847 Ha lahan perkebunan di Sumsel,

1.110.000 Ha merupakan lahan karet dan 800.000 ha merupakan lahan kelapa

sawit (Data base dinas perkebunan Sumsel, 2009 – 2011). Sehingga, untuk

penyusunan RAD-GRK Sumsel pada tahun 2012, upaya inventarisasi dan

mitigasi sektor limbah industri difokuskan di sektor sawit dan karet. Tabel II.54

menyajikan jenis industri terkait produksi limbah cair industri karet dan sawit di

Sumatera Selatan. Sementara tabel II.57 dan II.58 merekapitulasi potensi dan

sumber emisi sektor limbah di provinsi Sumatera Selatan.

Pada tahun 2010, perkebunan kelapa sawit Indonesia diperkirakan dapat

menyerap hingga 500ribu tenaga kerja dan diperkirakan akan menjadi

produsen CPO terbesar di dunia. Akan tetapi, seiring dampak positif industri

CPO, terdapat dampak negatif terhadap lingkungan akibat sisa produksi

melingkupi limbah padat, cair dan gas.

Tabel II.54. Industri CPO di wilayah Sumatera Selatan

No. Nama Pabrik Kap.

terpasang No. Nama Pabrik

Kap. terpasang

(ton TBS/jam) (ton TBS/jam) 1 PT. Karya Sawit Lestari 250 17 PT. P. Hijau Asri & Group 35 2 PT. Bumi Sawit Permai 18 PT. Perdana Sawit Mas 30 3 PT. PP Lonsum Indonesia 215 19 PT. Karya Sawit Lestari 100 4 PT. Smart Tbk. 90 20 PT. Surya Hutama Sawit 30 5 PT. Bina Sains Cemerlang 30 21 PT. Berkat Sawit Sejati 45 6 PT. Dendy Marker Indah L. 60 22 PT. Sampoerna Agro Tbk. 300 7 PT. Karya Indo Sejahtera 60 23 PT. Palm Pro Micro Mil 10 8 PT. Tania Selatan 210 24 PT. Perkebunan Minanga Ogan 60 9 PT. Pinago Utama 90 25 PT. Perkebunan Mitra Ogan 150

10 PTPN VII 180 26 PT. Bumi Sawindo Permai 30 11 PT. Hindoli 180 27 PT. Cipta Futura 30 12 PT. Guthrie Peconia Ind. 90 28 PT. Surya Bumi Agrolanggeng 45 13 PT. Sentosa Mulia Bahagia 30 29 PT. Multrada Multi Maju 60 14 PT. Wana Potensi Guna 60 30 PT. Eka Jaya Multi Perkasa 45 15 PT. Pinang Witmas Sejati 45 31 PT. Sinar Alam Permai 8 16 PT. Bumi Sawit Permai 30 Total 2.598

Sumber: (Dinas Perindustrian Sumsel)

Page 131: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 113

Produksi CPO di Sumsel amatlah besar, dengan total kapasitas terpasang

2.160 ton TBS/jamdiperkirakan akan mampu mengolah 13,5 juta ton TBS,

dimana 20 - 23% akan menjadi Tandan Kosong Sawit (TKS) dan 50% akan

menjadi limbah cair.

Selain industri CPO, industri crum rubber merupakan industri dominan di

Sumatera Selatan. Berdasarkan data Dinas Perindustrian Sumsel, pada tahun

2010, terdapat 23 industri crum rubber di wilayah Sumsel dengan total

kapasitas terpasang sebesar 1,22 juta ton per tahun (lihat tabel II.55). Dengan

debit limbah cair maksimum 40 m3 per ton produk, diperkirakan maksimum

akan dihasilkan 48,94 juta m3 limbah cair per tahun dari industri crum rubber.

Tabel II.55. Industri Crum Rubber di wilayah Sumatera Selatan

No. Nama Perusahaan Kap. Terpasang

No. Nama Perusahaan Kap. Terpasang

(ton/tahun) (ton/tahun) 1 PT. Pancasamudera Simpati 90.000 13 PT. Gadjah Ruku 80.000 2 PT Sunan Rubber 60.000 14 PT. Sri Trang Lingga Ind. 80.000 3 PT Badja Baru 60.000 15 PT. Lingga Djaja 30.000 4 PT. Remco 50.000 16 PT. Prasidha Aneka Niaga 60.000 5 PT. Aneka Bumi Pratama 93.000 17 PT. Bintang Gasing Persada 36.000 6 PT. Hoktong I 65.000 18 PT. Melania Indonesia 2.300 7 PT. Hoktong II 100.000 19 PT. Lonsum Indonesia 43.200 8 PT. Kirana Musi Persada 36.000 20 PT. Felda Indo Rubber 40.000 9 PT. Multi Agro Kencana Prima 30.000 21 PT. Nibung Artha Mulia 18.000

10 PT. Mardec Musi Lestari 30.000 22 PT. Bumi Beliti Abadi 60.000 11 PT. Muara Kelingi I 55.000 23 PT Kirana Windu 50.000 12 PT. Muara Kelingi II 55.000 Total 1.223.500

Sumber: (Dinas Perindustrian Sumsel, 2010)

Sedangkan industri lain yang terdapat di Sumsel, tersaji dalam tabel 2.56

Tabel II.56. Industri (bukan CPO dan Crum Rubber) di wilayah Sumsel

No. Nama Perusahaan Jenis Industri Kap. Terpasang (ton/tahun)

1 PT. Sinar Alam Permai Minyak Goreng 70.000 2 PT. Laura Indo Pengolahan dan

Pengawetan udang 300

3 PT. Dharma Niaga P. Steel Pabrik Seng 12.000 4 PG. Cinta Manis Gula 5 PT. Sumatera Prima Fibreboard Pemb. Panel kayu 6 PT. Thamrin Brothers Pemb. Pakan ternak 7 PT. Pinago Utama SIR 36.000 8 PT. Interbis Sejahtera Biskuit 34.000 9 PT. Indofood Sukses Makmur Mie Instant 563juta bungkus/thn 10 PT. Sriwijaya Alam Segar Mie Instant 162juta bungkus/thn Sumber: (Dinas Perindustrian Sumsel, 2010)

Page 132: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 114

Tabel II.57. Rekapitulasi Potensi Emisi GRK Sumsel dan Permasalahannya

Komponen Potensi Emisi Permasalahan

Sampah Domestik

- Aktifitas penimbunan sampah

domestik ke TPA

- Aktifitas pembuangan sampah

secara sembarangan

- Aktifitas open/direct burning

sampah domestik.

- Aktifitas pengolahan sampah

secara biologis

A

- Peraturan daerah tentang persampahan yang belum

diterapkan secara optimal.

- Kurang jelasnya tugas pokok dan fungsi pengelola sampah

domestic

- Belum meratanya kompetensi SDM di Dinas/Badan

Kebersihan

- Masih belum terangkutnya 100% sampah ke TPA. Hal ini

mengakibatkan masih maraknya aktifitas direct burning,

baik yang dilakukan masyarakat itu sendiri maupun oleh

petugas Dinas/Badan Kebersihan di TPS – TPS.

- Belum tersosialisasinya program pemilahan dan minimasi

sampah seperti pengomposan dan daur ulang

- Pola operasional TPA yang masih open

dumping/unmanaged

- Biaya operasional yang minim dan masih bergantung pada

APBD

- Terbatasnya biaya investasi / pembangunan yang berasal

dari APBN dan APBD

- Minimnya tarif retribusi dibandingkan kebutuhan biaya

operasional dan pemeliharaan pengelolaan sampah

domestic

- Belum dipahaminya potensi kerja sama dengan pihak

swasta dalam pengelolaan sampah

- Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

pengelolaan sampah yang benar

Limbah Cair Domestik

- Aktifitas pembuangan limbah

cair ke sungai, danau dan

rawa.

- Aktifitas pembuangan limbah

cair ke IPAL

- Aktifitas pembuangan limbah

cair ke WC/Kakus dengan

septik tank.

- Masih menyatunya saluran limbah dan saluran drainase.

- Air limbah rumah tangga sebagian besar langsung berakhir

di sungai atau rawa tanpa melalui proses pengolahan.

- Sulitnya mengaplikasikan penggunaan sistem sanitasi

terpusat dikarenakan kondisi topografi (datar) dan biaya

tinggi.

- Banyaknya sistem pengolahan on-site yang tidak

memenuhi persyaratan teknis.

- Banyaknya area rawa yang memerlukan bangunan

pengolah air limbah dengan desain khusus.

Limbah Industri

- Aktifitas pembuangan

sampah industri sisa

produksi ke landfill.

- Aktifitas Biological

Treatment of Solid Waste

misal pengomposan.

- Aktifitas incineration dan

a. Belum semua industri melakukan konsep clean

development mechanism terutama untuk

pemanfaatan potensi sampah

b. Kurangnya sosialisasi penurunan emisi GRK ke

pelaku industri

c. Masih banyaknya industri, terutama skala kecil dan

menengah yang membuang limbah cair langsung ke

Page 133: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 115

Komponen Potensi Emisi Permasalahan open burning sampah

industri.

- Aktifitas pembuangan limbah

cair ke IPAL seperti; lagoon,

reaktor anaerobik, IPAL

aerobik, dsb.

- Aktifitas pengolahan lumpur

saluran drainase tanpa melalui proses pengolahan terlebih

dahulu.

d. Kurangnya sosialisasi upaya penurunan emisi GRK dari

berbagai aktifitas pembuangan dan atau pengolahan

limbah cair ke pelaku industri.

Tabel II.58. Rekapitulasi Identifikasi Awal Sumber Emisi Sektor Limbah

Sumatera Selatan

Bidang Potensi Sumber Emisi

Pemerintah Daerah Masyarakat/Pelaku Usaha

Pengelolaan Sampah Domestik.

- aktifitas pembuangan dan

penimbunan sampah domestik ke

TPA

- aktifitas pengomposan sampah

skala kawasan dan kota

- aktifitas open burning sampah domestik

- aktifitas pembuangan sampah secara

sembarangan oleh masyarakat di TPS, tepi

sungai, dsb.

Pengelolaan

Limbah Industri

- aktifitas pembuangan sampah industri sisa

produksi ke landfill

- aktifitas Biological Treatment of Solid Waste

- aktifitas incineration dan open burning

sampah industri

- aktifitas pembuangan limbah cair ke IPAL

seperti; lagoon, reaktor anaerobik, IPAL

aerobik, dsb.

- aktifitas pengolahan lumpur

Pengelolaan Limbah Cair Domestik

pemanfaatan kolam retensi sebagai kolam penampung limbah domestik

- aktifitas pembuangan limbah cair ke sungai,

danau dan rawa.

- aktifitas pembuangan limbah cair ke IPAL

- aktifitas pembuangan limbah cair ke

WC/Kakus dengan septik tank.

Tabel II.59. Status Emisi GRK Sumsel Sektor Pengelolaan Limbah Domestik

pada Tahun 2010

No. Komponen Emisi GRK Th.2010

(ton CO2 eq)

1. Timbunan Sampah 171.437

2. Pembakaran Terbuka Burning Sampah Domestik 90.862

3. Komposting Sampah Domestik 3.501

4. Pengolahan dan Pembuangan Limbah Cair Domestik 469.148

Total 734.948

Page 134: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 116

BAB III PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

3.1. Pembagian Urusan

Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 tentang RAN GRK mengamanatkan kepada

pemerintah daerah provinsi dalam hal ini Gubernur untuk menyusun Rencana Aksi

Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Penyusunan RAD-GRK harus berpedoman

pada prioritas pembangunan daerah yang terdapat dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD), Rencana Strategis SKPD, dan Rencana Kerja Pembangunan

Daerah. Hal ini bertujuan agar dokumen RAD-GRK dapat disinergikan dengan

dokumen rencana pembangunan daerah, sehingga memiliki keterkaitan dengan

wewenang dan kepemerintahan dari masing – masing lembaga. Lembaga ini secara

langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan emisi gas rumah kaca,

dimana kewenangan dari setiap lembaga baik nasional, provinsi, kabupaten/kota

berpedoman pada Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah.

Undang – Undang tersebut menyebutkan bahwa Pemerintahan daerah

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali

urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan

Pemerintah Pusat seperti politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,

moneter dan fiskal nasional, dan agama. Penyelenggaraan urusan pemerintahan

dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan

memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.

Tabel III.1. Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007.

Pemerintah Pusat

a. Penyelenggaraan sendiri urusan pemerintahan

b. Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan kepada gubernur selaku wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi

c. Penugasan sebagian urusan pemerintahan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan asas tugas pembantuan

Pemerintah

Provinsi

a. Penyelenggaraan sendiri urusan pemerintahan tingkat

Provinsi

b. Penugasan sebagian urusan pemerintahan kepada

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan asas

tugas pembantuan

Page 135: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 117

Pemerintah

Kabupaten/Kota

a. Penyelenggaraan sendiri urusan pemerintahan tingkat

kabupaten/kota

b. Penugasan sebagian urusan pemerintahan kepada

pemerintah desa berdasarkan asas tugas pembantuan

Pada prakteknya, pembagian urusan pemerintahan akan bersifat sangat kontekstual

dan dimungkinkan untuk terjadi perbedaan antara suatu periode ke periode lainnya

maupun antar daerah. Oleh karenanya, pada pengaturan teknis untuk setiap

bidang, maka urusan pemerintahan perlu dilakukan dengan melihat pengaturan

yang dilakukan melalui kementerian/lembaga pemerintahan non departemen yang

membidangi urusan pemerintah tersebut.

Pemerintah Pusat melalui Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen

memiliki kewenangan untuk menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria

(NSPK) untuk pelaksanaan urusan wajib dan pilihan. NSPK tersebut kemudian

berfungsi sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota dalam melaksanakan setiap urusan wajib serta pilihan

tersebut. Dengan pembagian kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah,

maka opsi mitigasi dapat diusulkan sepanjang masih di dalam cakupan

kewenangan tersebut.

Pengertian urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan

oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

berkaitan dengan pelayanan dasar. Sedangkan, urusan pilihan adalah urusan

pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan

daerah yang bersangkutan.

Page 136: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 118

Tabel III.2. Keterkaitan Bidang Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca pada RAN dengan Pembagian Urusan Pemerintahan

Bidang

Pembagian Urusan Pemerintah (PP No 38 Tahun 2007)

Urusan Wajib Urusan Pilihan

Pek

erj

aan

Um

um

Peru

mah

an

Pen

ata

an

Ru

an

g

Pere

ncan

aan

Pem

ban

gu

nan

Perh

ub

un

gan

Lin

gku

ng

an

Hid

up

Pert

an

ian

dan

keta

han

an

Keh

uta

nan

Peri

nd

ustr

ian

En

erg

i d

an

Su

mb

er

Daya

Min

era

l

Pertanian ● ● ●

Kehutanan dan Lahan Gambut ● ● ●

Energi dan transportasi ● ● ● ●

Industri ● ●

Pengelolaan Limbah ● ●

Dalam konteks eksekusi urusan pemerintahan terkait dengan penurunan emisi

GRK, akan sangat berkaitan dengan penyusunan organisasi perangkat daerah,

terutama pada perumusan Tugas Pokok dan Fungsi suatu Dinas Daerah dan/atau

Lembaga Teknis Daerah, maupun sub organisasi yang bersangkutan (dalam hal ini

adalah Unit Pelaksana Teknis).

Program yang dihasilkan dari Rencana Aksi Daerah Gas Rumah kaca provinsi

Sumatera Selatan harus dapat di integrasikan ke dalam rencana pembangunan

propinsi Sumatera Selatan. Untuk itu maka dilakukan pemetaan kelembagaan yang

berperan sebagai penghasil emisi dan pelaku mitigasi emisi berdasarkan

permasalahan dan sumber emisi yang diidentifikasi sebelumnya. Kelembagaan

tersebut harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari kelompok kerja dan

satuan kerja perangkat daerah masing – masing sektor terkait dengan penurunan

gas rumah kaca (GRK) berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Nomor 8 Tahun 2008 dan Nomor 7 tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah

Provinsi Sumatera Selatan (Table 3.3).

Page 137: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 119

Tabel III.3. Pembagian Urusan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi dari Kelompok Kerja/SKPD masing – masing sektor pada kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca di Provinsi Sumatera Selatan

Sektor SKPD Provinsi Sub Bidang Kab/Kota SKPD Kab/Kota

Pertanian

Bappeda

UPTB Tata Ruang Musi Banyuasin Bappeda; Dinas Pertanian dan peternakan; Dinas Kehutanan; Dinas PU Pengairan; Dinas Pertambangan dan Energi

Ekonomi Banyuasin Bappeda; Dinas Pertanian dan peternakan; Dinas Kehutanan; Dinas PU Pengairan

Dinas Pertanian

Produksi Tanaman Pangan Ogan Komering Ilir Bappeda; Dinas Pertanian, Dinas Peternakan; Dinas Kehutanan; Dinas Pertambangan dan Energi; Dinas PU Cipta Karya dan Pengairan

Sarana dan Prasarana Musi Rawas Bappeda; Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Perikanan; Dinas Kehutanan; Dinas Pertambangan dan Energi; Dinas PU Pengairan

Dinas Peternakan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ternak

Lahat Bappeda; Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura; Dinas Peternakan dan Perikanan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas PU Pengairan; Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Pertambangan dan Energi

Listrik dan Pemanfaatan Energi Pagar Alam Bappeda; Dinas Tanaman Pangan Hortikultura; Dinas Peternakan dan Perikanan; Dinas Pekerjaan Umum; Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

Dinas Kehutanan UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

OKU Timur Bappeda; Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura; Dinas Peternakan dan Perikanan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas PU Pengairan; Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas PU Pengairan Bidang Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air

Kehutanan dan Lahan Gambut

Bappeda UPTB Tata Ruang Musi Banyuasin Bappeda; Dinas Kehutanan; Dinas Perkebunan; Dinas Koperasi, PPKM, Penanaman Modal,Peng. Pasar

Ekonomi Musi Rawas Bappeda; Dinas Kehutanan; Dinas Perkebunan

Dinas Perkebunan Kelembagaan Usaha Ogan Komering Ilir Bappeda; Dinas Kehutanan; Dinas Perkebunan; Dinas Perindag dan Koperasi

Dinas Kehutanan

Bidang Pemanfaatan Hasil Hutan

Bidang Planologi Kehutanan,

UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Bidang Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Energi

Bappeda Ekonomi OKU Timur Bappeda; Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Pertambangandan Energi

Bidang Sarana Teknik Musi Banyuasin Bappeda; Dinas Pertambangan dan Energi

Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi

Muara Enim Bappeda; Dinas Pertambangan dan Energi

Transportasi

Bappeda UPTB Tata Ruang Palembang Bappeda; Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas PU Binamarga

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Perkeretaapian

OKU Timur Bappeda; Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas PU Binamarga

Bidang Bina Sistem Transportasi Perkotaan

Musi Banyuasin Bappeda; Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas PU Binamarga

Lubk Linggau Bappeda; Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas PU Binamarga

Musi Rawas Bappeda; Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; Dinas PU Binamarga

Industri Bappeda Ekonomi Palembang Bappeda; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Pertambangan dan Energi

Page 138: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 120

Sektor SKPD Provinsi Sub Bidang Kab/Kota SKPD Kab/Kota

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Bidang Industri Kecil Menengah Musi Rawas Bappeda; Dinas Perindustrian, perdagangan, dan pasar; Dinas pertambangan dan energi; Dinas Perkebunan; Dinas Kehutanan

Bidang Industri Argo Kimia, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Standarisasi

Lubuk Linggau Bappeda; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Pertambangandan Energi

Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi

OKU Timur Bappeda; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Perkebunan Bidang Kelembagaan Usaha Musi Banyuasin Bappeda; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Pertambangan dan Energi

Dinas Kehutanan Bidang Pemanfaatan Hasil Hutan

Pengelolaan Sampah

Bappeda UPTB Tata Ruang Palembang BLH; PU CK; Dinas Kebersihan

BLH Pengendalian, Pencemaran dan Pengelolaan Limbah

Ogan Ilir BLH; PU CK; Dinas Kebersihan

PU Cipta Karya Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman

Muara Enim BLH; Pu Cipta Karya dan Pengairan

OKU Timur BLH; PU Cipta Karya

Musi Banyuasin BLH; Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Page 139: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 121

3.2. Ruang Lingkup Daerah

Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca terbagi ke dalam 5 (lima) bidang yaitu

pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energy, industri, transportasi, dan

pengelolaan limbah

3.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian yang menghasilkan emisi menurut IPCC adalah peternakan,

berasal dari aktivitas pencernaan hewan dan pengelolaan kotoran ternak (domestic

livestock: enteric fermentationvand manure management), budidaya padi, khusus

untuk budidaya padi sawah (rice cultivation: flooded rice fields), pembakaran

padang sabana (prescribed burning of savannas), pembakaran limbah pertanian

(field burning of agriculture residues), dan tanah pertanian (agricultural soil). Untuk

kegiatan rencana aksi daerah gas rumah kaca di Provinsi Sumatera Selatan, sektor

pertanian di fokuskan kepada budi daya padi pada lahan sawah irigasi, lebak dan

pasang surut, biomass (pembakaran limbah perkebunan tebu), dan peternakan.

3.2.2. Sektor kehutanan dan lahan gambut

Kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan dan lahan

gambut difokuskan pada kegiatan yang mengakibatkan baik secara langsung

maupun tidak langsung deforestrasi, degradasi hutan, dan perubahan tutupan

lahan. Berdasarkan hal tersebut maka SKPD yang berwenang untuk menurunkan

emisi gas rumah kaca di provinsi Sumatera Selatan adalah Dinas Kehutanan dan

Dinas Perkebunan beserta bidang dan sub bidang yang bersangkutan.

3.2.3. Sektor berbasis energi

Sektor penghasil emisi gas rumah kaca yang berbasis energi adalah sektor energi,

industri dan transportasi. Sumber emisi gas rumah kaca pada sektor ini berdasarkan

penggunaan energy fosil pada kegiatan produksi pada industri kecil dan menengah,

transportasi darat, dan pembangkit listrik, sehingga kegiatan penurunan emisi gas

rumah kaca akan difokuskan pada sumber emisi tersebut. Berdasarkan hal tersebut

maka SKPD yang berwenang untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di provinsi

Sumatera Selatan adalah Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Perhubungan,

Dinas Peridustrian dan Perdagangan, serta bidang dan sub bidang yang

bersangkutan dimasing – masing instansi tersebut.

Page 140: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 122

3.2.4. Sektor Sampah/Limbah

Limbah Padat dan Limbah Cair merupakan sumber emisi gas rumah kaca di sektor

pengelolaan sampah di provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan penurunan emisi gas

rumah kaca di Provinsi Sumatera Selatan difokuskan pada pengelolaan limbah

padat. SKPD yang bertugas dan berwenang untuk menurunkan emisi gas rumah

kaca tersebut adalah Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum Cipta

Karya, dan Dinas Kebersihan (untuk tingkat pemerintahan Kabupaten/Kota).

Page 141: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 123

BAB IV ANALISIS EMISI GAS RUMAH KACA PROVINSI SUMATERA

SELATAN

Pelaksanaan kegiatan mitigasi emisi GRK mencakup empat kegiatan penting.

Pertama menduga besar emisi dan/atau pengambilan karbon (perubahan stok

karbon) berdasarkan data historis sebelum dilaksanakannya skenario aksi (historic

baseline). Kedua, memproyeksikan besarnya perubahan emisi dan/atau

pengambilan karbon jika tanpa skenario aksi. Ketiga, memproyeksikan besarnya

perubahan emisi dan/atau pengambilan karbon jika ada implementasi skenario

mitigasi. Keempat, menduga besarnya perbedaan stok karbon untuk kondisi Kedua

dan Ketiga.

4.1 BAU-Baseline Emisi Gas Rumah Kaca

Untuk menentukan apakah penurunan emisi atau peningkatan pengambilan karbon

bersifat tambahan, maka perlu diketahui terlebih dahulu baseline-nya. Baseline

adalah sebuah referensi untuk mengukur perubahan yang terjadi akibat intervensi

suatu tindakan. Baseline yang berhubungan dengan perubahan iklim merupakan

emisi GRK tanpa kebijakan intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi perubahan iklim.

Tujuan penyusunan baseline ialah untuk mencegah terjadinya opini terhadap

penurunan emisi atau peningkatan pengambilan karbon yang sebenarnya juga

terjadi tanpa adanya proyek tindakany yang nyata. Jadi baseline dapat dikatakan

sebagai kondisi yang sangat mungkin terjadi pada kondisi tidak ada tindakan nyata.

4.1.2 Pertanian

Berdasarkan baseline historis (historical baseline), diproyeksikan juga emisi untuk

tahun 2011 sampai 2020 untuk masing-masing sub-sektor pertanian seperti

dijelaskan dalam Bab II. Data yang digunakan dalam perhitungan rpoyeksi dalam

bab ini adalah dasar perhitungan dalam Sub-bab 2.3.1 dan data dari SKPD terkait.

a. Budidaya Padi

Peningkatan luas areal sawah yang memang untuk menopang program lumbung

pangan juga akan membawa konsekuensi peningkatan emisi CH4 asal padi sawah

Page 142: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 124

di masa depan. Untuk proyeksi emisi CH4 asal budidaya padi, maka perlu dihitung

peningkatan luas sawah di Provinsi Sumatera Selatan. Perhitungan ini dilakukan

dengan merujuk pada perkembangan luas sawah dari tahun 2005 sampai 2010,

yang menunjukkan rata-rata peningkatan sebesar 9,87% per tahun. Jika besaran

peningkatan ini digunakan sebagai dasar untuk proyeksi (forward looking), maka

emisi CH4 mulai tahun 2012 sampai 2020 dapat diproyeksikan dengan asumsi

sebagai berikut :

1. Besaran peningkatan luas areal sawah dari tahun 2011 sampai 2020

konstan, yaitu sebesar 9,87%, dan

2. Peningkatan tersebut bersumber dari peningkatan luas areal sawah

dan/atau peningkatan luas panen (IP). Asumsi ini dimungkinkan karena

masih ada peluang untuk meningkatkan luas sawah karena masih ada areal

sawah (irigasi, lebak, dan pasang surut) yang belum dibudidayakan. Lalu,

IP=2 ditingkatkan menjadi IP=3 dan IP=1 menjadi IP=2 melalui perbaikan

jaringan irigasi

Hasil proyeksi disajikan pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa jika sistem dan

praktek budidaya padi di sawah di Provinsi Sumatera Selatan masih seperti saat ini

(BAU Baseline), maka ada potensi peningkatan emisi CH4 dari 30.547.988,56 kg

CH4 th-1 pada tahun 2011 menjadi 71.348.632 kg CH4 th-1 pada tahun 2020 atau

meningkat sebesar 133,6% dengan total akumulasi selama kurun waktu 10 tahun

(2011 sampai 2020) sebesar 484.344.412,3 kg CH4.

Gambar 4.1. Proyeksi BAU emisi CH4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020)

Page 143: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 125

b. Pembakaran Limbah Pertanian

Jika mengacu pada laju peningkatan luas panen sebesar 9,87% per tahun,

maka akan ada korelasi yang positif dengan peluang peningkatan jumlah jerami

yang dihasilkan dan dibakar sehingga pada saat yang sama ada peluang untuk

terjadinya peningkatan emisi CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx asal pembakaran

jerami padi secara proporsional terhadap biomassa jerami. Jika besaran

peningkatan ini digunakan sebagai dasar untuk proyeksi (forward looking),

maka emisi CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx asal pembakaran jerami padi di

Provinsi Sumatera Selatan mulai tahun 2012 sampai 2020 diproyeksikan

(forward looking), maka emisi CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx asal pembakaran

jerami padi mulai tahun 2012 sampai 2020 dapat diproyeksikan dengan asumsi

sebagai berikut :

1. Besaran peningkatan jumlah biomassa padi dari tahun 2011 sampai 2020

konstan, yaitu sebesar 9,87%, dan

2. Peningkatan tersebut bersumber dari peningkatan luas areal sawah

dan/atau peningkatan luas panen (IP). Asumsi ini dimungkinkan karena

masih ada peluang untuk meningkatkan luas sawah karena masih ada areal

sawah (irigasi, lebak, dan pasang surut) yang belum dibudidayakan. Lalu,

IP=2 ditingkatkan menjadi IP=3 dan IP=1 menjadi IP=2 melalui perbaikan

jaringan irigasi.

Hasil proyeksi disajikan pada Gambar 4.2 sampai 4.6 menunjukkan bahwa jika

praktek pembakaran jerami dilakukan, maka ada potensi peningkatan emisi

CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx berturut-turut dari 8.918.733,18 ton; 541.599,6

ton; 15.894,8 ton; 412,1 ton; 14.717,4 ton pada tahun 2011 menjadi

20.807.279,07 ton; 1.263.544,3 ton; 37.0823 ton; 961, 4 ton; dan 34.335,4 ton

pada tahun 2020 atau masing-masing meningkat sebesar 133,3%.

Page 144: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 126

Gambar 4.2. Proyeksi emisi CO2 asal pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020)

Gambar 4.3. Proyeksi emisi CO asal pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020)

Page 145: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 127

Gambar 4.4. Proyeksi emisi CH4 asal pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020)

Gambar 4.5. Proyeksi emisi N2O asal pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020)

Page 146: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 128

Gambar 4.6. Proyeksi emisi NOx asal pembakaran jerami padi di Provinsi

Sumatera Selatan (2012-2020)

Untuk proyeksi angka peningkatan emisi CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx asal

pembakaran biomassa tebu sebelum panen di Provinsi Sumatera Selatan

digunakan asumsi sebagai berikut:

1. Luas areal tetap, yaitu berbasis luas areal pada tahun 2010 sebesar 17.664

ha, dan

2. Laju peningkatan emisi bersumber dari peningkatan produksi dan biomassa

yang dibakar, yaitu sebesar 4,9%. Penetapan angka ini didasarkan atas

data historis mulai tahun 2005 sampai 2010. Peningkatan produksi

biomassa ini dapat bersumber dari input teknologi budidaya tebu, seperti

pemupukan berimbang dan spesifik lokasi (berbasis ruang), penggunaan

varietas unggul.

Implementasi kedua asumsi di atas dalam proyeksi (forward looking) emisi CO2,

CO, CH4, N2O, dan NOx asal pembakaran biomassa tebu sebelum panen di

Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan peningkatan emisi CO2, CO, CH4,

N2O, dan NOx masing-masing dari 428.175,26 ton, 26.001,41 ton, 763,08 ton,

19,78 ton, dan 706,56 ton pada tahun 2011 berturut-turut menjadi 658.568,67

ton, 39.992,29 ton, 1.173,69 ton, 30,43 ton, dan 1.086,75 ton pada tahun 2020.

Jika dihitung laju peningkatannya berbasis tahun 2012, maka diperoleh laju

Page 147: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 129

peningkatan sebesar 6,7% per tahun. Proyeksi emisi CO2, CO, CH4, N2O, dan

NOx disajikan pada Gambar 4.7 sampai 4.11.

Gambar 4.7. Proyeksi emisi CO2 asal pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

Gambar 4.8. Proyeksi emisi CO asal pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

Page 148: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 130

Gambar 4.9. Proyeksi emisi CH4 asal pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

Gambar 4.10. Proyeksi emisi N2O asal pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020)

Page 149: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 131

Gambar 4.11. Proyeksi emisi NOx asal pembakaran biomassa tebu sebelum

panen di Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020).

c. Peternakan

Penurunan emisi GRK asal ternak di Provinsi Sumatera Selatan yang disajikan

pada Gambar 2.12 sampai 2.16 bukan berkaitan dengan telah adanya langkah

atau upaya untuk menurunkan emisi GRK tetapi disebabkan oleh penurunan

populasi ternak terutama sejak tahun 2007 sampai 2010. Penurunan populasi

ternak ini memacu Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk menjadi

swasembada daging melalui program revitalisasi peternakan. Oleh karena itu,

Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Peternakan telah memproyeksikan

(forward looking) target populasi ternak sampai tahun 2020, seperti pada Tabel

4.1.

Tabel IV.1. Proyek populasi ternak besar di Provinsi Sumatera Selatan

sampai tahun 2020

Jenis

Ternak

Populasi (ekor pada Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sapi Perah 154 163 168 180 190 200 211 223 235 248

Sapi

Potong 246.295 265.583 278.906 292.821 307.403 322.712 338.783 355.654 373.365 391.893

Kerbau 29.143 29.511 29.747 29.985 32.504 32.778 33.053 33.330 33.610 33.893

Kambing 331.589 412.446 416.570 420.736 425.280 429.873 434.516 439.208 443.952 448.746

Domba 32.458 34.150 34.492 34.837 35.213 35.593 35.977 36.366 36.758 37.155

Babi 31.114 37.727 38.971 40.261 41.594 42.970 44.392 45.860 47.378 48.946

Peningkatan populasi ternak yang telah ditargetkan tersebut membawa juga

konsekuensi peningkatan peluang terjadinya emisi GRK. Oleh karena itu, perlu

Page 150: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 132

juga dilakukan proyeksi (forward looking) emisi GRK asal ternak, seperti

disajikan pada Gambar 4.12 sampai 4.14. Hasil proyeksi memperlihatkan

adanya potensi peningkatan emisi CH4 sebesar 51,5%, yaitu dari 15,65 Gg CH4

th-1 pada tahun 2011 menjadi 23,70 Gg CH4 th-1 pada tahun 2020 (Gambar

4.29). Peningkatan ini bersumber dari peningkatan emisi akibat proses

pencernakan (enteric fermentation) sebesar 7,75 Gg CH4 th-1 (dari 15,04 Gg

CH4 th-1 pada tahun 2011 menjadi 22,78 Gg CH4 th

-1 pada tahun 2020) dan dari

emisi akibat sistem pengelolaan kotoran ternak sebesar 0,31 Gg CH4 th-1 (dari

0,61 Gg CH4 th-1 pada tahun 2011 menjadi 0,92 Gg CH4 th

-1 pada tahun 2020).

Gambar 4.12. Proyeksi total emisi CH4 asal ternak besar di Provinsi Sumatera

Selatan (2012-2020).

Selain emisi CH4, kegiatan peternakan juga menyebabkan emisi N2O baik

secara langsung akibat proses nitrifikasi dan denitrifikasi maupun secara tidak

langsung melalui volatilisasi NH3 dan NOx. Oleh karena itu, dilakukan juga

proyeksi (forward looking) melalui kedua mekanisme ini, seperti disajikan pada

Gambar 4.13 dan 4.14. Hasil proyeksi memperlihatkan adanya potensi

peningkatan emisi N2O secara langsung sebesar 38,3%, yaitu dari 14.042,03 kg

N2O th-1 pada tahun 2011 menjadi 19.435,53 kg N2O th-1 pada tahun 2020

(Gambar 4.13). Lalu emisi N2O secara tidak langsung meningkat sebesar

55,70%, yaitu dari 2,53 kg N2O th-1 pada tahun 2011 menjadi 3,93 kg N2O th-1

pada tahun 2020 (Gambar 4.14), dan total emisi GRK asal ternak disajikan

pada Tabel 4.2.

Page 151: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 133

Gambar 4.13. Proyeksi total emisi N2O secara langsung asal ternak besar di

Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020).

Gambar 4.14. Proyeksi total emisi N2O secara tidak langsung asal ternak besar

di Provinsi Sumatera Selatan (2012-2020).

Page 152: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 134

Tabel IV.2. Total emisi GRK asal ternak di Provinsi Sumatera Selatan sampai tahun 2020

Jenis GRK dan Sumber

Populasi (ekor pada Tahun)

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

CH4 (Gg CH4 th-1):

Enterik 15,04 16,39 16,39 17,74 18,59 19,35 20,15 20,99 21,86 22,78

Pengelolaan Kotoran 0,61 0,69 0,71 0,74 0,77 0,80 0,82 0,85 0,88 0,91

Total CH4 15,65 17,08 17,10 18,48 19,36 20,15 20,97 21,84 22,74 23,69

N2O (kg N2O th-1) :

Langsung 14.042,03 16.815,42 17.099,83 17.392,09 17.724,80 18.046,39 18.377,83 18.719,52 19.071,95 19.435,53

Tidak Langsung 2,53 2,78 2,90 3,03 3.18 3,31 3,46 3,61 3,77 3,93

Total N2O 14.044,56 16.818,20 17.102,73 17.395,42 17.727,98 18.049,70 18.381,29 18.723,13 19.075,72 19.539,46

Sumber: Hasil perhitungan mengacu kepada data Dinas Peternakan Sumsel (2012)

Page 153: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 135

4.1.2 Kehutanan dan Lahan Gambut

Berdasarkan emisi historical periode tahun 2006 – 2011, kemudian dilakukan

proyeksi emisi sampai tahun 2020. Proyeksi emisi GRK disumsikan jika kegiatan

yang dilakukan merupakan kegiatan inti yang dijalankan seperti saat ini. Proyeksi

emisi dilakukan secara linier per 5 tahun, sehingga dihasilkan emisi pada tahun

2020 sebesar 179,935,999.28 ton CO2 eq. Proyeksi emisi ini disebut REL

(Reference Emission Level) yaitu acuan jumlah emisi dalam jangka waktu tertentu

dihitung dari emisi akibat perubahan penggunaan lahan.

Tabel IV.3. Potensi Emisi GRK (BAU Baseline/REL) sektor Kehutanan dan

Lahan Gambut

Tahun 2011 2015 2020

Emisi Hutan 25,202,079.78 45,784,800.04 61,982,574.46

Emisi Lahan Gambut 38,630,468.11 77,975,942.05 117,953,424.82

Emisi Total 63,832,547.89 123,760,742.09 179,935,999.28

Gambar 4.15 Emisi BAU Baseline (REL) sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Provinsi Sumatera Selatan

4.1.3 Energi

Pada sektor energy, emisi gas rumah kaca difokuskan pada emisi CO2 yang

dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan energy fosil seperti PLTU,

PLTU, PLTG, PLTGU, dan PLTD, emisi CO2 yang dihasilkan dari pemakaian bahan

Page 154: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 136

bakar oleh masyarakat dan emisi CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran

kayu bakar. Penghitungan emisi CO2 dilakukan dengan cara mengetahui kuantitas

material yang akan menghasilkan GRK dan faktor emisinya. Perhitungan ini

menggunakan IPCC dan atau LEAP.

a. Emisi CO2 dari PLTU

Prediksi emisi gas rumah kaca dilakukan berdasarkan emisi CO2 baseline,

rencana penambahan kapasitas PLTU, dan rencana pembangunan

pembangkit – pembangkit listrik baru yang menggunakan bahan bakar fosil.

Kenaikan rata-rata kapasitas PLTU selama 5 tahun dari tahun 2005 sampai

tahun 2010 adalah 43,46 MW, atau dalam persentase : 5,78. Sehingga

dihasilkan emisi CO2 proyeksi sampai tahun 2020 (Tabel IV.4)

Tabel IV.4. Proyeksi Emisi CO2 PLTU Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Faktor pengali

emisi CO2

Emisi CO2 (Gg/tahun)

Grafik

2010 1.0578 6,307,887.22

2011 1.0578 6,672,483.10

2012 1.0578 7,058,152.62

2013 1.0578 7,466,113.85

2014 1.0578 7,897,655.23

2015 1.0578 8,354,139.70

2016 1.0578 8,837,008.97

2017 1.0578 9,347,788.09

2018 1.0578 9,888,090.24

2019 1.0578 10,459,621.86

2020 1.0578 11,064,188.00

b. Emisi CO2 eq dari PLTD milik PLN

Berdasarkan kenaikan produksi listrik rata-rata pertahun adalah 2.846.300

kWh atau 8% pada kondisi baseline maka proyeksi emisi CO2e sampai

tahun 2020, sebagaimana pada Tabel di bawah ini.:

Page 155: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 137

Tabel IV.5. Emisi BAU-Baseline PLTD PLN

Tahun Produksi Listrik dari

PLTD (kWh) Faktor Emisi

(ton CO2e/kWh) Emisi (ton CO2e/tahun

2012 45,422,700.00 0.000743 33,749.07

2013 49,056,516.00 0.000743 36,448.99

2014 52,981,037.28 0.000743 39,364.91

2015 57,219,520.26 0.000743 42,514.10

2016 61,797,081.88 0.000743 45,915.23

2017 66,740,848.43 0.000743 49,588.45

2018 72,080,116.31 0.000743 53,555.53

2019 77,846,525.61 0.000743 57,839.97

2020 84,074,247.66 0.000743 62,467.17

Gambar 4.16 Emisi BAU – Baseline PLTD milik PLN

c. Emisi CO2 eq dari Bahan Bakar

Prediksi konsumsi BBM sampai tahun 2020 berdasarkan persentase kenaikan

penjualan BBM dari tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 4,68% atau setara dengan

69.300 kL, Dengan demikian penjualan BBM dari tahun 2011 sampai tahun 2020

diperkirakan sebagaimana pada Tabel di bawah ini.

Tabel IV.6. Prediksi Penjualan BBM dari Tahun 2011 sampai 2020

Tahun Jumlah Total (kL) Jenis Konsumen (kL)

Industri Transportasi Rumah tangga

2010 1,549,954.00 371,988.96 1,115,966.88 61,998.16

2011 1,622,491.85 389,398.04 1,168,194.13 64,899.67

2012 1,698,424.47 407,621.87 1,222,865.62 67,936.98

2013 1,777,910.73 426,698.58 1,280,095.73 71,116.43

2014 1,861,116.95 446,668.07 1,340,004.21 74,444.68

Page 156: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 138

2015 1,948,217.23 467,572.13 1,402,716.40 77,928.69

2016 2,039,393.79 489,454.51 1,468,363.53 81,575.75

2017 2,134,837.42 512,360.98 1,537,082.94 85,393.50

2018 2,234,747.81 536,339.48 1,609,018.43 89,389.91

2019 2,339,334.01 561,440.16 1,684,320.49 93,573.36

2020 2,448,814.84 587,715.56 1,763,146.69 97,952.59

Untuk memprediksi emisi CO2e, pada masing-masing jenis konsumen, diasumsi

bahwa persentase emisi GRK dari masing-masing jenis konsumen dianggap setara

dengan persentase penjualan BBM-nya. Dengan demikian emisi CO2e dari ketiga

jenis konsumen pada tahun 2011 sampai 2020 adalah sebagaimana dinyatakan

pada Tabel dan Gambar di bawah ini.

Tabel IV.7. Proyeksi Emisi CO2 menurut Jenis Konsumen Pertamina

Tahun Emisi total ton CO2e Emisi ton CO2e menurut konsumen

Industri Transportasi Rumah Tangga

2010 3,688,326.20 885,198.29 2,655,594.86 147,533.05

2011 3,860,939.87 926,625.57 2,779,876.70 154,437.59

2012 4,041,631.85 969,991.64 2,909,974.93 161,665.27

2013 4,230,780.22 1,015,387.25 3,046,161.76 169,231.21

2014 4,428,780.74 1,062,907.38 3,188,722.13 177,151.23

2015 4,636,047.68 1,112,651.44 3,337,954.33 185,441.91

2016 4,853,014.71 1,164,723.53 3,494,170.59 194,120.59

2017 5,080,135.79 1,219,232.59 3,657,697.77 203,205.43

2018 5,317,886.15 1,276,292.68 3,828,878.03 212,715.45

2019 5,566,763.22 1,336,023.17 4,008,069.52 222,670.53

2020 5,827,287.74 1,398,549.06 4,195,647.17 233,091.51

Gambar 4.17 Prediksi Emisi CO2e dari penjualan BBM tahun 2011 sampai 2020

Page 157: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 139

d. Emisi CO2 Kayu Bakar

Untuk memprediksi emisi GRK dari kayu bakar, maka perhitungan berdasarkan

prediksi jumlah penduduk dan jumlah kayu bakar yang dibutuhkan. Prediksi data

penduduk tahun 2011 sampai 2030 dihitung berdasarkan kenaikan rata-rata

pertahunnya. Pertambahan rata-rata/tahun penduduk Sumatera Selatan 127.525,75

jiwa atau 1,98 %.

Tabel IV.8. Proyeksi Emisi CO2 dari Kayu Bakar

Tahun Jumlah Penduduk Emisi CO2 Emisi CO2

Sumsel (jiwa) (ton CO2/tahun) (Gg/tahun)

2010 7,450,394 7,822,913.70 7,822.91

2011 7,597,912 7,977,807.39 7,977.81

2012 7,748,350 8,135,767.98 8,135.77

2013 7,901,768 8,296,856.18 8,296.86

2014 8,058,223 8,461,133.94 8,461.13

2015 8,217,776 8,628,664.39 8,628.66

2016 8,380,488 8,799,511.94 8,799.51

2017 8,546,421 8,973,742.28 8,973.74

2018 8,715,640 9,151,422.38 9,151.42

2019 8,888,210 9,332,620.54 9,332.62

2020 9,064,197 9,517,406.43 9,517.41

Gambar 4.18 Emisi BAU – Baseline Kayu Bakar

Page 158: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 140

e. Total Proyeksi Emisi CO2 di Sektor Energi

Berdasarkan total emisi CO2 baseline diasumsikan bahwa kenaikan emisi CO2e

partahun dalah 4,5 %. Dengan demikian maka emisi CO2 sampai tahun 2020

adalah sebagaimana ditampilkan pada Tabel di bawah ini.

Tabel IV.9. Proyeksi Total Emisi CO2 sektor Energi

Tahun Emisi CO2e (ton)

2010 2,136,618,492.94

2011 2,232,766,325.12

2012 2,333,240,809.75

2013 2,438,236,646.19

2014 2,547,957,295.27

2015 2,662,615,373.56

2015 2,782,433,065.37

2017 2,907,642,553.31

2018 3,038,486,468.21

2019 3,175,218,359.28

2020 3,318,103,185.44

Gambar 4.19 Proyeksi emisi CO2e total dari sektor energy di Provinsi Sumatera

Selatan sampai 2020

4.1.4 Transportasi

a. Proyeksi Emisi TIER 1

Proyeksi emisi sampai tahun 2020 berdasarkan tren data series dari penjualan BBM

tahun 2000 – 2009 sehingga menghasilkan emisi sebesar 2895094 Gg atau 2 895

094 000 ton CO2e.

Page 159: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 141

Gambar 4.20 Grafik Penjualan BBM sampai tahun 2020

Gambar 4.21 Grafik Emisi (Gg CO2 eq) dengan TIER 1

b. Proyeksi Emisi TIER 2

Berdasarkan tren fluktuasi BBM dari tahun sebelumnya (2007 – 2011) maka

diperoleh proyeksi penggunaan BBM per kendaraan sampai dengan tahun 2020.

Page 160: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 142

Gambar 4.22 Grafik Penjualan BBM Solar pada Kendaraan Mobil, Bus, dan Truck

Gambar 4.23 Grafik Penjualan BBM Premium pada Kendaraan Jenis Mobil dan

Sepeda Motor

Selanjutnya dilakukan perhitungan emisi CO2 dengan metode IPCC, untuk setiap

jenis moda angkutan. Pada perhitungan Tier 2 diketahui emisi total CO2 adalah

2895093.944 ton pada tahun 2020.

Page 161: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 143

Gambar 4.24 Emisi CO2 per jenis kendaraan dan bahan bakar, dan Emisi Total CO2

Provinsi Sumatera Selatan

c. Proyeksi TIER 3

Beberapa titik survey counting LHR mempunyai data tahun 2011 dan 2012, ada

juga yang mempunyai data tahun 2010, 2012. Maka di prediksi Emisi CO2 hasilnya

sebagai berikut:

Gambar 4.25 Prediksi Emisi CO2 (ton/tahun) untuk beberapa wilayah tahun 2020

Page 162: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 144

Sehingga proyeksi emisi CO2 Sumatera Selatan untuk tahun-tahun berikutnya, yaitu

tahun 2013 sampai tahun 2021 diprediksi dengan menggunakan persentase

pertumbuhan lalu lintas yaitu sebesar 15 % setiap tahunnya.

Tabel IV.10. Proyeksi Emisi CO2 Sumatera Selatan sampai tahun 2020

No Tahun Emisi CO2 (ton/tahun)

1 2012 2.036.551,784

2 2013 2.342.034,552

3 2014 2.693.339,734

4 2015 3.097.340,694

5 2016 3.561.941,799

6 2017 4.096.233,068

7 2018 4.710.668,029

8 2019 5.417.268,233

9 2020 6.229.858,468

Gambar 4.26 Prediksi Emisi CO2 (ton/tahun) sector Transportasi di Sumatera

Selatan

4.1.5 Industri

Dengan asumsi terjadi peningkatan emisi tanpa intervensi (BAU) adalah 5% per

tahun, maka pada tahun 2020 total emisi akan mencapai 3,732,428.68

tonCO2/tahun.

Page 163: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 145

Tabel IV.11. Proyeksi Emisi CO2 dari Industri di Provinsi Sumatera Selatan

tahun BAU-Baseline (ton/tahun)

2012 2,526,254.65

2013 2,652,567.38

2014 2,785,195.75

2015 2,924,455.54

2016 3,070,678.32

2017 3,224,212.23

2018 3,385,422.84

2019 3,554,693.99

2020 3,732,428.68

Gambar 4.27 Proyeksi Emisi CO2 Sektor Industri Provinsi Sumatera Selatan

4.1.6 Sampah/Limbah

Sesuai dengan arahan pokja pusat yang diketuai Dinas PU Cipta Karya, pada RAD

GRK sektor pengelolaan limbah pada tahun penyusunan 2012, analisis emisi GRK

dibatasi hanya pada sektor limbah domestik saja. Sehingga untuk keseragaman

dengan daerah lain, maka perhitungan BAU Baseline dan pengurangan emisi hanya

melingkupi limbah domestik.

Akan tetapi dalam pembahasan sumber emisi pada bab 2.3, terdapat sumber emisi

dari sektor limbah industri, terutama dari industri CPO dan Crum Rubber. Sehingga

untuk pengembangan rencana aksi/kegiatan pada tahun 2013, walaupun belum

disertai perhitungan detail, telah dimasukkan bahasan tentang limbah industri dalam

Page 164: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 146

RAD-GRK 2012. Diharapkan arahan untuk limbah industri ini dapat menjadi

landasan untuk kegiatan inventori, penyempurnaan perhitungan dan kegiatan aksi

pada tahun 2013 ke depan.

a. Sampah Domestik

Emisi GRK yang diukur untuk sektor sampah domestik Sumsel bersumber dari;

a. Aktifitas penimbunan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPA),

b. Aktifitas pembakaran langsung oleh masyarakat (open burning),

c. Aktifitas komposting dari sampah terolah

Untuk pengukuran estimasi BAU baseline emisi GRK Sumsel sektor sampah

domestik, hanya diukur emisi yang bersumber dari point a, point b dan point c, yaitu

dari aktifitas penimbunan sampah di TPA dan tempat lainnya dengan metode open

dumping, pembakaran langsung/open burning oleh masyarakat dan pengomposan

sampah terolah. Aktifitas insinerasi dan pengolahan lumpur domestik tidak dihitung

karena di Indonesia, aktifitas ini hampir tidak pernah dilakukan untuk sektor sampah

domestik.

Adapun data persampahan (domestik) yang perlu untuk dikumpulkan meliputi;

1. Data TPA, melingkupi;

a. Karakter Fisik TPA; luas, kedalaman timbunan, muka air tanah.

b. Sistem pengoperasian TPA; open dumping, controlled landfill, atau

sanitary landfill.

2. Profil daerah. Data ini bisa didapat dari Biro Pusat Statistik. Misal: Palembang

dalam Angka 2011

3. Timbulan dan komposisi sampah domestik dalam liter/orang/hari dan

kg/orang/hari. Data timbulan sampah domestik/kapita/hari mungkin bisa didapat

dari Master Plan Persampahan Kota/Kabupaten tersebut. Pada kasus tidak

terdapat data timbulan ini, dapat diambil data timbulan pada SNI 19-3964-1994

SK.SNI M-36-1991-03 sesuai dengan kategori kota/kabupaten-nya.

4. Komposisi dan dry matter content sampah dari survey yang dilakukan JICA

SP3 pada rentang 2011 – 2012.

5. Cakupan (% layanan) persampahan kota/kabupaten.

6. Kondisi eksisting sistem persampahan, termasuk jumlah sampah yang diangkut

ke TPA. Misal dari Buku Putih PU dan laporan kantor pengelola TPA.

7. Peraturan daerah, kelembagaan dan pendanaan terkait pengelolaan sampah

domestik.

8. RPJMD dan Master Plan terkait sektor sampah domestik.

Page 165: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 147

9. % open burning sampah oleh masyarakat.

10. Pengumpulan data 3R/daur ulang sampah on-site, skala kawasan, skala kota

(komposting, daur ulang, biogas).

Dengan menggunakan first order decay method, estimasi GRK dari TPA dan open

burning akan didapat. Untuk mengestimasi emisi GRK dari TPA dengan

menggunakan IPCC GL 2006, dimasukkan beberapa parameter antara lain:

a. Komposisi dan dry matter content sampah (lihat tabel IV.12).

b. Tipe zona timbunan sampah,

c. Jumlah penduduk (lihat tabel IV.13),

d. Timbulan sampah,

Untuk mengestimasi volume sampah di provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010

dan memproyeksikannya sampai dengan tahun 2020, diperlukan data timbulan,

jumlah dan pertumbuhan penduduk pada tahun 2010. Mengingat hasil survey

timbulan sampah kota Palembang pada tahun 208 sebesar 0,37 kg/jiwa/hari dan

mengikuti standar PU, ditetapkan asumsi timbulan sampah; (a) 0,6 kg/jiwa/hari

untuk kota besar, (b) 0,5 kg/jiwa/hari untuk kota sedang dan (c) 0,4 kg/jiwa/hari

untuk kota kecil/kabupaten. Diperkirakan timbulan sampah total Sumatera Selatan

pada tahun 2010, tahun awal perhitungan emisi, sebesar 1.239 Gg pada tahun

2010 dengan distribusi perkabupaten seperti terlihat pada gambar 2.39.

Setelah menentukan estimasi sampah Sumsel sebesar 0,4 kg/ jiwa/hari, jumlah dan

pertumbuhan penduduk dilihat dari data statistik kependudukan dari Biro Pusat

Statistik Sumsel. Dengan ketiga data ini, prediksi volume sampah 2010 dan

proyeksi s.d 2020 dapat dihitung dan disajikan pada tabel IV.14. Pada tahun 2010,

jumlah penduduk Sumsel terukur sejumlah 7,45 juta jiwa dan akan terus meningkat

sampai mendekati 9 juta jiwa pada tahun 2020 (lihat tabel IV.12). Kota terbanyak

penduduknya adalah kota Palembang sejumlah hampir 1,5 juta jiwa dan paling

sedikit penduduk adalah kabupaten Empat Lawang sebanyak 221 ribu jiwa.

Pertumbuhan penduduk tertinggi pada kabupaten Musi Banyuasin, sebuah daerah

penghasil migas sekaligus dilalui jalan lintas timur Sumatera, sedangkan terendah

pada kabupaten OKU Selatan, sebuah daerah di ujung bukit barisan yang

merupakan pecahan dari kabupaten OKU.

Selain data volume sampah. Data komposisi dan karakteristik sampah merupakan

komponen yang penting dalam estimasi GRK sektor sampah domestik. Tabel IV.13

dan IV.14 menyajikan komposisi dan dry matter content sampah Sumsel, yang

didapat dari kegiatan JICA SP3 pada tahun 2011 di Palembang dan Ogan Ilir.

Page 166: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 148

Komponen sisa makanan mendominasi sebesar 58,85% (% berat basah) dengan

dry matter content sebesar 23,34%. Komponen plastik sebesar 18,75% (%berat

basah) dengan dry matter content sebesar 78,21% dan kertas sebesar 14,99% (%

berat basah) dengan dry matter content sebesar 52,33%. Komponen lain tidak

ditemukan secara signifikan (lihat tabel IV.13).

Sedangkan untuk mengkonversi volume sampah dari satuan massa ke satuan

volume atau sebaliknya, digunakan bulk density sampah sebesar 0,347 ton/m3

(Survey JICA SP3 FY).

Gambar 4.28 Pengukuran bulk density sampah (Survey JICA SP3 2011 FY)

Page 167: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 149

Tabel IV.12. Prediksi Jumlah Penduduk Sumatera Selatan tahun 2010 dan Proyeksinya s.d 2020

No. Kota / Pertumbuhan Tahun

Kabupaten Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Ogan Komering Ulu 3,04% 324.045 333.896 344.046 354.505 365.282 376.387 387.829 399.619 411.768 424.285 437.184

2 Ogan Komering Ilir 2,01% 727.376 741.996 756.910 772.124 787.644 803.476 819.625 836.100 852.906 870.049 887.537

3 Muara Enim 2,00% 716.676 731.010 745.630 760.542 775.753 791.268 807.094 823.235 839.700 856.494 873.624

4 L a h a t 1,22% 369.974 374.488 379.056 383.681 388.362 393.100 397.896 402.750 407.664 412.637 417.671

5 Musi Rawas 1,88% 525.508 535.388 545.453 555.707 566.155 576.798 587.642 598.690 609.945 621.412 633.095

6 Musi Banyuasin 3,25% 561.458 579.705 598.546 617.999 638.084 658.821 680.233 702.340 725.167 748.734 773.068

7 Banyuasin 1,62% 750.110 762.262 774.610 787.159 799.911 812.870 826.038 839.420 853.019 866.837 880.880

8 OKU Selatan 0,62% 318.428 320.402 322.389 324.388 326.399 328.422 330.459 332.507 334.569 336.643 338.731

9 OKU Timur 1,53% 609.982 619.315 628.790 638.411 648.178 658.096 668.164 678.387 688.767 699.305 710.004

10 Ogan Ilir 1,62% 380.904 387.075 393.345 399.717 406.193 412.773 419.460 426.255 433.161 440.178 447.309

11 Empat Lawang 0,74% 221.176 222.813 224.462 226.123 227.796 229.482 231.180 232.890 234.614 236.350 238.099

12 Palembang 1,78% 1.455.284 1.481.188 1.507.553 1.534.388 1.561.700 1.589.498 1.617.791 1.646.588 1.675.897 1.705.728 1.736.090

13 Prabumulih 2,95% 161.984 166.763 171.682 176.747 181.961 187.329 192.855 198.544 204.401 210.431 216.638

14 Pagar Alam 1,21% 126.181 127.708 129.253 130.817 132.400 134.002 135.623 137.264 138.925 140.606 142.308

15 Lubuk Linggau 2,30% 201.308 205.938 210.675 215.520 220.477 225.548 230.736 236.043 241.472 247.025 252.707

∑ Penduduk Total 7.450.394 7.589.945 7.732.401 7.877.828 8.026.294 8.177.869 8.332.625 8.490.634 8.651.972 8.816.716 8.984.945

Tabel IV.13. Komposisi dan Dry Matter Content Sampah Domestik Sumsel

No. Komponen Sampah Komposisi sampah Dry Matter Content

(% Berat Basah) (%)

1 Sisa Makanan 58,85% 23,34%

2 Kertas, Karton dan Nappies 14,99% 52,33%

3 Kayu dan Sampah Taman 3,36% 53,61%

4 Kain dan Produk Tekstil 1,80% 55,45%

5 Karet dan Kulit 0,34% 90,31%

6 Plastik 18,79% 78,21%

7 Logam 0,40% 100,00%

8 Gelas 1,05% 93,44%

9 Lain - lain 0,42% 88,61%

Total 100,00% -

Page 168: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 150

Metode Perhitungan Emisi Sampah Domestik:

2006 IPCC Guidelines for National Green House Gas Inventory

Suatu panduan telah disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change

(IPCC) untuk program National Green House Gas Inventory pada tahun 2006.

Berdasarkan IPCC 2006 GL, tingkat emisi GRK dari SWDS ditentukan dengan

metode first order decay (FOD). Berdasarkan metoda ini, total emisi gas CH4 pada

tahun T adalah total gas CH4 yang dihasilkan pada tahun T dikoreksi dengan

besarnya gas CH4 yang dimanfaatkan atau dibakar (Tim ITB, 2012). Persamaan

estimasi GRK digunakan untuk menentukan tingkat emisi CH4 dari SWDS, yaitu:

CH4 Emissions T, Ggram = [∑xCH4generatedx,T – RT] * (1-OXT),

dengan;

CH4 Emissions T = emisi pada tahun T,

∑xCH4generatedx,T = Jumah dari potensi emisi pada tahun T dari berbagai

komponen sampah,

RT = banyaknya CH4 yang direcovery untuk dimanfaatkan atau

dibakar dan,

OXT = Faktor Oksidasi.

Sedangkan gas metan yang dihasilkan pada proses dekomposisi sampah dihitung

berdasarkan persamaan – persamaan berikut:

CH4generatedT = DDOCmdecompT * F * 16/12

DDOCmdecompT = DDOCmaT – 1*(1-e-k)

DDOCmaT = DDOCmdT + (DDOCmaT - 1-e-k)

DDOCm = W*DOC*DOCf*MCF

dengan;

DDOCm = massa DOC tersimpan di SWDS yang dapat terdekomposisi, Gg

DDOCmdecompT = DDOCm pada tahun T, Ggram

DDOCmaT = DDOCm yang terakumulasi di SWDS pada akhir tahun T, Gg

DDOCmdT = DDOCm yang disimpan di SWDS pada tahun T, Gg

F = Fraksi (%volume) CH4 pada gas landfill yang ditimbulkan,

W = Massa sampah yang tersimpan di SWDS, Gg

DOC = DOC pada tahun penyimpanan, fraksi (Ggram C/Ggram sampah)

DOCf = Fraksi DOC yang dapat terdekomposisi

Page 169: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 151

MCF = Faktor koreksi (dekomposisi aerobik) di tahun penyimpanan,

fraksi

Sedangkan untuk emisi dari aktifitas open burning dihitung dengan menjumlahkan

emisi CO2, emisi CH4 dan emisi N2O yang dihasilkan.

Fossil CO2 Emissions = Total Amount of Waste open-burned x Dry

Matter Content x Fraction of Carbon in Dry Matter x Fraction of Fossil

Carbon in Total Carbon x Oxidation Factor x Conversion Factor

Methane Emissions = Total Amount of Waste Open-burned (Wet

Weight) x Methane Emission Factor

Nitrous Oxide Emissions = Total Amount of Waste Open-burned (Wet

Weight) x Nitrous Oxide Emission Factor

Page 170: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 152

Tabel IV.14. Estimasi dan Proyeksi Volume Sampah Sumsel per Tahun dari 2010 s.d 2020

No. Kota / Timbulan Volume Sampah (Gg)

Kabupaten (kg/jiwa/hr) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 OKU 0,4 47 49 50 52 53 55 57 58 60 62 64

2 OKI 0,4 106 108 111 113 115 117 120 122 125 127 130

3 Muara Enim 0,4 105 107 109 111 113 116 118 120 123 125 128

4 L a h a t 0,4 54 55 55 56 57 57 58 59 60 60 61

5 Musi Rawas 0,4 77 78 80 81 83 84 86 87 89 91 92

6 Musi Banyuasin 0,4 82 85 87 90 93 96 99 103 106 109 113

7 Banyuasin 0,5 137 139 141 144 146 148 151 153 156 158 161

8 OKU Selatan 0,4 46 47 47 47 48 48 48 49 49 49 49

9 OKU Timur 0,4 89 90 92 93 95 96 98 99 101 102 104

10 Ogan Ilir 0,4 56 57 57 58 59 60 61 62 63 64 65

11 Empat Lawang 0,4 32 33 33 33 33 34 34 34 34 35 35

12 Palembang 0,6 319 324 330 336 342 348 354 361 367 374 380

13 Prabumulih 0,5 30 30 31 32 33 34 35 36 37 38 40

14 Pagar Alam 0,5 23 23 24 24 24 24 25 25 25 26 26

15 Lubuk Linggau 0,5 37 38 38 39 40 41 42 43 44 45 46

∑ Sampah Total 1.239 1.262 1.286 1.310 1.335 1.360 1.385 1.411 1.438 1.465 1.493

1) Emisi dari Open Dumping: Un-managed Deep dan Un-categorized

Tidak semua sampah Sumsel diangkut ke TPA, sebagian tidak terangkut,

sebagian terolah baik pada skala sumber, kawasan maupun skala kota.

Untuk sampah tidak terangkut, sebagian besar terhampar di TPS, TPA

ilegal, pinggir sungai, pinggir jalan dan halaman warga. Sebagian lainnya,

untuk sampah tidak terangkut dibakar secara langsung oleh masyarakat

(open burning). Distribusi pengelolaan sampah domestik di Sumatera

Selatan disajikan dalam tabel IV.15

Berdasarkan jumlah sampah dan persentase un-managed deep, tabel IV.16

menyajikan estimasi sampah yang terangkut ke TPA. TPA di Sumsel dapat

dikategorikan dalam un-managed deep. Hal ini dikarenakan timbunan

sampah yang melebihi 5 m dan atau muka air tanah yang tinggi.

Page 171: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 153

Tabel IV.15. Rekapitulasi Aktifitas Pengangkutan, Pembuangan Sampah Sembarangan, Komposting dan Open Burning (2010)

No. Kota / Kabupaten ∑ penduduk Estimasi Sampah Volume Sampah Volume Sampah Sampah Tdk Terangkut (Gg)

(2010) Total (Gg) Terangkut (Gg) Terolah (Gg) Terhampar Open Burning

1 Ogan Komering Ulu 324.045 47,3 4,7 0,0 34,1 8,5

2 Ogan Komering Ilir 727.376 106,2 10,6 0,2 76,3 19,1

3 Muara Enim 716.676 104,6 10,5 4,7 71,6 17,9

4 L a h a t 369.974 54,0 5,4 0,8 38,3 9,6

5 Musi Rawas 525.508 76,7 7,7 0,0 55,2 13,8

6 Musi Banyuasin 561.458 82,0 8,5 0,0 58,8 14,7

7 Banyuasin 750.110 109,5 11,0 0,0 78,9 19,7

8 OKU Selatan 318.428 46,5 5,1 0,0 33,1 8,3

9 OKU Timur 609.982 89,1 8,9 0,0 64,1 16,0

10 Ogan Ilir 380.904 55,6 5,6 0,0 40,0 10,0

11 Empat Lawang 221.176 32,3 3,2 0,0 23,3 5,8

12 Palembang 1.455.284 212,5 167,9 10,1 27,6 6,9

13 Prabumulih 161.984 23,6 16,6 1,2 4,7 1,2

14 Pagar Alam 126.181 18,4 9,4 0,6 6,7 1,7

15 Lubuk Linggau 201.308 29,4 16,8 1,5 8,9 2,2

Sumatera Selatan 7.450.394 1087,8 291,8 19,1 621,5 155,4

Persentase 27% 2% 57% 14% Sumber: Hasil Analisa (2012)

Page 172: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 154

Tabel IV.16. Estimasi dan Proyeksi (BAU) Volume Sampah Sumsel Masuk ke TPA dari 2010 s.d 2020

No. Kota / masuk ke Jumlah Sampah (Gg)

Kabupaten TPA 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Ogan Komering Ulu 10,0% 5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7

2 Ogan Komering Ilir 10,0% 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14 14

3 Muara Enim 10,0% 10 11 11 11 12 12 13 13 13 14 14

4 L a h a t 10,0% 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7

5 Musi Rawas 10,0% 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10

6 Musi Banyuasin 10,4% 9 9 9 10 10 10 11 11 12 12 13

7 Banyuasin 10,0% 11 11 12 12 12 12 13 13 13 14 14

8 OKU Selatan 10,9% 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6

9 OKU Timur 10,0% 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 11

10 Ogan Ilir 10,0% 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7

11 Empat Lawang 10,0% 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4

12 Palembang 79,0% 168 173 177 182 187 193 198 204 209 215 221

13 Prabumulih 70,0% 17 17 18 19 19 20 21 22 23 24 24

14 Pagar Alam 51,0% 9 10 10 10 10 10 11 11 11 11 12

15 Lubuk Linggau 57,2% 17 17 18 19 19 20 20 21 22 23 23

Total 292 300 309 318 327 337 346 357 367 378 389

Sedangkan tabel IV.17 menyajikan estimasi dan proyeksi sampah terhampar

sembarangan dalam kondisi un-categorized, berdasarkan jumlah sampah

total dan persentase sampah terhampar sembarangan.

Tabel IV.17. Estimasi dan Proyeksi (BAU) Sampah Terolah dari 2010 s.d 2020

No. Kota / Kabupaten Estimasi Volume Volume Sampah Terolah

Sampah Total (Gg) (Gg) (%)

1 Ogan Komering Ulu 47,31 0,00 0,0%

2 Ogan Komering Ilir 106,20 0,25 0,2%

3 Muara Enim 104,63 4,73 4,5%

4 L a h a t 54,02 0,76 1,4%

5 Musi Rawas 76,72 0,00 0,0%

6 Musi Banyuasin 81,97 0,00 0,0%

7 Banyuasin 109,52 0,00 0,0%

8 OKU Selatan 46,49 0,00 0,0%

9 OKU Timur 89,06 0,04 0,0%

10 Ogan Ilir 55,61 0,00 0,0%

11 Empat Lawang 32,29 0,00 0,0%

12 Palembang 212,47 10,06 4,7%

13 Prabumulih 23,65 1,18 5,0%

14 Pagar Alam 18,42 0,62 3,4%

15 Lubuk Linggau 29,39 1,47 5,0%

Sumatera Selatan 1087,76 19,12 1,8%

Tabel IV.18 menyajikan rekapitulasi total volume sampah tertimbun (open

dumping), baik dalam kategori Un-Managed Deep/ke TPA maupun Un-

categorized/terhampar sembarangan, terolah/dikomposkan, dan dibakar

langsung/open dumping dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan. 84%

sampah tertimbun dalam kondisi un-managed deep dan un-categorized

(BAU) Sedangkan perbandingan open dumping dalam kondisi Un-managed

Page 173: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 155

deep/di TPA dan Un-categorized/terhampar sembarangan. Pada kondisi

BAU, 32% timbunan sampah Sumsel diperkirakan dalam kondisi Un-

managed deep/di TPA dan 68% timbunan sampah dalam kondisi Un-

categorized/terhampar sembarangan (lihat gambar 4.29).

Tabel IV.18. Rekapitulasi Sampah Open Dumping, Open burning dan

terolah/dikomposkan (BAU).

No. Komponen Jumlah Sampah (Gg)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Total Sampah 1.088 1.119 1.152 1.185 1.219 1.255 1.291 1.329 1.368 1.408 1.449

2 Open dumping 913 940 967 995 1.024 1.054 1.084 1.116 1.148 1.182 1.217

3 % Open dumping 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84% 84%

3 Open burning 155 160 164 169 174 179 184 190 195 201 207

4 Terolah 19 20 20 21 21 22 23 23 24 25 26

Gambar 4.29 Perbandingan tipe timbunan sampah (domestic) provinsi Sumatera Selatan.

Dengan memasukkan persentase tipe timbunan, persentase timbunan

sampah, jumlah penduduk, timbulan dan komposisi sampah ke dalam 2006

IPCC GL untuk SWDS, dapat diketahui estimasi emisi GRK sektor sampah.

Untuk sampah industri, estimasi emisi GRK masih menggunakan Tier I

sesuai dengan panduan 2006 IPCC GL. Data yang dibutuhkan adalah PDRB

Sumsel, sebesar Rp. 157,77 T atau sekitar 16.784,04 Juta dollar. 5 Gg

sampah diperkirakan akan dihasilkan setiap juta dollar GDP/tahun.

Sehingga pada tahun 2010 diperkirakan sampah industri sebesar 50 Gg dan

terus meningkat s.d 50 Gg sampah industri pada tahun 2020. Diasumsikan

seluruh sampah industri masuk ke zona timbunan dengan distribusi tipe

timbunan dan komposisi sampah mengikuti default 2006 IPCC GL.

Tabel IV.19 memperlihatkan hasil estimasi emisi GRK sektor sampah

(domestik dan industri) dengan menggunakan spreadsheet 2006 IPCC GL.

Page 174: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 156

Tabel IV.19. Hasil Estimasi Emisi GRK dari aktifitas Open Dumping (BAU).

Methane generated

Year Food Garden Paper Wood Textile Nappies Sludge MSW Industrial Total

Methane

recovery

Methane

emission

A B C D E F G H J K L

Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg

2010 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0 0,00

2011 6,9 0,2 1,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 8,2 0 8,16

2012 11,6 0,5 1,9 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 14,1 0 14,10

2013 14,9 0,6 2,7 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 18,5 0 18,53

2014 17,3 0,8 3,6 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 21,9 0 21,93

2015 19,0 1,0 4,4 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 24,6 0 24,64

2016 20,3 1,1 5,1 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 26,9 0 26,86

2017 21,3 1,2 5,8 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 28,8 0 28,76

2018 22,1 1,3 6,5 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 30,4 0 30,42

2019 22,8 1,4 7,2 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 31,9 0 31,92

2020 23,4 1,5 7,9 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0 33,3 0 33,31

2021 24,0 1,5 8,5 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0 34,6 0 34,63

2) Emisi dari Open Burning

Jumlah sampah yang dibakar secara langsung oleh masyarakat Sumsel

relatif tinggi, sekitar 13 % dari total keseluruhan volume sampah, atau sekitar

142,6 Gg sampah pada tahun 2010 (lihat tabel IV.15). Jumlah sampah yang

dibakar secara terbuka/open burning diperkirakan naik sampai dengan 173

Gg pada tahun 2020 (lihat tabel IV.18 ). Tabel IV.20 menyajikan emisi CO2,

CH4 dan N2O dari aktifitas open burning di Sumsel. Pada tahun 2020,

diperkirakan 4,51 Gg CH4 ekuivalen akan dihasilkan dari aktifitas open

burning (BAU).

Tabel IV.20. Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari Aktifitas Open Burning (BAU).

Tahun Hasil Estimasi Emisi Tahun Hasil Estimasi Emisi

(2006 IPCC GL) (2006 IPCC GL)

2010 68,17 Gg CO2 ≈ 3,25 Gg CH4

2016

76,24 Gg CO2 ≈ 3,63 68,17 1,08 Gg CH4 ≈ 1,08 Gg CH4 1,21 Gg CH4 ≈ 1,21 1,08

0,0000651 Gg N2O ≈ 0,0010 Gg CH4 0,0000728 Gg N2O ≈ 0,0011 0,0000651

Total emisi 4,33 Gg CH4 Total emisi 4,84 2011 69,02 Gg CO2 ≈ 3,29 Gg CH4

2017

77,68 Gg CO2 ≈ 3,70 69,02 1,09 Gg CH4 ≈ 1,09 Gg CH4 1,23 Gg CH4 ≈ 1,23 1,09

0,0000659 Gg N2O ≈ 0,0010 Gg CH4 0,0000742 Gg N2O ≈ 0,0011 0,0000659

Total emisi 4,38 Gg CH4 Total emisi 4,93

2012 70,31 Gg CO2 ≈ 3,35 Gg CH4

2018

79,16 Gg CO2 ≈ 3,77 70,31 1,11 Gg CH4 ≈ 1,11 Gg CH4 1,25 Gg CH4 ≈ 1,25 1,11

0,0000671 Gg N2O ≈ 0,0010 Gg CH4 0,0000756 Gg N2O ≈ 0,0011 0,0000671

Total emisi 4,46 Gg CH4 Total emisi 5,02

2013 72,08 Gg CO2 ≈ 3,43 Gg CH4

2019

80,67 Gg CO2 ≈ 3,84 72,08 1,14 Gg CH4 ≈ 1,14 Gg CH4 1,28 Gg CH4 ≈ 1,28 1,14

0,0000688 Gg N2O ≈ 0,0010 Gg CH4 0,0000770 Gg N2O ≈ 0,0011 0,0000688

Total emisi 4,57 Gg CH4 Total emisi 5,12

2014 73,44 Gg CO2 ≈ 3,50 Gg CH4

2020

82,21 Gg CO2 ≈ 3,91 73,44 1,16 Gg CH4 ≈ 1,16 Gg CH4 1,30 Gg CH4 ≈ 1,30 1,16

0,0000701 Gg N2O ≈ 0,0010 Gg CH4 0,0000785 Gg N2O ≈ 0,0012 0,0000701

Total emisi 4,66 Gg CH4 Total emisi 5,22

2015 74,82 Gg CO2 ≈ 3,56 Gg CH4

Page 175: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 157

Tahun Hasil Estimasi Emisi Tahun Hasil Estimasi Emisi

(2006 IPCC GL) (2006 IPCC GL)

1,18 Gg CH4 ≈ 1,18 Gg CH4 0,0000714 Gg N2O ≈ 0,0011 Gg CH4

Total emisi 4,75 Gg CH4

3) Emisi dari Aktifitas Pengomposan Sampah Terolah

Berdasarkan estimasi dan proyeksi sampah terolah pada tabel IV.21, dapat

diprediksi jumlah emisi GRK dari kegiatan pengomposan sampah. Dari tabel

4.1 Volume 5 2006 IPCC GL, diambil nilai emisi 4 g CH4 dan 0,3 g N2O per

kg sampah dikomposkan. Diperkirakan 0,228 Gg CH4 ekuivalen akan

dikeluarkan dari aktifitas pengomposan 27 Gg sampah domestik pada tahun

2010 dan terus meningkat sampai dengan 0,263 Gg CH4 ekuivalen pada

tahun 2020 dari hasil pengomposan 31 Gg sampah.

Tabel IV.21. Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari Aktifitas

Pengomposan Sampah Domestik( BAU).

No. Tahun Emisi GRK dari komposting

Gg CH4 Gg N2O Total

21 310 (Gg CH4)

1 2010 0,079 0,006 0,167

2 2011 0,081 0,006 0,170

3 2012 0,082 0,006 0,173

4 2013 0,084 0,006 0,177

5 2014 0,085 0,006 0,180

6 2015 0,087 0,007 0,183

7 2016 0,089 0,007 0,187

8 2017 0,090 0,007 0,191

9 2018 0,092 0,007 0,194

10 2019 0,094 0,007 0,198

11 2020 0,096 0,007 0,202

Dari perhitungan estimasi emisi open dumping, open burning dan

pengomposan, didapat 11 titik dari tahun 2010 s.d tahun 2020 yang digunakan

sebagai baseline emisi BAU sektor sampah Sumatera Selatan. Tabel IV.22 dan

gambar 4.30 menyajikan baseline emisi BAU sektor sampah provinsi Sumatera

Selatan.

Page 176: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 158

Tabel IV.22. Rekapitulasi Estimasi dan Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari sektor Sampah( BAU).

No. Tahun Emisi GRK dari sumber (Gg CH4) Total Estimasi Emisi

base year (Gg CH4)

Timbunan open burning Komposting BAU

1 2010 8,16 4,33 0,17 12,66 2 2011 14,10 4,38 0,17 18,65 3 2012 18,53 4,46 0,17 23,16 4 2013 21,93 4,57 0,18 26,68 5 2014 24,64 4,66 0,18 29,48 6 2015 26,86 4,75 0,18 31,79 7 2016 28,76 4,84 0,19 33,78 8 2017 30,42 4,93 0,19 35,54 9 2018 31,92 5,02 0,19 37,14

10 2019 33,31 5,12 0,20 38,63 11 2020 34,63 5,22 0,20 40,05

Gambar 4.30 BAU Baseline Emisi GRK sector sampah Provinsi Sumatera Selatan.

b. Limbah Cair Domestik dan Industri

Dikarenakan di Sumsel belum meliki sistem sewerage (collected), sumber emisi

GRK untuk air limbah domestik Sumsel hanya bersumber dari pembuangan dan

pengolahan setempat/uncollected, melingkupi;

a. Aktifitaspembuangan di septic tank,

b. Aktifitas pembuangan di jamban/latrin,

c. Aktifitas pembuangan langsung ke sungai.

Data air limbah (domestik) yang perlu untuk dikumpulkan meliputi;

1. Pengumpulan data BOD air limbah domestik.

Page 177: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 159

2. Pengumpulan data sewer dan IPAL domestik, baik eksisting maupun rencana.

Data juga melingkupi kapasitas dan sistem pengolahan.

3. Pengumpulan data pengolahan air limbah domestik on-site; septic tank dan pit-

latrine, atau lainnya. Data eksisting dan rencana akan dikumpulkan oleh tim.

4. Pengumpulan peraturan daerah, kelembagaan dan pendanaan terkait

pengelolaan air limbah domestik.

5. Pengumpulan dokumen Master Plan/Outline Plan Air limbah.

Tabel IV.23. Potensi Emisi CH4 dan N2O untuk Air Limbah, Pengolahan Lumpur, dan Sistem Pembuangan Air Limbah Domestik di Sumatera Selatan

Tipe Pengolahan dan Pembuangan Potensi Emisi CH4 dan N2O

Un

co

lle

cte

d

Tangki Septik Pengurasan lumpur secara teratur akan mengurangi produksi

CH4.

Open pits/Latrines Pits/latrine akan menghasilkan CH4 ketika temperatur dan waktu

retensi memungkinkan.

Pembuangan langsung ke sungai Pits/latrine akan menghasilkan CH4 ketika temperatur dan waktu

retensi memungkinkan.

Sumber: Hasil Analisa

Keterbatasan data menggiring perkiraan emisi GRK sektor limbah cair masih dalam

tingkatan tier I. Dukungan JICA SP1, dapat memperbaiki kualitas estimasi dengan

penajaman pada data distribusi pengelolaan air limbah untuk perhitungan MCF

(lihat tabel IV.23). Nilai estimasi emisi didasarkan pada jumlah penduduk provinsi

Sumsel, dengan asumsi nilai degradable organic component sebesar 14,6 kg

BOD/cap.yr dan maximum methane producing capacity sebesar 0,6 kg CH4/kgBOD

sesuai panduan 2006 IPCC GL Chapter 6. Dari hasil estimas, emisi GRK sektor

limbah cair domestik sebesar 16,69 Gg CH4 dan akan terus meningkat s.d 20,10

Gg CH4 pada tahun 2020.

Tabel IV.24. Potensi Emisi GRK dari Limbah Cair Domestik di Sumsel

No. Tahun Emisi Metan

(Gg CH4) 1 2010 22,34 2 2011 22,76 3 2012 23,19 4 2013 23,62 5 2014 24,06 6 2015 24,51 7 2016 24,97 8 2017 25,44 9 2018 25,92

10 2019 26,40 11 2020 26,90

Page 178: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 160

Sedangkan untuk limbah cair industri, emisi didasarkan pada total produk dari

berbagai produk industri di Sumatera Selatan. Tabel IV.26 menyajikan estimasi

emisi GRK sektor limbah cair industri Sumatera Selatan.

Sehingga dari sektor sampah dan limbah cair domestik, didapatkan estimasi emisi

sebesar 66,94 Gg CH4 (1.405.766 ton CO2 eq) pada tahun 2020 seperti terlihat

pada tabel IV.25 dan gambar 4.31.

Tabel IV.25. Potensi Emisi GRK Sektor Limbah Provinsi Sumatera Selatan No. Tahun Emisi GRK (Gg CH4) Emisi GRK (ton CO2 eq)

Sampah

Domestik

Limbah

Cair

Domestik

Total Sampah

Domestik

Limbah Cair

Domestik Total

1 2010 12,66 22,34 35,00 265.800 469.148 734.948

2 2011 18,65 22,76 41,41 391.668 477.935 869.604

3 2012 23,16 23,19 46,35 486.462 486.887 973.349

4 2013 26,68 23,62 50,30 560.363 496.007 1.056.370

5 2014 29,48 24,06 53,54 619.026 505.297 1.124.324

6 2015 31,79 24,51 56,31 667.662 514.762 1.182.424

7 2016 33,78 24,97 58,75 709.397 524.404 1.233.801

8 2017 35,54 25,44 60,98 746.357 534.226 1.280.583

9 2018 37,14 25,92 63,06 779.991 544.233 1.324.223

10 2019 38,63 26,40 65,03 811.294 554.427 1.365.720

11 2020 40,05 26,90 66,94 840.955 564.811 1.405.766

Gambar 4.31 BAU Baseline Emisi GRK sector limbah provinsi Sumatera Selatan

Page 179: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 161

4.2 Usulan Aksi Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi

4.2.1. Pertanian

a. Budidaya Padi

Seperti diisajikan pada Gambar 4.1 bahwa emisi CH4 asal budidaya padi di Provinsi

Sumatera Selatan dari tahun 2005 sampai 2011 meningkat dari 17.707.514,28

menjadi 30.618.724,18 kg CH4 atau meningkat rata-rata sebesar 12,5% per tahun.

Jika pola budidaya masih tetap seperti semula dan laju peningkatan dianggap

konstan, maka diperkirakan emisi CH4 akan meningkat dari 30.547.988,56 kg CH4

pada tahun 2011 menjadi 71.348.632 kg CH4 atau meningkat sekitar 134%. Angka

ini merupakan angka yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu langkah untuk

menekan laju CH4 asal budidaya padi di Provinsi Sumatera Selatan. Ada tiga

langkah utama yang diusulkan, yaitu:

1. Implementasi budidaya padi berbasis System Rice Intensification (SRI)

(Skenario I),

2. Penanaman padi varietas rendah emisi (Skenarion II),

3. Kombinasi antara skenarion I dan Skenario II (Skenario III), dan

4. Perbaikan dan optimalisasi sistem irigasi.

Skenarion I (System Rice Intensification/SRI) sesungguhnya telah diintroduksi Dinas

Pertanian Provinsi Sumatera Selatan mulai tahun 2011 yang lalu. Sistem ini

berazaskan efisiensi penggunaan air dengan mengatur genangan air sesuai

kebutuhan. Statistik dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan (2012)

menunjukkan bahwa luasan budidaya padi dengan SRI pada tahun 2011, 2012, dan

proyeksi 2013, berturut-turut sebesar 320, 2.800, dan 7.640 ha. Jika mengacu pada

angka pergerakan implementasi Metode SRI dari tahun 2011 sampai 2013 tersebut,

maka rata-rata peningkatan luas areal Budidaya Padi dengan Metode SRI adalah

sekitar 1% per tahun. Jika angka ini dipakaai sebagai dasar untuk pengembangan

areal SRI sampai tahun 2020, maka pergerakan luas areal Budidaya Padi Metode

SRI di provinsi Sumatera Selatan seperti pada Tabel 4.26. Karena pengembangan

ini juga disertai dengan perbaikan jaringan irigasi, maka dimungkinkan untuk dapat

dilakukan 2 kali tanam per tahun.

Tabel IV.26. Proyeksi cakupan luas areal budidaya padi metode SRI di Provinsi

Sumatera Selatan

Sistem Luas (ha) pada Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

SRI 320 2.800 7.640 7.716 7.794 7.872 7.950 8.030 8.110 8.191

Sumber: Hasil perhitungan mengacu kepada data Dinas Tanaman Pangan Sumsel (2012)

Page 180: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 162

Hasil penelitian Husny (2011) menunjukkan bahwa implementasi SRI di sawah

irigasi, lebak, dan pasang surut jika dibandingkan dengan metode budidaya padi

konvensional (dasar perhitungan BAU baseline), dapat menekan emisi CH4

berturut-turut dari 24,86; 25,67; dan 44,1 kg CH4 th-1 menjadi 13,31; 12,1; dan 35,75

kg CH4 th-1. Karena pengembangan areal SRI pada Tabel IV.26 belum ditentukan

lokasinya (irigasi, lebak atau pasang surut), maka perhitungan proyeksi emisi dari

metode SRI ini didasarkan atas asumsi :

1. Penanaman dengan Metode SRI telah diterapkan di Provinsi Sumatera

Selatan sejak tahun 2011 (320 ha), 2012 (2.800 ha), dan telah diproyeksikan

rencana luas areal dalam Rencana Kerja Dinas Pertanian Provinsi Sumatera

Selatan untuk tahun 2013, yaitu sebesar 7.640 ha,

2. Metode SRI hanya diimplementasikan di areal sawah irigasi dengan nilai EF

= 13,31 kg CH4 th-1, dan

3. Untuk proyeksi mulai tahun 2014 sampai 2020, mengacu kepada proporsi

luas areal SRI terhadap luas total sawah, yaitu 1% pada tahun 2013 sampai

2020.

Dengan skenario ini, maka diperoleh proyeksi reduksi emisi CH4 asal sawah di

Provinsi Sumatera Selatan seperti pada Gambar 4.32.

Implementasi skenario aplikasi SRI mulai 2011 sampai 2020 akan menghasilkan

total penurunan emisi CH4 sebesar 13.133.211,3 Gg CH4 atau 2,7%, yaitu dari

484.378.962,1 kg CH4 bila berbasis BAU menjadi 471.245.750,8 kg CH4. Jika

hanya bertumpu pada skenario ini, maka upaya ini tidak dapat memberikan hasil

yang signifikan. Agar upaya penurunan emisi ini lebih bermakna, maka penurunan

emisi CH4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera Selatan perlu diupayakan melalui

mekanisme lain.

Page 181: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 163

Gambar 4.32 Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal sawah di

Provinsi Sumatera Selatan melalui implementasi SRI.

Upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui Skenarion II, yaitu penanaman

padi varietas rendah emisi CH4. Proyeksi penurunan emisi CH4 melalui skenario ini

didasarkan atas asumsi sebagai berikut :

1. Perhitungan emisi CH4 asal sawah yang ditanam padi rendah emisi

didasarkan luas areal tanam dan panen,

2. Penanaman padi rendah emisi Varietas Ciherang sudah dimulai tahun

2011. Pengadaan bibit dilakukan melalui alokasi anggaran Dinas Pertanian

Provinsi Sumatera Selatan,

3. Data dan perencanaan Dinas Pertanian Tanaman Pengan Provinsi

Sumatera selatan menunjukkan bahwa ada alokasi bibit untuk sawah seluas

176.000 ha, 200.000 ha, dan 225.000 ha berturut-turut pada tahun 2011,

2012, dan 2013. Sekitar 65% (60-70%) dari alokasi tersebut adalah bibit

padi Varietas Ciherang yang merupakan padi rendah emisi. Berdasarkan

angka tersebut, berarti bahwa ada sawah seluas 114.000, 130.000, dan

146.250 ha ditanami padi Ciherang pada tahun 2011, 2012, dan 2013,

4. Proporsi luas areal sawah yang ditanami dengan padi varietas rendah emisi

diproyeksikan mengalami penambahan proporsional terhadap alokasi benih

Vaietas Ciherang setiap tahun sampai tahun 2020, yaitu sebesar 65% (60-

70%) dari total alokasi benih untuk Provinsi Sumatera Selatan,

5. Benih padi Varietas Ciherang terdistribusi di ketiga tipologi sawah di Provinsi

Sumatera Selatan, yaitu sawah irigasi, lebak, dan pasang surut dengan

Page 182: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 164

proporsi distribusi 54,72%, 21,75%, dan 23,53%, berturut-turut untuk sawah

irigasi, lebak, dan pasang surut.

Implementasi skenario ini memberikan proyeksi reduksi emisi CH4 asal sawah di

Provinsi Sumatera Selatan seperti pada Gambar 4.33

Gambar 4.33. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal sawah di

Provinsi Sumatera Selatan melalui penanaman varietas padi emisi

CH4 rendah.

Berdasarkan hasil pada Gambar 4.34 di atas, implementasi skenario penanaman

padi Varietas Ciherang ini telah mampu menurunkan emisi CH4 sebesar 87%

sampai 88% pada tahun 2011 dan 2012. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya

budidaya padi di Provinsi Sumatera Selatan telah memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap upaya penurunan emisi GRK. Program yang sama juga sudah

dialokasikan anggarannya untuk tahun 2013 dengan proyeksi luas areal mencapai

7.640 ha (Tabel IV.26) dengan penurunan emisi CH4 sebesar 87%. Selanjutnya

hasil poyeksi penurunan emisi CH4 sampai tahun 2020 melalui penanaman padi

Varietas Ciherang ini juga akan tetap dapat menurunkan emisi pada kisaran 87%

sampai 88%. Oleh karena itu, program ini perlu mendapat dukungan lebih lanjut.

Jika kedua skenario tersebut (SRI dan Varietas Rendah Emisi ) diimplementasikan

secara bersama maka langkah tersebut mulai tahun 2013 sampai 2020 diperkirakan

akan menyebabkan penurunan emisi CH4 sekitar 91% (Gambar 4.34)

Page 183: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 165

Gambar 4.34. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal sawah di

Provinsi Sumatera Selatan melalui kombinasi Metode SRI dan

Varietas Rendah Emisi.

b. Pembakaran Limbah Pertanian

Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dengan mengacu pada

data historis (2005-2011), maka diproyeksikan peningkatan luas panen sawah di

Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 9,87% per tahun. Peningkatan luas

panen ini tentunya menimbulkan konsekuensi logis akan terjadinya peningkatan

potensi emisi GRK (CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx). Meskipun petani di Provinsi

Sumatera Selatan sudah tidak membakar jerami padi sejak tahun 2005, namun

estimasi emisi GRK (Tabel 4.29) masih tetap diperlukan agar program zero burning

melalui pemanfaatan jerami padi untuk kompos masih tetap perlu dilakukan yang

hasilnya.

Kelima jenis GRK tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar 133% selama

kurun waktu 2011 sampai 2020 jika program pemanfaatan jerami padi ini tidak terus

digalakkan. Ada tiga langkah utama yang diusulkan, yaitu:

1. Edukasi petani secara terus menerus tentang pemanfaatan jerami padi

untuk kompos dan pakan ternak, dan

2. Pembenaman langsung jerami padi ke tanah setelah dicacah terlebih

dahulu. Langkah ini penting untuk mempertahankan tingkat bahan organik

tanah.

Page 184: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 166

Tabel IV.27. Rekapitulasi proyeksi besaran emisi GRK asal pembakaran jerami

padi

Jenis GRK Emisi (ton) pada Tahun Berbasis BAU

2011 2020

CO2 8.918.733,18 20.807.279,07

CO 541.599,64 1.263.544,34

CH4 15.894,77 37.082,28

N2O 412,09 961,40

NOx 14.717,39 34.335,44

Sumber: Perhitungan berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan (2012)

Implementasi skenario di atas memungkinkan untuk tetap mempertahankan praktek

pemanfaatan jerami padi tanpa membakar. Praktek tanpa membakar jerami ini

selain didorong oleh upaya pemanfaatan jerami padi untuk kompos, juga didorong

oleh kesadaran para petani untuk menerapkan Permenhut No. 10 Tahun 2010

tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan

Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau lahan.

Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dengan mengacu pada

data historis (2005-2011) dan luas areal dianggap konstan, maka diproyeksikan

peningkatan produksi biomassa tebu di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2012

sampai 2020 adalah sebesar 4,9% per tahun. Peningkatan produksi ini tentu

menimbulkan konsekuensi logis akan terjadinya peningkatan potensi emisi GRK

(CO2, CO, CH4, N2O, dan NOx) sebesar 5,3% per tahun jika praktek membakar

sebelum panen dilakukan (Tabel IV.30).

Tabel IV.28. Rekapitulasi proyeksi besaran emisi GRK asal pembakaran

jerami tebu

Jenis GRK Emisi (ton) pada Tahun Berbasis BAU

2011 2020

CO2 428.175,36 658.568,67

CO 26.001,41 39.992,29

CH4 763,08 1.173,68

N2O 19,78 30,43

NOx 706,56 1.086,746

Sumber: Perhitungan berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan (2012)

Karena pembakaran biomassa sebelum panen tebu sudah tidak dilakukan lagi,

maka ada dua langkah utama yang diusulkan melalui SKPD terkait, yaitu:

Page 185: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 167

1. Edukasi petani secara terus menerus tentang pemanfaatan biomassa tebu

untuk kompos. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan sendiri oleh petani

tebu atau juga dijual untuk sumber pendapatan tambahan bagi petani, dan

2. Pembenaman langsung biomassa tebu ke tanah setelah dicacah terlebih

dahulu.

Kedua langkah di atas penting untuk mempertahankan tingkat bahan organik tanah.

Selain itu, pemanfaatan kompos dan biomassa tebu sebagai sumber bahan organik

juga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Implementasi skenario di atas

memungkinkan untuk tetap mempertahan praktek panen tebu tanpa harus

membakar terlebih dahulu.

c. Peternakan

Hasil proyeksi menunjukkan adanya peningkatan emisi GRK (CH4 dan N2O) asal

ternak besar di Provinsi Sumatera Selatan. Peningkatan ini berkorelasi positif

dengan peningkatan populasi ternak yang sudah merupakan program kerja Dinas

Peternakan Provinsi Sumatera Selatan sebagai upaya untuk menjadikan provinsi ini

sebagai salah satu sentra penghasil daging. Oleh karena itu, perlu upaya antisipasi

untuk menekan emisi GRK asal ternak tanpa mengganggu program kerja Dinas

Peternakan Provinsi Sumatera Selatan untuk mewujudkan provinsi ini sebagai salah

satu sentra produksi daging di Sumatera.

Data dalam Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa emisi CH4 asal pencernakan jauh

lebih tinggi daripada emisi CH4 asal sistem pengelolaan kotoran. Oleh karena itu,

direkomendasikan agar upaya untuk mengurangi emisi CH4 asal ternak ini lebih

dititikberatkan pada upaya mengurangi emisi CH4 asal pencernakan.

Emisi CH4 asal sistem pencernaan ternak (enteric fementation) merupakan proses

internal dalam sistem pencernakan ternak yang dipengaruhi oleh sistem

pencernakan itu sendiri, umur ternak, serta kuantitas dan kualitas pakan ternak.

Sapi, kerbau, kambing, dan domba tergolong ternak ruminansia yang mempunyai

sistem pencernakan yang besar (rumen) yang memungkinkan terjadinya proses

fermentasi yang intensif sehingga menyebabkan emisi CH4 dalam jumlah besar.

Sebaliknya, ternak non-ruminansia, seperti babi, menyebabkan emisi CH4 lebih

rendah. Selain itu, emisi CH4 akan semakin tinggi dengan semakin tingginya

pasokan pakan yang kemudian berkaitan dengan ukuran, laju pertumbuhan dan

produksi ternak. Strategi mitigasi yang dapat dijadikan pertimbangan antara lain

untuk menekan emisi CH4 asal sistem pencernaan ternak adalah melalui :

Page 186: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 168

1. Seleksi genetik sapi yang mempunyai produktivitas tinggi,

2. Penggunaan dan pengembangan pakan ternak rendah emisi, dan

3. Penggalakan program fermentasi anaerob kotoran ternak.

Opsi Pertama memerlukan investasi finansial dan waktu yang besar dan panjang.

Namun program ini tetap perlu dipertimbangkan. Perbaikan genetik dapat

memperbaiki efisiensi biologis dan mereduksi emisi CH4 per unit produk ternak yang

dihasilkan. Karena seleksi genetik ini belum masuk dalam skema program

pengembangan ternak di Provinsi Sumatera Selatan dan masih terbatasnya

informasi yang tersedia, maka skenario mitigasi ini belum dapat diproyeksikan.

Opsi Kedua memerlukan investasi relatif kecil dibandingkan dengan Opsi Pertama.

Sebagai gambaran untuk hasil Opsi Pertama ditunjukkan oleh hasil penelitian

Robertson & Waghorn (2002) menunjukkan bahwa sapi genotipe New Zealand

Freisian yang diberi pakan konsentrat tinggi menghasilkan emisi 8% sampai 11%

emisi CH4 lebih rendah daripada jika kedua genotipe sapi tersebut diberi pakan

rumput. Selain itu, penelitian lain oleh Boadi & Wittenberg (2002) menunjukkan

adanya variasi emisi CH4 sebesar 27% pada sapi yang diberi pakan rumput.

Variabilitas hasil ini menggambarkan adanya potensi untuk menurunkan emisi CH4

melalui pengembangan pakan rendah emisi atau kombinasi keduanya. Pada

dasarnya skenario ini dapat diimplementasikan untuk peternakan di Provinsi

Sumatera Selatan dengan asumsi sebagai berikut:

1. Pakan ternak menggunakan konsentrat tinggi,

2. Tingkat penurunan emisi CH4 mengacu pada hasil penelitian Robertson &

Waghorn (2002), yaitu berkisar 8 sampai 11%. Untuk itu diambil angka

penurunan sebesar 10% per tahun sampai 2020, dan

3. Skenario ini mulai diimpelemntasikan pada tahun 2013.

Implementasi skenario ini memberikan proyeksi reduksi emisi CH4 asal ternak sapi

di Provinsi Sumatera Selatan seperti pada Gambar 4.35. Berdasarkan hasil pada

Gambar 4.35 tampak bahwa implementasi skenario penggunaan pakan konsentrat

tinggi secara akumulatif mulai tahun 2013 sampai 2020 akan menghasilkan

penurunan emisi CH4 sebesar 16,44 Gg CH4, yaitu dari 164,36 Gg CH4 bila berbasis

BAU menjadi 147,93 Gg CH4 bila berbasis penggunaan pakan konsentrat tinggi.

Page 187: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 169

Gambar 4.35. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi CH4 asal

pencernakan ternak di Provinsi Sumatera Selatan melalui pemberian

pakan konsentrat.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa peternakan juga menyebabkan emisi

N2O baik secara langsung akibat proses nitrifikasi dan denitrifikasi maupun secara

tidak langsung melalui volatilisasi NH3 dan NOx. Hasil pada Tabel 4.2

memperlihatkan bahwa emisi N2O secara langsung jauh lebih tinggi daripada

secara tidak langsung. Oleh karena itu, direkomendasikan agar upaya untuk

mengurangi emisi N2O asal ternak ini lebih dititikberatkan pada upaya mengurangi

emisi N2O secara langsung.

Seperti diketahui bahwa emisi N2O terjadi selama penyimpanan dan tindakan

pengelolaan kotoran ternak. Jumlahnya tergantung pada sistem dan durasi

tindakan pengelolaan yang dilakukan. Karena pembentukan N2O terjadi di bawah

kondisi aeraob lalu diikuti kondisi anaerob, maka sistem pengelolaan kotoran ternak

yang memungkinkan kondisi aerob merupakan kondisi yang sangat ideal untuk

pembentukan N2O.

Kotoran ternak di Provinsi Sumatera Selatan belum dikelola dan direncanakan

secara baik. Kotoran masih dibiarkan tersebar di lahan, jalan, dan pekarangan.

Oleh karena itu, ada peluang untuk memanfaatkan kotoran ternak ini untuk

menekan emisi N2O dengan meningkatkan proporsi kotoran ternak yang dikelola

dengan sistem fermentasi anaerobik. Selain menekan emisi N2O, sistem ini dapat

menyediakan biogas dan pupuk organik yang dapat mengkoreksi kandungan bahan

organik dan kesuburan tanah. Oleh karena itu, skenario yang diusulkan adalah

Page 188: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 170

meningkatkan proporsi kotoran ternak untuk biogas melalui pembangunan

bioreaktor (anaerobic digester), dengan asumsi sebagai berikut :

1. Proporsi kotoran ternak yang telah dimanfaatkan untuk biogas melalui

fermentasi anaerobik belum tercatat sehingga saat ini dianggap 0%,

2. Sebaliknya kotoran yang dibiarkan tidak dikelola (paddock/range) dan

ditampung terbuka (dry lot) menempati proporsi terbesar, yaitu berturut-turut

sebesar 50% dan 41 sampai 46% (mengacu pada nilai default IPCC (2006)),

3. Laju pengalihan pengelolaan dilakukan dari tidak dikelola (paddock/range)

dan ditampung terbuka (dry lot) ke sistem fermentasi anaerob dengan

membangun bioreaktor adalah 2,5% per tahun, dan

4. Upaya mitigasi ini mulai dilakukan pad tahun 2013.

Melalui implementasi skenario ini, maka penurunan emisi N2O asal kotoran ternak

diproyeksikan seperti pada Gambar 4.36 dan 4.37. Berdasarkan hasil pada

Gambar 4.36 dan 4.37 tersebut tampak bahwa implementasi skenario penggalakan

fermentasi anaerob kotoran ternak secara akumulatif mulai tahun 2013 sampai

2020 akan menghasilkan penurunan emisi N2O secara langsung sebesar 42.919,74

kg N2O atau sebesar 29,4%, yaitu dari 145.867,96 kg N2O bila berbasis BAU

menjadi 102.948,22 kg N2O bila berbasis penggalakan fermentasi anaerob (Gambar

4.37), dan penurunan emisi N2O secara tidak langsung sebesar sebesar 5,4 kg

N2O atau sebesar 19,9%, yaitu dari 27,2 kg N2O bila berbasis BAU menjadi 21,8 kg

N2O bila berbasis penggalakan fermentasi anaerob (Gambar 4.37).

Gambar 4.36. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi N2O secara

langsung asal kotoran ternak ternak di Provinsi Sumatera Selatan

melalui penggalakan fermentasi anaerob.

Page 189: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 171

Gambar 4.37. Skenario proyeksi (2011-2020) penurunan emisi N2O secara tidak

langsung asal kotoran ternak ternak di Provinsi Sumatera Selatan melalui

penggalakan fermentasi anaerob.

d. Rekapitulasi Emisi Pertanian Hasil Perhitungan GRK

Rakapitulasi ini menyajikan emisi dari masing-masing sub-sektor dalam pertanian

kecuali pembakaran biomassa jermai padi dan tebu karena petani tidak melakukan

pembakaran lagi seperti dijelaskan sebelumnya. Dengan mengacu pada IPCC

(2007), maka konversi CH4 dan N2O menjadi CO2-e menggunakan acuan Global

Warming Potentials (GWP) 100 tahun, yaitu 21 dan 296 berturut-turut untuk CH4

dan N2O. Hasil proyeksi emisi GRK dan estimasi penurunan emisi GRK melalui

implementasi berbagai skenario mitigasi sub-sektor budidadaya padi dan ternak

disajikan pada Tabel IV.31.

Tabel IV.29. Proyeksi potensi emisi CO2-e sektor pertanian di Provinsi

Sumatera Selatan

Emisi BAU (ton CO2e th

-1) Emisi Mitigasi (ton CO2e th

-1)

Tahun Sawah Ternak Skenario SRI Skenario

VRE Skenario SRI+VRE

Pakan Ternak Konsentrat

Fermentasi

2011 642.233,31 332.747,24 625.555,29 74.562,08 57.884,06 315.816,57 4.157,19

2012 705.621,73 363.629,04 686.900,67 84.729,63 66.008,57 344.133,24 4.716,31

2013 775.266,60 364.209,57 753.957,93 95.320,84 74.012,16 323.232,45 4.529,83

2014 851.785,41 393.267,92 828.483,43 105.912,04 82.610,06 349.307,07 4.336,53

2015 935.856,63 412.864,25 910.365,71 116.503,25 91.012,32 365.955,09 4.143,59

2016 1.028.225,68 428.515,87 1.000.330,87 131.416,25 103.521,43 380.855,84 3.937,98

2017 1.129.711,56 445.955,43 1.099.176,72 137.685,65 107.150,82 396.463,11 3.724,42

2018 1.241.214,09 464.222,53 1.207.779,78 148.276,86 114.842,55 412.812,44 3.502,54

2019 1.363.721,92 483.357,56 1.327.103,11 158.868,06 122.249,25 429.940,04 3.271,95

2020 1.498.321,27 503.405,05 1.458.204,81 169.459,27 129.342,80 447.885,87 3.032,25

Sumber: Perhitungan berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan (2012) dan Dinas Peternakan (2012)

Page 190: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 172

Sektor budidaya padi memberikan kontribusi lebih besar daripada ternak dalam

emisi GRK. Untuk itu diusulkan 3 skenario, yaitu implementasi budidaya padi

sistem SRI, penanaman varietas rendah emisi, seperti Ciherang, Cisantana, Tukad

Balian, dan Way Apo Buru, dan kombinasi skenario 1 dan 2. Implentasi Skenario 1

dan 2 sebetulnya sudah dilakukan sejak tahun 2011 sehingga sebetulnya petani

padi di Provinsi Sumatera Selatan sudah memberikan kontribusi dalam menekan

emisi GRK. Implementasi Skenario 1 sendiri memberikan kontribusi penurunan

emisi GRK hanya sekitar 2,7%, dan implementasi Skenario 2 sendiri mampu

memberikan kontribusi penurunan emisi GRK sampai 88%. Tampaknya kombinasi

kedua skenario tersebut (Skenario 1 dan 2) secara bersama-sama akan

memberikan dampak yang sangat baik karena dapat menurunkan emisi CO2 ke

atmosfir sebesar 91%.

Usaha ternak juga memegang peran penting di Sumatera Selatan. Ini sejalan

dengan program Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan untuk menjadikan

provinsi ini sebagai salah satu pusat industri ternak di masa depan. Upaya mitigasi

melalui pemberian pakan ternak rendah emisi dan penggalakan pemanfaatan

kotroan ternak untuk biogas memberikan kontribusi penurunan emisi GRK sebesar

3 sampai 10,5%. Pemanfaatan kotoran ternak untuk produksi biogas ini juga

merupakan program bidang energi.

Total emisi sektor pertanian berbasis BAU dan penurunan akibat aksi mitigasi

disajikan pada Gambar 4.38. Implementasi aksi mitigasi dengan mengkombinasikan

berbagai skenario (Metode SRI, Penanaman Padi Varietas Rendah Emisi, Pakan

Ternak Konsentrat, dan Fermentasi Anaerobik Kotoran Ternak) akan dapat

menurunkan total emisi (2011 sampai 2020) sebesar 66,9%, yaitu dari

14,363,132.66 ton CO2-e menjadi 4,754,423.33 ton CO2-e.

Page 191: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 173

Gambar 4.38. Proyeksi penurunan emisi sektor pertanian melalui impelementasi

aksi mitigasi

4.2.2. Kehutanan dan Lahan Gambut

Dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh kegiatan

perubahan penutupan lahan dan lahan gambut maka diperlukan kegiatan (mitigasi)

yang dapat menurunkan besaran emisi GRK sampai dengan tahun 2020. Skenario

penurunan emisi GRK sektor kehutanan dan lahan gambut menggunakan zonasi

rencana tata ruang wilayah provinsi Sumatera Selatan, rencana izin investasi

perkebunan dan hutan tanaman serta rencana strategis pembangunan Provinsi

Sumatera Selatan sebagai panduan dalam melakukan aksi mitigasi penurunan

emisi GRK.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera

Selatan di bagi ke dalam 14 kawasan/zonasi yaitu :

1. Hutan Lindung,

2. Hutan SUaka Alam,

Page 192: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 174

3. Hutan Suaka Alam Laut,

4. Hutan Produksi Tetap,

5. Hutan Produksi Terbatas,

6. Hutan Produksi Konversi,

7. Perkebunan,

8. Pertanian,

9. Perikanan,

10. Perairan,

11. Pertahanan Keamanan,

12. Industri,

13. Kawasan Tanjung Api – Api, dan

14. Pemukiman.

Gambar 4.39 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan 2010 -

2030

Dalam rangka menurunkan emisi GRK, proporsi rencana kegiatan/program

pembangunan dari SKPD terkait dimasukkan ke dalam analisa penurunan emisi

GRK. Seperti rencana program investasi perkebunan dan Hutan Tanaman pada

Dinas Perkebunan dan Dinas Kehutanan yang telah mempunyai izin tetapi belum di

implementasikan oleh pihak ke 3, dan rencana/program rehabilitasi hutan pada

BPDAS dan dinas Kehutanan dijadikan sebagai salah satu aksi mitigasi. Analisa

scenario penurunan emisi gas rumah kaca dilakukan berdasarkan proporsi besaran

emisi BAU Baseline dimana 67.37 % dari emisi total berasal dari lahan gambut baik

yang berada diluar kawasan hutan maupun pada kawasan hutan. Selain

berdasarkan proporsi emisi baseline, dan berdasarkan rencana izin investasi

Page 193: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 175

Perkebunan dan Hutan Tanaman pada zonasi Hutan Produksi Tetap, Hutan

Produksi Terbatas, dan Hutan Produksi Konversi.

Tabel IV.30. Skenario mitigasi pada zonasi perencanaan

Zonasi Perencanaan Tutupan Lahan 2011 Tutupan Lahan 2020 Luas (Ha)

Hutan Lindung

Semak Belukar Hutan Lahan Kering Sekunder 14,165.21

Tanah Terbuka Hutan Lahan Kering Sekunder 671.07

Belukar Rawa Hutan Rawa Sekunder 3,811.19

Tambak Hutan Mangrove Sekunder 0.05

Belukar Rawa Hutan Mangrove Sekunder 10,928.16

Tanah Terbuka Semak Belukar 919.91

Gambut Kawasan Hutan

Tanah Terbuka Belukar Rawa 18,921.47

Semak Belukar Belukar Rawa 10,283.62

Semak Belukar Hutan Rawa Sekunder 9,420.66

Semak Belukar Hutan Tanaman 8,226.90

Tanah Terbuka Hutan Rawa Sekunder 3,250.48

Tanah Terbuka Sawah 13,146.85

Tanah Terbuka Hutan Mangrove Sekunder 1,902.13

Hutan Lahan Kering Sekunder Hutan Mangrove Sekunder 1,157.87

Gambut non Hutan

Semak Belukar Belukar Rawa 16,485.74

Semak Belukar Sawah 16,485.74

Tanah Terbuka Belukar Rawa 1,162.78

Tanah Terbuka Sawah 1,550.37

Tanah Terbuka Semak Belukar 1,162.78

Rumput Belukar Rawa 21,821.33

Rumput Sawah 14,547.55

HPK

Semak Belukar Perkebunan 24,363.59

Belukar Rawa Perkebunan 50,634.79

Tanah Terbuka Perkebunan 1,953.99

Pertanian Lahan Kering Campur Perkebunan 94.36

Rumput Perkebunan 2,317.89

Tanah Terbuka Hutan Tanaman 7,514.11

HPTerbatas

Semak Belukar Perkebunan 72,873.96

Belukar Rawa Perkebunan 3.43282498

Tanah Terbuka Perkebunan 7,755.79

Pertanian Lahan Kering Campur Perkebunan 17,990.01

Rumput Perkebunan 651.99

Pertanian Lahan Kering Campur Hutan Tanaman 47,714.00

HPTetap

Semak Belukar Perkebunan 5,589.08

Belukar Rawa Perkebunan 39,224.78

Tanah Terbuka Perkebunan 19,540.22

Pertanian Lahan Kering Campur Perkebunan 3,170.63

Rumput Perkebunan 10,210.11

Semak Belukar Hutan Tanaman 103,228.00

Page 194: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 176

Zonasi Perencanaan Tutupan Lahan 2011 Tutupan Lahan 2020 Luas (Ha)

Belukar Rawa Hutan Tanaman 43,861.55

Tanah Terbuka Hutan Tanaman 82,124.13

Rumput Hutan Tanaman 28,402.61

Tabel IV.31. Proporsi Emisi Tutupan Lahan Pada BAU Baseline and Setelah

Aksi Mitigasi

Tutupan Lahan

Bau Baseline/REL Aksi Mitigasi

2011 2015 2020 2011 2015 2020

Gambut_Non hutan 5,335,245.34 5,259,956.34 5,285,477.13 5,335,245.34 5,210,909.02 5,424,384.22

Gambut_kwsn hutan 3,265,647.57 3,234,512.09 3,249,987.38 3,265,647.57 1,610,847.66 2,768,538.12

Hutan Lindung 2,388,259.14 2,056,034.89 1,749,475.51 2,388,259.14 (1,146,266.38) (449,690.07)

Hutan Suaka Alam 1,028,461.44 933,647.68 843,248.94 1,028,461.44 933,647.68 843,248.94

Hutan Produksi Tetap 625,937.12 253,154.52 10,130.63 625,937.12 (16,137,993.45) (1,638,475.27)

Hutan Produksi Terbatas

248,288.72 234,504.72 220,533.10 248,288.72 (5,305,686.49) (351,005.27)

Hutan Suaka Alam Laut

5,245.72 247,048.80 165,040.46 5,245.72 247,048.80 165,040.46

Pertanian 56,561.99 52,049.74 47,900.32 56,561.99 52,049.74 47,900.32

Pertahanan Keamanan

8,995.16 8,935.88 8,877.27 8,995.16 8,935.88 8,877.27

Perikanan 3,383.07 3,302.46 3,223.76 3,383.07 3,302.46 3,223.76

Perairan 104.98 69.77 65.69 104.98 69.77 65.69

Industri - - - - - -

Kawasan Tanjung Api-Api

- - - - - -

Permukiman (3,898.99) (3,903.81) (3,900.28) (3,898.99) (3,903.81) (3,900.28)

Hutan Produksi Konversi

(141,588.27) (111,107.39) (87,865.75) (141,588.27) (3,297,091.56) 3,447.78

Perkebunan (54,133.41) (182,566.84) (257,142.72) (54,133.41) (182,566.84) (257,142.72)

Oleh karena itu diusulkan 8 program utama dengan 23 kegiatan pendukung yang

diestimasikan dapat mengurangi emisi GRK sebesar 173 314 374.31 ton CO2-eq

atau sebesar 96.21 % dengan biaya mitigasi total diperkirakan sebesar Rp 2 364

613 113 527,- . Biaya penurunan mitigasi tersebut 63.92 % berasal dari APBD

Kabupaten/Kota sebesar Rp 1,883,865,125,700,- , 26.93 % dari APBD Provinsi

sebesar Rp 793,779,242,795,- dan 9.14 % dari APBN sebesar Rp

269,375,785,681,-.

1. Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi

Rawa

Program ini mecakup kegiatan rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan serta

operasi jaringan reklamasi rawa di lahan gambut terutama untuk pertanian dan

Page 195: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 177

perkebunan. Program ini berlokasi di kabupaten OKI, Banyuasin, dan Musi

Banyuasin yang mempunyai lahan gambut.

Program ini berdasarkan kewenangannya berada dibawah tanggung jawab

Dinas PU Pengairan. Dalam pelaksanaanya program ini menggunakan

anggaran sebesar Rp 65.41 Milyar yang berasal dari APBD Kabupaten Kota,

APBD Provinsi, dan APBN

2. Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

Mengingat sebagian tanah terbuka, semak belukar, dan rumput terletak dilahan

gambut sehingga dapat digunakan sebagai pengembangan untuk lahan

pertanian yang berkelanjutan sebagai perwujudan dari misi ke 2 dari RPJMD

Provinsi Sumatera Selatan yaitu membangun pertanian pangan dan

perkebunan berskala teknis dan ekonomis dengan infrastruktur yang cukup dan

penerapan teknologi tepat guna.

Program mitigasi ini diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp. 4.78

Milyar selama periode tahun 2013 – 2020 yang bersumber dari APBD

Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, dan APBN. Program ini di prioritaskan pada

kabupaten yang mempunyai lahan gambut seperti Musi Banyuasin, Banyuasin,

dan OKI.

3. Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan

terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan

hortikultura

Kegiatan pada program ini antara lain konversi lahan terlantar menjadi lahan

sawah dalam rangka mewujudkan Provinsi Sumatera Selatan sebagai

Lumbung Pangan Nasional. Pada scenario penurunan emisi 32583.67 Ha dari

lahan semak belukar, tanah terbuka, dan rumput dikonversi menjadi lahan

pertanian sawah, dan lahan pertanian lainnya. Program ini membutuhkan

anggaran sebesar Rp. 19.2 M yang berasal dari APBD Provinsi dan APBN.

4. Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

Program ini mencakup Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

Hutan dan Lahan, Kegiatan Bimbingan Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan

dan Lahan, Kegiatan Pengamanan Hutan, dan Kegiatan Penyelidikan Kasus-

kasus Peredaran hasil Hutan.

Kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan terutama

pada kawasan hutan dan lahan gambut. Program ini dapat menurunkan emisi

sebesar 6 451 438.57 ton CO2 – eq dengan biaya mitigasi sebesar Rp. 32.98 M

yang berasal dari APBD Provinsi dan APBN.

Page 196: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 178

5. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut

Program ini selain sebagai mitigasi untuk mengurangi emisi GRK tetapi juga

untuk mencegah terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, dan

ketersediaan air. Program ini dapat menurunkan emisi sebesar 57 953 515.75

ton CO2 – eq dengan biaya penurunan sebesar Rp. 122.14 M. Biaya penurunan

berasal dari dana DAK, APBD Provinsi dan APBN. Progam ini terdiri dari 3

kegiatan yaitu Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Reboisasi dan

Penghijauan Hutan, Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan,

Kegiatan Rehabilitasi Hutan Catchment Area.

6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri

Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

Program mitigasi ini mempunyai 3 kegiatan pendukung yaitu : Kegiatan

Perencanaan dan Pengembangan Hasil Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat

dan Lumbung Kayu Desa, Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

Budidaya Rotan dan Gaharu, Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

Budidaya Rotan dan Gaharu. Program ini menurunkan emisi 2 726 036.68 ton

CO2 – eq dengan biaya penurunan sebesar Rp. 20.01 Miliyar yang berasal dari

dana APBD Provinsi dan APBN.

7. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Program ini bertujuan untuk menjamin kepastian kawasan hutan sehingga

dapat berfungsi secara optimal, dan potensi sumber daya hutan dapat

termanfa-atkan secara lebih optimal. Program ini ditujukan untuk kawasan

Hutan Tanaman yang ada di zonasi Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produki

Tetap dan Hutan Produksi Konversi. Program ini mempunyai 4 kegiatan

turunan yaitu Kegiatan Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH),

Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan, Kegiatan

Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan, dan Kegiatan Inventarisasi

Sumberdaya Hutan Tingkat Provinsi.

Program ini dapat diperkirakan akan menurunkan emisi GRK sebesar 75 609

094.27 ton CO2 – eq dengan biaya Rp 27.8 Miliyar selama periode tahun 2013

– 2020. Pendanaan ini bersumber dari APBD Provinsi dan APBN.

8. Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan

Program ini ditujukan untuk membantu perkebunan – perkebunan rakyat baik

itu kelapa sawit, karet, kopi, dan atau kakao/lada. Program ini membutuhkan

anggaran penurunan mitigasi paling tinggi dibandingkan dengan program –

program mitigasi yang lainnya disektor kehutanan dan lahan gambut, yaitu

sebesar Rp 2.07 Triliyun selama periode tahun 2013 – 2020 yang diperkirakan

Page 197: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 179

akan menurunkan emisi sebesar 35 877 571.27 ton CO2 – eq. Dana tersebut

berasal dari APBD Kabupaten/kota, APBD Provinsi, dan APBN.

Program ini terdiri dari 5 kegiatan yaitu :

- Peremajaan dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat

- Pengembangan Kelapa sawit Rakyat

- Pengembangan Kopi Sambung

- Diversifikasi Tanaman Kopi, Kakao/Lada

- Bantuan benih karet untuk batang bawah

Tabel IV.32. Emisi Gas Rumah Kaca BAU Baseline dan Target Penurunan

Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Tahun 2011 2015 2020

BAU Baseline/REL 3,832,547.89 23,760,742.09 179,935,999.28

Aksi Mitigasi 63,832,547.89 (26,200,939.78) 6,621,624.96

Penurunan - 149,961,681.86 173,314,374.31

Gambar 4.40 Emisi BAU Baseline dan Target Penurunan Emisisektor Kehutanan

dan Lahan Gambut Provinsi Sumatera Selatan

4.2.3. Energi

Target penurunan emisi GRK sektor energi pada tahun 2020 disesuaikan dengan

target nasional yaitu 26 % jika menggunakan dana sendiri atau 41 % jika ada

bantuan dana dari luar negeri.

Page 198: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 180

Berdasarkan program Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan khususnya progman

melalui SKPD terkait yaitu Dinas Pertambangan dan Energi, maka penurunan emisi

CO2e belum dapat memenuhi target nasional.

Dengan memperhatikan kemampuan daerah Sumstera Selatan, maka penurunan

emisi CO2e diperkirakan hanya mencapai 4 sampai 6%.

Tabel IV.33. Emisi CO2e sebelum dan sesudah mitigasi sampai tahun 2020

Tahun Emisi CO2e (ton) Penurunan dari

Mitigasi * % penurunan

Emisi CO2e setelah mitigasi

2010 2,136,618,492.94

2,136,618,492.94

2011 2,232,766,325.12

2,232,766,325.12

2012 2,333,240,809.75 105,860,168.97 4.54 2,227,380,640.78

2013 2,438,236,646.19 107,956,019.65 4.43 2,330,280,626.54

2014 2,547,957,295.27 110,094,356.02 4.32 2,437,862,939.25

2015 2,662,615,373.56 112,274,533.21 4.22 2,550,340,840.35

2015 2,782,433,065.37 168,497,861.42 6.06 2,613,935,203.95

2017 2,907,642,553.31 170,765,207.24 5.87 2,736,877,346.07

2018 3,038,486,468.21 173,077,136.57 5.70 2,865,409,331.64

2019 3,175,218,359.28 175,434,841.78 5.53 2,999,783,517.50

2020 3,318,103,185.44 177,833,229.24 5.36 3,140,269,956.20

Gambar 4.42 Emisi CO2e (ton) sebelum dan sesudah mitigasi sampai tahun 2020

a. Usulan Aksi Mitigasi

Usulan mitigasi dimaksudkan untuk mengurangi emisi GRK melalui beberapa

kegiatan antara lain :

Page 199: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 181

Pada Pembangkit :

1. Penggunaan peralatan yang hemat energi

2. Peningkatan efisiensi dalam proses produksi

3. Pelaksanaan manajemen energi, dll

Pada Konsumen (rumah tangga)

1. Penggunaan peralatan yang hemat energi (penerangan, pemanas air, AC,

lemari pendingin, TV dll

Pada Konsumen (komersial)

1. Perbaikan sistem kelistrikan

2. Perbaikan/modifikasi selubung bangunan

3. Perbaikan sistem tata udara

4. Perbaikan sistem penerangan

5. Pengaturan pola operasi lift/elevator

6. Pelaksanaan manajemen energi, dll

Untuk kegiatan mitigasi GRK sampai tahun 2020 akan dilakukan upaya-upaya

sebagai berikut:

• Tersusunnya guideline penurunan emisi dari sektor energy

• Fasilitasi dan insentif pengembangan teknologi rendah emisi

• Inventory potensi emisi CO2 pada sektor energi

• Tersusunnya data base dan Inventory pengurangan emisi CO2 pada sektor

energi

• Pemantauan dan evaluasi program mitigasi

• Penerapan ISO 14001 Tentang Sistem Manajemen Lingkungan dan ISO

50001 tentang konservasi energi

• Penerapan manajemen energi

• Penyusunan roadmap emisi CO2 sektor energi

• Pengembangan dan penelitian teknologi rendah emisi pada sektor energi

4.2.4. Transportasi

Pembahasan untuk Strategi pada perkotaan agak berbeda dengan daerah luar kota

(rural), karena ada perbedaan karakteristik seperti jarak perjalanan, moda

transportasi yang digunakan dan jumlah perjalanan (rit) yang dilakukan juga

Page 200: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 182

berbeda. Berikut ini dibahas Rencana Penurunan Emisi CO2 kota Palembang

sebagai ibukota Provinsi Sumsel dibahas secara detail pada sub bab berikut ini.

a. Skenario Penurunan Emisi CO2 Kota Palembang

Rencana Penurunan Emisi CO2 untuk kota Palembang, diperlakukan khusus

berbeda dengan kota lainnya di Sumatera selatan, karena kota Palembang adalah

ibukota Sumatera Selatan yang merupakan kota metropolitan dan mempunyai

aktifitas yang sangat tinggi bila disbanding dengan kota lainnya di Sumatera

Selatan.

Rencana Penurunan dilakukan perkawasan dengan merujuk kepada salah satu

penelitian pada jurnal “Simulasi Penyebaran CO2 di Semarang dengan Software

LADM” yang melakukan pengukuran penyebaran CO2 mencakup luasan 50 x 50

km2. Maka dihitung rencana aksi perkawasan.

Untuk kawasan khusus Olahraga, wilayah Jaka Baring diberlakukan Skema Green

Transport, yaitu mempromosikan penggunakan kendaraan non motor Sepeda,

becak dan mengijinkan sedikit sekali bus transmusi dan bus panitia yang masuk ke

area tersebut. Pada saat even Olah raga Sea Games XXVI, tanggal11-22

November 2011 di Kawasan Jakabaring, Palembang. Sudah dilakukan kajian

dengan stated preference survey, dimana dan pendekatan modal shift dari

angkutan motor (pribadi dan umum) ke angkutan motor benar benar sudah terjadi

dengan “Supply Push” dan good will pemerintah provinsi Sumatera Selatan,

sehingga perhitungannya dapat disajikan pada table berikut.

Kemudian untuk empat kawasan lainnya direncanakan dengan pengalihan moda

ke angkutan kombinasi dengan schema “Park and Ride”.

Tabel IV.36. Reduksi Emisi CO2 Perhitungan Counting Selama 24 Jam Tahun

2011

Lingkup

Wilayah

Hitungan

Emisi

CO2, Gr

Kebijakan

(Do Nothing)

Berdasarkan

Preferensi

Kebijakan

(Supply

Push)

Penurunan Emisi

CO2

Gram Perhari

Reduksi

Emisi CO2

Ton/hari

Reduksi

Emisi

CO2

Ton/thn

Target

Mariana 9,692,708 4,880,506 - 4,812,202 4.81 1755.65 Pesimis

Mariana 3,902,619 5,790,088 5.79 2113.35 Optimis

Kenten Laut 30,595,02

4 29,887,717 - 707,307 0.71 259.15 Pesimis

Kenten Laut 11,985,220 18,609,804 18.61 6792.65 Optimis

Alang Alang

Lebar

43,947,08

2 27,563,961 - 16,383,121 16.38 5978.7 Pesimis

Alang Alang

Lebar 23,481,416 20,465,667 20.46 7467.9 Optimis

Page 201: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 183

Lingkup

Wilayah

Hitungan

Emisi

CO2, Gr

Kebijakan

(Do Nothing)

Berdasarkan

Preferensi

Kebijakan

(Supply

Push)

Penurunan Emisi

CO2

Gram Perhari

Reduksi

Emisi CO2

Ton/hari

Reduksi

Emisi

CO2

Ton/thn

Target

Indralaya 29,483,21

8 20,668,752 - 8,814,466 8.81 3215.65 Pesimis

Indralaya 18,775,090 10,708,128 10.71 3909.15 Optimis

Ampera -

Jaka

Baring*)

74,594,17

9.46 55,707,383.37 - 18,886,796.08 18.89 6894.85 Pesimis

Ampera -

Jaka

Baring*)

46.116.684.55 28477494.90 28.48 8935.2 Optimis

Sumber: Data Counting 2011 dan wawancara preferensi moda angkutan pilihan penduduk

*) data counting tahun 2010 selama 12 jam sibuk

b. Scenario Penurunan Emisi CO2 Sumatera Selatan

Skenario untuk penurunan atau Mitigasi Emisi CO2 di Sumatera Selatan dilakukan

dengan cara penurunan LHR pada ruas jalan Palembang Betung, yang pada tahun

2011 mempunyai Volume Capacity ratio (V/C) 1,58 dan pada tahun 2011 1,33

menjadi 1,00. Hal tersebut dilakukan dengan cara melakukan pengurangan Motor

10%, Mobil pribadi 8%, Truk Umum 2 As 10%, Truk 3-5 As umum sampai 15%.

Untuk Tahun 2015-2018, dilakukan pengurangan lagi untuk angkutan barang,

dengan harapan pada tahun 2015 sistem angkutan KA, jalan tol dan angkutan

sungai sudah terbangun. Penurunan sudah dapat dilakukan lebih jauh lagi untuk

mobil hantaran (pick up) sebesar 10%, Truk umum 2 As diturunkan sebesar 20%,

Truk umum 3-5 As diturunkan sebesar 15%, Truk Cair 3-5 As diturunkan sebesar

8%.

Untuk tahun 2020 dilakukan strategi pengurangan lagi untuk angkutan barang, dan

mobil penumpang. Dengan tahun 2015 sistem angkutan KA, jalan tol dan angkutan

sungai sudah terbangun maka tinggal melakukan penurunan untuk angkutan

penumpang 20%. Lebih jauh diturunkan Truk umum 2 As sebesar 10%, Truk umum

3-5 As diturunkan sebesar 10%, Truk Cair 3-5 As diturunkan sebesar 8%.

Gambaran penurunan yang realistis dan pesimis tanpa kemampuan untuk Supply

Push adalah sebagai table dan gambar berikut.

Page 202: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 184

Tabel IV.37. Perbandingan Emisi CO2 (ton/tahun) dengan rencana mitigasi

untuk beberapa perbatasan wilayah di Sumatera Selatan tahun 2012

No. Lingkup Wilayah BAU - Baseline Emisi CO2 (ton/hari)

BAU - Baseline Emisi CO2 (ton/tahun)

Mitigasi Emisi CO2 (ton/tahun)

1 Betung - Jambi 118,940 43.413,239 29.086,870

2 Jambi - Betung 147,441 53.816,122 36.056,802

3 Betung - Sekayu 64,251 23.451,772 15.712,687

4 Sekayu - Betung 101,511 37.051,559 24.824,544

5 Betung - Palembang 138,700 50.625,646 33.919,183

6 Palembang - Betung 183,405 66.942,675 44.851,592

7 Inderalaya - Palembang 603,831 220.398,235 147.666,817

8 Palembang - Inderalaya 509,226 185.867,315 124.531,101

9 Inderalaya - Prabumulih 298,727 109.035,256 73.053,622

10 Prabumulih - Inderalaya 285,192 104.095,248 69.743,816

11 Inderalaya - Kayuagung 284,621 103.886,545 69.603,985

12 Kayuagung - Inderalaya 269,109 98.224,964 65.810,726

13 Palembang - Tanjung Api Api 218,036 79.583,023 53.320,626

14 Tanjung Api Api - Palembang 316,202 115.413,617 77.327,123

15 Baturaja - Muara Enim 159,286 58.139,383 38.953,386

16 Muara Enim - Baturaja 210,913 76.983,106 51.578,681

17 Muara Enim - Prabumulih 201,918 73.699,950 49.378,966

18 Prabumulih - Muara Enim 199,961 72.985,904 48.900,555

19 Muara Enim - Lahat 198,485 72.447,113 48.539,565

20 Lahat - Muara Enim 238,138 86.920,534 58.236,758

21 Empat Lawang - Lahat 64,372 23.495,919 15.742,266

22 Lahat - Empat Lawang 54,799 20.001,463 13.400,981

23 Pagar Alam - Lahat 26,948 9.836,057 6.590,158

24 Lahat - Pagar Alam 29,271 10.683,802 7.158,147

25 Pagar Alam - Pendopo 16,377 5.977,579 4.004,978

26 Pendopo - Pagar Alam 17,639 6.438,315 4.313,671

27 OKI - OKUT 23,419 8.547,818 5.727,038

28 OKUT - OKI 16,558 6.043,681 4.049,266

29 OKUS - Lampung 9,841 3.592,016 2.406,651

30 Lampung - OKUS 13,789 5.033,025 3.372,127

31 Pagar Gunung - OKI 42,511 15.516,679 10.396,175

32 OKI - Pagar Gunung 13,805 5.038,730 3.375,949

33 Baturaja - OKUT 122,105 44.568,256 29.860,731

34 OKUT - Baturaja 107,270 39.153,481 26.232,832

35 Baturaja - OKUS 12,932 4.720,092 3.162,462

36 OKUS - Baturaja 12,491 4.559,054 3.054,566

37 Martapura - Lampung 172,985 63.139,536 42.303,489

38 Lampung - Martapura 74,589 27.225,076 18.240,801

Page 203: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 185

No. Lingkup Wilayah BAU - Baseline Emisi CO2 (ton/hari)

BAU - Baseline Emisi CO2 (ton/tahun)

Mitigasi Emisi CO2 (ton/tahun)

TOTAL 5,579,594 2.036.551,784 1.364.489,696

Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan Survey Counting selama 24 jam.

Dengan menggunakan analisis yang sama seperti pada Tabel IV.37, dilakukan

perhitungan rencana mitigasi untuk tahun-tahun berikutnya pada daerah – daerah

diatas (kabupaten/kota).

Tabel IV.38. Rencana Mitigasi Emisi CO2 (ton/tahun) sampai dengan tahun

2020 di Sumatera Selatan

No Tahun Emisi CO2 BAU - Baseline (ton/tahun) Target Penurunan Emisi

CO2 (ton/tahun)

1 2012 2,036,551.78 1,364,489.70

2 2013 2,342,034.55 1,569,163.15

3 2014 2,693,339.73 1,804,537.62

4 2015 3,097,340.69 2,075,218.27

5 2016 3,561,941.80 2,386,501.01

6 2017 4,096,233.07 2,744,476.16

7 2018 4,710,668.03 3,156,147.58

8 2019 5,417,268.23 3,629,569.72

9 2020 6,229,858.47 4,174,005.17

Gambar 4.43 Target Penurunan Emisi CO2 terhadap Emisi BAU – Baseline

Dari perbandingan tabel tersebut dapat dilihat perbedaan nilai emisi CO2

(ton/tahun) yang cukup signifikan. Nilai emisi CO2 (ton/tahun) tanpa rencana

mitigasi pada tahun 2020 (Tabel IV.37) sebesar 4.174.005,174 (ton/tahun).

Page 204: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 186

Sedangkan untuk nilai emisi CO2 (ton/tahun) dengan rencana mitigasi sebesar

6.229.858,468 (ton/tahun). Penurunan optimis dapat dicapai sebesar 2055853.29

(ton/tahun), yaitu 49,25 %.

Namun karena Aksi Penurunan di bidang Transportasi ini sangat membutuhkan

biaya yang besar dan komitmen yang tinggi, maka sebaiknya penurunan mengikuti

target pemerintah dengan 26% tanpa bantuan dana pihak luar dan 41% dengan

bantuan dana luar, patut diikuti.

Rencana Aksi penurunan Emisi CO2 Transportasi dilakukan dengan Konsep

Sustainable Transport, Multimodal Transport. Perencanaan transportasi yang

berkelanjutan (sustainable transport) sudah menjadi bagian yang tidak terelakkan

saat ini. Kendaraan dengan menggunakan BBM kalau masih dapat bertahan,

tentunya akan lebih efisien dan efektif bila terpadu dalam bentuk angkutan

multimodal (MMT).

Angkutan Multimoda (Multimodal Transport) adalah rangkaian angkutan barang dan

orang yang menggunakan dua atau lebih moda tranportasi, yang mempunyai

kombinasi dan saling ketersambungan pada transfer pointnya. Berikut ini diuraikan

pendekatan perencanaan dengan Multimoda Penumpang dan Barang secara

bertutur turut.

1) Peningkatan Transportasi Multimoda

a) Membagi Arus Lintas Barang dari Lintas Timur ke Lintas Barat dengan

membuka jaringan jalan dan jalan tol baru (2012-2015)

b) Shifting Logistic Transport dari jalan ke rel (2015-2018)

• Memperbaiki Simpul multimoda di Stasiun KA

• Meningkatkan Terminal di Stasiun KA

c) Shifting Logistic Transport dari jalan ke sungai (2012-2020)

• Membangun Lock dan Dam

• Mendirikan Dredging Company dan membuat dredging program.

• Meningkatkan kemampuan dilayai Sungai dan Kanal

2. Pencatatan rutin Emisi di South Sumatera

3. Capacity Building

a) Mendirikan Centre of Excellence for Multimodal Transport di Universitas

Sriwijaya

b) Membangun Multimodal Organization

c) Membangun CO2 Emission data base

Page 205: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 187

4.2.5. Industri

Sektor industri menghasilkan data awal yang dipergunakan sebagai baseline yaitu

data primer tahun 2012, hal ini dilakukan mengingat kendala tidak tersedianya data

series di industri, khususnya industri kecil dan menengah. Perhitungan total emisi

mencakup semua data baik primer (IKM) maupun sekunder (industri besar: semen,

pulp and paper dan pupuk), yang menghasilkan data emisi sebesar 2.434,69

Gigaton CO2/tahun. Data ini kemudian yang dipergunakan untuk memprediksi

jumlah emisi yang akan ditimbulkan berdasarkan skenario 26% dan skenario 41%.

Tabel IV.39. Skenario Penurunan Emisi CO2 mengikuti target nasional 26 %

dan 41 %

tahun BAU - Baseline Industri skenario 26% Industri skenario 41%

------------------- ton CO2 - eq / tahun ------------------

2012 2,526,254.65 2,526,254.65 2,526,254.65

2013 2,652,567.38 2,444,151.37 2,396,784.10

2014 2,785,195.75 2,364,716.45 2,273,948.91

2015 2,924,455.54 2,287,863.17 2,157,409.03

2016 3,070,678.32 2,213,507.62 2,046,841.82

2017 3,224,212.23 2,141,568.62 1,941,941.18

2018 3,385,422.84 2,071,967.64 1,842,416.69

2019 3,554,693.99 2,004,628.69 1,747,992.84

2020 3,732,428.68 1,939,478.26 1,658,408.20

Gambar 4.45 Target Penurunan Emisi CO2 pada Industri di Provinsi Sumatera

Selatan

Page 206: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 188

Berdasarkan besar emisi CO2 pada kondisi baseline dan target penurunan emisi

maka strategi mitigasi dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagi Industri Perkebunan Kelapa Sawit (penghasil CPO)

- Menggunakan pestisida ramah lingkungan untuk menekan biaya

pengelolaan lingkungan

- Memanfaatkan sumber bahan bakar ramah lingkungan khususnya

pemanfaatan cangkang sawit dari hasil samping produksi dengan kajian

lebih mendalam tentang emisi CO2 yang ditimbulkan.

- Mengganti peralatan yang membutuhkan energy besar dengan peralatan

yang lebih efisien, dan melakukan perawatan terhadap semua peralatan

pabrik.

- Melakukan audit energy internal secara rutin.

b. Bagi Industri Karet remah (Crumb Rubber)

- Sosialisasi pedoman teknis Implementasi Konservasi Energi dan

Pengurangan Emisi CO2 di Sektor Industri (poin 3. e).

- Mengurangi pemanfaatan bahan bakar batubara dan solar, dan

meningkatkan pemanfaatan bahan bakar alternatif dengan kajian mendalam

emisi CO2 yang dapat dikurangi.

- Melakukan konservasi energi melalui penggantian peralatan yang memiliki

penggunaan energi tinggi.

- Mengembangkan penggunaan Deodorized rubber untuk mengurangi bau

sehingga bisa menekan biaya sosial seklaigus memanfaatkannya langsung

di petani untuk menaingkatkan kualitas SIR.

- Melakukan audit energi internal secara reguler

c. Bagi Industri Makanan

- Menggalakkan penggunaan sumber bahan bakar yang ramah lingkungan

sehingga dapat mengurangi pemakaian sumber energi solar dan listrik

- Melakukan perawatan terhadap peralatan pabrik secara kontinyu.

- Mengganti peralatan yang sudah usang sehingga menghindari keborosan

pemakaian energi.

- Melakukan audit energy secara internal dan kontinyu untuk terus

menemukan inovasi konservasi energi

Page 207: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 189

d. Bagi Industri Pupuk

Emisi GRK pada sektor industri sangat berkaitan dengan pemanfaatan energi

dan material dalam proses produksi pabrik. Peningkatan efisiensi dalam

pemanfaatan energi dan material, selain mengurangi emisi GRK, juga

menurunkan biaya produksi, meminimalisasi efek volatilitas harga bahan bakar

dan menjaga keberlangsungan proses produksi pabrik. Hal ini akan akan

meningkatkan daya saing industri. Oleh karena itu, pabrik disarankan memiliki

manajemen emisi GRK sendiri yang selanjutnya akan digunakan sebagai self

evaluation tentang seberapa efisien proses produksi yang berlangsung di

pabrik.

Dari evaluasi tersebut, pabrik dapat menyusun langkah-langkah perbaikan

harus dilakukan dengan mempertimbangkan kelayakan ekonominya. Kegiatan

ini sebaiknya dilakukan secara kontinyu.Sebagai langkah awal, pabrik

disarankan melakukan inventarisasi emisi sendiri. Data-data yang terkait

dengan aktifitas proses produksi yang mengeluarkan emisi GRK sebaiknya

lengkap, akurat, dan melibatkan jangka waktu tertentu (bukan hanya berupa

one point data). Kelengkapan dan kualitas data sangat mempengaruhi

keakuratan perhitungan emisi dan efisiensi yang akan dijadikan dasar dalam

penyusunan self evaluation.

e. Bagi Industri Pulp and Paper

Hasil pembahasan pertemuan dunia tentang “PaperTech 2010: Make Indian

Pulp and Paper Industri World Class” di Hyderabad, beberapa hal penting yang

harus dijadikan pencermatan industri adalah :

- Di dalam sistem pengolahan limbah dimana energi banyak digunakan

khususnya di dalam Biological Secondary Treatment maka dibutuhkan

aerator dengan konsumsi energi rendah sehingga tidak hanya menghasilkan

transfer oksigen maksimal tetapi sekaligus dapat menghasilkan pengadukan

pada seluruh volume dalam tanki aerasi.

- Tahun 2004 the Swedish involvement in the Indonesian paper and pulp

Industry menghasilkan lima kebutuhan yang harus dipenuhi industri yaitu: (i)

penduduk lokal harus diberikan hak nya terhadap lahan yang dimiliki; (ii)

hutan bernilai tinggi tidak boleh dikonversi menjadi perkebunan; (iii) suplai

kayu harus berasal dari produksi yang secara sosial dan lingkungan

berkelanjutan; (iv) penduduk lokal yang kehilangan kehidupannya harus

diberikan sumber pendapatan alternatif dibandingkan dengan cara lllegal

Page 208: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 190

logging dan (v) ekspansi industri pulp and paper harus segera dihentikan

hingga permasalahan suplai kayu bisa diatasi.

- Emisi GRK pada sektor industri sangat berkaitan dengan pemanfaatan

energi dan material dalam proses produksi. Peningkatan efisiensi dalam

pemanfaatan energi dan material, selain mengurangi emisi GRK, juga akan

menurunkan biaya produksi, meminimalisasi efek volatilitas harga bahan

bakar dan menjaga keberlangsungan proses produksi pabrik. Hal ini akan

meningkatkan daya saing industri. Oleh karena itu, pabrik disarankan

memiliki manajemen emisi GRK sendiri yang selanjutnya akan digunakan

sebagai self evaluation tentang seberapa efisien proses produksi yang

berlangsung di pabrik. Dari evaluasi tersebut, pabrik dapat menyusun

langkah-langkah perbaikan harus dilakukan dengan mempertimbangkan

kelayakan ekonominya. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara kontinyu.

Sebagai langkah awal, pabrik disarankan melakukan inventarisasi emisi

sendiri. Data-data yang terkait dengan aktivitas proses produksi yang

mengeluarkan emisi GRK.

f. Bagi Industri Semen

- Pengembangan Skema Penurunan Emisi GRK di Industri Semen.Kegiatan

ini dilakukan pada tahun 2009-2010 bekerja sama dengan Agence Française

de Développement (AFD). Output dari kegiatan ini antara lain Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 12/M-IND/PER/1/2012 tentang Peta Panduan

(Road Map) Pengurangan Emisi CO2 Industri Semen di Indonesia. Pada

peraturan ini ditargetkan industri semen dapat mengurangi emisi CO2

sebesar 2 % pada tahun 2011-2015 secara sukarela dan 3 % pada tahun

2016-2020 secara wajib. Melalui kegiatan ini juga diketahui langkah-langkah

yang dapat di ambil industri untuk menurunkan emisi GRK baik melalui

pengelolaan energi (energi efisiensi), modifikasi proses maupun pengelolaan

limbah.

- Kegiatan inventori emisi GRK disektor industri.

Kegiatan ini dilakukan pada tahun 2010 (Juni-September) terhadap 8 sub

sektor industri yang tergolong sebagai industri pengimisi utama GRK,

dengan jumlah target 700 pabrik. Sub sektor industri dimaksud adalah

semen, baja, pulp & kertas, keramik, tekstil, pupuk, petrokimia dan makanan

& minuman yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil kegiatan inventori

tersebut menggambarkan emisi GRK dari masing-masing industri target

yang berasal dari penggunaan energi, penerapan proses, dan limbah.

Page 209: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 191

Jumlah emisi GRK yang dihasilkan masing-masing sub sektor dapat

digunakan sebagai emisi GRK skenario BAU (Bussines as Usual) pada

tahun 2010.

- Implementasi Konservasi Energi dan Pengurangan Emisi CO2 di Sektor

Industri (Fase-1) Prep-ICCTF MOI 2010-2011. Kegiatan ini dilakukan pada

tahun 2010-2011(September 2010-Desember 2011) di 35 industri baja dan

15 industri pulp & kertas yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Jambi,

Riau, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah

dan Jawa Timur.

4.2.6 Sampah/Limbah

Diusulkan 11 kelompok rencana aksi mitigasi untuk sektor pengelolaan limbah yang

terdiri dari 51 kegiatan. Rencana aksi yang diusulkan melingkupi aspek

perencanaan, koordinasi, tindakan dan pemantauan. Dari 51 kegiatan dalam 11

rencana aksi tersebut, diperkirakan akan didapat penurunan emisi pada tahun 2020,

sebesar 239.048 ton CO2 eq dari estimasi emisi GRK Sumsel sektor limbah

sebesar 1.405.766 ton CO2 eq, atau didapat penurunan sebesar 17,0%.

Diperkirakan biaya mitigasi total, dari 2013 sampai dengan 2020, sebesar Rp.

542,96 Milyar untuk kegiatan di 15 kota/kabupaten. Dari total APBD 15

kota/kabupaten direncanakan sebesar Rp. 254,26 M, dari APBD provinsi Sumsel

sebesar Rp. 65,93 Milyar dan dari APBN sebesar Rp. 222,77 Milyar.

a. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -1: Program Penyusunan Perencanaan

Pengelolaan Persampahan

Kelompok aksi mitigasi ini merupakan kegiatan perencanaan yang dibutuhkan untuk

merencanakan, membangun dan mengoperasikan sarana – prasarana

persampahan. Terdapat 3 kegiatan yaitu;

1) Penyusunan Master Plan Persampahan 15 kota/kab.,

2) Penyusunan Studi Kelayakan dan DED TPA 15 kota/kab

3) Penyusunan AMDAL TPA 15 kota/kab

4) Perencanaan Teknik TPST 3R

Kegiatan perencanaan dilakukan pada tahun 2013, dengan biaya total sebesar Rp.

23,75 Milyar dari APBN dan APBD.

Page 210: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 192

b. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -2: Program Minimasi Sampah dengan

prinsip 3R

Minimasi sampah merupakan dasar dari pengelolaan sampah. Dengan 3R (reduce,

reuse dan recycle), sampah harus diminimalisir. Sekitar 60% komponen sampah

(domestic) Sumsel berupa sisa makanan, dan 1 – 6 % lainnya berupa sampah kayu

dan taman. Artinya terdapat sampah organic sekitar 61 – 66 % yang dapat

digunakan sebagai bahan kompos. Berdasarkan estimasi volume sampah sebesar

1239 Gg sampah pada tahun 2010, dan asumsi 61% komponen sampah

merupakan bahan organic, maka terdapat 755,8 Gg sampah organic sebagai bahan

kompos, dan akan terus meningkat sampai 910,7 Gg sampah organic pada tahun

2020.

Terdapat 5 kegiatan aksi, baik fisik maupun non-fisik, dalam program minimasi

sampah, yaitu;

1. Pembangunan TPS Terpadu (TPST),

2. Sosialisasi 3 R dan Pemilahan Sampah,

3. Pendirian Bank Sampah,

4. Bantuan Sarana dan Bimtek Komposting Sampah Domestik untuk

Reklamasi Tambang (pola Kemitraan),

5. Komposting sampah organik pedesaan dengan sistem gali-timbun

(kearifan lokal sumsel).

6. Program kampung iklim dan Menuju Indonesia Hijau.

Dengan asumsi kondisi eksisting sampah terolah berada di TPST, baik itu di

pemukiman, di pasar maupun di TPA, hanya sekitar 2% sampah yang berhasil

terolah di Sumsel. Sedangkan, untuk minimasi biaya pengelolaan sampah, PU CK

telah menetapkan sekitar 30% sampah harus telah diminimasi mulai dari sumber.

Untuk mengejar target tersebut, direncanakan akan dibangun sejumlah TPST di

seluruh kota/kabupaten di Sumsel untuk meningkatkan komposisi sampah terolah,

baik komposting untuk sampah organik maupun 3R untuk sampah non-organik.

Dengan aksi mitigasi ini, dengan kombinasi pembangunan TPST, operasional Bank

Sampah, sosialisasi komposting gali timbun sampah pedesaan dan program

kampung iklim serta Indonesia Hijau, diperkirakan pada tahun 2020, dari 1.493 Gg

sampah, 102 Gg (6,8%) sampah akan dikomposkan dan 37 Gg (2,5%) persen akan

didaur-ulang.

Page 211: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 193

Integrasi Pembangunan TPST - Pendirian Bank Sampah dan kaitannya dengan

skala Program Minimasi Sampah

Berdasarkan metode pengolahan dan tanggung jawab pengelolaan, maka skala

program pengolahan/minimasi sampah dibedakan menjadi beberapa skala

(Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, 2011), yaitu;

1. Skala individu; yaitu pengolahan/minimasi yang dilakukan oleh penghasil

sampah secara langsung di sumbernya (rumah tangga/kantor/sekolah/dll).

Contoh; pemilahan sampah, komposting skala individu.

2. Skala kawasan; yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani suatu

lingkungan/kawasan (perumahan, perkantoran, pasar, dll). Lokasi pengolahan

skala kawasan dilakukan di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu).

Proses yang dilakukan pada TPST umumnya berupa; pemilahan, pencacahan

sampah organik, pengomposan, penyaringan kompos, pengepakan kompos

dan pencacahan plastik-kertas untuk daur ulang.

3. Skala kota; yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani sebagian atau

seluruh wilayah kota dan dikelola oleh pengelola kebersihan kota. Lokasi

pengolahan dilakukan di Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) yang

umumnya menggunakan bantuan peralatan mekanis.

Sementara itu Bank Sampah merupakan inovasi agar sampah mempunyai nilai

tambah. Dengan menabung sampah, masyarakat akan terdorong untuk melakukan

kegiatan pengolahan sampah ini.

Dengan membentuk bank sampah di TPST yang dibangun, keberhasilan program

minimasi sampah ini dan keberlanjutan kegiatan di TPST akan lebih terjamin.

Skema kelembagaan pengelolaan sampah di TPST dapat mengikuti alur sbb:

Page 212: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 194

Gambar 4.46 Skematik Pengelolaan/Minimasi Sampah integrasi TPST-Bank

Sampah

Dengan luas lahan 50 – 1000 m2, TPST dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu;

tempat kontainer, tempat pemilahan dan tempat penyimpanan. Pada tiap TPST,

juga dilengkapi dengan kontainer yang berfungsi untuk mengumpulkan residu yang

akan dibuang ke TPA.

Jika sampah belum terpilah, sebelum dikomposkan, sampah segar yang diterima

oleh TPST mengalami proses pemilahan/sorting terlebih dahulu oleh petugas

sebelum dikomposkan. Untuk 7 jam kerja dan 2 orang pekerja dapat dipilah sampah

sebesar 14 m3 sampah.

Luas tempat sorting diperkirakan sebesar 12,58 m2 dengan dimensi bak

penimbunan sbb;

Material Volume (m3) Dimensi Bak (m) Frek. Pengambilan

(kali/hari)

Kertas 4,07 1,5 x 0,8 x 0,5 8

Ka. UPTD Kebersihan Kecamatan

Koordinator

Ketua

Wakil Ketua

Bendahara Sekretaris

Divisi Komposting

Sampah Basah

Divisi Tabungan

Sampah dan Penjualan

Divisi Daur Ulang

Sampah Kering

Anggota Masyarakat

Page 213: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 195

Logam 0,09 1,5 x 0,5 x 0,5 1

Plastik 2,44 1,5 x 0,8 x 0,5 4

Kaca 0,01 0,2 x 0,5 x 0,5 1

Sisa Pilah 7,40 1,5 x 0,8 x 0,5 12

Selanjutnya sampah yang mudah dikomposkan, dicacah, kemudian ditumpuk untuk

proses pengomposan. Beberapa alternatif pengomposan dapat dilakukan antara

lain dengan proses aerobik atau proses fakultatif. Dengan windrow komposting

terbuka, luas area komposting dipekirakan seluas 400 m2 untuk sampah input 1

m3/jam.

Kegiatan pengolahan/minimasi sampah skala kawasan ini harus disokong oleh

program sosialisasi yang dapat saja tergabung dalam program kampung iklim,

menuju Indonesia hijau, STBM, dan lain – lain program sanitasi lingkungan. Selain

mengurangi dapak negatif sampah, produk dari kegiatan ini bernilai ekonomi;

Harga Sampah Segar dari Masyarakat

Kertas kardus Rp. 1.200/kg

Kertas arsip Rp. 2.300/kg

Kertas koran Rp. 1.300/kg

Plastik sachet Rp. 15/sachet

Botol dan gelas plastik Rp. 2.000/kg

Plastik kresek Rp. 700/kg

Gabus, Plastik, botol dan kaleng Tergantung ukuran

Harga Produk 3R (terdapat “nilai tambah”)

Kompos cair Rp. 10.000 / botol

Kerajinan (tas, vas bunga, sarung bantal, sarung

galon air, tas, dompet, rompi dll)

Rp. 5.000 – 125.000 / buah

Kompos Rp. 2.000 – 3.000 / karung

Tabel IV.40. Rencana Pembangunan TPST

No. Kota / Rencana Pembangunan TPST (unit) Jumlah Kabupaten 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Ogan Komering Ulu 1 1 1 2 1 2 1 9

2 Ogan Komering Ilir 1 1 1 1 1 2 1 8

3 Muara Enim 2 1 2 1 2 1 1 10

4 L a h a t 1 2 1 1 1 2 2 10

5 Musi Rawas 1 1 1 1 1 1 1 7

6 Musi Banyuasin 1 1 1 2 2 2 2 11

7 Banyuasin 1 1 1 2 2 1 1 9

8 OKU Selatan 1 1 1 1 4

9 OKU Timur 1 2 1 1 1 1 2 9

10 Ogan Ilir 1 1 1 1 4

11 Empat Lawang 1 1 1 1 1 1 1 1 8

12 Palembang 1 2 2 1 1 1 8

13 Prabumulih 1 2 1 1 1 6

14 Pagar Alam 1 1 1 1 4

15 Lubuk Linggau 1 1 1 1 4

Tambahan di TPST 5 18 16 16 14 14 14 14 111

Page 214: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 196

Selain skala kawasan, pengolahan sampah dapat dilakukan pada skala sumber

dengan melibatkan masyarakat pedesaan untuk menerapkan lagi budaya gali-

timbun sampah organik. Salah satu kearifan lokal yang telah banyak ditinggalkan

oleh masyarakat Sumsel adalah mengubur sampah organik untuk kemudian

dijadikan pupuk kompos tanaman. Untuk area perkotaan, umumnya lahan tidak

tersedia untuk melakukan hal ini, tetapi di pedesaan, lahan pekarangan masih

tersedia luas untuk melakukan aktifitas kubur sampah organik ini. Tetapi budaya

telah bergeser, masyarakat desa sedikit malas memilah sampah organik-anorganik,

dan lebih suka membakar sampah/open burning atau membuang sampah ke

sungai/anak sungai. Keseluruhan program minimasi sampah ini dapat terintegrasi

dengan program kampung iklim dan menuju Indonesia Hijau

Gambar 4.47 Perkiraan distribusi pengelolaan sampah Sumsel 2020 dengan aksi mitigasi-1

Gambar 4.48 Trendline distribusi pengelolaan sampah Sumsel 2010-2020 dengan aksi

mitigasi-1

Untuk kelompok aksi mitigasi-2, diperlukan total biaya Rp. 88,1 Milyar sampai tahun

2020, biaya mitigasi terhitung sebesar Rp. 3.238.631/ton CO2 eq.

Page 215: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 197

Tabel IV.41. Penurunan Emisi Aksi Mitigasi-1 s.d 2020

No. Tahun Emisi Sampah Domestik

(Gg CH4)

Penurunan

Emisi

BAU MITIGASI-2 Gg CH4

1 2010 12,66 12,66 0,00

2 2011 18,65 18,65 0,00

3 2012 23,16 23,16 0,00

4 2013 26,68 26,54 0,14

5 2014 29,48 29,20 0,27

6 2015 31,79 31,37 0,42

7 2016 33,78 33,20 0,58

8 2017 35,54 34,79 0,75

9 2018 37,14 36,22 0,92

10 2019 38,63 37,53 1,11

11 2020 40,05 38,75 1,30

c. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -3: Program Peningkatan Sarana-

Prasarana Persampahan

Kelompok aksi ini terdiri dari kegiatan peningkatan aspek teknis dari pengelolaan

sampah, meliputi sarana – prasarana pengumpulan, pengangkutan dan

pengelolaan akhir. Dalam rentang 2013 – 2020, terdapat 6 kegiatan dalam rencana

aksi ini, meliputi;

a. Rehabilitasi/Pembangunan TPA Un-managed Deep menjadi Semi-aerobic

Landfill di 10 kota/kab.

b. Operasional TPA semi-aerobic (termasuk pengadaan tanah timbun) di 15

kota/kab.

c. Penambahan sarana persampahan

Kegiatan yang cukup signifikan dalam menurunkan emisi adalah beroperasinya TPA

dengan sistem semi-aerobic. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Persampahan

mewajibkan seluruh stake holder, termasuk pemerintah, untuk melakukan

pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Salah satu poin utama adalah

memperbaiki skema operasional TPA dari open dumping menjadi sanitary atau

controlled landfill.

Salah satu komponen proteksi lingkungan pada TPA yang direhabilitasi/dibangun

adalah komponen ventilasi gas vertikal yang terhubung dengan saluran penyalur

lindi pada lapisan liner. Selain itu terdapat ventilasi gas horizontal yang terhubung

dengan ventilasi gas horizontal pada setiap lapisan antara di timbunan sampah.

Koneksi saluran penyalur lindi – ventilasi gas vertikal – ventilasi gas horizontal

menyebabkan suplai udara, selain berasal dari atas, juga berasal dari saluran

Page 216: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 198

penyalur lindi. Suplai oksigen dari bawah ini menjadikan kondisi timbunan berada

dalam kondisi semi-aerobic. Nilai Metan Correction Factor (MCF) pada timbunan

dengan kondisi semi-aerobic hanya sebesar 0,5, lebih kecil jika berada dalam

kondisi open dumping un-managed yang sebesar 0,8. Mengecilnya nilai MCF ini

otomatis akan mengurangi produksi metan dari timbunan sampah di TPA. Tabel

IV.42 menyajikan daftar dan rencana rehabilitasi TPA di seluruh Sumatera Selatan.

Gambar 4.49 menyajikan distribusi tipe timbunan sampah di Sumatera Selatan

setelah beroperasinya TPA yang telah direhabilitasi/dibangun dengan desain semi-

aerobic landfill.

Tabel IV.42. Penurunan Emisi dari Aksi Rehabilitasi/Pembangunan TPA Semi-Aerobic.

No. Tahun Emisi Sampah Domestik (Gg CH4)

Penurunan Emisi

BAU MITIGASI-3 Gg CH4 1 2010 12,66 12,66 0,00 2 2011 18,65 18,65 0,00 3 2012 23,16 23,16 0,00 4 2013 26,68 26,49 0,19 5 2014 29,48 28,98 0,50 6 2015 31,79 30,95 0,84 7 2016 33,78 32,16 1,62 8 2017 35,54 33,34 2,20 9 2018 37,14 34,50 2,64

10 2019 38,63 35,65 2,99 11 2020 40,05 36,77 3,27

Sampai dengan tahun 2013, TPA masih beroperasi dengan skema BAU, yaitu open

dumping kategori un-managed deep. Mulai 2014, dengan rencana aksi mitigasi-2:

Rehabilitasi TPA menuju semi-aerobic landfill pada 15 kota/kabupaten mulai dari

2012 s.d 2015, kecuali TPA I Sukawinatan Palembang (dimana TPA ini hampir

dalam kondisi penuh dan semua timbunan kelak akan kembali ke TPA II Karya

Jaya), semua TPA di ibukota kota/kabupaten direncanakan mulai beroperasi

dengan konstruksi semi-aerobic landfill pada 2013 s.d 2016. Dengan skema ini,

pada tahun 2020, akan didapat penurunan emisi sebesar 3,27 Gg CH4 atau

sebesar 68.682 ton CO2 eq.

Page 217: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 199

Tabel IV.43. Daftar dan Rencana Rehabilitasi TPA di Sumatera Selatan

No. Kota / Kabupaten Nama TPA Kondisi Eksisting

Program Rehabilitasi TPA

Pembangunan Operasional

1 Ogan Komering Ulu

TPA Gn. Meraksa Open Dumping 2015 2016

2 Ogan Komering Ilir TPA Kayu Agung Open Dumping 2013 2014

3 Muara Enim TPA Bukit Kancil Open Dumping 2012 2013

4 L a h a t TPA Sukarami Open Dumping 2014 2015

5 Musi Rawas Open Dumping 2014 2015

6 Musi Banyuasin TPA Teladan Open Dumping 2013 2014

7 Banyuasin Open Dumping 2014 2015

8 OKU Selatan TPA Desa Bendi Open Dumping 2015 2016

9 OKU Timur Open Dumping 2012 2013

10 Ogan Ilir TPA Palem Raya Open Dumping 2013 2014

11 Empat Lawang Open Dumping 2015 2016

12 Palembang TPA II K. Jaya Open Dumping 2015 2016

13 Prabumulih TPA Sungai Menang Open Dumping 2013 2014

14 Pagar Alam TPA Kota Pgr. Alam Open Dumping 2012 2013

15 Lubuk Linggau TPA Lubuklinggau Open Dumping 2012 2013

Catatan: Yang berwarna biru, tidak ditemukan di RKPD, jadi merupakan usulan mitigasi RAD.

Gambar 4.49 Kenaikan persentase timbunan di semi-aerobic landfill dan penurunan

timbunan di un-managed deep, seiring rehabilitasi TPA di 10 kota/kab

pada 2012 s.d 2015.

Dibutuhkan sekitar Rp. 103,52 Milyar untuk kelompok aksi mitigasi ini. Perhatian

lebih harus diberikan pada operasional TPA semi-aerobic, karena akan dibiayai oleh

APBD. Biaya mitigasi terhitung sebesar Rp. 1.507.152/ton CO2 eq. Tabel IV.108

menyajikan kebutuhan kasar dana operasional dan perawatan TPA semi-aerobic

untuk skema mitigasi ini.

Page 218: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 200

Tabel IV.44. Biaya Operasional dan Maintenance TPA Semi-aerobic Skema Mitigasi-3

No Kabupaten 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Ogan Komering Ulu 371 375 379 383 387

2 Ogan Komering Ilir 496 501 506 512 517 522 528

3 Muara Enim 488 493 498 503 508 513 518 523

4 L a h a t 373 374 376 378 379 381

5 Musi Rawas 430 434 437 441 444 448

6 Musi Banyuasin 457 464 471 478 485 493 501

7 Banyuasin 568 573 578 584 589 594

8 OKU Selatan 363 363 364 365 366

9 OKU Timur 450 453 456 459 462 465 469 472

10 Ogan Ilir 377 379 381 383 386 388 390

11 Empat Lawang 322 322 323 323 324 324

12 Palembang 3.250 3.303 3.357 3.413 3.469

13 Prabumulih 748 763 778 794 810 826 843

14 Pagar Alam 511 514 517 520 524 527 530 534

15 Lubuk Linggau 732 743 754 766 778 790 802 815

Total Biaya OM 2.180 4.281 6.025 10.072 10.194 10.318 10.445 10.575

d. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -4: Program Peningkatan Pengelolaan

Gas Sampah

Sekitar 19,5 % (berat basah) sampah domestik di Sumatera Selatan dihasilkan di

kota Palembang. Dengan cakupan layanan pengangkutan sampah hingga 76%,

timbunan sampah di TPA I Sukawinatan dan TPA II Karya Jaya, emisi GRK dari

kedua TPA di Palembang menjadi sangat signifikan. Proyek CDM merupakan

langkah ideal untuk menurunkan emisi di TPA. TPA I Sukawinatan telah memenuhi

syarat teknis untuk aplikasi LFG, dimana instalasi-nya telah terbangun dan

beroperasi, yaitu;

a. Sampah dibawa ke TPA sekitar 600 ton

b. Ketinggian sampah 5 – 15 m,

c. Terdapat timbangan sampah,

d. Jumlah kendaraan berat dan operator memadai,

e. Anggaran dan perhatian Pemkot yang memadai,

Tabel IV.45 menyajikan estimasi penurunan emisi dan perkiraan biaya untuk

operasional proyek CDM ini.

Page 219: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 201

Tabel IV.45. Penurunan emisi dari flaring gas di TPA I Sukawinatan Palembang

Tahun ∑ sampah utk ∑ emisi TPA I ∑ emisi TPA I ∆ emisi TPA

proyek CDM (Gg) BaU (Gg CH4) mitigasi-4 (Gg CH4) mitigasi-4 (Gg CH4)

2010 125,93 1,16 0,06 1,10

2011 128,17 2,00 0,10 1,90

2012 130,45 2,63 0,13 2,50

2013 132,77 3,11 0,15 2,96

2014 135,13 3,49 0,17 3,32

2015 137,54 3,80 0,18 3,62

2016 139,99 4,07 0,19 3,87

2017 142,48 4,30 0,20 4,09

2018 145,01 4,51 0,21 4,29

2019 147,60 4,70 0,22 4,47

2020 150,22 4,88 0,23 4,65

Diperkirakan, s.d tahun 2020, akan didapat penurunan emisi sebesar 4,65 Gg CH4

atau setara 97.579 ton CO2 eq dari kelompok aksi flaring gas metan di TPA I

Sukawinatan.

e. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -5: Program Penyusunan Perencanaan

Pengelolaan Air Limbah

Sama seperti kelompok aksi miitigasi-1, kelompok aksi mitigasi ini merupakan

kelompok aksi perencanaan, tetapi untuk pengelolaan air limbah. Terdapat 5

kegiatan yaitu;

1) Penyusunan Master Plan Air Limbah 15 kota/kabupaten.,

2) Studi Kelayakan dan DED Septik Tank Komunal,

3) Studi Kelayakan dan DED MCK Komunal,

4) Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal

5) Penyusunan SOP Pengelolaan Septik Tank Komunal

Kegiatan perencanaanaan dilakukan pada tahun 2013, dengan biaya total sebesar

Rp. 13,52 Milyar dari APBN dan APBD.

f. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -6: Program Pembangunan prasarana

Waste Water Treatment Pemukiman

Kelompok aksi ini terdiri dari kegiatan pembangunan prasarana air limbah, terutama

untuk penyediaan septic tank dan MCK, baik pribadi maupun komunal. RPJM

Page 220: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 202

Sumsel menyatakan cakupan layanan air limbah domestik s.d 40% pada tahun

2015. Terdapat 3 kegiatan dalam rencana aksi ini, meliputi;

1. Pembangunan MCK Plus

2. Pemb. MCK Sanimas

3. Pembangunan Septik Tank Komunal

Dalam program kerja Dinas PU CK PPLP selalu terdapat kegiatan pembangunan

MCK Komunal, IPAL Komunal, Tangki septik komunal, sedangkan di Dinas

Kesehatan juga terdapat kegiatan jamban sehat untuk mengejar target penurunan

emisi dari kelompok aksi ini. Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan inti dalam

Program Percepatan Sanitasi Pemukiman. Dengan adanya pekerjaan ini, secara

tidak langsung terdapat migrasi sistem pengolahan on-site black water, dari latrin

menuju ke sistem tangki septik. Dari sini, akan terdapat penurunan emisi sebesar

1,44 Gg CH4 atau 30.228,9 ton CO2 eq dari kegiatan ini seperti tersaji pada tabel

IV.110. Berlokasi di 15 kota/kab., selama 4 tahun, 2014 – 2017, total biaya mitigasi

untuk rencana aksi mitigasi -6 sebesar Rp. 72 Milyar untuk peningkatan layanan air

limbah sekitar 52.000 KK. Biaya mitigasi terhitung sebesar Rp. 2.381.829/ton CO2

eq. Biaya infrastruktur yang mahal merupakan kendala dalam aksi mitigasi ini,

sehingga ditargetkan program bantuan fisik untuk aksi mitigasi ini hanya 38%,

sedangkan 62% lainnya dikejar dari program non-fisik seperti sosialisasi dan

peraturan.

Perhitungan target jumlah KK yang ber-migrasi dari pit-latrine ke tangki septik

adalah sbb:

Rural Urban High Income

Urban Low Income

Komposisi Penduduk per strata 0,54 0,12 0,34

% migrasi latrin ke septik tank 0,09 10% 0,03 0,10

Jumlah penduduk Sumsel 2020 8.984.945 orang

Jumlah penduduk bangun WC/MCK 823.021 orang

Jumlah KK bangun WC (1 rumah @5org)

137.170 KK

38% bantuan pemerintah (fisik) 52.125 KK

Sedangkan target pembangunan fisik bantuan pemerintah, 38%, untuk 52.125 KK

adalah;

Nama Kapasitas per unit

Harga Satuan

Jumlah terbangun

Penduduk Terlayani

Harga Total

Sumber Dana

(KK) (Rp. Juta) (unit) (KK) (Rp. Juta) 1 MCK Plus 200 200 120 24.000 24.000 DAK Sanitasi 2 MCK Sanimas 200 400 60 12.000 24.000 APBN Reg

Page 221: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 203

3 Septik Tank Komunal 1000 1500 16 16.000 24.000 APBN Reg Jumlah: 52.000 72.000

Tabel IV.46. Trendline Penurunan Emisi dari Aksi Migrasi Pit-Latrin ke Septic

Tank

No. Tahun Emisi GRK (Gg CH4) Penurunan Emisi

BAU Mitigasi-6 Gg CH4 1 2010 22,34 22,34 0,00 2 2011 22,76 22,76 0,00 3 2012 23,19 23,19 0,00 4 2013 23,62 23,62 0,00 5 2014 24,06 23,70 0,36 6 2015 24,51 23,79 0,72 7 2016 24,97 23,89 1,08 8 2017 25,44 24,00 1,44 9 2018 25,92 24,48 1,44 10 2019 26,40 24,96 1,44 11 2020 26,90 25,46 1,44 = (ton CO2 eq) 30.228,9

g. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -7: Program Pengelolaan Badan

Air

Program pengelolaan badan air dibuat untuk mengurangi limbah yang masuk ke

badan air. Menjaga badan air berarti menjaga emisi di badan air menjadi minimal.

Terdapat 2 kegiatan dalam kelompok aksi ini yaitu;

1. Sosialisasi prokasih/superkasih dan,

2. Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa dan kolam retensi.

Diperkirakan kelompok aksi ini akan memerlukan biaya sebesar Rp. 18,8 Milyar di

15 kota/kab untuk masa kegiatan selama 8 tahun.

h. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -9: Program Pemberdayaan Kesehatan

Lingkungan dan Masyarakat

Terdapat 4 kegiatan dalam rencana aksi ini yang terkait upaya penurunan emisi

GRK, meliputi;

1. Sosialisasi, Penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Sehat.

2. Pembentukan lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan.

3. PHAST Pasar dan Sekolah.

4. STBM, CLTS dan PHBS

5. Sosialisasi kebersihan dan kesehatan kota (+ sosialisasi pelarangan open

burning).

6. Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).

Page 222: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 204

Dari kelompok aksi ini, diperkirakan akan didapat penurunan emisi sebesar 15.355

ton CO2 eq. dengan biaya total, s.d 2020, sebesar Rp. 53,8 Milyar.

Tabel IV.47. Estimasi Penurunan Emisi Kelompok Aksi Mitigasi-9

No. Tahun Emisi Sampah Domestik (Gg CH4) Penurunan Emisi

BAU Open Burn Mitigasi-9 Gg CH4

1 2010 4,33 4,33 0,00

2 2011 4,38 4,38 0,00

3 2012 4,46 4,46 0,00

4 2013 4,57 4,41 0,17

5 2014 4,66 4,36 0,30

6 2015 4,75 4,34 0,41

7 2016 4,84 4,35 0,49

8 2017 4,93 4,36 0,57

9 2018 5,02 4,40 0,63

10 2019 5,12 4,44 0,68

11 2020 5,22 4,49 0,73

= (ton CO2 eq) 15.355,10

i. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi-10: Program Inventori dan Pengelolaan

Limbah Industri

Dikarenakan pelingkupan dari pokja pusat dan atas pertimbangan keseragaman

dengan provinsi lain, BAU Baseline dan trendline aksi mitigasi sektor limbah industri

belum dihitung. Walaupun begitu, untuk memberi ruang bagi penyempurnaan RAD-

GRK sektor pengelolaan limbah dan sebagai arahan kegiatan/program pada tahun

2013 – 2020, pada RAD-GRK 2012 ini telah dimasukkan rencana aksi yang

menyangkut aspek inventori dan pengelolaan limbah sektor industri.

Bekerjasama dengan asosiasi industri terkait, terdapat beberapa kegiatan dalam

rencana aksi ini, yaitu;

1. Pemantauan dan inventori limbah cair (inlet) dan padat per sektor industri.

2. Sosialisasi Clean Development Mechanism,

3. Standarisasi pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit.

4. Sosialisasi pemanfaatan limbah PKS,

5. Standarisasi bangunan dan perawatan IPAL industri Crum Rubber,

Sektor industri yang paling mendesak untuk diperhatikan adalah Pabrik Kelapa

Sawit. Dengan kapasitas produksi dan nilai COD inlet yang sangat besar, total emisi

GRK dari PKS dapat menjadi sangat tinggi. Terdapat beberapa kegiatan minimasi

emisi dari limbah PKS ini, antara lain;

Page 223: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 205

a. Tandan kosong dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, papan partikel

dan energi.

b. Wet Decanter Solid dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan pakan ternak.

c. Cangkang dapat dimanfaatkan sebagai arang, karbon aktif dan papan

partikel.

d. Serabut dapat dimanfaatkan sebagai pulp, energi dan papan partikel.

e. Limbah cair untuk pupuk dan air irigasi.

f. Air kondensat untuk air umpan broiler.

Sedangkan untuk industri Crum Rubber dan sektor lainnya, perawatan IPAL aerobik

merupakan aksi mitigasi yang realistis dalam menurunkan emisi dari limbah cair

industri. Sedangkan peningkatan aksi 3R/daur-ulang dan komposting, srta

pengurangan aktivitas penimbunan, merupakan aksi yang realistis dalam

menurunkan emisi limbah padat industri.

j. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -11: Program Monitoring dan Evaluasi

Terdapat 10 kegiatan dalam rencana aksi ini, dengan biaya total s.d 2020 sebesar

Rp. 56,62 Milyar, meliputi;

1. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Persampahan.

2. Survey Persampahan Sumsel

3. Monitoring kualitas lingkungan.

4. Pengembangan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium.

5. Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Air Limbah.

6. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Air Limbah.

7. Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Persampahan

8. Inventariasasi GRK, Monitoring dan Evaluasi Mitigasi Penurunan GRK

sektor Pembangunan.

9. Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi

10. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD

terkait aksi mitigasi

k. Kelompok Rencana Aksi Mitigasi -12: Program Non-teknis RAD-GRK

Sektor Limbah

Terdapat 6 kegiatan dalam rencana aksi ini, dengan biaya total s.d 2020 sebesar

Rp. 39,05 Milyar, meliputi;

Page 224: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 206

1. Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten.

2. Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor limbah.

3. Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel.

4. Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Limbah.

5. Pengembangan Kelembagaan Inventarisasi Emisi GRK.

6. Pertemuan Stakeholder RAD-GRK

Tabel IV.48. Rekapitulasi Penurunan Emisi

No. Tahun BAU Penurunan Emisi GRK (Gg CH4) ∑penurunan emisi

(tonCO2eq) Mitigasi-

2

Mitigasi-

3

Mitigasi-

4

Mitigasi-

6

Mitigasi-

8 (Gg CH4) (tonCO2eq) (%)

1 2010 734.948 0,00 0,00 1,10 0,00 0,00 1,10 23.171 3,15%

2 2011 869.604 0,00 0,00 1,90 0,00 0,00 1,90 40.003 4,60%

3 2012 973.349 0,00 0,00 2,50 0,00 0,00 2,50 52.537 5,40%

4 2013 1.056.370 0,14 0,19 2,96 0,00 0,17 3,46 72.654 6,88%

5 2014 1.124.324 0,27 0,50 3,32 0,36 0,30 4,76 99.883 8,88%

6 2015 1.182.424 0,42 0,84 3,62 0,72 0,41 6,01 126.195 10,67%

7 2016 1.233.801 0,58 1,62 3,87 1,08 0,49 7,64 160.528 13,01%

8 2017 1.280.583 0,75 2,20 4,09 1,44 0,57 9,04 189.923 14,83%

9 2018 1.324.223 0,92 2,64 4,29 1,44 0,63 9,92 208.354 15,73%

10 2019 1.365.720 1,11 2,99 4,47 1,44 0,68 10,69 224.477 16,44%

11 2020 1.405.766 1,30 3,27 4,65 1,44 0,73 11,38 239.048 17,00%

Gambar 4.50 Target Penurunan Emisi GRK sektor Sampah/Limbah

Dengan 50 program kegiatan dalam 11 kelompok aksi mitigasi yang direncanakan,

disertai pelaksanaan bertahap sesuai target mitigasi, terlihat baseline mitigasi

terlihat mendatar. Baseline mitigasi yang melandai menunjukkan bahwa aksi

mitigasi sektor pengelolaan limbah mampu menahan laju kenaikan emisi yang

ditunjukkan oleh BAU Baseline. Dihubungkan dengan laju pertumbuhan penduduk,

misalnya kota dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, harus diiringi dengan

peningkatan kegiatan mitigasi yang tinggi juga. Selain itu, aspek perundangan

17,00%

Page 225: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 207

menjadi keberhasilan rencana mitigasi sektor pengelolaan limbah ini. Diharapkan.

Dengan biaya mitigasi sebesar Rp. 542,96 Milyar untuk tahun pelaksanaan 2013 s.d

2020. Akan tetapi, dengan keterbatasan APBD, diharapkan bantuan APBN untuk

mensukseskan RAD-GRK ini.

4.3. Skala Prioritas

4.3.1. Pertanian

Perubahan iklim akibat emisi GRK merupakan persoalan yang kompleks sehingga

perlu upaya penanganan yang bersifat holistik. Oleh karena itu, program prioritas

daerah dalam dokumen Rencana Aksi Daerah tentang Penurunan Emisi Gas

Rumah Kaca di Provinsi Sumatera Selatan diselaraskan dengan program/kegiatan

yang sudah disusun oleh daerah yang dalam hal ini diwadahi didalam beberapa

kebijakan perencanaan pembangunan daerah, meliputi Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta Rencana Strategis

Sektoral, seperti yang telah dijelaskan dalam Bab II. Dengan memperhatikan

pokok-pokok tersebut, maka disusun prioritas seperti pada Tabel IV.49.

Tabel IV.49. Prioritas strategi mitigasi Pertanian GRK di Provinsi Sumatera

Selatan

Sumber Emisi Prioritas Strategi Mitigasi

Sawah (irigasi.

Lebak. Pasut)

1. Perbaikan dan optimalisasi sistem irigasi.

2. Implementasi budidaya padi berbasis System Rice Intensification (SRI),

3. Penanaman padi varietas rendah emisi,

4. Pengembangan padi organik,

5. Pengembangan pemupukan spesifik lokasi,

6. Penyuluhan dan edukasi.

Pembakaran Limbah

Pertanian

1. Pengembangan pertanian organik

2. Pemanfaatan jerami padi dan biomassa tebu untuk kompos. Kompos

yang dihasilkan dapat digunakan sendiri oleh petani padi dan petani

tebu atau juga dijual untuk sumber pendapatan tambahan,

3. Pembenaman langsung jerami pada biomassa tebu ke tanah setelah

dicacah terlebih dahulu sebagai sumber bahan organik tanah,

4. Pemanfaatan jerami padi untuk pakan ternak diperkaya,

5. Penyuluhan dan edukasi

Ternak

1. Penggunaan dan pengembangan pakan ternak rendah emisi.

2. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber biogas,

3. Seleksi genetik sapi yang mempunyai produktivitas tinggi,

4. Penyuluhan dan edukasi.

Page 226: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 208

Tabel IV.50. Matriks RAD – GRK Sektor Pertanian

No. Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline thn 2020

(ton CO2eq)

Perkiraan Biaya Mitigasi Perkiraan

Biaya Penurunan Emisi (Rp.

jt/ton CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Rp. Juta Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9)

A. Program Minimasi Emisi CO2 dari Sawah

9,223,324.17 2,047,923 0.22

1 Perbaikan dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

- 1,038,739 APBD, APBN

- 2020 2013

Ditjen PSP, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas PU Pengairan Prov/Kab/Kota

2 Implementasi Budidaya Padi Metode SRI

4,465,274 185,124 APBN 0.04 2020 2013

Ditjen PSP, Satker Dinas PU Pengairan Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

3 Pengembangan Sumberdaya Air untuk Padi

- 9,606 APBN - 2020 2013

Satker Dinas PU Pengairan Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

4

Pembangunan Embung/Dam Parit (Konservasi dan Antisipasi Anomali Iklim)

- 13,723 APBN - 2013 2013

Satker Dinas PU Pengairan Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pupuk Organik

- 6,004 APBD, APBN

- 2013 2013 Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

6 Pengadaan Benih Padi Rendah Emisi (Ciherang)

13,140,399 313,583 APBN 0.02 2020 2013 Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

7

Pengadaan Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN)

- 481,144 APBD - 2013 2013 Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

B.

Program Pengelolaan Jerami Tanpa Bakar

168,197.87 2,745 0.0163

1 Pengembangan Pertanian Organik

- 172 APBN, APBD

- 2020 2011 Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

2

Pengadaan Sarana Pembuatan Pupuk Organik (Pencacah Jerami, Rumah, dsb)

- 2,573 APBN, APBD

- 2020 2011 Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

C. Program Mitigasi Emisi GRK Asal Ternak

4,191,174.46 32,392 0.0077

1 Recovery Gas Metan Asal Kotoran Ternak

385,385 16,000 APBN, APBD

0.0415 2015 2012 Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

2 Fasilitasi UPTD BIB

- 9,721 APBD - 2020 2013 Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

3 Pengembangan Pakan Ternak Rendah Emisi

3,805,789 3,431 APBN, APBD

0.0009 2020 2013 Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

4 Pembinaan Pengolahan Hasil

- 2,287 APBD - 2020 2013 Satker Dinas Peternakan

Page 227: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 209

No. Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline thn 2020

(ton CO2eq)

Perkiraan Biaya Mitigasi Perkiraan

Biaya Penurunan Emisi (Rp.

jt/ton CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Rp. Juta Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9)

Peternakan Prov/Kab/Kota

5

Penyusunan SOP Pengelolaan Kotoran Ternak Ramah Lingkungan

- 457 APBD - 2020 2013 Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

6

Sosialisasi penggunaan anaerobic treatment bioreactor dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai kompos

- 497 APBD - 2020 2013 Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

D.

Program Pemberdayaan dan Sadar Lingkungan

- 343.08 -

1 Pengengembangan Sekolah Lapang Iklim

- 343.08 APBD - 2020 2013

Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan, Penddidikan Prov/Kab/Kota

E. Program Monitoring dan Evaluasi

- 63,368.55 -

1

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Aksi Mitigasi Penurunan GRK

- 20,013 APBN - 2013 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

2

Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi

- 26,154 APBD - 2013 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

3

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD

- 17,202 APBD - 2013 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

F. Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Pertanian

- 49,101.24 -

1 Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten

- 1,715 APBN. APBD

- 2020 2013 Bappeda Prov

2 Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor Pertanian

- 12,865 APBN. APBD

- 2014 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

3 Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel

- 9,149 APBN. APBD

- 2014 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

4

Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Pertanian

- 1,000 APBD - 2013 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

5

Pembentukan Sekretariat dan Data base RAD-GRK Sektor Pertanian

- 1,500 APBD - 2013 2013

Bappeda, Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

Page 228: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 210

No. Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline thn 2020

(ton CO2eq)

Perkiraan Biaya Mitigasi Perkiraan

Biaya Penurunan Emisi (Rp.

jt/ton CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Rp. Juta Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9)

6 Pertemuan Stakeholder RAD-GRK

- 11,436 APBD - 2020 2013 Bappeda Prov

7 Penyuluhan dan Edukasi Petani

- 11,436 APBD - 2015 2013

Satker Dinas Peternakan, Tanaman Pangan Prov/Kab/Kota

Total kegiatan 26 kegiatan

Total Penurunan emisi terhitung 9,608,709.33 tonCO2eq

BAU Emisi 2020 14,363,132.66 tonCO2eq

Persentase penurunan emisi ter-estimasi 66.90 %

Total Biaya Mitigasi 2,195,873 (Rp. Juta)

Page 229: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 211

Tabel IV.51. Matriks Skala Prioritas Sektor Pertanian

Kriteria Satuan Aksi Mitigasi -1: Aksi Mitigasi -2: Aksi Mitigasi -3:

Program Minimasi Emisi CO2 dari Sawah

Program Mitigasi Emisi GRK Asal Ternak

Program Pengelolaan Jerami Tanpa Bakar

Jumlah penurunan emisi ton CO2

eq 9,223,324.1743

4,191,174.4590 168,197.8671

Biaya mitigasi Rp. (juta) 2,047,923.2028 32,392.3845 2,744.6131

Biaya penurunan emisi Rp. jt/ton 0.2220 0.0077 0.0163

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif

1. Mengurangi emisi metan sehingga mengurangi dampak terhadap lingkungan,

1. Mengurangi emisi metan Mempertahankan zero burning dengan memanfaatkan biomassa tanaman untuk sumber bahan organik tanah

2. Efisiensi sumberdaya air dengan tetap mempertahankan produktivitas padi

2. Metan dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif

3. Mempertahankan atau bahkan meningkatkan cadangan C tanah sawah melalui memanfaatkan jerami padi sebagai sumber bahan organik

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Kriteria Satuan Aksi Mitigasi -4: Aksi Mitigasi -5: Aksi Mitigasi -6:

Program Pemberdayaan dan Sadar Lingkungan

Program Monitoring dan Evaluasi

Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Pertanian

Jumlah penurunan emisi ton CO2

eq -

- -

Biaya mitigasi Rp. (juta) 343.077 63,368.552 49,101.244

Biaya penurunan emisi Rp./ton - - -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Awareness campaign Advokasi implementasi program dan kegiatan, evaluuasi dan perbaikan program kegiatan

Capacity building baik kelembagaan maupun personal terkait RAD-GRK

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Page 230: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 212

4.3.2. Kehutanan dan Lahan Gambut

Tabel IV.52. Matriks RAD – GRK Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

No. Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline thn 2020 (ton CO2eq)

Perkiraan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi

(Rp. jt/ton CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Keterangan Rp(juta) Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9) (10)

A. Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa

(400,863.99) 65,415 APBDP, APBN 0.1632 2020 2013 Dinas PU Pengairan

Pemeliharaan jaringan rawa untuk kepentingan pertanian di lahan gambut dalam rangka Sumsel Lubung Pangan

B. Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

(24,982.84) 4,786 APBDP 0.1916 2020 2013 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pemeliharaan jaringan rawa untuk kepentingan pertanian di lahan gambut dalam rangka Sumsel Lubung Pangan

C.

Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura

(4,891,985.62) 19,146 APBDP 0.0039 2020 2013 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pemeliharaan jaringan rawa untuk kepentingan pertanian di lahan gambut dalam rangka Sumsel Lubung Pangan

D. Program Perlindungan Hutan dan Konservasi SDH

6,451,438.57 32,982 APBDP 0.0051 2020 2013 Dinas Kehutanan, BKSDA

Kegiatan dilakukan pada zonasi Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Suaka Alam Laut

E. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut

57,953,515.76 122,144 APBD, APBN 0.0021 2020 2013 Dinas Kehutanan, BPDAS, BKSDA

Kegiatan dilakukan pada zonasi Hutan Lindung, Hutan Suaka Alam, Hutan Suaka Alam Laut

F.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

2,726,036.69 20,010 APBDP 0.0073 2020 2013 Dinas Perkebunan

Kegiatan ditujukan pada Hutan Rakyat

G. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

75,609,094.27 27,771 APBDP, APBN 0.0004 2020 2013 Dinas Kehutanan, BPDAS.

Kegiatan berupa perhutanan sosial, seperti hutan kemasyarakatan

H. Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan

35,877,571.27 2,072,360 APBDK,

APBDP, APBN 0.0578 2020 2013

Dinas Perkebunan

Kegiatan ditujukan membantu perkebunan rakyat (karet, kelapa sawit, dan kopi)

Total 173,299,824.11 2,364,613.11

Page 231: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 213

Tabel IV.53. Matriks Skala Prioritas Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Contoh Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi I : Peningkatan,

Rehabilitasi, Operasi, dan

Pemeliharaan Jaringan

Reklamasi Rawa

Aksi Mitigasi II: Pengelolaan

Lahan Gambut untuk pertanian

berkelanjutan

Aksi Mitigasi III : Pengembangan

Pengelolaan lahan pertanian di lahan

gambut terlantar dan terdegradasi

untuk mendukung sub sektor

perkebunan, peternakan dan

hortikultura

Aksi Mitigasi IV : Program

Perlindungan Hutan dan

Konservasi SDH

Potensi Mitigasi (Jumlah Penurunan

Emisi) Ton CO2 eq (400,863.99) (24,982.84) (4,891,985.62) 6,451,438.57

Biaya Mitigasi Rp (Juta) 65,415 4,786 19,146 32,982

Biaya Mitigasi (biaya penurunan

emisi per ton CO2eq) Rp/ton 163,184.04 191,590.81 3,913.73 5,112.30

Konsistensi Dengan Tujuan

Lingkungan Hidup

- meningkatkan produktivitas

pangan dan menjaga

keberadaan lahan gambut

(rawa) sebagai sumber

pengairan bagi pertanian

- Mewujudkan daerah surplus pangan

yang berkelanjutan dan komoditas

perdagangan yang berdaya saing

tinggi

- pemanfaatan lahan terbuka terlantar

(semak belukar, tanah terbuka dan

rumput) untuk pertanian

Membangun pertanian terutama pangan

dan perkebunan berskala teknis dan

ekonomis dengan infrastruktur yang cukup

dan penerapan teknologi tepat guna

penurunan jumlah hot spot

kebakaran hutan dan lahan,

dan berkurangnya gangguan

terhadap kawasan hutan.

Keberlanjutan Pilihan secara jangka

panjang Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Kelayakan : Teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Hasil Penilaian Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Page 232: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 214

Contoh Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi V : Program

Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Gambut

Aksi Mitigasi VI : Program Peningkatan Ketahanan

Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri

Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

Aksi Mitigasi VII : Program

Pemanfaatan Potensi Sumber

Daya Hutan

Aksi Mitigasi VIII : Program

Pengembangan Sentra-sentra

Produksi Perkebunan

Potensi Mitigasi (Jumlah

Penurunan Emisi)

Ton

CO2 eq 57,953,515.76 2,726,036.69 75,609,094.27 35,877,571.27

Biaya Mitigasi Rp

(Juta) 122,143.53 20,010.45 27,770.81 2,072,359.64

Biaya Mitigasi (biaya

penurunan emisi per ton

CO2eq)

Rp/ton 2,107.61 7,340.49 367.29 57,761.98

Konsistensi Dengan Tujuan

Lingkungan Hidup

meningkatkan rehabilitasi hutan dan

lahan sehingga dapat mengurangi

resiko bencana alam, dan

kesejahteraan masyarakat dalam

usaha komoditas kehutanan lebih

meningkat

Persentase berkembangnya pola kemitraan dengan

masyarakat melalui pengembangan hutan tanaman

- Terjaminnya kepastian kawasan

hutan sehingga dapat berfungsi

secara optimal, dan potensi

sumber daya hutan dapat

termanfa-atkan secara lebih

optimal

- menghijaukan lahan terbuka

sebagai Hutan Tanaman

meningkatkan produktivitas

perkebunan rakyat (karet,

kelapa sawit dan kopi)

Keberlanjutan Pilihan secara

jangka panjang Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Kelayakan : Teknik,

ekonomi, sosial Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Hasil Penilaian Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Page 233: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 215

4.3.3. Energi

Skala Prioritas Aksi Mitigasi pada sektor Energi adalah:

a. Pemanfaatan energi terbarukan rendah emisi GRK seperti energi air, energi

panas bumi dn energi surya

b. Meningkatkan pemanfaatan limbah organik (seperti limbah pertanian,

perkebunan) untuk menjadai bahan bakar seperti boiler, guna menekan

konsumse bahan bakar minyak dan gas. Juga meningkatkan pemanfaatan

limbah organik dari kotoran hewan untuk dijadikan biogas (gas metana,

CH4). Sebagai bahan bakar gas.

c. Penghematan konsumsi energi listrik oleh masyarakat, sektor komersial dan

industry untuk kebutuhan penerangan, AC, pemanas dll.

d. Efisiensi peralatan proses sehingga dalam industri

Tabel IV.54. Matriks RAD – GRK Sektor Energi

No Kegiatan Inti

Jumlah

Penurunan

Emisi dari

Baseline

Tahun

2010 (ton

CO2e)

Perhitungan Biaya

Mitigasi Perkiraan

Biaya

Penurunan

Emisi (Rp

juta /ton

CO2e)

Perkiraan

Waktu

Penyelesaian

Kegiatan

(Tahun)

Mulai

Pelaksanaan

(tgl/bln/th)

Pelaksana Keterangan Rp.

(juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9)

A SEKTOR ENERGI

I

Kebijakan yang

dilaksanakan

untuk menunjang

RAD-GRK

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

1.

Penyuluhan hemat

energy (100

peserta)

0

1.000

per

tahun

APBD - 2013-2020 2013

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

2

Pembinaan dan

Pengawasan

Pengusahaan

Ketenagalistrikan

Lintas

Kabupaten/Kota

0 200 per

tahun APBD - 2013-2020 2013

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

3

Audit Energi pada

gedung pemerintah

(2 instansi)

0 600 per

tahun APBD - 2013-2020 2013

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

4

Pengembangan

Potensi dan

Kecukupan Bahan

bakar (15 kab/kota)

0 200 APBD - 2013-2020 2013

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

5

Pembinaan dan

Monitoring

Pengusahaan

panas Bumi (2

WKP)

0 100

Page 234: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 216

No Kegiatan Inti

Jumlah

Penurunan

Emisi dari

Baseline

Tahun

2010 (ton

CO2e)

Perhitungan Biaya

Mitigasi Perkiraan

Biaya

Penurunan

Emisi (Rp

juta /ton

CO2e)

Perkiraan

Waktu

Penyelesaian

Kegiatan

(Tahun)

Mulai

Pelaksanaan

(tgl/bln/th)

Pelaksana Keterangan Rp.

(juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (50 (6) (7) (8) (9)

6

Sosialisasi

Pemanfaatan

konversi energy

gas dan LPG 3 kg

0 100

pertahun APBD - 2013-2020 2012

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

7

Inventarisasi dan

evaluasi

perkembanga

kondisi PLTS dan

PLTMH terpasang

(5 kab/kota)

0 200

pertahun APBD - 2013-2020 2012

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

II

Implementasi

Teknis

Penurunan Emisi

GRK

1

Peningkatkan

pembangunan

Pembangkit Listrik

Tenaga Surya

(PLTS)

Pengadaan

dan

Pemasangan

Pembangkit

Listrik Tenaga

Surya (PLTS)

280 unit @ 50

W di Ogan Ilir

15,12

16,20

1.991

2.000

APBD

APBD

131,68

123,45

2012

2013

2012

2012

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

Potensi sinar

matahari

Sumsel :

50x109 MW

280 unit

(2012)

300 unit

(2013)

Reduksi CO2

: 1,08 ton/kW

2

Pembangunan

Pembangkit Listrik

Tanaga Panas

Bumi (PLTP)

Pembangunan dan

opersi PLTP Lumut

Balai Muara Enim

(kap 2 x 55 MW)

54.000.000

APBN

dan

swasta

2016

2014

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

Lumut Balai

(ME)

direncanakan

1x 55 MW

3

Peningkatkan

pembangunan

Pembangkit Listrik

Tenaga Mikrohidro

(PLTMH)

Pembangunan

PLTMH Kap 8

kW di Desa

Tunggul Bute

Unit Ke-2 di

Kab. Lahat

(tahun 2012).

Tahun

berikutnya

akan dibangun

di tempat2

lainnya yang

layak

301,6

3.600

(2012)

4.000

(2013-

2017)

11,94

APBD

2012-2020

202

Dinas

Pertambangan

dan Energi

Sumsel

Potensi

mikrohidro :

Muara Enim

(S. Lematang

32,2 MW, S.

Enim 47

MW),

OKUS :

(Danau

Ranau 34

MW)

Reduksi CO2

: 3,77 ton/kW

Program

dilakukan

sampai tahun

2017

Page 235: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 217

Tabel IV.55. Matriks Skala Prioritas Sektor Energi

Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi -1: Aksi Mitigasi -2: Aksi Mitigasi -3:

Penyuluhan hemat energy (100 peserta) Pembinaan dan Pengawasan

Pengusahaan Ketenagalistrikan Lintas Kabupaten/Kota

Audit Energi pada gedung pemerintah (2 instansi)

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq 0 0 0

Biaya mitigasi Rp. (juta) 1.000 200 per tahun 600 per tahun

Biaya penurunan emisi Rp./ton - - -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Perbaikan pembinaan dan pengawasan ketenaga listrikan listas kab dan kota di Sumsel

Mengurangi dampak negatif dari pemborosan energi

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi -4: Aksi Mitigasi -5: Aksi Mitigasi -6:

Pengembangan Potensi dan Kecukupan Bahan bakar (15 kab/kota)

Pembinaan dan Monitoring Pengusahaan panas Bumi (2 WKP)

Sosialisasi Pemanfaatan konversi energy gas dan LPG 3 kg

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq 0 0 0

Biaya mitigasi Rp. (juta) 200 100 100 per tahun

Biaya penurunan emisi Rp./ton - - -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Mengembangkan potensi energy an kecukupan bahan bakar sehingga krisis

energy dapat dihindari

Pengusahaan panas bumi tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

hidup

Reduksi emisi GRK untuk perlindungan lingkungan hidup, karena emisi lebih

rendah pada LLPG

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Page 236: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 218

Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi -7: Aksi Mitigasi -8: Aksi Mitigasi -9:

Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5

kab/kota)

Pengadaan dan Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

(PLTS)

Pembangunan dan operasi PLTP Lumut Balai Muara Enim (kap 2 x 55

MW)

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq 0 15.12 54.000.000

Biaya mitigasi Rp. (juta) 200 1.991 sd 2.000 per tahun -

Biaya penurunan emisi Rp. juta/ton 123 - 132 -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Mengurasi emisi dan perlindungan kualitas lingkungan hidup, melalui pengadaan energy rendah emisi

Mengurangi emisi GRK melalui produksi energy dari PLTS

Mengurangi emisi GRK guna perlindungan kualitas lingkungan

sebagai akibat pemanfaatan eneergi panas bumi sebagai pengganti energy

dari fosil.

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi -10: Aksi Mitigasi -11:

Pembangunan PLTMH Kap 8 kW di Desa Tunggul Bute Unit Ke-2 di Kab.

Lahat (tahun 2012).Tahun berikutnya akan dibangun di tempat2 lainnya yang layak

Penghematan listrk pada peralatan listrik, penerangan dll

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq 301,6 105 sd 124 juta ton -

Biaya mitigasi Rp. (juta) 3.600 sd 4.000 per tahun -

Biaya penurunan emisi Rp./ton -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Reduksi emisi GRK guna perlindungan

lingkungan hidup

Penurunan emisi GRK disebabkan adanya penghematan pemakaian

energy listrik pada peralatan elektrik dan penerangan

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi

Page 237: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 219

4.3.4. Transportasi

Tabel IV.56. Matriks RAD – GRK Sektor Transportasi

B SEKTOR TRANSPORTASI

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi

(Rp/ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian

Kegiatan (Tahun)

Mulai Pelaksanaan

(tgl/bln/th) Pelaksana Keterangan

Rp. (juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

TURUNAN DARI RAN GRK

1 Kampanye penggunaan BBG utk angkutan umum

43000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

2 ITS 260000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

3 Traffic Impact Control (Andal lalin) 20000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

4 Penetapan Manajemen Parkir 90000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

5 Reformasi Sistem Transit (BRT) 170000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

6 Peremajaan Angkutan Umum 30000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

7 Pemasangan Converter Kit 4000 - APBN

2010-2014

Kemenhub

8 Pelatihan Smart Driving 166,7 - APBN

2010-2014

Kemenhub

9 Membangun NMT (pedestrian dan jalur sepeda)

17500 - APBN

2010-2014

Kemenhub

10 Peningkatan Jalan 33300 - APBN

2010-2014

Kemenhub

Jumlah 667966,7

MITIGASI SUMSEL

1 Park and Ride, 4 lokasi 20283.05 40 APBD

2010-2014

Dishub

2 Mengembangkan Jaringan BRT/monorail 50.000. APBD 2010-2014

Dishub

3 Promosi/ Campaign for Clean Air Transport;

1.000. APBD 2010-2014

Dishub

Page 238: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 220

B SEKTOR TRANSPORTASI

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi

(Rp/ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian

Kegiatan (Tahun)

Mulai Pelaksanaan

(tgl/bln/th) Pelaksana Keterangan

Rp. (juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

4 Membangun Infrastruktur untuk pejalan kaki dan Pesepeda

8935.2 4.000.0 APBD

2010-2014

Dishub

5.. Moda Jalan: Mendorong Modal shift ke Angkutan Umum dengan cara

a.

Peningkatan Transportasi Multimoda 1.2 APBD 1,85 2013-2014 2013 Dinas

Perhubungan

a) membuka jaringan jalan dan jalan tol baru (2012-2015) Membantu kerjasama PT. Jasamarga di daerah dengan Perusahaan Daerah (BUMD)

Betung – Batas Jambi : 198 km (60 km full standard : 138 km HGH) ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

Kayu Agung – Pematang Panggang : 186 km ( 40 km full standard : 146 HGH) ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

Prabumulih - Palembang : 93 km : 93 km full standard ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

Palembang - TAA : 70 km : HGH : 70 km (full standart : 2 km) ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

b. Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di daerah Gunung medan untuk Stock Pile

1.2 APBD 1,05 2013-2015 2013 Dinas

Perhubungan

c. Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di Stasiun Simpang, Keramasan

1.200. APBD

2013-2015 2013 Dinas

Perhubungan

Page 239: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 221

B SEKTOR TRANSPORTASI

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi

(Rp/ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian

Kegiatan (Tahun)

Mulai Pelaksanaan

(tgl/bln/th) Pelaksana Keterangan

Rp. (juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

d. Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di Stasiun Kertapati, Keramasan

Rp. 1.200 APBD

2013-2015 2013 Dinas

Perhubungan

e. Pengembangan Angkutan Sungai: Study DED Pembangunan Lock and Dam

Rp. 1.200 APBD 2,13 2013-2015 2013 Dinas

Perhubungan

f. Mendirikan Dredging Company dan membuat dredging program

Rp. 500. APBD 0,89 2013-2015 2013 Dinas

Perhubungan

g. Memelihara Kemampuan sungai untuk dilayari (navigability)

Rp. 500. APBD 0,89 2013-2015 2013 Dinas

Perhubungan

PENDUKUNG SDM (CAPACITY BUILDING)

KEGIATAN PENDUKUNG NASIONAL

1 Pengujian seluruh kendaraan bermotor termasuk kendaraan pribadi dan sepeda motor

2010-2020 2010 Kemenhub

Terlaksananya pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) bagi kota/kab yang belum memiliki unit

2

2010-2020 2010 Kemenhub

Terlaksanannya pengujian seluruh kendaraan agar tdk ada yang melebihi batas emisi

3 Penerapan Standar Emisi CO2 untuk mbl penumpang

2010-2020 2010 Kemenhub Terlaksananya Standar Emisi CO2 untuk mbl penumpang

Page 240: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 222

B SEKTOR TRANSPORTASI

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi

(Rp/ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian

Kegiatan (Tahun)

Mulai Pelaksanaan

(tgl/bln/th) Pelaksana Keterangan

Rp. (juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

4 Pengembangan SIstem Logistik Modern

2010-2020 2010 Kemenhub

Tersedianya paket system logistic modern untuk mengurangi km kendaraan perjalanan

5 Penerapan Car Lebelling untuk setiap kendaraan

2010-2020 2010 Kemenhub

Penerapan Car Lebelling untuk setiap kendaraan dan jenis BBM yg digunakan

6 Penerapan Pajak Kendaraan berdasarkan tingkat emisi

2010-2014 2010 Kemenhub

Terlaksananya Pajak Kendaraan berdasarkan tingkat emisi setiap 5 tahun untuk mendorong penggunaan angkutan umum

7 Penanaman Pohon di pinggir Jalan Nasional sepanjang 10000km

2010-2014 2010 Kemen PU Penghijauan di pinggir Jalan sepanjang Nasional

SUMATERA SELATAN

1 Mengirim Student ke Hydraulic Laboratory, Antwerpen, Belgium

Rp. 1.200 APBD

Dishub

2 Membuat kebijakan untuk Multimoda Transport:

- 980 APBD

2010-2014

Dishub

3 Pencatatan rutin Emisi Transportasi di Sumatera Selatan (Inventory)

Rp. 1.500. APBD

5 tahun 2013 Dinas

Perhubungan

4 Capacity Building Pemda Sumsel

APBD

Bappeda Provinsi

Page 241: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 223

B SEKTOR TRANSPORTASI

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari

Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi

(Rp/ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian

Kegiatan (Tahun)

Mulai Pelaksanaan

(tgl/bln/th) Pelaksana Keterangan

Rp. (juta) Sumber

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

5 Centre of Excellence for Multimodal Transport

Rp. 600 APBD

Litbangda nov Sumsel

a) Membangun Multimodal Organization

b) Membangun CO2 Emission data base

Page 242: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 224

4.3.5. Industri

Tabel IV.57. Matriks RAD – GRK sektor Industri

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline

Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya

Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu

Penyelesaian Kegiatan

(Tahun)

Mulai Pelaksan

aan (tgl/bln/th

)

Pelaksana Ket

A SEKTOR INDUSTRI

(juta) sumber

I

Program Peningkatan

kapasitas IPTEK dalam

system produksi

Dinas

Pertambangan dan Energi

Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri CPO

1.305 5.350 APBN 4 7 tahun Jan 2013-

2020

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri Makanan dan Minuman (Industri Menengah Besar)

26.000 5.350 APBN 0,21 7 tahun Jan 2013 -

2020

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri batubata (IKM)

1400 4.000 APBD 2,85 5 tahun 2013-2018

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

2 Program pengembangan IKM

Sosialisasi produksi bersih bagi IKM

- 5.550 APBD - 3 tahun Jan 2013-

2020

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Sosialisasi konservasi energy bagi industry kecil menengah (IKM) di Sumsel

4.000 APBD 3 tahun 2013-2020

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Penerapan penggunaan biomassa sebagai ganti penggunaan listrik pada industry bata

9.085,14 5100 APBD 0,57 3 tahun 2014-2017

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Page 243: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 225

No Kegiatan Inti

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline

Tahun 2010 (ton CO2e)

Perhitungan Biaya Mitigasi

Perkiraan Biaya

Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu

Penyelesaian Kegiatan

(Tahun)

Mulai Pelaksan

aan (tgl/bln/th

)

Pelaksana Ket

3

Program Peningkatan Kemampuan

Teknologi Industri

Bantuan peralatan produksi hemat energy bagi IKM

7500 APBD 3 tahun 2013-2016

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Bimbingan Teknis pengoperasian peralatan hemat energy

4000 APBD 3 tahun 2013-2016

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

4

Program Monitoring dan Evaluasi RAD-

GRK

Monev penerapan bahan bakar ramah lingkungan pada Industri Menengah dan Besar (Crumb Rubber dan CPO)

2.900 APBD 6 tahun 2014-2020

Monev penerapan bahan bakar ramah lingkungan pada Industri Kecil dan Menengah (IKM)

3.100 APBD 6 tahun 2014-2020

Page 244: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 226

Tabel IV.58. Matriks Skala Prioritas Sektor Industri

Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi -1: Aksi Mitigasi -2: Aksi Mitigasi -3:

Program Peningkatan Kapasitas IPTEK dan sistem produksi

Program Penegmbangan IKM Program Pengembangan IKM

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq 28.705 9.085 -

Biaya mitigasi Rp. (juta) 14.700 5.100 9.550-

Biaya penurunan emisi Juta Rp./ton 7.06 0,57 -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif - Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternative pada industry CPO

- Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternative pada industri Makanan dan Minuman

- Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternative pada industri Kecil menengah (IKM) batu bata

- Penerapan penggunaan biomassa (kayu bakar) sebagai ganti penggunaan listrik

- Sosialisasi Produksi Bersih bagi IKM di Sumsel

- Sosialisasi Konservasi energy bagi industry Kecil Menengah (IKM) di Sumsel

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Kriteria Satuan

Aksi Mitigasi -4: Aksi Mitigasi -5:

Program Peningkatan Kemampuan Teknoogi Industri

Program Monitoring dan Evaluasi RAD-GRK

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq - -

Biaya mitigasi Rp. (juta) 11.500 6.000

Biaya penurunan emisi Juta Rp./ton -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif - Bantuan peralatan produksi hemat energy bagi IKM

- Bimbingan Teknis Pengoperasian peralatan hemat energi

- Monev penerapan bahan bakar ramah lingkungan pada Industri Menengah dan Besar (crumb rubber dan CPO)

-

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi

Page 245: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 227

4.3.6. Sampah/Limbah

Tabel IV.57. Matriks RAD – GRK Sektor Pengelolaan Limbah

1. Bidang : Pengelolaan Limbah 2. Sub-bidang : 3. Penanggung Jawab : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan

No.

Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi

dari Baseline 2020 (tonCO2eq)*

Perkiraan Biaya Mitigasi Biaya Penurunan Emisi (Rp./ton

CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Rp(juta) Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9)

A. Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan — 23.750 —

1 Penyusunan Master Plan Persampahan 15 kota/kab. 9.000 APBD Prov.; APBN 2014 2011 Satker PLP

2 Penyusunan Studi Kelayakan dan DED TPA 15 kota/kab 7.500 APBD K/K 2014 2011 PU CK K/K

3 Penyusunan AMDAL TPA 10 kota/kab 2.500 APBD K/K 2014 2011 PU CK K/K

4 Perencanaan Teknik TPST 3R 2.250 APBD K/K 2014 2011 PU CK K/K

B. Program Minimasi Sampah dengan prinsip 3R 27.203 88.100 3.238.631

1 Pembangunan TPS Terpadu (TPST) 55.500 APBD K/K; APBD Prov.;

APBN 2020 2013

Satker PLP, PU CK K/K BLH Prov.(pilot project)

2 Sosialisasi 3 R dan Pemilahan Sampah 9.000 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013 Satker PLP, BLH Prov.

3 Pendirian Bank Sampah 6.000 APBD K/K; APBN 2020 2013 BLH K/K

4 Bantuan Sarana dan Bimtek Komposting Sampah Domestik untuk Reklamasi Tambang (pola Kemitraan)

1.600 APBD Prov.; APBN

2020 2013 BLH Prov.

5 Komposting sampah organik pedesaan dengan sistem gali-timbun (kearifan lokal sumsel)

6.400 APBD K/K; APBD Prov.

2020 2013 BLH K/K & BLH Prov.

6 Program Kampung Iklim dan Integrasi 3R - CSR Swasta

9.600 APBD Prov; APBN;

2020 2013 BLH Prov.

C. Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan 68.682 103.515 1.507.512

1 Rehabilitasi/Pembangunan TPA Un-managed Deep menjadi Semi-aerobic Landfill di 15 kota/kab.

50.000 APBD K/K; APBN 2015 2013 Satker PLP, PU CK K/K

2 Operasional TPA semi-aerobic di 15 kota/kab; dan pengadaan tanah timbun

68.682 53.515 APBD K/K 2020 2013 DKP K/K

3 Penambahan sarana - prasarana persampahan 52.500 APBD K/K; APBN 2020 2013 DKP K/K

D. Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah 97.579 16.000 163.970

1 Recovery gas metan di TPA I Sukawinatan (CDM-Project) 97.579 16.000 APBD K/K; APBN 2020 2013 DKP Plbg, swasta

E. Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah — 14.020 —

1 Penyusunan Master Plan Air Limbah 15 kota/kabupaten 9.000 APBD Prov.; APBN 2013 2013 Satker. PLP

Page 246: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 228

No.

Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi

dari Baseline 2020 (tonCO2eq)*

Perkiraan Biaya Mitigasi Biaya Penurunan Emisi (Rp./ton

CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Rp(juta) Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9)

2 Studi Kelayakan dan Septik Tank Komunal 1.000 APBD Prov.; APBD K/K 2013 2013 PU CK K/K

3 Studi Kelayakan & DED MCK Sanimas 3.750 APBD Prov.; APBD K/K 2013 2013 PU CK K/K

4 Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal 250 APBD K/K; APBD Prov. 2013 2013 BLH Prov.

5 Penyusunan SOP Pengelolaan IPAL Komunal 20 APBD K/K 2014 2014 BLH K/K

F. Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman 30.229 72.000 2.381.829

1 Pembangunan MCK Plus 24.000 APBD K/K; APBN 2020 2013 PU CK K/K

2 Pemb. MCK Komunal Sanimas 24.000 APBN 2014 2014 Satker. PLP

3 Pembangunan Septik Tank Komunal 24.000 APBD Prov. 2015 2015

Satker. PLP; PU CK K/K

G. Program Pengelolaan Badan Air — 18.800 —

1 Sosialisasi prokasih/superkasih 6.000 APBD K/K 2020 2013 BLH K/K

2 Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa & kolam retensi.

12.800 APBD K/K; APBD Prov.; APBN

2020 2013 BLH K/K & BLH Prov.

H. Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat 15.355 53.800 3.503.721

1 Sosialisasi, Penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Sehat 6.000 APBD K/K 2020 2013 Dinkes K/K

2 Pembentukan lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan 3.600 APBD K/K 2020 2013 Dinkes K/K

3 PHAST Pasar, Sekolah

22.800 APBD Prov., APBN

2020 2013

Dinkes Prov., Dinkes K/K

4 STBM, CLTS, PHBS

13.000 APBD Prov., APBN

2020 2013

Dinkes Prov., Dinkes K/K

5 Sosialisasi kebersihan dan kesehatan kota dan pelarangan open burning 15.355 1.200 APBD Prov. 2020 2013 BLH Prov.

6 Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) 7.200 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013 BLH K/K & BLH Prov.

J. Program Inventori dan Pengelolaan Limbah Industri

4.800

1 Pemantauan dan inventori limbah cair (inlet) dan padat per sektor industri.

2.000 APBD Prov.

2020 2013 BLH Prov.

2 Sosialisasi Clean Development Mechanism

1.200 APBD Prov.

2020 2013 BLH Prov., asosiasi industri

3 Standarisasi pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

200 APBD Prov.

2020 2013 BLH Prov., GAPKI

4 Sosialisasi pemanfaatan limbah PKS

1.200 APBD Prov.

2020 2013 BLH Prov., GAPKI

5 Standarisasi bangunan dan perawatan IPAL industri Crum Rubber

200 APBD Prov.

2020 2013 BLH Prov., GAPKINDO

K. Program Monitoring dan Evaluasi — 56.620 —

1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Persampahan 6.800 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013 BLH Prov., DKP K/K

2 Survey persampahan Sumsel

1.600 APBD Prov.

2020 2013 BLH Prov.

3 Monitoring kualitas lingkungan 4.000 APBD Prov. 2020 2013 BLH Prov.

Page 247: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 229

No.

Rencana Aksi

Jumlah Penurunan Emisi

dari Baseline 2020 (tonCO2eq)*

Perkiraan Biaya Mitigasi Biaya Penurunan Emisi (Rp./ton

CO2eq)

Pelaksanaan

Pelaksana Rp(juta) Sumber Selesai Mulai

(1) (2) (3) (4a) (4b) (5) (7) (8) (9)

4 Pengembangan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium 10.300 APBD Prov.; APBN 2020 2013 BLH Prov.

5 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Air Limbah 1.200 APBD Prov. 2020 2013 BLH Prov.

6 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Air Limbah 6.800 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013 BLH K/K & BLH Prov.

7 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Persampahan 1.200 APBD Prov. 2020 2013 Satker PLP, BLH Prov.

8 Inventariasasi GRK, Monitoring dan Evaluasi Mitigasi Penurunan GRK sektor Pembangunan

8.800 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013 BLH Prov. & BLH K/K

9 Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi 9.800 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013

Bappeda K/K & Bappeda prov.

10 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD 6.120 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013

Bappeda K/K & Bappeda prov.

L. Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Limbah — 39.050 —

1 Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten 1.200 APBN 2020 2013 BLH Prov.

2 Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor limbah 9.000 APBD K/K 2013 2013 BLH K/K

3 Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel 12.550 APBD K/K; APBD Prov. 2013 2013 BLH K/K & BLH Prov.

4 Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Limbah 1.500 APBD Prov. 2013 2013 BLH Prov.

5 Pengembangan Kelembagaan Inventarisasi Emisi GRK 8.000 APBD K/K; APBD Prov. 2012 2012 BLH K/K & BLH Prov.

6 Pertemuan Stakeholder RAD-GRK 6.800 APBD K/K; APBD Prov. 2020 2013

Bappeda K/K & Bappeda prov.

Total kegiatan 50 Kegiatan

Total Penurunan emisi terhitung 239.048 tonCO2eq

BAU Emisi 2020 1.405.766 tonCO2eq

Persentase penurunan emisi ter-estimasi 17,0%

Total Biaya Mitigasi 542,96 Rp. Milyar

Page 248: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 230

Tabel IV.58. Matriks Skala Prioritas Aksi Mitigasi Sektor Pengelolaan Limbah

Kriteria Satuan Aksi Mitigasi -1: Aksi Mitigasi -2: Aksi Mitigasi -3:

Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

Program Minimasi Sampah dengan prinsip 3R

Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq — 27.203 68.682

Biaya mitigasi Rp. (juta) 23.750 88.100 103.515

Biaya penurunan emisi Rp./ton 3.238.631 1.507.152

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Perencanaan perbaikan lingkungan, memenuhi tuntutan UU No. 18 Th. 2008 dan PP 61/2011, PP 71/2011

Mengurangi dampak negatif dan optimalisasi potensi ekonomi sampah tidak terangkut, peningkatan kualitas sanitasi lingkungan, memenuhi tuntutan UU No. 18 Th. 2008 mengikuti target minimasi sampah mulai dari sumber

Pengurangan gangguan lingkungan di sekitar TPA, memenuhi tuntutan UU No. 18 Th. 2008.

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Kriteria Satuan Aksi Mitigasi -4: Aksi Mitigasi -5: Aksi Mitigasi -6:

Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah

Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq 97.579 - 30.229

Biaya mitigasi Rp. (juta) 16.000 14.020 72.000

Biaya penurunan emisi Rp./ton 163.970 - 2.381.829

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Mengurangi emisi metan, dapat diperdagangkan, merupakan sumber energi alternatif. Biaya pembangunan berasal dari swasta

Perencanaan perbaikan sanitasi lingkungan sesuai MDG's 2015 untuk mencapai RPJM 2014

Perluasan cakupan layanan air limbah, mengejar target MDG's, peningkatan kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Page 249: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 231

Kriteria Satuan Aksi Mitigasi -7: Aksi Mitigasi -8: Aksi Mitigasi -9:

Program Pengelolaan Badan Air Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

Program Inventori dan Pengelolaan Limbah Industri

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq — 15.355 -

Biaya mitigasi Rp. (juta) 18.800 53.800 4.800

Biaya penurunan emisi Rp./ton 3.503.721 -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Meningkatkan sanitasi lingkungan, peningkatan kesehatan masyarakat.

Meningkatkan sanitasi lingkungan, peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat. Seiring MDG's 2015

landasan/arahan untuk kegiatan inventori, penyempurnaan perhitungan dan kegiatan aksi terkait pengelolaan limbah industri

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi Tinggi

Kriteria Satuan Aksi Mitigasi -10: Aksi Mitigasi -11:

Program Monitoring dan Evaluasi Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Limbah

Jumlah penurunan emisi ton CO2 eq - -

Biaya mitigasi Rp. (juta) 56.620 39.050

Biaya penurunan emisi Rp./ton - -

Konsistensi dengan tujuan lingkungan hidup

Kualitatif Monitoring dan evaluasi keberhasilan RAD-GRK

Menjaga kontinuitas program RAD-GRK

Keberlanjutan secara jangka panjang Kualitatif Layak Layak

Kelayakan: teknik, ekonomi, sosial Kualitatif Layak Layak

Hasil penilaian Tinggi Tinggi

Page 250: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 232

BAB V STRATEGI IMPLEMENTASI RAD-GRK

Rencana aksi pengurangan emisi GRK meliputi berbagai aktivitas mitigasi untuk

mengurangi secara signifikan emisi GRK yang ditimbulkan dan sekaligus

meningkatkan peranan sebagai penyerap GRK. Upaya-upaya (langkah-langkah

operasional) disusun dalam kerangka waktu tahun 2013 dan 2020, dengan

melaksanakan rencana aksi prioritas seperti dijelaskan dalam Bab IV. Untuk itu

perlu disusun strategi implementasi skenario yang diharapkan mampu memfasilitasi

realisasi rencana aksi.

5.1 Pemetaan Kelembagaan dan Pembagian Peran

5.1.1. Pertanian

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyadari bahwa implementasi skenario

RAD-GRK Sektor Pertanian memerlukan dukungan dan respon dari berbagai

lembaga terkait. Dokumen RAD-GRK sektor pertanian ini disusun melalui proses

yang melibatkan SKPD terkait, yaitu Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas

Perkebunan, Dinas Kehutanan, PU Pengairan, Badan Pusat Statistik, Badan

Lingkungan Hidup, dan Bappeda. Dalam implementasinya, kelembagaan yang

diharapkan berpartisipasi dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok besar, yaitu;

1. Kelembagaan pemerintah (Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas

Perkebunan, Dinas Kehutanan, PU Pengairan, Badan pusat Statistik, Badan

Lingkungan Hidup, Bappeda dan perguruan Tinggi),

2. Kelembagaan swasta (industri pupuk, industri benih, dan industri alsintan),

dan

3. Kelembagaan Masyarakat (koperasi, kelompok tani, organisasi

kepemudaan, LSM dan perbankan).

Keterlibatan lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah dalam implementasi

RD-GRK ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Khusus untuk sektor pertanian ini, SKPD

yang bertanggung jawab dalam implementasi RAD-GRK ini adalah Dinas Tanaman

Pangan, Dinas Peternakan, dan PU Pengairan. Selain itu, kegiatan ini juga

melibatkan organisasi daerah non-dinas yang meliputi Bappeda dan Badan

Lingkungan Hidup. Unsur perguruan tinggi yang terlibat adalah Tim Kajian

Page 251: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 233

Perubahan Iklim Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya dan juga akademisi

dan peneliti lainnya.

Dua lembaga lain yang juga penting adalah Lembaga Swasta dan Lembaga

Kemasyarakatan. Lembaga Swasta yang terlibat meliputi industri benih, industri

pupuk dan indistri alat dan mesin pertanian, dan lembaga keuangan seperti

perbankan. Lalu Lembaga Kemasyarakatan meliputi Kelompok Tani, Organisasi

Kepemudaan (Karang Taruna), Koperasi (KUD), dan LSM yang relevan.

Secara rinci peran masing-masing pihak terkait dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel V.1. Lembaga terkait dalam implementasi RAD-GRK di Provinsi

Sumatera Selatan

Instansi Peran Kegiatan yang Menghasilkan

GRK Upaya Menurunkan GRK

Lembaga Pemerintah :

1. Kementerian Pertanian,

2. Dinas Pertanian,

3. Dinas Peternakan,

4. Dinas Kehutanan,

5. Dinas Perkebunan,

6. PU Pengairan

7. Bappeda

8. Perguruan Tinggi

1. Perancangan dan

implementasi peraturan daerah terkait RAD-GRK

2. Evaluasi kebijakan sektor pertanian,

3. Sinkronisasi sektor pertanian dan peternakan dengan sektor lain yang terkait

4. Perbaikan dan pemeliharaan jaringan irigasi,

5. Penerapan teknologi budidaya padi SRI organik,

6. Pengembangan dan penggunaan pupuk organik,

7. Pengembangan pertanian organik,

8. Penyusunan rekomendasi pempukan spesifik lokasi,

9. Pengembangan pakan ternak rendah emisi,

10. Penggalakan pemanfaatan kotoran ternak untuk biogas,

11. Pemanfaatan sisa biogas untuk kompos,

12. Seleksi genetik ternak rendah emisi,

13. Edukasi petani dan masyarakat umum.

1. Pengembangan lahan

sawah untuk mempertahankan Sumatera Selatan sebagai lumbung pangan,

2. Peningkatan produksi jerami padi yang mengiringi pengembangan lahan sawah dan peningkatan produktivitas sawah,

3. Kerusakan jaringan irigasi, 4. Pengembangan Sumatera

Selatan sebagai sentra produksi daging,

5. Peningkatan produksi kotoran ternak yang mengiringi peningkatan populasi ternak untuk mendukung Sumatera Selatan sebagai sentra produksi daging.

1. Penyusunan dokumen

RAD-GRK, 2. Evaluasi kebijakan

sektor pertanian dan peternakan,

3. Perbaikan jaringan irigasi,

4. Implementasi SRI, 5. Penanaman VRE, 6. Pemanfaatan limbah

pertanian untuk sumber bahan organik tanah,

7. Pengembangan pakan konsentrat untuk mengurangi asupan pakan rumput,

8. Pemanfaatan kotoran ternak untuk produksi biogas melalui intensifikasi fermentasi anaerobik,

9. Penyuluhan dan edukasi penduduk,

10. Seleksi genetik untuk padi dan ternak, dan

11. Pemanfaatan limbah biogas untuk pupuk kompos.

Lembaga Swasta :

1. Industri benih,

2. Industri pupuk,

3. Industri alsintan.

1. Penyediaan saprodi meliputi

VRE, pupuk, dan alsintan

Kelembagaan Masyarakat :

1. Kelompok Tani,

2. KUD,

3. Organisasi Kepemudaan,

4. LSM, dan

5. Perbankan

1. Pengadaan saprodi

2. Menampung produk

pertanian dengan jaminan

harga yang layak,

3. Edukasi publik, dan

4. Akses modal yang

terjangkau.

Page 252: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 234

5.1.2. Kehutanan dan Lahan Gambut

Tabel V.2. Kelembagaan Publik Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Instansi Peran Bagian Terkait RAD -

GRK Keterkaitan dengan Usaha Penurunan Emisi

GRK

(1) (2) (3) (4)

Dinas Kehutanan Penyiapan perumusan

kebijakan pelaksanaan

pengurusan di bidang

kehutanan

Pengkoordinasian

pengurusan hutan,

meliputi inventarisasi dan

tata guna hutan,

perencanaan dan

pengendalian kehutanan,

pengelolaan hutan,

perlindungan hutan, serta

rehabilitasi hutan dan

lahan

Pengkoordinasian,

pengendalian dan

pengawasan serta

evaluasi pelaksanaan

pengurusan hutan

Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

- Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan,

- Kegiatan Pengamanan Hutan, dan - Kegiatan Penyelidikan Kasus-kasus Peredaran

hasil Hutan

UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut

- Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Reboisasi dan Penghijauan Hutan,

- Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan, dan

- Kegiatan Rehabilitasi Hutan Catchment Area

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

- Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hasil Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat dan Lumbung Kayu Desa,

- Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu Budidaya Rotan dan Gaharu, dan

- Kegiatan Tanaman Hutan Rakyat Sebagai Tabungan Pendidikan

Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

- Kegiatan Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH),

- Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan,

- Kegiatan Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan, dan

- Kegiatan Inventarisasi Sumberdaya Hutan

BPDAS (Balai Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai) Musi

Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial pada daerah aliran sungai

Rehabilitasi Hutan dan Lahan di daerah aliran sungai

BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam)

pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

Konservasi Kawasan Hutan

perlindungan hutan dan penegakan hukum

Pencegahan Kebakaran Hutan

Dinas Perkebunan

Pelaksanaan proses pemberian izin dan pembinaan usaha sesuai tugasnya

Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan beserta kegiatan – kegiatan pendukungnya seperti Peremajaan dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat

- Pengembangan Kelapa sawit Rakyat,

- Pengembangan Kopi Sambung,

- Diversifikasi Tanaman Kopi, Kakao/Lada, dan

- Bantuan benih karet untuk Batang Bawah

Penyelenggaraan penyuluhan dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

program Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

pelaksanaan pembinaan pengujian teknologi dalam rangka penetapan teknologi anjuran

Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura

Dinas PU Pengairan

Perumusan perencanaan kebijakan teknis pengelolaan dan pengembangan SDA/Pengairan mencakup irigasi, rawa, sungai dan danau, pembinaan serta perizinan

Pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang SDA/Pengairan

Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa.

Page 253: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 235

Instansi Peran Bagian Terkait RAD -

GRK Keterkaitan dengan Usaha Penurunan Emisi

GRK

(1) (2) (3) (4)

Bappeda

Koordinator umum pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan seluruh bidang/kegiatan RAD - GRK

Pengkoordinasian, pengintegrasian, penyingkronisasian perencanaan diantara SKPD

Monitoring dan Evaluasi RAD - GRK

Tabel V.3. Kelembagaan Masyarakat/Pelaku Usaha

NO. NAMA LEMBAGA KEGIATAN

1. GIZ Demonstration Activity (DA) Merang Musi Banyuasin pada lahan

gambut seluas 24.000 ha

2. CER INDONESIA DA seluas 30.000 HA pada TNKS Musi Rawas

3. ZSL Sustainable Lanscape Management dengan Konservasi

Harimau Sumatera di Dangku Musi Banyuasin

4. Forum DAS Sumsel Advokasi konservasi Daerah Aliran Sungai di Sumsel

5. PERHEPI Komda Palembang Inisiasi kerjasama membangun Desa Konservasi

6. Selaras Research Institute (SRI)

Palembang

Sosialisasi dan penyiapan kegiatan biofuel dari tumbuhan

bintaro

7. Yayasan Pasak Bumi Program Mengelola Hutan Bersama Rakyat (MHBR) dan

Mengelola Hutan Rakyat (MHR)

8. Wahana Bumi Hijau Pengembangan masyarakat sekitar hutan dan peduli illegal

logging

9. KESMADA Pengembangan masyarakat sekitar hutan

10. WALHI Tata ruang hijau

11. Working Group Perubahan Iklim Unsri Riset tentang perubahan iklim

12. AMAN Advokasi tentang hak adat

13. HPH - Tanaman 21 Perusahaan Pemegang Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan

Kayu (IUPHHK)

14. Industri Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Kelapa Sawit

5.1.3. Energi

Lembaga/institusi yang diharapkan berkonstribusi dalam penurunan emisi GRK baik

secara teknis maupun manajemen adalah :

a. Pemerintah pusat,

b. Pemerintah daerah (kabupaten/kota).

c. BUMN/BUMD

d. BUMS

e. Masyarakat

f. Lembaga Swadaya masyarakat (LSM)

Page 254: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 236

Tabel V.4. Pemetaan Kelembagaan dan Pembagian Peran dalam Rencana

Aksi Daerah Sumsel dalam penurunan GRK

Kegiatan Mitigasi Instansi/Lembaga yang terlibat

Kebijakan yang dilaksanakan untuk menunjang RAD-GRK

Penyuluhan hemat energy (100 peserta) Dinas Pertambangan dan Energi

Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Ketenagalistrikan Lintas Kabupaten/Kota

Dinas Pertambangan dan Energi

Audit Energi pada gedung pemerintah (2 instansi) Dinas Pertambangan dan Energi

Pengembangan Potensi dan Kecukupan Bahan bakar (15 kab/kota) Dinas Pertambangan dan Energi

Sosialisasi Pemanfaatan konversi energy gas dan LPG 3 kg Dinas Pertambangan dan Energi

Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5 kab/kota)

Dinas Pertambangan dan Energi

Implementasi Teknis Penurunan Emisi GRK

Pengadaan dan PemasanganPLTS Dinas Pertambangan dan Energi

Pembangunan dan operasi PLTP Lumut Balai Muara Enim PT. Pertamina Geotermal Energi

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Dinas Pertambangan dan Energi

Implementasi hemat energi Konsumen PLN

5.1.4. Transportasi

Komponen kelembagaan dan pembagian peran dalam kegiatan implementasi RAD-

GRK sektor transportasi di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan tim Koordinasi dalam usaha implementasi kegiatan penurunan

emisi GRK dapat beranggotakan.

a. Kelompok kerja (Pokja) yang telah ditetapkan berdasarkan SK

Gubernur tentang Tim Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan

Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan.

b. SKPD terkait dengan pembagian urusan/ tanggung jawab dan ruang

lingkup bidang dan sub bidang sesuai dengan kegiatan dalam

wilayah administratif.

c. Tim anggaran Pemerintah Daerah

d. Bidang Tata Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Bappeda

e. Akademisi dari Perguruan Tinggi di Provinsi Sumatera Selatan

f. LSM, stakeholder terkait bidang Transportasi di Provinsi Sumatera

Selatan

g. Forum kegiatan tim koordinasi bersifat independen dan berkoordinasi

dengan tim Pokja dalam upaya penurunan GRK.

Page 255: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 237

2. Monitoring dan evaluasi dapat dimuat dalam laporan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah (LAKIP) dengan justifikasi bahwa indikator target kinerja

penurunan emisi GRK sudah termuat dan teritegrasi dalam RPJMD, Renstra

dan RENJA SKPD. Serta kebijakan lain yang bersifat sektoral yang telah

terkuantifikasi secara jelas.

3. Mekanisme pelaporan yang dilakukan adalah segala permasalahan dan

hasil perhitungan GRK, hasil pengulasan/evaluasi kebijakan pembangunan

sektoral maupun berdasarkan tata ruang, beserta hasil implementasi

kebijakan berkaitan dengan usaha penurunan GRK kepada Bappeda pada

tingkat provinsi oleh SKPD tingkat provinsi dan kabupaten/ kota.

4. Hasil pelaporan kemudian dilakukan koordinasi dan pembahasan pada

tingkat Provinsi sebagai masukan dan konsep pelaporan dan implementasi

RAD tentang penurunan emisi GRK pada tingkat Nasional.

5. Hasil laporan tersebut merupakan bahan masukan dalam perumusan

kebijakan pembangunan dan mekanisme penganggaran pada tingkat pusat,

maupun kabupaten/ kota setiap tahunnya.

6. Kegiatan koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah yang dibantu oleh

Asisten Sekretaris Daerah dengan penanggung jawab kegiatan adalah

Kepala Daerah. SKPD sebagai unsur pelaksana tehnis dalam pelaksanaan

kegiatan mitigasi dan inspektorat sebagai unsur pengawas pelaksanaan

kegiatan tersebut di daerah.

5.1.5. Industri

Implementasi aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca sektor industri akan

melibat SKPD dan lembaga yang terkait dengan sektor industri, seperti :

1. Bappeda sebagai koordinator umum pelaksanaan, pemantauan dan

pelaporan seluruh bidang/kegiatan RAD – GRK

2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berwenang dalam pengawasan

dan pengendalian teknis terhadap kebijaksanaan dan pengembangan industri

dan perdagangan serta pengawasan dan pengendalian mutu, serta

pemantauan standar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Pelaku Usaha, yaitu pihak industri sebagai penyebab terjadinya emisi gas

rumah kaca yang dihasilkan dari proses yang berlangsung di industri –

industri tersebut. Pelaku usaha ini adalah pihak yang secara langsung/ teknis

berhubungan dengan aksi/kegiatan mitigasi penurunan emisi GRK.

Page 256: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 238

5.1.6. Sampah/Limbah

Sumatera Selatan sejatinya telah melaksanakan program pengurangan emisi sektor

pengelolaan limbah, yang tergabung dalam beberapa program SKPD, antara lain;

a. Program Pemantauan Kualitas Lingkungan pada BLH,

b. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH pada

BLH,

c. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH pada BLH,

d. Program Pengelolaan sumber-sumber emisi GRK pada BLH.

e. Program pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan pada

PUCK/Satker PLP,

f. Program Pengembangan Kinerja Pengelolan Air Minum dan Air Limbah

pada PUCK/Satker PLP,

g. Program Pengendalian Banjir pada Balai Besar Wilayah Sungai VII dan,

h. Program Pengembangan lingkungan sehat, pada Dinas Kesehatan,

Jika berjalan dengan baik, dari ketujuh program yang teridentifikasi dalam RKPD

2011 dan 2012, akan didapat penurunan emisi sebesar 7,26% dengan biaya

mitigasi sebesar Rp. 170,45 Milyar. Kontribusi minim kota/kabupaten masih terlihat.

Pada RKDP 2011 belum terlihat kontribusi dari APBD Kota/Kabupaten, sedangkan

pada RKPD 2012 telah terlihat kontribusi kota/kabupaten sebesar 3%. Data ini

menunjukkan pentingnya kegiatan sosialisasi mitigasi emisi GRK sampai ke tingkat

kota/kabupaten.

Gambar 5.1 Trendline penurunan Emisi dengan Program/Kegiatan pada RKPD

2011 dan 2012

7,26 %

Page 257: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 239

Tabel V.5. Estimasi penurunan emisi dalam RKPD 2011 dan RKPD 2012

Total Penurunan emisi terhitung 102.571 ton CO2 eq.

BAU Emisi 2020 1.412.531 ton CO2 eq. Persentase penurunan emisi ter-estimasi 7,26 % Total Biaya Mitigasi (RKPD 2011 dan 2013) 170,45 Rp. (Milyar)

Gambar 5.2 Pagu anggaran program/kegiatan penurunan emisi GRK dalam RKPD

2011-RKPD 2012

Mengingat estimasi penurunan emisi 2020 sektor pengelolaan limbah terhitung dari

RKPD 2011 dan 2012 yang hanya mencapai 7,26%, maka diperlukan upaya –

upaya percepatan untuk mencapai target penurunan RAD – GRK sebesar 14,78%,

yaitu;

• Men-sosialisasi-kan, sampai ke tingkat kota/kabupaten, penyusunan

program sanitasi lingkungan terkait penurunan emisi GRK di dalam

dokumen RAD-GRK Sumsel, baik untuk penganggaran APBD maupun

APBN.

• Menyokong pokja Program Percepatan Sanitasi dan Pemukiman

(PPSP) dalam rangka penyusunan program prasarana sanitasi lingkungan.

• Membentuk pokja asistensi untuk kota/kabupaten dalam rangka

penyusunan program terkait penurunan emisi, termasuk persyaratan –

persyaratan yang diminta pusat dan atau provinsi.

• Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam kegiatan

minimasi sampah dan limbah cair, dengan keterlibatan dalam operasional

TPST, Bank Sampah dan membangkitkan kembali kebijakan lokal sistem

gali timbun sampah organik pedesaan, keterlibatan dalam program kampung

ramah lingkungan, integrasi 3R – CSR Swasta, baik untuk reklamasi lahan

tambang, maupun untuk pendayagunaan ekonomis lainnya.

• Mempersiapkan inventori, perhitungan dan program untuk sektor

pengelolaan limbah industri.

Page 258: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 240

Tabel V.6. Pemetaan Kelembagaan terkait Implementasi RAD-GRK

sektor Pengelolaan Limbah

Institusi Bagian terkait inisiatif GRK Keterkaitan dgn aksi mitigasi emisi GRK

Satker PLP; BLH Prov.; BLH Kota/Kab.; Dinas PU CK Kota/Kab.; Dinas/Badan/UPTD Kebersihan Kota/Kab.

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

A. Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

a.1 Penyusunan Master Plan Persampahan 15 kota/kab.

a.2 Penyusunan Studi Kelayakan dan DED TPA 10 kota/kab

a.3 Penyusunan AMDAL TPA 10 kota/kab

a.4 Perencanaan Teknik TPST 3R

B. Program Minimasi Sampah dgn prinsip 3R

b.1 Pembangunan TPS Terpadu (TPST)

b.2 Sosialisasi 3 R dan Pemilahan Sampah

b.3 Pendirian Bank Sampah

b.4 Bantuan Sarana dan Bimtek Komposting Sampah Domestik untuk Reklamasi Tambang (pola Kemitraan)

b.5 Komposting sampah organik pedesaan dengan sistem gali-timbun (kearifan lokal sumsel)

b.6 Program Kampung Iklim (15 K/K) dan Menuju Indonesia Hijau (5 K/K)

C. Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan

c.1 Rehabilitasi/Pembangunan TPA Un-managed Deep menjadi Semi-aerobic Landfill di 10 kota/kab.

c.2 Operasional TPA semi-aerobic di 15 kota/kab; dan pengadaan tanah timbun

c.3 Penambahan sarana persampahan

Dinas Kebersihan Kota; Swasta

Pengelolaan Gas Metan di TPA I Sukawinatan

terus diimplementasikan untuk kegiatan implementasi;

D. Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah

d.1 Recovery gas metan di TPA I Sukawinatan (CDM-Project)

Satker PLP; BLH Prov.; Dinas PU CK Kota/Kab.; BLH Kota/Kab

Program Pengembangan Kinerja Pengelolan Air Minum dan Air Limbah;

dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

E. Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

e.1 Penyusunan Master Plan Air Limbah 15 kota/kabupaten

e.2 Studi Kelayakan & DED Septik Tank Komunal

e.3 Studi Kelayakan & DED MCK Sanimas

e.4 Sosialisasi Rencana Pembangunan Septik Tank Komunal

e.5 Penyusunan SOP Pengelolaan Septik Tank Komunal

F. Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman

f.1 Pembangunan MCK Plus

f.2 Pemb. MCK Sanimas

f.3 Pembangunan Septik Tank Komunal

BLH Prov.; BLH Kota/Kab.

Program Pemantauan Kualitas Lingkungan

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

H. Program Pengelolaan Badan Air

h.1 Sosialisasi prokasih/superkasih

h.2 Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa dan kolam retensi.

Dinas Kesehatan Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

I. Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

i.1 Sosialisasi, Penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Sehat

i.2 Pembentukan lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan

i.3 PHAST Pasar, Sekolah 15K/K

i.4 STBM, CLTS, PHBS 15 K/K

BLH Prov.; BLH Kota/Kab.

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

i.5 Sosialisasi kebersihan dan kesehatan kota (+ sosialisasi pelarangan open burning)

i.6 Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)

BLH Prov.; BLH Kota/Kab.

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

J. Program Inventori dan Pengelolaan Limbah Industri

j.1 Pemantauan dan inventori limbah cair (inlet) dan padat per sektor industri.

j.2 Sosialisasi Clean Development Mechanism

j.3 Standarisasi pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

j.4 Sosialisasi pemanfaatan limbah PKS

Page 259: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 241

Institusi Bagian terkait inisiatif GRK Keterkaitan dgn aksi mitigasi emisi GRK

j.5 Standarisasi bangunan dan perawatan IPAL industri Crum Rubber

BLH Prov.; BLH Kota/Kab.

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

J. Program Monitoring dan Evaluasi

j.1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Persampahan

j.2 Survey persampahan Sumsel

j.3 Monitoring kualitas lingkungan

j.4 Pengambangan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium

j.5 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Air Limbah

j.6 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Air Limbah

Satker PLP Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

j.7 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Persampahan

Bappeda Prov.; Bappeda Kota/Kab.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

j.8 Inventariasasi GRK, Monitoring dan Evaluasi Mitigasi Penurunan GRK sektor Pembangunan

j.9 Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi

j.10 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD

BLH Prov.; Bappeda Prov.; BLH Kota/Kab.; Bappeda Kota/Kab.

Program Pengelolaan sumber-sumber emisi GRK

Dapat ditingkatkan untuk kegiatan implementasi sbb;

L. Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Limbah

l.1 Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten

l.2 Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor limbah

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH

l.3 Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel

l.4 Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Limbah

l.5 Pengembangan Kelembagaan Inventarisasi Emisi GRK

l.6 Pertemuan Stakeholder RAD-GRK

5.2 Identifikasi Sumber Pendanaan

5.2.1. Pertanian

Sumber pendanaan yang dibutuhkan dalam upaya implementasi RAD-GRK di

Provinsi Sumatera Selatan adalah melalui pendanaan pusat, daerah, pihak swasta

melalui program CSR serta dukungan internasional. Dalam hal ini dukungan

pendanaan tersebut didasarkan atas usulan aksi mitigasi yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang telah tertuang dalam dokumen RAD-

GRK Provinsi Sumatera Selatan.

1. Dukungan Pendanaan Pusat berasal dari Dana Dekonsentrasi untuk

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan,

2. Dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

3. Dukungan Pendanaan Internasional berasal dari hibah, pinjaman, maupun

upaya internasional dalam memberikan dukungan dana dari setiap aksi

mitigasi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Selatan. Untuk ini perlu dipilih

dan ditentukan aksi mitigasi yang benar-benar membutuhkan dukungan

Page 260: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 242

Tabel V.7. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi sector Pertanian

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. juta)

Total Biaya (Rp. juta)

Lokasi

SKPD

APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN (lead actor) Keterangan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Program Minimasi Emisi CH4 dari Sawah

1

Implementasi Budidaya Padi Metode SRI

1,023

1,125

1,238

1,362

1,498

1,648

1,812 1,994 15,165 16,682 18,350 20,185 22,203 24,423 26,866 29,552 185,124

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Ditjen PSP, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas PU Pengairan Prov/Kab/Kota

2

Perbaikan dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

67,015

72,376

78,167

84,420

91,173

98,467

106,34

5

114,852

28,500 31,350 34,485 37,934 41,727 45,900 50,489 55,538 1,038,739

Palembang, BA, Muba, OI, OKI, OKUT, OKUS, OKU, M Enim, Lahat, Empat Lawang, M Rawas, LB Linggau, Pagar Alam

Ditjen PSP, Satker Dinas PU Pengairan Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

3

Pengembangan Sumberdaya Air untuk Padi

840 924 1,016 1,118 1,230 1,353 1,488 1,637 9,606 OI, OKI, M Enim

Satker Dinas PU Pengairan Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

4

Pembangunan Embung/Dam Parit (Konservasi dan Antisipasi Anomali Iklim)

1,200 1,320 1,452 1,597 1,757 1,933 2,126 2,338 13,723 BA, Muba, OI, OKI, OKUT, OKUS, OKU, M. Enim, Mura

Satker Dinas PU Pengairan Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

5

Pengadaan Sarana dan Prasarana Pupuk Organik

300 330 363 399 439 483 531 585 225 248 272 299 329 362 399 438 6,004

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

6

Pengadaan Benih Padi Rendah Emisi (Ciherang)

27,421 30,163 33,179 36,497 40,147 44,162 48,578 53,436 313,583

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

CSR

7

Pengadaan Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTAN)

44,977 48,575 52,461 56,658 61,190 66,085 71,372 77,082 240 264 290 319 351 387 425 468 481,144

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

B. Program Pengelolaan Jerami Tanpa Bakar

1

Pengembangan Pertanian Organik

100 110 121 133 146 161 177 195 15 17 18 20 22 24 27 29 172 Banyuasin, Muba, OI, OKI, Lahat, Empat Lawang, P. Alam

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

Page 261: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 243

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. juta)

Total Biaya (Rp. juta)

Lokasi

SKPD

APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN (lead actor) Keterangan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

2

Pengadaan Sarana Pembuatan Pupuk Organik (Pencacah Jerami, Rumah, dsb)

300 330 363 399 439 483 531 585 225 248 272 299 329 362 399 438 2,573

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota

3

C.

Program Mitigasi Emisi GRK Asal Ternak

1

Recovery Gas Metan Asal Kotoran Ternak

200 200 200 200 200 200 200 200 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800

1,800 1,800 16,000

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota, Satker Dinas ESDM Prov/Kab/Kota

2 Fasilitasi UPTD BIB 850 935 1,029 1,131 1,244 1,369 1,506 1,656 9,721 Palembang

Satker Dinas eternakan Prov/Kab/Kota

3

Pengembangan Pakan Ternak Rendah Emisi

300 330 363 399 439 483 531 585 3,431 Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

4

Pembinaan Pengolahan Hasil Peternakan

200 220 242 266 293 322 354 390 2,287

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

5

Penyusunan SOP Pengelolaan Kotoran Ternak Ramah Lingkungan

20 22 24 27 29 32 35 39 20 22 24 27 29 32 35 39 457

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

6

Sosialisasi penggunaan anaerobic treatment bioreactor dan pemanfaatan kotoran ternak sebagai kompos

150 165 182 497

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Peternakan Prov/Kab/Kota

D

Program Pemberdayaan dan Sadar Lingkungan

1 Pengengembangan sekolah Lapang Iklim

30 33 36 40 44 48 53 58 343 OKU, OKUS, OKUT, M. Enim. Mura

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Satker Dinas Dikbud Prov/Kab/Kota

E Program Monitoring dan Evaluasi

1

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Aksi Mitigasi Penurunan GRK

750 825 908 998 1,098 1,208 1,329 1,462 1,000 1,100 1,210 1,331 1,464 1,611 1,772 1,949 20,013

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Bappeda kota /kab. & Bappeda prov.

Page 262: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 244

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. juta)

Total Biaya (Rp. juta)

Lokasi

SKPD

APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN (lead actor) Keterangan

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

2

Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi

1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 1,500 1,650 1,815 1,997 2,196 2,416 2,657 2,923 26,154

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Bappeda kota /kab. & Bappeda prov.

3

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD

750 1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 1,125 750 825 908 998 1,098 1,208 1,329 1,462 17,202

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Bappeda kota /kab. & Bappeda prov.

F

Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Pertanian

1 Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten

150 165 182 200 220 242 266 292 1,715 Palembang Bappeda Prov/Kab/Kota

2

Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor Pertanian

1,125 1,238 1,361 1,497 1,647 1,812 1,993 2,192 12,865

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Bappeda Prov/Kab/Kota

3

Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel

400 440 484 532 586 644 709 779 400 440 484 532 586 644 709 779 9,149

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Bappeda Prov/Kab/Kota

4

Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Pertanian

500 500 1,000 Provinsi Pemprov, DPRD

5

Pembentukan Sekretariat dan Data base RAD-GRK Sektor Pertanian

750 750 1,500

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Bappeda Prov/Kab/Kota

6 Pertemuan Stakeholder RAD-GRK

500 550 605 666 732 805 886 974 500 550 605 666 732 805 886 974 11,436

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Bappeda Prov/Kab/Kota

7 Penyuluhan dan Edukasi Petani

500 550 605 666 732 805 886 974 500 550 605 666 732 805 886 974 11,436

OKU, OKUS, OKUT, OKI, OI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang, Lubuk Linggau, Empat Lawang

Satker Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota, Bappeda Prov/Kab/Kota

Sub- Biaya (Rp. Juta)

118,112 127,526 137,064 147,913 159,638 172,309 186,004 200,805 9,383 8,946 9,841 10,625 11,688 12,857 14,142 15,557 75,571 82,948 91,063 99,989 109,808 120,609 132,490 145,559 2,195,873

Total Biaya (Rp. Juta) 1,249,371 93,039 858,037

Page 263: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 245

5.2.2. Kehutanan dan Lahan Gambut

Program Mitigasi sector kehutanan dan lahan gambut dan kegiatan pendukungnya

diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 2.36 Triliyun selam periode tahun

2013 – 2020. Pendanaan ini berasal dari APBD Kabupaten/Kota sebesar Rp. 1.883

Triliyun, APBD Provinsi sebesar Rp. 789.6 Miliyar, dan APBN sebesar Rp. 261.93

Miliyar.

Gambar 5.3 Proporsi Sumber Dana Program/Kegiatan Mitigasi Penurunan EMisi

GRK sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

Page 264: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 246

Tabel V.8. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi Sektor Kehutanan dan Lahan Gambut

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. Juta)

Total Biaya (Rp. Juta)

Lokasi SKPD (lead

actor) Keterangan APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1)0 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)

A Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa

1 Rehabilitasi Daerah Rawa

23203

25059

27064

29229

31568

34093

36820

39766 37500 40500 43500 46500 49500 52500 55500 58500 48396

MUBA, Banyuasin, OKI

PU Pengairan

2 Operasi dan Pemeliharaan Rawa 1600 1728 1866 2016 2177 2351 2539 2742 17019 MUBA, Banyuasin, OKI

PU Pengairan

B Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

450 486 525 567 612 661 714 771 4786 MUBA, Banyuasin, OKI

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

C

Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura

1800 1944 2100 2267 2449 2645 2856 3085 19146 MUBA, Banyuasin, OKI

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura; Dinas Peternakan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Perkebunan

D Program Perlindungan Hutan dan Konservasi SDH

1 Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

450

500

540

583

630

680

735

793

922.9 997 1076 1163 1256 1356 1465 1582 14728

Kab. OKI, OI, Banyuasin, Muba, Muara Enim, Mura, OKU, Lahat, serta Kota Prabumulih

Dinas Kehutanan;

2 Kegiatan Bimbingan Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

500

550

594

642

693

748

808

873 5408

Kab. OKI, Mura, Banyuasin, Muara Enim, Muba, dan Lahat

Dinas Kehutanan;

3 Kegiatan Pengamanan Hutan

600

650

702

758

819

884

955

1,031 468 505 546 590 637 688 743 802 11378

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan; BPDAS Musi; BKSDA

4 Kegiatan Penyelidikan Kasus-kasus Peredaran hasil Hutan

130

150

162

175

189

204

220

238 1468

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan;

E Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut

1 Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Reboisasi dan Penghijauan Hutan

550

600

648

700

756

816

882

952 5904

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan; BPDAS; BKSDA

3 Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan

640

650

702

758

819

884

955

1,031 6440

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

4 Kegiatan Rehabilitasi Hutan Catchment Area

8000 8640 9331.2 10078 10884 11755 12695 13711

2400

2500

2700

2916

3149

3401

3673

3967 109800

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan, BPDAS, BKSDA

F Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

1

Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hasil Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat dan Lumbung Kayu Desa

250

275

297

321

346

374

404

436 225 243 262.44 283 306 331 357 386 5097

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

2 Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu Budidaya Rotan dan Gaharu

640

660

713

770

831

898

970

1047 6529

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

3 Kegiatan Tanaman Hutan Rakyat Sebagai Tabungan Pendidikan

800

850

918

991

1071

1156

1249

1349 8384

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

G Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

1 Kegiatan Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

400

600

648

700

756

816

882

952 270 292 315 340 367 397 428 463 8626

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

Page 265: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 247

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. Juta)

Total Biaya (Rp. Juta)

Lokasi SKPD (lead

actor) Keterangan APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1)0 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)

2 Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

280

300

324

350

378

408

441

476 302.4 327 353 381 411 444 480 518 6173

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

3 Kegiatan Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan

540

600

648

700

756

816

882

952 297 321 346 374 404 436 471 509 9053

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

4 Kegiatan Inventarisasi Sumberdaya Hutan Tingkat Provinsi

350

400

432

467

504

544

588

635 3919

14 kab/kota kec Palembang

Dinas Kehutanan

H Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan

1 Peremajaan dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat

131544

142068 153433 165708 178964 193281 208744 225443 11500 25000 27000 29160 31493 34012 36733 39672 20000 21600 23328 25194 27210

29387

31737

34276

1846487

Mura, LLG, Muba, Banyuasin, OKI, OI, OKU, OKUS, OKUT, Prabumulih, Lht, Muara Enim, Empat Lawang, Pagar Alam

Dinas Perkebunan

2 Pengembangan Kelapa sawit Rakyat

360

360

389

420

453

490

529

571 400

432

467

504

544

588

635

686

7827

Lht, Muba, Banyuasin, LLG, OKU, OKUT,OKUS

Dinas Perkebunan

3 Pengembangan Kopi Sambung

3175.20 3429 3704 4000 4320 4665 5039 5442

325

325

351

379

409

442

478

516

240

259

280

302

327

353

381

411 39551

Muara Enim, Empat Lawang, Lht, Pagaralam, OKUS

Dinas Perkebunan

4 Diversifikasi Tanaman Kopi, Kakao/Lada

11189

12084 13051 14095 15222 16440 17755 19176

1555

3400

3672

3966

4283

4626

4996

5395 1500

1620

1750

1890

2041

2204

2380

2571

166859

OKUS, Muara Enim, Pagaralam, Empat Lawang, OKUT, Lahat

Dinas Perkebunan

5 Bantuan benih karet untuk batang bawah

175 450 486 525

567

612 661 714 700 756 816 882 952 1029 1111 1200 11636

Mura, LLG, Muba, Banyuasin, OKI, OI, OKU, OKUS, OKUT, Prabumulih, Lht, Muara Enim, Empat Lawang, Pagar Alam

Dinas Perkebunan

TOTAL 177111 191280 206582 223109 240958 260234 281053 303537 63795 83478 89916 96630 103640 110971 118649 126701 25325 27351 29539 31903 34455 37211 40188 43403

2364613.11

Page 266: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 248

5.2.2. Energi

Dalam melaksanakan aksi untuk menurunkan emisi GRK sector energy dibutuhkan

dana yang cukup dan berkelanjutan agar target penurunan GRK dapat tercapai

sesuai dengan yang diharapkan. Sumber dana yang diharapkan dapat berasal dari

antara lain :

a. Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN)

b. Anggaran Pembangunan dan Belanja daerah (APBD) Propinsi, Kabupaten

dan Kota

c. BUMN, BUMD, BUMS

d. Masyarakat

e. Bantuan luar negeri

Dalam rangka menurunkan emisi GRK sector energy diusulkan 2 Program utama

mitigasi dengan 11 kegiatan pendukung yang diperkirakan akan membutuhkan

dana sebesar Rp 18.4 Milyar selama periode implementasi tahun 2013 – 2020.

Page 267: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 249

Tabel V.9. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi Sektor Energi

No

Kegiatan Inti 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TOTAL

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

A SEKTOR ENERGI

I Kebijakan yang dilaksanakan untuk menunjang RAD-GRK

1 Penyuluhan hemat energy (100 peserta)

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biya Mitigasi Rp. (juta)

1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 8000

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

9

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

2 Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Ketenagalistrikan Lintas Kabupaten/Kota

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biya Mitigasi Rp. (juta)

200 200 200 200 200 200 200 200 1600

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Page 268: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 250

No

Kegiatan Inti 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TOTAL

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

8

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

3

Audit Energi pada gedung pemerintah (2 instansi)

600 per tahun APBD - 2013-2020 2013 2 instansi per tahun

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biya Mitigasi Rp. (juta)

600 600 600 600 600 600 600 600 4800

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

8

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

Page 269: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 251

No

Kegiatan Inti 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TOTAL

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

4 Pengembangan Potensi dan Kecukupan Bahan bakar (15 kab/kota)

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biya Mitigasi Rp. (juta)

200 200 200 200 200 200 200 200 1600

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

9

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

6 Sosialisasi Pemanfaatan konversi energy gas dan LPG 3 kg

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biya Mitigasi Rp. (juta)

100 100 100 100 100 100 100 100 800

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

9

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Page 270: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 252

No

Kegiatan Inti 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TOTAL

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

7 Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5 kab/kota)

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biya Mitigasi Rp. (juta)

200 200 200 200 200 200 200 200 1600

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

9

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

II Implementasi Teknis Penurunan Emisi GRK

1 Pengadaan dan PemasanganPLTS Kap. 50 W

Jumlah Unit PLTS

280 300 300 300 300 300 300 300 300

2,600

Jumlah Penurunan Emisi dari Baseline Tahun 2010 (ton CO2e)

15.12 16.20 16.20 16.20 16.20 16.20 16.20 16.20 16.20 113.4

0

Penurunan emisi kumulatif (ton CO2e)

15.12 31.32 47.52 73.72 89.92 108.12 124.32 140.52 156.72

Biya Mitigasi Rp. (juta)

1,990

2,000

2,000

2,000

2,000

2,000

2,000

2,000

2,000

17,99

1

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Page 271: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 253

No

Kegiatan Inti 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TOTAL

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

131.68 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46

1,119.36

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1

9

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

2 Pembangunan dan operasi PLTP Lumut Balai Muara Enim

Kapasitas (MW) 2 x 55

Jumlah Penurunan Emisi (ton CO2e)

54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000 54,000,000

Biya Mitigasi Rp. (juta)

Sumber Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

131.68 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46 123.46

1,119.36

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 2

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2014 2015 2016

Pelaksana PT. Pertamina

Geotermal Energi

3 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Kapasitas, kW 8

Lokasi Tunggu Bute,

Lahat

Jumlah Penurunan Emisi (ton CO2e)

301.60 301.60 301.60 301.60 301.60 301.60

Penurunan kumulatif CO2e

301.60 603.20 904.80 1206.40

1,508.00

1,809.60

1,809.60

1,809.60

1,809.60

Page 272: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 254

No

Kegiatan Inti 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TOTAL

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Biya Mitigasi Rp. (juta)

3,600

4,000

4,000

4,000

4,000

4,000

Sumber APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan 2

(Tahun)

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2014 2015

Pelaksana DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE Sumsel DPE

Sumsel

4 Implementasi hemat energi

Pemakaian listrik (kwh)

2,849,524,959.69

2,905,945,553.89

2,963,483,275.86

3,022,160,244.72

3,081,999,017.56

3,143,022,598.11

3,205,254,445.55

3,268,718,483.58

3,333,439,109.55

Penghematan listrik (kwh)

142,476,247.98

145,297,277.69

148,174,163.79

151,108,012.24

154,099,950.88

157,151,129.91

160,262,722.28

163,435,924.18

166,671,955.48

Penurunan emisi CO2e (ton)

105,859,852.25

107,955,877.33

110,093,403.70

112,273,253.09

114,496,263.50

116,763,289.52

119,075,202.65

121,432,891.66

123,837,262.92

Biya Mitigasi Rp. (juta)

Sumber Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN

Perkiraan Biaya Penurunan Emisi (Rp juta /ton CO2e)

Perkiraan Waktu Penyelesaian Kegiatan (Tahun)

1 1 1 1 1 1 1 1 9

Mulai Pelaksanaan (tgl/bln/th)

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Pelaksana Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN Konsumen PLN

Total penurunan emisi

105,860,168.97

107,956,019.65

110,094,356.02

112,274,533.21

168,497,861.42

170,765,207.24

173,077,136.57

175,434,841.78

177,839,229.24

Page 273: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 255

5.2.3. Transportasi

Identifikasi sumber pendanaan diuraikan sesuai dengan Rencana Transportasi

Multimoda Dengan Konsep Sustainable Transport untuk Rencana Aksi Mitigasi

Emisi CO2 berikut ini.

Tabel V.10. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi sector Transportasi

No Rencana Aksi (Kegiatan) Biaya Produk Kegiatan Penurunan

Ton/thn Sumber Dana

1. Park and Ride, 4 lokasi Rp. 40.000.000.000

Infrastruktur Park and Ride

29218.25

Pemkot Palembang

2. Membangun Infrastruktur untuk pejalan kaki dan Pesepeda

Rp. 4.000.000.000 Infrastruktur untuk pejalan kaki dan Pesepeda

Pemkot Palembang

3 Membuat kebijakan untuk Multimoda Transport: Rp. 500.000.000 kebijakan untuk

Multimoda Transport: Pemkot Palembang

4. Mengembangkan Jaringan BRT Rp.

50.000.000.000 Jaringan BRT Pemkot

Palembang

5. ITS

Rp. 5.000.000.000 Pemkot Palembang

6. Promosi/ Campaign for Clean

Air Transport; Rp. 1.000.000.000 Leaflet, Kegiatan Pemkot

Palembang

7. Provide Converter Kit for Gasoline

Rp. 4.000.000.000 Converter Kit for Gasoline Pemkot

Palembang

8. Mendorong Modal shift ke Angkutan Umum dengan cara

1) Peningkatan Transportasi Multimoda a) membuka jaringan jalan dan jalan tol baru (2012-2015) Membantu kerjasama PT. Jasamarga di daerah dengan Perusahaan Daerah (BUMD) • Betung – Batas Jambi :

198 km (60 km full standard : 138 km HGH) ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

• Kayu Agung – Pematang Panggang : 186 km ( 40 km full standard : 146 HGH) ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

• Prabumulih - Palembang : 93 km : 93 km full standard ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

• Palembang - TAA : 70 km : HGH : 70 km (full standart : 2 km) ; pembebasan tanah sebagian APBD 2012 dan 2013

Rp. 1.200.000.000 Study Amdal Jalan Toll dan Feasibility Study Membagi Arus lalu lintas Barang dari Jalan Lintas Timur dan Lintas Barat

Litbang Kemenhub

Page 274: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 256

No Rencana Aksi (Kegiatan) Biaya Produk Kegiatan Penurunan

Ton/thn Sumber Dana

b) Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di daerah Gunung medan untuk Stock Pile

Rp. 1.200.000.000 Shifting Logistic Transport dari jalan ke rel (2015-2018)

Litbang Kemenhub

c) Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di Stasiun Simpang, Keramasan

Rp. 1.200.000.000 Shifting Logistic Transport dari jalan ke rel (2015-2018)

Litbang Kemenhub

d) Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di Stasiun Kertapati, Keramasan

Rp. 1.200.000.000 Shifting Logistic Transport dari jalan ke rel (2015-2018)

Litbang Kemenhub

e) ) Study DED Pembangunan Lock and Dam Rp. 1.200.000.000

Shifting Logistic Transport dari jalan ke sungai (2012-2020)

Litbang Kemenhub

f) Mendirikan

Dredging Company dan membuat dredging program.

Rp. 500.000.000 Shifting Logistic Transport dari jalan ke sungai (2012-2020)

Litbang Kemenhub

g) Memelihar

a Kemampuan sungai untuk dilayari (navigability)

Rp. 500.000.000 Shifting Logistic Transport dari jalan ke sungai (2012-2020)

Litbang Kemenhub

h) Mengirim

Student ke Hydraulic Laboratory, Antwerpen, Belgium

Rp. 1.200.000.000 Mampu membuat Model Penampang Dasar Sungai Musi, Ogan dan Lematang

Litbang Kemenhub

2. Pencatatan rutin Emisi di Sumatera Selatan

Rp. 1.500.000.000 Data Emisi Langsung sebagai perbandingan hasil perhitungan dengan Metode Penghitungan Emisi

Dinas Perhubungan Sumsel

3 Capacity Building

Centre of Excellence for Multimodal Transport

d) Membangun Multimodal Organization

e) Membangun CO2 Emission data base

Rp. 600 000 000 Kerjasama dengan di Universitas Sriwijaya

Dinas Perhubungan Sumsel

5.2.4. Industri

Aksi mitigasi terdari 4 Program utama yang didukung oleh 9 kegiatan pendukung

selama periode tahun 2013 – 2020 yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar

Rp 46.85 Miliyar yang bersumber dari dana APBD (Tabel IV.57).

Page 275: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 257

5.2.5. Sampah/Limbah

Gambar 5.4 Total Anggaran Program/kegiatan Mitigasi RAD-GRK Sektor

Pengelolaan Limbah Th. 2013 – 2020

Page 276: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 258

Tabel V.11. Matriks Pendanaan Aksi Mitigasi Sektor Sampah/Limbah

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. Juta) Total Lokasi SKPD

APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN Biaya Lokasi (lead actor)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 (Rp. Juta

A. Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

1 Penyusunan Master Plan Persampahan 15 kota/kab. 4.200

4.800 9.000 15 K/K Satker PLP

2 Penyusunan Studi Kelayakan dan DED TPA 15 kota/kab 7.500

7.500 15 K/K PU CK K/K

3 Penyusunan AMDAL TPA 10 kota/kab 2.500 2.500

5.000 15 K/K PU CK K/K

4 Perencanaan Teknik TPST 3R 2.250

2.250 15 K/K PU CK K/K

A. Program Minimasi Sampah dengan prinsip 3R

1 Pembangunan TPS Terpadu (TPST) 500 1.800 1.600 1.600 1.400 1.400 1.400 1.400 250 900 800 800 700 700 700 700 1.750 6.300 5.600 5.600 4.900 4.900 4.900 4.900 55.500 15 K/K

Satker PLP, PU CK K/K

2 Sosialisasi 3 R dan Pemilahan Sampah 750 750 750 750 750 750 750 750 375 375 375 375 375 375 375 375 9.000 15 K/K

Satker PLP, BLH Prov.

3 Pendirian Bank Sampah 75 75 75 75 75 75 75 75

675 675 675 675 675 675 675 675 6.000 15 K/K BLH Prov.

4 Bantuan Sarana dan Bimtek Komposting Sampah Domestik untuk Reklamasi Tambang (pola Kemitraan) 50 50 50 50 50 50 50 50 150 150 150 150 150 150 150 150 1.600 Sumsel BLH Prov.

5 Komposting sampah organik pedesaan dengan sistem gali-timbun (kearifan lokal sumsel) 750 750 750 750 750 750 750 750 50 50 50 50 50 50 50 50 6.400 15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

6 Program Kampung Iklim dan Menuju Indonesia Hijau

1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 9.600 15 K/K BLH Prov.

C. Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan

1 Rehabilitasi/Pembangunan TPA Un-managed Deep menjadi Semi-aerobic Landfill di 10 kota/kab. 5.000 5.000 20.000 20.000 50.000 10 K/K

Satker PLP, PU CK K/K

2 Operasional TPA semi-aerobic di 15 kota/kab; dan pengadaan tanah timbun 2.180 4.281 6.025 10.072 10.1947 10.318 10.445

53.515 15 K/K DKP K/K

3 Penambahan sarana persampahan

7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500

52.500 15 K/K DKP K/K

D. Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah

1 Recovery gas metan di TPA I Sukawinatan (CDM-Project) 200 200 200 200 200 200 200 200

1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 16.000 Palembang

DKP Plbg, swasta

E. Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

1 Penyusunan Master Plan Air Limbah 15 kota/kabupaten 4.200

4.800 9.000 15 K/K Satker. PLP

2 Studi Kelayakan dan DED Septik Tank Komunal 1.000 5.625

1.000 Sumsel.

Satker PLP, PU CK K/K

3 Studi Kelayakan & DED MCK Sanimas 3.750

3.750 15 K/K PU CK K/K

4 Sosialisasi Rencana Pembangunan IPAL Komunal 100 150

250 Sumsel. BLH Prov.

5 Penyusunan SOP Pengelolaan IPAL Komunal 20

20 Sumsel. BLH Prov.

F. Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman

1 Pembangunan MCK Plus

600 600 600 600

5.400 5.400 5.400 5.400

24.000 15 K/K PU CK K/K

2 Pemb. MCK Sanimas

6.000 6.000 6.000 6.000

24.000 15 K/K Satker. PLP

3 Pembangunan Septik Tank Komunal

6.000 6.000 6.000 6.000 24.000 Sumsel

Satker. PLP , PU CK K/K

G. Program Pengelolaan Badan Air

1 Sosialisasi prokasih/superkasih 750 750 750 750 750 750 750 750

6.000 15 K/K BLH K/K

2 Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa dan kolam retensi. 750 750 750 750 750 750 750 750 350 350 350 350 350 350 350 350 500 500 500 500 500 500 500 500 12.800 15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

H. Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

1 Sosialisasi, Penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Sehat 750 750 750 750 750 750 750 750

6.000 15 K/K Dinkes K/K

2 Pembentukan lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan 450 450 450 450 450 450 450 450

3.600 15 K/K Dinkes K/K

3 PHAST Pasar, Sekolah

960 960 960 960 960 960 960 960 1.890 1.890 1.890 1.890 1.890 1.890 1.890 1.890 22.800 15 K/K Dinkes Prov.,

Page 277: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 259

No. Rencana Aksi dan Kegiatan

Rencana Sumber Biaya (Rp. Juta) Total Lokasi SKPD

APBD Kota/Kabupaten APBD Provinsi APBN Biaya Lokasi (lead actor)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 (Rp. Juta

Dinkes K/K

4 STBM, CLTS, PHBS

375 375 375 375 375 375 375 375 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 1.250 13.000 15 K/K

Dinkes Prov., Dinkes K/K

5 Sosialisasi kebersihan dan kesehatan kota (+ sosialisasi pelarangan open burning) 150 150 150 150 150 150 150 150 1.200 Sumsel BLH Prov.

6

Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) 750 750 750 750 750 750 750 750 150 150 150 150 150 150 150 150 7.200 15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

J. Program Inventori dan Pengelolaan Limbah Industri

1

Pemantauan dan inventori limbah cair (inlet) dan padat per sektor industri

250 250 250 250 250 250 250 250

2.000 Sumsel BLH Prov.

2 Sosialisasi Clean Development Mechanism

150 150 150 150 150 150 150 150

1.200 Sumsel BLH Prov.

3 Standarisasi pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

200

200 Sumsel BLH Prov.

4 Sosialisasi pemanfaatan limbah PKS

150 150 150 150 150 150 150 150

1.200 Sumsel BLH Prov.

5

Standarisasi bangunan dan perawatan IPAL industri Crum Rubber

200

200 Sumsel BLH Prov.

K. Program Monitoring dan Evaluasi

1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Persampahan 750 750 750 750 750 750 750 750 100 100 100 100 100 100 100 100 6.800 15 K/K

BLH Prov., DKP K/K

2 Survey Persampahan Sumsel

200 200 200 200 200 200 200 200

1.600 Sumsel BLH Prov.

3 Monitoring kualitas lingkungan 500 500 500 500 500 500 500 500 4.000 Sumsel BLH Prov.

4 Pengembangan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium

1.500 1.500 1.000 500 500 500 500 500 2.250 2.250 10.300 Sumsel BLH Prov.

5 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Air Limbah

150 150 150 150 150 150 150 150 1.200 Sumsel BLH Prov.

6 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Air Limbah 750 750 750 750 750 750 750 750 100 100 100 100 100 100 100 100 6.800 15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

7 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Persampahan

150 150 150 150 150 150 150 150 1.200 Sumsel

Satker PLP, BLH Prov.

8 Inventariasasi GRK, Monitoring dan Evaluasi Mitigasi Penurunan GRK sektor Pembangunan 900 900 900 900 900 900 900 900 200 200 200 200 200 200 200 200 8.800

15 K/K & Prov.

BLH K/K & BLH Prov.

9 Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 100 100 100 100 100 100 100 100 9.800

15 K/K &Prov.

Bappeda K/K & Bappeda prov.

10 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD 750 750 750 750 750 750 750 750 15 15 15 15 15 15 15 15 6.120

15 K/K &Prov.

Bappeda K/K & Bappeda prov.

L. Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Limbah

1 Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten

150 150 150 150 150 150 150 150 1.200 Palembang BLH Prov.

2 Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor limbah 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125

9.000 15 K/K. BLH K/K

3 Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel 3.750 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 400 75 75 75 75 75 75 75 12.550 15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

4 Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Limbah 1.500

1.500 Sumsel BLH Prov.

5 Pengembangan Kelembagaan Inventarisasi Emisi GRK

7.500

500 8.000

15 K/K & Prov.

BLH K/K & BLH Prov.

6 Pertemuan Stakeholder RAD-GRK

750 750 750 750 750 750 750 750 100 100 100 100 100 100 100 100 6.800 15 K/K &

Prov. Bappeda K/K & Bappeda prov.

Sub- Biaya (Rp. Juta) 32.745 39.580 26.481 28.225 32.072 31.594 31.718 31.845 17.225 12.600 6.500 6.000 5.900 5.900 5.900 5.900 19.565 51.915 51.215 31.015 30.315 12.915 12.915 12.915 542.955

Total Biaya (Rp. Juta) 254.260 65.925 222.770

Page 278: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 260

5.3 Penyusunan Jadwal Implementasi

5.3.1. Pertanian

Jadwal dan pendanaan untuk kegiatan implementasi Rencana Aksi Daerah tentang

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Sumatera Selatan dilakukan secara

terstruktur dan terintegrasi dengan mekanisme penganggaran dari Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Anggaran pendapatan Belanja Negara

(APBN), maupun dukungan pendanaan internasional. Secara lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel V.7.

Tabel V.12. Jadwal Implementasi RAD – GRK Sektor Pertanian

No. Program/Kegiatan Tahun Mitigasi

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Perancangan dan implementasi peraturan

daerah terkait RAD-GRK

2 Evaluasi Kebijakan Sektor Pertanian dan

Peternakan

3 Sinkronisasi sektor pertanian dan

peternakan dengan sektor lain terkait

4 Perbaikan dan pemeliharaan jaringan

irigasi

5 Penerapan teknologi budidaya padi SRI

organik

6 Pengembangan dan penggunaan pupuk

organik

7 Pengembangan pertanian organik

8 Penyusunan rekomendasi pemupukan

spesifik lokasi

9 Pengembangan pakan ternak rendah emisi

10 Pemanfaatan Kotoran Ternak untuk

Biogas

11 Pemanfaatan sisa biogas untuk kompos

12 Seleksi genetik ternak rendah emisi

13 Edukasi petani dan masyarakat umum

Page 279: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 261

5.3.2. Kehutanan dan Lahan Gambut

Tabel V.13. Jadwal Implementasi RAD – GRK Sektor Kehutanan dan Lahan

Gambut

No

Rencana Aksi dan Kegiatan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Lokasi

A Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa

1 Rehabilitasi Daerah Rawa MUBA, Banyuasin, OKI

2 Operasi dan Pemeliharaan Rawa MUBA, Banyuasin, OKI

B Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

MUBA, Banyuasin, OKI

C

Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura

MUBA, Banyuasin, OKI

D Program Perlindungan Hutan dan Konservasi SDH

1 KegiatanPencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Kab. OKI, OI, Banyuasin,

Muba, Muara Enim,

Mura, OKU, Lahat, serta

Kota Prabumuli

2 Kegiatan Bimbingan Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

Kab. OKI, Mura,

Banyuasin, Muara Enim,

Muba, dan Lahat

3 Kegiatan Pengamanan Hutan 14 kabupaten/kota kecuali Palembang

4 Kegiatan Penyelidikan Kasus-kasus Peredaran hasil Hutan

14 kabupaten/kota kecuali Palembang

E Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut

1 Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Reboisasi dan Penghijauan Hutan

14 kabupaten/kota kecuali Palembang

2 Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan

14 kabupaten/kota kecuali Palembang

3 Kegiatan Rehabilitasi Hutan Catchment Area

14 kabupaten/kota kecuali Palembang

F

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

1

Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hasil Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat dan Lumbung Kayu Desa

14 kabupaten/kota

kecuali Palembang

2 Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu Budidaya Rotan dan Gaharu

14 kabupaten/kota

kecuali Palembang

3 Kegiatan Tanaman Hutan Rakyat Sebagai Tabungan Pendidikan

14 kabupaten/kota

kecuali Palembang

G Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

1 Kegiatan Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

14 kabupaten/kota

Page 280: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 262

No

Rencana Aksi dan Kegiatan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Lokasi

kecuali Palembang

2 Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

14 kabupaten/kota

kecuali Palembang

3 Kegiatan Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan

14 kabupaten/kota

kecuali Palembang

4 Kegiatan Inventarisasi Sumberdaya Hutan Tingkat Provinsi

14 kabupaten/kota

kecuali Palembang

H Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan

1 Peremajaan dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat

Mura, LLG, Muba,

Banyuasin, OKI, OI, OKU,

OKUS, OKUT,

Prabumulih, Lht, Muara

Enim, Empat Lawang,

Pagar Alam

2 Pengembangan Kelapa sawit Rakyat

Lht, Muba, Banyuasin,

LLG, OKU, OKUT,OKUS

3 Pengembangan Kopi Sambung

Muara Enim, Empat

Lawang, Lht, Pagaralam,

OKUS

4 Diversifikasi Tanaman Kopi, Kakao/Lada

OKUS, Muara Enim,

Pagaralam, Empat

Lawang, OKUT, Lahat

5 Bantuan benih karet untuk batang bawah

Mura, LLG, Muba,

Banyuasin, OKI, OI, OKU,

OKUS, OKUT,

Prabumulih, Lht, Muara

Enim, Empat Lawang,

Pagar Alam

Page 281: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 263

5.3.3. Energi

Tabel V.14. Jadwal Implementasi RAD - GRK Sektor Energi

No. Kegiatan Mitigasi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

I Kebijakan yang dilaksanakan untuk menunjang RAD-GRK

1 Penyuluhan hemat energy (100 peserta)

2 Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Ketenagalistrikan Lintas Kabupaten/Kota

3 Audit Energi pada gedung pemerintah (2 instansi)

4 Pengembangan Potensi dan Kecukupan Bahan bakar (15 kab/kota)

6 Sosialisasi Pemanfaatan konversi energy gas dan LPG 3 kg

7 Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5 kab/kota)

II Implementasi Teknis Penurunan Emisi GRK

1 Pengadaan dan PemasanganPLTS

2 Pembangunan dan operasi PLTP Lumut Balai Muara Enim

3 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

4 Implementasi hemat energi

5.3.4. Transportasi

Jadwal Implementasi Aksi Mitigasi dengan mengadopsi Rencana Induk Transportasi

Kota Palembang dan sekitarnya, serta laporan Tataran Transportasi Wilayah

Sumatera Selatan. Semaua aksi tergambar dalam skema waktu sebagai gambar

berturut turut berikut ini.

Page 282: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 264

5.3.5. Industri

Tabel V.15. Jadwal Implementasi RAD - GRK Sektor Industri

No. Kegiatan Mitigasi 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

I Program Peningkatan kapasitas IPTEK dalam system produksi

1 Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri CPO

2 Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri Makanan dan Minuman (Industri Menengah Besar)

3 Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri batubata (IKM)

II Program pengembangan IKM

1 Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5 kab/kota)

III Implementasi Teknis Penurunan Emisi GRK

1 Sosialisasi produksi bersih bagi IKM

2 Sosialisasi konservasi energy bagi industry kecil menengah (IKM) di Sumsel

3 Penerapan penggunaan biomassa sebagai ganti penggunaan listrik pada industry bata

IV Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

1 Bantuan peralatan produksi hemat energy bagi IKM

2 Bimbingan Teknis pengoperasian peralatan hemat energy

V Program Monitoring dan Evaluasi RAD-GRK

1 Monev penerapan bahan bakar ramah lingkungan pada Industri Menengah dan Besar (Crumb Rubber dan CPO)

2 Monev penerapan bahan bakar ramah lingkungan pada Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Page 283: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 265

5.3.6. Sampah/Limbah

No. Rencana Aksi dan Kegiatan Jadwal Implementasi Lokasi Lead Actor

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

A. Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

1 Penyusunan Master Plan Persampahan 15 kota/kab.

15 K/K Satker PLP

2 Penyusunan Studi Kelayakan dan DED TPA 15 kota/kab

15 K/K PU CK K/K

3 Penyusunan AMDAL TPA 10 kota/kab

15 K/K PU CK K/K

4 Perencanaan Teknik TPST 3R

15 K/K PU CK K/K

B. Program Minimasi Sampah dengan prinsip 3R

1 Pembangunan TPS Terpadu (TPST)

15 K/K

Satker PLP, PU CK K/K BLH Prov. (pilot project)

2 Sosialisasi 3 R dan Pemilahan Sampah

15 K/K

Satker PLP, BLH Prov.

3 Pendirian Bank Sampah

15 K/K BLH K/K

4 Bantuan Sarana dan Bimtek Komposting Sampah Domestik untuk Reklamasi Tambang (pola Kemitraan)

Sumsel BLH Prov.

5 Komposting sampah organik pedesaan dengan sistem gali-timbun (kearifan lokal sumsel)

15 K/K.

BLH K/K & BLH Prov.

6 Program Kampung Iklim (15 K/K) dan Menuju Indonesia Hijau (5 K/K)

15 K/K BLH Prov.

C. Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan

1 Rehabilitasi/Pembangunan TPA Un-managed Deep menjadi Semi-aerobic Landfill di 15 kota/kab.

15 K/K

Satker PLP, PU CK K/K

2 Operasional TPA semi-aerobic; pengadaan tanah timbun

15 K/K DKP K/K

3 Penambahan sarana - prasarana persampahan

15 K/K DKP K/K

D. Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah

1 Recovery gas metan di TPA I Sukawinatan (CDM-Project)

Palembang DKP Plbg, swasta

E. Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

1 Penyusunan Master Plan Air Limbah 15 kota/kabupaten

15 K/K Satker. PLP

2 Studi Kelayakan dan DED Septik Tank Komunal

Sumsel

Satker PLP, PU CK K/K

3 Studi Kelayakan & DED MCK Sanimas

15 K/K PU CK K/K

4 Sosialisasi Rencana Pembangunan Septik Tank Komunal

Sumsel BLH Prov.

5 Penyusunan SOP Pengelolaan Septik Tank Komunal

Sumsel BLH Prov.

F. Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman

1 Pembangunan MCK Plus

15 K/K PU CK K/K

2 Pembangunan MCK Sanimas

15 K/K Satker. PLP

3 Pembangunan Septik Tank Komunal

Sumsel Satker. PLP

G. Program Pengelolaan Badan Air

1 Sosialisasi prokasih/superkasih

15 K/K BLH K/K

2 Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa dan kolam retensi.

15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

H. Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

1 Sosialisasi, Penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Sehat

15 K/K Dinkes K/K

2 Pembentukan lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan

15 K/K Dinkes K/K

3 PHAST Pasar, Sekolah

15 K/K

Dinkes Prov. & Dinkes K/K

4 STBM, CLTS, PHBS

15 K/K

Dinkes Prov. & Dinkes K/K

5 Sosialisasi kebersihan dan kesehatan kota (+ sosialisasi pelarangan open burning)

15 K/K BLH Prov.

6 Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)

15 K/K

BLH K/K & BLH Prov.

J. Program Inventori dan Pengelolaan Limbah Industri

1 Pemantauan dan inventori limbah cair (inlet) dan padat per sektor industri

Sumsel BLH Prov.

2 Sosialisasi Clean Development Mechanism

Sumsel BLH Prov.

3 Standarisasi pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Sumsel BLH Prov.

4 Sosialisasi pemanfaatan limbah PKS

Sumsel BLH Prov.

5 Standarisasi bangunan dan perawatan IPAL industri Crum Rubber

Sumsel BLH Prov.

K Program Monitoring dan Evaluasi

1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Persampahan

15 K/K BLH Prov., DKP K/K

2 Survey Persampahan (domestik) Sumsel Sumsel BLH Prov.

3 Monitoring kualitas lingkungan

Sumsel BLH Prov.

4 Pengembangan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium

Sumsel BLH Prov.

5 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Air Limbah

Sumsel BLH Prov.

6 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Air Limbah

15 K/K & Sumsel

BLH K/K & BLH Prov.

Page 284: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 266

No. Rencana Aksi dan Kegiatan Jadwal Implementasi Lokasi Lead Actor

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

7 Bantek, Bimtek dan Pendampingan Pengelolaan Persampahan

15 K/K

Satker PLP, BLH Prov.

8 Inventarisasi GRK, Monitoring dan Evaluasi Mitigasi Penurunan GRK sektor Pembangunan

15 K/K & Provinsi

BLH K/K & BLH Prov.

9 Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Anggaran terkait Aksi Mitigasi

15 K/K & Provinsi

Bappeda K/K & Bappeda prov.

10 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kerja SKPD

15 K/K & Provinsi

Bappeda K/K & Bappeda prov.

L. Program Non-teknis RAD-GRK Sektor Limbah

1 Sosialisasi RAD-GRK ke kota/kabupaten

Palembang BLH Prov.

2 Penyusunan RAD-GRK kota/kab. Sektor limbah

15 K/K. BLH K/K

3 Pengembangan sistem informasi RAD-GRK Sumsel

15 K/K & Provinsi.

BLH K/K & BLH Prov.

4 Penyusunan Perda Aksi Mitigasi Penurunan Emisi GRK Sektor Limbah

Provinsi BLH Prov.

5 Pengembangan Kelembagaan Inventarisasi Emisi GRK

15 K/K & Provinsi

BLH K/K & BLH Prov.

6 Pertemuan Stakeholder RAD-GRK

15 K/K & Provinsi

Bappeda K/K & Bappeda prov.

Page 285: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 267

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

Kerangka implementasi RAD-GRK Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada

Gambar 6.1.

Gambar 6.1. Kerangka implementasi RAD-GRK Provinsi Sumatera Selatan

6.1. Monitoring

Untuk menjamin implementasi RAD-GRK efektif dan tepat waktu, maka perlu

dilakukan monitoring yang bertujuan untuk mengikuti perubahan emisi GRK akibat

aksi mitigasi dibandingkan dengan emisi BAU baseline. Pelaksanaan monitoring

implementasi RAD-GRK di sektor pertanian di Provinsi Sumatera Selatan

melibatkan berbagai pihak terkait dari unsur pemerintah (pusat dan daerah),

perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat. Kegiatan monitoring ini fokus pada

beberap aspek, yaitu:

Implementsi RAD-GRK

Prov. Sumsel

RAN-GRK Indonesia

Penyusunan RAD-GRK

Prov. Sumsel

Penetapan Pergub RAD-

GRK Prov. Sumsel

RPJMD Prov. Sumsel

Renstra SKPD

RKPD SKPD

INTEGRASI

Usulan program/kegiatan

SKPD

MUSRENBANG Dana :

Nasional (APBN dan APBD

Internasional (Pinjaman, Hibah)

MONEV Umpan Balik

Page 286: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 268

1. Identifikasi sumber emisi GRK dan menetapkan baseline data emisi GRK

Provinsi Sumatera Selatan dengan berkoordinasi dengan SKPD terkait

(Dinas Tanaman Pangan, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas

Perkebunan, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Perhubungan, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan, dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi

Sumatera Selatan),

2. Identifikasi program SKPD terkait (Renstra, RPJMD, RKPD) yang berpotensi

memberikan kontribusi menurunkan emisi GRK yang kemudian dituangkan

sebagai program dan/atau kegiatan mitigasi dalam RAD-GRK. Langkah ini

dilanjutkan dengan melakukan penghitungan potensi penurunan emisi GRK

dan kemudian dijadikan target capaian penurunan Emisi GRK,

3. Perancangan piranti monitoring implementasi emisi GRK,

4. Penelusuran (tracking) proses implementasi RAD-GRK di Provinsi Sumatera

Selatan, dan

5. Mengukur capaian atau hasil. Langkah ini bertujuan untuk mengukur emisi

GRK akibat aksi mitigasi dan membandingkan hasilnya dengan emisi GRK

BAU baseline, seperti yang telah ditetapkan dalam Bab 2 dan Bab 4. Hasil

yang diperoleh kemudian digunakan sebagai bahan untuk diproses lebih

lanjut, yaitu evaluasi.

Monitoring memerlukan dan melibatkan unit/dan atau personil yang

bertanggungjawab, serta piranti untuk melakukannya. Langkah ini melibatkan;

1. Bappeda provinsi dan kabupaten/kota,

2. Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, PU Pengairan, BLH tingkat provinsi dan

kabupaten/kota, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertambangan

dan Energi, Dinas Perhubungan, Dinas PU Bina Marga, Dinas Perindustrian

dan Perdagangan, Dinas PU Cipta Karya, Dinas Kebersihan kabupaten/Kota

3. Lembaga swasta (industri),

4. Perguruan tinggi,

5. Donor, dan

6. LSM.

6.2. Evaluasi

Evaluasi ini bertujuan untuk menilai kinerja aksi mitigasi dalam menurunkan emisi

GRK. Seperti halnya monitoring, evaluasi ini juga melibatkan berbagai pihak terkait

dari unsur pemerintah (pusat dan daerah), perguruan tinggi, swasta, dan

masyarakat. Kegiatan monitoring ini fokus pada beberap aspek, yaitu:

Page 287: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 269

1. Melakukan verifikasi dan analisis hasil monitoring,

2. Melakukan penilaian kinerja aksi mitigasi yang telah dituangkan dalam

dokumen RAD-GRK Provinsi Sumatera Selatan,

3. Melakukan evaluasi dan melakukan revisi dokumen RAD-GRK dengan

konsep continous improvement yang meliputi 4 komponen penting, yaitu

Plan, Do, Study, and Act (PDSA Concept) (Gambar 6.2),

4. Memberikan rekomendasi terkait rencana aksi penurunan emisi GRK, dan

5. Melaporkan hasil monev kepada SKPD dan lembaga terkait di tingkat

provinsi dan pusat.

Proses evaluasi ini juga memerlukan dan melibatkan unit/dan atau personil yang

bertanggungjawab untuk memantau kemajuan dan permasalahan atau kendala,

serta piranti untuk melakukannya. Langkah ini melibatkan;

1. Bappeda provinsi dan kabupaten/kota,

2. Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, PU Pengairan, BLH tingkat provinsi dan

kabupaten/kota, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertambangan

dan Energi, Dinas Perhubungan, Dinas PU Bina Marga, Dinas Perindustrian

dan Perdagangan, Dinas PU Cipta Karya, Dinas Kebersihan kabupaten/Kota

3. Lembaga swasta (industri),

4. Perguruan tinggi,

5. Donor, dan

6. LSM

Page 288: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 270

Gambar 6.2. Konsep continous improvenment dalam monev implementasi RAD-

GRK Provinsi Sumatera Selatan

STUDY • Mempelajari hasil implementasi

aksi mitigasi untuk melihat apa

yang telah dicapai dan bisa

dijadikan pelajaran.

• Mengamati, mengukur, dan

monitor pengaruh yang timbul

pada emisi GRK akibat aksi

mitigasi dibandingkan dengan

BAU Baseline.

DO Implementasi aksi

mitigasi yang telah

dituangkan dalam

dokumen RAD-GRK .

PLAN Merencanakan skenario aksi

mitigasi emisi GRK.

Merencanakan besaran target

penurunan emisi GRK pada

masing-masing skenario.

ACT Adopsi aksi mitigasi jika

memberikan hasil seperti

yang diharapkan. Jika

tidak, redisain aksi mitigasi

Ulangi konsep PSDA ini

dengan merujuk hasil yang

diperoleh.

Siklus PDSA merupakan

dasar pokja RAD-GRK

Sektor Pertanian Provinsi

Sumsel dalam implementasi

aksi mitigasi. Siklus ini

berbasis konsep continous

improvement.

Page 289: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 271

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan

a. Sumber Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan yaitu:

No Sumber Emisi Emisi Historikal

(ton CO2 - eq) No. Sumber Emisi

Emisi Historikal

(ton CO2 - eq)

1 Budidaya Padi 3,223,876.50 12 Industri Cpo 53,539.53

2 Peternakan 174,106.73 13 Industri Crumb Rubber 91,568.56

3 Perubahan Penutupan Lahan 25,202,079.78 14 Industri Makanan 100,828.87

4 Gambut 38,630,468.11 15 Industri Pulp and Papper 979,250.40

5 PLTU 1,195,541,239.00 16 Industri Semen 1,014,235

6 PLTD 30,224.24 17 Industri Pupuk 286,832.29

7 PLTG (PLN) 931,805,297.73 18 Timbunan 467,460

8 PLTG dan PLTMG (Swasta) 1,385,986.93 19 open burning 182,910

9 Bahan Bakar Minyak (tanpa

transportasi) 32,831.34 20 Komposting 7,140

10 Kayu 7,822,913.70 21 Limbah Cair Domestik 947,100

11 Kendaraan bermotor 2,036,551.78

b. Emisi BAU-Baseline Provinsi Sumatera Selatan:

Tahun Pertanian

Kehutanan dan Lahan Gambut

Energi Transportasi Industri Sampah/ Limbah

Total

------------------------------------------------------------ ton CO2 eq / tahun ---------------------------------------------------------

2010 - - 2,136,618,492.94 - -

734,948 2,137,353,440.94

2011 974,980.54 63,832,547.89 2,232,766,325.12 - -

869,604 2,298,443,457.55

2012 1,069,250.78 78,814,596.44 2,333,240,809.75 2,036,551.78 2,434,686.09

973,349 2,418,569,243.84

2013 1,139,476.17 93,796,644.99 2,438,236,646.19 2,342,034.55 2,556,420.39

1,056,370 2,539,127,592.29

2014 1,245,053.33 108,778,693.54 2,547,957,295.27 2,693,339.73 2,684,241.41

1,124,324 2,664,482,947.28

2015 1,347,720.88 123,760,742.09 2,662,615,373.56 3,097,340.69 2,818,453.48

1,182,424 2,794,822,054.70

2016 1,456,741.55 134,995,793.53 2,782,433,065.37 3,561,941.80 2,959,376.16

1,233,801 2,926,640,719.41

2017 1,575,666.98 146,230,844.97 2,907,642,553.31 4,096,233.07 3,107,344.97

1,280,583 3,063,933,226.30

2018 1,705,436.62 157,465,896.40 3,038,486,468.21 4,710,668.03 3,262,712.22

1,324,223 3,206,955,404.48

2019 1,847,079.48 168,700,947.84 3,175,218,359.28 5,417,268.23 3,425,847.83

1,365,720 3,355,975,222.66

2020 2,001,726.32 179,935,999.28 3,318,103,185.44 6,229,858.47 3,597,140.22 1,405,766 3,511,273,675.73

Page 290: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 272

Gambar 7.1 Emisi BAU-Baseline Provinsi Sumatera

c. Usulan Aksi Mitigasi RAD – GRK Provinsi Sumatera Selatan

Sektor Aksi Mitigasi

Pertanian

a. Subsektor Budidaya Padi Sawah;

- Perbaikan dan optimalisasi sistem irigasi,

- Implementasi budidaya padi berbasis System Rice Intensification (SRI),

- Penanaman padi varietas rendah emisi,

- Pengembangan padi organik,

- Pengembangan pemupukan spesifik lokasi,

- Penyuluhan dan edukasi.

b. Subsektor Peternakan;

- Penggunaan dan pengembangan pakan ternak rendah emisi,

- Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber biogas,

- Seleksi genetik sapi yang mempunyai produktivitas tinggi,

- Penyuluhan dan edukasi.

Kehutanan dan Lahan Gambut

a. Peningkatan, Rehabilitasi, Operasi, dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa

- Rehabilitasi Daerah Rawa

- Operasi dan Pemeliharaan Rawa

b. Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

c. Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura

d. Program Perlindungan Hutan dan Konservasi SDH

- KegiatanPencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

- Kegiatan Bimbingan Teknis Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan

- Kegiatan Pengamanan Hutan

- Kegiatan Penyelidikan Kasus-kasus Peredaran hasil Hutan

Page 291: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 273

Sektor Aksi Mitigasi

e. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gambut

- Kegiatan Koordinasi Penyelenggaraan Reboisasi dan Penghijauan Hutan

- Kegiatan Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan

- Kegiatan Rehabilitasi Hutan Catchment Area

f. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Pembangunan Desa Mandiri Pangan dan Pembangunan Lumbung Desa

- Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hasil Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat dan Lumbung Kayu Desa

- Kegiatan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu Budidaya Rotan dan Gaharu

- Kegiatan Tanaman Hutan Rakyat Sebagai Tabungan Pendidikan

g. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

- Kegiatan Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)

- Kegiatan Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

- Kegiatan Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan

- Kegiatan Inventarisasi Sumberdaya Hutan Tingkat Provinsi

h. Program Pengembangan Sentra-sentra Produksi Perkebunan

- Peremajaan dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat

- Pengembangan Kelapa sawit Rakyat

- Pengembangan Kopi Sambung

- Diversifikasi Tanaman Kopi, Kakao/Lada

- Bantuan benih karet untuk batang bawah

Energi

a. Kebijakan yang dilaksanakan untuk menunjang RAD-GRK

- Penyuluhan hemat energy (100 peserta)

- Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Ketenagalistrikan Lintas Kabupaten/Kota

- Audit Energi pada gedung pemerintah (2 instansi)

- Pengembangan Potensi dan Kecukupan Bahan bakar (15 kab/kota)

- Sosialisasi Pemanfaatan konversi energy gas dan LPG 3 kg

- Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5 kab/kota)

b. Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

- Pengadaan dan PemasanganPLTS

- Pembangunan dan operasi PLTP Lumut Balai Muara Enim

- Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

- Implementasi hemat energi

Transportasi

a. Park and Ride, 4 lokasi

b. Membangun Infrastruktur untuk pejalan kaki dan Pesepeda

c. Membuat kebijakan untuk Multimoda Transport:

d. Mengembangkan Jaringan BRT

e. ITS

f. Promosi/ Campaign for Clean Air Transport;

g. Provide Converter Kit for Gasoline

h. Mendorong Modal shift ke Angkutan Umum dengan cara

i. Peningkatan Transportasi Multimoda

- membuka jaringan jalan dan jalan tol baru (2012-2015) Membantu kerjasama PT. Jasamarga di daerah dengan Perusahaan Daerah (BUMD)

- Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di daerah Gunung medan untuk Stock Pile

Page 292: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 274

Sektor Aksi Mitigasi

- Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di Stasiun Simpang, Keramasan

- Study DED Perbaikan Simpul multimoda di Stasiun KA di Stasiun Kertapati, Keramasan

- Study DED Pembangunan Lock and Dam

- Mendirikan Dredging Company dan membuat dredging program.

- Memelihara Kemampuan sungai untuk dilayari (navigability)

- Mengirim Student ke Hydraulic Laboratory, Antwerpen, Belgium

j. Pencatatan rutin Emisi di Sumatera Selatan

k. Capacity Building

l. Centre of Excellence for Multimodal Transport

- Membangun Multimodal Organization

- Membangun CO2 Emission data base

Industri

a. Program Peningkatan kapasitas IPTEK dalam system produksi

- Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri CPO

- Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri Makanan dan Minuman (Industri Menengah Besar)

- Penerapan substitusi biomassa sebagai bahan bakar alternatif pada Industri batubata (IKM)

b. Pengelolaan Lahan Gambut untuk pertanian berkelanjutan

- Inventarisasi dan evaluasi perkembanga kondisi PLTS dan PLTMH terpasang (5 kab/kota)

c. Pengembangan Pengelolaan lahan pertanian di lahan gambut terlantar dan terdegradasi untuk mendukung sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura

- Sosialisasi produksi bersih bagi IKM

- Sosialisasi konservasi energy bagi industry kecil menengah (IKM) di Sumsel

- Penerapan penggunaan biomassa sebagai ganti penggunaan listrik pada industry bata

d. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

- Bantuan peralatan produksi hemat energy bagi IKM

- Bimbingan Teknis pengoperasian peralatan hemat energy

Sampah/Limbah

Program Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Persampahan

- Penyusunan Master Plan Persampahan 15 kota/kab.

- Penyusunan Studi Kelayakan dan DED TPA 15 kota/kab

- Penyusunan AMDAL TPA 10 kota/kab

- Perencanaan Teknik TPST 3R

Program Minimasi Sampah dengan prinsip 3R

- Pembangunan TPS Terpadu (TPST)

- Sosialisasi 3 R dan Pemilahan Sampah

- Pendirian Bank Sampah

- Bantuan Sarana dan Bimtek Komposting Sampah Domestik untuk Reklamasi Tambang (pola Kemitraan)

- Komposting sampah organik pedesaan dengan sistem gali-timbun (kearifan lokal sumsel)

- Program Kampung Iklim (15 K/K) dan Menuju Indonesia Hijau (5 K/K)

Program Peningkatan Sarana-Prasarana Persampahan

- Rehabilitasi/Pembangunan TPA Un-managed Deep menjadi Semi-aerobic Landfill di 15 kota/kab.

- Operasional TPA semi-aerobic; pengadaan tanah timbun

- Penambahan sarana - prasarana persampahan

Program Peningkatan Pengelolaan Gas Sampah

- Recovery gas metan di TPA I Sukawinatan (CDM-Project)

Page 293: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 275

Sektor Aksi Mitigasi

Penyusunan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah

- Penyusunan Master Plan Air Limbah 15 kota/kabupaten

- Studi Kelayakan dan DED Septik Tank Komunal

- Studi Kelayakan & DED MCK Sanimas

- Sosialisasi Rencana Pembangunan Septik Tank Komunal

- Penyusunan SOP Pengelolaan Septik Tank Komunal

Pembangunan prasarana Waste Water Treatment Pemukiman

- Pembangunan MCK Plus

- Pembangunan MCK Sanimas

- Pembangunan Septik Tank Komunal

Program Pengelolaan Badan Air

- Sosialisasi prokasih/superkasih

- Pemantauan kualitas air permukaan di sungai, rawa dan kolam retensi.

Program Pemberdayaan Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

- Sosialisasi, Penyuluhan dan Pengkajian Kebijakan Lingkungan Sehat

- Pembentukan lembaga Sadar Sanitasi di setiap kelurahan

- PHAST Pasar, Sekolah

- STBM, CLTS, PHBS

- Sosialisasi kebersihan dan kesehatan kota (+ sosialisasi pelarangan open burning)

- Pembinaan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)

Program Inventori dan Pengelolaan Limbah Industri

- Pemantauan dan inventori limbah cair (inlet) dan padat per sektor industri

- Sosialisasi Clean Development Mechanism

- Standarisasi pemanfaatan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

- Sosialisasi pemanfaatan limbah PKS

- Standarisasi bangunan dan perawatan IPAL industri Crum Rubber

d. Target Penurunan Emisi GRK Provinsi Sumatera Selatan

Tahun Pertanian

Kehutanan dan Lahan Gambut

Energi Transportasi Industri Sampah/ Limbah

Total

------------------------------------------------------------ ton CO2 eq / tahun ---------------------------------------------------------

2010 2,136,618,492.94 711,777 2,137,330,269.94

2011 377,892.82 63,832,547.89 2,232,766,325.12 829,601 2,297,806,366.83

2012 414,858.10 41,324,175.97 2,227,380,640.78 1,364,489.70 2,434,686.09 920,812 2,273,839,662.64

2013 401,774.44 18,815,804.06 2,330,280,626.54 1,569,163.15 2,355,558.79 983,716 2,354,406,642.98

2014 436,253.66 (3,692,567.86) 2,437,862,939.25 1,804,537.62 2,279,003.13 1,024,441 2,439,714,606.80

2015 461,111.01 (26,200,939.78) 2,550,340,840.35 2,075,218.27 2,204,935.53 1,056,229 2,529,937,394.38

2016 488,315.25 (19,636,426.83) 2,613,935,203.95 2,386,501.01 2,133,275.12 1,073,273 2,600,380,141.50

2017 507,338.34 (13,071,913.88) 2,736,877,346.07 2,744,476.16 2,063,943.68 1,090,659 2,730,211,849.37

2018 531,157.53 (6,507,400.94) 2,865,409,331.64 3,156,147.58 1,996,865.51 1,115,869 2,865,701,970.32

2019 555,461.24 57,112.01 2,999,783,517.50 3,629,569.72 1,931,967.38 1,141,243 3,007,098,870.85

2020 580,260.92 6,621,624.96 3,140,269,956.20 4,174,005.17 1,869,178.44 1,166,718 3,154,681,743.69

Page 294: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 276

Gambar 7.2 Target Penurunan Emisi GRK Total di Provinsi Sumatera Selatan

e. Kelembagaan, Sumber Anggaran, Periode Pelaksanaan Mitigasi dan Biaya

Mitigasi RAD – GRK Provinsi Sumatera Selatan

Sektor Instansi yang terkait Aksi Mitigasi % Target

Penurunan Emisi

Sumber Anggaran

Periode Pelaksanaa

n

Biaya Mitigasi (Rp Milyar)

Pertanian

Bappeda, Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan, Dinas PU Pengairan, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, BPDAS Musi, BKSDA, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas PU Bina Marga, Dinas PU Cipta karya, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan kab/kota Badan Pusat Statistik

66.9

APBD

kab/kota

APBD Provinsi

APBN

2013 - 2020

2,195.87

Kehutanan dan Lahan Gambut

96.32 2,364.60

Energi 5.36 18.4

Transportasi 33 114.8

Industri 26 46.85

Sampah/Limbah 17 542.96

7.2 Saran

1. Perlu adanya sosialisasi RAD-GRK kepada SKPD di tingkat kabupaten kota di

lingkungan Provinsi Sumatera Selatan, dan

2. Perlu membentuk sekretariat RAD – GRK Tingkat Provinsi Sumatera Selatan

dibawah koordinasi Bappeda untuk keperluan Monitoring dan Evaluasi

pelaksanaan aksi - aksi mitigasi.

3. Perlu adanya sosialisasi kepada Pelaku Usaha

4. RAD-GRK dijadikan salah satu pedoman dalam penyusunan perencanaan

5. Perlu adanya edukasi publik.

Page 295: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 277

Lampiran 1. Produksi jerami dan proporsi yang dibakar

Kabupaten/Kota

Tipologi Sawah (ha) Luas Panen (A) (ha) Produksi Jerami (ton) Jerami Dibakar (ton)

Irigasi Lebak Pasang Surut

Irigasi Lebak Pasang Surut

Irigasi Lebak Pasang Surut

Irigasi Lebak Pasang Surut

13.5 ton ha

-1 (Hidayat et al., 2006) 36.5% (Hidayat et al., 2006)

Ogan Komering Ulu (OKU)

2.596 517 0 5.192 1.034 0 70.092 13.959 0 25.584 5.095 0

OKU Selatan 12.342 0 0 24.684 0 0 333.234 0 0 121.630 0 0

OKU Timur 34.671 12.006 0 69.342 24.012 0 936.117 324.162 0 341.683 118.319 0

Ogan Komering Ilir 650 56.389 15.821 1.300 112.778 3.1642 17.550 1.522.503 427.167 6.406 555.714 155.916

Ogan Ilir 0 50.532 0 0 101.064 0 0 1.364.364 0 0 497.993 0

Muara Enim 6.684 17.764 0 13.368 35.528 0 180.468 479.628 0 65.871 175.064 0

Lahat 15.196 0 0 30.392 0 0 410.292 0 0 149.757 0 0

Musi Rawas 13.752 6.866 0 27.504 13.732 0 371.304 185.382 0 135.526 67.664 0

Musi Banyuasin 0 21.700 30.467 0 43.400 60.934 0 585.900 822.609 0 213.854 300.252

Banyuasin 0 39.087 149.684 0 78.174 299.368 0 1.055.349 4.041.468 0 385.202 1.475.136

Palembang 0 6.320 41 0 12.640 82 0 170.640 1.107 0 62.284 404

Prabumulih 350 100 0 700 200 0 9.450 2.700 0 3.449 986 0

Pagar Alam 3.451 0 0 6.902 0 0 93.177 0 0 34.009 0 0

Empat Lawang 12.928 0 0 25.856 0 0 349.056 0 0 127.405 0 0

Lubuk Linggau 858 0 0 1.716 0 0 23.166 0 0 8.456 0 0

TOTAL 103.478 211.281 19.6013 206.956 422.562 392.026 2.793.906 5.704.587 5.292.351 1.019.776 2.082.174 1.931.708

TOTAL JERAMI 13.790.844 JERAMI DIBAKAR 5.033.658

Page 296: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 278

Lampiran 2

6. Jenis Bahan Bakar dari Pertamina

No Jenis Bahan

Bakar

Faktor emisi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(ton CO2e/kL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL) (KL)

1 Avigas 2.6 17 18 40 4 32 0 0 38

0

2 Avtur 2.6 11,957 11,849 12,866 12,490 21,747 21,875 0 27,944 11,977 28,496 20,934

3 BB2L 2.6 5,315 4,960 785 0 0 0 0 0 0

0

4 Premix 2.6 2,880 3,360 2,490 970 4,110 0 0 0 0

0

5 Pertamax 2.6 0 0 0 2,129 4,650 4,675 0 4,550 1,510 10,124 10,124

6 Premium 2.6 353,664 267,442 278,556 224,580 366,504 343,221 432,044 489,044 413,270 15,618 661,788

7 Minyak tanah 2.58 358,893 299,183 286,406 217,940 290,975 293,372 242,943 244,961 142,733 5,674 3,392

8 Minyak diesel 2.2 65,909 48,749 53,127 456,023 45,096 17,665 37,088 22,015 12,509 36,420 14,367

9 Minyak Solar 2.2 945,089 612,487 627,093 31,042 693,710 408,267 629,948 633,084 524,328 568,534 803,343

10 Minyak Bakar 2.2 99,780 672,741 61,034 53,928 28,447 17,665 45,415 30,776 25,121 88,490 36,006

JUMLAH

1,843,504 1,920,789 1,322,397 999,106 1,455,271 1,106,740 1,387,438 1,452,412 1,131,448 724,860 1,549,954

7. Emisi CO2 dari Jenis – Jenis Bahan Bakar dari Pertamina

Bahan Bakar Faktor emisi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(ton CO2e/kL) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton

CO2e) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton CO2e) (ton

CO2e)

Avigas 2.6 44.2 46.8 104 10.4 83.2 0 0 98.8 0 0 0

Avtur 2.6 31088.2 30807.4 33451.6 32474 56542.2 56875 0 72654.4 31140.2 74089.6 54428.4

BB2L 2.6 13819 12896 2041 0 0 0 0 0 0 0 0

Premix 2.6 7488 8736 6474 2522 10686 0 0 0 0 0 0

Pertamax 2.6 0 0 0 5535.4 12090 12155 0 11830 3926 26322.4 26322.4

Premium 2.6 919526.4 695349.2 724245.6 583908 952910.4 892374.6 1123314.4 1271514.4 1074502 40606.8 1720648.8

Minyak tanah 2.58 925943.94 771892.14 738927.48 562285.2 750715.5 756899.76 626792.94 631999.38 368251.14 14638.92 8751.36

Minyak diesel 2.2 144999.8 107247.8 116879.4 1003250.6 99211.2 38863 81593.6 48433 27519.8 80124 31607.4

Minyak Solar 2.2 2079195.8 1347471.4 1379604.6 68292.4 1526162 898187.4 1385885.6 1392784.8 1153521.6 1250774.8 1767354.6

Minyak Bakar 2.2 219516 1480030.2 134274.8 118641.6 62583.4 38863 99913 67707.2 55266.2 194678 79213.2

JUMLAH 4341621.34 4454476.94 3136002.48 2376919.6 3470983.9 2694217.76 3317499.54 3497021.98 2714126.94 1681234.52 3688326.16

Page 297: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 279

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Pemprov Sumsel. 2005. Master Plan lumbung pangan Sumatera Selatan. Bappeda

Pemprov Sumsel.

Bappeda Pemprov Sumsel. 2012. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan

2012. Bappeda Pemprov Sumsel.

BPS Provinsi Sumatera Selatan. 2010. Sumsel Dalam Angka. 2010. BPS Provinsi Sumatera

Selatan.

Hidayat, M., Harjono, Marsudi, dan Andri. 2006. Rancang bangun alat-mesin pencacah jerami

padi untuk penyiapan bahan pakan ternak ruminansia. Makalah disampaikan pada

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2006.

IPCC. 2006. IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Prepared by the

National Greenhouse Gas Inventories Programme, Eggleston H.S., Buendia L., Miwa K.,

Ngara T. and Tanabe K. (eds). IGES, Japan.

Lara, L., Artaxo, P., Martinelli, L., Camargo, P., Victoria, R., and Ferraz, E. 2005. Properties of

aerosols from sugar-cane burning emissions in Southeastern Brazil. Atmospheric

Environment 39(26): 4627-4637.

Ripoli, T.C.C, Molina Jr., W.F., and Ripoli, M.L.C. 2000. Energy potential of sugarcane

biomas in Brazil. Scientia Agricola 57(4): 677-681.

Page 298: BAU baseline) dan sebesar 41% apabila ada · meliputi 5 (enam) bidang yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut , Energi ... Sumatera Selatan Atas Dasar Harga ... Diatas Permukaan

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) Sumatera Selatan 280